GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DI DENPASAR, BALI Dico Gunawijaya 1, Ni Ketut Sri Diniari 2
|
|
- Teguh Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DI DENPASAR, BALI Dico Gunawijaya 1, Ni Ketut Sri Diniari 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Departemen Psikiatri Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah ABSTRAK Latar Belakang: Gangguan jiwa saat ini telah menjadi isu kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data dari Kemenkes tahun 2007, diperkirakan 25% dari total penduduk mengalami gangguan jiwa. Salah satu gangguan jiwa tersering adalah gangguan cemas. Gangguan cemas dapat dikarenakan oleh banyak faktor seperti keadaan keluarga. Keadaan keluarga yang berbeda dari yang lain, misalnya keberadaan anak yang berkubutuhan khusus, dapat memicu gangguan ini. Pada bulan November 2013, dilakukanlah penelitian mengenai tingkat kecemasan yang terjadi pada orang tua dengan anak berkebutuhan khusus yang dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Denpasar, Bali. Kecenderungan akan terjadinya gangguan cemas pada setiap karakteristik orang tua dibahas dalam penelitian ini. Metode: Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 dengan metode studi deskriptif cross-sectional. Subyek penelitian adalah orang tua siswa SLB-A Negeri Denpasar dan SLB-B Sidakarya Denpasar yang terdiri dari 57 orang. Data didapatkan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dengan program komputer. Hasil dan Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70,2% sampel tidak memiliki gangguan cemas, 21,1% kecemasan ringan, 8,8% kecemasan sedang, dan 0% kecemasan berat. Pada kelompok umur <40 tahun dan 40 tahun masing-masing terhitung 25,9% dan 33,3% melaporkan mengalami kecemasan. Ditinjau dari jenis kelamin, persentase gangguan cemas hampir sama; laki-laki 31% sedangkan perempuan 28,6%. Sebesar 40% dari sampel kategori SD atau SMP serta 27,6% kategori SMA atau kuliah mengalami gangguan cemas. Berdasarkan pekerjaan, kecemasan ringan paling banyak ditemukan pada karyawan swasta (40%) dan pekerjaan lainnya (40%), sedangkan kecemasan sedang paling banyak ditemukan pada sampel yang tidak bekerja (26,7%). Sekitar seperempat dari sampel (26%) yang berstatus menikah dan seluruh sampel (100%) yang berstatus bercerai mengalami gejala gangguan cemas. Simpulan: Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa SLB di Denpasar, Bali mayoritas tidak mengalami gangguan cemas. Frekuensi gangguan cemas yang muncul pada setiap karakteristik sampel yang didata bervariasi. Kata Kunci: tingkat kecemasan, orang tua, siswa SLB 1
2 DESCRIPTION OF THE ANXIETY LEVEL IN THE PARENTS OF SPECIAL- EDUCATIONAL-NEED (SEN) SCHOOL STUDENTS IN DENPASAR, BALI Dico Gunawijaya 1, Ni Ketut Sri Diniari 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Departemen Psikiatri Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah ABSTRACT Background: Mental health is one of health issue in Indonesia nowadays. According from data of Indonesian Ministry of Health on 2007, it is estimated that 25% of all population suffer from mental illness. One of the most prevalent mental illness is anxiety disorder. Many factors can cause anxiety disorder, for example family condition. Family condition that differs from others, like presence of special need children, can precipitate this disorder. On November 2013, a research of anxiety level in the parents of Special-Educational-Need (SEN) (Indonesian: Sekolah Luar Biasa (SLB)) school students in Denpasar was conducted. Tendency of the presence of anxiety disorder based on parents characteristics was analyzed in this research. Method: Research was conducted on November 2013 with cross sectional design. Subjects were parents of students in SLB-A Negeri Denpasar and SLB-B Sidakarya Denpasar, with the total of 57 samples. Data was collected using Hamilton Anxiety Rating Scale. Then data was analyzed in descriptive design with computer program. Result and Discussion: The result shown that 70,2% sample present no sign of anxiety disorder, 21,1% mild anxiety, 8,8% moderate anxiety, and 0% severe anxiety. In the age group of <40 y.o. and 40 y.o, anxiety symptoms was counted 25,9% and 33,3% respectively. Based on sex characteristic, percentage of anxiety disorder is nearly the same; 31% in male whereas 28,6% in female. 40% sample with lower educational level (elementary and junior high school) and 27,6% sample with higher educational level (senior high school and college) suffer from anxiety disorder. Based on sample s occupation, mild anxiety is mostly found in private workers (40%) and others (40%); moderate anxiety is mostly found in unemployment (26,7%). 26% sample that still married and 100% that divorced report anxiety symptoms. Conclusion: We can conclude that majority of the parents of SLB students in Denpasar, Bali are not suffering from anxiety disorder. Wide variation was found in frequency of anxiety disorder that reported from each characteristics of sample.. Keywords: anxiety level, parents, SEN school students 2
3 LATAR BELAKANG Menurut UU nomor 23 tahun 1992, sehat didefinisikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. 1 Dari definisi tersebut tersirat bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Maka dari itu, pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membentuk manusia seutuhnya antara lain dapat diselenggarakan melalui upaya pemeliharaan kesehatan jiwa. Pada banyak negara di dunia, gangguan jiwa banyak terjadi dan sering menyebabkan dampak yang serius pada penderita maupun lingkungannya. WHO menyebutkan bahwa 12% dari Global Burden Disease disebabkan oleh masalah gangguan jiwa, bahkan menunjukkan dampak lebih besar dari kanker (5,8%), penyakit jantung (4,4%), dan penyakit serebrovaskuler (3,2%). 1 Gangguan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara tidak hanya di Indonesia. Gangguan jiwa yang dimaksud tidak hanya gangguan jiwa psikotik, namun juga kecemasan, depresi, dan penggunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA). 1 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperkirakan sekitar 50 juta atau 25% dari total populasi 220 juta penduduk mengalami gangguan jiwa di Indonesia dengan diantaranya atau 0,46% berisiko mengalami gangguan jiwa berat. Dari sekitar satu juta penduduk tersebut, hanya orang yang terlayani dengan perawatan memadai di pusat kesehatan masyarakat. 2 Banyak gangguan jiwa yang muncul pada saat umur dewasa muda dan dewasa, serta menunjukkan efek samping yang signifikan terhadap kehidupan dari penderitanya. Gangguan jiwa pada dewasa juga diasosiasikan dengan terapi yang efektif dengan costeffectiveness ratios yang positif. 3 Gangguan ini disebabkan oleh berbagai macam jenis stresor, baik internal maupun eksternal. Pada sebuah survei di Amerika Serikat, stresor yang dirasa memengaruhi secara signifikan pada orang tua antara lain kondisi keuangan, pekerjaan, tanggung jawab keluarga, hubungan sosial, kondisi kesehatan pribadi, dan kondisi kesehatan keluarga. Stresor dari kondisi kesehatan keluarga terhitung dikeluhkan oleh 47% dari seluruh orang tua yang terlibat pada survei ini, yang meliputi kesehatan pasangan dan anak. 4 Gangguan cemas merupakan gangguan jiwa yang paling sering ditemukan pada populasi umum; hampir 30 juta orang menderita gangguan cemas di Amerika Serikat, dengan predominansi perempuan dua kali lebih besar daripada laki-laki. Gangguan ini sering menimbulkan angka morbiditas yang signifikan serta sering bersifat kronis dan resisten terhadap terapi. Kejadian traumatik dan stresor telah dibuktikan sebagai faktor utama pencetus gangguan ini. 5 Menurut Freud, salah satu klasifikasi dari kecemasan adalah kecemasan realitas, yaitu kecemasan atau rasa takut akan bahaya-bahaya dari luar. 6 Sesuai dengan pembahasan suvei stresor di atas, kesehatan anak merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan stres pada hampir setengah dari jumlah orang tua. 5 Orang tua yang memiliki anak dengan kesehatan yang terganggu, misalnya anak berkebutuhan khusus, akan merasakan berbagai masalah serta dapat 3
4 menimbulkan gejala gangguan jiwa yang bermakna seperti kecemasan. 7 Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan sekolah yang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. 8 Terhitung pada tahun 2013, dari total peserta didik di Provinsi Bali, siswa SLB di Denpasar sendiri terhitung 140 orang, termasuk diantaranya SLB- A, SLB-B, dan SLB-C. 9 Penelitian tentang kecemasan orang tua siswa SLB belum pernah dilakukan di Bali, khususnya Denpasar. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan evaluasi mengenai tingkat kecemasan orang tua siswa SLB di Denpasar. Dari hasil evaluasi ini diharapkan dapat menambah referensi yang menunjang bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan masyarakat. METODE Rancangan studi deskriptif cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa SLB A Negeri Denpasar dan SLB B Sidakarya Denpasar. Adapun besar sampel yang diperlukan adalah 55 orang; jumlah ini didapat berdasarkan rumus sampel cross-sectional dengan metode koreksi sampel apabila populasi kurang dari orang (Z=1,96; p=0,592; q=0,408; d=10%; N=140). Kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu sampel kooperatif dan memiliki hubungan keluarga vertikal langsung atau tidak langsung dengan siswa (misal ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi). Data yang dikumpulkan berupa data primer. Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap sampel meliputi karakteristik demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan status pernikahan) serta tingkat kecemasan. Tingkat kecemasan dinilai dengan Hamilton Anxiety Rating Scale melalui pertanyaan mengenai adanya gejala cemas sesuai pada tabel dan dilanjutkan dengan pemberian skor untuk setiap gejala. Total skor untuk seluruh gejala dikonversikan menjadi: <14 = tidak ada kecemasan, = kecemasan ringan, = kecemasan sedang, dan 25 = kecemasan berat. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan software komputer. Adapun hal yang dianalisis antara lain: analisis univariate terhadap karakteristik demografi sampel, analisis univariate terhadap frekuensi tingkat kecemasan, dan tabulasi silang antara karakteristik demografi sampel dengan frekuensi tingkat kecemasan. HASIL Karakteristik Demografi Sampel Rentang umur sampel pada penelitian ini yaitu dari yang terkecil 24 tahun sampai yang terbesar 85 tahun, dengan rerata usia 41 tahun. Dalam Tabel 1 terlihat bahwa persebaran sampel berdasarkan umur didominasi oleh orang tua berusia 40 tahun (52,6%). Persebaran sampel berdasarkan jenis kelamin menunjukkan persebaran yang cukup merata antara laki-laki dan perempuan dengan persentase masingmasing 50,9% dan 49,1%. Pendidikan terakhir sebagian besar sampel adalah tinggi yakni sebanyak 82,5%. Pekerjaan dari sampel yang terbanyak adalah karyawan swasta (26,3%) dan tidak bekerja (26,3%), diikuti oleh PNS (19,3%), pedagang (19,3%), dan lainnya (8,8%). Mayoritas sampel dalam penelitian ini memiliki status sudah menikah, yakni sebanyak 94,7%; sisanya sebanyak 5,3% berstatus janda/duda. 4
5 Tabel 1. Karakteristik Demografi Sampel No. Variabel Jumlah Persentase 1 Umur - < 40 tahun - 40 tahun ,4% 52,6% Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan Pendidikan terakhir - Rendah (SD/SMP) - Tinggi (SMA/kuliah) Pekerjaan - PNS - Karyawan swasta - Pedagang - Tidak bekerja - Lainnya Status pernikahan - Menikah - Tidak menikah - Bercerai ,9% 49,1% 17,5% 82,5% 19,3% 26,3% 19,3% 26,3% 8,8% ,7% 0% 5,3% Total % Tabel 2. Frekuensi Tingkat Kecemasan No. Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase 1 Tidak ada 40 70,2% 2 Ringan 12 21,1% 3 Sedang 5 8,8% 4 Berat 0 0% Total % Frekuensi Tingkat Kecemasan Tabel 2 menggambarkan frekuensi dari tingkat kecemasan sampel yang diteliti. Berdasarkan hasil konversi skala Hamilton Anxiety Rating Scale, diketahui 70,2% sampel tidak memiliki gejala dari gangguan cemas. Kecemasan ringan ditemukan sebanyak 21,1% dari seluruh sampel, sedangkan kecemasan sedang sebanyak 8,8%. Tidak ditemukan sampel yang menunjukkan gejala kecemasan berat. Tabulasi Silang antara Karakteristik Demografi Sampel dengan Frekuensi Tingkat Kecemasan Distribusi frekuensi tingkat kecemasan berdasarkan variabel karakteristik demografi ditunjukkan dalam Tabel 3. Secara umum didapatkan distribusi sampel yang tidak memiliki gangguan kecemasan pada setiap kategori di masing-masing variabel lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kecemasan ringan maupun sedang. 5
6 Tidak ada sampel yang menunjukkan gejala kecemasan berat. Jumlah orang tua siswa yang mengalami gangguan cemas pada kelompok umur < 40 tahun dan 40 tahun masing-masing tercatat hampir sepertiganya yaitu 25,9% dan 33,3%. Ditinjau dari jenis kelamin, kategori tidak ada kecemasan mendominasi baik pada laki-laki maupun perempuan. Sebanyak 31% sampel laki-laki dan 28,6% sampel perempuan memiliki gangguan cemas. Berdasarkan pendidikan terakhir sampel, didapatkan bahwa dua pertiga dari sampel tidak memiliki gangguan cemas pada kategori rendah (60,0%) maupun tinggi (72,3%). Pada kategori rendah, 30% memiliki kecemasan ringan dan 10% memiliki kecemasan sedang. Sementara itu pada kategori tinggi, 19,1% diantaranya memiliki kecemasan ringan dan hanya 8,5% memiliki kecemasan sedang. Tingkat kecemasan ringan paling banyak ditemukan pada karyawan swasta (40%) dan pekerjaan lainnya (40%), sedangkan tingkat kecemasan sedang paling banyak ditemukan pada sampel yang tidak bekerja (26,7%). Gangguan cemas juga ditemukan pada 26% dari sampel yang menikah dan 100% dari sampel yang bercerai. Tabel 3. Karakteristik Demografi No. Variabel Tingkat Kecemasan Tidak Ada Ringan Sedang Total Umur 1 - < 40 tahun - 40 tahun 20 (74,1%) 20 (66,7%) 3 (11,1%) 9 (30,0%) 4 (14,8%) 1 (3,3%) 27 (100%) 30 (100%) Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan Pendidikan terakhir - Rendah (SD/SMP) - Tinggi (SMA/Kuliah) Pekerjaan - PNS - Krywn. swasta - Pedagang - Tidak bekerja - Lainnya Status pernikahan - Menikah - Tidak menikah - Bercerai 20 (69,0%) 20 (71,4%) 6 (60,0%) 34 (72,3%) 10 (90,9%) 9 (60,0%) 8 (72,7%) 10 (66,7%) 3 (60,0%) 40 (74,1%) 0 0 (0%) 8 (27,6%) 4 (14,3%) 3 (30,0%) 9 (19,1%) 1 (9,1%) 6 (40,0%) 2 (18,2%) 1 (6,7%) 2 (40,0%) 11 (20,4%) 0 1 (33,3%) 1 (3,4%) 4 (14,3%) 1 (10,0%) 4 (8,5%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (9,1%) 4 (26,7%) 0 (0%) 3 (5,6%) 0 2 (66,7%) 29 (100%) 28 (100%) 10 (100%) 47 (100%) 11 (100%) 15 (100%) 11 (100%) 15 (100%) 5 (100%) 54 (100%) 0 (100%) 3 (100%) 6
7 DISKUSI Dari total 57 sampel, 17 sampel (29,8%) mengalami gejala gangguan cemas, dengan persentase 21,1% menunjukkan gejala ringan dan 8,8% gejala berat. Gejalagangguan cemas yang terjadi pada orang tua dengan anak berkebutuhan khusus disebabkan karena masalah yang dapat timbul akibat mengasuh anak tersebut cenderung lebih rumit dibandingkan dengan mengasuh anak normal. 7 Berdasarkan teori dari Freud, kecemasan ini merupakan jenis kecemasan realitas, yang mana berasal dari rasa takut terhadap keadaan yang mengancam di realitas. 6 Hal yang juga menyebabkan sebagian besar orang tua dengan anak berkebutuhan khusus mengalami kecemasan adalah kemungkinan adanya konflik dalam diri ketika menghadapi anak tersebut; orang tua sering merasa bimbang terhadap kondisi anaknya. 10 Masalah yang dilaporkan sampel saat wawancara antara lain masa depan anak, pengasuhan, hasil terapi yang tidak memuaskan, stigma lingkungan, dan kecemburuan sosial. Mayoritas dari sampel penelitian, sebesar 70,2%, tidak melaporkan adanya gejala gangguan cemas. Proses penyesuaian diri orang tua terhadap keadaan anak dapat merupakan alasan seluruh sampel pada kategori tidak ada gangguan cemas. Beberapa faktor yang berperan dalam penyesuaian diri ini yaitu tingkat keparahan kelainan, status ekonomi, jumlah anggota keluarga, dan jenis kelamin anak tersebut. 10 Umur Pada kelompok umur < 40 tahun dan 40 tahun masing-masing terhitung 25,9% dan 33,3% melaporkan mengalami kecemasan ringan dan sedang. Terlihat bahwa frekuensi tingkat kecemasan pada kelompok umur 40 tahun sedikit lebih tinggi. Hasil perhitungan ini kemungkinan disebabkan oleh mid-life crisis. Mid-life crisis, dalam arti yang sederhana, adalah proses transisi yang dirasa menyusahkan ketika seseorang berumur sekitar 40 tahun; termasuk di dalamnya adalah perubahan kondisi keluarga. 11 Ada pula beberapa studi yang telah melaporkan frekuensi gangguan cemas terhadap umur, namun peneliti tidak bisa membandingkannya karena kategori pengelompokan umur yang berbeda dengan penelitian ini. 3,12,13 Jenis Kelamin Ditinjau dari jenis kelamin, dapat dilihat bahwa persentase gangguan cemas hampir sama. Sampel laki-laki yang mengalami gangguan cemas adalah 31% sedangkan sampel perempuan terhitung sebesar 28,6%. Namun ada banyak faktor lainnya yang dapat menimbulkan gangguan cemas, misalnya bagaimana cara individu menangani stres serta kemampuannya dalam menangani stres tersebut, yang mana berbeda untuk setiap individu. Pada survei stressor American Psychological Association tahun 2010, juga didapatkan bahwa perempuan melaporkan stresor yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (28% versus 20%). Survei ini juga menyatakan bahwa pekerjaan sebagai stresor dilaporkan oleh 70% sampel. 4 Mengingat hampir seperempat sampel penelitian ini hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, faktor pekerjaan sebagai stresor dapat diabaikan; maka dari itu sampel perempuan yang melaporkan gejala kecemasan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Pendidikan Terakhir 7
8 Sebesar 40% dari sampel kategori rendah serta 27,6% kategori tinggi mengalami gangguan cemas. Temuan ini sesuai dengan studi dari Idaiani mengenai hubungan bivariat antara gangguan mental dan karakteristik responden Riskesdas Studi ini menunjukkan bahwa gangguan mental pada individu dengan pendidikan tinggi, yang dalam penelitian ini adalah tinggi, terhitung sebesar 3,1% sampel. Jumlah ini lebih rendah daripada tingkat pendidikan rendah, yaitu terhitung sebesar 96,8%. 2 Tingkat pendidikan terakhir merupakan salah satu faktor yang bekontribusi pada gangguan cemas. Orang dengan tingkat pendidikan rendah cenderung mudah mengalami stres dibandingkan dengan orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi karena perbedaan wawasan yang dimiliki, yaitu kemampuan pemahaman masalah serta pengambilan keputusan untuk menghadapi masalah tersebut. 7 Pekerjaan Berdasarkan kategori pekerjaan sampel, ditemukan adanya variasi tingkat kecemasan ringan dan sedang. Tingkat kecemasan ringan paling banyak ditemukan pada karyawan swasta (40%) dan pekerjaan lainnya (40%), sedangkan tingkat kecemasan sedang paling banyak ditemukan pada sampel yang tidak bekerja (26,7%). Namun menurut peneliti, banyak faktor yang mempengaruhi perhitungan ini, antara lain lingkungan kerja sampel yang beragam dan tingkat penghasilan yang tidak dijadikan variabel dalam penelitian ini. Status Pernikahan Sekitar seperempat dari sampel (26%) yang berstatus menikah dan seluruh sampel (100%) yang berstatus bercerai mengalami gejala gangguan cemas. Namun satu studi mengatakan bahwa gangguan mental cenderung lebih banyak dialami oleh individu yang menikah. 2 Status pernikahan dinilai penting dalam kaitannya dengan gangguan cemas, khususnya apabila dinilai dari segi hubungan ke depannya antara orang tua dengan anaknya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil survei oleh American Psychological Association; pendapat terbanyak dalam menangani dan mencegah stresor adalah dengan menjaga hubungan baik dengan keluarga. 4 SIMPULAN Dilihat dari frekuensi tingkat kecemasan sampel, 70,2% tidak memiliki gejala gangguan cemas, 21,1% kecemasan ringan, 8,8% kecemasan sedang, dan 0% kecemasan berat. Pada kelompok umur < 40 tahun dan 40 tahun masing-masing terhitung 25,9% dan 33,3% mengalami kecemasan ringan dan sedang. Ditinjau dari jenis kelamin, persentase gangguan cemas hampir sama; laki-laki 31% sedangkan perempuan 28,6%. Sebesar 40% dari kategori pendidikan rendah serta 27,6% kategori tinggi mengalami gangguan cemas. Kecemasan ringan paling banyak ditemukan pada karyawan swasta (40%) dan pekerjaan lainnya (40%), sedangkan kecemasan sedang paling banyak ditemukan pada sampel yang tidak bekerja (26,7%). Sekitar seperempat sampel (26%) yang menikah dan seluruh sampel (100%) yang berstatus bercerai mengalami kecemasan. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa SLB di Denpasar, Bali mayoritas tidak mengalami gangguan cemas. Frekuensi gangguan cemas yang muncul pada 8
9 setiap karakteristik sampel yang didata bervariasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 406/Menkes/SKNII2009 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; Idaiani S, Suhardi, Kristanto AY. Analisis Gejala Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 2009;59(10): Kessler RC, Aguilar-Gaxiola S, Alonso J, Chatterji S, Lee S, Ormel J, Üstün TB, Wang PS. The Global Burden of Mental Disorders: An Update from the WHO World Mental Health (WMH) Surveys. Epidemiol Psichiatr Soc. 2009;18(1): American Psychological Association. Stress in America Findings. Washington: American Psychological Association; Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Science/Clinical Psychiatry (Tenth Edition). New York: Lippincott Williams & Wilkins; Andri, Yenny D. Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan Berbagai Mekanisme Pertahanan terhadap Kecemasan. Majalah Kedokteran Indonesia. 2007;57(7): Norhidayah, Wasilah S, Husein AN. Gambaran Kejadian Kecemasan pada Ibu Penderita Retardasi Mental Sindromik di SLB-C Banjarmasin: Tinjauan terhadap Usia Anak, Paritas, dan Tingkat Pendidikan Ibu. Berkala Kedokteran. 2013;9(1): Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Anak, Kementerian Kesehatan RI; Pusat Data dan Statistik Pendidikan. Rekapitulasi Data Peserta Didik Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Diunduh dari: ef_nisn/data.php?cont= Rahmah H, Zamralita. Penyesuaian Diri Orang Tua yang Memiliki Anak Retardasi Mental Ringan. Jurnal Ilmiah Psikologi ARKHE. 2004;9(2): Wethington E. Expecting Stress: Americans and the Midlife Crisis. Motivation and Emotion. 2000;24(2): Kessler RC, Berglund P, Demler O, Jin R, Merikangas KR, Walters EE. Lifetime Prevalence and Age-of- Onset Distributions of DSM-IV Disorders in the National Comorbidity Survey Replication. Arch Gen Psychiatry. 2005;62: Kessler RC, Chiu WT, Demler O, Walters EE. Prevalence, Severity, and Comorbidity of 12-Month DSM-IV Disorders in the National Comorbidity Survey Replication. Arch Gen Psychiatry. 2005;62:
Karakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode
Karakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode 2011-2013 Nyoman Ari Yoga Wirawan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR
ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR Cemas adalah perasaan tidak pasti atau tidak menentu terhadap ancaman atau ketakutan yang akan terjadi yang muncul tanpa alasan
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN KECEMASAN PADA IBU PENDERITA RETARDASI MENTAL SINDROMIK DI SLB-C BANJARMASIN
Norhidayak, dkk. Gambaran Kecemasan pada Ibu GAMBARAN KEJADIAN KECEMASAN PADA IBU PENDERITA RETARDASI MENTAL SINDROMIK DI SLB-C BANJARMASIN Tinjauan Terhadap Usia Anak, Paritas dan Tingkat Pendidikan Ibu
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013
ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 03 I Dewa Ayu Aninda Vikhanti, I Gusti Ayu Indah Ardani Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Tingkat Kecemasan pada Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome di Yayasan Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS) Bandung Periode Maret-Mei Tahun 2016 Anxiety
Lebih terperinciPENDAHULUAN ARTIKEL PENELITIAN. Aretha Aprillya Kusumadjaja 1, I Gusti Ayu Indah Ardani 2
Aretha Aprillya Kusumadjaja, I Gusti Ayu Indah Ardani (Skrining E-JURNAL Depresi pada MEDIKA, Ibu dengan VOL. 6 Anak NO. 11, Tuna NOVEMBER, Grahita...) 2017 : 103-107 ISSN: 2303-1395 Skrining Depresi pada
Lebih terperinciTINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013
TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013 DISUSUN OLEH : KEVIN DILIAN SUGANDA (100100075) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat.
Lebih terperinciJURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciHubungan tingkat kecemasan terhadap aktivitas sehari-hari pada lansia di Panti Werdha Wana Seraya, Denpasar - Bali
E-JURNAL MEDIKA, Ida VOL. Bagus 7 NO. Gede 1, JANUARI, Hendra 2018 Kusuma, : 37 - IGA 42 Indah Ardani (Hubungan tingkat kecemasan terhadap aktivitas...) ISSN: 2303-1395 Hubungan tingkat kecemasan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN VARIASI DIAGNOSIS KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK JIWA RSUP SANGLAH
KARAKTERISTIK DAN VARIASI DIAGNOSIS KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK JIWA RSUP SANGLAH Oleh: Wangi Niko Yuandika Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Abstrak Di negara berkembang seperti di Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) DENGAN TINGKAT ANSIETAS ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB C NEGERI DENPASAR
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) DENGAN TINGKAT ANSIETAS ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB C NEGERI DENPASAR OLEH: NI WAYAN LISNAYANTI NIM. 1002105084 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan kesehatan. Pentingnya pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN...
Lebih terperinciTINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1
Lebih terperinciABSTRAK SKRINING DEPRESI PADA IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA MENGGUNAKAN ALAT BECK DEPRESSION INVENTORY
ABSTRAK SKRINING DEPRESI PADA IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA MENGGUNAKAN ALAT BECK DEPRESSION INVENTORY DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI C DAN C1 KOTA DENPASAR TAHUN 2014 Latar Belakang : Besarnya angka ketergantungan
Lebih terperinciPutu Arysta Dewi, 1 dr. I Gusti Ayu Indah Ardani, SpKJ 2
Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013 Putu Arysta Dewi, 1 dr. I Gusti Ayu Indah Ardani,
Lebih terperinciUdayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.
Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013 Putu Arysta Dewi 1, I Gusti Ayu Indah Ardani
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI Sarah Damayanti R.P. Marbun 1, Titis Hadiati 2, Widodo Sarjana 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciAbstrak. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.
Abstrak Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014. Triadi Arif Maulana, 2015. Pembimbing I : dr. Stella Tinia Hasianna, M.Kes.
Lebih terperinciDERAJAT DAN FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2008 PERIODE SEPTEMBER 2009 DESEMBER
ABSTRAK DERAJAT DAN FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2008 PERIODE SEPTEMBER 2009 DESEMBER 2009 Arga Gabriel Podanatur, 2009; Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah depresi kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena dapat menyerang seluruh usia dan lapisan masyarakat. Depresi merupakan gangguan suasana perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK 1 Valeria Legoh 2 J.S.M Saerang 2 Laya Rares 1 Kandidat Skripsi Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciNur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI
PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH
Lebih terperinciHubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014
Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014 Muhammad Alif Hilmi*, Carla Raymondalexas Marchira**, Budi Pratiti**. *Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciLUH PUTU MEITA PRIMAYUNI YADNYA
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AUTISME DI PUSAT TUMBUH KEMBANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KOTA DENPASAR TAHUN 2012 LUH PUTU MEITA PRIMAYUNI
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
Volume 4, No. 2, Desember 2 ISSN 285-92 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI Hermawan Mahasiswa STIKES RS. Baptis Kediri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan individu manusia, karena dengan sehat jiwa seseorang mampu berkembang secara fisik, mental dan
Lebih terperinciSKRIPSI. TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA SEMESTER V DAN VII FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNAIR SURABAYA TAHUN 2015 (berdasarkan alat ukur Hamilton)
SKRIPSI TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA SEMESTER V DAN VII FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNAIR SURABAYA TAHUN 2015 (berdasarkan alat ukur Hamilton) Oleh: CANDRA ARI HIDAYATI NIM 100810383 UNIVERSITAS
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014
144 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 Suherni 1, Anita Rahmawati 1 1 Jurusan Kebidanan
Lebih terperinciThe Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada
Lebih terperinciGAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.
GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA Rachel Satyawati Yusuf 1, Novy Helena Catharina Daulima 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI
UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di dalam kandungan. Pertumbuhan serta perkembangan anak yang normal menjadi impian setiap
Lebih terperinciPENELITIAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT YANG MENGALAMI PROSES PENUAAN. Di Dusun Besar Desa Prayungan Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo
PENELITIAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT YANG MENGALAMI PROSES PENUAAN Di Dusun Besar Desa Prayungan Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Oleh: NURUL KALIFAH 11611992 PROGRAM STUDI D IIII KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK
KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU Badariah 1), Farida Halis Dyah Kusuma. 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Perilaku Merokok dan Insomnia pada Karyawan Fakultas Kedokteran Unisba Mohammad Azhar, Dadang Rukanta 2, Hilmi Sulaiman Rathomi 3 Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKATAN STRES PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK TAHUN 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKATAN STRES PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK TAHUN 215 DWI TIRTA PERWITASARI I111112 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI
UNIVERSITAS UDAYANA PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) PADA SEKOLAH DENGAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DAN TANPA PIK-R DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang remaja mengalami perubahan fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta seperti menjadi magnet yang menarik orang untuk datang dan tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala kemudahan dan serba
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinci5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi
DAFTAR ISI Halaman COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.3.1
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sangat ditunjang oleh pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jiwa adalah salah satu komponen penting dalam menetapkan status kesehatan. menghambat pembangunan (Hawari, 2012)
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan menurut Undang Undang Kesehatan (UU No. 36 Tahun 2009) pasal 1 adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO
KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO Dian Wahyu Laily*, Dina V. Rombot +, Benedictus S. Lampus + Abstrak Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang terjadi di
Lebih terperinciD I A N A FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGANYA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RSJD PROPINSI SUMUT MEDAN TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : D I A N A 101101001 FAKULTAS
Lebih terperinciSAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM....ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciPrevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik
666 Artikel Penelitian Prevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik Tomas Apriady 1, Amel Yanis 2, Yulistini 3 Abstrak Ansietas atau kecemasan adalah perasaan
Lebih terperinciPerbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)
Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Andri Gunawan e-mail : mixtape.inside.andri@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan mental yang terjadi hampir di seluruh negara di dunia. Gangguan syaraf dan mental mempengaruhi lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian besar populasi penduduk dunia. 1 Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuka
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN 2015 (survei pada perawat IGD dan ICU di RSUD Cilacap Jawa Tengah) IRDA MAYASARI LOBO 1) YULDAN
Lebih terperinciPERBEDAAN PREVALENSI DEPRESI PADA KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DAN KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WARMADEWA
PERBEDAAN PREVALENSI DEPRESI PADA KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DAN KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WARMADEWA Luh Made Mustikayanthi Devi 1, Ni Ketut Sri Diniari 2 1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Tingginya prevalensi obesitas di dunia, menyebabkan terganggunya kondisi fisik, psikososial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA DI INSTALASI JIWA RSUD BANYUMAS TAHUN 2015
GAMBARAN KARAKTERISTIK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA DI INSTALASI JIWA RSUD BANYUMAS TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : FAJAR KURNIAWAN 1211020176
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada kenyataannya masih jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu 102 per 100.000 kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor) (Yosep, 2013). Gangguan jiwa yaitu suatu
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG I KABUPATEN BADUNG BALI 2015
GAMBARAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG I KABUPATEN BADUNG BALI 2015 Lindia Prabhaswari 1, Ni Luh Putu Ariastuti 2 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), termasuk salah satu dari tujuh provinsi di Indonesia yang berpenduduk dengan struktur tua (lansia). Data Departemen Sosial (Depsos)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan. dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Kecemasan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang mengganggu fungsi mental sehingga menempatkan seseorang dalam kategori tidak sejahtera. Gangguan jiwa adalah respon maladaptif
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBEDA PERSEPSI DOKTER PUSKESMAS INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA
BEDA PERSEPSI DOKTER INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA DIFFERENT PERCEPTION BETWEEN INTEGRATION AND NON-INTEGRATION PRIMARY CARE DOCTOR IN KLATEN REGENCY TOWARDS
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Yayasan Perguruan Sultan. Iskandar Muda Sunggal Terhadap Efek dan Bahaya Amfetamin
KARYA TULIS ILMIAH Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Sunggal Terhadap Efek dan Bahaya Amfetamin Oleh : FRANSISCA KOTSASI 090100344 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciSKRIPSI DARMAN NABABAN
SKRIPSI ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL BERHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH: DARMAN NABABAN 080502177 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciVISI (2015) 23 (3)
GAMBARAN TINGKAT STRES PENDERITA LIKEN SIMPLEKS KRONIK DI BEBERAPA KLINIK DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN DI KOTA MEDAN PADA BULAN FEBRUARI-MARET TAHUN 2015 Rudyn Reymond Panjaitan ABSTRACT This study
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KECEMASAN PADA SISWA DAN SISWI KELAS XII IPA/IPS SMA SANTA MARIA 2 ANGKATAN 2009
ABSTRAK GAMBARAN KECEMASAN PADA SISWA DAN SISWI KELAS XII IPA/IPS SMA SANTA MARIA 2 ANGKATAN 2009 Mery Sihombing, 2009. Pembimbing : Pieter Togap Sihombing,dr.,SpKJ.,M.kes Setiap manusia pasti pernah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Gangguan kecemasan diperkirakan dialami 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan
Lebih terperinciGAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN
GAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN SKRIPSI Oleh: AHMAD SYAHIDIN SINAGA 121121015 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Seseorang dikatakan dalam keadaan sehat apabila orang tersebut mampu menjalani perannya dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat termasuk penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lain (NAPZA), tetapi juga meliputi berbagai
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang
Lebih terperinciDUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)
19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE
ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE 2006-2007 Silvia Susanti, 2008. Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : July Ivone, dr., MS.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap adanya tuntutan atau beban. Menurut Griffin dalam Sood (2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres menurut Selye dalam Yusoff (2010) adalah respon tubuh nonspesifik terhadap adanya tuntutan atau beban. Menurut Griffin dalam Sood (2013) didefinisikan sebagai
Lebih terperinciIndah Puspasari Kiay Demak*, Suherman** ABSTRACT
HUBUNGAN UMUR, JENIS KELAMIN MAHASISWA DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN SARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UNIVERSITAS TADULAKO Indah Puspasari Kiay
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan setiap orang tua. Namun kebahagiaan dan harapan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian maternal/ibu setiap 100.000 kelahiran
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Tingkat pada Lansia di Panti Jompo Kabupaten Karawang Jawa Barat Correlation Between Age and Gender With The Level
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kedokteran FK Universitas Udayana. 3. Dr. dr. I. W. P. Sutirta Yasa, M.Si, ketua blok Elective Study serta dr.
KATA PENGANTAR Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karunia-nya, penelitian ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah
Lebih terperinci