Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 BAB III DASAR TEORI 3.1 Perpindahan Panas Penggunaan sistem pendinginan pada perinsipnya mentransfer panas untuk mendapatkan kondisi udara yang nyaman. Berikut ini tiga perinsip dasar dari perpindahan panas : 1. Energi panas tidak dapat di hancurkan, tetapi dapat di pindahkan dari satu subtansi ke subtansi yang lain. Untuk menghasilkan pendinginan, panas harus di ambil dari satu subtansi dengan memindahkan panas ke subtansi yang lain. Hal ini biasa di sebut sebagai asas Konversi energi. Sebagai contoh, es batu biasanya di letakan di dalam minuman untuk mendinginkannya sebelum di sajikan. Karena panas dipindahkan dari minuman ke es, maka suhu minman diturunkan. Panas di keluarkan dari minuman. Tidak dihancurkan, melainkan diserap oleh es kemudian es mencari dari bentuk padat. 2. Energi panas akan secara alami mengalir dari subtansi dengan temperature tinggi ke subtansi dengna temperature rendah dengan kata lain, dari dari panas ke dingin. 3. Energi panas bisa berpidah dari satu subtansi ke subtansi yang lain melalui tiga proses dasar : konduksi, konvecsi dan radiasi Gambar 3.1 Contoh transfer panas pada AC Pada gambar diatas adalah contoh dari perpindahan panas. Pada konduksi perpindahan energi panas (kalor) tidak di ikuti dengan zat pelantaranya. Misalnya 6

2 saja dengan menaruh batang besi bara ke batang besi lain yang dingin. Kita tidak akan melhat besi membara itu bergerak namun tiba-tiba besi yang semula dingin akan menjadi panas. Atau pada contoh lain seperti pada gamabr 3.1 air panas mengalir melaui pipa yang kemudian sirip-sirip pada pipa tersebut ikut menjadi panas. Radiasi merupakan proses terjadinya perpindahan panas tanpa menggunakan jat pelantara. Perpindahan secara radiasi sebagi contoh adalah bagaimana matahari memancarkan panas ke bumi. Contoh pada gambar 3.1, penutup konduktor memancarkan radiasi panas ke permukaan covernya. Konveksi merupakan perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat pelantara. Konveksi sebenarnya mirip dengan induksi, hanya saja jika induksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan konveksi merupaka perpindahan kalor yang di ikuti zat perantara. Contoh konveksi pada gambar 3.1 adalah perpindahan panas pada sirip-sirip AC ke ruangan menggunakan udara yang di hembuskan oleh fan. 3.2 Kenyamanan Ruangan Kebutuhan untuk kenyamanan udara berasal dari fakta bahwa panss tubuh manusia yang dihasilkan dari metobolisme tubuh. Panas ini di transfer melalui konveksi dan radiasi ke lingkungan. Agar tubuh merasa nyaman, lingkungan sekitarnya pastilah suhu dan kelembabannya yang sesuai untuk mentransfer panas belebih ini. Jika suhu udara di sekitar tubuh tinggi, tubuh meraasa tidak nyaman, hangat tubuh merespon dengan meningkatnya tingkat keringat. Gambar 3.2 contoh kondisi ruangan yang tidak nyaman. 7

3 JIka suhu udara di sekitar tubuh terlalu rendah, bagaimanapun tubuh akan kehilangan lebih bnayak panas daripada yang bisa dihasilkan. Tubuh merespon dengan penyempittnya pembulih darah pada kulit ntuk mengurangi kehilangan panas dan kita akan merasakan kondisi yang dingin. Istilah kenyamanan sering digunakan untuk mendefinisikan seperangkat kondisi yang lebih luas dari sekedar suhu dan kelembaban. Gerakan udara, udara segar yang cukup, kebersihan udara, tingkat kebisingan di tempat, pencahayaan yang memadai dan pekerjaan yang tepat. Yang dimaksud nyaman pada laporan ini akan focus pada aspek kenyamanan thermal. Kenyamanan termal tergantung pada pengaturan suhu lingkungan, dry bulb, kelembabab, dan aliran udara yang sesuai untuk tingkat aktifitas maskyarakat di tempat. Beban Pendidikan ruangna adalah tingkat dimana panas harus dikeluarkan dari ruangan. Untuk menjaga kondisi yang di inginkan di dalam ruangna umumnya suhu udara kerimg (Dry-bulb) dan kelembaban relatife. Beban pendinginan dalam ruangan dapat bersumber dari banyak komponen termasuk : Konduksi yang diperoleh dari luar ruangna melalui atap, dinding, esterior,langit, dan jendela, termasuk efek sinar matahari yang masuk melalui jenda. Radiasi panas matahari melalui atap dan jendela Pertambahan panas melalui konduksi dari ruangan yang berdampingan, atap, interioror, dinding partisi dan lantai Panas yang dihasilkan dari internal seperti panas manusia, peralatan computer, lampu dan perlalatan lain di ruangan 3.3 Sistem Air Conditioning Untuk mengkondisikan ruangan ada beberapa jenis sistem HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning) yang bisa digunakan. Pada bagian ini akan menjelaskan komponen komponen dari berbagai jenis sistem HVAC. Setiap sistem HVAC akan di subsistemkan yang di sebut sebagai sirklus/ "Loop Ada empat bagian loop utama yang akan di jelaskan. Pada aplikasinya ada sistem HVAC yang 8

4 hanya menggunakan 2 loop, 3 loop, atau 4 loop sistem. Berikut ini adalah loop pada sistem HVAC : Airside Loop Chilled-Water Loop Refrigration Loop Heat-Rejection Loop Airside Loop Loop pertama adalah Airside, dan sebagai komponen utama dari loop ini kondisi ruangan. Hal pertama dari dua hal yang dibutuhkan dari kenyamanan ruangan dalah dry-bulb temperature dan humidity. Dalam hal ini untuk mengatur dry-bulb temperature idalam suatu ruangan, panas dan moisture udara harus di tambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Sebgian besar sistem HVAC yang digunakan saat ini dapat membuat kondidisi pemanasan, pendinginan, dan kelembaban udara ke ruangan yang akan di kondisikan. Udara dan kelembaban yang masuk ke ruangan di sebut supply air dan udara yang keluar dari ruangan disebut return air. Gambar 3.3 contoh sirkulasi pengkondisian udara Pada gambar 3.3 contoh sirkulasi pengkondisian udara,pada ssaat cooling mode, air supply dingin masuk kedalam ruangan melalui diffuser menyerap panas dan moisture udara. Semakin rendah temperature supply air, maka panas dan moisture yang akan diambil akan semakin banyak. 9

5 Untuk menentukan berapa banyak supply air yang dibutuhkan di ruangan, dan harus keriang atau dingin, perlu di tentukan berapa banyak sensible heat dan moisture yang dihasilkan ruangan. Pada gambar 1.4 adalah ilustrasi sumber panas diruangan. Gambar 3.4 Ilustrasi sumber panas di ruangan Pada umumnya komponen utama pada Airside Loop adalah, Fan supply dari unit AHU (Air Handing Unit) atau FCU (Fan Coil Unit), Filter udara, Difuser air supply, saluran retunt air, saluran udala luar, saluran pembuangan udara, dan filter udara seperti yang diilustrasikan pada gambar 3.5 Gambar 3.5 Loop air side Supply Fan memasok udara supply air (SA) ke ruangan. Pada contoh gambar 3.5, udara dipasok untuk mengkondisikan ruangan dengan menjaga temperature pada 23.9 o C. dengan menggunakan fan yang sama, returnt air (RA) ditarik kembali ke luar dari ruangan tersebut. Sebagai alteatif, beberapa sistem ada 10

6 yang menggunakan fan lain (returnt fan), unuk menarik udara dari ruangan kembali ke AHU. Sebagian returnt air masuk kembali ke AHU dan di campur dengan sebagian udara dari udara luar (Outdoor Air / OA), dan sebagian lagi dari returnt air dibuang ke udara luar melalui exaust air. Udara campuran (Mix Air) dari retunt air dan outdoor air yang masuk ke ahu malalui Filter dan kemudian dilewatkan ke coil pendingin AHU. Koil pendingin AHU yang didalamnya mengalir Chilled Water mengambil panas dari udara campuran kemudian di sirkulasikan kembali ke ruangan oleh supply fan. Sistem sirkulasi pada Chilled water akan dijelaskan pada Chilled water Loop Chilled Water Loop ` Pada Aireside loop, Koil Pendingin digunakan untuk mendinginkan dan mengurangi moistur air supply udara. Dalam koil pendingin, mengalir cairan diginn melewati pipa dari koil pendingin. Cairan tersebut dapat berupa air, atau refrigerant. Energi panas mengalir dari zat suhu yang lebih tinggi ke zat dengan suhu yang lebih rendah. Karena itu, agar panas bisa di transfer dari udara, cairan yang mengalir melalui pipa coil pendingin harus lebih dingin daripada udara yang lewati sirip koil pendingin. Pada gambar 3.6 air dingin dengan temperature 5.6 o C mengalir melalui koil, kemudian menyerap panas dari udara, kemudian air keluaran dari koil pendingin menjadi lebih tinggi (13.9 o C) Gambar 3.6 Loop chilled water 11

7 Air yang keluar dari koil pendingin dihisap oleh pompa kemudian melaui Evaporator di sisi refrigration loop. Karena temperature dari air lebih tinggi dari temperature regrigrant yang ada dalam evaporator, panas dari air kemudian diserap oleh evaporator pada sisi refrigration loop. Mirip dengan loop di sisi udara, energy panas akan mengalir dari subtansi dengan temperature tinggi ke subtanti yang temperaturenya lebih rendah. Dalam loop ini panas dari air di sisi loop water-chilled kemudian berpindah ke refrigrant yang ada di evaporaor pada loop refrigration. loop disisi air dingin merenpon perubahan pendinginan beban dengan variasi suhu atau kuantitas air yang dikirim ke koil pendingin. Untuk memngontrol jumlah air yang mengalir yang mengalir melalui koil pendingin, digunakan oontrol valve. Pada saat beban pendinginan berkurang, control valve akan mengurangi laju air dingin yang mengalir melalui koil serta menurunkan kapasitas pendinginannya. Aliran air pada pipa dari koil pendingin harus lebih dingin daripada udara yang melewati fin pada koil pendingin. Pada gambar 3.6, air dingin dengan temperature 5.6 o C mengalir pada koil pendingin dan menyerap panas dari udara. Air keluaran dari koil lebih panas dengan temperature 13.9 o C Gambar 3.7 Shell and tube evaporator Pada gambar 1.7 memperlihatkan sheel and tube evaporator dimana refrigrant dingin dalam bentuk liquid mengalir melalui sela sela pada tube. Air panas yang masuk di salah satu ujung shell masuk ke dalam tube evaporator 12

8 kemudian terjadi perpindahan panas dari air yang ada dalam tube ke regrigrant yang ada pada shell, kemudian air dingin keluar dari ujung berlawanan dari shell Refrigeration Loop Loop yang ketiga dalah refrigeration loop. Seperti yang sudah dibahas pada chilled water loop, perpindahan panas pada evaporator, panas dari air dingin di berpindah ke refrigerant liquid. Refrigerant dengan temperature 3.3 o C masuk kedalam shell dari shell and tube evaporator. Panas kemudian ditransfer dari subtansi air ke refrigerant, sehingga regrigrant liquid kemudian mendidih. Selanjutnya regrigrant menguap (Superheat) menjadi 10 o C didalam evaporator sebelum masuk ke kompressor. Gambar 3.8 Refrigrantion loop Kompressor berfungsi untuk mempompa uap refrigerant bertekanan rendah dari evaporator dan di kompres menjadi tekanan tinggi. Penambahan pressure ini selalu di ikuti dengan naiknya temperature dari uap refrigerant (48,9 o C) seperti pada gambar 3.8. Umumnya tipe compressor yang digunakan pada sistem HVAC adalah berjenis reciprocating, scroll, helical-rotary (screw) dan centrifugal. Refrigreration loop biasanya merespon perubahan beban pendinginan dari unload compressor. Metode yang digunakan untuk unload compressor bergantung pada jenis kompresor yang digunakan. Banyak kompreosor reciprocating menggunkan silinder unloader, scroll compressor menggunakan on dan off, helicalrotary compressor menggunakan slide valve atau semacamnya, dan centrifugal compressor menggunakan inlet valve atau variable speed drive untuk mengontrol aliran uap refrigerant yang masuk. 13

9 Setelah keluar dari compressor, uap panas refrigerant dengan tekanan tinggi masuk ke condenser. Condenser adalah tempat pertukaran panas dan panas di transfer dari uap panas refrigerant ke udara, air, atau cairan lain dengan temperature dingin. Setelah panas di ambil dari refrigerant, keluar dari condenser refrigerant berubah phasanya menjadi refrigerant cair. Gambar 3.8 menunjukan beberapa model condenser dengan metode transfer panas yang berbeda-beda, menunjukan tiga tipe dari condenser yaitu, condenser berpendingin udara, evaporative, dan berpendignin air. pada tipe condener berpendingin udara, uap refrigerant panas bertekanan tinggi mengalir melalui pipapipa pada condenser. Udara dari luar area condenser dihisap menggunakan fan dari atas condenser mengalir melalui sirip dan pipa condenser sehingga terjadi perpindahan panas dari condenser ke udara luar. Variasi lain dari tipe condenser adalahh evaporative condenser. Pada tipe ini, refigrant yang mengalir dalam pipa condenser kemudian didinginkan oleh udara yang ditarik menggunakan fan, kemudian air disemprotkan pada permukaan luar pipa untuk membantu pendinginan refrigerant. Pada proses ini sebagian kecil air menguap, proses penguapan ini meningkatkan perpindahan panas refrigerant pada condenser ke udara. Air yang tersisa kemduan ditampung dalam bak penampungan untuk kemudian disirkulasikan kembali oleh pompa kecil. Tipe condenser berpendingin air yang paling umum adalah sell and tube condenser. Dengan desain ini, air mengalir melalui pipa dalam tabung condenser kemudian menyerap panas refrigerant yang ada pada sell condenser. Refrigerant yang berbentuk uap berada di bagian atas sell dan refrigerant yang sudah berbentuk cair berada dibagian bawah sell condenser. Temperature refrigerant cair yang keluar dari condenser masih relative tinggi (43.3 o C) seperti ditunjukan pada gambar 3.8. langkat terakhir dari siklus pendinginan refrigeration loop adalah untuk menurunkan tekanan refigrant cair dengan temperature tinggi melalui perangkat expansi. Expansi berfungsi untuk menurunkan tekanan yang tinggi, dengan demikian suhu dari refrigerant akan turun, pada contoh ini temperature refrigerant adalah 3.3 o C. Penurunan temperatur ini berfungsi agar refrigerant cukup dingin untuk menyerap panas di dalam 14

10 evaporator. Ada beberapa tipe dari perangkat expansi, namun yang ditunjukan dalam contoh gambar 3.8 adalah thermostatic expantion valve (TXV) Heat-rejection Loop Loop yang keempat adalah loop heat-rejection (pembuangan panas). Dalam refrigeration loop condenser memindahkan panas dari refrigerant ke udara atau air atau cairan lain. Dalam condenser berpendingin air, air mengalir melalui pipa dalam condenser saat uap refrigerant panas memasuki ruang shell yang mengelilingi tabung, panas tersebut berpindah ke air, menghangatkan air. pada gambar 3.8 air memasuki condenser dengan temperature 29.4 o C, menyerap panas refrigerant dan keluar dari condenser temperature air menjadi 37.8 o C Gambar 3.9 Heat rejection loop Air yang mengalir harus cukup dingin untuk mendinginkan panas dari uap refrigerant. Pertukaran panas ini memerlukan untuk mendinginkan air yang kembali dari condenser dengan temperature 37.8 o C menjadi temperature yang di inginkan (29.4 o C) sebelum di pompakan kembali ke condenser. Penukan panas (heat exchanger) untuk mendinginkan air condenser biasanya berbentuk Menara pendingin (cooling tower). 15

11 Gambar 3.10 Cooling tower Didalam cooling tower, air panas yang kembali dari condenser di semburkan melalui sirip (fill) didalam cooling tower kemudian propeller fan menarik udara dari luar ke bagian atas melalui sirip untuk mendinginkan air yang mengalir melalui sirip. salah satu tipe dari sirip cooling tower terdiri dari beberapa sirip yang disusun rapat. Air menyebar di atas permukaan sirip kemudian panas dari air ditransfer ke udara yang ditarik menggunakan fan. Sebagian air menguap dan air yang tersisa dari proses pendinginan ini kemudian jatuh ke bak penampungna (sump) untuk kemudian di sirkulasikan kembali ke condenser. 3.4 Chiller Trane CVHG Chiller Trane CVHG memiliki kapasitas ton refrigrasi. Bentuk chiller ini dapat dilihat pada gambar 3.10 dan gambar Chiller ini menggunakan refrigran R123 sehingga bekerja di bawah tekanan atmosfir. Berikit ini menjelaskan komponen komponen utama pada chiller Trane CVHG 16

12 Gambar Chiller Trne CVHG 17

13 Stage Compressor Compresor sentrifugal menggunakan prinsip kompresi dinamis, yang melibatkan pengubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya, untuk meningkatkan tekanan dan suhu zat pendingin. Ini mengubah energi kinetik menjadi energi statis. Gambar Compressor pada chiller CVHG Komponen utama dari compresor sentrifugal adalah impeller yang berputar. Bagian tengah atau mata impeller dilengkapi dengan pisau (Blades) yang menarik uap zat pendingin ke bagian radial yang berada dalam tubuh impeller. Impeler sepenuhnya terselubung, terbuat dari paduan aluminium dengan kekuatan tinggi. Gambar Kontruksi compressor centrivugal Impeler ditempatkan di casing volute terpisah (terbuat dari besi cor). Masing-masing menggabungkan dinding diffuser paralel yang dikelilingi oleh collection scroll. 18

14 Kompresor ini juga dilengkapi dengan modulating inlet guide inlet (IGV) yang dihubungkan dengan aktuator elektrik yang dipasang secara eksternal untuk memberikan kontrol kapasitas compressor. Compressor sentrifugal menggunakan 1 atau lebih impeler untuk mengkompresikan refrigeran. compressor multistage menggunakan 2 atau 3 impeler untuk meningkatkan tekanan uap refrigrant untuk mencapai tekanan kerja refrigerant. Uap refrigrantyang dikompres bergerak dari outlet impeler kompresor stage pertama ke inlet impeler compressor stage-kedua dan kemudian ke impeller stage ketiga. Setelah keluar dari impreller stage ketiga, uap regrigrant kemudian terkumpulkan di compressor volute dan malaju ke condenser Condenser Uap refrigeran bertekanan tinggi dikeluarkan dari kompresor ke kedalam condenser yang berfungsi sebagai penukar panas refrigerant dengan air. Dalam condensor berpendingin air, air dipompa melalui tube condenser sementara uap refrigeran mengisi ruang shell yang mengelilingi tabung. Pelat penyekat (baffle plate) di antara sell dan tube pada condensor berfungsi untuk mendistribusikan uap panas refrigrant dari compressor ke seluruh permukaan condensor dan mengarah ke bawah di atas tube (bundle tube). Baffler plate tersebut berfungsi untuk mencegah pelepasan secara langsung uap refrigrant berkecapatan tinggi dan bertekanan tinggi yang keluar dari compressor. Karena perpindahan panas dari refrigrant bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi dengan air, refrigrant kemudian mengembun pada permukaan dalam condenser. Air dingin terlebih dahulu mengalir melalui condenser bagian bawah (Inlet) dan kemudian mengalir melalui condenser bagian atas (outlet). Hal ini menghasilkan perbedaan suhu yang hampir konstan antara refrigeran yang bergerak ke bawah dan permukaan dalam condenser, menghasilkan tingkat perpindahan panas yang seragam dalam condenser. 19

15 Cairan refrigerant yang terkondensasi mengumpulkan di bagian bawah shell dan mengalir melalui jalur refrigrant cair (liquid line) ke ekspansi device dan economizer. Gambar 3.14 di bawah ini menjukan kontruksi dari sell and tube terbuat dari pelat baja karbon. Gambar Kontruksi sell and tube condenser chiller CVHG Lembaran tabung baja karbon tebal dilas ke setiap ujung cangkang condenser dan dibor ulang untuk menampung pipa tembaga didalamnya. pipa tembaga tersebut kemudian di pasang penyangga sepanjang cangkang condenser untuk menghindari kontak dan gerakan relative di anatara pipa yang berdekatan. Pipa tembaga yang dipasang berdiameter satu inci atau tiga perempat inci. Tergantung dari kapasitas pendinginan condenser. Semakin besar kapasitas pendinginan condenser maka diameter dan jumlah pipa tembaga yang terpasan juga semakin banyak. Pada setiap ujung pipa kemudian permukaannya diperbesar menggunakan mesin expanded, untuk mencegah terjadinya kebocoran dan gerakan yang relative Alat Expansi (Expansion Device) Alat ekspansi digunakan untuk mempertahankan perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi (condensor) dan sisi tekanan rendah (evaporator) dari sistem pendinginan, seperti yang ditetapkan oleh compresor. Perbedaan tekanan ini memungkinkan suhu evaporator menjadi cukup rendah agar refrigrant dapat menyerap panas dari air yang didinginkan, dan suhu condensor menjadi cukup 20

16 tinggi bagi refrigeran untuk melepaskan panas terhadap air. Cairan pendingin bertekanan tinggi mengalir melalui alat ekspansi, menyebabkan penurunan tekanan yang mengurangi tekanan refrigrant ke evaporator. Pengurangan tekanan ini menyebabkan sebagian kecil cairan mendidih, atau "menyemprot". Refrigeran dingin yang tersisa keemudian masuk ke evaporator. Alat ekspansi juga digunakan sebagai sistem mengontrol aliran refrigeran cair, menyeimbangkan laju aliran refrigeran dengan kondisi beban evaporator. Dalam contoh chiller sentrifugal Trane CVHG, perangkat ekspansi yang digunakan adalah satu set dari 2 pelat orifice. Pada saat beban penuh, sebagian besar refrigrant bergerak menuju evaporator. Pada saat melalui pelat orifice, refrigeran cair mengalami penurunan tekanan dan level refrigrant akan semakin banyak (H1). Hal ini menyebabkan hanya sebagian kecil refrigerant yang menguap saat melewati pelat orifice kedua. Gambar Level refrigrant dan kontruksi orifice Saat beban berkurang, maka refrigeran yang bergerak ke eveporator melalui orifice lebih sedikit dan tingkat tekanan di liquid line berkurang. Sekarang, saat refrigerant cair melewati pelat orifice, refrigerant hanya mengalami penurunan tekanan sama dengan ujung bagian bawah (H2) sebelum beberapa di antaranya disepraikan. Hal ini menyebabkan flashing tambahan pada pelat orifice yang kedua, kemudian menyebabkan refrigerant cair yang mengalir ke evaporator menjadi lebih sedikit. 21

17 Economizer Pada chiller Trane CVHG dengan 3 stage compressor, prosess expansi terbagi menjadi 3 step dengan 3 bagian dan dipisahkan menjadi beberapa langkah pada economizer seperti di ilustariskan pada gambar 3.16 Gambar Kontruksi Economizer Refrigrant cair dari condensor memasuki orifice pertama (perangkat ekspansi), yang mengurangi tekanan refrigrant, uap yang dihasilkan dari proses ini kemudian kemudian masuk ke inlet impeler tahap ketiga. Penurunan tekanan ini menyebabkan sebagian refrigeran cair menguap, dan campuran cairan dan uap yang dihasilkan memasuki ruang tekanan tinggi economizer. Di sini, uap refrigrant dipisah kemabli dari campuran refrigerant cair dan kemudian diarahkan langsung ke inlet impeler tahap ketiga. Refrigerant cair yang tersisa bergerak ke perangkat ekspansi stage kedua. Perangkat ekspansi tahap kedua selanjutnya mengurangi tekanan refrigrant pada inlet impeler tahap kedua. Penurunan tekanan ini menyebabkan sebagian refrigeran cair menguap, kemudian campuran cairan dan uap yang dihasilkan memasuki ruang tekanan rendah dari economizer. Di sini, uap dipisahkan lagi dan diarahkan langsung ke inlet impeler tahap kedua. Refrigerant cair yang tersisa bergerak ke perangkat ekspansi ketiga dan evaporator. Refrigragrant yang masuk ke orifice stage ketiga sehingga mengurangi tekanan dan temperature refrigerant dan kemudian masuk ke evaporator. 22

18 Chiller Trane CVHG memiliki economizer dengan dua tahap, sehingga memberikan efisiensi hingga tujuh persen lebih besar daripada desain tanpa economizer. Karena chiller Trane CVHG menggunakan tiga impeler, dimungkinkan untuk memisahkan gas refigrant pada dua tekanan antara tekanan evaporator dan kondenser, yang secara signifikan meningkatkan efisiensi chiller Evaporator Pada evaporator sheel and tube seperti yang ditunjukan pada gambar 3.17, campuran refrigerant cair dengan tekanan rendah dan uap refrigeran memasuki sistem distribusi yang membentang sepanjang sell pada evaporator. Pembukaan baffle yang kecil di bagian distributor cairan menyediakan semprotan refrigeran di atas permukaan tabung di dalam sell evaporator, tempat refrigerant menyerap panas dari air yang relatif hangat yang mengalir melalui pipa didalam evaporator. Perpindahan panas ini mendidihkan cairan refrigrant pada permukaan tabung. Uap yang dihasilkan melewati eliminator untuk mencegah cairan tertarik ke atas. Uap mengumpulkan dalam ruangan besar di bagian atas sell evaporator dan ditarik kembali ke compresor. Air yang sekarang dingin bisa digunakan dalam berbagai proses aplikasi Gambar Kontruksi pada sell and tube evapororator chiller CVHG 23

19 Shell evaporator dibuat dari pelat baja karbon dan tube pada evaporator menggunakan tembaga berserat. Pada beberapa aplikasi bisa juga terbuat dari bahan copper nickel untuk ketahanan yang lebih kuat. Eliminator terbuat dari lapisan jaring logam kemudian dipasang di atas bundel sepanjang tabung evaporator untuk mencegah agar refrigeran cair masuk ke compressor Motor Motor digunakan untuk memutar impeller. Motor dihubungkan langsung (direct drive motor) ke poros impeller sehingga impeller berputar dengan kecepatan yang sama dengan motor. Motor dengan gear drive untuk memindahkan energinya ke poros impeller dengan menggunakan 1 atau lebih set roda gigi. Hal ini memungkinkan impeller untuk memutar pada kecepatan yang lebih tinggi daripada motor. Motor penggerak langsung membutuhkan lebih sedikit bering dan tidak menyebabkan kehilangan gear. Selain itu, karena compressor berputar pada kecepatan yang lebih lambat, sehingga suara yang dihasilkan compressor menjadi lebih halus daripada compressor yang menggunakan gear drive. Seperti ditunjukan pada gambar 3.18, Motor compressor disegel secara harmetik dengan dua tiang (pole) dan celah (slip) yang redahm. Rotor induksi terbuat baja karbon yang diolah dengan panas dan impeler dikunci langsung ke atasnya pada posisinya. Motor dengan tegangan 380 sampai 415 volt tiga fasa 50 hertz dihubungkan dengan enam terminal untuk full voltage (across line) starting atau voltase yang reduce (Star-Delta atau autotransformer) starting. 24

20 Gambar Kontruksi motor chiller CVHG Untuk motor dengan tegangan medium, 3300 sampai 6600 volt tiga fasa 50 hertz dipasok dengan tiga terminal untuk full voltage (across line) starting atau reduce voltage (primary reactor atau autotransformer) starting Motor Cooling Perbedaan penting lainnya pada motor compresor adalah perbandingan motor hamatik (motor tertutup) dan open tipe (motor terbuka). Motor hermetik seluruhnya tertutup dengan chiller. Pada Motor open tipe karena motor dipasang terpasang di luar dari sistem pendinginan chiller -dan menggunakan kopling untuk menghubungkan poros motor dengan compressor, sehingga pendinginan dari motor menggunakan udara luar. Sedangkan pada motor harmetik, Panas yang dihasilkan oleh motor hermetis diserap oleh refrigeran cair, dari saluran refrigerant cair (liquid line), yang dimengalirkan melalui sekitar bagian atas motor untuk mendinginkan motor. 25

21 Gambar Sistem pendinginan motor. Panas yang dihasilkan oleh motor open tipe dibuang ke udara yang ditarik masuk dari luar compressor. Panas ini tetap harus dibuang dari ruang peralatan, baik dengan ventilasi mekanik atau, jika ruangannya dikondisikan dengan air dari chiller. Dalam beberapa desain, udara ini hanya ditarik ke dalam housing motor oleh shaft motor yang berputar. Bagian ventilasi cenderung kotor dan dapat menyumbat, menghasilkan suhu operasi dan titik panas yang lebih tinggi sehingga mempengaruhi efisiensi dan keandalan motorik. Desain lainnya, seperti fan-coold yang benar-benar tertutup dan menggunakan kipas terpisah dengan housing motor untuk mendinginkan motor. Sistem ini mendekati efisiensi dan keandalan motor hermetis. Motor compresor Hermetik menghilangkan kebutuhan kopling shaft dan shaft seals eksternal yang ada pada motor open tipe. Kopling membutuhkan keselarasan yang tepat, dan segel ini merupakan sumber utama kebocoran oli dan refrigeran. Di sisi lain, jika motor terbakar, chiller hermetik akan memerlukan pembongkaran menyeluruh, sementara motor open tipe dapat mudah dipisahkan antara motor dan compressor. 26

22 Pelumasan Compressor Oli yang ditampung di oil tank dipompa kan oleh oil pump, pada gambar 3.20 ditunjukan dengan warna kuning. Oli tersebut di berfungsi untuk melumasi bering compressor bagian depan dan belakang untuk mencegah terjadinya gesekan langsung dengan cangkang compressor. Gambar Sistem pelumsan compressor CVHG. Setelah melumasi bering compressor, oli tersebut kemudian kembali melalui jalur oli balik (oil return) ke oil tank, yang sebelumnya di pisahkan antara uap refrigerant dengan oli pada pemisa oli (oil separator) ditunjukan dengan warna merah pada gambar. Uap refrigerant dari oil separator kemudian kembali ke condenser. Sebagian oli bercampur dengan refrigerant yang bersirkulasi ke seluruh sistem. Oli yang terbawa ke suction compressor dikembalikan ke oil tank melalui educator, pada gambar ditandai dewan warna hijau. Begitu pula oli yang masuk ke evaporator. Pada gambar ditandai oli warna ungu, namun pada jalur oli balik dari evaporator di pasang filter oli untuk mencegah kotoran masuk kedalam educator. Untuk menjaga oli tetap pada temperature yang semestinya, oli tank didinginkan oleh refrigerant uap yang diambil dari condenser yang di lewatkan melalui educator. pada gambar ditandai dengan warna merah muda. Campuran oli 27

23 dan refrigerant yang keluar dari educator kemudian masuk kembali ke oli tank untuk kemudian di sirkulasikan kembali EarthWise Purge Unit Pada chiller yang dirancang untuk menggunakan refrigerant dengan tekanan rendah, evaporator dan sisi hisap compressor beroprasi pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfir. Oleh karena itu, jika kebocoran kecil ada di salah satu bagian ini, udara akan bocor ke dalam chiller dan bukan refrigeran yang bocor ke udara luar. Gambar Purge unit. Udara di dalam chiller mengurangi luas permukaan yang tersedia untuk perpindahan panas. Hal ini juga meningkatkan tekanan refrigrant pada condensor, yang meningkatkan perbedaan tekanan yang dibutuhkan di compressor dan menyebabkan lebih banyak daya untuk dikonsumsi. Dalam kasus ekstrim, udara dapat menyebabkan tekanan balik ke compresor (surge), sehingga membatasi kemampuan chiller untuk menghasilkan air dingin. Akhirnya, campura udara lembab dapat menyebabkan korosi dan reaksi kimia berbahaya lainnya di dalam chiller. Semua chiller dengan tekanan rendah dilengkapi dengan sistem pembersihan udara (purge system) untuk membuang udara dan moisture ketika terjadi kebocoran Sistem PembersihanPendingin bertekanan rendah biasanya mencakup sistem pembersihan untuk menghilangkan udara dan kelembaban yang mungkin bocor, sambil meminimalkan emisi refrigrant. Purge sistem terdiri dari 28

24 sistem pendinginan kecil, sistem pompa, kontrol, dan penyaring yang lebih kering. Gambar 3.22 menunjukan komponen komponen pada purge unit. Gambar Komponen-komponen pada purge unit. 29

25 The EarthWise Purge adalah perangkat yang terpasang secara eksternal ke chiller. Ini pada dasarnya terdiri dari tangki, katup masuk dan keluar, dan sistem pendinginan. Evaporator sistem chiller terletak di tangki purge dan disebut evaporator purge. Tangki purge terhubung ke condensor chiller melalui jalur suplai dan return dimana refrigeran dapat mengalir dengan bebas. koil evaporator purge membuat permukaan dingin dan mendinginkan refrigerant R123 yang masuk kedalam tangki Ketika sirkuit refrigrasi purge berjalan, refrigrant dari condensor chiller tertarik ke permukaan dingin evaporator purge di tangki purge. Ketika refrigrant gas menyentuh permukaan dingin dari koil evaporator purge, sehingga refrigrant mengembun dan menjadi cairan. Refrigerant yang sudah menjadi cair akan berada di bagian bawah tanki purge sedangkan udara yang bersifat sulit di kondensasikan (uncondensible gas) akan tetap berada di atas. Apabila hanya uap refrigerant yang masuk kedalam tanki purge dan tidak ada uap yang sulit dikondensasikan masuk kedalam tanki purge, kemudian di dinginkan oleh evaporator purge maka, tanki purge akan terisi penuh oleh cairan refrigerant dan suhu pipa hisap compressor purge akan tinggi (gambar 3.23). Gambar Tanki purge terisi penuh oleh refrigrant 30

26 Lebih banyak uap refrigrant dari condensor chiller kemudian bermigrasi ke tangki purge untuk mengisi kekosongan ini. Refrigeran cair yang terkondensasi pada tangki pembersih kembali ke condensor pendingin melalui jalur balik (return line). Peningkatan jumlah uap yang tidak terkondensasi yang tertampung dalam tangki purge akan mengurangi beban perpindahan panas dari koil evaporator purge (gambar 3.24), sehingga suhu refrigerant yang dihisap compresor purge akan menurun. Gambar Tanki purge saat terisi udara 31

27 Suhu hisap compressor purge dimonitor oleh kontrol unit, sehingga apabila suhu hisap compressor kurang dari 10 o C maka akan mengaktifkan pump out compressor untuk menghilangkan uap yang tidak terkondensasi dari tangki purge (gambar 3.25). Gambar purge unit pada saat pump out Bila cukup banyak uap yang telah dikeluarkan, suhu hisap compresor purge akan meningkat lebih dari 10 o C dan menghentikan pump out compressor (gambar 3.26). Gambar Purge unit pada saat stop 32

28 EarthWise Purge sistem akan memonitor aktivitas pumpout untuk chiller tertentu sebagai indikator kebocoran udara ke chiller. Fitur ini disediakan untuk menginformasikan operator chiller aktivitas purge unit. Kemampuan untuk memantau operasi pembersihan merupakan fitur penting dari unit EarthWise Purge. 33

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan kompresor sebagai alat kompresi refrigeran, yang dalam keadaan bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Sistem Termodinamika Sistem termodinamika adalah bagian dari seluruh jagat raya yang harus diperhitungkan. Klasifikasi dari sistem termodinamika berdasarkan pada sifat-sifat batas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Dasar tentang Beban Pendinginan Kita ketahui bahwa tujuan utama dalam melakukan pentataan udara, adalah agar kenyamanan dalam suatu ruang dapat dicapai, sehingga manusia

Lebih terperinci

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package PENDAHULUAN Pendinginan adalah suatu proses penarikan kalor (Heat) dari suatu benda /zat sehingga temperaturnya lebih rendah

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

CHILLER. Gambar 1. Pipa Exchanger Chiller

CHILLER. Gambar 1. Pipa Exchanger Chiller CHILLER A. Pengertian Chiller Chiller adalah mesin refrigerasi yang memiliki fungsi utama mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS Laporan Kerja Praktek 14 BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS 3.1 PENGERTIAN AIR CONDITIONER Air Conditioner adalah seperangkat peralatan yang tergabung dalam satu kesatuan dan terbentuk

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet sangat beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2015 Sistem Pengkondisian Udara (AC) TATA UDARA Daerah

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini!

UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini! UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini! Penjelasan Umum Gambar di atas merupakan gambar rangkaian mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO

PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO LAPORAN AKHIR PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO OLEH : RHOMANSYAH 12 021 003 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

Basic Comfort Air Conditioning System

Basic Comfort Air Conditioning System Basic Comfort Air Conditioning System Manual Book (CAC BAC 09K) 5 PERCOBAAN 32 5.1. KOMPONEN KOMPONEN UTAMA DALAM SISTEM PENDINGIN TUJUAN: Setelah melakukan percobaan ini siswa akan dapat : 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI.

BAB II DASAR TEORI. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Sistem pendinginan secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem pendinginan secara langsung dan sistem pendinginan secara tidak langsung. Sistem pendinginan secara

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nama : Linggar G. C. M. A. Semester Genap SMK NEGERI 1 CIMAHI

Disusun oleh : Nama : Linggar G. C. M. A. Semester Genap SMK NEGERI 1 CIMAHI Disusun oleh : Nama : Linggar G. C. M. A. Kelas : XI TP A Semester Genap SMK NEGERI 1 CIMAHI Teknik Pendingin & Tata Udara 2010/2011 KATA PENGANTAR Allhamdulillahi rabbil alamiin, pertama-tama marilah

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP )

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) 4.1 SYSTEM AIR CONDITIONING Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem Refrigerasi Kompresi Uap merupakan system yang digunakan untuk mengambil sejumlah panas dari suatu barang atau benda lainnya dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara 24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.

Lebih terperinci

Komponen mesin pendingin

Komponen mesin pendingin Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air pada udara terkompresi (compressed air). Sistem ini menjadi satu kesatuan proses

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

mengoperasikan sistem referigasi

mengoperasikan sistem referigasi TEKNIKA PERIKANAN LAUT 2015 A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark TEKNIKA PERIKANAN LAUT i a k id t P u sa n n e P a n a n ta u la e K Mengoperasikan Sitem Referigasi

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Air-Water System

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Air-Water System BAB II DASAR TEORI 2.1 Air-Water System Kekurangan pada all air system yaitu penggunaannya yang tidak dapat dikontol di tiap-tiap ruangan tertentu karena pada setiap ruangan menggunakan supply air yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Menara Pendingin Menurut El. Wakil [11], menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang biasanya menghasilkan media pendingin utama untuk bangunan gedung, dengan mengkonsumsi energi secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODOLOGI STUDI KASUS 3.1 Bahan Studi Kasus Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data pengukuran pompa sirkulasi minyak sawit pada Concentrated Solar Power selama

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini anda dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja air conditioner system. 2. Mengidentifikasi komponen air conditioner system. 3. Menjelaskan cara kerja air conditioner

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA

BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA 2.1 Pengenalan Mesin Pendingin Mesin pendingin adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk suatu proses pendinginan, dengan cara menyerap dan memindahkan

Lebih terperinci

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN 5.1 Pemilihan Kompresor Kompresor berfungsi menaikkan tekanan fluida dalam hal ini uap refrigeran dengan temperatur dan tekanan rendah yang keluar dari evaporator

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Air Conditioning (AC)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Air Conditioning (AC) BAB II DASAR TEORI 2.1 Deskripsi Alat Refrijerasi Gambar 2.1 Air Conditioning (AC) Sistem Pendingin Air Conditioner (AC) merupakan suatu komponen/peralatan yang dipergunakan untuk mengatur suhu, sirkulasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA

MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA AC SENTRAL ( CENTRAL ) Disusun Oleh: Asto Nur Wimantoro 11501244013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 BAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa selalu mengalami peningkatan seiring dengan ditemukan berbagai ilmu-ilmu baru pada dunia pendidikan. Teknologi yang telah ada mengalami

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin Azridjal Aziz Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Tata Udara

Pengantar Sistem Tata Udara Pengantar Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara

Lebih terperinci