Yoko Riyanto NIM. ST142069

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yoko Riyanto NIM. ST142069"

Transkripsi

1 PENGARUH PROGRAM KEMOTERAPI TERHADAP STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RUANG MAWAR 3 RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : Yoko Riyanto NIM. ST14269 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 216

2 PENGARUH PROGRAM KEMOTERAPI TERHADAP STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RUANG MAWAR 3 RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Abstrak Oleh: Yoko Riyanto Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan pada kanker secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, lokal, maupun metastasis. Pasien yang menderita penyakit kanker serviks yang menyebar menginvasi mukosa rektum dan keluar panggul akan dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Kemoterapi sendiri disatu sisi sebagai metode pencegahan kembalinya kanker, namun disisi lain memiliki efek terhadap penyerapan nutrisi protein pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh frekuensi program kemoterapi terhadap status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian causal comparative dengan rancangan timeseries yang dilakukan terhadap 47 pasien kanker serviks yang sedang menjalani kemoterapi siklus I-VI di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang dianalisis menggunakakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil uji Wilcoxon Signed rank Test diperoleh Z sebesar -5,265 dengan nilai signifikansi (p-value), <,5, sehingga H ditolak. Kesimpulan penelitian adalah pengaruh program kemoterapi terhadap status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kesimpulan penelitian adalah pengaruh program kemoterapi terhadap status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kata kunci: pasien kanker serviks, kemoterapi, status gizi Daftar Pustaka: 29 (25-214) 2

3 EFFECT OF PROGRAM AGAINST CHEMOTHERAPY NUTRITIONAL STATUS IN PATIENTS WITH CERVICAL CANCER IN THE ROSE ROOM 3 DR. MOEWARDI GENERAL HOSPITAL OF SURAKARTA ABSTRACK Chemotherapy was a systemic treatment of cancer is often selected primarily to cope with advanced cancer, locally, as well as metastasis. Patients suffering from cervical cancer which spread to invade the rectal mucosa and the pelvis will be recommended to undergo chemotherapy. Chemotherapy alone on one hand as a method of preventing the return of cancer, but the other had no effect on the absorption of protein nutrition of patients. This study aimed to analyze the influence of the frequency of chemotherapy programs on nutritional status in patients with cervical cancer in the Rose 3 Hospital Dr. Moewardi Surakarta. This research was a causal comparative design with time-series were performed on 47 patients with cervical cancer who are undergoing chemotherapy cycle I-VI in the Rose 3 Hospital Dr. Moewardi Surakarta were selected using purposive sampling technique. The collecting data using observation sheet were analyzed used Wilcoxon Signed Rank Test. The Wilcoxon Signed Rank test results obtained Z Test of with a significance value (p-value). <.5, so H was rejected. The conclusion of the study was the effect of chemotherapy program on nutritional status in patients with cervical cancer in the Rose 3 Hospital Dr. Moewardi Surakarta. The result of research was the effect of chemotherapy program on nutritional status in patients with cervical cancer in the Rose 3 Hospital Dr. Moewardi Surakarta. Keywords: cervical cancer patients, chemotherapy, nutritional status Bibliography: 29 (25-214) 3

4 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan pada kanker secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, lokal, maupun metastasis. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa pada tahun 212 terdapat 8,2 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia dan insiden kanker kanker serviks 17 per 1. perempuan. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 212, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1 penduduk, atau sekitar 33. orang. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 212, kasus rawat kanker serviks kasus (12,8%). Pasien yang menderita penyakit kanker serviks yang menyebar menginvasi mukosa rektum dan keluar panggul akan dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena bersifat sistemik mematikan atau membunuh sel-sel kanker dengan cara pemberian melalui infus dan menjadi pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut (Desen, 28). Malnutrisi pada kanker disebabkan oleh faktor-faktor primer dan sekunder, baik langsung maupun tidak langsung. Pada 2%-4% dari seluruh penderita kanker, penyebab kematian adalah karena kelaparan (Uripi, 27:25). Faktor-faktor primer tersebut antara lain faktor umur, pengetahuan tentang gizi, asupan makanan, penyakit infeksi.sedangkan untuk faktor-faktor sekunder tersebut antara lain stadium kanker dan tindakan pengobatan kanker payudara. Kanker dapat menyebabkan efek merugikan yang berat bagi status gizi. Tidak hanya sel kanker yang mengambil zat gizi dari tubuh pasien, tapi pengobatan dan akibat fisiologis dari kanker dapat mengganggu dalam mempertahankan kecukupan gizi (Moore, 27: 151). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Montoya dan Doming (21) mengenai status gizi pasien kanker dengan pengobatan kemoterapi pada lembaga nasional transplantasi ginjal di Singapura menunjukkan bahwa separuh (47,5%) pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami kekurangan gizi bahkan resiko lebih tinggi mengalami gizi buruk. Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa pada pasien kanker, beresiko kekurangan gizi karena memiliki sistem metabolik yang tinggi akibat tumor, rendahnya asupan makan karena kemoterapi yang menyebabkan perubahan indera pengecap dan pembau. Begitu juga dengan studi Unsal (26) dan Geirsdottir (28) menunjukkan bahwa terjadi penurunan status gizi pasien kanker (4%) setelah menjalani kemoterapi. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta karena rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit yang banyak dikunjungi dan termasuk rumah sakit yang menjadi rujukan bagi pasien-pasien kanker serviks dari luar daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian rekam medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat diketahui bahwa ada peningkatan jumlah pasien kanker serviks dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 214 di ruang Anggrek 3 terdapat 154 kasus dan yang mengalami penurunan 4

5 status gizi 64 orang pasien. Pada tahun 215 terdapat 179 kasus, dan yang mengalami penurunan status gizi 85 orang pasien. Berdasarkan hasil wawancara pada 3 pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi didapatkan data dari 25 pasien mengalami mual dan muntah sedangkan 5 pasien tidak mengalami mual dan muntah. Berdasarkan hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh program kemoterapi terhadap status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program kemoterapi terhadap status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data data numeric yang diolah dengan metode statistic (Azwar, 211). Penelitian ini merupakan penelitian causal comparative yang berarti penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu, atau dengan kata lain penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan, dengan rancangan penelitian time-series yaitu nilai-nilai suatu variabel yang berurutan menurut waktu. Pengukuran/ observasi data variable independen dan dependen masa depan yang didasarkan pada pengukuran atau observasi masa lampau. (Nursalam, 213). Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker servik yang sedang menjalani kemoterapi siklus I-VI di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Data dari Medical Record RSUD Dr. Moewardi menunjukkan jumlah pasien kanker servik di Ruang Mawar 3 dari bulan Januari- April 216 sebanyak 188 pasien. Jumlah populasi pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 rata-rata tiap bulan 53 pasien. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini pasien kanker servik yang sedang menjalani kemoterapi siklus I-VI di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan dalam penelitian ini sebanyak 47 sampel. Pada penelitian ini menggunakan non probability sampling. 3. Kriteria Sampel a. Kriteria Inklusi 1) Pasien yang didiagnosa kanker serviks mulai dari stadium II. 2) Pasien yang sedang menjalani program kemoterapi siklus I- VI. 3) Pasien yang bersedia menjadi responden. b. Kriteria Eksklusi 1) Pasien kanker servik yang di rawat di Mawar 3 karena perburukan keadaan umum. 2) Pasien yang mengalami komplikasi dengan penyakit lain. 5

6 3) Pasien yang mengalami gangguan psikologis. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisa data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoadmodjo, 25). analisa univariat pada penelitian ini adalah frekuensi program kemoterapi, karakteristik responden, status gizi. b. Analisis Bivariat Uji statistik yang digunakan dalam penilaian ini adalah dengan uji two related sample test wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua kelompok sampel yang berpasangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Siklus Kemoterapi Tabel 1. Distribusi Frekuensi Siklus Kemoterapi No Siklus Frek % Kemoterapi Siklus I Siklus II Siklus III Siklus IV Siklus V Total 47 1 Status Gizi Pasien Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien No Status Gizi Kurus berat Kurus ringan Normal Gemuk ringan Gemuk berat Pre Kemoter api Post Kemoter api F % F % Total Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis pengaruh program kemoterapi dengan status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Analisis uji menggunakan uji beda ratarata Wilcoxon Signed Rank Test yang ditampilkan sebagai berikut. Tabel 3. Pengaruh Program Kemoterapi terhadap Berat Badan Pasien Kanker Serviks Rata-rata skor IMT Z p-value Pre kemoterapi Post kemoterapi -5,265, 19,58 18,25 Hasil uji korelasi Wilcoxon Signed Rank Test pengaruh frekuensi kemoterapi dengan status gizi pasien kanker serviks diperoleh nilai Z sebesar - 5,265 dengan nilai signifikansi (p-value),. Nilai signifikansi uji (p-value) lebih kecil dari,5, maka sehingga keputusan uji adalah H ditolak dan disimpulkan terdapat pengaruh program kemoterapi dengan status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Selanjutnya skor maksimal IMT pre kemoterapi diperoleh nilai 25,9 dan skor minimal di peroleh nilai 17,. Sedangkan skor maksimal IMT post kemoterapi diperoleh nilai 25, dan skor minimal diperoleh nilai 14,3. Secara klinis, terjadi penurunan jumlah pada kategori IMT normal dari pre kemoterapi sampai dengan post kemoterapi sebanyak 2 responden dan kategori kurus berat mengalami peningkatan sebanyak 19 responden. Berdasarkan skor IMT tersebut dapat disimpulkan bahwa program kemoterapi berpengaruh terhadap penurunan status gizi pasien kanker serviks. 6

7 Program kemoterapi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Distribusi siklus program kemoterapi responden menunjukkan distribusi tertinggi adalah siklus IV. Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika, hal ini disebut kemo responsive, sebaliknya semakin lambat proliferasinya maka kepekaannya semakin rendah, hal ini disebut kemo resisten. Kemoterapi diberikan satu seri yang terdiri dari 6 siklus. Setelah dilakukan kemoterapi selama 6 siklus maka akan dilakukan evaluasi. Jika dirasa masih memerlukan pengobatan kemoterapi maka akan dilakukan kemoterapi lanjutan. Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan pemberian obat melalui infus, tablet, atau intramuskuler. Obat kemoterapi digunakan utamanya untuk membunuh sel kanker dan menghambat perkembangannya. Tujuan pengobatan kemoterapi tegantung pada jenis kanker dan fasenya saat didiag nosis. Beberapa kanker mempunyai penyembuhan yang dapat diperkirakan atau dapat sembuh dengan pengobatan kemoterapi. Dalam hal lain, pengobatan mungkin hanya diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan adjuvant. Dalam beberapa kasus, kemoterapi diberikan untuk mengontrol penyakit dalam periode waktu yang lama walaupun tidak mungkin sembuh. Jika kanker menyebar luas dan dalam fase akhir, kemoterapi digunakan sebagai paliatif untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Kemoterapi secara kombinasi telah digunakan untuk penyakit metastase karena terapi dengan agen-agen dosis tunggal belum memberikan keuntungan yang memuaskan. Contoh obat yang digunakan pada kasus kanker serviks antara lain CAP (Cyclophopamide Adrem ycin Platamin), PVB (Platamin Veble Bleomycin) dan lain lain (Prayetni, 27). Status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Distribusi frekuensi status gizi pasien sebelum kemoterapi menunjukkan distribusi tertinggi adalah kurus ringan, normal dan gemuk ringan. Selanjutnya pada post terapi menunjukkan distribusi tertinggi adalah kurus berat, normal dan kurus ringan. Distribusi status gizi responden menunjukkan terjadi penurunan status gizi pasien pada pre kemoterapi dan post kemoterapi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yaiut penelitian Siluh (21). Penelitian ini menunjukkan perubahan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada pasien kanker serviks diperoleh penurunan terendah setelah menjalani kemoterapi adalah -4,2 dan tertinggi 1.. Rata-rata perubahan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) setelah menjalani kemoterapi adalah - 1,34. Penurunan status gizi pasien disebabkan umumnya pasien mengalami penurunan nafsu makan. Penurunan nafsu makan kemoterapi adalah adanya perubahan rasa di mulut seperti makanan menjadi tidak enak, enoreksia, dan mulut terasa pahit (Farid, dkk, 26). Pada saat menjalani kemoterapi sebagian besar pasien mengalami anemia. Kurangnya asupan makanan saat menjalani 7

8 kemoterapi dapat mengakibatkan terjadinya anemia. Anemia dapat menyebabkan seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat (Farid Aziz, dkk., 26). 8

9 Pengaruh program kemoterapi dengan status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta Hasil uji korelasi Wilcoxon Signed Rank Test pengaruh frekuensi kemoterapi dengan status gizi pasien kanker serviks diperoleh nilai Z sebesar - 5,265 dengan nilai signifikansi (p-value),. Kesimpulan uji adalah terdapat pengaruh program kemoterapi dengan status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Selanjutnya nilai rata-rata skor IMT post kemoterapi lebih rendah dari pre kemoterapi (18,25 < 19,58). Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa program kemoterapi berpengaruh terhadap status gizi pasien kanker serviks. Secara fisik pengaruh kemoterapi terhadap status gizi pasien adalah timbulnya rasa mual dan atau muntah dialami oleh 85% subjek kanker serviks setelah mendapatkan kemoterapi. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kemoterapi dapat terjadi pada pasien dalam kondisi lemah atau sistem imunitas tubuhnya melemah. Pada saat tubuh mendapatkan kemoterapi, terjadi cedera pada DNA. Tubuh melalui sistem imunitas secara alamiah akan melakukan penyembuhan pada DNA yang mengalami cedera. DNA yang cedera akan mengalami mutasi dan sebagian mengalami aberasi kromosom, pada sel yang cedera akan terjadi pelepasan atau aktivasi sitokin yang diaktivasi oleh sitem imunitas tubuh sebagai bentuk pertahanan tubuh terhadap sel kanker dan menyebabkan terjadinya hipermetabolisme dan peningkatan kebutuhan zat gizi di dalam tubuh yaitu tumor necrosis faktor (TNF), interleukin (IL)-1α, (IL)-1β dan IL-6, interferon (IFN)-α dan leukimia inhibitor factor (Sudiasa et al, 212). Secara fisiologis pemberian kemoterapi menyebabkan terjadinya peningkatan protein turnover pada penderita kanker. Selanjutnya ditemukan pula adanya kenaikan sintesis protein dalam jaringan herpar, penurunan sintesis protein dalam otot rangka. Kurangnya massa otot terutama diakibatkan penurunan sintesis protein dan adanya kenaikan aktivitas sistesis protein dalam herpar. Selain itu hilangnya massa lemak bebas sering ditemukan pada penderita kanker. Menurunnya massa protein dalam otot dan massa lemak bebas menyebabkan status gizi pasien kanker menurun (Velde, 25). Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Setyaningrum (29) yang menguji tentang hubungan kemoterapi dengan status gizi dan asupan protein pada pasien leukimia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya hubungan frekuensi kemoterapi dengan status gizi dan asupan protein pasien. PENUTUP Simpulan 1. Karakteristik pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagian besar berusia 51 6 tahun atau sebesar 4,4% dan sebanyak 2 responden atau sebesar 43% sebagai ibu rumah tangga (IRT). 2. Program kemoterapi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagian besar adalah siklus IV sebanyak 13 responden atau sebesar 87,2%. 3. Status gizi pada pasien kanker serviks yang sedang menjalani 9

10 program kemoterapi di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagian besar adalah kurus berat dan normal masing-masing sebanyak 19 responden atau sebesar 4,4%. 4. Terdapat pengaruh program kemoterapi terhadap status gizi pada pasien kanker serviks di ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta diperoleh nilai Z sebesar - 5,265 dengan nilai signifikansi (pvalue), <,5. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan rumah sakit beserta jajarannya agar melakukan pengkajian lebih lanjut mengenai status gizi untuk pasien kanker servik yang menjalani program kemoterapi. 2. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini dapat berkontribusi untuk pertimbangan institusi pendidikan untuk menambah pustaka kepada mahasiswa tentang kemoterapi dan status gizi pasien kanker serviks. 3. Bagi Petugas Kesehatan Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan tentang perubahan status gizi pada pasien kanker serviks setelah menjalani kemoterapi. Petugas kesehatan hendaknya senantiasa memberikan motivasi kepada pasien untuk memelihara nafsu makannya dan menjaga asupan makannya karena hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan kesembuhan pasien. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya hendaknya meningkatkan hasil penelitian ini misalnya dengan menambah faktorfaktor lain yang berhubungan dengan status gizi pasien kanker serviks selain frekuensi kemoterapi, misalnya faktor demografi pasien, faktor pengetahuan, faktor sikap dan sebagainya sehingga diketahui faktor manakah yang paling dominan berhubungan dengan status gizi pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (26). Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktek Edisi Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta. Baliwati, Y. F. (24). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Swadaya. Cherwin, H. C. (212). Gatrointestinal Symptom Representation in Cancer Symptom Clusters: A Synthesis of the Literature. Jurnal of Oncology Nursing Society, Doi: /12.ONF Corwin, E.J. (212). Patofisiologi. Jakarta : EGC. Damayanti (213). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 213. Pekanbaru: Program Studi Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru Departemen Kesehatan Indonesia. (28). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 27. Jakarta 1

11 Desen,W.(28). Buku Ajar Onkologi Klinis, edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Diananda, Rama. (29). Mengenal Seluk Beluk Kanker. Cetakan 3. Jogjakarta: Katahati. Farid, A., Agus, N, dan Dewi H, 26. Onkologi Genikologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Harjo. Gibson, R.S., (25). Principle of Nutritional and Assessment. Newyork : Oxford University Press. Hartriyanti, Y.,danTriyanti. (27). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Hidayat, A. A. (27). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Lutfa, Umi. (28). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien dengan Tindakan Kemoterapi di Ruang Cendana RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Melva, 28. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker leher rahim pada penderita yang datang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 28. Jurnal Keperawatan. Medan: Fakultas Ilmu Kesehatan USU. Moore, M.C. (27). Buku Pedoman Diet dan Nutrisi. Jakarta : Hipokrates. Notoatmodjo, S. (212). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (211). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nurwijaya, H., Andrijono, Suheimi, H.K., (21). Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta : Gramedia. Pratama, SAS (212). Karakteristik Penderita Kanker Serviks di RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 21. Prayetni, 27. Majalah Keperawatan Bina Sehat. Jakarta: PPNI. Setyaningrum, K.M. (29). Hubungan Kemoterapi dengan Asupan Energi Protein dan Status Gizi pada Pasien Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. Siluh, M.P.L.S (21). Gambaran Fisik dan Psilologis Klien dengan Kanker Serviks di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Publikasi Penelitian. Surakarta: Jurusan Keperawatan FIK UMS. Smeltzer, S. C; Bare, B. (26). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (8 ed., Vol. III). (M. Ester, Penyunt., A. Hartono, H. Y. Kuncara, E. S. Siahaan, & A. Waluyo, Penerj.). Jakarta: EGC. Sudiasa, P., Tjekeg, M., Puteri, A.A Penurunan Status Gizi Pasien Karsinoma Nasofaring Setelah Radioterapi dengan 11

12 Cobalt-6 di RSUP Sanglah.. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 43 : Sugiyono, (214). Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suhardjo. 23. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta : Bumi Aksara. Supariasa, (21). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Velde, 25. Onkologi. Houten: Bohn Stafleu Van Loghum. Wijaya, D. (21). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta : Sinar Kejora. 12

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker serviks semakin hari menjadi salah satu penyakit yang semakin meresahkan manusia. Kanker diperkirakan menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu tertinggi saat ini. Gejala awal yang timbul bersifat asimtomatis yaitu perdarahan sedikit setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak mempedulikan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012 HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE ORGAN GENITAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI KOTA SEMARANG. Tatik Indrawati*) Heni Pitriyani *)Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawati@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak terkontrol sehingga berubah menjadi sel kanker (1). Data Riset

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati). Sel kanker dapat menyusup ke jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara Riskesdas 2013 didapatkan prevalensi penderita kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,4% per 1000 penduduk, dengan prevalensi kanker

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak Artikel Penelitian ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI (ENERGI, PROTEIN), ASUPAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN A DAN C) DENGAN STATUS GIZI PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iis Suprapti 1610104196 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang yang paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjar lemak, pembuluh darah, dan persyarafan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Beberapa kanker seperti kanker serviks dan kanker payudara adalah pembunuh terbesar bagi wanita. Kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit kompleks yang dicirikan dengan dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkontrol. Kanker dapat terjadi dengan berbagai

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Sulistyani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Correspondence to : Sulistyani Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mammae) merupakan keganasan yang paling banyak pada wanita. Penyakit kanker payudara merupakan penyakit yang didominasi oleh wanita (99%)

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama yang dapat menyusup dan menekan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain

Lebih terperinci

GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI

GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Randi Hardiano 1, Nurul Huda 2, Jumaini 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email: randi.hardiano@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker atau tumor ganas adalah penyakit yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sel- sel jaringan tubuh yang tidak normal. Penyebabnya adalah neoplasia, displasia, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Adningtyas Trie Wahyuni 201310104213 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan penyebab kematian kelima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak terkendali. Kasus kanker pada anak menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No., April 05 55 HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Bayu Teovilus, Dwi Kartika

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit dewasa ini bergeser dari penyakit menular dan masalah gizi ke penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola masyarakat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi diri dengan kualitas hidup pasien kanker. Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertembuhan sel tidak normal/ terus menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Hampir 60 % tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Manuscript Oleh : MOHAMAD ROZIKIN NIM. G2A212018 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC)

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang diawali dengan adanya tumor yaitu pembengkakan pada tubuh akibat berkembangbiaknya sel-sel yang bersifat abnormal. Tumor

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar klien Ca mammae mendapatkan dukungan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RESPON KLINIS KEMORADIASI PASIEN KANKER SERVIKS STADIUM III DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RESPON KLINIS KEMORADIASI PASIEN KANKER SERVIKS STADIUM III DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RESPON KLINIS KEMORADIASI PASIEN KANKER SERVIKS STADIUM III DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Adys Werestandina*, Tatit Nurseta**, Fajar Ari Nugroho*** Abstrak Kanker

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG EDELWEIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG EDELWEIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG EDELWEIS RSUD ULIN BANJARMASIN Fitriyah 1 *, Ahmad Syahlani 2, Iswantoro 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Siluh Made Prista Laksmia Santi* Sulastri** Abstract Cervical cancer is a gynecology disease and primarily cause

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN Diza Fathamira Hamzah Staff Pengajar Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bagian Hematologi Onkologi. 4.2.Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyakit mematikan kedua yang sering terjadi pada wanita. Penyakit ini sebanyak 529.800 di dunia pada tahun 2008 dan 85% terjadi di negara berkembang.

Lebih terperinci

PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA

PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DYAH AYU RETNO NINGRUM J 310 100

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Setiap tahun sekitar 500.000 penderita kanker serviks baru di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA Arlyana Hikmanti 1, Fauziah Hanum Nur Adriani 2 STIKES Harapan Bangsa Purwokerto email : arlyana_0610@yahoo.com

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disususn Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL Dewy Indah Lestary 1), Febriani Anita Ria 2) Akademi Kebidanan Wijaya Kusuma Malang Email : akbidwijayakusuma.ac.id 0341-7500328

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki status gizi berbeda-beda, ada yang sangat kurus, kurus, normal hingga pasien yang berbadan gemuk. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi (Body Mass Index And Hemoglobin Level Related To Wound Healing Of Patients Undergoing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 perempuan diseluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakankanker yang terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu, jaringan lemak,

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty

Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto Indriani Setyowati Program Study S1 Keperawatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar ABSTRAK Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar Maya Felistine Fanghoy 1, Erfina 2, Sri Syatriani 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar,

Lebih terperinci

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

KUALITAS HIDUP DAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER NASOFARING YANG MENDAPAT RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUD DR.

KUALITAS HIDUP DAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER NASOFARING YANG MENDAPAT RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUD DR. KUALITAS HIDUP DAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER NASOFARING YANG MENDAPAT RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DIKA ARISTA

Lebih terperinci

PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PENDERITA KANKER NASOFARING

PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PENDERITA KANKER NASOFARING PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PENDERITA KANKER NASOFARING (THE EFFECT OFCHEMOTHERAPY TOWARD FOODINTAKEANDNUTRITIONAL STATUS OF NASOPHARYNX CANCER PATIENTS) Dyah Ayu Retno Ningrum

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Indah Fitriyati 201510104077 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Penderita kanker di negara

Lebih terperinci

PENGALAMAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PASIEN DENGAN HERNIA STUDI KASUS

PENGALAMAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PASIEN DENGAN HERNIA STUDI KASUS PENGALAMAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PASIEN DENGAN HERNIA Studi Kasus Pada Keluarga Tn. J Di Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015 STUDI KASUS Oleh : DIAN RACHMATINA (NIM : 201210300511019) PROGRAM

Lebih terperinci