BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat ditolak, bahkan kehadirannya diterima sebagai salah satau realitas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat ditolak, bahkan kehadirannya diterima sebagai salah satau realitas"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di dalam masyarakat tidak dapat ditolak, bahkan kehadirannya diterima sebagai salah satau realitas budaya. Sastra hadir dikarenakan adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, yang berkaitan dengan masalah manusia dan kemanusiaan, dan menurut minat terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang hari dan sepanjang zaman (Semi, 2010:1). Karya sastra terdiri atas tiga jenis, yaitu prosa, drama, dan puisi. Prosa merupakan karya sastra yang diuraikan dengan bahasa yang bebas. Drama merupakan karya sastra yang dilukiskan menggunakan bahasa yang bebas, serta menggunakan dialog dan monolog. Puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa pada struktur fisik dan struktur batin (Waluyo dalam Sopandi, 2010:4). Puisi merupakan karya imajinatif yang umumnya didukung dengan adanya unsur citraan. Unsur citraan dalam puisi merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan adanya unsur citraan sebuah puisi akan, lebih jelas, lebih dalam maknanya, lebih hidup dan menarik untuk dinikmati pembaca. Untuk memberikan gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus membuat lebih hidup

2 2 gambaran dalam pikiran dan pengindraan dan juga menarik perhatian, penyair menggunakan gambaran-gambaran angan disamping alat kepuitisan yang lain (Pardopo 2014 :81). Gambar pikiran berupa citraan merupakan sebuah efek dalam pikiran yang dihasilkan oleh penangkapan pembaca atau pendengar terhada sebuah objek yang dapat dilihat. Dilihat dari fungsinya citraan atau pengimajian lebih cenderung berfungsi untuk mengingatkan kembali apa yang telah dirasakan oleh indra seseorang. Citraan tidak akan membuat kesan baru dalam pikiran para pembaca atau pendengar akan mengalami kesulitan menggambarkan objek atau sesuatu di dalam puisi jika pembaca atau pendengar belum pernah mengalami atau mengetahuinya. Puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono mengandung nilai estetika yang bagus dan diminati oleh pecinta sastra Indonesia. Oleh karena itu, karya puisi Sapardi Djoko Damono banyak mendapat penghargaan. Dalam biodata Sapari Djoko Damono yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni penghargaan yang telah diterima adalah hadiah Majalah Basis tahun 1963 atas karyanya Ballada Matinya Seorang Pemberontak, hadiah pertama Anugerah Puisi Putra II Malaysia atas kumpulan puisi Sihir Hujan pada tahun 1983; Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta atas kumpulan puisinya berjudul Perahu Kertas tahun Kemudian pada tahun 1986 Sapardi Djoko Damono memperoleh Hadiah Sastra ASEAN (Southeast Asia Write Award) dari Tahiland. Pada tahun 1990 ia menerima Anugerah Seni dari pemerintah Indonesia.Karya-karya Sapardi Djoko Damono antara lain; Sihir Hujan pada tahun 1964, Mata Pisau pada tahun 1974, Akuarium pada tahun 1974, Perahu Kertas pada tahun 1983, Arloji pada

3 3 tahun 1998, Ayat-Ayat Api pada tahun 2000, Mata Jendela pada tahun 2002, Ada Berita Apa Hari Ini Den Sastro pada tahun 2002, Kolam pada tahun 2009, Namaku Sita pada tahun 2012, Hujan Bulan Juni pada tahun 2013, dan Melipat Jarak pada tahun Dalam penelitian ini puisi yang akan dipilih adalah kumpulan puisi Hujan Bulan Juni sebagai subjek penelitian. Hal ini didasari beberapa alasan yaitu, buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni berisi pilihan puisi yang ditulis pada rentang waktu tahun 1964 sampai Buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni berasal dari beberapa buku puisi, yakni Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Akuarium (1974), dan Perahu Kertas (1984). Di samping itu ada sejumlah puisi yang belum pernah dimuat dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni sebelumnya. Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni sudah dicetak ulang beberapakali, dan setiap kali cetak ulang ada sedikit perubahan yang berupa koreksi, penambahan atau pengurangan puisi. Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono akan dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra di sekolah menengah atas (SMA). Kumpulan puisi tersebut akan dianalisis citraannya. Pembelajaran citraan di SMA sangat penting, dengan adanya unsur citraan dalam puisi akan membuat suasana lebih hidup maka siswa akan mengetahui makna dan gambaran yang disampaika penyair. Pembelajaran citraan puisi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah atas terdapat pada kurikulum 2013 kelas X kompetensi dasar 3.17, yaitu menganalisis unsur pembangun puisi salah satunya adalah citraan. Dalam kegiatan pembelajrannya siswa mendata kata-kata yang menunjukan salah satu unsur puisi yaitu citraan.

4 4 Berhubungan dengan pembelajaran sastra di sekolah menengah atas berdasarkan pada kurikulum 2013 mengkhususkan pada pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas, beragama, dan kreatif dalam mengapresiasi karya sastra. Ardianto (2007:59) mengatakan tujuan pembelajaran sastra di sekolah menengah atas adalah untuk mencapai kemampuan siswa mengapresiasi sastra secara kreatif. Rahmanto (2005:16) mengatakan kemampuan siswa dalam mengapresiasikan sastra merupakan salah satu tujuan pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra di sekolah menengah atas tidak terlepas dari bahan-bahan dalam pembelajaran atau peroses belaja, semua bahan yang digunakan disebut bahan ajar. Dalam pembelajaran bahan yang digunakan dapat membantu arah pembelajaran menyediakan sumber yang bervariasi serta menjadi pengarah dan pendukung dalam peroses pembelajaran. Puisi dapat dijadikan salah satu alternatif bahan pembelajaran di sekolah menengah atas yang disesuaikan dengan kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini berjudul Analisis Citraan pada Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dan Pembelajarannya di SMA. Selanjutnya menentukan layak atau tidaknya kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra, khususnya citraan puisi di SMA.

5 5 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, fokus penelitian ini adalah citraan pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana citraan dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan citraan-citraan yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dan sebagai alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA. 1.5 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1. menambah informasi pada siswa, dan guru mengenai citraan, yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

6 6 2. menjadi bahan masukan atau bahan alternatif bagi guru bahasa Indonesia khususnya guru di kelas X untuk mencapai tujuan pembelajaran sastra di SMA sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan. 3. membantu pembaca (mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kotabumi) yang akan memahami citraan pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono.

7 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Citraan dalam Puisi Citraan merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun keutuhan dan kekuatan puisi. Citraan digunakan penyair untuk menimbulkan suasana yang khusus membuat lebih hidup gambaran-gambaran dalam pikiran dan penginderaan. Kata atau rangkaian kata yang mampu menggugah pengalaman keinderaan dalam puisi disebut citraan (Sayuti, 2015:126). Altenbern (dalam Pradopo, 2014:82) mengemukakan bahwa citraan adalah salah satu alat kepuitisan yang utama, dengan itu kesusastraan mencapai sifat-sifat konkret dan khusus. Coombes (dalam Pradopo, 2014:80) mengemukakan bahwa dalam tangan seorang penyair yang bagus, imaji itu dapat digarap sehingga segar dan hidup, erada di dalam puncak keindahan untuk mengintensifkan, menjernihkan dan memperkaya pengalaman. Sebuah imaji yang berhasil menolong orang merasakan pengalaman penulis terhadap objek dan situasi yang dialaminya, serta memberi gambaran yang hidup, kuat dan segar dapat dirasakan dengan hidup seseorang. Selanjutnya (Hasanudin,2002:110) mengemukakan citraan sebagai berikut. Citraan atau pengimajian masih berkaitan dengan permasalahan diksi artinya, pemilihan terhadap kata tetentu akan menyebabkan timbulnya daya saran yang menyebabkan daya bayang terhadap suatu hal. Daya bayang (imajinasi) pembaca tersentuh, karena beberapa dari indra dipancing untuk segera membayangkan sesuatau lewat daya bayang yang dimiliki pembaca. Daya bayang itu tentu saja tergantung kepada kemampuan masing-masing pembaca

8 8 Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan citraan berpengaruh kuat terhadap puisi. Citraan merupakan gambaran dalam pikiran dan bahasa adalah alat yang menciptakannya serta melalui citraan pembaca puisi akan memperoleh gambaran yang tadinya abstrak menjadi memperoleh gambaran yang jelas. 2.2 Jenis-jenis Citraan Dari segi jenisnya, dikenal macam-macam citraan dalam puisi sesuai dengan jenis indera atau perasaan yang ingin digugah atau yang ingin dikomunikasikan oleh penyair lewat puisinya. Yang berhubungan dengan indera penglihatan disebut citraan visual, yang berhubungan dengan citraan pendengaran disebut citraan auditif, yang membuat sesuatu yang ditampilkan tampak bergerak disebut citraan kinaesthetic, yang berhubungan dengan indera perabah disebut termal atau rabaan, yang berhubungan dengan penciuman disebut dengan citraan penciuman dan yang berhubungan dengan citraan pencecapan disebut dengan citraan pencecapan (Sayuti, 2015:130). Citraan adalah gambaran-gambaran angan yang dihasilkan oleh indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, dan penciuman bahkan diciptakan oleh pemikiran dan gerak (Pradopo, 2014:81). Citraan dalam puisi bermacam-macam jenisnya. Uraian tentang jenis-jenis citraan yang sering digunakan oleh para penyair dalam puisinya adalah sebgai berikut.

9 Citraan Penglihatan ( Visual imagery ) Citraan penglihatan adalah citraan yang memberi rangsangan kepada indera penglihatan sehingga sering hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah terlihat. (Hasanuddin, 2002:117). Puisi berikut menggunakan citraan penglihatan. Stanza ada burung dua, jantan dan betina hinggap di dahan ada dua, tidak jantan tidak betina dari dahan. Ada angin dan kapuk gugur, dua-dua sudah tua pergi ke selatan. Ada burung, daun, kapuk, angin, dan mungkin debu mengendap dalam nyanyianku. Rendra ( dalam Hasanuddin 2002:118) Citraan Pendengaran ( Auditory Imagery ) Segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha memancing bayangan pendengar guna untuk membangkitkan suasana tertentu di dalam puisi dapat digolongkan kepada citraan pendengaran (Hasanuddin, 2002:119). Dengan adanya citraan pendengaran sesuatu yang abstrak digambarkan sebagai sesuatau yang terdengar dan merangsang indera pendengaran. Penggalan puisi berikut menggunakan citraan pendengaran. Angin, 1 angin itu tersentak kembali ketika kemudian mendengar jerit wanita untuk pertama kali, sejak itu ia terus bertiup tak pernah menoleh lagi sampai pagi tadi: ketika kau bagai terpesona sebab tiba-tiba merasa seorang diri di tengah bising-bising ini tanpa Hawa. Sapardi (dalam Hasanuddin, 2002:120)

10 Citraan Penciuman ( Smell Imagery ) Citraan penciuman adalah ide-ide abstrak yang dicoba untuk dikonkretkan oleh penyair dengan cara melukiskannya atau menggambarkannya melalui suatu rangsangan yang seolah-olah dapat ditangkap oleh indera penciuman (Hasanuddin, 2002:123). Penggalan puisi Chairil Anwar berikut mengunakan citraan penciuman. Sajak putih buat tunanganku Mirat bersandar pada tari warna pelangi kau depanku bertudung sutra senja di hitam matamu kembang mawar dan melati harum rambutmu mengalun bergelut senda. Chairil (dalam Hasanudin, 2002:124) Citraan Pencecapan ( Taste Imagery ) Citraan pencecapan adalah citraan yang dapat dimunculkan dengan mengetengahkan atau memilih kata-kata untuk membangkitkan emosi pada puisi guna mengiringi daya bayang pembaca lewat sesuatu yang seolah-olah dapat dirasakan oleh indera pencecapan pembaca (Hasanuddin, 2002:125). Penggalan puisi berikut mengunakan citraan pencecapan. Sajak berkaca Diteguk setuwung anggur di lidah terasa darah Wah! Amis ya amis Dicicip bibir janda musuh tergigit menetes darah Wah! Asin, ya, asin Rendra (dalam Hasanudin, 2002:127)

11 Citraan Rabaan ( Tactile Imagery ) Citraan rabaan adalah citraan berupa lukisan yang mampu menciptakan suatu daya saran bahwa seakan-akan pembaca dapat tersentuh; bersentuhan; atau apapaun yang melibatkan efektivitas indera kulitnya (Hasanudin, 2002:127). Penggalan puisi berikut menggunakan citraan rabahan. Tajam Hujanmu ini sudah terlanjur mencintaimu: payung terbuka dan bergoyang-goyang di tangan kananku, air yang menetes Damono (dalam Hasanudin, 2002:128) Citraan Gerak ( Kinaesthetic Imagery ) Citraan gerak dimanfaatkan dengan tujuan lebih menghidupkan gambaran dengan melukiskan sesuatu yang diam itu seolah-olah bergerak (Hasanudin, 2002:129). Penggalan puisi berikut mengunakan citraan gerak Mikraj cahaya melompat dalam laut salju diseretnya langkah malam itu Abdul (dalam Hasanudin, 2002:130) 2.3 Fungsi Citraan dalam Puisi Citraan dalam puisi berfungsi membangun keutuhan puisi karena melalui citraan penyair dapat menyampaikan pengalaman keindraannya yang dikomunikasikan kepada pembaca. Fungsi citraan adalah untuk memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana yang kusus, untuk membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan pengindraan dan juga untuk menarik perhatian (Pradopo, 2014: 81). Menurut Sayuti (2015:129) citraan puisi berfungsi

12 12 untuk menggugah perasaan, merangsang imajinasi, dan menggugah pikiran dibalik sentuhan indera. Dengan demikian citraan dalam puisi berfungsi sebagai sarana penafsiran terhadap bahasa-bahasa imajinatif yang dapat mempengaruhi pemahaman yang berbeda-beda sesuai dengan penafsiran pembaca. 2.4 Pembelajaran Citraan Puisi di Sekolah Menengah Atas Pembelajaran merupakan suatau proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kusyadi (2008:1) menyatakan bahwa pembelajaran adalah peroses interaksi peserta didik dengan pendidik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik. Pembelajaran sastra khususnya puisi terdapat pada kurikulum 2013 di sekolah menengah atas kelas X dalam kompetensi dasar 3.17, yaitu menganalisis unsur pembangun puisi salah satunya adalah citraan. Dalam kegiatan pembelajran siswa mendata kata-kata yang menunjukan citraan. Pembelajaran sastra dapat digunakan untuk memperluas pengungkapan apa yang diterima oleh pancaindera seperti indera penglihatan, indera pendengar, indera pencecapan, dan indera perabaan (Rahmanto, 2005:19). Pada umumnya pembelajaran sastra berhadapan dengan kemungkinan pembelajaran teori sastra dan sejarah sastra. Pembelajaran sastra hendaknya digunakan peserta didik sebagai salah satu kecakapan untuk hidup sepanjang hayat yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik mengalami pengalaman belajar (Siswanto, 2008:173). Oleh karena

13 13 itu dengan adanya pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah menengah atas guru bahasa Indonesia harus dapat membimbing dan menumbuhkan minat siswa terhadap karya sastra. Pembelajaran sastra dapat juga memberi sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang sangat cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat dan pembelajaran sastra juga dapat memberi sumbangan yang maksimal untuk dunia pendidikan dan masyarakat cakupanya meliputi empat manfaat yaitu, meningkatkan pengetahuan budaya, menjunjung pembentukan watak, mengembangkan daya cipta rasa, dan ketrampilan berbahasa. Agar proses pembelajaran mengenai citraan puisi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memilah-milah puisi dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono layak atau tidak untuk diajarkan. Sesuai dengan pendapat (Rahmanto, 2005:27) bahwa dalam memilih bahan pengajaran sastra dengan tepat, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan, yaitu aspek, bahasa, aspek pisikologis, dan aspek latar belakang budaya. 1. Aspek Bahasa Penguasaan suatau bahasa sebenarnya tumbuh dan berkembang tahapantahapan yang sangat nampak jelas pada setiap individu. Oleh karena itu, agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru perlu mengembangkan ketrampilan khusus dalam menentukan bahan pengajaran sastra yang sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya. Aspek kebahasaan sastra ini tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas, tetapi juga faktor-faktor lain seperti isi cerita dalam karya sastra. Hendaknya karya sastra yang akan diajarkan tidak terlalu sulit untuk siswa sehingga siswa dapat memahami maksud karya sastra tersebut.

14 14 2. Aspek Pisikologi Dalam memilih bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan psikologi ini hendak diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar pengarauhnya terhadap minat dan kengganan anak didik dalam banyak hal. perkembangan psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap: daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi. Rahmanto (2005:30) mengatakan ada beberapa tahap perkembangan jiwa siswa yang perlu dijadikan sebagai rujukan guru dalam menentukan bahan ajar sastra (puisi), yaitu sebagi berikut. 1. Tahap Pengkhayal (8 sampai 9 tahun) Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal yang nyata tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan. 2. Tahap Romantik (10 sampai 12 tahun) Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah kerealitas. Pandanganya tentang dunia masih sangat sederhana, tetapi pada tahap ini anak telah menyukai cerita-cerita kepahlawanan, petualangan, dan bahkan kejahatan. 3. Tahap Realistik (13 sampai 16 tahun) Sampai tahap ini anak-anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi. Mereka terus berusaha mengetahu dan siap mengikuti dengan

15 15 teliti fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan yang nyata. 4. Tahap Generalisasi (umur 16 tahun dan selanjutnya) Pada tahap anak sudah tidak hanya lagi bermain pada hal-hal praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatau fenomena. Dengan menganalisis fenomena, mereka berusaha menemukan dan merumuskan penyebab fenomena itu yang kadang-kadang mengarah kepemikiran fisafati untuk menentukan keputusan-keputusan moral. Karya sastra yang terpilih sebagai bahan ajar hendaknya sesuai dengan tahap pisikologi pada umumnya dalam suatu kelas. Tentu saja tidak semua siswa dalam suatau kelas mempunyai tahap pisikologis yang sama tetapi guru hendaknya menyajikan karya sastra yang secara pisikologis dapat menarik minat sebagian besar siswa di kelas tersebut. 3. Aspek Latar Belakang Budaya Latar belakang merupakan istilah yang menunjuk pada budaya. Latar belakang sebuah karya sastra hampir meliputi semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya, seperti geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai masayarakat, seni, hiburan, moral, etika dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan latar belakang budaya anatara tokoh

16 16 dalam cerita karya sastra dengan siswa yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai dengan kesamaan mereka atau dengan orang-orang yang disekitar mereka. Siswa yang berlatar belakang budaya Lampung akan menyukai karya sastra yang berlatar belakang budaya Lampung. Guru sastra hendaknya memahami apa yang diminati oleh para siswanya sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntunt gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dimiliki oleh para siswanya (Rahmanto, 2005:31). Di samping materi yang telah dipersiapkan secara matang dan ditetapkan seorang guru harus mempertimbangkan bahan atau alat bantu dalam pelaksanaan bahan pembelajaran. Dengan bantuan bahan yang mendukung, peroses pembelajaran dapat berjalan dangan baik dan memperoleh hasil yang baik. Selain itu seorang guru harus memiliki kemampuan dalam meberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan perofesional. Dengan adanya citraan pada puisi dapat menjadi alternatif bahan pembelajaran di sekoalah. Pembelajaran citran pada puisi dapat mengembangkan pengetahuan tentang puisi pada peserta didik. Citraan banyak terdapat informasi yang berkenaan dengan puisi. Citraan yang disajikan menggunakan bahsa Indonesia yang mudah dipahami dapat dijadikan sebagai bahan alternatif bahan pembelajaran.

17 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif. Metode ini digunakan karena data-data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambaran-gambaran bukan dalam angka-angka data pada umumnya berupa pencatatan, foto-foto, rekaman, dokumentasi, memorandum atau catatan-catatan resmi lainnya. Dalam penelitian kualitatif pelapor dengan bahasa verbal yang cermat amat dipentingkan karena semua interpretasi dan simpulan yang diambil disampaikan secara verbal (Semi, 2010:24 25). Penggunaan metode deskriptif ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan citraan-citraan yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. 3.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang terdiri dari 118 halaman. Sampul berwarna putih, bertulis judul Hujan Bulan Juni dan di sudut bawahnya ada gambar daun berwarna cokelat.buku ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama cetak pertama Juni 2013, ISBN

18 18 TABEL I DAFTAR JUDUL PUISI PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO NO Judul Puisi Halaman 1 Tangan Waktu 1 2 Sajak Desember 2 3 Di Pemakaman 3 4 Suara 4 5 Pada suatu Malam 5 6 Tentang Seorang Penjaga Kubur yang Matai 10 7 Tentang Hati 12 8 Sementara Kita Saling Berbisik 13 9 Saat Sebelum Brangkat Berjalan di Blakang Jenazah Sehabis Mengantar Jenazah Lanskap Hujan Turun Sepanjang Jalan Kita Saksikan Dalam Sakit Soneta: Hi! Jangan Kupatahkan! Ziarah Dalam Doa: Dalam Doa;II Dalam Doa;III Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka Sajak Perkawinan Gerimiskecil di Jalan Jakarta Kupandang Kelam yang Merapat Ke Sisi Kita Bunga-Bunga di Halaman Pertemuan Soneta X Soneta Y Jarak Hujan Dalam Komposisi, Hujan Dalam Komposisi, Hujan Dalam Komposisi, Iring-Iringan di Bawah Matahari Cahaya Bertebaran Variasi Pada Suatu Pagi Malam Itu Kami di Sana Di Beranda Waktu Hujan Kartu Pos Bergambar : Taman Umum. New York 49

19 19 39 New York, Dalam Kereta Bawah Tanah, Chicago Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate, San 52 Francisco 42 Mata Pisau Tentang Matahari Berjalan Kebarat Waktu Pagi Hari Cahay Bulan Tengah Malam Narcissus Catatan Masa Keci, Catatan Masa Kecil, Catatan Masa Kecil, Akuarium Sajak, Sajak, Di Kebun Binatang Percakapan Malam Hujan Telur, Telur, Sehabis suara Gemuruh Muara Sepasang Sepatu Tua Di Banjar Tunjuk, Tabanan Sungai Tabanan Kepada Gusti Ngurah Bagus Bola Lampu Pada Suatu Pagi Bunga, Bunga, Bunga, Puisi Cat Air untuk Rizki Lirik untuk Lagu Pop Tiga Lembar Kartu Pos Sandiwara, Sandiwara, Lirik untuk improvisasi Jazz Yang Fana adalah Waktu Tuan Cermin, Cermin, Dalam Diriku Kuhentikan Hujan Benih Di Tangan Anak-Anak Di Atas Batu Angin, 3 95

20 20 84 Cara Membunuh Burung Sihir Hujan Metamorfosis Prahu Kertas Kami Bertiga Telinga Topeng Hujan Bulan Juni Aku ingin Sajak-Sajak Empat Seuntai Di Restoran Dalam Doaku Pada Sutau Hari Nanti Sita Sihir Batu Maut Hujan, Jalak, dan Daun Jambu Ajaran Hidup Terbangnya Burung Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Sesuai dengan pendapat Semi (2010:24) bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan istrumen kunci. Artinya, peneliti itu sendiri yang berperan sebagai perencana pengumpul data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian. Selain itu digunakan instrumen pembantu dalam penelitian yang berupa kartu data. Kartu data digunakan untuk tempat mencatat jenis-jenis citraan yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pencatatan. Pengumpulan data dengan teknik pencatatan ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu.

21 21 1. Membaca keseluruhan kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang dijadikan subjek penelitian dengan seksama dan berulang-ulang. 2. Menandai kata-kata yang berkaitan dengan citraan puisi yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. 3. Menulis kata-kata yang berkaitan dengan citraan puisi yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dengan menggunakan kartu data. 3.5 Rancangan Pengujian Keabsahan Data Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menguji keabsahan data tersebut. Kegiatan pengujian keabahasaan data ini berpedoman dengan teori mengenai citraan dalam puisi yang telah disampaikan pada Bab II. Data yang telah terkumpul harus disesuaikan dengan teori yang ada, agar tidak terjadi kesimpangsiuran antara hasil penelitian dengan teori yang telah disampaikan. Data yang sudah terkumpul dan ditulis dalam tabel data selanjutnya divalidasi oleh tim ahli untuk menentukan layak tidaknya atau tepat tidaknya data tersebut diteliti. Tim ahli yang akan mevalidasi data dalam penelitian ini adalah pembimbing peneliti. 3.6 Teknik Analisis Data Semi (2010:31 32) mengatakan teknik analisis data dapat dilakukan dengan cara pemberian interpretasi dan melakukan deskripsi bagian demi bagian yang ditemukan dalam penelitian. Selanjutnya dirumuskan simpulan umum

22 22 tentang hasil deskripsi dan memaparkan hasil penelitian secara lengkap dalam bentuk tertulis. Adapun langkah yang dilakukan ketika menganalisis data sebagai berikut. 1. Mengkelompokkan citraan yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dengan menggunaka kartu data. Pedoman pengkelompokan yang digunakan adalah sebagai berikut. TABEL II PENGODEAN DATA PENELITIAN CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Kode CL CD CG CC CP CR Artinya Menunjukkan jenis citraan penglihatan Menunjukkan jenis citraan pendengaran Menunjukkan jenis citraan gerak Menunjukkan jenis citraan penciuman Menunjukkan jenis citraan pencecapan Menunjukkan jenis citraan perabaan a) Kode TW dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan judul puisi b) Kode 1, 2, 3, dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan halaman. c) Kode I, II, III, dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan bait. d) Kode i,ii,iii dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan baris. Contoh CL/TW/1/III/ii/, artinya jenis citraan pengelihatan pada puisi yang berjudul Tangan Waktu terletak pada halaman 1, bait ketiga dan baris kedua.

23 23 2. Menentukan kelayakan kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono sebagai alternatif bahan pembelajaran di SMA. 3. Menafsirkan hasil penelitian. 4. Menarik kesimpulan.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

LAMPIRAN NASKAH PUISI. Naskah Puisi 01 SATU Sutardji Calzoum Bachri

LAMPIRAN NASKAH PUISI. Naskah Puisi 01 SATU Sutardji Calzoum Bachri LAMPIRAN NASKAH PUISI Naskah Puisi 01 SATU Sutardji Calzoum Bachri kuterjemahkan tubuhku ke dalam tubuhmu ke dalam rambutmu kuterjemahkan rambutku jika tanganmu tak bisa bilang tanganku kuterjemahkan tanganku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI MELIPAT JARAK KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO JURNAL ILMIAH

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI MELIPAT JARAK KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO JURNAL ILMIAH CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI MELIPAT JARAK KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) MARIO PUTRA NPM 11080012 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU KARYA ZELFENI WIMRA

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU KARYA ZELFENI WIMRA CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU KARYA ZELFENI WIMRA JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) SASTRAWAN NPM 09080028 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

CITRAAN DALAM KUMPULAN SAJAK TEBARAN MEGA KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA

CITRAAN DALAM KUMPULAN SAJAK TEBARAN MEGA KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA CITRAAN DALAM KUMPULAN SAJAK TEBARAN MEGA KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA Lia Dimai Fitri 1, Bakhtaruddin 2, Zulfadhli 3 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: liadimaifitri@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan. Salah satu bentuk pendidikan adalah pendidikan yang berupa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif 33 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

IMAJI DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X.

IMAJI DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X. IMAJI DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X (Skripsi) Oleh MARGARETA FINASEHATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama dalam tingkat pemahaman siswa terhadap karya sastra di sekolah. Pembelajaran sastra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

MEMAHAMI IMAJI SAPARDI DJOKO DAMONO *) Oleh: Jabrohim Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

MEMAHAMI IMAJI SAPARDI DJOKO DAMONO *) Oleh: Jabrohim Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta MEMAHAMI IMAJI SAPARDI DJOKO DAMONO *) Oleh: Jabrohim Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta jabrohim_uade@yahoo.com Abstrak Untuk menimbulkan suasana yang khusus, memberikan gambaran yang jelas, membuat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan. Sastra adalah hasil penghayatan pengarang terhadap kehidupan. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. keindahan. Sastra adalah hasil penghayatan pengarang terhadap kehidupan. Hasil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan suatu karya yang bersifat imajinatif dan memiliki nilai keindahan. Sastra adalah hasil penghayatan pengarang terhadap kehidupan. Hasil penghayatan

Lebih terperinci

CITRAAN LIRIK LAGU ODI MALIK DALAM ALBUM BANCANO BUKIK LANTIAK

CITRAAN LIRIK LAGU ODI MALIK DALAM ALBUM BANCANO BUKIK LANTIAK CITRAAN LIRIK LAGU ODI MALIK DALAM ALBUM BANCANO BUKIK LANTIAK Dio Nugraha 1), Gusnetti 2), Romi Isnanda 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI DARAH ANGIN KARYA ADRI SANDRA ABSTRACT

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI DARAH ANGIN KARYA ADRI SANDRA ABSTRACT CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI DARAH ANGIN KARYA ADRI SANDRA Siska Satia Putri 1, Aruna Laila 2, Wahyudi Rahmat 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Menurut Syamsuddin (2009:14), metode penelitian merupakan cara pemecahan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Menurut Syamsuddin (2009:14), metode penelitian merupakan cara pemecahan 60 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Syamsuddin (2009:14), metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY Sebelum kita sampai pada pembicaraan mengenai teori pembelajaran apresiasi sastra menurut Moody, ada baiknya Anda terlebih dahulu mengetahui prinsip ganda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada dalam setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan yang wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu

Lebih terperinci

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI 1 ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI Andi nova 1,Dainur Putri 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI 0 KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA MATAMU KARYA SYAIFUL IRBA TANPAKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara etimologis metode berasal dari kata Yunani Metodos yang berarti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara etimologis metode berasal dari kata Yunani Metodos yang berarti BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara etimologis metode berasal dari kata Yunani Metodos yang berarti jalan atau cara sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode mengangkat masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

CITRAAN DAN MAKNA DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

CITRAAN DAN MAKNA DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO CITRAAN DAN MAKNA DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Arif Kurniawan ¹ ), Hj. Syofiani² ), Romi Isnanda² ) 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ada dua materi yang harus disampaikan oleh pengajar yaitu materi kebahasaan dan materi kesastraan. Materi kebahasaan meliputi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun Untuk Mencapai Galar Sarjana SI Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Novel Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya

Lebih terperinci

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A.

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A. ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK Oleh: Itaristanti, M.A. Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan hasil analisis bunyi, kata, dan citraan terhadap beberapa puisi anak. Tujuannya bukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 40 Bandung, khususnya guru Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menulis di sekolah saat ini masih belum terlaksana dengan baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu penyebab

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang termasuk ke dalam ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia dan tidak dapat terpisahkan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh siswa dari tingkat pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi. Pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh siswa dari tingkat pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi. Pengajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam rangka peningkatan sumber daya manusia adalah kemampuan berbahasa, untuk membantu siswa menguasai

Lebih terperinci

PUISI LBPPR 2017 PENYISHAN TAHAP 1 (PELAJAR)

PUISI LBPPR 2017 PENYISHAN TAHAP 1 (PELAJAR) Dorothea Rosa Herliany Para Pemimpin dari Negeri Bukan Dongeng bayi itu tumbuh menjadi dewasa, dan kini menjadi raksasa. hari ke hari ia tumbuh besar, lalu menggelembung dalam dusta yang indah. ia tumbuh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 58 BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara etimologis metode berasal dari kata Yunani Metodos yang berarti jalan atau cara sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menggangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

PEMBACA PUISI. Karya Chairil Anwar. Untuk neneknda

PEMBACA PUISI. Karya Chairil Anwar. Untuk neneknda IDENTIFIKASI NASKAH 1. Nama Program : Apresiasi Sastra 2. Topik : Puisi Tentang Kematian 3. Judul Karya yang Diulas : Nisan, Yang Terhempas dan Yang Putus, (Chairil Anwar), 4. Pengarang : Chairil Anwar

Lebih terperinci

CITRAAN DALAM KUMPULAN SAJAK ORGASMAYA KARYA HASAN ASPAHANI. Yeni Maulina

CITRAAN DALAM KUMPULAN SAJAK ORGASMAYA KARYA HASAN ASPAHANI. Yeni Maulina CITRAAN DALAM KUMPULAN SAJAK ORGASMAYA KARYA HASAN ASPAHANI Yeni Maulina Balai Bahasa Provinsi Riau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Binawidya, Kompleks Universitas Riau, Panam, Pekanbaru, 28293

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari Oleh: Erwansyah RRA1B109023 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Siska Novalian Kelana, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu komponen dalam sistem masyarakat yang memiliki peran serta kontribusi cukup besar untuk mempersiapkan sumber daya manusia handal dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan sepanjang hayat yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa

Lebih terperinci