BAB II WAKAF BERJANGKA WAKTU. DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG No. 41 TAHUN A. Definisi Wakaf dalam Hukum Islam dan Undang-Undang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II WAKAF BERJANGKA WAKTU. DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG No. 41 TAHUN A. Definisi Wakaf dalam Hukum Islam dan Undang-Undang"

Transkripsi

1 BAB II WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG No. 41 TAHUN 2004 A. Definisi Wakaf dalam Hukum Islam dan Undang-Undang Kata Wakaf atau Waqf berasal dari bahasa Arab Waqafa. 1 Kata ini bersinonim dengan kata Habasa dengan makna aslinya berhenti, diam di tempat, atau menahan. Kata al-waqfu adalah bentuk masdar (gerund) dari ungkapan waqfu syai, yang berarti menahan sesuatu. Sebagai kata benda, kata wakaf semakna dengan kata al-habs. 2 DR. Mundzir Qahaf memberikan definisi wakaf dengan menahan harta baik secara abadi maupun sementara, dari segala bentuk tindakan pribadi, seperti menjual dan memberikan wakaf atau yang lainnya, untuk tujuan pemanfaatannya atau hasilnya secara berulang-ulang bagi kepentingan umum atau khusus, sesuai dengan tujuan yang disyaratkan oleh wakif dan dalam batasan hukum syariat. 3 Dengan definisi ini wakaf bisa diaplikasikan pada barang atau manfaat atau hak bernilai materi, karena semua itu adalah termasuk harta, bisa bersifat abadi maupun sementara, dimana kesementaraan ini lahir karena tabiat barangnya atau karena syarat yang dibuat oleh wakif. 1 Departemen Agama, Fiqh Wakaf,..., h. 1 2 Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktek Perwakafan di Indonesia,..., h. 7 3 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif,..., h

2 19 Para ahli fiqh berbeda pendapat dalam mendefinisikan wakaf menurut istilah, sehingga mereka berbeda pula dalam memandang hakikat wakaf itu sendiri. Berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut: 4 a. Abu Hanifah Madzhab Hanafi mendefinisikan wakaf dengan: tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial), baik sekarang maupun akan datang. Jadi, menurut madzhab ini kepemilikan benda wakaf menurut hukum tetap menjadi milik si wakif, jadi hanya manfaat dari benda tersebut yang menjadi wakaf. Oleh karena itu suatu saat kapanpun wakif boleh menarik kembali benda tersebut dan ia boleh menjualnya. Jika si wakif wafat maka harta tersebut menjadi harta warisan untuk ahli warisnya. b. Madzhab Maliki Madzhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan si wakif menjadikan manfaat hartanya 4 Departemen Agama, Fiqh Wakaf,..., h.2-3

3 20 untuk digunakan oleh mustahiq (penerima wakaf) walaupun yang dimilikinya itu berbentuk upah, atau menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan seperti mewakafkan uang. Wakaf dilakukan dengan mengucapkan lafadz wakaf untuk masa tertentu sesuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu dari penggunaan benda secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pembarian manfaat benda secara wajar sedang benda itu tetap menjadi milik si wakif. Perwakafan itu berlaku untuk suatu masa tertentu, dan karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya). c. Madzhab Syafi i dan Ahmad bin Hambal Madzhab Syafi i mendefinisikan wakaf dengan: tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial). Karena menurut Imam Syafi i dan Imam Hambali bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan si wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta wakaf tersebut, jika wakif wafat maka harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh ahli waris wakif. Kalau diperhatikan definisi yang diungkapkan para Imam madzhab ini mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, misalnya saja Imam Hanifah, beliau mensyaratkan bahwa harta wakaf itu tetap menjadi milik si wakif dan si wakif berhak melakukan apa saja terhadap benda

4 21 tersebut, yang disalurkan untuk perwakafan adalah manfaat dari benda tersebut. Pendapat ini selaras dengan pendapat Imam Maliki, beliau juga berpendapat bahwa harta wakaf itu tetap menjadi milik si wakif, namun si wakif tidak berhak melakukan perbuatan sperti halnya hak kepemilikan sampai jangka waktu yang ditentukan si wakif dalam mewakafkan benda wakaf tersebut. Berbeda dengan pendahulunya, Imam Syafi i dan Ahmad bin Hambal mensyaratkan bahwa benda wakaf yang sudah di wakafkan akan lepas hak kepemilikannya dari si wakif, jadi wakaf itu menurut mereka haruslah mu abbad (abadi). Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam sendiri telah mengatur perwakafan ini dalam beberapa peraturan perundang-undangan. Yang pertama adalah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik dijelaskan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaan yang berupa tanah miilik dan melembagakan selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. 5 Definisi wakaf yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tersebut memperlihatkan tiga hal: pertama, wakif atau pihak yang mewakafkan secara perorangan atau badan hukum seperti perusahaan atau organisasi kemasyarakatan. Kedua, pemisahan tanah 5 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun1977 tentang Perwakafan Tanah Milik, bab I, pasal I (b), yang terlampir dalam bukunya Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia,..., h. 110

5 22 milik belum menunjukkan pemindahan kepemilikan tanah yang diwakafkan. Meskipun demikian, dengan melihat durasi yang ditetapkan, yaitu dilembagakan untuk selama-lamanya, ketentuan ini sudah menunjukkan bahwa benda yang diwakafkan sudah berpindah kepemilikannya, dari milik perorangan menjadi milik umum. 6 Dalam buku III Kompilasi Hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang, kelompok orang, atau badan hukum dengan memisahkan sebagian harta benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam. 7 Definisi wakaf yang terdapat dalam KHI memperlihatkan adanya perluasan pihak yang mewakafkan atau wakif. Dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977, pihak wakif yang dinyatakan secara eksplisit hanyalah dua, yaitu perorangan dan badan hukum. Sedangkan dalam KHI, pihak wakif bisa tiga, yaitu perorangan, sekelompok orang, dan badan hukum. 8 Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dijelaskan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan 6 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif,..., h Kompilasi Hukum Islam (KHI), bab 1, pasal 215, ayat (1), yang terlampir dalam bukunya Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik Perwkafan di Indonesia,..., h Jaih Mubarok, Wakaf Produktif,..., h. 13

6 23 ketentuannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah. 9 Definisi wakaf tersebut memperlihatkan dua hal: Pertama, pihak yang mewakafkan langsung disebut wakif tanpa memperinci pihak yang mewakafkan sebagaimana dirinci dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 dan KHI. Kedua, durasi wakaf. 10 Dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya ditetapkan bahwa wakaf bersifat mu abbad (abadi, selamanya, atau langgeng). Benda yang diwakafkan tidak dapat ditarik kembali karena bukan lagi menjadi milik wakif (tapi menjadi milik umum). Sedangkan dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 terdapat ketentuan secara eksplisit yang menyatakan bahwa benda wakaf dapat dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu. 11 B. Dasar Hukum Wakaf Al-Qur an sebagai sumber hukum Islam yang utama memberikan petunjuk secara umum tentang amalan wakaf termasuk salah satu yang digolongkan dalam perbuatan baik. Ayat-ayat al-qur an yang berkaitan dengan wakaf tersebut antara lain: a) Al-Qur an Surat al-hajj ayat 77 9 Departemen Agama RI, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, pasal 1, ayat 1,..., h Jaih Mubarok, Wakaf Produktif,..., h Achmad Djunaedi dan Thobieb al-asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif,..., h. 26

7 24 Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. Al-Hajj: 77) Al-Qurthubi mengartikan berbuat baiklah kamu dengan pengertian berbuat baik itu adalah perbuatan sunnah bukan perbuatan wajib, sebab perbuatan wajib adalah kewajiban yang sudah semestinya dilakukan hamba kepada Tuhannya. Salah satu perbuatan sunnah itu adalah wakaf yang selalu menawarkan pahala di sisi Allah. Bunyi akhir dari ayat di atas adalah mudah-mudahan kamu sekalian beruntung adalah gambaran dampak positif dari berbuat amal kebaikan termasuk wakaf. 12 b) Al-Qur an Surat Ali Imran ayat 92 Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran: 92) c) Al-Qur an Surat al-baqarah ayat Abdul Gahfur Anshori, Hukum dan Praktik Wakaf di Indonesia,..., h. 19

8 25 Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-nya) lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261) d) Al-Qur an Surat al-baqarah ayat 267 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al-Baqarah: 267) e) Sunnah Rasulullah SAW Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa wakaf disebut sebagai shodaqah jariyah. Dalam prespektif ini secara umum, sedekah dibedakan menjadi dua yaitu, sedekah wajib dan sedekah sunnah.

9 26 Kemudian sedekah sunnah dibedakan menjadi dua pula yaitu, sedekah yang pahalanya tidak senantiasa mengalir dan sedekah yang pahalanya senantiasa mengalir meskipun orang yang bersangkutan telah meninggal dunia. Sedekah yang terakhir disebut dianggap sebagai wakaf. 13 Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw, bersabda: عن أبي هريرة ان رسول هللا هللاىلص : إذا مات ابن أدم إنقطع عمله إال من ثالث: صدقة جارية, أو علم ينتفع به او ولد صالح يدعو له. رواه مسلم Dari Abu hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: apabila anak adam (manusia) meninggal dunia maja putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya. (HR. Muslim) Adapun penafsiran shodaqah jariyah dalam hadits tersebut adalah: ذكره في باب الوقف ألنه فسر العلماء الصدقة الجارية بالوقف Hadits tersebut dikemukakan di dalam bab wakaf karena para ulama menafsirkan shadaqah jariyah dengan wakaf 14 Selain shodaqah jariyah, wakaf dikenal dan disebut juga dengan al-habs. Secara bahasa al-habs berarti al-sijn (penjara), diam, cegahan, rintangan, halangan, tahanan dan pengamanan. Gabungan kata 13 Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktek Perwakafan di Indonesia,..., h Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia, (Jakarta: Proyek Peningkatan Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama RI, 2004), h. 18

10 27 ahbasa (al-habs) dengan al-mal (harta) berarti wakaf adalah (ahbasa almal). 15 Penggunaan kata al-habs dengan arti wakaf terdapat dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Ibn Umar yang menjelaskan bahwa Umar Ibn al-khattab datang kepada Nabi saw meminta petunjuk pemanfaatan tanah miliknya di Khaibar. عن ابن عمر قال: قال عمر للنبى صلى هللا علىه وسلم ا ن المائة سهم التي لى بخيبر أصب ماال قط أعجب الي منها قد أردت أن أتصدق بها, فقال النبي : أحبس أصلها وسبل ثمرتها { رواه البخاري و مسلم } Dari Ibnu Umar, ia berkata : Umar mengatakan kepada Nabi SAW, saya mempunyai seratus dirham saham di Khaibar. Saya belum pernah mendapat harta yang paling saya kagumi seperti itu. Tetapi saya ingin menyedekahkannya. Nabi mengatakan kepada Umar : Tahanlah pokoknya, dan jadikan buahnya sedekah untuk sabilillah. (HR. Bukhari dan Muslim). 16 C. Macam-macam Wakaf dalam Hukum Islam dan Undang-Undang Wakaf pada umumnya jika ditinjau dari segi peruntukan benda yang ditujukan kepada siapa wakaf itu, maka wakaf dapat dibagi menjadi dua, yaitu: wakaf ahli (keluarga), dan wakaf khairi (umum). a) Wakaf Ahli (keluarga) Wakaf ahli atau wakaf keluarga ialah wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu seseorang atau lebih, baik keluarga wakif atau bukan. Wakaf seperti ini juga disebut wakaf Dzurri Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997), h. 16 Depag RI, Fiqih Wakaf,..., h. 13

11 28 Apabila ada seseorang mewakafkan sebidang tanah kepada anaknya, lalu kepada cucunya, wakafnya sah dan yang berhak mengambil manfaatnya adalah mereka yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf. Wakaf untuk keluarga ini secara hukum Islam dibenarkan berdasarkan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Anas bin Malik tentang adanya wakaf keluarga Abu Thalhah kepada kaum kerabatnya. Diujung hadits tersebut dinyatakan: قد سمعت ما قلت فيها, وإني أرى ان تجعلها في األقربين, فقسمها أبو طلحه في أقاربه وبني عمه Aku telah mendengar ucapanmu tentang hal tersebut. Saya berpendapat sebaiknya kamu memberikannya kepada keluarga terdekat. Maka Abu Thalhah membagikannya untuk keluarga dan anak pamannya b) Wakaf Khairi (umum) Wakaf khairi ialah wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingan umum, tidak dikhususkan untuk orang-orang tertentu. Definisi ini berdasakan hadits Umar bin Khattab tentang wakaf. Hadits tersebut menerangkan bahwa wakaf Umar tersebut untuk kepentingan umum, meskipun disebutkan juga tujuan untuk anak kerabatnya. 17 Dalam tinjauan penggunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan jenis wakaf ahli, karena tidak terbatasnya pihak-pihak yang ingin mengambil manfaat. Dan jenis wakaf inilah yang sesungguhnya paling sesuai dengan tujuan 17 Abdul Gahfur Anshori, Hukum dan Praktik Perwkafan di Indonesia,..., h

12 29 perwakafan itu sendiri secara umum. Dalam jenis wakaf ini juga, si wakif dapat mengambil manfaat dari harta yang diwakafkannya itu. Secara substansinya, wakaf inilah yang merupakan salah satu segi dari cara membelanjakan (memanfaatkan) harta di jalan Allah SWT. Dan tentunya kalau dilihat dari manfaat kegunaannya merupakan salah satu sarana pembangunan, baik di bidang keagamaan, khususnya peribadatan, perekonomian, kebudayaan, kesehatan, keamanan dan sebagainya. Dengan demikian, benda wakaf tersebut benar-benar terasa manfaatnya untuk kepentingan kemanusiaan (umum), tidak hanya untuk keluarga atau kerabat yang terbatas. Sedangkan dalam Undang-Undang, wakaf berdasarkan jangka waktu keberlangsungannya dibagi menjadi dua, yaitu: wakaf mu abbad (selamanya) dan wakaf mu aqqat (dengan jangka waktu tertentu). Dalam Kompilasi Hukum Islam Buku III dijelaskan Pasal 215, ayat 1: Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum memisahkn sebagian dari benda miliknya dan melembagakan untuk selama-lamanya (mu abbad) guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. 18 Sedangkan dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 dijelaskan bahwa wakaf itu boleh dengan mu abbad atau mu aqqat. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 1 ayat 1 UU No. 41, yaitu: Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan 18 Kompilasi Hukum Islam (KHI), bab 1, pasal 215, ayat (1), yang terlampir dalam bukunya Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik Perwkafan di Indonesia,..., h. 129

13 30 selamanya (mu abbad) atau jangka waktu tertentu (mu aqqat) sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. 19 D. Syarat dan Unsur Wakaf dalam Hukum Islam dan Undang-Undang 1. Syarat dan Unsur Wakaf dalam Hukum Islam Secara etimologi, rukun biasa diterjemahkan dengan sisi yang terkuat. Karenanya, kata rukn al-sya i kemudian diartikan sebagai sisi dari sesuatu yang menjadi tempat bertumpu. 20 Adapun dalam terminologi fikih, rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, dimana ia merupakan bagian integral dari disiplin itu sendiri. Atau dengan kata lain rukun adalah penyempurna sesuatu, dimana ia merupakan bagian dari sesuatu itu. 21 Oleh karena itulah, sempurna atau tidaknya wakaf sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang ada dalam perbuatan wakaf tersebut. Adapun rukun atau unsur wakaf menurut sebagian besar ulama (mazhab Maliki, Syafi i, Hanbali dan Zaidiyah) adalah: Ada orang yang berwakaf (wakif) 2. Ada harta yang diwakafkan (mauquf) 3. Ada tujuan peruntukan wakaf (mauquf alaih) 4. Ada akad/ pernyataan wakif (shighat) 19 Departemen Agama RI, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, pasal 1, ayat 1, (Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005), h Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia,..., h Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia,..., h Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik Perwkafan di Indonesia,..., h. 26

14 31 Kemudian dari tiap-tiap unsur/ rukun diatas harus terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Syarat Wakif Wakif harus mempunyai kecakapan melakukan tabarru yaitu melepaskan hak milik tanpa imbangan materiil. Artinya mereka telah dewasa (baligh), berakal sehat, tidak dibawah pengampuan dan tidak terpaksa dalam melakukan perbuatan (wakaf). b. Syarat Mauquf Mauquf dipandang sah apabila merupakan harta yang bernilai, tahan lama, dapat diambil manfaatnya dan harta hak milik wakif mutlak. Adapun harta benda wakaf terdiri dari dua jenis, yaitu harta tetap dan harta bergerak. c. Syarat Mauquf alaih Mauquf alaih tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai ibadah, hal ini sesuai dengan sifat amalan wakaf sebagai salah satu bagian dari ibadah, sekurang-kurangnya merupakan hal-hal yang dibolehkan atau mubah menurut hukum Islam. d. Syarat Shighat Shighat atau pernyataan wakaf dari si wakif dapat berupa lisan, tulisan, atau isyarat yang dapat dipahami maksudnya. Isyarat hanya digunakan bagi wakif yang tidak dapat melakukan wakaf dengan menggunakan cara lisan maupun tulisan, disamping itu isyarat juga harus jelas hingga benar-benar dapat dipahami.

15 32 2. Syarat dan Unsur Wakaf dalam Undang-Undang Wakaf menurut ketentuan Undang-Undang dalam pasal 2 disebutkan bahwa Wakaf sah apabila dilaksanakan menurut syariah. Sedangkan pasal 6 menyatakan bahwa Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai berikut: Wakif, Nazhir, Harta benda wakaf, Ikrar Wakaf, Peruntukan harta benda wakaf, dan Jangka waktu wakaf. Sedangkan syarat yang harus dipenuhi dalam unsur wakaf berdasarkan Undang-Undang yaitu: 23 a. Wakif Syarat wakif, wakif disyaratkan cakap bertindak dalam membelanjakan hartanya, dengan kriteria merdeka, berakal sehat, dewasa, tidak terhalang melakukan perbuatan hukum dan pemilik sah harta wakaf. Dalam Undang-Undang No 41 tahun 2004 pasal 7 disebutkan, wakif meliputi: Perseorangan Organisasi Badan Hukum b. Nazhir Nazhir berdasarkan ketentuan perundang-undang terdiri dari perseorangan, organisasi atau badan hukum. Sebagaimana 23 Abd. Shomad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 373

16 33 tercantum dalam pasal 11 Undang-Undang wakaf bahwa nazhir bertugas: Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia Syarat dan ketentuan lain tentang ke-nazhiran terdapat dalam pasal 10 hingga pasal 14 Undang-Undang wakaf. c. Harta Benda Wakaf Harta benda yang dapat diwakafkan menurut ketentuan perundang-undangan adalah harta yang dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah. Harta benda wakaf terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, adapun benda bergerak yang dapat diwakafkan meliputi uang, logam mulia, kendaraan dan harta benda lain yang tidak bisa habis karena dikonsumsi. d. Ikrar Wakaf Ikrar wakaf adalah pernyataan wakaf dari si wakif. Berdasarkan pasal 17 sampai dengan pasal 21 Undang-Undang wakaf ditentukan bahwa ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nazhir di hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh dua orang saksi.

17 34 e. Peruntukan Harta Benda Wakaf Peruntukan harta benda wakaf dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf sesuai dengan ketentuan hukum, ditetapkan atas kehendak si wakif pada waktu melakukan ikrar wakaf. Hal ini diatur dalam pasal 22 dan 23. f. Jangka Waktu Wakaf Jangka wakaf berdasarkan ketentuan Undang-Undang merupakan bagian dari unsur wakaf yang harus ditentukan pada waktu ikrar. Sesuai dengan pengertian wakaf menurut Undang-Undang dalam pasal 1 bahwa wakaf boleh dilaksanakan untuk selamanya atau untuk jangka waktu tertentu. E. Wakaf Berjangka Waktu Dalam fikih gagasan tentang wakaf berjangka waktu dikenal dengan istilah wakaf mu aqqat, yaitu pembatasan wakaf berdasarkan durasi waktu tertentu. Para ulama madzhab kecuali Imam Malik berpendapat bahwa, wakaf tidak bisa terwujud kecuali apabila orang yang mewakafkan bermaksud mewakafkan harta bendanya untuk selamanya dan terus-menerus. Pendapat yang menyatakan bahwa wakaf harus bersifat permanen merupakan pendapat yang didukung oleh mayoritas ulama. 24 Imam Malik berpendapat bahwa akad wakaf bersifat mulazamat (kepemilikan harta wakaf berpindah dari milik wakif menjadi milik Allah umum), akan tetapi beliau berpendapat bahwa wakaf tidak mesti dilakukan 24 Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia,..., h. 29

18 35 secara mu abbad (selamanya). Wakaf boleh dilakukan dengan tenggang waktu tertentu dengan syarat tidak boleh ditarik kembali sebelum durasi waktu yang telah disepakati selesai. Ketentuan lain mengenai wakaf mu aqqat menurut Imam Malik adalah bahwa batasan jangka waktu wakaf ditetapkan berdasarkan atas kehendak si wakif baik terhadap benda tetap (aluqar) maupun benda bergerak (al-manqul). 25 Di Indonesia syarat permanen wakaf sempat dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik dan Kompilasi Hukum Islam. Keduanya menyebutkan secara tegas bahwa wakaf harus berlaku untuk selama-lamanya. 26 Namun ketentuan tersebut berubah menjadi, wakaf boleh dilakukan untuk jangka waktu tertentu disamping juga boleh berlaku untuk selamanya setelah lahirnya Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Dasar pertimbangan lahirnya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf adalah bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi, sehingga perlu dikelola secara efektif dan efisien untuk kepentingan ibadah demi kesejahteraan umum. Disamping itu wakaf juga perbuatan hukum yang telah lama hidup dan dilaksanakan dalam masyarakat, yang pengaturanya belum lengkap serta masih tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan. 25 Titik Aisyah, Pendapat Madzhab Maliki Tentang Wakaf Berjangka Waktu Serta Relevansinya Dengan Upaya Pengembangan Wakaf di Indonesia, td,..., h Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran Hukum dan Perkembanganya, (Bandung, Yayasan Piara, 1993), h. 18

19 36 Sehingga dalam upaya mewujudkan konsep wakaf produktif lahirlah Undang- Undang wakaf ini. 27 Didalam Undang-Undang wakaf yang baru, terdapat dua aturan yang mencakup tentang wakaf berjangka waktu. Pertama, pengertian wakaf yang terdapat dalam pasal 1, yang menyebutkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya (mu abbad) atau jangka waktu tertentu (mu aqqat) sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. Kedua, rukun/ unsur wakaf tercantum dalam pasal 6, yaitu ada enam unsur wakaf meliputi: Wakif, Nazhir, Harta benda wakaf, Peruntukan wakaf, Ikrar dan Jangka waktu wakaf. Dari dua ketentuan pasal yang tercantum diatas, apabila ditinjau dari segi normatif, bahwa bolehnya wakaf berjangka waktu adalah sesuai dengan kehendak si wakif. Akan tetapi, dalam Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf terdapat ketentuan bahwa benda wakaf tidak bergerak yang berupa tanah beserta bangunan, tanaman atau benda-benda lain yang terkait dengannya hanya dapat dilakukan (diwakafkan) secara mu abbad (Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, pasal 18, ayat 1). 28 Oleh sebab itu, pembatasan ini menjadi penghambat 27 Devi Kurnia Sari, Tinjauan Perwakafan Tanah Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf di Kabupaten Semarang, td,..., h Jaih Mubarok, Wakaf Produktif,..., h. 225

20 37 wakaf tanah secara temporal yang secara konseptual dibolehkan oleh ulama Malikiyah. Selama ini perwakafan yang berlaku di Indonesia masih mengedepankan sifat keabadian wakaf sesuai dengan mayoritas pendapat ahli hukum Islam, meskipun wakaf dengan jangka waktu juga dikenal kalangan madzhab Maliki. Aplikasi doktrin Malikiyah ini penting mengingat kondisi faktual masyarakat yang masih berpedoman pada madzhab Syafi iyah dan peraturan perundang-undangan yang terdahulu.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi tradisi Arab yang memang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. tetapi tradisi Arab yang memang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mempunyai aturan dan tatanan sosial yang konkret, akomodatif dan aplikatif guna mengatur kehidupan manusia yang dinamis dan sejahtera.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF A. Pengertian Wakaf Kata wakaf atau wacf berasal dari bahasa arab Wakafa. Asal kata Wakafa berarti menahan atau mencegah. Dalam peristilahan syara wakaf adalah sejenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid BAB IV ANALISIS A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid Mazhab Syafi i dan mazhab Hanbali berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR A. Pengertian dan Dasar Hukum Nadzir 1. Pengertian Nadzir Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. 1 Di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA A. Analisis Mekanisme Pendayagunaan Dana Wakaf Masjid dan Wakaf Qur an di YDSF Surabaya Nāżir merupakan

Lebih terperinci

BAB II WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM

BAB II WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM BAB II WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM A. Pengertian Wakaf Wakaf berasal dari bahasa Arab waqafa yang artinya menahan 1. Sedangkan dalam pandangan istilah hukum Islam (fiqh), wakaf adalah menahan harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf merupakan perbuatan seseorang atau kelompok atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari

Lebih terperinci

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA Junaidi Abdullah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus e-mail: abdillahrafandra@gmail.com Abstract Cash waqf is not refers to money waqf only

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB IV ANALISIS TERHADAP WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 BAB IV ANALISIS TERHADAP WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran agama Islam yang menyangkut kehidupan masyarakat dalam rangka ibadah ijtima

Lebih terperinci

BAB III Data Analisis Terhadap Proses Pencatatan Status

BAB III Data Analisis Terhadap Proses Pencatatan Status BAB III Data Analisis Terhadap Proses Pencatatan Status Tanah Wakaf Masjid Uswatun Hasanah Di Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak A. Analisis Teori Perwakafan menurut Kompilasi Hukum Islam dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan pada bab III,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai institusi keagamaan, di samping berfungsi ubudiyah. mewujudkan dan memelihara hablun min Allah dan hablun min an-nas.

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai institusi keagamaan, di samping berfungsi ubudiyah. mewujudkan dan memelihara hablun min Allah dan hablun min an-nas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf sebagai institusi keagamaan, di samping berfungsi ubudiyah juga berfungsi sosial. Dalam pengertiannya, wakaf adalah persoalan pemindahan hak milik yang

Lebih terperinci

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Ruang Lingkup Wakaf HAKI Dalam Pasal 16 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004. Salah satu substansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN HUKUM TERHADAP WAKAF

BAB II TINJAUAN HUKUM TERHADAP WAKAF 20 BAB II TINJAUAN HUKUM TERHADAP WAKAF A. Wakaf Tunai menurut Hukum Islam 1. Pengertian wakaf secara umum Dalam kamus Arab-Melayu yang disusun oleh Muhammad Fadlullah dan B. Th. Brondgeest dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu anjuran agama Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtimaiyah (ibadah sosial) karena wakaf adalah ibadah,

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN BENDA WAKAF

BAB II PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN BENDA WAKAF BAB II PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN BENDA WAKAF A. Pengertian Wakaf Kata wakaf yaitu berasal dari bahasa Arab asal katanya waqafa yang berarti menahan atau mencegah. Sedangkan dalam peristilahan syara wakaf

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح

Lebih terperinci

BAB IV. mensyaratkan kekekalan di dalamnya dengan membeli sesuatu harta yang lain

BAB IV. mensyaratkan kekekalan di dalamnya dengan membeli sesuatu harta yang lain 65 BAB IV KESESUAIAN ISTIBDA@L (TUKAR GULING) TANAH DAN RUMAH WAKAF DI DUSUN UJUNG SARI DESA RANDUBOTO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK DENGAN KETENTUAN HUKUM ISLAM Istibda@l wakaf merupakan suatu perbuatan

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa www.bersamadakwah.com 1 : Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT, Setiap ibadah dalam Islam memiliki keutamaan masingmasing. Demikian pula dengan puasa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dalam firman-nya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI A. Wakaf Tunai 1. Pengertian Wakaf Tunai Dalam peristilahan syāra secara umum, wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perwakafan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk kepentingan umum dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Pengaturan Wasiat 1. Pengertian Wasiat Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat merupakan pesan terakhir dari seseorang yang mendekati

Lebih terperinci

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni 15 BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH A. PENGERTIAN SYIRKAH Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan yang lainnya,

Lebih terperinci

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Waris Tanpa Anak WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Pertanyaan: Kami lima orang bersaudara: 4 orang laki-laki

Lebih terperinci

BAB II KONSEP UMUM TENTANG DAN WAKAF. Wakaf berasal dari bahasa Arab al-waqf bentuk masdar dari waqofa -

BAB II KONSEP UMUM TENTANG DAN WAKAF. Wakaf berasal dari bahasa Arab al-waqf bentuk masdar dari waqofa - BAB II KONSEP UMUM TENTANG DAN WAKAF A. Pengertian dan Dasar Hukum Wakaf Wakaf berasal dari bahasa Arab al-waqf bentuk masdar dari waqofa - yaqifu waqfan yang artinya berdiri atau berhenti. 1 Kata al-waqf

Lebih terperinci

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf 11 BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG UNDANG UNDANG NO.41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Hadirnya Undang-Undang Republik Indonesia No.41 tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti membantu pembangunan sektor keagamaan baik pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. seperti membantu pembangunan sektor keagamaan baik pembangunan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan suatu perbuatan sunnah untuk tujuan kebaikan, seperti membantu pembangunan sektor keagamaan baik pembangunan di bidang material maupun spiritual.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF A. Pengertian Wakaf Secara bahasa wakaf berasal dari kata waqafa adalah sama dengan habasa. Jadi al-waqf sama dengan al-habs yang artinya menahan. 22 Pengertian menahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

Bagaimana Caranya Kita Bersyukur? Wednesday, 15 May :39

Bagaimana Caranya Kita Bersyukur? Wednesday, 15 May :39 Kata syukur memiliki kisaran makna pujian atas kebaikan atau penuhnya sesuatu. Dalam Al-Qur an kata syukur biasa ditandingkan dengan kata kufur, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Wakaf Uang Baitul Maal Hidayatullah Semarang menurut hukum positif Dengan lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Praktek Jual Beli Tanah Wakaf Wakaf Pemakaman di Pekon Pajajaran Kecamatan Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus

BAB IV ANALISA DATA. A. Praktek Jual Beli Tanah Wakaf Wakaf Pemakaman di Pekon Pajajaran Kecamatan Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Jual Beli Tanah Wakaf Wakaf Pemakaman di Pekon Pajajaran Kecamatan Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus Jual beli menurut bahasa berarti Al-Bai, Al-Tijarah dan Al-Mubadalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF A. Perwakafan Menurut Hukum Islam 1. Pengertian Wakaf Wakaf adalah salah satu lembaga Islam yang bersifat sosial kemasyarakatan, bernilai ibadah, dan sebagai pengabdian

Lebih terperinci

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk bersedekah di jalan Allah:

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk bersedekah di jalan Allah: Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk bersedekah di jalan Allah: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf Dalam al-qur an maupun hadith memang tidak disebutkan secara detail tentang perintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM HIBAH MENURUT HUKUM ISLAM. Hibah secara etimologi adalah bentuk masdar (hubungan antara manusia

BAB II TINJAUAN UMUM HIBAH MENURUT HUKUM ISLAM. Hibah secara etimologi adalah bentuk masdar (hubungan antara manusia BAB II TINJAUAN UMUM HIBAH MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Hibah Hibah secara etimologi adalah bentuk masdar (hubungan antara manusia dengan Tuhan) dari kata wahaba, yang berarti pemberian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya, namun harta yang diperoleh itu juga mempunyai fungsi sosial 1. Di

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya, namun harta yang diperoleh itu juga mempunyai fungsi sosial 1. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat islam diperintahkan agar senantiasa bekerja keras guna mencari karunia Allah Swt. Harta di perlukan sebagai pemenuhan kebutuhan kehidupan pribadi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WAKAF ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WAKAF ONLINE BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WAKAF ONLINE A. Analisis Pelaksanaan Wakaf Online di Sinergi Foundation Pelaksanaan wakaf yang dilakukan Sinergi Foundation sebagai salah satu lembaga wakaf online

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Wakaf a. Pengertian Wakaf Wakaf berasal dari kata kerja bahasa Arab Waqafa yang berarti menahan atau berhenti.yang dimaksud dengan menahan disini adalah yang berkenaan

Lebih terperinci

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai kepentingannya guna keperluan ibadah atau

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai kepentingannya guna keperluan ibadah atau BAB II WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 A. Pengertian Wakaf Dari cara pelaksanaannya, wakaf dapat dipandang sebagai salah satu bentuk amal yang mirip sadaqah, baik tujuan maupun hasil atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke berbagai belahan dunia. 1

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke berbagai belahan dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wakaf merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan harta di jalan Allah swt. Jika dilihat dari segi kegunaannya, wakaf merupakan salah satu sarana pembangunan

Lebih terperinci

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf I TIKAF Pengertian I'tikaf Secara harfiyah, I tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, yaitu ada seorang anggota dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA 54 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA A. Analisis Pelaksanaan Komersialisasi Doa di Pemakaman Umum Jeruk Purut Jakarta Komersialisasi doa dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KOMPARATIF PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT PENDAPAT EMPAT MADZHAB DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB V ANALISIS KOMPARATIF PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT PENDAPAT EMPAT MADZHAB DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF BAB V ANALISIS KOMPARATIF PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT PENDAPAT EMPAT MADZHAB DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF Wakaf merupakan perbuatan yang sangat mulia karena dengan rela memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Perwakafan Menurut Hukum Islam 1. Pengertian Wakaf Wakaf menurut bahasa Arab berarti al-habsu,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN WAKAF TANAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 (Studi Kasus di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2012)

PELAKSANAAN WAKAF TANAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 (Studi Kasus di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2012) PELAKSANAAN WAKAF TANAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 (Studi Kasus di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2012) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq

Lebih terperinci

BAB II WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN ATURAN WAKAF DI INDONESIA

BAB II WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN ATURAN WAKAF DI INDONESIA BAB II WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN ATURAN WAKAF DI INDONESIA Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengertian wakaf dari segi hukum Islam dan UU Nomor 41 Tahun 2004 beserta Peraturan Pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB II WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004

BAB II WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 19 BAB II WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 A. Wakaf dalam Hukum Islam 1. Pengertian Wakaf Kata wakaf berasal dari bahasa arab. Asal kata waqofa yang berarti menahan atau berhenti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENARIKAN TANAH WAKAF UNTUK MEMBAYAR HUTANG AHLI WARIS

BAB IV ANALISIS PENARIKAN TANAH WAKAF UNTUK MEMBAYAR HUTANG AHLI WARIS BAB IV ANALISIS PENARIKAN TANAH WAKAF UNTUK MEMBAYAR HUTANG AHLI WARIS A. Analisis Terhadap Sebab Sebab Terjadinya Penarikan Tanah Wakaf Di Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Adapun sebab sebab

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 159, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4459) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO 57 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Wakaf Berjangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibadah yang dilakukan sehari-hari. Selain itu, terdapat juga ibadah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. ibadah yang dilakukan sehari-hari. Selain itu, terdapat juga ibadah atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara manusia dengan Tuhan, dapat direalisasikan melalui ibadah yang dilakukan sehari-hari. Selain itu, terdapat juga ibadah atau pengabdian kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG WAKAF

BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG WAKAF BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG WAKAF A. Wakaf Menurut Hukum Islam 1. Pengertian Wakaf Wakaf adalah menahan harta yang bisa dimanfaatkan sementara barang tersebut masih utuh, dengan menghentikan sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan ibadah dipraktikkan dan dimanifestasikan melalui pengabdian keseluruhan diri manusia beserta segala apa yang dimilikinya. Ada ibadah melalui bentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB IV ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK BAB IV ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK A. ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG PERWAKAFAN

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG PERWAKAFAN BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG PERWAKAFAN A. Pengertian Wakaf Wakaf menurut bahasa Arab berarti al-habsu, yang berasal dari kata kerja Habasa - Yahbisu - Habsan yang artinya menjauhkan orang dari sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan wakaf baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak telah banyak dilakukan oleh para sahabat. 1 Wakaf zaman Islam dimulai bersamaan dengan dimulainya masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai jenis hak dapat melekat pada tanah, dengan perbedaan prosedur, syarat dan ketentuan untuk memperoleh hak tersebut. Di dalam hukum Islam dikenal banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis Eksistensi Wakaf Uang 1. Analisis Wakaf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu ibadah yang dapat mencakup hablu min Allâh

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu ibadah yang dapat mencakup hablu min Allâh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wakaf merupakan salah satu ibadah yang dapat mencakup hablu min Allâh dan hablu min an-nâs, yaitu ibadah yang selain berhubungan dengan Tuhan juga berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Harta Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi, dan al-mal diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN ZAKAT PENGHASILAN الر ح يم الر ح من االله ب س م Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG MENGINGAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN : a. bahwa kedudukan hukum

Lebih terperinci

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

Lebih terperinci

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Pertanyaan Dari: Ny. Fiametta di Bengkulu (disidangkan pada Jum at 25 Zulhijjah 1428 H / 4 Januari 2008 M dan 9 Muharram 1429 H /

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL Penulis telah memaparkan pada bab sebelumnya tentang pusaka (waris), baik mengenai rukun, syarat, penghalang dalam

Lebih terperinci

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF A. Wasiat Kepada Non Muslim Perspektif Hukum Islam. 1. Syarat-syarat Mushii a. Mukallaf (baligh dan berakal

Lebih terperinci

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN 1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Perwakafan Tanah Milik. Secara etimologi, wakaf berasal dari perkataan Arab Waqf yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Perwakafan Tanah Milik. Secara etimologi, wakaf berasal dari perkataan Arab Waqf yang 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perwakafan Tanah Milik Secara etimologi, wakaf berasal dari perkataan Arab Waqf yang bererti al-habs. Ia merupakan kata yang berbentuk masdar yang pada

Lebih terperinci

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM 1. Latar Belakang Pengadaan tanah untuk proyek Banjir Kanal Timur meliputi tanah/bangunan/tanaman yang

Lebih terperinci

BAB II PERWAKAFAN DALAM ISLAM. Secara bahasa wakaf berasal dari kata و و و yang berarti berhenti,

BAB II PERWAKAFAN DALAM ISLAM. Secara bahasa wakaf berasal dari kata و و و yang berarti berhenti, BAB II PERWAKAFAN DALAM ISLAM A. Pengertian Wakaf 1. Secara bahasa Secara bahasa wakaf berasal dari kata و و و yang berarti berhenti, berdiri. 1 Kata و و و sinonim kata و و و dengan makna aslinya berhenti,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF. Kata wakaf dalam bahasa Indonesia berasal dari kata

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF. Kata wakaf dalam bahasa Indonesia berasal dari kata 14 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF A. Pengertian Dan Dasar Hukum Wakaf 1. Pengertian Wakaf Kata wakaf dalam bahasa Indonesia berasal dari kata وقف - يقف - berarti berdiri, berhenti. 1 Kata wakaf sering

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan

Lebih terperinci

BAB III HARTA WAKAF DALAM ISLAM. Wakaf menurut bahasa Arab berarti al-habsu, yang berasal dari kata kerja

BAB III HARTA WAKAF DALAM ISLAM. Wakaf menurut bahasa Arab berarti al-habsu, yang berasal dari kata kerja 26 BAB III HARTA WAKAF DALAM ISLAM A. Pengertian Harta Wakaf a. Pengertian Wakaf Menurut Bahasa Wakaf menurut bahasa Arab berarti al-habsu, yang berasal dari kata kerja habasa-yahbisu-habsan, menjauhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna, dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari bantuan orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya pada unsur kebajikan (birr), kebaikan (ihsan) dan persaudaraan

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya pada unsur kebajikan (birr), kebaikan (ihsan) dan persaudaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu lembaga ekonomi Islam yang sangat berperan dalam pemberdayaan ekonomi umat adalah wakaf. Dalam sejarah, wakaf telah berperan dalam pembangunan sosial, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan pengalihan harta wakaf, yaitu memanfaatkan benda wakaf berarti menggunakan benda wakaf tersebut, sedangkan benda asalnya/ pokok tetap tidak boleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-nya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-nya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). Karena wakaf adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan

Lebih terperinci

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Pertanyaan Dari: Sigit Bachtiar, NBM 977.029, SMK Muhammadiyah 02 Tangerang selatan-

Lebih terperinci

BAB II WAKAF DAN MANAJEMEN. wakaf. Wakaf sebagai ibadah kebendaan tidak memiliki rujukan yang eksplisit

BAB II WAKAF DAN MANAJEMEN. wakaf. Wakaf sebagai ibadah kebendaan tidak memiliki rujukan yang eksplisit BAB II WAKAF DAN MANAJEMEN A. Konsep Wakaf dalam Islam 1. Pengertian Salah satu lembaga yang dianjurkan dalam ajaran Islam untuk digunakan oleh seseorang sebagai sarana penyaluran rezki yang Allah berikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum kewarisan sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan manusia. Bahwa setiap manusia pasti akan mengalami suatu peristiwa yang sangat penting dalam hidupnya,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi perlu

Lebih terperinci

PROPOSAL WAKAF TANAH UNTUK PERLUASAN LAHAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN

PROPOSAL WAKAF TANAH UNTUK PERLUASAN LAHAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN PROPOSAL WAKAF TANAH UNTUK PERLUASAN LAHAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN PANITIA WAKAF TANAH DEWAN KESEJAHTERAAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN PERUMAHAN TAMAN DRAMAGA PERMAI 2 DESA CIHIDEUNG ILIR KECAMATAN CIAMPEA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebagian besar kehidupan manusia bergantung pada tanah. Tanah dinilai sebagai suatu harta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR. Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR. Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR A. Pengertian Tentang Nazhir Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. 1 Sedangkan menurut terminologi fiqih,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2007) h. 8

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2007) h. 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kalangan umat Islam, wakaf yang sangat populer masih sangat terbatas pada persoalan tanah dan bangunan yang diperuntukkan untuk tempat ibadah dan pendidikan

Lebih terperinci