SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DI SMK TERPADU BOJONGNANGKA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ABSTRACT

Transkripsi

1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DI SMK TERPADU BOJONGNANGKA DENGAN Yusuf Suamaryana 1, Asep Saepuloh 2 1) Prodi Manajemen Informatika STMIK DCI Sindanglengo 003/005 Kel. Sukamajukidul Kec. Indihiang Kota Tasikmalaya yusuf.sumaryana@gmail.com 2) Prodi Teknik Informatika STMIK DCI ABSTRACT The process of determining the provision of scholarships to students in vocational Integrated Bojongnangka usually done under the approval of the school principal who will then be selected by the student section is based on the criteria specified. The problems that often arise in these scholarships is difficult to determine which students actually entitled to receive a scholarship because of the limited quota which is provided and the number of students who apply for scholarships to its own difficulties for the school. To assist in the determination of the set someone worthy of a scholarship we need a method of decision support systems which can be used for decision support system is to use Hierarcy Analytical Process (AHP). To use traditional AHP method we can search for the best alternative based on the criteria specified This method was chosen because it is able to select the best alternative from a number of alternatives, in this case meant that alternatives are eligible to receive scholarships based on the criteria specified. Research carried out by finding the weights for each attribute, then do the process sorting the candidate who will determine the optimal alternative. Keyword : Analitical Hieerarchy Process, Process, Determination I. PENDAHULUAN Salah satu upaya peningkatan mutu sumber daya manusia di Indonesia adalah melalui peningkatan anggaran Negara dalam aspek pendidikan. Ini dibuktikan dengan didirikannya sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta di seluruh pelosok tanah air. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Hak setiap warga negara tersebut telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang Undang Dasar Berdasarkan pasal tersebut, maka baik Pemerintah maupun pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga Negara tanpa diskriminasi. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya, dan berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi dan tergolong tidak mampu. Proses penentuan pemberian beasiswa untuk siswa di SMK Terpadu Bojongnangka biasanya dilakukan 33

2 berdasarkan persetujuan dari kepala Sekolah yang kemudian akan diseleksi oleh bagian kesiswaan berdasarkan kriteriakriteria yang telah ditentukan. Permasalahan yang sering muncul dalam pemberian beasiswa ini adalah sulitnya menentukan siswa yang benar-benar berhak menerima beasiswa karena keterbatasan kuota yang disediakan yang tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mengajukan beasiswa. Saat ini dalam penentuan keputusan digunakan perhitungan dengan menggunakan MS. Excel. Dengan cara ini hasil yang didapatkan kurang memuaskan karena dalam penentuannya masih digunakan logika benar atau salah (1 atau 0) yang sering dikenal dengan logika Boolean. II. LANDASAN TEORI. Kurikulum Kurikulum yang digunakan oleh SMK ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lahan dan Ruang SMK dibangun pada lahan dengan luas tanah 2900 m² dan luas bangunan sekitar 261,19 m² dan dibangun di atas tanah milik sendiri dengan bangunan Hak guna pakai. Ruangan sekolah yang ada sampai sekarang terdiri dari: 1. ruang teori : 3 ruang 2. ruang kantor : 1 ruang 3. ruang Kepala : 1 ruang 4. ruang perpustakaan : 1 ruang 5. ruang lab. Multimedia : 1 ruang 6. ruang bengkel : 1 ruang 7. ruang workshop : 1 ruang 8. ruang OSIS : 1 ruang 9. ruang BP/BK : 1 ruang penambahan ruangan yang barupun selalu terus dilakukan mengingat kebutuhan fasilitas sekolah berus bertambah. Ketenagaan Kepala SMK Terpadu Bojongnangka dipimpin oleh Asep Hamjah Taupik, S.Ag dengan pendidikan terakhir S.1 / PAI Akta IV Fak. Tarbiyah tahun 1999 Yang diangkat oleh Yayasan Nurul Hidayah. Untuk Ketenagaan pendidik secara keseluruhan sudah mencukupi namun kalau dilihat dari segi latar belakang profesionalnya ada yang sudah sesuai dan ada pula yang kurang sesuai, tenaga pendidik yang ada sebanyak 18 Guru dan sudah menerima SK yayasan, sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY). Sedangkan untuk tenaga kependidikan atau tata usaha (TU) sebanyak 3 orang yang terdiri dari Kepala TU, Bendahara dan pengarsipan. Siswa SMK Terpadu Bojongnangka berdiri pada tahun 2008 dan sampai tahun 2012 sekolah ini sudah meluluskan siswanya sebanyak 2 angkatan yaitu pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 20 siswa dan tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 27 siswa. Dibawah ini adalah tabel jumlah siswa keseluruhan mulai dari berdiri sekolah sampai dengan sekarang : 34

3 Tabel 2.1 Data Siswa Per Tahun Pelajaran Tahun Jumlah Siswa Jumlah yang Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII keluar / DO Total 2008/ / / / Beasiswa Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada Siswa demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan, yayasan atau instansi-instansi yang lain. Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) UU PPh/2000. Yang menyatakan bahwa penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak (WP). Karena beasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan yang kena pajak. Beasiswa yang ada di SMK Terpadu Bojongnangka dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Beasiswa prestasi Yaitu bantuan yang diberikan kepada para siswa yang mempunyai nilai atau prestasi di sekolah maupun di luar sekolah. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan untuk siswa yang menerima beasiswa ini adalah 2. Besiswa miskin Yaitu bantuan yang diberikan kepada para siswa yang mempunyai perekonomian tingkat rendah atau tidak mencukupi. Untuk menentukan siswa yang berhak menerima beasiswa ini biasanya sekolah melihat dari penghasilan orang tua, pekerjaan dan status orang tua. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Konsep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Scott Morton. Scott Morton mendefenisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalahmasalah tidak terstruktur. SPK dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan yang dimulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan, sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif. Sehubungan banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali pandangan mengenai sistem tersebut. SPK memiliki karakteristik dan kemampuan adalah sebagai berikut: 1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi 2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi 35

4 3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan 4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model 5. Menggunakan baik data eksternal dan internal 6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis 7. Menggunakan beberapa model kuantitatif (Kosasi, 2002). III. ANALISA MASALAH Flow Map Sistem lama Gambar 3.1 Flow Map yang sedang berjalan 36

5 Sistem yang diusulkan 1. Pengelompokan Kriteria-Kriteria Menjadi Sebuah Hirarki Kriteria- kriteria yang mempengaruhi di dalam pengambilan keputusan dikelompokkan ke dalam 2 kriteria, di antaranya prestasi siswa & faktor ekonomi orang tua. Masing-masing kriteria digambarkan dalam hirarki di bawah ini: 2. Menentukan Skala Untuk Perhitungan Nilai Kriteria Untuk menghitung nilai dari masingmasing kriteria, sistem akan meminta input dari pengguna mengenai intensitas kepentingan dari kriteria-kriteria yang Gambar 3.2 Hirarki Kriteria Beasiswa 37 dibagi menjadi 4 kriteria, yaitu: kriteria penghasilan orang tua, status orang tua, prestasi sekolah dan ekstrakulikuler. Berikut ini adalah ukuran yang ditetapkan untuk menilai suatu kriteria Tabel 3.1 Skala Perhitungan Bobot Kriteria Parameter ukuran nilai Sangat penting 4 Penting 3 Cukup penting 2 Kurang penting 1 Misalnya nilai intensitas untuk setiap criteria adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Nilai tingkat kepentingan kriteria Nilai tingkat kepentingan penghasilan 4 rangking sekolah 3 Ekstrakulikuler 2 status orang tua 1

6 Ini diambil dari subjektivitas seseorang untuk menentukan nilai yang tertinggi sampai yang terendah. Untuk dasar penilaian maupun batasan sub kriteria itu diambil dari Surat keputusan Kepala Sekolah, Keadaan Real orang tua murid dan keputusan dari beberapa kebijakan yang sudah dimusyawarahkan dengan dewan guru atau pihak yang bersangkutan. 3. Menentukan skala untuk data per calon Berikut ini adalah aturan penilaian yang akan diberikan untuk menghitung nilai dari masingmasing calon: 1. Penghasilan orang tua Tabel 3.3 Parameter Ukuran Berdasarkan Penghasilan Parameter ukuran Nilai Penghasilan Rp.<= Penghasilan Rp Penghasilan Rp Penghasilan Rp Penghasilan >= Status orang tua Tabel 3.4 Parameter Ukuran Berdasarkan Status Orang Tua Parameter ukuran Nilai Tidak punya ayah dan ibu 4 Tidak punya ayah 3 Tidak punya ibu 2 Lengkap 1 3. prestasi sekolah Tabel 3.5 Parameter Ukuran Berdasarkan Prestasi Sekolah Parameter ukuran Nilai Prestasi Prestasi Prestasi Prestasi Prestasi Prestasi >=

7 4. Ekstrakulikuler Tabel 3.6 Parameter Ukuran Berdasarkan Ekstrakulikuler Parameter ukuran Nilai Aktif >=2 bidang 3 Aktif 1 bidang 2 Tidak aktif 1 4. Membuat Matriks Perbandingan Langkah berikutnya adalaha Membuat Matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Tabel 3.7 Matriks Perbandingal Level 1 kriteria skal a Pengha silan orang tua Skor status orang tua prest asi sekol ah 38 ekstr akuli kuler Total skor Bobot (total skor/t otal jumlah ) Penghasilan orang tua status orang tua prestasi sekolah Ekstrakulikuler jumlah Rumusnya adalah : Total jumlah : = Sebagai contoh : Berikut adalah alternatif-alternatif siswa calon penerima beasiswa dengan masingmasing criteria Tabel 3.8 Daftar siswa yang akan diseleksi No NIS Nama Penghasilan orang tua Status Orang Tua Kriteria Prestasi sekolah Ekstrakurikuler Adi lengkap 9 Aktif 1 bidang Wardiman Ani Sri tidak punya 3 Tidak aktif

8 Nurani Anisa Sapitri Asep Kurnia ayah tidak mempunyai ayah dan ibu tidak punya ibu 1 Aktif 1 bidang 2 Aktif 1 bidang Tabel 3.9 Matriks Perbandingan Level 2 Berdasarkan Penghasilan orang tua Skala Ratio skor Jumlah Total = 17.9 Tabel 3.10 Matriks Perbandingan Level 2 Berdasarkan Status Orang Tua Skala Ratio skor Jumlah Total = Tabel 3.11 Matrikss Perbandingan Level 2 Berdasarkan Prestasi sekolah Skala Ratio skor Jumlah Total : Tabel 3.12 Matriks Perbandingan Level 2 Berdasarkan Ekstrakulikuler Skala Ratio skor

9 Jumlah Total : Langkah terakhir dari proses AHP adalah perhitungan total nilai pada masing-masing calon dengan cara mengalikan bobot utama pada level 1 dengan nilai calon per kategori yang telah dihitung pada proses sebelumnya. Perhitungan total nilai digambarkan pada tabel berikut, yaitu: Tabel 3.13 Matriks Nilai Total Dari Masing-Masing Calon penghasilan status prestasi orang tua sekolah ekstrakulikuler skor Berdasarkan perhitungan Matriks seleksi penerimaan beasiswa di atas, dipilih Siswa dengan NIS dengan nilai prioritas sebesar 0.29 Perancangan Sistem IV. Tampilan Antarmuka 40

10 Tampilan Form Laporan Data Konfigura Gambar 5.10 Form Laporan Data Konfigurasi VI. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis, perancangan dan implementasi dari aplikasi Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa di SMK Terpadu Bojongnangka ini serta evaluasi hasil penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Sistem yang dibangun dapat menghasilkan Keputusan Siapa yang berhak menerima beasiswa yang sesuai dengan kriteria yang diproses dengan menggunakan metode ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ini. b. Dari hasil uji coba, metode AHP yang digunakan dalam perhitungan dapat menentukan Siswa-siswa yang berhak dan bisa untuk menjadi bahan pertimbangan sebagai penerima beasiswa di SMK Terpadu Bojongnangka. c. Jumlah kriteria, subkriteria dan alternatif dapat ditambah dan dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Tetapi perubahan tersebut harus diikuti dengan melakukan pembobotan ulang agar konsistennya tetap terjaga. DAFTAR PUSTAKA Fathansyah, Ir., Basis Data, Bandung : Informatika, 1999 H.K, Bambang Modul Pemrograman Borland Delphi 7.0. Tasikmalaya : STMIK DCI Tasikmalaya. M. Agus J. Alam, Mengolah Database dengan Borland Delphi 7. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Abdul Kadir, Pemograman Pascal, Andi, Yogyakarta,

11 42