HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN 2015
|
|
- Indra Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN 2015 Erma Kasumayanti Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia ABSTRAK merupakan masalah kesehatan masyarakat yang secara global banyak ditemukan diberbagai negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Penderita anemia diperkirakan hampir dua milyar atau 30% dari populasi dunia.tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang anemia dan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada repaja putri di SMA Negeri 5 Pekanbaru tahun Jenis penelitian ini deskriptif korelatif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI dan XII di SMA Negeri 5 Pekanbaru berjumlah 285 orang, sedangkan sampel pada penelitian ini sebanyak 74 orang dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal September 2015 dengan penyebaran kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan uji statistik, di dapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia (p-value =0.129,) dan ada hubungan yang bermakna antara pola menstruasi dengan kejadian anemia (pvalue=0,0001).diharapkan bagi sekolah untuk dapat menyediakan fasilitas konseling dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk melakukan konseling mengenai anemia dan kesehatan reproduksi khususnya tentang pola menstruasi Kata Kunci :, Pengetahuan, Pola Menstruasi Refrensi : 28 ( ) Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 69
2 PENDAHULUAN adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan, untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml (Proverawati, 2011). Menurut World Health Organization (WHO) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang secara global banyak ditemukan di berbagai negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Penderita anemia diperkirakan hampir dua milyar atau 30% dari populasi dunia (Lilis, 2011 ). Masa remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berkisar antara tahun, dimana pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-peubahan pekembangan baik fisik atau mental, maupun peran sosial, (Kumalasari, 2012). dapat menimbulkan berbagai dampak pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudahterkena penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar. Remaja putriyang menderita anemia kebugarannya juga akan menurun, sehingga menghambat 1 prestasi olahraga dan produktivitasnya. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi pada masa ini akanmengakibatkan tidak tercapainya tinggi badan optimal (Arisman, 2004). pada remaja dapat berdampak pada penurunan produktivitas, aktifitas atau kemampuan akademis di sekolah, karena tidak bergairah dan konsentrasi (Aryani, 2010).Remaja putri berisiko lebih tinggi dari pada remaja putra, oleh karena remaja putri setiap bulannya mengalami siklus haid (menstruasi) sehingga membutuhkan zat besi 2 kali lebih banyak dari pada pria. Tanda-tanda anemia sering dikenal dengan 5 L yaitu Lemah, Letih, Lesu, Lelah dan lunglai (Proverawati, 2009). Menurut Aryani (2010), penyebab anemia pada remaja adalah kurangnya asupan gizi, serta pengetahuan kurang tentang anemia. Faktor terkait yamg lain ialah pengetahuan remaja sangat minim sehingga sulit untuk memilih dan mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi bagi mereka, banyak remaja putri yang memiliki persepsi yang salah tentang makanan, sehingga menghamburkan uang untuk mengkonsumsi makanan yang tidak berguna untuk pemenuhan gizinya (Andriana, 2009). Menurut World Health Organization(WHO) dalam Rahayuni (2012), masalah gizi remaja di Asia Tenggara adalah yaitu 25-40% remaja putri mengalami kejadian anemia tingkat ringan sampai berat. karena kurang asam folat 5-10%. Kekurangan Vit B %. zat besi masih lazim terjadi di negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Hasil data survei Depkes RI Tahun 2012, menunjukkan bahwa prevalensi anemia di Indonesia masih cukup tinggi. pada balita 40,5%, pada ibu hamil 50,5%, pada ibu nifas 45,1%, dan remaja putri usia tahun 57,1%, dan usia tahun 39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita memiliki resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja putri(febriany, 2013). Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kejadian anemia, penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, dan menstruasi dengan Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 70
3 kejadian anemia. Dari penelitian Lakasananno (2009) tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya anemia defisiensi besi pada remaja putri di SMU Muhammadiyah Kota Tegal, didapati pada faktor pengetahuan, resiko terjadinya anemia defisiensi besi pada remaja yang memiliki pengetahuan buruk 3,813 kali lebih besar dibandingkan yang pengetahuan baik. Pada faktor menstruasi, resiko terjadinya anemia defisiensi besi pada remaja yang memliki siklus menstruasi dan lama menstruasi tidak normal 6,083 kali lebih besar dibandingkan remaja yang memilki siklus menstruasi dan lama menstruasi normal. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2014 diketahui bahwa kejadian pada remaja putri masih banyak yaitu (57,8%). sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru didapatkan rekapitulasi kejadian anemia pada tabel berikut ini Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Penjaringan Kesehatan angka kejadian anemia pada remaja di Kabupaten/Kota Pekanbaru Tahun 2014 No Nama Puskesmas Kejadian 1. Langsat Melur 7 3. Senapelan Rumbai Karya Wanita Umban Sari Pekanbaru Kota 6 8. Limapuluh Sail Simpang tiga Garuda Harapan Raya 4 13 Rejosari Teneyan Raya 6 15 Payung Sekaki 7 16 Sidomulyo 5 17 Sidomulyo Rawat 2 Inap 18 Muara Fajar 1 19 Simpang Baru 0 20 Rumbai Bukit 5 Total 426 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Setelah dilihat dari hasil rekapitulasi penjaringan kejadian anemia yang paling banyak terjadi adalah di Puskesmas Garuda, SMA N 5 pekanbaru adalah SMA N yang masuk didalam wilayah kerja puskesmas garuda, mayoritas siswa dan siswi yang ada di SMA N 5 pekanbaru adalah remaja yang tinggal di wilayah tersebut, SMA N 5 pekanbaru juga merupakan SMA N yang memiliki jumlah siswa dan siswi paling banyak diantara SMA N yang lain. Dari survei awal kepada pihak sekolah SMA Negeri 5 Pekanbaru yaitu dengan mewawancarai kepala sekolah yang bersangkutan, diketahui bahwa disekolah tersebut tidak dilakukan penyuluhan tentang anemia. Selanjutnya, informasi dari pihak Unit Kesehatan sekolah (UKS) diketahui bahwa sering terdapat siswi yang memiliki tanda-tanda terlihat lemah, pucat, pusing yang sering masuk UKS. Pihak sekolah juga menyebutkan setiap upacara selalu banyak siswi yang pingsan, Setelah dilakukan wawancara terhadap 20 orang siswi dan dilakukan pemeriksaan Hb sahli didapati 14 diantaranya mengalami tanda-tanda anemia, dari beberapa remaja putri yang diwawancara masih banyak siswi yang belum mengetahui tanda dan gejala anemia, siswi juga mengatakan bahwa cepat lelah dan sulit berkosentrasi hal ini menunjukkan bahwa masih kurang nya pengetahuan siswi tentang tanda gejala anemia, siswi juga mengatakan lebih sulit berkonsentrasi didalam belajar dan cepat lelah ketika mereka sedang menstruasi. Berdasarkan masalah di atas maka penliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan tentang anemia dan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 5 Pekanbaru Tahun Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 71
4 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi yang dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI dan XII di SMA Negeri 5 Pekanbaru berjumlah 285 orang,sedangkan sampel pada penelitian ini sebanyak 74 orang dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal September 2015 dengan penyebaran kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal september tahun 2015 dengan jumlah responden 74 orang didapatkkan hasi: A. Analisa Univariat Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2015 No Frekuensi Persentase ,1 % 2 Tidak 34 45,9 % Total % Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden, mengalami anemia yaitu sebanyak 40 orang (54,1%). Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan dengan Kejadian Pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2015 No Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 Kurang 29 39,2 % 2 Baik 45 60,8% Total % Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 74 responden, yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 29 orang (39,2%). Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Resonden Berdasarkan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2015 No Pola Frekuensi Persentase Menstruasi 1 Tidak 32 43,2 % Normal 2 Normal 42 56,8 % Total % Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden, memiliki pola menstruasi tidak normal yaitu sebanyak 32 orang (43,2%). B. Analisis Bivariat Analisa bivariat ini memberi gambaran hubunganpengetahuan dan pola menstuasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA N 5 pekanbarutahun Analisa bivariat ini menggunakan uji chisquare, sehingga dapat dilihat hubungan antara kedua variabel tersebut. Hasil analisis disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.4 : Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2015 Pengetahuan Kejadian Tidak Total N % n % % Kurang 12 41, ,6 100 Baik 28 62, ,8 100 Total , ,4 100 Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 74 responden, remaja putri yang berpengetahuan baik mengalami anemia sebanyak 28 orang (24,3%), di dapatkan hasil p-value =0.129, artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia. P value Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 72
5 Tabel 4.5 : Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2015 Pola Menstruasi N % n % Tidak Normal 10 31, ,8 100 Normal 30 71, ,6 100 Total , ,4 100 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa remaja putri yang memiliki pola menstruasi tidak normal mengalami anemia sebanyak 10 orang (17,7%), dengan nilai p-value=0,0001 artinya ada hubungan yang bermakna antara pola menstruasi dengan kejadian anemia. PEMBAHASAN Kejadian Tidak Total 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2015 Berdasarkan uji statistik, di dapatkan hasil p-value =0.129, artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia. Menurut Eva (2010), bahwa pengetahuan menyangkut banyak hal, pengetahuan yang baik belum tentu menjamin seseorang untuk tidak terkena anemia, ada faktor lain seperti remaja putri tinggal di kost yang kurang memperhatikan kebutuhan gizinya,selain itu keinginan untuk memiliki tubuh yang langsing sehingga membatasi makan makanan yang menunjang untuk memenuhi kadar haemoglobinnya, sehingga masih banyak remaja yang mengalami anemia, meskipun pengetahuan dan pemahamannya tentang anemia atau gizi baik. Dari beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tidak selalu berhubungan dengan P value kejadian anemia seperti hasil penelitian gunatmaningsih (2007) tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 kecamatan jatibarang kabupaten brebes, hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,416, berarti pada α = 5 % dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hapizah dan Yulita (2011) tentang hubungan tingkat pengetahuan dan status gizi terhadap kejadian anemia remaja putri pada siswi kelas III di SMA N 1 Tinabung kabupaten polewali Mandar. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,258, berarti pada α = 5 % dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia. Berdasarkan dari beberapa teori dan hasil penelitian terkait, dapat disimpulkan bahwa bukan pengetahuan saja yang mempengaruhi kejadian anemia, sehingga pengetahuan baik belum tentu menjamin seseorang untuk terkena anemia, bisa saja factor lain yang mempengaruhi, seperti pola makan yang tidak baik, ekonomi keluarga, atau tidak suka sayuran sehingga tidak zat gizi tidak terpenuhi, hal ini juga berpengaruh dengan anemia. 2. Hubungan Pola menstruasi Terhadap Kejadian Menstruasi Pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 74 responden, remaja putri yang memiliki pola menstruasi tidak normal mengalami anemia sebanyak 10 orang (17,7%), dengan nilai p- value=0,001 berarti ada hubungan antara pola menstruasi terhadap kejadian anemia pada remaja putrid di SMAN 5 Pekanbaru tahun Dari beberapa teori menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 73
6 Menurut teori Guyton dan Hall (1997) dalam gutmaningsih tahun 2007 yang menjelaskan bahwa menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Pada menstruasi tidak normal sering terjadi kehilangan darah yang kronis, sehingga penderita sering kali tidak dapat mengabsorbsi cukup besi dari usus halus untuk membentuk haemoglobin secepat darah yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit haemoglobin, menimbulkan keadaan anemia bagi penderitanya. Fungsi gizi sangat erat kaitannya dengan kesahatan saat menstruasi karena zat gizi mempengaruhi seluruh proses yang terdapat dalam tubuh saat terjadinya menstruasi, seperti aliran darah, hormon, daya tahan tubuh, dan emosi. Semua zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, bahkan serat, berperan penting dalam pengaturan fisiologis seorang wanita menjelang menstruasi dan saat menstruasi (Devi, 2012). Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia, seperti penelitian yang dilakukan oleh Farida (2006) tentang Determinan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, menemukan bahwa resiko terjadinya anemia pada remaja putri dengan pola menstruasi tidak normal jauh lebih besar dibandingkan remaja putri dengan pola menstruasi normal. Hasil uji Chi-Squre membuktikan ada hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri (p-value=0,001). Penelitian Adriana (2010) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor, hasil uji statistik didapatkan hasil penelitian p = 0,028, berarti pada α = 0,05% dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara menstruasi remaja putri dengan kejadian anemia. Hasil penelitian Farida (2006) Tentang Determinan Kejadian Pada Remaja Putri Dikecamatan Gebog Kabupaten Kudus juga diketahui bahwa resiko terjadinya anemia pada remaja putri dengan pola menstruasi tidak normal, hasil uji statistik membuktikan adanya hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri ( p = 0,001). Berdasarkan dari beberapa teori dan hasil penelitian terkait, dapat disimpulkan bahwa menstruasi memiliki hubungan dengan kejadian anemia, karena kehilangan darah dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan anemia, bila tidak diimbangi dengan asupan makanan yang sesuai. Perdarahan yang tidak normal pada remaja putri bisa menyebabkan anemia. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar remaja putri SMA N 5 pekanbaru tahun 2015 berpengetahuan baik. 2. Sebagian besar remaja putri SMA N 5 pekanbaru tahun 2015 memiliki pola menstruasi yang normal. 3. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri SMA N 5 pekanbaru tahun Ada hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri SMA N 5 pekanbaru tahun 2015 Saran Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi pihak sekolah Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 74
7 Mengingat masih banyak nya pola menstruasi remaja putri yang tidak normal, ada baiknya sekolah membuka fasilitas konseling dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk melakukan konseling tentang anemia dan kesehatan reproduksi khususnya tentang pola menstruasi. 2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian dengan desain yang berbeda yang berhubungan dengan kejadian anemia. DAFTAR PUSTAKA Adriana, (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan kejadian anemia remaja putri dimadrasah Aliyah Negeri 2 Bogor tahun 2010, diperoleh 25 mei 2015 dari. Aditian, N.(2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadia anemia defesiansi besi pada remaja putri DI SMA 21 Jakarta.diperoleh tanggal 26 mei 2015 dari Andira, (2009). Gizi pada remaja dan permasalahannya. Jakarta: Rieneka Cipta. Anong, (2008). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Aryani. (2009). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Salemba Medika. Bahiyatun. (2011), Psikologi Remaja, Jakarta: Persada. Dilla, N. (2009). Gambaran Kejadian Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 18 Kota Bogor tahun Dwi. (2012). Hidup Sehat Berdasarka Golongan Darah. Jakarta: Dukom Farida, I. (2006). Detarminan Kejadian Pada Remaja Putri di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Tahun Diakses tanggal 12 mei 2015 dari Gutnamaningsih, D. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 kecamatan jatibarang kabupaten brebes tahun Diperoleh tanggal 18 mei 2015 dari Handayani. (2008). Kesehatan remaja, Jakarta: Salemba Medika Hapzah, (2012). Hubungan pengetahuan dan status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri siswi kelas III di SMA N 1 tinambung kabupaten pelowali mandar tahun Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika, Jakarta. Iskandar, (2010). Metodelogi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif) Dan Kuantitatif. Gaung Persada Press (Gp Press), Jakarta Kusmiran, (2012). Kesehatan remaja problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Laksamono, G.S. (2009). Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya anemia defesiensi besi pada remaja putri di SMU muhammadiyah kota tegal. Diperoleh tanggal 2 juni 2015 dari Laila, (2012), masalah kesehatan pada remaja. Jakarta: Rienika Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. jakarta: Rineka cipta. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 75
8 Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Nadia (2011), kesehatan remaja golongan darah. Jakarta: Persada. Proverawati. (2009). Kesehatan masyarakat : ilmu dan sni, Jakarta: Rieneka Cipta. Proverawati. (2011).kesehatan remaja problem, jakarta: salemba Medika. Proverawati. (2012)., Jakarta: salemba medika. Rahayuni. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada siswi di SMA kabupaten rokan hilir tahun Sumiati. Ddk, (2009). Ilmu kesehatan masyarakat : teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Tenri, Y. (2013). Hubungan pengetahuan asupan gizi dan faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA kabupaten kepulauan selayar tahun Wijaya, Y. (2007). defesiensi zat besi. Diperoleh 02 juni 2015 dari m/2009/02/anemia-defesiensi-zatbesi.pdf. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 76
BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),
111 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap di mana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanakkanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khususnya remaja (Bakta, 2006).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gizi adalah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, baik zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa perubahan atau peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan keadaan masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Handayani, 2008). Anemia
Lebih terperinciKEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016
KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan fisik dan perkembangan emosional antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)
anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi baru pembangunan kesehatan direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi Indonesia Sehat 2010. Tahun 2010 dipilih dengan pertimbangan bahwa satu dasawarsa merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu masalah gizi wanita yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi dan anemia
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN Sophie Devita Sihotang*, Nunung Febriany** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nur Khatim AH Tiaki 201510104338 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah kadar hemoglobin 1. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia adalah penyebab kedua terkemuka didunia dari kecacatan dan dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius global ( WHO, 2014).
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Eka Vicky Yulivantina 201510104279 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu bangsa akan maju dan mandiri jika manusianya berkualitas. Banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru dalam periode pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan suatu masalah gizi yang tersebar di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara maju. Penderita anemia di seluruh dunia diperkirakan mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciYane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KONSUMSI ZAT BESI (fe) PADA IBU HAMIL TERHADAP KADAR hb DI KELURAHAN CILAMAJANG KEC. KAWALU KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN
PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN Endang Wahyuningsih 1), Linda Puspita Sari 2) Abstrak : Anemia merupakan kelainan yang sangat sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Remaja sebagai golongan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015 Syafriani Lecturer STIKes Tambusai Riau Syafrianifani@ymail.com ABSTRAK Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi mikro yang cukup serius dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian besar anemia di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN ( Studi Kasus di SMAN 3 Klaten dan SMAN 1 Bayat) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Lebih terperinciMENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN
EFEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET Fe PASCA MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN Khoirotul Ummah*, Sulistiyowati**, Cucuk
Lebih terperinciBAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi anak usia sekolah disebabkan adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan
Lebih terperinciGambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri
Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri Nuniek Nizmah Fajriyah, M. Laelatul Huda Fitriyanto STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Jl. Raya Pekajangan No.8 Kedungwuni Pekalongan
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK Nora Puspita Sari 1. Nuke Devi Indrawati 2. Novita Kumalasari 2 1. Prodi DIII Kebidanan,
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA Luthfianing Setya Rahmadhani, Rina Sri Widayati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. Prevalensi anemia di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu kondisi medis di mana suatu jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik dan mental yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU MINUM TABLET ZAT BESI PADA REMAJA PUTRI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN
Jurnal Ners dan Kebidanan Volume, No., Maret 24 DOI:.26699/jnk.vi.ART.p47-5 HUBUNGAN PERILAKU MINUM TABLET ZAT BESI PADA REMAJA PUTRI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (The Correlation of Fe Tablet Drinking Behavior
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah berkurangnya jumlah kadar Hb (sel darah merah) hingga dibawah nilai normal, kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit)
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara PGRI Kediri Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada wanita, menstruasi terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala. Menstruasi dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan periode ini penting
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi Malalayang II Manado ABSTRAK Latar Belakang
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun
Lebih terperinciHubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore merupakan nyeri di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan istirahat saat mengalami dismenore
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anemia Gizi Besi (AGB) masih menjadi masalah gizi yang utama di Indonesia. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa depan bangsa yang akan menggantikan generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia anak menjadi usia dewasa. Salah satu
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Sinta Dewi Astuti*, Efa trisna** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan masalah dunia, dengan prevalensi tertinggi di negara sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA Yulinar Ikhmawati 1, Dwi Sarbini 1, Susy Dyah P 2 1 Prodi Gizi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia merupakan keadaan berkurangnya kemampuan darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan keadaan berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen, yang biasanya disebabkan oleh penurunan jumlah sel darah merah yang beredar, keadaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi utama yang terjadi di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia 15-49 tahun yang menderita anemia di enam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan manusia melewati beberapa fase, salah satunya adalah masa remaja. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksual mulai berkembang pesat. Ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Reni Yunila Sari 1610104269 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu golongan dari suatu kelompok usia yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsinya. Taraf kesehatan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH REMAJA PUTRI DI WILAYAH PUSKESMAS JENGGOT KOTA PEKALONGAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH REMAJA PUTRI DI WILAYAH PUSKESMAS JENGGOT KOTA PEKALONGAN PADA ANEMIA Himawati Abstrak merupakan salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia. Remaja putri merupakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Lebih terperinciKAJIAN ANEMIA PADA SISWI SMA DI KABUPATEN SEMARANG
KAJIAN ANEMIA PADA SISWI SMA DI KABUPATEN SEMARANG Yuliaji Siswanto 1), Sigit Ambar Widyawati 2) 1,2) Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Email: yuliaji2000@gmail.com Email: sigitambar@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap seseorang mengalami masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak berakhir. Hal ini ditandai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN Hafriani 1, Defiyani 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Nusantara
Lebih terperinciISSN Vol 2, Oktober 2012
ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dijumpai di berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Wanita muda memiliki risiko yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa pertumbuhan yang pesat. Namun, masa ini tidak luput dari munculnya masalah kesehatan. Salah satunya anemia. Anemia remaja merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Ibu yang sedang hamil mengalami proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan fetus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia merupakan masalah yang sering ditemui pada remaja putri. Remaja putri termasuk dalam kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
Lebih terperinci