BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana bagi kegiatan berinvestasi serta pendanaan bagi perusahaan dan institusi lain, seperti pemerintah. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Selain itu pasar modal juga memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sama seperti yang dikemukakan oleh Caporale, Howells, dan Soliman (2004) bahwa pasar modal yang bagus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan kondisi ekonomi di suatu negara dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga Bahan 1

2 Bakar Minyak (BBM). Tandelilin (2010) mengkategorikan pasar modal Indonesia sebagai pasar modal yang sedang berkembang, sehingga sangat mungkin terjadi pergerakan harga saham yang fluktuatif. Pergerakan yang fluktuatif tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kenaikan harga BBM. Hal tersebut dapat terjadi karena BBM merupakan komoditas yang mempunyai peranan vital dalam aktivitas ekonomi, sehingga perubahan harga BBM dapat berpengaruh pada harga barang maupun jasa lain. BBM adalah salah satu sumber daya yang vital dalam suatu negara, karena BBM membantu menghasilkan energi untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Di lingkup negara ASEAN, Indonesia merupakan negara dengan harga BBM yang relatif murah dibandingkan dengan negara yang lain, dikutip dari laman Detik Finance (2015) yang menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia lebih murah dibanding Vietnam Rp11.195,00, Filipina yakni Rp12.644,00, Thailand yakni Rp14.093,00, Laos yakni Rp ,00, dan tertinggi yaitu Kamboja Rp17.254,00. Subsidi yang diberikan oleh pemerintah terhadap premium dan solar mengakibatkan rendahnya harga BBM di Indonesia. Selain itu, subsidi menyebabkan permintaan BBM semakin tinggi karena pemborosan dalam pemakaian BBM. Apabila pemerintah terus memberikan subsidi yang besar dalam waktu yang panjang akan membuat keadaan ekonomi Indonesia menjadi kacau dan menimbulkan berbagai resiko dalam perekonomian Indonesia, salah satunya adalah resiko inflasi. Perubahan harga BBM dapat menyebabkan kenaikan tingkat inflasi di Indonesia. Untuk menyelamatkan kondisi perekonomian negara, maka pada tanggal 28 Maret

3 pemerintah mengeluarkan kebijakan baru kenaikan BBM yaitu sebesar Rp7.400,00 per liter untuk wilayah Jawa-Bali-Madura dan Rp7.300,00 per liter untuk diluar Jawa- Bali-Madura. Kenaikan harga BBM ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah semakin melambungnya harga minyak dunia yang dipengaruhi oleh semakin menipisnya kuantitas minyak di seluruh dunia ditambah lagi dengan gejolak politik di Timur Tengah dan Afrika Utara yang tidak stabil, yang dimana telah diketahui bahwa kedua negara tersebut termasuk negara penghasil minyak terbesar di dunia. Harga minyak yang semakin melambung membuat Indonesia harus membuat kebijakan yang cermat untuk menyesuaikan harga minyak tersebut. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM ini mendapatkan beragam tanggapan di masyarakat. Terdapat kalangan masyarakat yang mendukung dan terdapat kalangan masyarakat yang menolak kebijakan pemerintah tersebut. Kebijakan untuk menaikkan harga BBM menimbulkan gejolak politik, sosial, dan ekonomi. Kenaikan harga BBM ini secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif atas kenaikan BBM ini yaitu mengurangi beban subsidi negara, menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan memperbaiki keadaan makro ekonomi. Selain itu karena harga BBM yang lebih tinggi dari sebelumnya, menuntut masyarakat secara tidak langsung untuk menghemat pemakaian BBM sehari-hari. Namun kenaikan BBM juga menimbulkan dampak negatif, yaitu meningkatnya harga kebutuhan pokok di masyarakat. Naiknya harga kebutuhan pokok ini dikarenakan biaya angkut barang yang semakin meningkat akibat kenaikan 3

4 BBM ini. Meningkatnya harga barang akan menyebabkan permintaan akan suatu barang menjadi berkurang karena daya beli masyarakat semakin menurun. Sesuai dengan hukum permintaan bahwa jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan harga barang tersebut (Jaka, 2007). Menurunnya daya beli masyarakat terhadap suatu barang secara signifikan mempengaruhi penurunan penjualan terhadap hasil produksi suatu perusahaan yang mengakibatkan penurunan laba operasional perusahaan tersebut. Fakta di lapangan mengatakan bahwa sebelum BBM resmi diumumkan oleh pemerintah untuk dinaikkan, isu kenaikan yang sudah tersebar di masyarakat langsung direspon oleh pasar, yaitu meningkatnya harga kebutuhan pokok secara perlahan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kenaikan BBM mempengaruhi berbagai sektor, seperti sektor ekonomi. Menarik untuk diketahui bahwa pasar modal juga merespon perubahan harga BBM bersubsidi. Husnan (1994) menjelaskan bahwa fungsi pasar modal adalah wahana demokratisasi pemilikan saham yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya institusi dan individu yang memiliki saham perusahaan yang telah go public. Respon pasar modal ditunjukkan melalui perubahan harga saham perusahaan yang telah go public dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Harga saham sangat sensitif terhadap keadaan politik dan perekonomian suatu negara. Keadaan ini juga berhubungan dengan tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi dengan saham suatu perusahaan. Apabila investor kehilangan kepercayaan dan menarik investasi 4

5 yang mereka lakukan di perusahaan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut akan menurun. Resiko investasi di pasar modal pada prinsipnya berkaitan dengan volatilitas harga saham. Informasi dapat membawa kabar baik dan buruk yang langsung membawa dampak kenaikan dan turunnya harga saham. Menurut Hartono (2008) jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke pasar dan berhubungan dengan suatu aktiva, maka informasi tersebut akan digunakan untuk menganalisis serta menginterpretasikan nilai dari aktiva yang bersangkutan. Sehingga menarik untuk diteliti bagaimana pengaruh pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap abnormal return saham diperusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45. Alasan peneliti memilih kelompok saham LQ 45 sebagai objek peenelitian sebab menurut Jogiyanto (2010) saham LQ 45 merupakan 45 saham teraktif yang diperdagangkan di bursa efek dan memiliki likuiditas yang tinggi Sehubungan dengan alasan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian event study mengenai kandungan informasi yang terdapat disaat pengumuman kebijakan kenaikan BBM pada tanggal 28 Maret Dalam penelitian ini penulis mencoba menguji apakah peristiwa pengumuman kenaikan BBM mempunyai kandungan informasi sehingga akan mempengaruhi pasar modal. Reaksi pasar modal akan diukur melalui abnormal return. Sehubungan dengan penjelasan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisis Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Bersubsidi 28 Maret 2015 (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ 45) 5

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini permasalahan yang menjadi bahasan pokok adalah: Apakah pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah Indonesia menimbulkan reaksi di pasar modal? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis reaksi padar modal Indonesia terhadap informasi kenaikan harga BBM pada tanggal 28 Maret 2015 yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan abnormal return. 1.4 Batasan Masalah Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang ingin dibahas, maka penulis memberikan beberapa batasan masalah, yaitu: 1. Data sampel untuk penelitian ini adalah saham saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk kedalam kategori saham LQ Periode event windows yang digunakan adalah 11 hari disekitar tanggal pengumuman, yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal pengumuman. 3. Tanggal peristiwa yang digunakan sebagai event day adalah tanggal terjadinya pengumuman kenaikan harga BBM 6

7 1.5 Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi banyak pihak, yaitu bagi pihak investor, pihak akademisi, dan pihak penulis. Kontribusi penelitian antara lain: 1. Bagi investor Penelitian ini dapat membantu investor sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan investasi. Penting bagi investor untuk mengetahui dampak dari suatu fenomena di suatu negara seperti contohnya fenomena pengumuman kenaikan BBM oleh pemerintah yang mempengaruhi harga saham perusahaan tempat berinvestasi. 2. Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi baik untuk penelitian akademis maupun bahan pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan topik dan kajian yang sama. 3. Bagi penulis Penelitian ini menambah wawasan penulis mengenai dampak fenomena sosial, ekonomi dan politik seperti kebijakan untuk merubah harga bahan bakar minyak bersubsidi dalam kaitanya dengan suatu investasi. Selain itu, peneliti juga memperoleh wawasan tentang perilaku masyarakat menanggapi fenomena sosial, ekonomi, dan politik seperti perubahan harga bahan bakar minyak bersubsidi. 7

8 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penelitian ini terdiri atas lima bab dengan beberapa sub bab didalamnya. Berikut adalah gambaran umum dari isi dari setiap bab dalam penulisan penelitian ini: 1) Bab I. Pendahuluan Pada bab ini, materi yang dibahas terkait latar belakang penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, kontribusi penelitian serta sistematika penulisan skripsi. 2) Bab II. Landasan Teori Bab ini menguraikan secara lengkap landasan teori dan literatur yang berkaitan dengan penelitian serta untuk tujuan mengembangkan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. Landasan teori bersumber dari literatur, buku dan internet. Teori yang dibahas diantaranya teori tentang pasar modal, teori investasi, teori mengenai harga saham, indeks LQ 45, dan event study. Adapun penelitian terdahulu yang dibahas dalam bab kedua dalam penelitian ini yang mengkaji hubungan antara pengumuman harga kenaikan BBM terhadap reaksi pasar modal. Hipotesis dalam penelitian ini juga dirumuskan pada bab kedua penelitian ini. 8

9 3) Bab III. Metode Penelitian Pada bab tiga penelitian ini dibahas lebih lanjut tentang metode penelitian. Uraian lengkap tentang populasi dalam penelitian ini, bagaimana teknik pengambilan sampelnya, bagaimana penelitian ini dilakukan, serta apa alat uji yang digunakan tertera dalam bab tiga penelitian ini. 4) Bab IV. Analisis dan Pembahasan Bab keempat pada penelitian ini membahas tentang analisis dan pembahasan mengenai hasil penelitian. Pada bab ini, dijelaskan bagaimana pengaruh dari kenaikan harga BBM terhadap harga saham. Kebenaran atas hipotesis juga dikemukakan dalam penelitian ini. Kebenaran atas hipotesis yang dibuat didasarkan atas bukti yang terdapat pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab empat penelitian ini. 5) Bab V. Simpulan dan Saran Bab lima pada penelitian ini berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 9