IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT SEMEN INDONESIA PERSERO TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT SEMEN INDONESIA PERSERO TBK"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT SEMEN INDONESIA PERSERO TBK (Studi Deskriptif mengenai Program Kemitraan PT Semen Indonesia Persero Tbk dalam Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Ring I Kecamatan Kerek) SKRIPSI Disusun oleh ANIS MUBASYIROH NIM: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA Semester Genap 2015/2016JURNAL ILMIAH 1

2 IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT SEMEN INDONESIA PERSERO TBK (Studi Deskriptif mengenai Program Kemitraan PT Semen Indonesia Persero Tbk dalam Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Ring I Kecamatan Kerek) Anis Mubasyiroh Sosiologi RINGKASAN Corporate Social Responsibility adalah suatu komitmen bisnis yang berorientasi pada keuntungan ekonomi namun tidak mengenyampingkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan alam. PT Semen Indonesia Persero Tbk melaksanakan CSR melalui PKBL. Studi ini memfokuskan pada permasahan mengenai pengetahuan, partisipasi, dan kemandirian ekonomi masyarakat terhadap program PKBL khususnya Pinjaman Modal Usaha. Populasi penelitian ini adalah masyarakat ring 1 Kecamatan Kerek yang menjadi mitra binaan PT Semen Indonesia Persero Tbk. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara terstruktur berdasarkan pada kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah: Pengetahuan masyarakat terhadap program tersebut tergolong tinggi. Partisipasi masyarakat dalam program sangat rendah, terutama dalam perencanaan dan evaluasi program. Sedangkan untuk pelaksanaan program tergolong tinggi. Program Kemitraan berupa Pinjaman Modal Usaha yang dilaksanakan PKBL terbukti membantu dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Kata kunci: CSR, PKBL, kemandirian ekonomi, PT Semen Indonesia Persero Tbk. SUMMARY Corporate Social Responsibility or CSR is a business commitment leading on the benefit in economy yet does put its concern on the society as well as the environment. This study focused on the issue of people knowledge and the public participation on PKBL, especially on the Capital Loan or Pinjaman Modal Usaha, and how the effect of a Partnership Program such as Capital Loan in developing the society economic independence. The result of this study about Program Kemitraan (PK) or the Partnership Program of Semen Indonesia Ltd is that: First, the public knowledge on the program is considered as high. Second, the people participation in the program considered as low, primarily in the planning and evaluation of the program, whereas for the implemetation of the program is high. Third, the PK such as Capital Loan carried out through CSR program of Semen Indonesia Ltd, PKBL, is proved as helpful in developing the society economic independence. Keywords: Corporate Social Responsibility,economic independence, Partnership and Environment Development Program, Semen Indonesia Ltd. 2

3 PENDAHULUAN Pembangunan yang dilakukan oleh negara maupun pihak swasta tidak hanya menciptakan perbaikan-perbaikan sesuai yang diinginkan oleh undang-undang, namun juga mengakibatkan dampak negatif yang dapat merugikan masyarakat. Pembangunan melahirkan berbagai permasalahan sosial atau yang sering disebut sebagai distorsi dalam kehidupan masyarakat, yang berarti bahwa pembangunan tidak menciptakan perubahan kebaikan dalam kehidupan masyarakat, namun sebaliknya, masyarakat menghadapi problematika yang pelik seperti terjerat dalam kemiskinan, tidak berdaya bahkan semakin lemah kondisi perekonomian maupun sosialnya. Pembangunan seharusnya ditujukan kepada masyarakat yang ekonominya berada dalam keadaan yang terpuruk dan lemah agar terentas dari kemiskinan, namun kenyataannya saat ini, pembangunan hanya dinikmati oleh mereka yang sudah mapan untuk terus memperkaya diri. Pembangunan tidak terlepas dari peran perusahaan. Dengan berdirinya perusahaan, diharapkan turut membantu pemerintah dalam pembangunan melalui program Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) yang telah diatur oleh pemerintah demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau yang disebut dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam 3

4 pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. 1 Setiap perusahaan yang menjalankan usaha berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) saat ini semakin diterima secara luas. Namun demikian sebagai konsep yang relatif baru, hadirnya TSP ini masih menjadi masalah yang problematik bagi pebisnis maupun akademisi. 2 Kelompok yang kontra melihat bahwa perusahaan adalah organisasi pencari laba bukan organisasi sosial yang berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan publik. Sedangkan pihak lain yang beranggapan bahwa perusahaan tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansial perusahaan saja, namun harus memiliki kepedulian sosial terhadap masyarakat, khususnya yang berada di sekitar wilayah perusahaan. Sebab masyarakat adalah sumber dari adanya legitimasi sosial bagi perusahaan. Berdasarkan peraturan pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diwajibkan untuk menyisihkan sebagian laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen) untuk pemberdayaan masyarakat, saat ini lebih dikenal dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), yang implementasinya ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Menteri BUMN, SE Nomor 433/MBU/2003 yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari Keputusan Menteri BUMN tersebut diatas. Program Kemitraan merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi 1 Suhandari M. Putri, Schema CSR, Kompas, 4 Agustus 2007 dalam Hendrik Budi Untung CSR. Jakarta: Sinar Grafika. Halaman: 1. 2 Saidi dan Abidin, 2004 dalam Edi Suharto Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman:

5 lingkungan yang dibiayai oleh BUMN agar UMKM menjadi lebih tangguh dan mandiri. Program yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah program pemberdayaan ekonomi. Program ini dipilih dikarenakan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban yang menunjukkan bahwasanya Kerek sebagai wilayah ring 1 dari PT Semen Indonesia Persero Tbk ini termasuk wilayah yang miskin, taraf kehidupan masyarakatnya masih rendah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang Program Kemitraan (PK) berupa Pinjaman Modal Usaha dari PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk di Kabupaten Tuban? 2. Bagaimana partisipasi masyarakat, LSM dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Program Kemitraan (PK) berupa Pinjaman Modal Usahadari PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk di Kabupaten Tuban? 3. Apakah Program Kemitraan (PK) berupa Pinjaman Modal Usaha dari PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk mampu meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat di Kabupaten Tuban? 5

6 TINJAUAN PUSTAKA 1. Corporate Social Responsibilty (CSR) Bentuk-bentuk program CSR yang dilaksanakan di Indonesia masih beraneka ragam, sesuai dengan motif dan tujuan perusahaan yang bersangkutan untuk melakukan program tersebut. Program CSR di Indonesia memiliki tiga bentuk yaitu: 3 1. CSR Berbasis Karikatif (Charity) Program karikatif (charity) biasanya menjadi pijakan awal bagi sebuah perusahaan untuk melakukan program CSR. Program karikatif diwujudkan dengan memberikan bantuan yang diinginkan oleh masyarakat. Program karikatif umumnya berwujud hibah sosial yang dilaksanakan untuk tujuan jangka pendek dan penyelesaian masalah untuk sementara. 2. CSR Berbasis Kedermawanan (Philanthropy) Dalam dunia CSR, program kedermawanan (philanthropy) merupakan bentuk CSR yang didasari oleh kesadaran norma etika dan hukum universal akan perlunya redistribusi kekayaan. Program ini terencana dengan baik dibuktikan dengan terbentuknya yayasan independen yang menjadi agen perusahaan untuk melaksanakan program CSR filantropinya. 3 Gunawan dalam A, Busyra, dan Isya W Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, dan Implementasi. Malang: In-TRANS Institut. 6

7 3. CSR Berbentuk Pemberdayaan Masyarakat (Community Development) Salah satu implementasi tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah melalui corporate citizenship. Good Corporate Citizenship (GCC) juga terkait dengan masalah pembangunan masyarakat, perlindungan dan pelestarian lingkungan. Selain itu, GCC bertujuan memberikan akses dalam pemberdayaan masyarakat (Community Development) dan terkait langsung dengan proses usaha perusahaan. 2. Community Development (Pengembangan Masyarakat) Dalam konteks Pekerjaan Sosial Industri, istilah Pengembangan Masyarakat seringkali digunakan sebagai salahsatu pendekatan atau strategi dalam pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR). 4 Tujuan utama pendekatan ComDev adalah bukan sekedar memberi barang atau bantuan tertentu kepada penerima, melainkan berusaha agar penerima memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri. Dengan kata lain, semangat utama ComDev adalah pemberdayaan masyarakat. Terdapat 3 fokus perhatian ComDev adalah : 1) Identifikasi masalah; 2) Populasi; 3) Arena. Berikut merupakan penjelasannya : 1. Masalah : (a) Memelajari literatur mengenai konsep dan definisi masalah dan kebutuhan, teori yang berhubungan dengan sebab akibat dari masalah; data dan informasi yang relevan; (b) Wawancarai mereka yang terkena masalah 4 Suharto, Edi Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung; Refiko Aditama.Halaman : 114 7

8 untuk memahami sejarah perkembangan masalah pada tingkat lokal, mengidentifikasi pelaku utama, dan sistem-sistem yang terkait. 2. Populasi : (a) Pelajari literatur untuk mengetahui sebanyak mungkin populasi yang terkena masalah, memahami kebudayaan dan kelompok-kelompok etnis yang mewakili, dan memahami isu-isu gender; (b) Wawancarai mereka yang terkena masalah untuk mengidentifikasi pandangan-pandangan personal, memahami pengalaman personal dalam kaitannya dengan masalah dan kebutuhan, memahami bagaimana kelompok atau organisasi memandang atau mendefinisikan kebutuhan atau masalah. 3. Arena : (a) Memelajari literatur untuk menggambarkan aspek-aspek demografis dan data lainnya mengenai organisasi atau masyarakat, menciptakan peta masyarakat yang bermanfaat, menghimpun data mengenai masalah atau kebutuhan dan bagaimana organisasi atau komunitas meresponnya; (b) Wawancarai mereka yang terkena masalah untuk mengidentifikasi pengalaman yang dialami organisasi atau komunitas. 8

9 PEMBAHASAN Untuk menjawab rumusan masalah pertama tentang bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai Program Pinjaman Modal Usaha (PMU) dari PKBL PT Semen Indonesia, penulis menggunakan enam indikator sebagai objek ukur aspek pengetahuan. Pertama, penulis perlu mengkaji sejauhmana masyarakat mengetahui program yang diadakan oleh pihak PKBL. Berdasarkan tabel 4.1, mayoritas masyarakat telah mengetahui bahwa PKBL memiliki program Pinjaman Modal Usaha. Kedua, sumber informasi terbesar tentang program PKBL adalah dari tetangga, sebab perusahaan sendiri kurang begitu mensosialisasikan programprogram tersebut kepada masyarakat. Temuan ini berlaku pula pada program Pinjaman Modal Usaha. Mayoritas masyarakat mengetahui adanya program Pinjaman Modal Usaha dari tetangga, dan hanya sedikit yang mengetahui program tersebut dari sosialisasi perusahaan. Ketiga, pendapat masyarakat mengenai program tersebut beragam, antara lain: (1) Sebagai usaha perusahaan untuk memperoleh simpati masyarakat, (2) Adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk bertanggungjawab pada masyarakat, dan (3) Niat baik perusahaan untuk membantu mensejahterakan masyarakat. Untuk dapat mengajukan dana bantuan Pinjaman Modal Usaha, mayoritas masyarakat juga telah mengetahui langkah apa saja yang harus ditempuh, dan syarat-syarat yang harus dilengkapi (lihat tabel 4.6). Dalam proses pembuatan proposal bantuan dana Pinjaman Modal Usaha, sebagian besar masyarakat dibantu oleh teman, dalam hal ini adalah koordinator Program Kemitraan yang telah ditunjuk oleh perusahaan. 9

10 Terkait dengan praktik CSR, pengusaha dapat dikelompokkan menjadi empat: kelompok hitam, merah, biru dan hijau. 5 Kelompok hitam adalah perusahaan yang tidak melakukan praktik CSR sama sekali dan menjalankan bisnis hanya untuk kepentingan sendiri. Kelompok merah merupakan perusaahan yang telah mulai melaksanakan praktik CSR, tapi hanya memandangnya sebagai komponen biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan. Artinya, perusahaan melaksanakan CSR setelah mendapat tekanan dan gertakan dari masyarakat. Kelompok biru adalah perusahaan yang sudah menempatkan CSR sebagai investasi yang berdampak positif terhadap citra perusahaan. Sedangkan kelompok hijau adalah perusahaan yang menganggap bahwa CSR sebagai kebutuhan dan merupakan jantung bisnisnya. Apabila ditinjau kembali temuan penelitian pada aspek pengetahuan, PT Semen Indonesia termasuk dalam kelompok biru. Pada Annual Report PT Semen Indonesia Persero Tbk, perusahaan telah menyadari bahwa CSR sebagai sebuah investasi dan tanggungjawab untuk masyarakat sekitar, meskipun dalam implementasinya penyebaran informasi (sosialisasi) belum dilakukan secara maksimal, belum menyeluruh dan merata. Hal tersebut berakibat pada pengetahuan masyarakat yang masih rendah terhadap beberapa program seperti SI Cerdas (Beasiswa Pendidikan), dan tergolong sedang pada program-program Pelatihan dan Pembinaan Masyarakat serta Pelestarian Alam. 5 Untung, Hendrik Budi Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika. Halaman: 9. 10

11 Secara umum, uraian mengenai program Bina Lingkungan yang diterima masyarakat berupa pemberian sembako gratis, peningkatan kesehatan, pelestarian alam, dan pembangunan sarana dan prasarana masyarakat, serta pemberian uang debu. Jika ditinjau menggunakan teori mengenai bentuk-bentuk CSR di Indonesia, program yang diberikan perusahaan tersebut cenderung bersifat hibah sosial (charity), yang mana dilaksanakan untuk tujuan jangka pendek dan penyelesaian masalah untuk sementara. Partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada Program Kemitraan berupa Pinjaman Modal Usaha yang dilaksanakan. Secara umum, data membuktikan bahwa masyarakat tidak banyak dilibatkan baik dalam merencanakan, melaksanakan maupun mengevaluasi Program Kemitraan berupa Pinjaman Modal Usaha. Secara umum dapat disimpulkan bahwa mitra binaan tidak pernah dilibatkan dalam merencanakan Program Kemitraan PT Semen Indonesia Persero Tbk. Sedangkan dalam proses sosialisasi Program Kemitraan, mayoritas mitra binaan yang dilibatkan dengan intensitas yang jarang, dan dari mereka yang ikut sosialisasi melaporkan bahwa tidak ada LSM tetentu yang ikut terlibat dalam sosialisasi. Begitu juga berlaku untuk program pendampingan dan pembinaan serta monitoring, perusahaan tidak pernah melaksanakan kedua program tersebut dalam upaya untuk mengontrol perkembangan usaha yang ditekuni mitra binaan. Selin itu perusahaan tidak pernah menjalankan program evaluasi setelah terlaksananya program, hanya melibatkan mitra binaan tertentu dalam evaluasi program. 11

12 Status PT Semen Indonesia Persero Tbk adalah perusahaan BUMN, dimana terdapat panduan khusus dalam pelaksanaan CSR-nya. Tujuan utama diadakannya Program Kemitraan (PK) adalah pemberdayaan kondisi sosial masyarakat melalui pengembangan usaha-usaha kecil dan mikro, atau diarahkan kepada kelompok masyarakat miskin yang aktif secara ekonomi (economically active poor). Pemberdayaan yang dilaksanakan menggunakan pendekatan Community Development (Comdev) yang merupakan program yang tidak hanya sekedar memberi barang atau bantuan tertentu kepada masyarakat melainkan berusaha agar masyarakat memiliki kemampuan untuk memberdayakan diri melalui program yang diadakan. Jika ditinjau kembali temuan di lapangan, perusahaan dalam melaksanakan Program Kemitraan hanya berupa bantuan pinjaman dana bergulir kepada mitra binaan. Perusahaan tidak pernah melaksanakan program pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan terhadap mitra binaan. Selanjutnya, perusahaan juga tidak pernah melakukan monitoring terhadap perkembangan usaha yang ditekuni mitra binaan Semangat utama Comdev adalah pemberdayaan masyarakat. Fokus perhatian dalam pengembangan masyarakat ini adalah strategi perubahan sosial yang terencana secara professional. Program ini didesain untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pada masyarakat yang lemah atau kurang beruntung (disadvantaged groups) agar memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 3 fokus perhatian Comdev yaitu identifikasi masalah, populasi, dan arena. 6 Pertama, pada tahap identifikasi masalah, yaitu membangun komunikasi dengan masyarakat sekitar 6 Suharto, Edi Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung; Refiko Aditama.Halaman :

13 wilayah perusahaan yang terkena masalah untuk memahami sejarah perkembangan masalah pada tingkat lokal, mengidentifikasi pelaku utama, dan sistem-sistem yang terkait. Kedua, tahap populasi yaitu berkomunikasi dengan masyarakat sekitar wilayah perusahaan yang terkena masalah untuk mengidentifikasi pandanganpandangan personal, memahami pengalaman personal dalam kaitannya dengan masalah dan kebutuhan, memahami bagaimana kelompok memandang atau mendefinisikan kebutuhan atau masalah. Ketiga, arena yaitu memelajari literatur untuk menggambarkan aspek-aspek demografis masyarakat, menciptakan peta masyarakat yang bermanfaat, menghimpun data mengenai masalah atau kebutuhan masyarakat. Penemuan data di lapangan menunjukkan bahwa pihak PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk tidak pernah melibatkan masyarakat dalam menyusun atau melakukan perencanaan Program Kemitraan terlebih dahulu sebelum dimulainya program tersebut. Begitupun dalam proses sosialisasi Program Kemitraan, mayoritas mitra binaan dilibatkan dengan intensitas yang jarang. Dalam hal ini perusahaan telah melaksanakan Program Kemitraan berdasarkan dengan fokus utama pendekatan Comdev, namun pelaksanaannya dalam tahap identifikasi masalah, perusahaan belum membangun komunikasi secara langsung dengan seluruh mitra binaan sebagai penerima program. Hasil penemuan data dilapangan menunjukkan bahwa masyarakat tidak pernah dilibatkan dalam merencanakan Program Kemitraan dari PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk, selain itu juga tidak pernah ada pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan, juga tidak ada monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan 13

14 perusahaan setelah terlaksananya program. Berdasarkan pada empat pendekatan yang dilakukan untuk memahami masalah, populasi dan arena dalam Community Development, perusahaan dalam hal ini belum melaksanakan program yang melibatkan mitra binaan dalam merumuskan program yang diimplementasikan. Selanjutnya, perusahaan juga tidak mengidentifikasi atau melakukan asesmen kebutuhan dan potensi yang dimiliki mitra binaan untuk dikembangkan. Identifikasi yang dilakukan perusahaan hanya berupa survey singkat untuk memenuhi persyaratan dalam mengajukan bantuan Pinjaman Modal Usaha. Pada tahap selanjutnya adalah evaluasi pemberdayaan yang dilakukan perusahaan untuk perbaikan dan melihat bagaimana efektivitas berbagai jenis kegiatan dalam memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah tertentu. Perusahaan dalam hal ini tidak melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program yang telah diimplementasikan. Perusahaan juga tidak melaksanakan apa yang disebut demistifikasi yaitu menghimpun dan mempertimbangkan suara atau pandangan dari kelompok minoritas atau lemah yang seringkali terpinggirkan oleh kelompok dominan. Hal ini diwujudkan dengan perlakuan perusahaan yang berbeda terhadap mitra binaan yang usahanya telah berkembang dan mitra binaan yang masih perlu pendampingan khusus. Pada rumusan masalah yang ketiga yakni intensitas masyarakat dalam memperoleh bantuan dana Pinjaman Modal Usaha. Masyarakat melaporkan bahwa mayoritas responden menerima bantuan program berupa Pinjaman Modal Usaha sebanyak 2 kali, sedangkan terdapat sebagian besar responden menerima bantuan 14

15 tersebut 3 kali. Kedua, pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa bentuk pemanfaatan dana Pinjaman Modal Usaha oleh mitra binaan cukup beragam yang mayoritas digunakan sebagian untuk modal usaha dan sebagian untuk konsumsi rumah tangga. Ketiga, yaitu bagaimana perkembangan usaha mitra binaan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan dana Pinjaman Modal Usaha dari PKBL PT Semen Indonesia. Berdasarkan datapada tabel 4.21, mayoritas mitra binaan melaporkan pengaruh bantuan Pinjaman Modal membantu terhadap perkembangan usaha mitra binaan, hal ini diwujudkan dengan adanya peningkatan pendapatan yang diperoleh mitra binaan. Pemberdayaan sebagai suatu cara di mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya. 7 Tujuan diadakannya pemberdayaan adalah mengembangkan partisipasi masyarakat miskin yaitu berkembangnya sikap, pengetahuan, dan keterampilan berusaha agar mampu meningkatkan kemandiriannya dan kesejahteraannya. 8 Secara umum, mayoritas kondisi usaha mitra binaan PT Semen Indonesia Persero Tbk sebelum mendapatkan program mengaku sudah berjalan atau berkembang, dan sebagian besar mitra binaan melaporkan bahwa kondisi usaha yang dijalankan semakin berkembang sesudah mendapatkan program bantuan Pinjaman Modal Usaha. Unsur yang dibutuhkan dalam pemberdayaan masyarakat adalah: 9 (1) Pendamping; (2) Kegiatan pemberdayaan. Berdasarkan data yang telah diuraikan di atas, mitra binaan mengaku 7 Menurut Rappaport dalam Suharto, Edi Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama. Halaman: 59 8 Nadhir, M Memberdayakan Orang Miskin Melalui Kelompok Swadaya Masyarakat. Sidoardjo: Yapsem. Halaman: 1 9 Nadhir, M Memberdayakan Orang Miskin Melalui Kelompok Swadaya Masyarakat. Sidoardjo: Yapsem. Halaman: 3 15

16 mengalami perkembangan usaha setelah mendapatkan program bantuan Pinjaman Modal Usaha, hal ini dikarenakan usaha yang dijalankan mitra binaan dari sebelum mendapatkan bantuan Pinjaman Modal Usaha sudah memiliki potensi untuk dikembangkan. Jika ditinjau lebih lanjut, perusahaan belum begitu maksimal dalam melaksanakan pemberdayaan, belum ada program pendampingan mitra binaan secara berkelanjutan. Sehingga mitra binaan yang belum memiliki potensi untuk dikembangkan, maka usaha yang dijalankan tetap stagnan meskipun telah menerima bantuan dana Pinjaman Modal Usaha dari PKBL PT Semen Indonesia. KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penemuan data dilapangan dan analisis yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan beberapa pernyataan sebagai berikut: 1. Pengetahuan masyarakat mengenai program-program yang diadakan pihak PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk bersumber dari luar perusahaan, yakni tetangga, karena penyebaran informasi (sosialisasi) yang dilakukan perusahaan belum maksimal, belum menyeluruh dan merata ke semua lapisan masyarakat. Sehingga hal ini menyebabkan pemahaman masyarakat mengenai informasi program cenderung berbeda-beda. 2. Partisipasi masyarakat terhadap Program Kemitraan berupa Pinjaman Modal Usaha tergolong rendah, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Jika ditinjau lebih lanjut, terdapat diskriminasi sosial oleh 16

17 perusahaan terhadap mitra binaan. Perusahaan hanya mengundang mitra binaan yang usahanya telah berkembang dan mitra binaan yang termasuk tokoh besar di masyarakat untuk terlibat aktif di program sosialisasi tersebut. 3. Program Kemitraan berupa Pinjaman Modal Usaha dari PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan usaha yang dijalankan mitra binaan. Program tersebut dinilai membantu mitra binaan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi. Pencapaian mitra binaan ini cenderung semu. Mitra binaan yang melaporkan usahanya telah berkembang memang kondisi usahanya sejak awal telah berjalan dengan baik, namun sebaliknya untuk mitra binaan yang baru memulai usaha akan sulit untuk berkembang karena tidak ada proses pemberdayaan (empowerment) dari perusahaan. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penulis memiliki beberapa masukan atau saran yang diharapkan mampu memberikan perbaikan terhadap pihak-pihak terkait : berikut : Saran terhadap Pihak PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk, sebagai 1. Dua hal yang dibutuhkan dalam pemberdayaan masyarakat, yakni: pendamping dan kegiatan pemberdayaan. Seharusnya perusahaan melaksanakan Program Kemitraan dilengkapi dengan program pelatihan 17

18 dan pendampingan terhadap mitra binaan yang sifatnya berkelanjutan. Selain itu, pihak PKBL seharusnya membuat program monitoring dan evaluasi (monev) untuk mengontrol perkembangan usaha mitra binaan. 2. Pada pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan Program Kemitraan, seharusnya perusahaan tidak hanya melibatkan mitra binaan yang usahanya tergolong mapan saja, justru yang harusnya banyak diikutsertakan adalah mitra binaan yang masih sulit untuk mengembangkan usahanya. Saran terhadap Masyarakat yang menjadi Mitra Binaan dari PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk, sebagai berikut: 1. Dana bantuan berupa Pinjaman Modal Usaha seharusnya digunakan untuk mengembangkan usaha, bukan kegiatan yang sifatnya konsumtif. Karena jika hal ini terjadi, maka tujuan atau substansi diadakannya Program Kemitraan ini tidak akan tercapai. 2. Seharusnya mitra binaan bisa memanfaatkan dengan maksimal diadakannya Program Kemitraan oleh pihak PKBL PT Semen Indonesia Persero Tbk. Jika mitra binaan memiliki etos kerja yang kuat maka akan sangat mudah untuk mengembangkan usaha yang ditekuni. 18

19 DAFTAR PUSTAKA Burhan, Bungin Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press. Fahrudin, Adi Pemberdayaan, Partisipasi, dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung. Juliansyah, Noor Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Pramedia Group. Morissan Metode Penelitian Survey. Jakarta: Prenadamedia Group. Halaman: 37. Nadhir, M Memberdayakan Orang Miskin Melalui Kelompok Swadaya Masyarakat. Sidoardjo Prayogo, Dody Socially Responsible Corporation. Jakarta: UI-Press Singarimbun, Masri Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Suharto, Edi Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama. Suharto, Edi Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: PT Refika Aditama. Suyanto, Bagong dan Sutinah Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Halaman Untung, Hendrik Budi Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika. Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri Corporate Social Responsibility. Malang: In- Trans Publishing. Skripsi: Ni mah, Ulin Implementasi Program Green Belt PT Semen Indonesia Persero Tbk. Skripsi Universitas Airlangga. Oktaviana, Heny PKBL PT Pupuk Kalimantan Timur. Skripsi Universitas Airlangga. Tesis: Arif, Ahmad Zainul Ihsan Dampak Politik Implementasi Corporate Social Responsibility PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Thesis Universitas Airlangga. 19

20 Jurnal: Roesminingsih Pemberdayaan Masyarakat dan CSR., Jurnal Sosiologi Dialektika 4. Suharto, Edi Corporate Social Responsibility (CSR) Perpektif Ilmu Sosial., Jurnal Sosiologi Dialektika 4. Dimaz Hendra Widigya. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Unit Pemasaran V Surabaya dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan., Universitas Airlangga. Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. Vol. 5, No Internet: labsosio.org/data/documents/vol_17_no_1_januari_2012.pdf. Diakses pada 13 November 2015, 23:28. Badan Pusat Statistik (2013) Tuban dalam Angka, Tahun Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. youtube.com, Semen Indonesia Corporation. ejournal.unesa.ac.id, diakses pada 23 November 2015, 22:53. tubankab.bps.go.id/ diakses pada 04/11/2015, 13: :04. pada04/11/2015, 20

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. go public pertama kali. PT. Bank mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya

BAB V PENUTUP. go public pertama kali. PT. Bank mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan PT. Bank mandiri (PESERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya yang bergerak pada bidang perbankan yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang telah go public pertama kali. PT. Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan yang dihadapi dunia begitu cepat dan dinamis. Perkembangan ekonomi tentunya memberikan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana untuk menciptakan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan keluarga besar yang memiliki tujuan dan target yang hendak dicapai, perusahaan berada di tengah lingkungan masyarakat yang lebih besar (community).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate Social Responsibity (CSR) menjadi perhatian serius dari berbagai kalangan masyarakat luas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur

Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan dan penguatan ekonomi kerakyatan. Program pembangunan yang demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang memuat pasal tentang kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan, membuat isu Corporate Social

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan oleh suatu perusahaan harus tepat sasaran karena jumlah anggaran dana

BAB V PENUTUP. dilakukan oleh suatu perusahaan harus tepat sasaran karena jumlah anggaran dana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Latar belakang penelitian ini yang pertama adalah, kegiatan CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus tepat sasaran karena jumlah anggaran dana yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Diera globalisasi ini semakin banyaknya perusahaan baru yang tumbuh dan dunia usaha semakin berkembang

Lebih terperinci

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di PROSES PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM KEMITRAAN PENGELOLAAN HASIL LAUT ( STUDI PADA PELAKSANAAN CSR PT.PETROKIMIA GRESIK DI KELURAHAN LUMPUR, KECAMATAN GRESIK, KABUPATEN GRESIK) Oleh, Nurin Fajrina

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pembangunan Desa adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah desa, dalam rangka memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat desa. Dana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara dikarenakan pajak memiliki kontribusi yang paling besar pada pos penerimaan negara pada Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan yang lain. Kehidupan manusia di bumi ini adalah suatu sistem, yang saling berkaitan satu sama lain,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

BAB V PENUTUP. demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang. 72 BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka berikut akan penulis kemukakan kesimpulan serta saran-saran, dimana kesimpulan merupakan ringkasan dari materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya, serta mencegah dan menekan kerugian seminimal mungkin. Sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab sosial muncul dan berkembang sejalan dengan adanya hubungan antara perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang timbul dari perkembangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perekonomian merupakan pelaku-pelaku ekonomi, baik pelaku. tidak lain yaitu masyarakat itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pada perekonomian merupakan pelaku-pelaku ekonomi, baik pelaku. tidak lain yaitu masyarakat itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini, perekonomian suatu negara banyak sekali didukung dari berbagai pihak. Para pihak yang memberikan sumbangsihnya pada perekonomian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia

Lebih terperinci

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK JURNAL SOSIAL DAN POLITIK IMPLEMENTASI PROGRAM GREEN BELT PT. SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk (Studi Deskriptif tentang Dampak Program Green Belt Pada Petani Sekitar PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul akibat pemanasan global karena perbuatan manusia yang merusak terhadap alam lingkungannya. Walaupun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. V. Penutup. V.1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. V. Penutup. V.1. Kesimpulan 118 BAB V PENUTUP V. Penutup V.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Sikap Warga Lebak Jaya 2 A-B-C Surabaya Mengenai Program Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Evaluasi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility PT PLN

BAB IV PENUTUP. Evaluasi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility PT PLN BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Evaluasi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility PT PLN (Persero) Area Yogyakarta melalui program PLN Peduli : Ekowisata Taman Sungai Mudal periode 2015-2016 akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut dipenuhinya pertanggungjawaban sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility ). Tanggung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia, idealnya disertai dengan peningkatan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial yang ada di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

17 BAB 1 PENDAHULUAN

17 BAB 1 PENDAHULUAN 17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dengan tata kelola yang baik saat ini menjadi suatu acuan bagi Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku kepentingan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR) Corporate social responsibility atau tanggung jawab social merupakan sebuah konsep yang sangat populer bagi dunia bisnis saat

Lebih terperinci

Bab II. Corporate Social Responsibility

Bab II. Corporate Social Responsibility Bab II Corporate Social Responsibility 2.1. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) kian berkembang. Namun belum ada standar maupun seperangkat kriteria

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. PT Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut keputusan menteri kesehatan No. 193/ MenKes/ SK/ X/2004 tentang

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut keputusan menteri kesehatan No. 193/ MenKes/ SK/ X/2004 tentang BAB II KAJIAN TEORI A. KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Menurut keputusan menteri kesehatan No. 193/ MenKes/ SK/ X/2004 tentang kebijakan nasional promosi kesehatan dan keputusan Menteri Kesehatan No. 114/MenKes/SK/VII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun seiring waktu, permasalahan yang berkembang sekarang ini adalah masalah lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu strategi Perusahaan dalam meningkatkan profit adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu strategi Perusahaan dalam meningkatkan profit adalah dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi Perusahaan dalam meningkatkan profit adalah dengan menggunakan komunikasi. Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Organisasi(Wursanto, 2003, p. 152) definisi

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konteks CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-2 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN V YK 1

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN MENURUT PP NO. 47 TAHUN 2012 DI KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN MENURUT PP NO. 47 TAHUN 2012 DI KOTA DENPASAR PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN MENURUT PP NO. 47 TAHUN 2012 DI KOTA DENPASAR Oleh : Gede Erry Eka Karisma A.A. Sri Indrawati A.A. Gde Agung Dharma Kusuma

Lebih terperinci

(Departemen Sosiologi, Universitas Airlangga) Abstract. business activities. The CSR programs held by companies are mostly spontaneous and

(Departemen Sosiologi, Universitas Airlangga) Abstract. business activities. The CSR programs held by companies are mostly spontaneous and PKBL PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Studi Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan pada Daerah Ring 1 (Kelurahan Loktuan dan Kelurahan Guntung) dalam Usaha Menciptakan Kemandirian Masyarakat Oleh:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam kebijakan pengembangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti

Lebih terperinci

Oleh : Bela Rosida Rakhim. Dosen Pembimbing : Dr. Sumiati, SE., M.Si

Oleh : Bela Rosida Rakhim. Dosen Pembimbing : Dr. Sumiati, SE., M.Si MANAJEMEN KREDIT PADA PROGRAM KEMITRAAN PT. PUPUK KALTIM (Studi Kasus Di Departemen Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan) Oleh : Bela Rosida Rakhim Dosen Pembimbing : Dr. Sumiati, SE., M.Si ABSTRAK PT.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan LAMPIRAN 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan 25 26 27 28 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Peningkatan Kesadaran Hukum Pelaku Usaha Kecil

Lebih terperinci

1. Program CSR Kampung Sehat oleh PT. Petrokimia Gresik telah. 2. Citra perusahaan PT. Petrokimia Gresik adalah positif di mata

1. Program CSR Kampung Sehat oleh PT. Petrokimia Gresik telah. 2. Citra perusahaan PT. Petrokimia Gresik adalah positif di mata BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai hubungan program CSR Kampung Sehat dengan citra perusahaan PT. Petrokimia Gresik, peneliti mengambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang CSR (Corporate Social Responsibility) saat ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat umum, sebagai respon perusahaan terhadap lingkungan masyarakat. CSR berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah menyadari pemberdayaan usaha kecil menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat perusahaan mulai berkembang, kesadaran dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan perlu ditingkatkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggung jawab sosial (social responsibility) pada lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggung jawab sosial (social responsibility) pada lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang, kelompok dan organisasi mempunyai tanggung jawab sosial (social responsibility) pada lingkungannya. Tanggung jawab sosial seseorang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah wacana yang menjadikan perusahaan tidak hanya berkewajiban atau beroperasi untuk pemegang saham (shareholders)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perusahaan merupakan lembaga yang paling berpengaruh dan yang paling diharapkan bagi masyarakat luas seperti memberikan lapangan pekerjaan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI 10 HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Oleh : Arip Wijianto*, Emi Widiyanti * ABSTRACT Extension activity at district

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan bisnis di Indonesia semakin pesat. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mulai berkompetisi dalam melakukan usahanya. Pada

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dari pelaksanaan kegiatan TSP yang dilakukan oleh Telkomsel dan untuk mengetahui faktor-faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. power yang berarti daya atau kekuatan. Kartasasmita dalam Ramdhan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. power yang berarti daya atau kekuatan. Kartasasmita dalam Ramdhan 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pemberdayaan Masyarakat Kata pemberdayaan dalam bahasa Indonesia diadaptasi dari bahasa Inggris yaitu empowerment. Empowerment dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang dikelola oleh unit Community Development Center (CDC) telah melaksanakan tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan suatu perusahaan secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak yang dirasakan tidak hanya bagi para pemegang saham (shareholders) namun juga bagi

Lebih terperinci

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR )

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Dr.H. Ahmad Badawi Saluy, SE.,MM www.mercubuana.ac.id Corporate Social Responcibility Definisi World Bank komitmen dunia usaha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci