PROSPEK PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA *) Prof. Dr. Mohammad Na iem Fakultas Kehutanan UGM

Transkripsi

1 PROSPEK PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA *) Prof. Dr. Mohammad Na iem Fakultas Kehutanan UGM *) Makalah disampaikan pada acara expose hasil hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Menado Oktober 2012

2 LATAR BELAKANG Kawasan belum mantap, Realisasi penanaman rendah, Produktivitas rendah, Deforestasi & degradasi hutan, Illegal logging dan illegal trade,pabrik tidak efisien & sarat hutang, Kegiatan illegal (tambang, perkebunan, dll) Output industri & tenaga kerja menurun, Pendapatan negara berkurang, Ancaman lingkungan dan keanekaragaman hayati Tabel 1: Unit usaha, luas, produksi dan produktivitas hutan No Tahun Unit Usaha Luas Produksi Produktivitas (unit) (juta ha) (juta m 3 ) (m 3 /ha/th) ,6 28,0 1,7 2, ,8 11,0 1,1 1, ,3 <1,0 (Departemen Kehutanan, 2003; 2010) Keadaan di atas menggugah kesadaran kita bahwa upaya mengembangkan hutan tanaman prospektif (lewat kegiatan restorasi dan rehabilitasi hutan) tidak dapat ditunda lagi.

3 PENTINGNYA MEMBANGUN HUTAN TANAMAN PROSPEKTIF 1. Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengentasan Kemiskinan 2. Menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah 3. Meningkatkan Produktivitas Lahan dan Kualitas Lingkungan Hidup 4. Menyerap Co 2 dan Gas Beracun Lainnya 5. Energi yang Terbaharukan dan Ramah Lingkungan 6. Terciptanya Konservasi Biodiversitas dan Bahan Obat

4 SASARAN PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN DI indonesia Areal Pembangunan HTI (HPH HTI, Perum Perhutani, PT. Inhutani) Areal Program Reboisasi dan Rehabilitasi (HTR, HR, HKm, HD) Areal TPTII/SILIN (30 HPH Terpilih)

5 Pembangunan HTI, Reboisasi - Rehabilitasi dan TPTII/SILIN No. Indikator Program pembangunan HTI 1. Kawasan Sasaran Dibangun di kawasan hutan produksi yang tidak produktif.2 Sifat Usaha Sepenuhnya bersifat komersial bisnis dan erkait langsung dengan imdustri Reboisasi dan rehabilitasi Disemua kawasan yang dikehendaki untuk dihutankan kebali Bertujuan untuk memperbaiki mutu lingkungan, mencegah erosi, longsor dan banjir Program TPTII/SILIN Dihutan alam yang kurang produktif Sepenuhnya bersifat komersial bisnis dan erkait langsung dengan imdustri 3. Keterlibatan para pihak Dilakukan oleh pelaku bisnis, harus menyediakan bahan baku industri dan mampu memperluas kesempatan kerja dan berusaha Saran Dilakuan oleh Birokrat dan masyarakat karena tidak memiliki sasaran bisnis yang pasti Dilakukan oleh pelaku bisnis, harus menyediakan bahan baku industri dan mampu memperluas kesempatan kerja dan berusaha

6 Dua Pertimbangan Pokok dalam Mengembangkan Hutan Tanaman Prospektif (1). Mempertahankan diversitas genetik suatu populasi, melalui kegiatan konservasi genetik (2). Melakukan perobahan pada komposisi genetik suatu species dari kondisi awalnya, melalui kegiatan uji genetik dan breeding. Dua kegiatan ini memang nampak saling kontradiksi. Namun kemampuan dalam memanfaatkan keduanya untuk peningkatan produktifitas suatu species merupakan langkah tepat yang harus ditempuh dalam mengelola sumberdaya genetik.

7 What is a prospective forest? Prospective forest : ~ Productive ~ High quality of product ~ Effective and efficient ~ Give more benefit for rural development ~ solve the imployment problem

8

9 What a heathty forest is? Healhty forest : Forest has capasity to do its functions optimally

10 WHAT IS SUSTAINABLE FOREST? Attribute soil vertility productivity biodiversity Attribute soil vertility productivity biodiversity X X X X X X X X X X X Monitoring periode Monitoring Periode

11 What is the target? Tectona grandis (teak) Cutting material Condition in 2005 Standing stock 100 m 3 /ha, 60 years rotation Condition in 2035 Standing stock 200 m 3 /ha, 20 years rotation

12 The target of Shorea leprosula (red meranti) Condition in 2005 Standing stock 4 85 m 3 /ha, 35 years rotation period time Condition in 2035 Standing stock m 3 /ha, 30 years rotation period time Shorea leprosula as a species model to estimate the stand productivity age = 30 years diameter = 50 cm; vol/tree = 2.5 m 3 n/ha = 160 trees, vol /ha = 400 m 3 standing stock

13 STRATEGY IN INCREASING FOREST PRODUCTIVITY Clonal test Progeny test Provenance test Species trial commercial plantation

14 Intensive Silviculture (SILIN) Env. Man Improved Species Environmental Manipulation Improved species Int. Pest Man. Accelerated optimal growth

15 Breeding dan Pemuliaan Pohon

16 STRATEGI MEMPEROLEH BENIH UNGGUL Populasi Dasar Pohon Plus Koleksi Benih Koleksi Bahan Vegetatif Bank Klon Uji Keturunan Generasi I Penjarangan Seleksi Kebun Pangkas Uji Klon Generasi I Pemapanan Kebun Benih Klon Tanaman Produksi Pohon terbaik dari Fam. Terbaik (KSG I) Kebun Pangkas dari Klon Terbaik Kebun Benih Klon Generasi I Tanaman Produksi Infusi Genetik Pop. Eksternal dst

17 LINGKUP PEMBIAKAN VEGETATIF Bahwa pembiakan vegetatif bukanlah suatu program breeding melainkan hanya metode perbanyakan terhadap genotipe yang diinginkan. Van Wyk (1985) potensi genetik yang diperoleh lewat pembiakan vegetatif jauh melampaui apa yang didapat lewat pembiakan secara generatif. Namun apabila genotipe baru dengan sifat yang superior tidak dapat diciptakan, perolehan genetik dari perhutanan klon yang dikembangkan akan terhenti dengan sedirinya.

18 Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii stand in Java Plus trees Pinus merkusii Seed Orchard Established in 1976,in Jember, East Java

19 Progeny test roguing Seed orhard

20 Identification of Resin Potencial

21

22 Jati (Tectona grandis) Progent test of teak in Central Java Progent test of teak in West Java Teak plus tree Clonal Seed Orchard of teak in Central Controlled pollination

23 Hedge Orchard to produce cutting materials Plus trees

24 Cutting multiplication of Teak

25 Cutting multiplication of Teak

26 Results : One year field clonal test 3 years field clonal test

27 STRATEGI PERHUTANAN KLON Populasi Dasar Bank Klon Pohon Plus Kebun Pangkas Tanaman Operasional (bulking) Uji Klon Roguing Kebun Pangkas dari Klon Terbaik Tanaman Operasional (cloning)

28 Cloning vs Bulking Bulking : mencampur (to bulk) materi genetik atau klon dari banyak individu yang belum teruji Cloning : mengklon (to clone) materi genetik dari sedikit individu tetapi sudah terbukti unggul Populasi Terseleks

29 Clonal Test of teak in Cepu and Ngawi

30 Species trials of species in PT. Sarpatim Jenis Rerata BDH (cm) Riap (cm/thn) Jenis Tahun Tanam 2006 (umur 3,5 tahun) Rerata BDH (cm) Riap (cm/thn) S.johorensis 7,52 2,15 S.parvifolia 8,87 2,53 S.macrophylla 8,50 2,43 S.platyclados 8,99 2,57 S.leprosula 8,87 2,53 S. Stenoptera

31 Riap Diameter Rerata Tertinggi dari 5 Jenis pada Uji Jenis di PT SBK Umur 6 tahun S.Johorensis Rerata DBH umur 6 tahun = 11,72 cm S.platyclados Rerata DBH umur 6 tahun = 12,34 cm S.elliptica Rerata DBH umur 6 tahun = 6,63 cm Jenis Rerata DBH (cm) Riap (cm/thn) Jenis Rerata DBH (cm) Riap (cm/thn) Umur 6 Tahun Umur 3,5 Tahun S.platyclados 12,34 2,06 S.platyclados 8,99 2,57 S.johorensis 11,72 1,95 S.leprosula 8,87 2,53 S.stenoptera 11,37 1,86 S.parvifolia 8,87 2,53 S.leprosula 10,95 1,83 S.macrophylla 8,50 2,43 S.parvifolia 10,95 1,83 S.johorensis 7,52 2,15

32 Uji Progeni Jenis Terpilih Umur 3,5 Tahun S.leprosula S.macrophylla S.parvifolia No Famili Rerata DBH (cm) Riap DBH (cm/thn) Famili Rerata DBH (cm) Riap DBH (cm/thn) Famili Rerata DBH (cm) Riap DBH (cm/thn)

33 Grafik Distribusi Normal Sebaran Diameter Uji Keturunan S. leprosula di PT. Sarpatim Target Riap 1,67 cm/th SILIN Era II >3.5 cm/th

34 Kondisi Logged Over Area

35 PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI DENGAN TEKNIK SILIN SILIN adalah teknik silvikultur untuk membangun hutan rusak menjadi hutan yang prospektif, sehat, lestari.

36 Shorea macrophylla DBH Rerata 12 Cm Four years after planting Shorea platiylados DBH Rerata 12 Cm

37 Fast Growing Species A. mangium provenance test

38 Eucalyptus pellita Progeny Test E. pellita x urophylla

39 Hutan Tanaman Industri (Ekaliptus, Sengon, Akasia)

40 Manipulasi lingkungan

41 SIMULASI PENGARUH KETEBALAN TANAH PERKEMBANGAN TANAMAN

42 DBH (cm) Relationship between soil thickness and growth y = 3,1008ln(x) - 2,7475 R² = 0, Ketebalan Tanah (cm)

43 ROOTING SYSTEM STUDY IN CLONAL PLANTATION OF TEAK DBH < 10 CM DBH CM DBH >20 CM

44 MAI DBH (cm/year) DBH (cm) 22,5 20,0 17,5 IMPACT OF THINNING TO DEVELOPMENT OF TREE GROWTH 0% (control) Thinning 25% Thinning 50% 15,0 12,5 10,0 7,5 0 1,5 3 4,5 6 7,5 Age (years) 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 0% (control) Thinning 25% Thinning 50% 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Year after thinning)

45 Volume (m3/ha) % 25% (total) 50% (total) 25% (thinned) 50% (thinned) ,5 3 4,5 6 7,5 Stand age (year) 50 % 0 % 25 %

46 2.7 years old, 3,3 cm/year dimeter increment (Klon) 4.7 years old plantation (Seed taken from SPA)

47 MENGAPA HARUS MENANAM PADAHAL DI HUTAN BANYAK ANAKAN ALAM? Shorea leprosula dibandingkan dengan cabutan umur sama

48

49