PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TBC DI PUSKESMAS KEDURUS SURABAYA
|
|
- Ratna Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TBC DI PUSKESMAS KEDURUS SURABAYA Hermina Humune herminahumune@yahoo.com StikesWilliam Booth Surabaya ABSTRAK Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (mycobacterium tuberculosis) sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer, peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita TBC di Puskesmas Kedurus Surabaya, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat pada pasien TBC. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode cross sectional, sampel yang di ambil adalah pasien tbc di puskesmas kedurus Surabaya dengan populasi sebanyak 25 orang dan menggunakan metode pengambilan total sampling, data yang telah terkumpul lalu di lakukan analisa data dan setelah data lengkap, data di tabulasi silang berdasarkan hasil yang di dapatkan kemudian di lakukan perhitungan. setelah di ketahui hasil dari masing-masing kuesioner dan kartu TB-01. dari 25 responden yang di teliti, dukungan keluarga Baik sebanyak 21 orang (84%), dukungan keluarga cukup sebanyak 2 orang (8%) dan dukungan keluarga kurang sebanyak 2 orang (8%), sedangkan pada tingkat kepatuhan minum obat di dapatkan 18 orang (72%) patuh untuk minum obat, sedangkan 7 orang (28%) tidak patuh minum obat. Kata kunci : Tuberkulosis, dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat. ABSTRACT Tuberkulosis is a disease caused by an infection caused by germs of tuberculosis (mycobacterium tuberculosis) systemic so it can be about almost any organ of the body. With most locations in the lungs which is usually the site of primary infection, researches conducted a study titled the relationship between the level of family support medication adherence in patients with tuberculosis at the health Center. Kedurus Surabaya, the purpose of this study to determine the relationship between family support compliance with drinking drug levels in patient with tuberculosis. Design used in this study is a cross sectional method, samples are taken at the tuberculosis clinic patients Kedurus Surabaya with a population of 25 people and uses total sampling method of retrieval, data has been collected an in doing data analysis and after complete data, data in the cross tabulation based of the results later on did get to know the results of counting. After in each questionnaire an TB-01 card, of 25 respondents in the meticulous, good family support as many as 21 people (84%), family support quite as many as 2 people (8%) and lack of family support as many as 2 people (8%), whereas the level of drug compliance in getting 18 people (72%) adherent to medication, while 7 people (28%) not taking medication adherence. Keyword : Tuberculosis, support family, medication adherence.
2 PENDAHULUAN Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis (Keliat, 2004). Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (mycobacterium tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2000). Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (mycobacterium tuberculosis) sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000). Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit, sebagai sistem pendukung dan selalu siap memberikan bantuan jika di perlukan. Keberhasilan kesembuhan penyakit TBC ini sangat tergantung dari kepatuhan pengobatan pasien untuk minum obat, hal ini tentu saja tidak lepas dari peran dukungan keluarga, Dukungan keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang bisa terdiri dari orang tua, pasangan hidup maupun saudara yang tinggal dalam satu rumah (Friedman, 1998). Dari 10 orang yang di berikan pertanyaan tentang peran keluarga dalam kepatuhan untuk minum obat di Puskesmas Kedurus Surabaya, 6 orang mengatakan bahwa keluarganya tidak terlalu memperdulikan dirinya untuk minum obat dan 4 orang mengatakan bahwa keluarganya sangat memperhatikan saat minum obat serta jadwal pengambilan minum obat di Puskesmas. Insiden penyakit tuberculosis (TBC) berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2010 menyatakan jumlah penderita Tuberkulosis di Indonesia sekitar 528 ribu atau berada di posisi tiga di dunia setelah India dan Cina., Jumlah penderita baru tuberculosis (TBC) di Provinsi Jatim hingga bulan Februari 2014 mencapai orang. Angka ini menempatkan Jatim berada di posisi ketiga terbanyak penderita TBC di Indonesia. Sementara data yang di peroleh dari Puskemas Kedurus Surabaya menunjukkan pada tahun 2013 terdapat 59 orang positif TBC dengan laki-laki sebanyak 27 orang dan wanita sebanyak 32 orang. Pada tahun 2011 terdapat 77 orang dengan lakilaki sebanyak 41 orang dan wanita sebanyak 36 orang, sedangkan pada tahun 2012 per bulan februari terdapat 9 orang dengan lakilaki sebanyak 3 orang dan wanita sebanyak 6 orang. Hambatan pelaksanaan program TB Paru adalah masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program pemberantasan TB paru yang meliputi hambatan medik dan nonmedik yang mengakibatkan tidak tercapainya pelaksanaan program pemberantasan TB paru. Menurut Yunus,dkk, (1992), Tuberkulosis adalah penyakit menahun, berkembang secara kronik. Dalam perjalana penyakitnya terbagi dalam masa tenang dan masa eksaserbasi. Dalam masa eksaserbasi akan muncul sarang-sarang radang (pneumonis), dalam masa tenang sarang-sarang tersebut menyembuh dengan membentuk sarang-sarang fibrotis/proliferatif. Makin lambat diagnosis ditegakkan, makin banyak sarang-sarang fibrotis (Yunus,dkk, 1992). Obat antituberkulosis akan berhasil baik pada sarang-sarang TB bentuk pneumoni, sarangsarang pneumonis akan diresorbsi kembali. Obat antituberkulosis tidak akan mengembalikan jaringan fibrosis menjadi jaringan parenkhim, kavitas sklerotik tetap akan menjadi sklerotik (Yunus,dkk, 1992). Pemakaian obat antituberkulosis yang lama, apalagi yang tidak teratur akan menimbulkan resistensi kuman terhadap obat. Resistensi kuman terhadap obat akan diketahui setelah dua bulan berlalu.kedua, masalah yang berasal dari obat antituberkulosis (OAT). Pada umumnya sekarang tidak ada lagi hambatan dari segi obat, khususnya setelah ditemukan obat-obat bakterisid. Semua paduan obat akan berhasil baik, asal dikerjakan sesuai aturan mainnya. Beberapa hal dari segi obat yang harus diperhatikan, yaitu : pemakaian obat antituberkulosis yang tidak teratur dapat menimbulkan resistensi kuman terhadap obat dan harus dijaga, jangan sampai pemakaian obat yang berbulan-bulan menimbulkan efek samping dari obat-obatan yang bersangkutan (Aditama,2002). Hambatan penting yang menyebabkan kegagalan pengobatan TB paru adalah adanya Pendidikan yang rendah atau tidak adanya pengetahuan terhadap peyakit dan hygiene lingkungan yang masih jauh dari standar kesehatan (Yunus,dkk, 2012). Dengan pendidikan yang kurang penderita tidak menyadari bahwa penyembuhan
3 penyakit dan kesehatan itu umumnya berpangkal dari penderita atau masyarakat itu sendiri. Pendidikan yang kurang menyebabkan sesorang tidak dapat meningkatkan kemampuannya untuk mencapai taraf hidup yang baik yang sangat dibutuhkan untuk penjagaan kesehatan. Hal lain yang merupakan masalah adalah sikap klien yang tidak acuh terhadap dirinya sendiri,khususnya terhadap penyakit yang di deritanya. Berhubungan dengan rendahnya pendidikan terdapat perasaan tidak acuh terhadap dirinya, anggota keluarganya serta lingkungannya. Ketidakacuhan ini mungkin akibat dari rasa frustasi karena berbulanbulan tidak juga sembuh dan meningkatkan perasaaan tidak acuh terhadap penyakit tuberculosis (Yunus,dkk, 2012). Dalam masalah ini tentu yang paling berperan adalah adanya dukungan dari keluarga, Serason, berpendapat bahwa dukungan keluarga adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat di andalkan, menghargai dan menyayangi kita, pandangan yang sama juga di kemukakan oleh Cobb yang mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian dan penghargaan atau menolong dengan sikap menerima kondisinya. Dukungan sosial tersebut di peroleh dari individu maupun dari kelompok. dukungan dari keluarga sangat penting bagi penderita TBC, keluarga di harapkan mampu untuk memberikan partisipasi dalam pemberian dukungan sesuai dengan kebutuhan penderita. Jenis dukungan keluarga yang bisa di terapkan di antaranya dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Di mana wujudnya seperti nasehat, usulan, saran, dan pemberian informasi, pemberian support, pengakuan, penghargaan dan perhatian, penyediaan materi, tenaga, dan sarana. Adanya kepercayaan, mendengarkan serta di dengarkan. Dengan pemberian dukungan yang bermakna terhadap penderita TBC akan menumbuhkan jiwa semangat untuk mematuhi minum obat dan mempercepat proses kesembuhan. Metode penelitian yang di gunakan adalah cross sectional. Populasinya adalah keseluruhan pasien TBC sejak bulan November 2014 Januari 2015 di Puskesmas Kedurus Surabaya dengan populasi sebanyak 25 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan lembar kuesioner pada responden yang di teliti yaitu pasien TBC. Data di ambil melalui kuesioner, di mana lembar kuesioner ini di berikan kepada pasien tbc di puskesmas kedurus Surabaya yang memenuhi kriteria. Setelah data terkumpul kembali maka peneliti akan mengoreksi jawaban dan jika ada lembar yang belum lengkap peneliti meminta responden untuk melengkapi, selain itu, data yang di peroleh di beri penilaian. Untuk dukungan keluarga apabila jawaban benar nilainya 1 dan jika jawaban salah nilai 0. Dukungan baik 7-10 score %, dukungan cukup 5-7 score 50-70% dan dukungan kurang 0-5 score <50%. untuk kepatuhan, di katakan patuh jika nilai score > 60% dan di katakan tidak patuh apabila nilai score < 60% dan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien tbc di lakukan analisa data dan setelah data lengkap, data di tabulasi silang berdasarkan hasil yang di dapatkan kemudian di lakukan perhitungan.setelah di ketahui hasil dari masing-masing kuesioner dan kartu TB-01. HASIL Tabel 1. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Jumlah Presentase Kelamin 1. Laki-Laki 16 64% 2 Permpuan 09 36% Total % Berdasarkan tabel 1 dapat di ketahui dari 25 responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang (64%), sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (36%). METODE Tabel 2. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan usia
4 No Usia Jumlah Presentase % % % % Berdasarkan tabel 2 bahwa dari 25 responden mayoritas berusia tahun sebanyak 7 orang dengan presentase 28%%, responden berusia tahun sebanyak 7 orang dengan presentase 28%, responden berusia tahun sebanyak 3 orang dengan presentase 12% dan responden berusia tahun sebanyak 8 orang dengan presentase 32%. Tabel 3. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir No Pendidikan terakhir Jumlah Presentase 1. SD 5 20% 2. SMP 4 16% 3. SMA 12 48% 4. PT/Akademi 2 8% 5. Pendidikan 1 4% lainnya Berdasarkan tabel 3 bahwa dari 25 responden mayoritas berpendidikan SD responden berpendidikan SMP sebanyak 4 orang dengan presentase 16%, responden berpendidikan SMA sebanyak 12 orang dengan presentase 48%, responden berpendidikan PT/Akademi 2 orang dengan presentase 8% dan responden berpendidikan lainnya sebanyak 1 orang dengan presentase 4%. No Pekerjaan Jumlah Presentase 1. Pegawai 3 12% Negeri 2. Ibu rumah 5 20% tangga 3. Pegawai 5 20% Swasta 4. Wiraswasta 5 20% 5. Tidak Bekerja 7 28% Berdasarkan tabel 4 bahwa dari 25 responden bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 3 orang dengan presentase 12%, responden bekerja sebagai Ibu rumah tangga responden bekerja sebagai pegawai swasta responden bekerja sebagai wiraswasta responden tidak bekerja sebanyak 7 orang dengan presentase 28%. Tabel 5. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga No Dukungan Jumlah Presentase Keluarga 1. Baik 21 84% 2. Cukup 2 8% 3. Kurang 2 8% Berdasarkan tabel 5 bahwa dari 25 responden yang di berikan kuesioner dukungan keluarga Baik sebanyak 21 orang dengan presentase 84%, dukungan keluarga cukup sebanyak 2 orang dengan presentase 8% dan dukungan keluarga kurang sebanyak 2 orang dengan presentase 8%. Tabel 4. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan Tabel 6. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan minum obat
5 TBC berdasarkan kartu TB-01 No Kepatuhan minum obat berdasarkan kartu TB-01 Jumlah Presentase 1. Patuh 18 72% 2. Tidak Patuh 7 28% Berdasarkan tabel 6 dapat di ketahui dari 25 responden yang di lihat dari kartu TB-01, 18 orang (72%) patuh untuk minum obat, sedangkan 7 orang (28%) tidak patuh minum obat. Tabulasi silang Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TBC Tabel 7 Tabulasi silang Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kepatuhan Minum Obat pada pasien TBC No Kepatuhan Patuh % Tidak % Jumlah merawat % orang yang sakit, tetapi harus patuh meliputi beberapa aspek yang meliputi fisik, Dukungan psikologis, sosial, spiritual, informasi 1. Baik 18 85, ,29 21 mengenai 100 TBC dan yang paling terpenting adalah adanya pengakuan dari keluarga kalau 2. Cukup salah satu anggotanya menderita TBC. Hal 3. Kurang ini apabila di lakukan dengan baik akan Jumlah PEMBAHASAN Tabel 4 dapat diketahui dari 25 responden, 21 orang (84%) mendapatkan dukungan keluarga baik, 2 orang (8%) mendapatkan dukungan keluarga cukup, 2 orang (8%) mendapatkan dukungan keluarga kurang. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit, sebagai sistem pendukung dan selalu siap memberikan bantuan jika di perlukan (friedman, 1998). Serason, 1983 dalam Kuncoro, 2002 juga berpendapat bahwa Dukungan keluarga adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat di andalkan, menghargai dan menyayangi penderita. Pandangan yang sama juga di kemukakan oleh Cobb yang mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian dan penghargaan atau menolong dengan sikap menerima dukungan tersebut diperoleh dari individu maupun dari kelompok. Kaplan (1997) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki 4 jenis dukungan yaitu Dukungan Informasional, Penilaian, Instrumental dan Emosional. dukungan informasional dapat berupa nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi., dukungan penilaian di antaranya memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian. Dukungan instrumental dapat berupa bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana. Sedangkan dukungan emosional dapat berupa Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Menurut peneliti dukungan keluarga sangat berperan penting dalam keberhasilan pengobatan pasien TBC, karena keluarga adalah orang yang paling dekat dengan pasien, selain tinggal dalam satu rumah, keluarga juga mempunyai ambil yang besar dalam memenuhi kebutuhan pasien TBC, tugas keluarga tidak hanya membawa hal yang positif dalam proses kesembuhan pasien TBC. Dalam penelitian ini peneliti sangat bangga, hal ini di karenakan dari data yang di peroleh menunjukkan dari 25 responden yang di teliti 21 responden mendapatkan dukungan keluarga baik dengan presentase 84%. Tabel 5 dapat diketahui dari 25 responden, 18 orang (72%) patuh untuk minum obat, sedangkan 7 orang (28%) tidak patuh untuk minum obat. Menurut Muzaham,1995 Kepatuhan berobat adalah tingkah perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan atau upaya untuk secara teratur menjalani pengobatan. Penderita yang patuh berobat adalah yang menyelesaikan pengobatannya secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6-8 bulan (Depkes RI,2002). Menurut Snider di kutip Aditama (1997) menyatakan bahwa salah satu indicator kepatuhan penderita adalah
6 datang atau tidaknya penderita setelah mendapat anjuran kembali untuk control. Seseorang penderita dikatakan patuh menjalani pengobatan apabila minum obat sesuai aturan paket obat dan ketepatan waktu memanggil obat sampai selesai masa pengobatan. Menurut peneliti kepatuhan adalah seseorang yang tidak hanya mendengarkan dan mengerti saja tetapi harus bisa menuruti dan melakukan apa yang seharusnya di lakukan sesuai dengan yang di tetapkan secara tepat waktu. Seseorang bisa patuh di karenakan banyak faktor di antaranya adanya keinginan dari diri sendiri untuk sembuh, adanya dukungan keluarga untuk menerima semua keadaan si penderita. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 25 responden yang di teliti, data yang di peroleh menunjukkan 18 orang (72%) patuh untuk minum obat. Tabel 7 dari 25 responden yang di teliti, di dapatkan responden yang patuh untuk minum obat serta mendapat dukungan keluarga baik sebanyak 18 orang (85,71%), responden yang patuh untuk minum obat serta mendapat dukungan cukup dan kurang tidak ada, Sedangkan responden yang tidak patuh untuk minum obat tetapi mendapatkan dukungan keluarga baik sebanyak 3 orang (14,29%) dan responden yang tidak patuh untuk minum obat tetapi mendapatkan dukungan keluarga cukup dan kurang masing-masing sebanyak 2 0rang (100%). Menurut teori Green (1997) perilaku kepatuhan berobat di pengaruhi oleh Faktor yang mendasar atau faktor yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi perilaku kepatuhan ( Predisposing Factors ), Faktor yang memperkuat atau faktor yang mendorong (reinforcing factors), Faktor yang mendukung (enabling factors). Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan di golongkan menjadi 4 bagian yaitu Pemahaman pasien terhadap instruksi, Kualitas interaksi, Keluarga, Keyakinan,sikap dan kepribadian. Menurut peneliti antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat sangat berhubungan di mana apabila dari salah satunya tidak berperan penting maka yang akan terjadi adalah ketidak patuhan minum obat, Seseorang dikatakan patuh terhadap pengobatan apabila orang tersebut dapat menuntaskan pengobatan tanpa pernah mengabaikan satupun dari pengobatan yang dilakukan. Kepatuhan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah dukungan keluarga. Pada penenlitian ini didapatkan hasil yang paling besar adalah adanya dukungan keluarga yang baik dan dukungan keluarga tersebut membuat pasien untuk patuh dalam pengobatan TBC, tetapi masih didapatkan hasil bahwa dukungan keluarga baik tetapi pasien tidak memiliki kepatuhan minum obat, berdasarkan tabel 4.5 di dapatkan responden yang mendapatkan dukungan baik tetapi tidak patuh sebanyak 3 orang (14,29%). Hal ini di sebabkan karena kurangnya tersedianya fasilitas kesehatan, jarak yang terlalu jauh sehingga memungkinkan pasien tidak dapat menjangkau pelayanan fasilitas kesehatan, dan faktor ekonomi seperti biaya yang terlalu mahal untuk menjangkau fasilitas kesehatan sehingga menyebabkan seseorang tidak patuh untuk minum obat, selain itu faktor usia dapat mempengaruhi seseorang untuk patuh minum obat seperti lupa jadwal minum obat dan tidak adanya minat atau kemauan untuk sembuh, dapat di simpulkan bahwa dalam penelitian ini ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TBC di Puskesmas Kedurus Surabaya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dukungan keluarga pada penderita TBC di Puskesmas Kedurus Surabaya di dapatkan responden yang memiliki dukungan yang baik sebanyak 21 orang (84%), dukungan cukup sebanyak 2 orang (8%), dukungan kurang sebanyak 2 orang (8%). Kepatuhan minum obat pada pasien TBC di Puskesmas Kedurus Surabaya di dapatkan responden yang patuh minum obat sebanyak 18 orang (72%) dan responden yang tidak patuh sebanyak 7 orang (28%). Pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TBC di puskesmas kedurus Surabaya. Saran Di harapkan institusi atau puskesmas dapat
7 meningkatkan pemberian penjelasan atau informasi tentang penyakit TBC bukan hanya kepada pasien tetapi juga kepada keluarga tentang peran dan dukungannya terhadap kesembuhan dan kepatuhan minum obat pada anggota keluarganya yang menderita TBC. DAFTAR PUSTAKA Dep. Kes. RI Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan kedua. Jakarta Dini, dkk. Stop Tuberkulosis. Bogor : Cita Insan Madani Friedman, M.M Family Nursing : Research, Theory, dan Praktice, Edisi 4. Stamford : Appleton dan Lange Mansjoer, Arif Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI Nursalam, dkk Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Info Medika Nursalam Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Mustika Notoatmodjo Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Renika Cipta Setiadi Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Yunus F, dkk. Pulmonolgi Klinik Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI ontent/article/46-arsip-ppti/141-tbcdi-indonesia-peringkat-5-dunia TB /2012/01/teori-tb-paru-tuberkulosis.html
HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016
HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TATIK KURNIANINGSIH 201110201133 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS Cemy Nur Fitria 1 Anik Mutia 2 STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. Tulang Bawang Selatan No. 6 RT 02 RW XXXII
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang
724 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang Ivan Putra Siswanto 1, Yanwirasti 2, Elly Usman 3 Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis dan Africanum. Organisme ini disebut
Lebih terperinciMarieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract
551 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 1, NOMOR 1 JUNI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DENGAN PERILAKU PEMBUANGAN DAHAK DI PUSKESMAS REWARANGGA KECAMATAN ENDE TIMUR KABUPATEN ENDE
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. yang akan dilakukan yaitu : Program Pemberantasan TB Paru. 3. Hambatan Pelaksanaan Program Pemberantasan TB Paru
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan dibahas teori,konsep dan variabel dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu : Program Pemberantasan TB Paru 1. Penjelasan TB Paru 2. program Pemberantasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru,
Lebih terperinciPENGETAHUAN, MOTIVASI DAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BAPTIS KEDIRI
Jurnal STIKES Vol. 9, No.2, Desember 2016 PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BAPTIS KEDIRI KNOWLEDGE, MOTIVATION AND CONTROL COMPLIANCE
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TBC TENTANG PENYAKIT TBC DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TBC TENTANG PENYAKIT TBC DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) Susilowati*, Ahmad Ridwan*; Safran Cahyono.** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Magang
Lebih terperinciDUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK
DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA Kristiani Bayu Santoso 1), Farida Halis Dyah Kusuma 2), Erlisa Candrawati 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional bertujuan menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian masyarakat Indonesia agar dapat hidup sejahtera lahir batin dan berkualitas. Salah satu upaya
Lebih terperinciFAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENDERITA TUBERKULOSIS MELAKUKAN PENGOBATAN DI WILAYAH PUSKESMAS MANUKAN KULON SURABAYA
FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENDERITA TUBERKULOSIS MELAKUKAN PENGOBATAN DI WILAYAH PUSKESMAS MANUKAN KULON SURABAYA *Rizka Safitri, ** Budi Artini AKPER William Booth Jln. Cimanuk No. 20 Surabaya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis (Djojodibroto, 2009). Indonesia merupakan negara dengan kasus TB
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KESEMBUHAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOSARI MOJOKERTO
HUBUNGAN MOTIVASI KESEMBUHAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOSARI MOJOKERTO Nurwidji 1, Tsalits Fajri 2 *) Abstrak TB paru merupakan penyakit
Lebih terperinciINTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3
INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,
Lebih terperincipeningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT KUSTA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECACATAN PADA PENDERITAKUSTA DI KABUPATEN KUDUS peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta. 1. Wiyarni, 2. Indanah, 3. Suwarto
Lebih terperinciE-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
HUBUNGAN KEPATUHAN BEROBAT DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TAMALATE KOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO TREATMENT COMPLIANCE RELATIONSHIP WITH CURE RATE IN PATIENTS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini, salah satu penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis. Tuberkulosis
Lebih terperinciKegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)
Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 21) Mulyadi * ** ** ABSTRACT Keyword: PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan kaitannya dengan kemiskinan,
Lebih terperinciKata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90
PENGARUH PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWI KABUPATEN NGAWI Erwin Kurniasih, Hamidatus Daris Sa adah Akademi Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh infeksi. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
Lebih terperinciArtikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3
345 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Kepatuhan Penderita Tuberkulosis Paru dengan Perilaku Kesehatan, Efek Samping OAT dan Peran PMO pada Pengobatan Fase Intensif di Puskesmas Seberang Padang September
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. TB disebabkan oleh mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agenda Millenium Development Goals (MDGs) menitikberatkan pada upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diindikasikan dari beberapa indikator pencapaian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM KONSUMSI OBAT. Nasrul Hadi Purwanto
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM KONSUMSI OBAT Nasrul Hadi Purwanto Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : nasrulraza@yahoo.co.id
Lebih terperinciJurnal Care Vol. 3, No. 2, Tahun 2015 PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS BERIMPLIKASI TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT
5 PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS BERIMPLIKASI TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT Anita Yeti 1 ), Erlisa Candrawati 2 ), Ragil Catur A.W ) 1, 2, ) Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia. Mycrobacterium Tuberculosis (Mansyur, 1999). Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat setiap penduduk agar
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENDERITA TBC PARU PADA TERAPI OBAT DI KECAMATAN PASAR REBO, JAKARTA TIMUR
PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENDERITA TBC PARU PADA TERAPI OBAT DI KECAMATAN PASAR REBO, JAKARTA TIMUR Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam,
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.
Lebih terperinciPENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TB PARU
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TB PARU Di RW 01 Dusun Poh Sawit Desa Karangan Wilayah Kerja Puskesmas Badegan Kabupaten Ponorogo Oleh : ARISTINA DIAN PERMATASARI NIM : 11611942
Lebih terperinciPENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU
PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU Siti Sarifah 1, Norma Andriyani 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sitis88@gmail.com Abstrak Tuberkulosis paru merupakan
Lebih terperinci57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Laporan World Health Organitation (WHO) tahun 2010 menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf kehidupan yang disetujui oleh para pemimpin dunia pada
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS DI BKPM MAGELANG PERIODE FEBRUARI MARET 2015
GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS DI BKPM MAGELANG PERIODE FEBRUARI MARET 2015 THE DESCRIPTION OF COMPLIANCE LEVEL OF PATIENTS IN BKPM MAGELANG IN THE PERIODE OF FEBRUARY MARCH 2015 Reni Chandra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah adalah tempat hunian atau berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan dan panas) serta merupakan tempat untuk beristirahat setelah melakukan
Lebih terperinciAri Kurniati 1, dr. H. Kusbaryanto, M. Kes 2 ABSTRAK
Hambatan-Hambatan Pada Pelaksanaan Terapi Tuberkulosis dan Cara Mengatasinya di Balai Pengobatan penyakit Paru-Paru (BP4) Unit Minggiran Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH MOTIVASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN PADA ANGGOTA KELUARGA PENDERITA TB MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN DOTS
KARYA TULIS ILMIAH MOTIVASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN PADA ANGGOTA KELUARGA PENDERITA TB MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN DOTS (Directed Observed Treatment Shourtcourse) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat setiap penduduk
Lebih terperinciNaskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah. 22 Agustus 2016
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RS PARU SIDAWANGI, CIREBON, JAWA BARAT CORRELATION LEVEL OF KNOWLEDGE OF THE ANTI-TUBERCULOSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit yang sudah cukup lama dan tersebar di seluruh dunia. Penyakit tuberkulosis dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini juga dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru, yang disebabkan oleh (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini juga dapat menyebar kebagian
Lebih terperinciIdentifikasi Faktor Resiko 1
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB MDR PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA KOTA MADIUN Lilla Maria.,S.Kep. Ners, M.Kep (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Multi Drug
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS DELANGGU KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS DELANGGU KABUPATEN KLATEN Aris Widiyanto Akper Mamba'ul 'Ulum Surakarta Abstract: Compliance Take Medicine
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007
ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 Yanuarita Dwi Puspasari, 2009. Pembimbing I : July Ivone, dr., MS Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,
Lebih terperinciJ. Teguh Widjaja 1, Hartini Tiono 2, Nadia Dara Ayundha 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DEWASA DI RS IMMANUEL BANDUNG DENGAN DOTS DAN RS MITRA IDAMAN BANJAR TANPA DOTS THE FACTORS RELATED TO TB ADULT PATIENT
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS (Studi Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya) Andina Dea Priatna 1) Nur Lina dan Siti Novianti
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA
INTISARI HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Nurul Ainah 1, Aditya Maulana PP, M.Sc., Apt 2, Nadya Sari, S.Farm.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan adanya peradangan pada parenkim paru oleh mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman jenis aerob
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis (Kumar dan Clark, 2012). Tuberkulosis (TB) merupakan salah
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina Gestani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis pada tahun 2007 dan ada 9,2 juta penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG World Organization Health (WHO) sejak tahun 1993 mencanangkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global emergency). Hal ini dikarenakan tuberkulosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang menyerang organ paru-paru. Tuberkulosis adalah salah satu penyakit yang tertua yang dikenal oleh manusia
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN Noor Ainah 1 ; Erna Prihandiwati 2 ;Ade Syarif Hakim 3 Obat digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA TUBERKULOSSIS PARU DALAM PROGRAM PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA TUBERKULOSSIS PARU DALAM PROGRAM PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU Edisyah Putra Ritonga... ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang menyerang organ paru-paru. TB paru diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun sebelum masehi. Kemajuan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI TB PARU
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI TB PARU Di Dusun Setugu I RT 02 Desa Lembeyan Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Lembeyan Kabupaten Magetan Oleh: KARTIKO AJI NIM 13612538 PRODI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis masih
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis masih cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru masih merupakan masalah utama kesehatan yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) (FK-UI, 2002).
Lebih terperinciABSTRAK. Sri Ariany P, 2009, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II: J. Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP CAKUPAN ANGKA KESEMBUHAN PENDERITA TBC PARU BTA (+) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LARANGAN KOTA CIREBON TAHUN 2008 Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Riska Wulansari*), Zumrotul Choiriyah**), Raharjo Apriyatmoko***)
Lebih terperinciMOTIVASI DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN TB PARU DI POLI PARU BP4 PAMEKASAN
MOTIVASI DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN TB PARU DI POLI PARU BP4 PAMEKASAN Latifatul Muna*, Umdatus Soleha** UNUSA, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Jl. SMEA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis yang tepat, pemilihan obat serta pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan suatu pengobatan jika tidak
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 4 (3) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Lebih terperinciINTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI
INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI Dian Septiviana Putri 1, Aditya Maulana PP, S.Farm., M.Sc.,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berobat dan putus berobat selama 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penghentian pengobatan sebelum waktunya (drop out) di Indonesia merupakan faktor terbesar dalam kegagalan pengobatan penderita tuberkulosis yang besarnya 50%. Drop out
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: peran keluarga PMO, kepatuhan minum obat, penderita TB paru
HUBUNGAN PERAN KELUARGA SEBAGAI PENGAWAS MINUM OBAT(PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN 7 ABSTRAK Penyakit Tuberculosis merupakan penyakit
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di Indonesia telah dimulai sejak diadakan Simposium Pemberantasan TB Paru di Ciloto pada tahun 1969. Namun
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin
Lebih terperinciPRATIWI ARI HENDRAWATI J
HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) KELUARGA DENGAN SIKAP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan meraih derajat
Lebih terperinciKata kunci: Tuberkulosis paru, tingkat kepatuhan, konsumsi obat Tuberkulosis
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU Factors Related to Consume The Level of Compliance in Patients Pulmonary Tuberculosis Drug Sugiono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Melalui pembangunan kesehatan diharapkan akan tercapai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan Nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Melalui
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran penyakit Tuberkulosis yang begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menyerang paru paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat menular melalui udara atau sering
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN
ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN Yuyun Wigati 1 ; Noor Aisyah 2 ; Hj. Rahmi Annissa 3 Infeksi
Lebih terperinci