BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya seni merupakan salah satu media penyampaian pesan dan aspirasi yang unik. Seperti karya seni gambar atau lukis yang tidak hanya menampilkan gambargambar yang memikat mata tapi juga sebagai media yang dapat memberikan informasi pada khalayak dan juga kajian kajian yang menyangkut eksistensi karya itu sendiri. Tidak hanya gambar dan warna yang dibentuk dan dikombinasikan sedemikian rupa untuk terlihat indah, namun dibalik bentuk indah sebuah karya seni tersimpan maksud dan makna yang ingin disampaikan kepada setiap orang yang melihatnya. Kehadiran karya seni dalam media penyampaian pesan memperlihatkan bahwa ruang lingkup ilmu komunikasi sangat luas dan beragam. Manusia semakin kreatif dan inovatif dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan zaman. Ada banyak jenis karya seni yang banyak kita temui setiap harinya seperti gambar, lukisan, patung, musik, termasuk poster yang juga digunakan sebagai media penyampaian pesan. Menurut Wastap Jaeni B (2014) sebagai salah satu bagian dari karya seni, poster juga merupakan salah satu media penyampaian aspirasi dan isu sosial dalam masyarakat, karena karya seni digunakan sebagai obyektivitas ungkapan seniman kepada publik. Poster seringkali hadir di tengah masyarakat dalam bentuk yang beragam. Agar menarik perhatian orang-orang untuk melihat, poster dibuat semenarik mungkin dengan pemilihan warna dan gambar, tidak hanya gambar, poster terkadang juga disertai dengan kata-kata yang memperjelas maksud dari poster tersebut agar informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan semestinya oleh khalayak. 1

2 Penggunaan poster yang tidak hanya sebagai media iklan dan promosi juga disampaikan oleh Aria Duta Bimantoro Hadi dalam jurnalnya yang berjudul Seni Poster Jalanan Sebagai Media Propaganda Menyuarakan Isu Sosial & Politik(2014),menjelaskan bahwa poster tidak hanya sebagai media iklan namun terkadang juga digunakan sebagai media yang memiliki kecenderungan untuk memuat wacana yang subversif, menyampaikan ketidak puasan atas kondisi sosial, atau digunakan sebagai ungkapan perlawanandan media propaganda. Poster bukan hanya sebagai media ekspresi semata apalagi kepentingan komersil, namun menyatu sebagai media penyulut semangat, penyampai pesan, dan turut menjadi media perjuangan. Terkait dengan penggunaan poster tersebut, di Indonesia poster juga pernah dijadikan sebagai media penyampaian isu dan perjuangan. Sebagai contoh kasus, salah satu sejarah kelam Indonesia mengenai kasus penindasan HAM, seperti yang terdapat dalam buku yang ditulis M. Yuanda Zara (2007) yang berjudul Kematian Misterius Para Pembaru Indonesia. Orang-Orang Cerdas yang Mati Ditangan Bangsanya Sendiriyang menjelaskan tentang pembunuhan dan dihilangkannya orang-orang yang dianggap sebagai para pembaru Indonesia yang selamanya tidak akan masuk dalam sejarah perjuangan Indonesia, diantaranya seperti dibunuhnya para pahlawan negara salah satunya Tan Malaka, hilang dan dibunuhnya aktivis buruh Marsinah, hilangnya para aktivis termasuk Wiji Tukul yang juga merupakana seorang penyair, dan meninggalnya aktivis HAM Munir karena diracun. Kasuskasus tersebut ramai diberitakan pada masanya bahkan hingga saat ini karena penyelesaian kasusnya yang masih belum tuntas (M. Yuanda Zara: 2007). Hal inipun menarik perhatian para seniman untuk membuat poster-poster terkait kasus tersebut. Beberapa Contohnya adalah poster Munir dan Wiji Tukul: 2

3 Gambar 1.1 Poster Menolak Lupa Munir dan Wiji Thukul Tidak Mati Sumber: Poster-poster tersebut digunakan sebagai media penyampaian pesan sekaligus media perjuangan terhadap nasib-nasib para korban penindasan HAM. Mengenai kasus penindasan HAM, akhir tahun 2015 kembali terjadi hal serupa, yaitu kasus pembunuhan aktivis petani Salim Kancil.Kasus ini memperlihatkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) serta peraturan dan Undang-Undang yang dibuat masih belum sepenuhnya dipahami oleh warga Indonesia. Kasus Salim Kancil termasuk menjadi salah satu kasus baru yang memperlihatkan bahwa HAM di Indonesia masih memprihatinkan yang juga ramai dibicarakan. Gambar 1.2 Korban kasus penindasan HAM Sumber: 3

4 Pembunuhan Salim Kancil ramai diberitakan oleh media di Indonesia, baik melalui media televisi, harian koran, bahkan di sosial media. Sama seperti kasus penindasan HAM sebelumnya, terdapat juga beberapa poster mengenai kasus ini yang dibuat sebagai media penyampaian pesan dan perjuangan terhadap nasib Salim Kancil. Kasus pembunuhan ini adalah dimana seorang petani yang bernama Salim Kancil yang mencoba menyampaikan pendapat dan mengeluarkan aspirasi terhadap tambang pasir ilegal di desanya justru berujung tragis. Salim Kancil dibunuh dengan tidak manusiawi oleh sebagian kelompok yang merasa dirugikan dengan aspirasi-aspirasinya tersebut. Berawal ketika Salim Kancil berjuang untuk mempertahankan tanahnya dari kesewenang-wenangan pihak penambang ilegal. Salim Kancil yang menjadi korban dari penambangan tersebut mencoba untuk memprotes. Ia tidak bisa lagi bekerja di sawah karena lahannya dijadikan tempat parkir penambangan. Ia dijanjikan akan mendapat bagi hasil dari lahan parkir itu. Tapi janji itu tidak ditepati. Salim hanya dipingpong saat minta uang bagi hasil parkir. Salim bertekad berjuang untuk tanah dan penghasilannya. Namun dia malah mendapat ancaman, teror, sampai penganiayaan hingga tewas. Kronologi kasus tersebut dijelaskan di salah satu koran berbasis online, Sindonews.com: Salim Kancil dan warga desa lain yang mengalami hal serupa sebagai korban penambangan melakukan aksi penolakan tambang pasir berupa penyampaian pernyataan penolakan tambang pasir yang mengakibatkan perusakan lingkungan dengan mengirim surat penolakan kepada Pemerintah Desa Selok Awar-Awar, Camat Pasirian, dan Bupati Lumajang. Berbagai surat penolakan tidak mendapatkan tanggapan dari Pemda. Pada 9 September 2015, forum melakukan aksi damai berupa penyetopan aktivitas penambangan pasir dan truk muatan pasir di Balai Desa Selok Awar-Awar yang menghasilkan surat pernyataan dari Kepala Desa untuk menghentikan aktivitas penambangan pasir di Selok Awar- Awar. Kemudian 10 September 2015, masyarakat mengalami intimidasi dan ancaman pembunuhan yang dilakukan sejumlah orang yang. Dan 14 September 2015, sehubungan dengan adanya intimidasi dan ancaman tersebut, masyarakat melaporkan kejadian itu ke Polres Lumajang dan mendapatkan tanggapan bahwa polisi akan menjamin keselamatan warga. Pada akhirnya di tanggal 26 september pembunuhan Salim Kancilpun terjadi dengan cara yang sangat menyedihkan dan dianiaya. 4

5 (Sumber: diakses pada 14 maret 2016 pukul 11:10 WIB) Kasus Salim Kancil ini menarik perhatian masyarakat dan menunjukkan aksi solidaritas sebagai bentuk peduli terhadap kasusnya, salah satunya dengan membuat poster propaganda. Poster-poster tersebut mempunyai makna dan pesan khusus yang ingin disampaikan kepada khalayak melalui gambar dan kata-kata yang dimuat. Poster kasus pembunuhan Salim Kancil yang dijadikan sebagai objek penelitian inimemuat kata Di Tanah Kami Nyawa tak Semahal Tambang dan dengan gambar posisi Salim Kancil terakhir ditemukan dalam kondisi tewas dengan darah disekitar kepalanya, serta pada bagian bawah juga terdapat tulisan Salim Kancil Dibunuh dengan warna merah. Gambar 1.3 Poster Kasus Pembunuhan Salim Kancil Sumber: facebook.com/komunalstensil Poster ini pertama kali disebar melalui media sosial facebook oleh akun fanpage Komunal Stensil. Tidak hanya satu poster yang disebar oleh akun ini terkait dengan 5

6 Salim Kancil, namun terdapat tiga poster berbeda dengan tema sama yakni kasus pembunuhan Salim Kancil. Dan poster diatas merupakan poster yang pertama disebaroleh akun ini, yaitu pada 27 September 2015 pukul 19:54 WIB, yang berarti satu hari setelah kejadian pembunuhan Salim Kancil yang terjadi pada 26 September Poster tersebut disebar dengan tulisan pengantar Darurat agraria. Rakyat diadu untuk saling bunuh. Salim Kancil dibunuh karena mempertahankan kelangsungan masa depan tanahnya. Identitas pelaku pembunuhan sudah diketahui. Usut sampai aktor intelektualnya! (Sumber: m.facebook.com/komunalstensil, diakses pada 27 oktober 2015, 12:30 WIB). Kiriman ini disukai oleh 224 pengunjung fan page, 231 pengunjung yang berbagi kiriman, dan 8 pengunjung yang mengomentari. Gambar 1.4 Poster kedua dan ketiga Kasus Pembunuhan Salim Kancil pada akun fan page Komunal Stensil Sumber : facebook.com/komunalstensil Poster kedua yaitu pada 28 September 2015 pukul 11:12 WIB. Poster dengan Tulisan Libas! dan dengan gambar tangan dan juga posisi terakhir ketika Salim Kancil ditemukan tewas disebar dengan tulisan pengantar Di negeri kami, rakyat 6

7 yang berpikir kritis dilibas dan dibuldozer. Darurat tanah, daulat rakyat, dengan 121 jumlah pengunjung yang menyukai dan 30 kali dibagikan. Terakhir, poster ketiga disebar dihari yang sama yaitu pada tanggal 28 September 2015 pukul 13:52 WIB, disebar dengan tulisan pengantar Subur tirani di tanah kami. Salim Kancil dibunuh karena mempertahankan kelangsungan masa depan tanahnya. Nyawa Kancil adalah nyawa rakyat, adalah nyawa kita., dengan 167 jumlah pengunjung yang menyukai dan 105 kali dibagikan. Ketiga poster mengenai pembunuhan Salim Kancil yang disebar luaskan melalui facebook ini menjadi cepat tersebar di media online dan social media yang lainnya, dan juga di cetak oleh beberapa orang-orang yang menunjukkan aksi solidaritas terhadap nasib Salim Kancil. Dan hal yang membuat penulis hanya menjadikan poster pertama yaitu Di Tanah Kami Nyawa Tak semahal Tambangsebagai objek penelitian adalah karena poster tersebut adalah yang paling banyak disukai, dikomentari dan di sebar oleh para pengguna facebook. Dan poster tersebut adalah poster yang banyak digunakan dan dikenali dibanding dengan dua poster lainnya. Tidak hanya itu, seperti yang tercantum dalam salah satu media online kaskus.co.id Media sosial sontak diramaikan dengan gambar bertuliskan DI TANAH KAMI NYAWA TAK SEMAHAL TAMBANG. SALIM KANCIL DIBUNUH. Beberapa teman tampak mengubah profile picture mereka dengan gambar itu, dan tak sedikit yang mem-postingnya sebagai bentuk dukungan pengungkapan kasus atas terbunuhnya Salim Kancil. Hal ini menunjukkan bahwa kata yang terdapat dalam poster tersebut mampu lebih menarik perhatian khalayak dibandingkan dengan dua poster lainnya. Bahkan poster ini juga poster yang banyak digunakan oleh khalayak masyarakat sebagai aksi solidaritas untuk Salim Kancil, seperti gambar dibawah ini: 7

8 Gambar 1.5 Aksi solidaritas untuk Salim Kancil Sumber : nasional.republika.co.id Poster tersebut dengan gambar dan kata-katanya memiliki makna dan tujuan pesan yang lebih kuat dan ingin disampaikan kepada khalayak. Oleh karena itu, Untuk melakukan penelitian terhadap makna yang terdapat dalam poster kasus pembunuhan Salim Kancil Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang, peneliti menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce untuk menganalisis dan menginterpretasi data berupa dari penggunaan tanda-tanda dari ikon, indeks dan simbol. Dibandingkan dengan teori lain seperti Semiotika Ferdinand de Saussure yang fokus menganalisis makna dari tanda dan petanda, dan Semiotika Roland Barthes yang fokus melihat dari makna denotasi dan konotasi, sementara Peirce tidak hanya melihat makna dari tanda, namun juga penafsir (Interpretant), dimana penafsir dijadikan sebagai unsur pengantara. Penafsir (Interpretant) terlibat dalam suatu proses pembuatan makna. Dimana Peirce mengemukakan teori segitiga makna yaitu sign (tanda), object (objek) dan interpretant (interpretasi).dan penelitian ini memilih untuk menggunakan analisis Peirce karena dalam proses pemaknaan dalam penelitian poster ini melibatkan analisis dari penafsir atau orang yang menggunakan tanda tersebut. Proses pemaknaan tanda yang bermula dari persepsi atas dasar (ground; representamen) yang merujuk pada objek, akhirnya terjadi proses interpretant. 8

9 Selain itu, menurut Peirce semiotika adalah tindakan (action) dan pengaruh (influence), terkait dengan objek penelitian ini yang dijadikan sebagai bentuk tindakan perjuangan dan yang tentunya memiliki pengaruh terhadap publik. Mengenai kata-kata kias terdapat pada poster dimana nyawa dibandingkan dengan tambang, hal ini terkait dengan pemikiran Peirce mengenai tanda yang memiliki dua tataran, yaitu tataran kebahasaan dan tataran mitis (Hawkes, 1978 Dalam Rusmana). Kebahasaan disebut sebagai penanda primer yang penuh, yaitu kata atau bahasa merupakan penanda yang mengacu pada makna lugas petandanya. Sebaliknya pada penanda sekunder atau tataran mistis tidak lagi mengandung arti denotatif, tetapi telah bermakna kias, majas, figuratif, khusus, subjektif, dan maknamakna sertaan lainnya. 1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada poster mengenai kasus pembunuhan Salim Kancil yang ditinjau dari makna yang terkandung di dalam poster tersebut, dengan judul Makna PosterDi Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce pada Poster kasus pembunuhan Salim Kancil). Aspek-aspek yang menjadi rumusan untuk melakukan kajian mendalam pada fokus penelitian adalah:apakah makna yang terkandung dalam poster Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang, dan bagaimana interpretasi dari makna tersebut? 1.3 Rumusan Masalah berdasarkan latarbelakang dan fokus penelitian, maka ditentukan rumusan dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah penggunaan tanda dalam poster Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang? 2. Apakah makna dari objek (ikon, indeks, simbol) yang digunakan dalam poster Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang? 3. Bagaimanakah interpretasi dari makna-makna yang terkandung dalam poster Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang? 9

10 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus dan rumusan masalah penelitian yang penulis buat, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penggunaan tanda dalam poster Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang. 2. Untuk mengetahui makna dari objek (ikon, indeks, simbol) yang digunakan dalam poster Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang. 3. Untuk mengetahui interpretasi dari makna-makna yang terkandung dalam poster Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Penelitian ini dapat menjadi referensi, rujukan dan masukan bagi penelitian dibidang ilmu komunikasi yang berkaitan dengan analisis poster (komunikasi visual) dengan menggunakan metode analisis semiotika dan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan gagasan ilmiah mengenai pemaknaan terhadap suaru tanda (poster) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para seniman atau pembuat poster yang ingin membuat suatu poster yang memiliki nilai lebih dan dengan tujuan makna dari poster dapat tersampaikan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan peran bagi dunia seni visual untuk terus meningkatkan kreatifitas dalam menyampaikan pesan melalui karyanya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk mempraktekkan berbagai teori komunikasi dalam bentuk nyata. 10

11 1.6 Tahapan Penelitian 1. Tahap Pra-Lapangan Pada tahap pra-lapangan, kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti kualitatif yaitu menyusun ranvangan penelitian, memilih lokasi penelitian, memilih dan memanfaatkan informan serta menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam tahapan ini ditambahkan dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika lapangan. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini, peneliti perlu memahami kembali latar penelitian terlebih dahulu. Selain itu, peneliti perlu mempersiapkan dirinya baik secara fisik maupun secara mental. Karena dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan wawancara dan observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data. Dengan demikian, peneliti dan subjek penelitian dapat bekerja sama dengan saling bertukar informasi. 3. Tahap Analisis Data Pada tahap ini, semua data baik primer maupun sekunder harus sudah terkumpul dan peneliti tinggal melakukan analisis dengan metode kualitatif pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Setelah itu peneliti harus menarik sebuah kesimpulan kuat dari penelitian yang telah dilakukan. 11

12 1.7 Waktu Penelitian Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlangsung dari bulan Oktober Maret 2016 Tabel 1.1 Waktu dan Tahapan Penelitian N o Tahapan Penelitian Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus 1 Mencari Ide 2 Menetapkan Topik 3 Menentukan focus 4 Pengembangan Topik dan Fokus Penelitian 5 Mengumpulkan data lapangan 6 Pengelolaan data 7 Menyusun laporan Sumber : Olahan peneliti 12

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Media massa menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat di era modern. Media massa memerankan beberapa fungsi, yakni fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 3846

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 3846 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 3846 MAKNA POSTER DI TANAH KAMI NYAWA TAK SEMAHAL TAMBANG (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE PADA POSTER KASUS PEMBUNUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang komunikasi sudah sampai pada tingkat modernisasi dan kecanggihan media-media komunikasi. Bangsa Indonesia termasuk salah satu Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi

BAB I PENDAHULUAN. maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bilamana anda ingin meraih suatu mimpi anda yaitu menjadi orang sukses, maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi massa melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan guna memberikan informasi atau mempengaruhi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan, komunikasi dikatakan berhasil. Sebaliknya, bila terjadi perbedaan penafsiran atas makna

BAB I PENDAHULUAN. pesan, komunikasi dikatakan berhasil. Sebaliknya, bila terjadi perbedaan penafsiran atas makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dalam komunikasi adalah terjadinya pertukaran makna antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Bila makna yang diterima sesuai dengan makna yang dikirim si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis foto jurnalistik dengan metode semiotika Roland Barthes sebagai acuan, peneliti berhasil menyimpulkan temuan-temuan dalam pemaknaan vandalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keragaman tari menjadi salah satu kekayaan Nusantara. Jenis tari tradisi di setiap daerah mempunyai fungsi sesuai dengan pola kehidupan masyarakat daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian, peneliti menggunakan paradigma kritis. Hal ini dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tidak akan pernah bisa lepas dari adanya visual dan verbal. Visual ditandai dengan gambar, verbal ditandai dengan lisan maupun tulisan. Antara visual dengan

Lebih terperinci

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika Nama : M. Teguh Alfianto Tugas : Semiotika (resume) NIM : D2C 307031 S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip Semiotika Kajian komunikasi saat ini telah membedakan dua jenis semiotikan, yakni semiotika komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas. Sehingga masyarakat dihadapkan pada banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Charles Sander Pierce. Alasan peneliti menngunakan

Lebih terperinci

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 80 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002: 136). Peneliti tertarik untuk menganalisis teks media dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam masyarakat. Media massa merupakan bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan di dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Materi Sim Dig KD 3.2. Menerapkan Komunikasi Daring (3. Kewargaan Digital (Digital Citizenship)

Materi Sim Dig KD 3.2. Menerapkan Komunikasi Daring (3. Kewargaan Digital (Digital Citizenship) Materi Sim Dig KD 3.2. Menerapkan Komunikasi Daring (3. Kewargaan Digital (Digital Citizenship) A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu : menyajikan pengertian dan komponen kewargaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi pengguna media sosial, memeriksa dan meng-update aktifitas terbaru ke dalam media sosial adalah sebuah aktifitas yang lazim dilakukan. Seseorang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Paradigma Paradigma yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma konstruktifitis dapat dijelaskan melalui empat dimensi seperti diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: 1. Ontologis: relativism, realitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengkajian pendekatan analisis semiotik. Dengan jenis penelitian kualiatif, yaitu metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalahmasalah dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sarana komunikasi terus berlangsung dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sarana komunikasi terus berlangsung dari tahun ke tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sarana komunikasi terus berlangsung dari tahun ke tahun. Perkembangan ini kemudian menghadirkan beragam jembatan untuk berkomunikasi atau menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan seharihari, film memiliki

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma kualitatif ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkaji makna-makna dari sebuah perilaku, simbol maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tembang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ragam suara yang berirama. Dalam istilah bahasa Jawa tembang berarti lagu. Tembang juga disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi komunikasi berlangsung dengan sangat cepat kearah yang lebih maju. Keberlangsungan proses komunikasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi dibutuhkan sebagai pengantar dalam kehidupan sehari-hari. Namun fungsi dari komunikasi tidak hanya terbatas sebagai pengantar bahasa dan interaksi manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Desain

Bab IV. Konsep Desain Bab IV Konsep Desain 4.1 Landasan Teori Untuk mempertimbangkan beberapa hal-hal dan untuk mendukung promo event ini, digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data-data tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana mengutip pernyataan Tubbs dan Moss yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Interpretasi Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang mendukung penelitian ini. Menurut KBBI (2002: 588) konsep itu sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media massa yang telah dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Melalui media televisi, film telah menjadi salah satu media massa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS PRAGMATIK KRITIS KEBERPIHAKAN PENULIS BERITA DILIHAT DARI TAJUK BERITA TRAGEDI PEMBANTAIAN SALIM KANCIL DIBERBAGAI SURAT KABAR

ANALISIS PRAGMATIK KRITIS KEBERPIHAKAN PENULIS BERITA DILIHAT DARI TAJUK BERITA TRAGEDI PEMBANTAIAN SALIM KANCIL DIBERBAGAI SURAT KABAR ANALISIS PRAGMATIK KRITIS KEBERPIHAKAN PENULIS BERITA DILIHAT DARI TAJUK BERITA TRAGEDI PEMBANTAIAN SALIM KANCIL DIBERBAGAI SURAT KABAR Nurun Hidayati Universitas Sebelas Maret nurun.hidayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi media massa mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan berita, gambaran umum serta berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu bagaimana komunikasi narsisme agnezmo direpresentasikan dalam akun instagram @Agnezmo. Maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 14.572 pulau baik pulau besar ataupun pulau-pulau kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang tentunya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Paradigma Penelitian Peneliti memakai paradigma konstruktivis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan

Lebih terperinci

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG ALFIAN NUR 41807056 ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG LATAR BELAKANG Foto headline harus menarik berbeda dari yang lain, actual, informative dan lain sebagainya. Sebuah foto

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Peneliti menggunakan paradigma penelitian konstruktivis. Iklan Provider 3 (tri) versi jadi dewasa itu menyenangkan tapi susah dijalanin akan dibedah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media Sosial sekarang ini tengah populer di kalangan masyarakat dunia, selain memberikan hiburan, media sosial juga memiliki peranan dalam memberikan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar. BAB I PENDAHULUAN TOPIK PENELITIAN Analisis Semiotik 2 Foto Jurnalistik tentang Erupsi Gunung Kelud pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat A. LATAR BELAKANG MASALAH Foto merupakan hal yang sangat dekat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap

Lebih terperinci

PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU DI MEDIA CETAK

PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU DI MEDIA CETAK 1 PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Iklan Honda Supra X 125 versi Sang Raja Tampil Makin Keren dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak kekerasan tidak hanya terjadi di zaman dulu. Di era zaman modern seperti sekarang, isu-isu perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial, dan komunikasi adalah hal yang telah menjadi kebutuhan. Pada awalnya manusia hanya bisa berkomunikasi secara verbal atau secara simbolik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Jenis Penelitian Metode penelitian pada penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan taylor menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci