BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Perkembangan dalam arti harfiah merupakan suatu istilah dinamis yang megacu pada perubahan yang berkonotasi positif. Perkembangan merupakan suatu tujuan untuk melakukan perubahan yang sudah dicita-citakan, terdapat pandangan berbeda mengenai arah, tujuan, kecepatan, dan pelaku perkembangan. Dalam melakukan perkembangan tidak berlangsung dalam waktu yang singkat tetapi melalui beberapa proses. Proses ini ada yang berlangsung cepat ada juga yang berlangsung lama dilihat dari bagaimana proses tersebut (Müller, 2006). Suatu kota diharapkan menjadi pusat pelayanan komersial dan perbelanjaan untuk daerah pertanian, seharusnya ditempatkan pada lokasi yang dekat dengan pusat yaitu tempat tesedianya air bersih, pada persimpangan jalan yaitu tempat yang dapat menyebaran jalur pergerakan dari sutu tempat ke tempat lain yang merupakan daerah pertanian (Branch, 1996). Perkembangan suatu kota yaitu berkaitan dengan tingkat ekonomi, sosial, kelembagaan, dan penguasaan teknologi pada waktu tertentu. Perkembangan kota melalui beberapa tahapan, perpindahan dari satu tahapan ke tahap berikutnya memakan waktu yang lama pada suatu kasus (Branch, 1996). Struktur kota pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar manusia dan manusia dengan lingkungannya membentuk fenomena geografi baik bentuk fisikal, morfologikal, dan ekologikal dalam sebuah ruang (spatial) yaitu kota (Yunus dalam Wibowo, 2014). Perkembangan kota dapat dilihat dari fasilitas 4

2 kota, sistem transportasi, dan penataan kota yang baik. Pusat kota harus terlihat teratur dalam penataan ruang agar terlihat lebih rapi. B. Industri Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang bermutu tinggi dalam penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri dengan demikian industri merupakan bagian dari proses produksi. Industri dibagi menjadi industri besar, industri sedang dan industri kecil. Setiap jenis industri mempunyai pengolahan masing-masing yang dilihat dari modal yang mereka miliki. Cara pengolahan dalam hal pemasaranpun berbeda, ada yang langsung dijual di industri tersebut atau didistribusikan ke toko-toko (Banowati, 2012). Setiap kota pasti mempunyai industri yang menyajikan suatu ciri khas kota tersebut. Industri yang menjadi ciri khas kota antara lain adalah industri batik, industri makanan dan minuman yang biasa dijadikan oleh-oleh. Industri ringan adalah industri yang pengolahannya menggunakan mesin oleh tenaga kerja yang ber-skill dan barang tersebut langsung dapat digunakan oleh konsumen.industri ini biasanya bertempat disekitar tempat penduduk atau di komplek pertokoan yang merupakan pusat bisnis. Pusat bisnis biasanya terdapat di pusat kota yang sering didatangi oleh para konsumen (Banowati, 2012). Industri yang,banyak terdapat disuatu daerah biasanya hanya mempekerjakan orang-orang yang ada disekitar industri tersebut. Berdasarkan penggolongan industri menurut jumlah tenaga kerja rata-rata pengusaha membentuk industri menengah yaitu dengan jumlah tenaga kerja antara

3 orang dan sudah memiliki modal yang cukup besar. Contoh industri menengah yaitu industri makanan, industri pakaian atau tekstil, industri logam, dan industri elektronik. C. Pembangunan dan Pertumbuhan Industri Menurut Banowati (2012) pembangunan industri di Indonesia diharapkan kelak mampu membawa perubahan mendasar dalam struktur perekonomian nasional yang semakin kokoh dan seimbang. Pada pelita IV ( ) kegiatan industri ditingkatkan agar dapat menghasilkan mesin-mesin industri diprioritaskan pada : a. Pengembangan industri mesin dan peralatan pabrik. b. Pengembangan industri yang menunjang sektor pertanian, agar mampu memproduksi mesin atau peralatan untuk pengolahan dan pengawetan tanah. c. Pembangunan industri perkapalan. d. Pembangunan industri penerbangan, alat-alat berat, elektronika, dan alata angkutan darat. Pertumbuhan sektor industri telah mampu menjadi penggerak bagi pembangunan ekonomi. Peranan sektor ini dalam perekonomian nasional semakin meningkat. Sektor pertanian yang maju dan didukung oleh sistem pertanian yang tangguh, mampu memberikan landasan yang kokoh bagi pelaksanaan pembangunan jangka panjang kedua menuju perekonomian yang mandiri (Banowati, 2012). 6

4 D. Teori Lokasi Industri Kajian lokasi industri telah bergeser dari tata kerjanya yang deskriptif menjadi deduktif. Tujuan utama dari teori lokasi industri adalah untuk menentukan bagi setiap pabrik atau industri, lokasi optimal yaitu lokasi yang terbaik secara ekonomis. Lokasi yang terbaik yaitu memberikan keuntungan maksimal dan tertinggi. Untuk memberikan keuntungan maksimal dapat dilihat dari konsumen, akses jalan, dan transportasi. Selain itu suatu industri tidak mau menempati suatu wilayah dengan industri yang menghasilkan barang yang sama karena dapat mengurangi pendapatan. Industri yang sejenis dapat meningkatkan daya saing maka suatu industri harus menepatkan industri mereka di tempat yang strategis (Daldjoeni, 1997). Kriteria pertimbangan dalam pemilihan lokasi industri menurut Eriawan, 2012 diantaranya : a. Jarak ke pusat kota untuk memudahkan memperoleh fasilitas sarana dan prasarana maupun segi-segi pemasaran b. Jarak terhadap permukiman untuk pemenuhan tenaga kerja dan aspek pemasaran produk c. Jaringan jalan yang melayani untuk kemudahan mobilitas pergerakan dan tingkat pencapaian (aksesibilitas) baik dalam penyediaan bahan baku, pergerakan manusia dan pemasaran hasil-hasil produksi d. Jarak terhadap lokasi fasilitas dan prasarana seperti jaringan listrik, jaringan telekomunikasi dan pelabuhan laut/outlet e. Topografi diperuntukan kegiatan industri hendaknya pada areal lahan yang memiliki topografi yang relatif datar 7

5 f. Jarak terhadap sungai atau air bersih untuk sumber air baku dan tempat pembuangan limbah industri g. Kondisi lahan seperti daya dukung lahan dan kesuburan lahan h. Ketersediaan lahan untuk menghindari dari konversi lahan secara besar-besaran guna pembangunan kawasan industri i. Harga lahan adalah salah satu faktor pengusaha dalam memilih lokasi untuk industri adalah harga beli/sewa yang kompetitif j. Orientasi lokasi sangat dipengaruhi oleh aksesibilitas dan potensi tenaga kerja k. Pola tata guna lahan yang sebaiknya dilokasikan pada lokasi yang non pertanian dan non permukiman untuk menghindari limbah dari industri l. Mulitiplier effects atau memberikan pengaruh eksternal yang besar bagi lingkungan disekitarnya. Faktor pendukung dan penghambat pembangunan industri menurut Banowati, 2012 adalah : a. Faktor pendudkung pembangunan industri yang mendukung pembangunan industri di Indonesia diantaranya : 1) Indonesia kaya bahan mentah. 2) Letak geografis Indonesia yang menguntungkan. 3) Tersedia pasar di dalam negeri. 4) Jumlah tenaga kerja yang banyak. 5) Tersedia berbagai sarana dan prasarana untuk industri. 6) Tersedia sumber tenaga listrik yang cukup. 7) Iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industri. 8) Banyak melakukan berbagai kerja sama dengan negara lain. 8

6 9) Kebijakan pemerintah yang menguntungkan. b. Faktor penghambat pembangunan industri di Indonesia diantaranya : 1) Penguasaan teknologi yang masih kurang. 2) Modal yang dimiliki masih relatif kecil. 3) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum tersedia merata di seluruh Indonesia. 4) Mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara lain. 5) Promosi di pasar internasional masih kurang dilakukan. 6) Jenis produk tertentu bahan bakunya masih didatangkan dari negara lain. E. Roti Tawar Roti tawar yaitu makanan berbahan dasar tepung terigu yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya lalu dipanggang.roti tawar merupakan roti yang tidak ditambahkan rasa atau isian apapun meskipun ada beberapa yang mengkresikan roti tawar dengan berbagai varian rasa. Konsumen bisa mengisinya sendiri sesuai selera seperti keju, coklat, susu dan lain-lain. Bahan baku untuk proses pembuatan roti tawar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan pokok seperti tepung terigu, ragi dan air. Bahan penambah rasa seperti gula, garam, lemak atau margarin, susu dan telur. Bahan tambahan berupa mineral yeast food (MYF), malt dan pengawet terutama terhadap jamur agar roti bisa bertahan paling lama 5 hari dalam keadaan suhu ruang (Koswara, 2009). 9

7 F. Pemasaran Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan seseorang melalui proses pertukaran yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (Assauri, 2011). Proses pemasaran biasanya dilakukan oleh dua orang, orang pertama sebagai penjual dan yang lain sebagai pembeli. Hal ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu yaitu dengan barter. Sejak mulai muncul uang sebagai alat transaksi maka proses pemasaran sudah berubah menukar uang menjadi barang. Pemasaran merupakan suatu proses timbal balik yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk, transaksi dan nilai atau harga dengan orang lain (Kotler dan Armstrong, 2001). Pemasaran harus memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, menetapkan harga dan mempromosikan produk, hal ini akan mempengaruhi penjualan dengan mudah. Taktik pemasaran harus diperlihatkan agar dapat bersaing dengan produk lain yang menghasilkan barang yang sama. Orientasi pemasaran lebih banyak daripada efek proses spontan dan intuitif di bawah tekanan dan pengaruh lingkungan luar (Misiang dalam Kobylanski,dkk., 2011). Kualitas produk yang lebih baik dapat bertindak sebagai alat motivasi dalam manajemen SDM yang merupakan peluang pemasaran yang dapat menyampaikan keunggulan kompetitif dan dapat memperbaiki citra perusahaan ( Richardson,dkk., 2007). 10

8 G. Pola Persebaran Pendekatan keruangan pada dasarnya mempelajari perbedaan lokasi yang membedakan dengan sifat penting dalam suatu ruang. Faktor-faktor yang menguasai pola penyebaran agar penyebarannya menjadi lebih efisien dan lebih wajar, bahwa dalam analisa keruangan yang harus diperhatikan adalah pertama, penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua, penyediaan ruang yang akan digunakan untuk pelbagi kegunaan yang dirancangkan. Difusi ekspansi adalah suatu proses penyebaran informasi, material dan sebagainya dari suatu daerah ke daerah lain melalui sebuah populasi. Proses ini akan terjadi penambahan anggota baru pada suatu populasi yang akan merubah struktur keruangan populasi secara menyeluruh. W1 = waktu 1 W2 = waktu 2 W3 = waktu 3 Gambar 2.1 Defusi Ekspansi(Bintarto dan Hadisumarno, 1982) Difusi ekspansi dibedakan menjadi dua yaitu difusi menjalar (contagious diffusion) dan difusi kaskade (cascade diffusion). Difusi menjalar (contagious diffusion) adalah proses penyebaran yang terjadi kerena kontak langsung antar manusia atau antar daerah. Difusi kaskade (cascade diffusion) adalah proses penyebaran melalui berbagai tingkatan atau hirarki. Proses ini merupakan proses yang terjadi pada difusi pembaharuan (diffusion of innovation). 11

9 Gambar 2.2 Difusi Menjalar Gambar 2.3 Difusi Kaskade Difusi penampungan (relocation diffusion) adalah proses yang sama dengan penyebaran keruangan dimana informasi atau materi yang didifusikan meninggalkan daerah lama dan berpindah ke daerah baru (Bintarto dan Hadisumarno, 1982). Gambar 2.4 Difusi Relokasi(Bintarto dan Hadisumarno, 1982) W1 = waktu 1 W2 = waktu 2 W3 = waktu 3 Gambar 2.5 Gabungan Antara Difusi Ekspansi dan Difusi Penampungan (Bintarto dan Hadisumarno, 1982) 12

10 H. Penelitian yang Relevan Rizki (2015) dengan judul penelitian judul Pola Distribusi Produksi Jamu Tradisional di Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei, teknik pengumpulan data dengan kuesioner, dan analisis data menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan keruangan, dengan hasil pola distribusi produksi jamu tradisional di Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap adalah difusi ekspansi. Nugraha (2011) dengan judul Strategi Pemasaran Keripik Tempe Pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, dan teknik analisis data menggunakan matriks IF, EFE, IE, SWOT, dan QSPM, dengan hasil Strategi pemasaran industri rumah tangga di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dengan pemberian merek untuk media promosi terutama saat produk dibeli dan dibawa dari luar daerah. Pratiwi (2010) dengan judul Strategi Pemasaran Industri Madu Pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif,jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder, dan teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif, matriks EFE, IFE, IE, SWOT, dan QSP dengan hasil strategi pemasaran industri madu PT Madu Pramuka dengan menciptakan produk madu unggulan dan keragaman jenis produk madu terutama saat produk dibeli dan dibawa dari luar daerah. 13

11 Setyaningrum (2017) dengan judul Pemasaran Industri Roti Tawar Gayawati di Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Tahun Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, pengumpulan data menggunakan wawancara, dan analasis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan, penelitian yang relevan disajikan pada Tabel 2.1 berikut ini : 14

12 Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan PENELITI TUJUAN METODE HASIL Silvia Rizki, 2015 Untuk mengetahui pola distribusi produksi jamu tradisional di Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Metode yang digunakan metode survei, teknik pengumpulan data dengan kuesioner, dan analisis data menguunakan metode kualitatif dengan analisis keruangan Pola distribusi produksi jamu tradisional di Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap adalah difusi ekspansi Angipta Soma Nugraha, 2011 Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan keripik tempe pada IRT di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, dan teknik analisis data menggunakan matriks IF, EFE, IE, SWOT, dan QSPM Strategi pemasaran industri rumah tangga di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dengan pemberian merek untuk media promosi terutama saat produk dibeli dan dibawa dari luar daerah Eka Pratiwi, 2010 Mengetahui strategi pemasaran yang paling efektif yang dapat diterapkan pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder, dan teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif, matriks EFE, IFE, IE, SWOT, dan QSP Strategi pemasaran industri madu PT Madu Pramuka dengan menciptakan produk madu unggulan dan keragaman jenis produk madu Ratna Fitriawati Untuk mengetahui pola pemasaran industri roti tawar Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, Pola pemasaran industri roti tawar Gayawati di 15

13 Setyaningrum, 2017 Gayawati di Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Tahun pengumpulan data menggunakan wawancara, dan analasis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan Kecamatan Cilacap Selatan Kabupten Cilacap adalah difusi ekspansi Sumber : Silvia Rizki, Angipta S N, dan Eka P 15 16

14 I. Landasan Teori 1. Perkembangan Perkembangan merupakan suatu tujuan untuk melakukan perubahan yang sudah dicita-citakan, terdapat pandangan berbeda mengenai arah, tujuan, kecepatan, dan pelaku perkembangan. 2. Perkembangan Kota Perkembangan kota dapat dilihat dengan keadaan ekonomi, sosial, kelembagaan dan teknologi. Tahapan perkembangan kota berproses seusai dengan tingkat keseriusan masalah yang akan ditangani. 3. Industri Industri merupakan kegiatan mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau setengah jadi yang bermutu tinggi yang nantinya dapat digunakan oleh konsumen. Industri berdasarkan jenisnya dapat dilihat modal yang dimiliki. 4. Pembangunan dan Pertumbuhan Industri Pembangunan industri di Indonesia diharapkan mampu membawa perubahan dalam struktur perekonomian nasional yang semakin kokoh dan seimbang. Pertumbuhan sektor industri telah mampu menjadi penggerak bagi pembangunan ekonomi yang semakin meningkat dan berperan memajukan perekonomian nasional. 5. Lokasi Industri Industri memilih wilayah yang dapat menjadi pusat pemasaran. Lokasi terbaik yaitu lokasi yang dapat memberikan keuntungan terhadap industri tersebut. 17

15 6. Roti Tawar Roti tawar merupakan roti yang tidak ditambahkan rasa atau isian apapun meskipun ada beberapa yang mengkresikan roti tawar dengan berbagai varian rasa. 7. Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan hidup, berkembang, dan mendapatkan keuntungan atau laba (Mawu, dkk., 2016). 8. Pola Persebaran Pola persebaran adalah proses penjalaran atau penyebaran suatu fenomena dari beberapa tingkatan dari yang tertinggi ke terendah. J. Kerangka Pikir Untuk memudahkan kegiatan yang akan di lakukan serta memperjelas akar pemikiran dalam penelitian ini, berikut adalahkerangkapikir: Produksi Roti Tawar Gayawati Cilacap Pemasaran Produk Pola pemasaran Roti Tawar Gayawati Cilacap Difusi Ekspansi Difusi Relokasi Gambar 2.4 Kerangka Pikir Penelitian 18

16 K. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa pola pemasaran industri roti tawar Gayawati di Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap termasuk difusi ekspansi. 19

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tegal terletak di pantai utara Jawa Tengah dengan wilayah pantai dan laut yang berbatasan dengan Kabupaten Tegal oleh Sungai Ketiwon di sebelah timur dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Lahan sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia dan sebagian orang memanfaatkan lahan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian di dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Definisi industri Definisi industri menurut para ahli, dewasa ini perkembangan zaman semakin pesat ditandai perkembangan teknologi yang semakin maju ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti Roti adalah produk makanan yang terbentuk dari fermentasi terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya yang kemudian dipanggang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Kidung Agung Food terkenal dengan produk kacang atom serta berbagai macam kudapan tradisional Indonesia (kuping gajah, plintiran dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah terkait dengan interaksi yang terjadi dengan daerah-daerah sekitarnya. Interaksi tersebut membentuk tatanan yang utuh dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha Lingkungan usaha (bisnis) merupakan lingkungan yang dihadapi organisasi dan diperlukan pertimbangan dalam pengambilan keputusan suatu usaha. Aktivitas yang tercakup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri kecil, menengah maupun besar, yang merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Kayu

II TINJAUAN PUSTAKA Kayu II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kayu Kayu adalah jaringan vascular yang menghantarkan air dan garam-garam mineral yang diserap akar keseluruh bagian tumbuhan dan sekaligus sebagai penunjang mekanik, selain itu

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh: Yunandini Galih Prastyani L2D303307 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Dalam seminar dan lokakarya yang diadakan tahun 1988 / 1989 di Semarang, para ahli geografi Indonesia sepakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri yang berkembang sangat pesat saat ini. Selain menjadi sorotan dunia, pariwisata juga mampu menjadi andalan dalam menghasilkan

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2 PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGERTIAN PERUSAHAAN Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiata proses produksi barang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien,

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien, I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien, 1944:15), geografi adalah ilmu yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha memasuki persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan konsumen. Berbagai usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat demi mencapai kesejahteraan. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24), BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi sehingga banyak masyarakat menyebutnya sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor pertanian. Sektor pertanian secara umum terdiri dari lima subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan pangan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan penghuni bumi yang memerlukan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada merupakan wujud

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lokasi Menurut Heizer & Render (2015) lokasi adalah pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi seringkali memiliki kekuasanaan untuk membuat strategi bisnis

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan dunia usaha saat ini membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang semakin ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai cara dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, diartikan sebagai pembangunan yang tidak ada henti-hentinya dengan tingkat hidup generasi yang akan datang tidak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TUNJUNG ANGGRAINI A

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TUNJUNG ANGGRAINI A FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK PAKAIAN JADI BERMOTIF BATIK PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN TAHUN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, karena pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan proses produksi yang menghasilkan bahan pangan, ternak serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumberdaya alam, tumbuhan dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan. Bahkan lokasinya kadang- kadang di satu kawasan. Kondisi ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan. Bahkan lokasinya kadang- kadang di satu kawasan. Kondisi ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Masyarakat perkotaan kini dimanjakan oleh kehadiran berbagai pusat perbelanjaan. Bahkan lokasinya kadang- kadang di satu kawasan. Kondisi ini sangat menguntungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk. Pasar menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan usaha untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum tujuan pembangunan industri

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA

PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan kehidupannya, manusia memiliki berbagai macam kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya kebutuhan tersebut,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

Manajemen Industri Perikanan

Manajemen Industri Perikanan Manajemen Industri Perikanan A. Definisi dan pengertian industri Perikanan. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan bisnis 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan bisnis khususnya di dalam dunia kuliner telah mengalami banyak perkembangan. Perubahan ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan konsumen saja, tetapi juga harus dapat. memuaskan konsumen. Dengan adanya persaingan yang kompetitif ini

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan konsumen saja, tetapi juga harus dapat. memuaskan konsumen. Dengan adanya persaingan yang kompetitif ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran saat ini telah terjadi perubahan besar, dimana orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh unit usaha mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan tersebut dapat dicapai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES

7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES 46 7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES Pembahasan mengenai Mekanisme penyediaan dan pendistribusi es adalah untuk mengetahui bagaimana suatu pabrik es sebagai fasilitas penyediaan es berjalan sesuai

Lebih terperinci

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI A. PENGERTIAN ASPEK TEKNIS/ OPERASI Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 PERUSAHAAN dan LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB 2 PERUSAHAAN dan LINGKUNGAN PERUSAHAAN BAB 2 PERUSAHAAN dan LINGKUNGAN PERUSAHAAN 1. Pengertian Perusahaan Pengertian atau definisi Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah juga mengandung nilai ekonomi bagi manusia, bisa digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tanah juga mengandung nilai ekonomi bagi manusia, bisa digunakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanah memiliki arti yang sangat penting bagi setiap individu dalam masyarakat, karena mempunyai hubungan yang erat dengan keberadaan tiap manusia dalam lingkungan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran (Marsum 2009 dalam Firbani 2006) menjelaskan bahwa, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM IRT ROTI ACONG DAN PENDAPAT AHLI TENTANG PRODUK MAKANAN KEMASAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUWARSA

BAB III GAMBARAN UMUM IRT ROTI ACONG DAN PENDAPAT AHLI TENTANG PRODUK MAKANAN KEMASAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUWARSA BAB III GAMBARAN UMUM IRT ROTI ACONG DAN PENDAPAT AHLI TENTANG PRODUK MAKANAN KEMASAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUWARSA A. Gambaran Umum Industri Rumah Tangga Roti Acong 1. Sejarah Berdirinya

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Sektor bisnis merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Sektor bisnis merupakan sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat termasuk internet telah membawa dampak yang besar dalam berbagai aspek, tidak terkecuali perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah TINJAUAN PUSTAKA Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung kebutuhan aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian dalam arti yang seluas-luasnya merupakan sektor andalan (basic sector) bagi suatu bangsa dan negara besar seperti Indonesia sebab kebutuhan akan bahan

Lebih terperinci

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Sektor ritel dan pusat perbelanjaan menunjukkan perkembangan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit ( crude palm oil ) ( CPO ) dan minyak jarak ( crude

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci