DAIU PEMETAAN PROGRAM STUDI TEKNIK SURVEY DAN PEMETAANI JURUS$I TEKNIK SIPI FAKULTAS TEKNIK TJNIVERSITAS LAMPT]NG I p'r

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAIU PEMETAAN PROGRAM STUDI TEKNIK SURVEY DAN PEMETAANI JURUS$I TEKNIK SIPI FAKULTAS TEKNIK TJNIVERSITAS LAMPT]NG I p'r"

Transkripsi

1 DAIU PEMETAAN PROGRAM STUDI TEKNIK SURVEY DAN PEMETAANI JURUS$I TEKNIK SIPI FAKULTAS TEKNIK TJNIVERSITAS LAMPT]NG 2006 I p'r

2 PERALATAN SURVEY DAN PEMETAAN Oleh : lr. Edy Meidarto PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SURVEY DAN PEMETAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2004

3 KATA PENGANTAR Peralatan Survey Dan Pemetaan ini merupakan mata kuriah yang diajarkan pada semester ganjil ( I ) dan merupakan mata kuliah wajib dengan bobot sks 4 (2-2). Materi kuliah ini mengenai pengetahuan peralatanperalatan dasar alat ukur yang digunakan untuk pengukuran di lapangan dalam bidang survey dan pemetaan. Mengingat peralatan-peralatan untuk survey dan pemetaan sangat banyak jenis dan macamnya, maka untuk Bahan Ajar ini dibatasi pada materi peralatan-peralatan dasar yang digunakan untuk pengukuran sudut, arah, beda tinggi, dan jarak di lapangan. Disamping itu peraratan Gps untuk penentuan posisi, peralatan Echosounder untuk pengukuran kedalaman, dan peralatan gravimeter untuk pengukuran gaya berat diuraikan tidak secara lengkap, karena uraian secara detil akan diberikan pada mata kuliah yang lain. Dengan selesainya penyusunan Bahan Ajar ini, diharapkan proses pembelajaran Peralatan Survey Dan Pemetaan di Program Studi Teknik Survey Dan Pemetaan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unila akan semakin lancar. Harapan penyusun, dengan adanya Bahan Ajar ini kiranya mahasiswa akan banyak terbantu dalam proses belajarnya dan akan memanfaatkan secara optimal. Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Forum HEDS Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan dana. Tak lupa penyusun mengharap saran dan kritik guna penyempurnaan Bahan Ajar ini. Bandar Lampung, Oktober 2A04 Penyusun, lr. Edy Meidarto

4 V DAFTAR ISI halaman LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH 1. Status Mata Kutiah dan Bobot SKS 2. Gambaran Singkat lsi Mata Kuliah 3. Kegunaan Mata Kuliah bagi mahasiswa 4. Tujuan lnstruksional Umum 5. Sistematika Bahan Ajar 6. Petunjuk untuk mempelajari Bahan Ajar BAB I. ALAT THEODOLIT PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI A. Macam-macam alat theodolit B. Bagian-bagian alat theodolit dan fungsinya B1. Rekonstruksi Jalannya Sinar pada Teropong Alat Ukur 82. Skala Lingkaran Vertikal/tegak C. Satuan Sudut D. Sistem Pembacaan pada theodolit E. Pengertian Sudut E1. Mengukur Sudut Horizontal ( mendatar ) E2. Mengukur Sudut Vertikal/tegak E3. Metode Pengukuran Sudut Horizontal EVALUASI DAFTAR PUSTAKA BAB II. PENGATURAN ALAT THEODOLIT PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI A. Pengaturan Tetap (Permanent Adjusment) B. Pengaturan Sesaat (Temporary Adjusment) EVALUASI DAFTAR PUSTAKA BAB III. ALAT SIPAT DATAR PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI i I iii

5 A. Metode-metode penentuan Beda Tinggi B. Prinsip Konstruksi 81. Jalannya Sinar pada pembacaan Rambu 82. Prinsip Takhimetri pada Alat Sipat Datar C. Macam-macam Alat Sipat Datar EVALUASI DAFTAR PUSTAKA BAB IV. PENGATURAN ALAT SIPAT DATAR PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI A. Persyaratan AIat Sipat Datar EVALUASI DAFTAR PUSTAI(A BAB V. ALAT PENGUKUR JARAK PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI A. Pengukuran Jarak Secara Langsung B. Sumber-sumber Kesalahan dalam pengukuran Jarak Langsung C. Pengukuran Jarak Secara Tak Langsung EVALUASI DAFTAR PUSTAKA BAB VI. ALAT UKUR GPS PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI A. Posisi dan Sistem Koordinat B. Prinsip Penentuan Posisi dengan GpS B1. Keunggulan dan Keuntungan GpS 82. Keterbatasan GPS EVALUASI DAFTAR PUSTAKA BAB VII. ALAT ECHOSOUNDER PENDAHULUAN TUJUAN ]NSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI A. Prinsip Alat Echosounder B. Komponen-komponen Pendukung Alat Echosounder EVALUASI DAFTAR PUSTAKA iv

6 BAB VIII. ALAT GRAVIMETER PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PENYAJIAN MATERI A. Pengertian Gayaberat dan prinsip pengamatannya B. Teknik Membaca Gravimeter 8.1. Posisi Operator 8.2. Menegakkan Gravimeter 8.3. Membaca skala bacaan 8.4. Konversi hasil pembacaan ke satuan miligal EVALUASI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1" GAMBAR-GAMBAR PERALATAN SURVEY DAN PEMETAAN LAMPIRAN 2. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

7 r DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH 1. Status Mata Kuliah dan Bobot SKS Judul Mata Kuliah Kopel/SKS Status : PERALATAN SURVEY DAN PEMETAAN : SPP a16 t 4(2-2) : Wajib 2. Gambaran Singkat lsi Mata Kuliah Mata Kuliah Peralatan survey dan pemetaan dimaksudkan untuk mengenalkan kepada mahasiswa berbagai peralatan ukur dasar yang digunakan dalam pengukuran di bidang survey dan pemetaan khususnya pengukuran secara terestris (di darat). Mengingat banyaknya macam-macam peraratan survey dan pemetaan, materi yang diberikan dibatasi pada peralatan dasar yang digunakan dalam pengukuran dibidang survey dan pemetaan yang mempunyai tujuan praktis. sesuai dengan materi yang diberikan khususnya peralatan untuk tujuan praktis, maka materi peralatan Survey dan pemetaan meliputi peralatan ukur untuk menentukan sudut, jarak, beda tinggi dan arah di lapangan. Materi peralatan ukur untuk menentukan sudut di Iapangan meliputi peralatan yang mempunyai ketelitian bacaan terendah sampai dengan ketelitian tinggi, bermacam-macam sistem pembacaan, bagian-bagian dan konstruksi dasar peralatan ukur sudut, beberapa metode dan cara pengukuran sudut di lapangan, cara melakukan pengaturan alat dan koreksinya. Materi peralatan ukur untuk menentukan beda tinggiitinggi di lapangan meliputi penentuan beda tinggi/tinggi dengan peralatan yang sederhana sampai dengan yang mempunyai ketelitian tinggi, bagian-bagian dan konstruksi dasar peralatan ukur beda tinggi, beberapa metode dan cara pengukuran beda tinggi di lapangan, cara melakukan v1

8 ( pengaturan alat dan koreksinya. Materi peralatan ukur untuk menentukan jarak di lapangan meliputi peralatan ukur jarak secara langsung, peralatan ukur jarak secara tidak langsung, dan alat ukur jarak secara elektronik. Sedangkan materi peralatan ukur GPS Receiver, Echosounder dan Gravimeter hanya diuraikan secara ringkas karena pada mata kuliah Survey GPS, Geofisika Dasar dan Survey Hidrografi yang berkaitan dengan peralatan ukur tersebut akan diuraikan secara lebih detil. 3. Kegunaan Mata Kuliah bagi mahasiswa Mata Kuliah Peralatan Survey dan Pemetaan dimaksudkan untuk mengenalkan kepada mahasiswa berbagai peralatan ukur dasar yang digunakan dalam pengukuran di bidang survey dan pemetaan khususnya pengukuran secara terestris (di darat), sehingga diharapkan mahasiswa tidak asing dengan berbagai jenis peralatan ukur dasar yang sering digunakan khususnya untuk tujuan praktis. 4. Tujuan lnstruksional Umum Setelah mengikuti kuliah Peralatan Survey dan Pemetaan, mahasiswa diharapkan akan dapat menunjukkan berbagai macam peralatan ukur dasar dalam pengukuran untuk tujuan praktis, dapat menguraikan langkah-langkah penggunaan dan mengoperasikan untuk pengukuran di lapangan serta dapat menjelaskan cara melakukan kontrol kualitas hasil ukuran. 5. Sistematika Bahan Ajar Bahan Ajar Peralatan Survey dan Pemetaan terdiri dari 8 (delapan) Bab, yaitu : BAB I : Materi dalam Bab I terdiri dari pengertian dan fungsi alat theodolit, macam-macam alat theodolit, bagian-bagian dan fungsinya, rekonstruksi jalannya sinar pada teropong, pengertian vii

9 7 fungsinya, rekonstruksi jalannya sinar pada teropong, pengertian skala lingkaran vertikal/tegak, nivo, sistem pembacaan pada theodolit, pengertian sudut, cara merakukan pengukuran sudut horizontal/mendatar dan sudut vertikalltegak, serta metode-metode pengukuran sudut horizontal/mendatar. BAB ll : Materi dalam Bab ll menguraikan tentang cara melakukan pemeriksaan alat theodolit sebelum digunakan untuk pengukuran dilapangan, yang meliputi pengaturan sesaat ( temporary adjusment ) dan pengaturan tetap ( permanent adjusment). BAB lll : Materi dalam Bab lll terdiri dari pengertian dan fungsi alat sipat datar, metode-metode penentuan beda tinggi, prinsip konstruksi, prinsip takhimetri dan jalannya sinar pada alat sipat datar, serta macam-macam alat sipat datar. BAB lv. Materi dalam Bab lv menguraikan tentang cara melakukan pemeriksaan alat sipat datar sebelum digunakan untuk pengukuran dilapangan. BAB V : Materi dalam Bab jarak baik secara langsung kesalahan dalam pengukuran V menguraikan tentang alat pengukur dan tidak langsung, sumber-sumber jarak langsung, serta alat pengukur jarak secara elektronik ( EDM ) BAB vl : Materi dalam Bab Vl menguraikan secara singkat tentang alat GPS, posisi dan sistem koordinat, prinsip penentuan posisi dengan GPS serta keunggulan dan keterbatasan GpS. BAB vll : Materi dalam Bab Vll menguraikan secara singkat tentang alat echosounder, prinsip alat echosounder dan komponenkomponen pendukungnya. BAB vlll : Materi dalam Bab Vlll menguraikan secara singkat tentang alat gravimeter, Teknik membaca gravimeter yang meliputi posisi vil1

10 operator, menegakkan gravimeter, membaca skala bacaan dan cara mengkonversi hasil pembacaan. 6. Petunjuk untuk mempelajari Bahan Ajar Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efisien dan efektif, sehingga mahasiswa dapat memperoleh manfaat yang optimal dari kuliah yang diikuti, maka : 1. setiap mengikuti kuliah baik teori maupun praktikum mahasiswa harus sudah mempelajari atau minimal membaca materi kuliah yang akan dibicarakan pada jamijadwal kuliah yang bersangkutan. Didalam kelas saat materi kuriah diberikan, sebagian waktu akan digunakan untuk diskusi, untuk itu mahasiswa diharapkan aktif, dan telah siap untuk ikut aktif dalam diskusi. sedangkan dalam kegiatan praktikum mahasiswa harus selalu hadir dan aktif mengikuti kegiatan praktikum. 2. Mahasiswa harus mengerjakan tugas dan atau latihan yang dikerjakan secara kelompok maupun yang dikerjakan sendirisendiri (individu). 3. Mahasiswa diwajibkan membaca dan memperajari juga buku-buku referensi yang lain yang dianjurkan/ditunjukkan oleh dosen berkaitan dengan mata kuliah tersebut. IX

11 ( BAB I ALAT THEODOLIT PENDAHULUAN Dalam bidang survey dan pemetaan telah diciptakan bermacam-macam alat ukur sudut, baik yang didesain khusus untuk mengukur sudut maupun yang bersifat sampingan. Alat ukur yang didesain untuk mengukur sudut dalam bidang survei dan pemetaan dikenal dengan nama Theodolit, dengan bermacam-macam tipe dan jenisnya serta tingkat ketelitian bacaan yang berbeda-beda, dari tingkat ketelitian rendah sampai yang memiliki ketelitian yang sangat tinggi (precise). Walaupun secara umum theodolit mempunyai prinsip yang sama, namun pada tingkatan tertentu theodolit mempunyai perbedaan baik penampilan maupun konstruksinya. Pembacaan arah horizontal (mendatar) pada theodolit terdapat pada piringan horizontal dan pembacaan arah vertikal (tegak) terdapat pada piringan vertikal. Termasuk perlengkapan alat ukur yang digunakan antara lain. Statip (tripod), rambu ukur (bak ukur), unting-unting, jalon, meteran/metband, kompas, pen koreksi, dan lain sebagainya" TUJUAN INSTRUKSIONAL Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu. a. b c. Menjelaskan macam-macam alat theodolit dengan bermacam-macam tipe dan jenisnya Menjelaskan bagian-bagian, fungsi dan mengoperasikan alat theodolit Menjelaskan sistem pembacaan alat theodolit dengan bermacam-macam tipe dan jenisnya Menjelaskan cara menentukan sudut horizontal dan sudut vertikal

12 7 PENYAJIAN MATERI A. Macam-macam alat theodolit Secara umum alat ukur theodolit dapat diklasifikasikan atas dasar beberapa hal, antara lain : 1. Atas dasarfungsinya :. Theodolit Sudut semua theodolit yang digunakan untuk pengukuran sudut pada poligon, triangulas il rangkaian segitiga. contoh : wild 12, wild 13, sokkisha TM-1A, TM 6, TM-10E, NTSD, dll.. Theodolit kompas Theodolit yang dapat digunakan untuk mengukur azimuth magnetis Contoh : Wild TO. Theodolit Gyro Theodolit yang digunakan untuk mengukur azimuth geografis ( utara sebenarnya ) Contoh : Wild GAK-1 gyroscope, Sokkisha Gp1 gyroscope.. Theodolit dengan reduksi otomatis Theodolit yang dapat mengukur jarak datar dan beda tinggi, langsung dilapangan dan digunakan untuk keperluan pemetaan situasi. contoh : wild RK-1 ( plane tablelalat meja ukur ), wild RDH, wild RDS. 2. Atas dasar cara pembacaannya :. Theodolitmanual/konvensional. Theodolitsemidigital ' Theodolit digital ( ETS : Electrtronic Totat Station ) 3. Atas dasar konstruksi sumbu I ( sumbu vertikal ) :. Theodolit sumbu ganda (Repefisi ) o Theodolit sumbu tunggal ( Reiterasi)

13 v 4. Atas dasar Tingkat ketelitian :. Tipe T - O ( ketelitian rendah. 1' - 20 " ). TipeT-1 (ketelitianagakteliti : 20"- 5"). Tipe T - 2 ( ketelitian teliti : sampai 1" ). Tipe T - 3 ( ketelitian teliti sekali : Q,2" - 0,5" ) 5. Atas dasar ada tidaknya kompas/ bousso/e :. Theodolit bousso/e/ theodolit kompas ( tipe TO ). Theodolit tanpa bousso/e 6. Atas dasar sistem skala pembacaan :. Skala garis. Skala angka. Elektronik 7. Atas dasar sistem sentering :. Sentering mekanis ( dengan unting-unting ). Sentering optis Dengan kemajuan teknologi dibidang survey dan pemetaan akhir-akhir ini telah pula dibuat theodolit tipe baru yaitu Theodolit Laser yang mampu mengukur pada lokasi-lokasi yang gelap seperti dalam pekeryaan pembuatan terowongan, tambang bawah tanah, dan lain sebagainya. Disamping didesain untuk mengukur sudut, theodolit dapat pula untuk pengukuran jarak optis, pengukuran beda tinggi secara trigonometris dan takhimetris. Sedangkan negara-negara produsen alat ukur dan merknya yang terkenal, antara lain : Jepang. Nikon, Topcon, Sokkisha, Asahi pentax Jerman : Fennel Kessel, Breithanp, Wild Swisserland : Kern, Zeiss Jena, dll

14 r B. Bagian-bagian Alat theodolit dan Fungsinya Bagian-bagian alat theodolit secara umum dibagi menjadi 3 ( tiga ) bagian, yaitu : bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Sedangkan untuk mendirikan theodolit dilapangan harus dilengkapi dengan statip ( tripod/kaki tiga ) dan alat bantu lainnya seperti : rambu ukur untuk pengukuran jarak optis dan beda tinggi, unting-unting untuk sentring dan target, roll meter/meteran untuk mengukur tinggi alat, dll. 1_ Bagian atas Theodolit bagian atas terdiri dari : a. Teropong : digunakan untuk membidik atau mengamat benda/target yang jauh agar kelihatan dekat dan jelas serta nampak besar. Pada teropong dilengkapi dengan benang silang diafragma untuk pembidikan, sedangkan lensa tengah ( sentral ) untuk menjelaskan obyek yang dibidik, dan skrup koreksi diafragma kiri kanan atas dan bawah untuk pengaturan garis bidik. b. Lingkaran vertikal : adalah piringan dari metal atau kaca tempat skala lingkaran berputar bersama teropong dan letaknya dilindungi oleh alhidade vertikal. Sumbu mendatar ( sumbu ll ) adalah sumbu perputaran teropong, disangga oleh dua penyangga tiang kiri - kanan. Pada type theodolit lama sumbu ll dapat diatur ( dikoreksi ), namun pada alat model baru sudah tidak ada lagi. d. Klem Teropong dan Penggerak halus : digunakan untuk mmematikan gerakan teropong, sedangkan untuk gerakan halusnya ( gerakan kesil ) menggunakan penggerak halus. Gerak halus ini akan berfungsi apabila klem ( pengunci ) telah dimatikan. e. Alhidade Vertikal dan Nivo : digunakan untuk melindungi piringan vertikal dan nivo alhidade vertikal, untuk type theodolit T- O digunakan untuk

15 mengatur mikroskop pembacaan lingkaran vertikal. Pada theodoliltheodolit model yang baru nivo ini sudah tidak ada lagi. 2. Bagian Tengah Bagian tengah theodolit antara lain : a. Kaki Penyangga sumbu ll : pada theodolit model baru berisi prismaprisma pemantul sinar untuk pembacaan pada lingkaran horizontal b. Alhidade Horizontal : merupakan pemersatu dari kaki penyangga sumbu ll dan pelindung lingkaran horizontal. c. Piringan Lingkaran Horizontal : merupakan tempat skala lingkaran horizontal, terbuat dari metal atau kaca. Pada theodolit repetisi lingkaran ini terpisah dari tribrach dan dapat diatur kedudukannya. Sedangkan pada theodolit reiterasi menjadi satu dengan tibarch dan posisinya tetap. d. Klem dan Pengerak Alhidade horizontal. Seperti halnya pada teropong, klem disini digunakan untuk mematikan gerakan sumbu I ( sumbu vertikal/tegak ) dan gerakan halus dengan cara memutar sekrup penggerak halus alhidade horizontal. e. Klem dan penggerak halus Limbus Klem ini hanya ada pada theodolit repetisi ( sumbu ganda ), digunakan untuk mengatur kedudukan/pembacaan pada piringan horizontal f. Nivo Alhidade horizontal : digunakan untuk membuat sumbu I menjadi vertikal secara halus ( pendekatan ), setelah pendekatan dengan nivo kotak ( kedudukan seimbang ). Pada beberapa alat ukur theodolit nivo kotak dan nivo tabung letaknya berdekatan, artinya terletak pada alhidade horizontal, namun ada pula yang berada pada tribrach.

16 g. Mikroskop pembacaan Lingkaran horizontal Pada alat ukur theodolit model baru letak mikroskop pembacaan lingkaran horizontal letaknya dijadikan satu dengan pembacaan lingkaran vertikal dan untuk pembacaan yang teliti dilengkapi dengan skrup mikrometer. 3. Bagian Bawah Pada bagian bawah dari theodolit umumnya terdiri atas. a. Tribrach : merupakan tempat tumpuan dari sumbu I b. Nivo kotak : digunakan sebagai pengaturan sumbu I menjadi vertikal csecara pendekatan c. skrup penyetel A, B dan c ( ada tiga buah ) : digunakan untuk mengatur sumbu I menjadi vertikal, skrup ini dikenal dengan Levelting screw. d. Plat dasar : digunakan untuk menyatukan alat dengan statip (tripod), sehingga dibagian tengah dari plat dasar diberi lubang drat untuk baut alat ukur theodolit. e. Alat sentering optis untuk alat model baru, sedangkan pada alat model lama piranti sentering merupakan tempat penggantung tali unting-unting yang berada pada baut alat ukur.

17 Gambar 1.1. Konstruksi umum theodolit Baqian Bawah : 1. Kiap (Tribrach) 2. 3 (tiga) buah sekerup kiap 3. Penyangga sumbu I 4. Plat skala lingkaran horizontal (mendatar) dan penyangga 5. Skala lingkaran mendatar Baqian Atas Baqian Tenqah 6. Komponen sumbu I 7. Plat lingkaran nonius 8. Skala Nonius 9. Penyangga sumbu ll (sumbu mendatar) 10. Nivo tabung Baqian kakialat 11. Komponen sumbu ll 12. Lingkaran skala tegak 13. Teropong 14. Penyangga skala nonius dan nivo vertikal Nivo vertikal (tegak) 16. Penyangga sekerup pengunci gerakan vertikal 17. Sekerup pengunci vertikal Landasan (dasar) kaki alat Kaki alat (statip) Sekerup pengunci alat pada kaki alat

18 Gambar 1.2 Konstruksi theodolit Reiterasi Gambar 1.3 Konstruksi theodolit Repetisi )F Theodolit Reiterasi 1. Plat skala mendatar jadi satu dengan penyangga sumbu I 2. Plat skala nonius selalu berputar dengan teropong 3. Plat skala lingkaran bersifat tetap 4. Pada penggunaan alat theodolit reiterasi arah bidikan ke suatu target tidak dapat di set pada bacaan skala 0 (nol) 5. Kiap tidak bias dilepas Contoh : alat theodolit Wild T0 (model lama), Wild T1, Wild T16 1. Plat skala lingkaran mendatar 2. PIat nonius selalu berputar dengan teropong 3. Plat skala mendatar dapat berputar bersama-sama dengan teropong dan plat nonius 4. Pada penggunaan alat theodolit repetisi arah bidikan ke suatu target dapat di set pada bacaan skala 0 (nol) dengan menggunakan sekerup reiterasi dan sekerup repetisi secara bergantian 5. Kiap tidak bias dilepas (pada alat theodolit lama) Contoh. alat theodolit sokkisha TM20E, TM10E, NTSD Pada alat theodolit tipe baru pengaturan pengesetan bacaan skala 0 (nol) dilakukan dengan menggunakan sekerup khusus dan berbeda cara pengoperasiannya dengan theodolit repetisi yang lama. Pada alat theodolit orde dua tipe baru umumnya kiap dapat dilepas. Contohnya : theodolit Wild T2, theodolit sokkisha, TM 1A.

19 8.1 Rekonstruksi Jalannya Sinar pada Teropong Alat Ukur Digrasma Sekntp Pemfokous Iznsa Penolong LensaFlinta dan Krona Bayangan dari Ohtler R A M B U Bayangot yang dibentuk objeldip menjadi benda untuk ohtler Rambu Gambar 1.4. Konstruksi dan jalannya sinar pada teropong

20 10 Menurut konstruksinya teropong terdiri dari tabung-tabung, lensa-lensa, benang silang diafragma, dan tombol fokus. Berdasarkan banyaknya tabung yang digunakan, dibedakan menjadi : teropong dengan 3 (tiga) tabung dan teropong dengan 2 (dua) tabung. a. Teropong dengan 3 (tiga) tabung. Teropong dengan 3 tabung adalah merupakan atau digolongkan ke dalam teropong pengfokus luar ( external focusing telescope ). Gambar 1.5. Teropong 3 tabung Keterangan Gambar 1.5 : 1. Tabung obyektif ( berisi lensa obyektif ) 2. Tabung diafragma ( berisi diafragma ) 3. Tabung okuler ( berisi lensa okuler ) 4. Lensa obyektif/lensa pandang (field view lens) 5. Lensa okuler/lensa bidik/lensa mata ( eye piece ) 6. Diafragma, yang mempunyai benang silang tegak dan mendatar berpotongan di titik tengah diafragma 7. Skrup koreksi diafragma ( ada 4 buah ) 8. Garis bidik/garis kolimasi, yaitu garis hubung pusat lensa obyektif dengan perpotongan benang silangdiafragma. Garis bidik ini harus diatur berimpit dengan sumbu optis teropong. 9. Tombol fokus, unuk menggeser tabung diafragma/tabung obyektif sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif jatuh pada bidang diafragma Pembentukan bayangan pada teropong dengan 3 tabung ditunjukkan pada gambar 1.6.

21 ii cltg e.rer derzsrart la n 4o / itec " s Gambar 1.6. Pembentukan bayangan pada 3 tabung Dengan mengeser-geser lensa okuler, bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif ( bayangan nyata ) ditempatkan diruang I okuler, maka bayangan lensa obyektif menjadi diperbesar ( lensa okuler berfungsi sebagai lup ) dan bayangan yang dibentuknya merupakan bayangan maya/imajiner. Agar supaya bayangan maya ini dan benang silang diafragma kedua-duanya nampak jelas, dengan memutar-mutar tombol fokus, tabung diafragma digeser-geser sehingga benang silang berimpit dengan letak bayangan nyata dari lensa obyektif. b. Teropong dengan 2 (dua) tabung ' Gambar 1.7. Teropong dengan 2 tabung

22 12 Keterangan Gambar 1.7 : 1. Tabung obyektif, didalamnya terdapat lensa penolong (3) dan diafragma (6) 2. Tabung okuler 3. Lensa penolong, dapat digeser-geser dengan tombol fokus (8) 4. Lensa obyektif 5. Lensa okuler 6. Diafragma 7. Garis bidik ( berimpit dengan sumbu optis ) L Tombol fokus Pembentukan bayangan pada teropong dengan 2 tabung ditunjukkan pada Gambar 1.8. ob ok I /tase ptaa/ong' L,/, V' /r. ;," //,'('' dt'ay')gma Gambar 1.8. Pembentukan bayangan pada 2 tabung,'i I Dengan memutar-mutar tombol fokus (8) bayangan lensa obyektif ditempatkan pada bidang diafragma. Karena benang silang diafragma ditempatkan di ruang I lensa okuler, maka bayangan dan benang silang diafragmaakan nampak jelas sebagai bayangan maya dan diperbesar. Pekerjaan membuat agar bayangan maya dan benang silang diafragma nampak jelas disebut memfokus ( focusing ). Sedangkan bentuk benang silang diafragma pada alat ukur theodolit bermacam-macam, diantaranya :

23 t3 /a/rrrg d,,b/ra7na d'/ all\ a' Gambar 1.9 Macam-macam benang silang diafragma Keterangan Gambar 1.9.d1, d2, d3, d4 T. skrup koreksi diafragma. titik tengah diafragma Skrup koreksi diafragma digunakan agar T tetap berada pada sumbu optis teropong, sedangkan bagian-bagian teropong terdiri dari : Lensa obyektif dan lensa okuler masing-masing mempunyai sumbu optis lensa. Pada teropong, sumbu-sumbu optis lensa obyektif dan okuler ditempatkan berimpit yang disebut sumbu optis teropong. Garis hubung pusat lensa obyektif dan titik r disebut garis bidik teropong. Pekerjaan mengatur garis bidik ( dengan skrup d1, d2, d3, dan d4 ) berimpit dengan sumbu optis teropong disebut mengatur garis bidik. Apabila titik T tidak berada pada sumbu optis teropong, maka dikatakan bahwa teropong mempunyai kesalahan garis bidik. Lensa obyektif mempunyai jarak titik api ( jarak fokus ) lebih besar daripada lensa okuler. Lensa okuler mempunyai fungsi sebagai lup. Lensa obyektif dan lensa oku-ler masing-masing merupakan susunan lensa yang membentuk lensa positip ( + ). 8.2 SkalaLingkaranVertikal/tegak Skala lingkaran tegak digunakan untuk menentukan besarnya sudut vertikal/tegak ( sudut helling/miring atau sudut zenith ) ke jurusan ( target ) yang diukur. Skala lingkaran vertikal ini menjadi satu dengan teropong,

24 l4 sehingga apabila teropong digerakkan ke atas atau ke bawah, skala lingkaran vertikal ini turut bergerak. Berdasarkan cara menuliskan angka skala pada lingkaran vertikalnya, theodolit dibedakan antara theodolit pengukur sudut _ he I I i n grm i!!g!"ry,9491 it qelqu :!1 u!re9! itn. /ezi/4 A {arxef -Z*rr- -/ h," '-t, to-") --e /2 <- - -grs.mezda/ar-^.ti lr 1\ I o\ I I 5a/u/./en,,'/4 t "'"' {r:ffi pembagian tingkaran vertikat/tegak Keterangan Gambar N1,N2 h z indek bacaan lingkaran vertikal sudut helling/miring sudut zenith Pada theodolit untuk mengukur sudut helling/miring, bacaan sudut helling/miring dengan N1 dan N2 besarnya sama. Pada theodolit untuk mengukur sudut zenith, bacaan sudut dengan Nl adalah z, sedangkan N2 adalah ( '1800 a z ). Misalkan pembacaan dengan N2 adalah 2GOo, maka besarnya sudut zenith adalah 26A0-180o = 80o. 8.3 Nivo Nivo adalah alat bantu pada theodolit yang digunakan untuk :

25 l5 Nivo yang diletakkan pada suatu theodolit ( lebih dari satu ) digunakan untuk : a. Mendatarkan garis indek bacaan skala lingkaran tegak ( N1 dan N2 pada gambar 1.10 ), nivo ini disebut nivo tegak. b. Mendatarkan sumbu ll, nivo yang digunakan adalah nivo tunggang ( tidak menempel tetap pada theodolit ). c. Membuat skala lingkaran horizontallmendatar dalam keadaan mendatarkarena sumbu I theodolit oelh pabrik pembuatnya telah dibuat tegak lurus pada skala lingkaran horizontal/mendatar, maka nivo jenis ini digunakan untuk menegakkan sumbu l. Nivo ini disebut nivo skala mendatar atau nivo sumbu tegak. Sedangakan menurut bentuknya, nivo digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Nivo kotak 2. Nivo tabung. 1. Nivo kotak Nivo kotak terdiri dari kotak dari gelas yang diletakkan pada montur dari logam sehingga bagian atasnya tidak tertutup. Permukaan atas bagian dalam kotak gelas diberi bentuk melengkung berupa permukaan dari suatu bulatan dengan jari-jari yang umumnya besar. Kotak gelas tersebut sebagian besar diisi denga cairan eterlalkohol dan sebagian kecil berisi uap eter/alkohol sehingga nampak dari atas sebagai gelembung, yang disebut gelembung nivo. Karena berat jenis uap eter/alkohol lebih kecil dari eter/alkohol itu sendiri, maka gelembung nivo selalu ditempat yang paling tinggi didalam kotak gelasnya.

26 t" it ik tengah u ivo ( T ) gelembung nivo eter/aj-kohoi montr-rr dan logam 2skrup koreksi nivo -- t6 lingkaran skala gelembung nivo Gambar Nivo kotak 7t/c-loo7.tru'o :/a/4,,/q./'jd/2 ntlt a 1zta.tda,/a.'S.t I e./rla/la,4o/ I ka,/a,{ 5te./'ts vo Gambarr Nivo kotak mendatar,61,! tt_,.,14'"'il9.,,:i,,)) ' ll 'a..1 11t t A. / S 22 4/, cz2a, //;2'^ Gambar Nivo kotak miring

27 t7 Keterangan gambar 1.12 dan T titik tengah nivo t titik tertinggi nivo CI sudut miring garis jurusan nivo O : pusat permukaan nivo Apabila T merupakan titik tengah nivo kotak, maka T selalu terletak ditempat yang tertinggi apabila dalam posisi mendatar, dan titik tengah gelembung nivo akan berimpit dengan titik T. Garis singgung di titik T disebut garis jurusan nivo atau garis acuan nivo. Garis jurusan nivo akan mendatar apabila nivo dalam posisi mendatar. Sedangkan apabila nivo miring, maka titik t merupakan titik tertinggi, sehingga garis singgung di titik t merupakan garis mendatar yang akibatnya garis jurusan nivo miring sebesar sudut q. Berdasarkan gambar 1.11 dan gambar 1.12, dapat dimengerti bahwa perpindahan gelembung nivo dari titik T ke titik t menyatakan perubahan garis jurusan nivo mendatar menjadi miring sebesar sudut q. Sebaliknya apabila dari posisi nivo miring, artinya pusat gelembung nivo berada dititik t, kemudian gelembung nivo digeserkan ke titik T, maka akan diperoleh garis jurusan nivo yang letaknya mendatar dan garis OT tegak lurus pada garis jurusan nivo. Sehingga dengan mengetengahkan (seimbang ) gelembung nivo, berarti akan didapat garis yang mendatar (garis jurusan nivo mendatar) dan garis lain yang tegak. Pada permukaan atas nivo kotak biasanya dibuat goresan berupa lingkaranlingkaran konsentris untuk membantu menempatkan gelembung nivo ditengah (seimbang). 2. Nivo tabung Nivo tabung terdiri dad tabung gelas berbentuk silinder yang bidang atas bagian dalamnya berbentuk bidang permukaan dengan jari-jari tertentu. Seperti halnya nivo kotak, nivo tabung diisi dengan eter/alkohol dan sebagian kecil yang tidak diisi, sehingga nampak adanya gelembung yang disebut gelembung nivo. Pada bagian atas (bagian luar) diberi goresan-goresan garis yang berjarak sama. Garis yang ditengah menyatakan titik tengah nivo (T). Garis-garis ini dibuat untuk mengetahui perpindahan gelembung nivo. Jarak

28 t8 antara dua garis skala nivo ini disebut sudut dan disebut satuan nivo. PARS yang mempunyai harga satuan tabung qelas \r \\ \ \ \ It \l \i "h,i \\ \rt \\t,,k \l tr (.) Gambar Nivo tabung Keterangan gambar 1.14 : : satuan nivo s d. jarak antara dua garis skala ( = PARS ) R : jari-jari permukaan nivo Berdasarkan gambar 1.14, secara geometris besarnya satuan nivo S adalah : d S"= p" R Jadi apabila gelembung nivo berpindah dari titik T ke titik t sebanyak n PARS, berarti bahwa garis jurusan nivo miring sebesar o, yaitu : o" = n.s" Nivo tabung berdasarkan konstruksinya digolongkan dalam beberapa macam, yaitu : 1. Nivo tabung dengan penyangga horizontal/mendatar 2. Nivo reversi dengan dua skala ( terdapat di atas dan di bawah ) 3. Nivo tunggang ( nivo berkaki ) 4. Nivo tabung koinsidensi Dibawah ini ditunjukkan bentuk-bentuk nivo tabung :

29 I9 Slcrup ko;:eksi nivo engsel Gambar Nivo tunggang dengan penyangga mendatar Gambar Nivo reversi /./ Sumbu II Gambar Nivo tunggang ( nivo berkaki )

30 '..1+f E t'*\ 4.t a rqat*a, Gelembung nivo tidak ditengah Nivo cerman Gambar Nivo koinsidensi lw Gelembung l-i-lvo ditengah C. Satuan Sudut satuan sudut dalam bidang survey dan pemetaan yang razim digunakan ada 3 ( tiga ) macam, yaitu : 1. Sistim Seksagesimal ( derajat ) 1 Lingkaran = = 60' ( 60 menit ) 1' = 60" ( 60 detik ) 2. Sistim Sentisimal ( gon/grade ) 1 Lingkaran = 400 grade ( disingkat 400s ) 1s 1" = '100 centigrade ( disingkat 100" ) = 100 desimiligrade ( disingkat 100"" ) centigrade atau centigon dan desimiligrade atau desimiligon 3. Sistim Radian l Lingkaran = 2 n radian Simbol radian dinyatakan dengan notasi : p ( Rho ) 1Po = 3600:2n

31 21 1p' = 1p" = 180x60:n 180x60x60:n " Sedangkan alat theodolit yang banyak digunakan untuk pengukuran di lndonesia kebanyakan menggunakan sistim seksagesimal (derajat). D. Sistim Pembacaan pada Theodolit Setiap alat theodolit mempunyai sistim pembagian/skala pembacaan piringan untuk memperoleh hasil pembacaan yang lebih teliti dari perkiraan pembacaan. Adapun sistim pembacaan tersebut diantaranya : a. Sistim pembacaan Garis lurus berskala b. Sistim pembacaan Nonius c. Sistim pembacaan Mikrometer d. Sistim pembacaan Koinsidensi e. Sistim pembacaan Digital a. Sistim pembacaan Garis Lurus berskala Pada sistim pembacaan ini indeksnya dilengkapi dengan garis skala dan skala utama. Garis berskala mempunyai harga 1o yang dibagi menjadi 60 bagian sehingga 1 (satu) bagian skala berarti 'l' ( skala terkecil ) Garis berskala ini pada skala utama horizontaumend-atar turut berputar bersama- Bacaan arah Vertikal : 96o 6,5' Bacaan arah Horizontal. 235o 56,4' ( Sistim Seksagesimal ) Bacaan arah Vertikal : 94, 064s Bacaan arah Horizontal : 214,904s (Sistim Sentisimal ) Gambar Sistim pembacaan Garis Lurus berskala

32 22 b. Sistim pembacaan Nonius Sistim bacaan dengan nonius pada model theodolit baru sudah tidak dipakai lagi. Nonius adalah skala sebagai alat bantu baca pada bacaan sudut horizontal maupun sudut vertikal agar diperoleh perkiraan bacaan yang lebih telitiadapun prinsip pembacaan dengan nonius adalah sebagai berikut : a) 10 skala berimpit c) skala nonius skirla utama i Gambar Sistim pembacaan nonius Prinsip bacaan dengan nonius merupakan sistim dua buah lingkaran nonius yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga lingkaran utama dapat berputar dan bergeser terhadap lingkaran skala nonius. Dalam sistim nonius langsung 10 bagian skala nonius sama panjang dengan 9 bagian skala utama atau jika nonius mempunyai skala n, maka skala utama ( n -1 ) skala. Misalkan panjang bagian skala nonius adalah y dan panjang bagian skala utama x, maka : 9x =10y atau y=0,9x selisih panjang bagian skala nonius dan skala utama : X-y=X-0,9X=0,1X Berdasarkan gambar a) : sebagai indeks nonius adalah 0 (nol) skala dan berimpit dengan skala nol utama, maka pergeseran skala utama adalah 1110, skala kedua 2110 dan seterusnya hingga 10110, yang dalam hal ini skala 2/10 ke 10 berimpit dengan skala yang ke 9 pada skala utama. Dengan demikian dari gambar b), apabila lingkaran utama digerakkan kekanan sehingga skala ke 4 berimpit dengan skala utama berarti indeks 0 (nol) nonius bergeser sebesar 0,4 terhadap 0 (nol) skala utama dan angka tersebut merupakan bacaan nonius. lndeks nonius 0 (nol) terletak antara skala 62 dan 63, sedangkan skala nonius ke 7 berimpit,maka bacaannya adala : 62,7 atau :

33 x1110 =62,7 Dalam hal ini satuan skala dapat ditentukan dengan satuan panjang (milimeter atau satuan sudut (menit, detik). Sedangkan untuk alat ukur theodolit satuannya adalah sudut. Pembacaan berdasarkan sistim nonius (vernier) secara umum dapat digunakan rumus sebagai berikut : Bacaannonius = p + r. r/n Dalam hal ini. p r X n xln bacaan bulat skala utama ( dibelakang indeks nonius ) banyaknya skala nonius hingga yang berimpitan harga skala terkecil dan skala utama jumlah skala nonius satuan bacaan skala nonius terkecil Contoh pembacaan skala nonius. li I skala utama nonius ( vernier ) t',-t'$t-- Berdasarkan gambar diatas : harga satu skala terkecil pada skala utama adalah : 20' ( x ) banyaknya skala nonius adalah 60 ( n ) banyaknya skala nonius (60) sama panjang dengan banyak skala utama (59) dan satuan skala nonius terkecil = xln = 20'160 = 20" indeks nol terletak antara 60 20' dan 60 40', maka: p = 60 20' skala nonius yang berimpitan adalah skala yang ke 35 ( r ), sehingga bacaan noniusnya : = P + r. r/n = 60 20' + 35x20" = 60 20' + 11' 40" = 60 3l' 40"

34 24 c. Sistim pembacaan Mikrometer Sistim pembagian ini termasuk pembacaan yang memberikan hasil lebih teliti. Garis indeks dapat berputar dengan garis bidik dan dapat digerakkan pula dengan skrup mikrometer. Pada alat-alat ukur yang modern sudah tidak menggunakan nonius lagi, melainkan menggunakan mikrometer. Micrometer digunakan untuk menentukan jarak antara indeks dengan garis terdekat pada skala lingkaran. Mikrometer merupakan sebuah prisma yang dipasang didepan lensa mikroskop pembacaan. Prisma ini dapat diputar-putar kedudukannya dengan skrup pemutar ( tromol ) untuk memanipulasi jalannya sinar dari piringan skala. Sedangkan sistim pembacaannya sebenarnya sistim nonius. Apabila prisma tersebut diputar, maka bayangan skala nonius dan skala lingkaran bergerak berlawanan arah. Garis indeks pada sistim pembacaan mikrometer berupa dua buah garis yang sejajar dan pembacaan bisa dilakukan apabila salah satu garis skala lingkaran telah masuk ditengah antara garis indeks tersebut. Untuk memasukkan garis skala lingkaran tersebut menggunakan skrup mikrometer (tromol). Gambar Pembacaan dengan mikrometer d. Sistim pembacaan Koinsidensi Pada theodolit dengan sistim koinsidensi disebut juga sistim bacaan ganda, yang dilengkapi dengan sistim optik dan mikrometer yang dapat melihat skala utama yang saling berhadapan (diameteral). Dalam hal ini kedua skala yang

35 25 berselisih 180o sama-sama dapat terlihat melalui kanta mata bacaan skala. Untuk selanjutnya pembacaan dilakukan setelah kedua skala diimpitkan dengan skala mikrometer. Sebagai contoh pembacaan pada alat ukur theodolit T2 (tipe lama dan baru ). 1. Theodolit T2 ( Wild type lama ) Setelah garis-garis skala utama dikoinsidensikan, maka pembacaan dapat dilakukan 90t 90t n a Bacaan Horizontal : Skala utama : ' Mikrometer : 2' 34,3" ', 34,3" Untuk pembacaan vertikal sistimnya sama dengan bacaan horizontal, dengan merubah tombol kearah vertikal :

36 26 2. Theodolit T2 ( Witd tipe baru ).e_ KOINSIDENS! \,?lv l. zso' t' 1,,r, 1,,,,11,,,,1, r,,1,, Bacaannya. g4o 12' 44,5" ( sistim seksagesimal ) 105 Y g_87654,,,, 1,,,1 ff l, t,,,i i,i,, t Bacaannya : 1AS,g223s ( sistim sentisimal ) 3. Theodolit T3 ^^- L:C l-,'1-7 lyo rl,rilll 13 i 7,1 Bacaan Horizontal : Skala utama '. 73o 26' Mikrometer : 1' 59,6" ', 59,6" Gambar Sistim Koinsidensi

37 27 e. Sistim pembacaan Digital Pembacaan dengan sistim digital terdapat pada alat-alat ukur tipe baru, yang dalam hal ini hasil pembacaan dapat dilihat secara langsung pada monitor maupun terekam pada alat penyimpan data ( record Gambar Pembacaan digital ).

38 28 Disamping itu terdapat alat theodolit yang dapat memenuhi semua kebutuhan pengukuran di lapangan yang disebut Total station (TS). secara fisik alat ukur ini merupakan gabungan dari 3 (tiga) elemen, yaitu : alat ukur sudut (theodolit), alat ukur jarak elektronik (EDM dan alat hitung (Calculator plus). Sehingga Total station merupakan alat ukur yang sekaligus dapat melakukan pengukuran sudut, jarak dan menghitung hasir pengukuran data tersebut. Dewasa ini beberapa alat Total Station dilengkapi dengan perangkat lunak (software) yang mampu mengolah data hasil ukuran sampai menjadi data yang sipa disajikan baik dalam bentuk peta maupun tabel. Contoh : Total Station GTS-603 AF

39 29 E. Pengertian Sudut Pada theodolit terdapat piringan horizontal untuk pembacaan arah horizontal dan piringan vertikal untuk pembacaan arah vertikal. Sudut yang diukur dengan alat ukur theodolit ada2 ( dua ) macam, yaitu : Sudut horizontal ( sudut mendatar ) Sudut vertikal ( sudut tegak ) Sudut iiorizolrtal ( sudut mendatar ) adalah proyeksi dari sudut yang dibentuk uieh cjua arah garis bicjik cji biclang mencjatar, seperti gambar cjibawair ini : Bidang datar Gambar Sudut horizontal (sudut mendatar ) Sucjui yang ciibentuk oleh garis bidik PA dan PB adalah sudut ApB, sedangkan sudut horizontal (mendatar) yang diukur adalah sudut A'pts' yang merupakan proyeksi sucjui APB cii bioang mencjaiar. iacii besarnya suciui horizoniai (menclaiar) titik P aoaiah seiisiir aniara bacaan arah horizoniai iiiik A cjan bacaan arah horizoniai (menciaiar) titik B, yaitrr. SP = Sb-Sa Daiam hai ini : Sp: Sa: Sb besarnya sucjui horizontai (menciatar) tiiik p hasii bacaan arah horizontal (menciatar) ke arah titik hasil bacaan arah horizontal (mendatar) ke aral"r titik A ts

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL Kelompok 4 Kelas A Anggota : 1. Aeny Sugianto 12/330070/TK/39261 2. Ahmad

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV -104)

SURVEYING (CIV -104) SURVEYING (CIV -104) PERTEMUAN 6 : METODE PENGUKURAN SUDUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Pengukuran sudut berarti mengukur

Lebih terperinci

BAB VI PERALATAN UKUR SUDUT/ ARAH

BAB VI PERALATAN UKUR SUDUT/ ARAH BAB VI PERALATAN UKUR SUDUT/ ARAH Untuk mengukur arah dan sudut pada pengukuran tanah alat yang umum digunakan adalah Theodolit, disamping itu juga dapat dipakai untuk mengukur jarak secara optis. Theodolit

Lebih terperinci

BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit

BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur

Lebih terperinci

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan pekerjaan ukur tanah,

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE Prinsip kerja optis theodolite Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki

Lebih terperinci

alat ukur waterpass dan theodolit

alat ukur waterpass dan theodolit alat ukur waterpass dan theodolit Waterpass dan Theodolite Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi/ peil untuk lantai, balok, dan lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang

Lebih terperinci

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium)

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium) PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium) 1. Tujuan Praktek dan Alat-alat : Praktek ini akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan terhadap bidang datar. Peta yang baik memberikan informasi yang akurat mengenai permukaan bumi kepada

Lebih terperinci

Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT. Penerbit Ganesha Ilmu Persada

Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT. Penerbit Ganesha Ilmu Persada Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT Penerbit Ganesha Ilmu Persada Daftar Isi BAGIAN I PENGENALAN LAND SURVEY 7 Pemakaian Alat Survey Dan Pengukuran 8 A. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS Pengukuran jarak optis termasuk dalam pengukuran jarak tidak Iangsung, jarak disini didapat melalui proses hitungan. Pengukuran jarak optis dilakukan dengan alat ukut theodolit,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik Disusun oleh : 1. Nur Hidayati P07133111028 2. Ratna Dwi Yulintina P07133111030

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit.

Gambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit. 2.2 Alat Ukur Sipat Ruang (Theodolit) 2.2.1 Konstruksi Theodolit Secara umum konstruksi theodolit terdiri dari 3 bahagian utama, yaitu : 1. Bahagian Bawah. a. 3 sekrup penyama rata b. Tabung sumbu I c.

Lebih terperinci

TUGAS ILMU UKUR TANAH 2 TENTANG THEODOLIT. Disusun Oleh : URLY SAFRU Dosen : Ir. Jonizar, M.T / Natawira Hadi Kusuma, S.

TUGAS ILMU UKUR TANAH 2 TENTANG THEODOLIT. Disusun Oleh : URLY SAFRU Dosen : Ir. Jonizar, M.T / Natawira Hadi Kusuma, S. Oerleebook.wordpress.com Theodolit TUGAS ILMU UKUR TANAH 2 TENTANG THEODOLIT Disusun Oleh : URLY SAFRU 42.2008.009 Dosen : Ir. Jonizar, M.T / Natawira Hadi Kusuma, S.T UNIVERSITAS ISLAM OKI FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN Pengertian Alat Ukur Tanah Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini bertujuan untuk mempersiapkan seorang penyurvei tambang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan penggunaan alat ukur tanah sesuai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Muhammadiyah Pakem Mata Pelajaran : Ilmu Ukur Tanah Kelas/Semester : X/1 : 4 x pertemuan (4 x 45 menit) A. Kompetensi Inti KI 3 Memahami, menerapkan,

Lebih terperinci

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah KULIAH 5 Koreksi Boussole / Kompas pada Theodolith Digunakan untuk koreksi arah utara 0 o yang sebenarnya (bukan utara magnetis). Ada beberapa metode

Lebih terperinci

ALAT UKUR SIFAT RUANG (THEODOLITE)

ALAT UKUR SIFAT RUANG (THEODOLITE) ALAT UKUR SIFAT RUANG (THEODOLITE) Sudut di lapang diukur dg alat yg telah dirancang konstruksinya sedemikian rupa sesuai dg tk ketelitiannya, yg disebut Theodolite. Sedangkan jarak antara satu titik ke

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Beda tinggi adalah perbedaan

Lebih terperinci

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring BAB XII Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MEI 2014 TIM PENYUSUN Pujiana (41113120068) Rohmat Indi Wibowo (41113120067) Gilang Aditya Permana (41113120125) Santi Octaviani Erna Erviyana Lutvia wahyu (41113120077)

Lebih terperinci

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI BAB I. BAB II. RENCANA PEMBELAJARAN PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT 1. Tujuan dan Alat-alat 2. Petunjuk Umum & Keselamatan Kerja 3. Langkah

Lebih terperinci

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station Bahan ajar On The Job Training Penggunaan Alat Total Station Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 2011 Pengukuran Poligon

Lebih terperinci

PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL

PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL TUGAS I PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Survey Digital Fakultas Teknik tahun 2013 Nama : Herwinda Rosyid NIM : 12/333809/TK/40151 HALAMAN JUDUL

Lebih terperinci

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung Alat ukur sudut Merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu sudut. Sudut dapat diartikan sebagai harga besar kecilnya pembukaan antara dua garis (lurus) yang bertemu pada suatu titik.

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN KELOMPOK 7: D51115307 D51115311 D51115314 D51115312 A. M. SYAHDANI MUDRIKAH MAWADDAH HAERI AMRI RACHMAT RIFKY JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting...

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv Modul III.1. Teknik Penggunaan Alat Survey... 1 A. Capaian Pembelajaran... 1 B. Sub Capaian Pembelajaran... 1 C. Pendahuluan... 1 D.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi dengan mempergunakan skala tertentu dan digambarkan pada bidang horizontal dengan mempergunakan proyeksi tertentu, gambaran

Lebih terperinci

Can be accessed on:

Can be accessed on: Pertemuan 4 Pengukuran Mendatar Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ 1 Pengukuran-pengukuran dilakukan untuk mendapatkan bayangan dilapangan, dengan menentukan beberapa titik

Lebih terperinci

BAB IX MACAM BESARAN SUDUT

BAB IX MACAM BESARAN SUDUT BAB IX MACAM BESARAN SUDUT 33 1 2 90 172 98 171 desimal Seksa desimal Sudut radian sentisimal Cara Seksadesimal Cara ini membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan derajat, sehingga satu kuadran

Lebih terperinci

2/6/2014 PENGUKURAN SUDUT

2/6/2014 PENGUKURAN SUDUT PENGUKURAN SUDUT Sudut adl selisih harga bacaan lingkaran skala dr dua arah pengukurran Bila yg diukur sudut horizontal maka ia selisih harga bacaan lingk skala horz arah pengukuran kanan dg harga bacaan

Lebih terperinci

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on:

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on: Pertemuan 3 1. Alat Ukur Tanah 2. Pengukuran dengan Menyipat Datar Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ 1 Pendahuluan Konstruksi alat ukur disesuaikan dengan maksud dan penggunaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR NO. KODE : INA.5230.223.23.03.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI

Lebih terperinci

TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 2

TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 2 Iskandar Muda TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta

Lebih terperinci

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-issn: 2085-3858 Article History Received February, 2016 Accepted March, 2016 Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 APA ITU TOTAL STATION???? Secara sederhana

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP OLEH: FEBRIAN 1215011037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengukuran dan pemetaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang IUT adalah bagian yang lebih rendah daripada geodesi. Geodesi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur permukaan bumi. ilmu ukur tanah mencakup kajian dan pengukuran

Lebih terperinci

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik di permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur

Lebih terperinci

PENGUKURAN WATERPASS

PENGUKURAN WATERPASS PENGUKURAN WATERPASS A. DASAR TEORI Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Alat Ukur GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, untuk menentukan posisi, kecepatan

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH ILMU UKUR TANAH. Oleh: D.M Priyantha Wedagama, ST., MT., MSc., PhD

DIKTAT KULIAH ILMU UKUR TANAH. Oleh: D.M Priyantha Wedagama, ST., MT., MSc., PhD DIKTT KULIH ILMU UKUR TNH Oleh: D.M Priyantha Wedagama, ST., MT., MSc., PhD JURUSN TEKNIK SIPIL FKULTS TEKNIK UNIVERSITS UDYN 2013 KT PENGNTR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widi Wasa

Lebih terperinci

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University KERANGKA DASAR PEMETAAN Nursyamsu Hidayat, Ph.D. THEODOLIT Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat

Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat A. LATAR BELAKANG Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat

Lebih terperinci

PENGKURAN JARAK DAN SUDUT

PENGKURAN JARAK DAN SUDUT POKOK BAHASAN : PENGKURAN JARAK DAN SUDUT Pengkuran jarak langsung : tanah datar, medan bergelombang; Pengkuran jarak optis (Tacheometry); Pengkuran jarak Elektronik, Pembacaan sudt horizontal : pembacaan

Lebih terperinci

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus F. Uraian Materi 1. Konsep Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,

Lebih terperinci

Metode Ilmu Ukur Tanah

Metode Ilmu Ukur Tanah Metode Ilmu Ukur Tanah Assalamu'alaikum guys, postingan kali ini saya akan membahas metode ilmu ukur tanah, yang terdiri dari : 1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal ( KDV ) 2. Pengukuran Kerangka Dasar

Lebih terperinci

Sembilan kolom pada Micrometer Drum Besarnya sama dengan 10 kolom pada Vernier

Sembilan kolom pada Micrometer Drum Besarnya sama dengan 10 kolom pada Vernier Sembilan kolom pada Micrometer Drum Besarnya sama dengan 10 kolom pada Vernier Begitu juga permukaan nonius yang dibagi 6 kolom maka besarnya sama dengan 5 kolom pada tromol mikrometer. Kesalahan Sentris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran atau dapat dikatakan juga bahwa pengukuran adalah

Lebih terperinci

Kesalahan Sistematis ( Systhematical error ) Kesalahan acak ( Random error ) Kesalahan besar ( Blunder )

Kesalahan Sistematis ( Systhematical error ) Kesalahan acak ( Random error ) Kesalahan besar ( Blunder ) Fenomena alam tiidak pernah lepas dari kesalahan, demikian juga didang penggukuran dan pemetaan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada pengukuran dan pemetaan tterdiri dari : Kesalahan Sistematis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang) LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang) Oleh: Kelompok : 4 Kelas/Hari/Tanggal : TEP Shift B/Rabu, 30 Maret 2016 Nama (NPM) : 1. Reimon

Lebih terperinci

MAKALAH ILMU UKUR TANAH

MAKALAH ILMU UKUR TANAH MAKALAH ILMU UKUR TANAH ILMU UKUR TANAH MENGHINDARI KESALAHAN- KESALAHAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR WATERPASS DAN THEODOLIT Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah DISUSUN OLEH : OPIK HIDAYAT 5.13.04.08.0.024

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut BAB III Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab III, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menyebutkan bermacam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur sudut langsung maupun alat ukur sudut tak

Lebih terperinci

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan PERPETAAN - 2 Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yang sebagian datanya diperoleh dari photo

Lebih terperinci

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LAB. PEDOLOGI LABORATORIUM PEDOLOGI & SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE BAG- TSP.004.A- 39 60 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA PERPETAAN - 2 KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan Extra

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT PETA SITUASI DENGAN ALAT UKUR

Lebih terperinci

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN (Macam-macam Peralatan Ukur Tanah) Disusun oleh: 1. Dinda Safara (5113416039) 2. Mohamad Irsyad Widyadi (5113416038) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN PEMETAAN DIGITAL

LAPORAN PEMETAAN DIGITAL LAPORAN PEMETAAN DIGITAL Pengenalan Alat Total Station Disusun oleh: Danang Dwi Nugroho 15/386501/SV/09887 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK GEOMATIKA DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH

Lebih terperinci

Definisi, notasi, glossary. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS. Kode Nama Mata Kuliah 1

Definisi, notasi, glossary. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS. Kode Nama Mata Kuliah 1 1.7.1. Definisi, notasi, simbol, dan glossary Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Kode Nama Mata Kuliah 1 Pengantar Pengantar kesalahan dalam penggunaan kalimat-kalimat dalam ilmu ukur tanah seringkali

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 1. Pengamatan dengan mikroskop dimulai dengan menggunakan lensa objektif... Cahaya lemah Cahaya kuat Perbesaran lemah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PERALATAN SURVEY

PRAKTIKUM PERALATAN SURVEY MODUL PRAKTIKUM MKB-1/3 SKS/ ACARA I - X PRAKTIKUM PERALATAN SURVEY ARIEF SYAIFULLAH KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2014 Hak cipta pada

Lebih terperinci

TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 2

TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 2 Iskandar Muda TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR Survei dan Pengukuran APA YG DIHASILKAN DARI SIPAT DATAR 2 1 3 4 2 5 3 KONTUR DALAM ILMU UKUR TANAH Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian

Lebih terperinci

METODA-METODA PENGUKURAN

METODA-METODA PENGUKURAN METODA-METODA PENGUKURAN METDA PENGUKURAN HORIZONTAL 1. Metda poligon 2. Metoda Pengikatan 3. Global Positioning System (GPS) METODA PENGUKURAN VERTIKAL 1. M.Sifat Datar 2. M. Trigonometris 3. M. Barometris

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Instruksi Kerja Pemakaian Alat Lab. Pedologi Laboratorium Pedologi & Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR NO. KODE : INA.5230.223.23.03.07 BUKU INFORMASI INA.5230.223.23.03.07

Lebih terperinci

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK

PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK D I S U S U N OLEH :. Astrin Monika Tampubolon. Brando Sinuraya. Devita Sari Manihuruk. Meltina Monalisa Ginting 5. Michael Hizkia Nababan 6. Nurhadi Syahputra 7.

Lebih terperinci

TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING)

TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING) POKOK BAHASAN : TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING) Prinsip penentuan beda tinggi; Jenis Peralatan Sipat Datar: Dumpy Level, Tilting level, Automatic Level; Bagian Alat; Mengatur Alat : garis arah niveau, garis

Lebih terperinci

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG Abdul Ghani Sani Putra 1006680631 Dila Anandatri 1006680764 Nur Aisyah al-anbiya 1006660913 Pricilia Duma Laura 1006680915

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi

PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi Plane Surveying Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya faktor kelengkungan

Lebih terperinci

BUKU BAHAN AJAR SURVEYING 1

BUKU BAHAN AJAR SURVEYING 1 BUKU BAHAN AJAR SURVEYING 1 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODUL SIB 06 : PENGUKURAN DAN PEMATOKAN

MODUL SIB 06 : PENGUKURAN DAN PEMATOKAN PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 06 : PENGUKURAN DAN PEMATOKAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah

3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah 3.4 PEMBUATAN KONTUR Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Pengantar Pemetaan/ pembuatan peta adalah pengukuran secara langsung atau tidak langsung akan menghasilkan suatu gambar situasi/ permukaan

Lebih terperinci

Pengenalan Mineral Optik & Petrografi. Fahri Adrian Teknik Geologi dan Geofisika Universitas Syah Kuala

Pengenalan Mineral Optik & Petrografi. Fahri Adrian Teknik Geologi dan Geofisika Universitas Syah Kuala Pengenalan Mineral Optik & Petrografi Fahri Adrian Teknik Geologi dan Geofisika Universitas Syah Kuala Nama : Fahri Adrian B.Sc., M.Sc. Pendidikan: S1, Geologi (Petroleum) Universiti Kebangsaan Malaysia

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT Oleh Joni Setyawan, S.T. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur ABSTRAK Candi Borobudur sebagai sebuah peninggalan bersejarah bagi

Lebih terperinci

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur Modul 7-1 Modul 7 Pemetaan Situasi Detail 7.1. PENDAHULUAN Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horisontal dan vertikal secara

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 06 = PENGUKURAN DAN PEMATOKAN PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5 LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR Disusun Oleh : JOSSY KOLATA (1007121681) KELOMPOK 5 LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pembagian kuadran azimuth

Pembagian kuadran azimuth Pengikatan ke muka Pengikatan kemuka adalah suatu metode pengukuran dan pengolahan data dari dua buah titik dilapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdirinya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 TAHAPAN PENELITIAN Penelitian ini di bagi menjadi 2 tahap: 1. Pengukuran kondisi geometri pada ruas jalan Ring Road Selatan Yogyakarta Km. 36,7-37,4 untuk mengkorfirmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran yang diperlukan untuk menyatakan kedudukan suatu titik di permukaan bumi. Ilmu Ukur Tanah itu

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II CINCIN NEWTON. (Duty Millia K)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II CINCIN NEWTON. (Duty Millia K) LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II 0 2 CINCIN NEWTON (Duty Millia K) IKO SAPTINUS 08/270108/PA/12213 GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lebih terperinci

Tujuan Khusus. Tujuan Umum

Tujuan Khusus. Tujuan Umum Tujuan Umum Tujuan Khusus Mahasiswa memahami arti Kerangka Kontrol Horizontal (KKH) Mahasiswa memahami cara pengukuran, cara menghitung, cara koreksi dari suatu pengukuran polygon baik polygon sistem terbuka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan hasil tinjauan pustaka tentang definisi, konsep, dan teori-teori yang terkait dengan penelitian ini. Adapun pustaka yang dipakai adalah konsep perambatan

Lebih terperinci

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying) Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying) Merupakan ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar. Yang merupakan bagian

Lebih terperinci

5/16/2011 SIPAT DATAR. 1

5/16/2011 SIPAT DATAR.   1 SIPAT DATAR www.salmanisaleh.wordpress.com 1 2 www.salmanisaleh.wordpress.com 1 THEODOLIT 3 APA YG DIHASILKAN DARI SIPAT DATAR 4 www.salmanisaleh.wordpress.com 2 5 6 www.salmanisaleh.wordpress.com 3 7

Lebih terperinci

Sipat datar / Levelling/ Waterpassing

Sipat datar / Levelling/ Waterpassing Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Sipat datar / Levelling/ Waterpassing Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 2 Sipat datar Bertujuan menentukan beda tinggi antara titiktitik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi BAB I KONSEP PENILAIAN Latar Belakang Tujuan Metoda Penilaian...

DAFTAR ISI. Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi BAB I KONSEP PENILAIAN Latar Belakang Tujuan Metoda Penilaian... DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan 2 Iris Mengatur besar kecil pupil 3 Pupil Mengatur

Lebih terperinci