Analisis Kemampuan Problem Solving Guru Matematika SMP Berstandar PISA Sebagai Pendukung Implementasi Kurikulum 2013
|
|
- Yenny Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Kemampuan Problem Solving Guru Matematika SMP Berstandar PISA Sebagai Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 Ita Chairun Nissa dan Indira Puteri Kinasih Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram Abstract: This study aims to describe the problem solving ability of junior high school math teachers throughout the city of Mataram in an attempt to map the readiness of teachers to support implementation of the 2013 curriculum problem solving ability in this study were categorized into two main indicators: (1) problem solving ability that is in teachers themselves and (2) the ability of teachers to students membelajarkan problem solving. Problem solving ability within mathematics teachers will be measured using standard mathematical ability PISA namely (1) the ability to formulate problems (formulate), (2) the ability to execute (employ), and (3) the ability to interpret (interpret / Evaluate). Sampling in this study using proportionate random sampling technique to take samples of 62 SMP / Mts public and private located in the city of Mataram, which was then acquired by 6 junior as the sample. The data in this study were taken by engineering tests, questionnaires, and interviews. Test material was adapted from the PISA problem with doing a translation into Indonesian and contains the context and content of mathematics PISA standards. Context matter consists of personal, occupational, and societal, whereas the content matter consists of quantity, uncertainy and the data, change and relationship as well as space and shape. The results of a study of 16 teachers spread in 6 SMP / Mts public and private in Mataram city shows that the teacher has the ability to formulate problems (formulate) were good, but has a weakness in the ability to execute (employ) and the ability to interpret (interpret / Evaluate) because does not have the right strategy to make the process of further mathematical calculations resulting in incorrect results and the lack of proper justification. The results of these tests supported by the questionnaire data showed that many teachers are not rich membelajarkan strategies for problem solving to their students in the classroom. Abstrak : Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan problem solving guru matematika SMP sekota Mataram sebagai upaya untuk memetakan kesiapan guru dalam mendukung implementasi kurikulum Kemampuan problem solving pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua indikator utama yaitu (1) kemampuan problem solving yang ada dalam diri guru sendiri dan (2) kemampuan guru membelajarkan problem solving kepada siswanya. Kemampuan problem solving dalam diri guru matematika akan diukur menggunakan kemampuan matematika standar PISA yaitu (1) kemampuan merumuskan masalah (formulate), (2) kemampuan melaksanakan (employ), dan (3) kemampuan menafsirkan (interpret/evaluate). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik proportionate random sampling untuk mengambil sampel dari 62 SMP/MTs negeri dan swasta yang terdapat di kota Mataram, yang kemudian diperoleh sebanyak 6 SMP sebagai sampelnya. Data dalam penelitian ini diambil dengan teknik tes, angket, dan wawancara. Materi tes diadaptasi dari soal PISA dengan melakukan alih bahasa ke dalam bahasa Indonesia serta memuat konteks dan konten matematika standar PISA. Konteks soal terdiri dari personal, occupational, dan societal, sedangkan konten soal terdiri dari quantity, uncertainy and data, change and relationship serta space and shape. Hasil penelitian terhadap 16 orang guru yang tersebar dalam 6 SMP/MTs negeri dan swasta di kota Mataram menunjukkan bahwa guru memiliki kemampuan merumuskan masalah (formulate) yang baik, tetapi memiliki kelemahan pada kemampuan melaksanakan (employ) dan kemampuan menafsirkan (interpret/evaluate) karena tidak memiliki strategi yang tepat untuk melakukan proses matematika selanjutnya sehingga berakibat pada hasil perhitungan yang salah dan justifikasi yang kurang tepat. Hasil tes ini didukung pula oleh data angket yang menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum kaya dengan strategi untuk membelajarkan problem solving kepada siswanya di kelas. Kata kunci : Analisis, Problem Solving, PISA Pendahuluan Programme for International Student Assessment (PISA) merupakan program yang dimulai pada tahun 2000 dan berulang tiga-tahunan yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic Cooperation 2014 LPPM IKIP Mataram
2 Jurnal Kependidikan 13 (3): and Development (OECD) yang menguji penguasaan siswa sekolah usia 15 tahun terhadap literasi membaca, matematika, dan sains. Survei tiga-tahunan ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesiapan anak berusia 15 tahun, yaitu usia di ujung masa wajib belajar dalam menghadapi tantangan kehidupan masa kini. Untuk mewujudkan konsepsi OECD ini, maka PISA menggunakan konsep literasi matematika (mathematical literacy) yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk melakukan analisis, penalaran dan komunikasi secara efektif pada saat mereka mengajukan, memecahkan dan menafsirkan masalah matematika dalam berbagai situasi termasuk kuantitas, spasial, probabilitas atau konsep matematika lainnya. Literasi matematika berkaitan dengan kecakapan menggunakan keterampilan dan kompetensi matematika yang diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman hidup untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Proses dasar yang berkaitan dengan hal tersebut disebut dengan matematisasi. Matematisasi adalah suatu proses mengubah konteks masalah kehidupan sehari-hari ke dalam model matematika untuk menyelesaikannya. Matematisasi melibatkan proses menafsirkan dan mengevaluasi masalah yang dicerminkan pada solusi yang benar-benar menjawab masalah yang diberikan. Melalui pengertian ini bahwa literasi matematika harus termuat dalam kurikulum matematika sekolah dan penilaian terhadap literasi matematika siswa tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran yang ada, karena pengetahuan dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari sangat bergantung pada apa dan bagaimana matematika diajarkan di sekolah dan bagaimana para guru membelajarkan pemecahan masalah (PISA, 2012). Indonesia sebagai negara mitra OECD ikut disurvei oleh PISA pada tahun 2012 dan hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia menduduki ranking 64 dari 65 negara. Kenyataan inilah yang menjadi salah satu alasan harus diimplementasikannya kurikulum 2013 yang bermuatan pendidikan karakter dan pemecahan masalah untuk memberikan kecakapan hidup bagi siswa dalam menghadapi tantangan masa depan. Kurikulum 2013 yang baru saja diimplementasikan pada Juli 2013 tentunya tidak sedikit menimbulkan kendala terutama pada kesiapan para guru baik dalam penguasaan matematika maupun strategi pembelajaran yang dapat membekali siswa menuju literasi matematika. Pengetahuan dan kemampuan guru matematika memang berperan sangat penting dalam membelajarkan problem solving kepada siswanya. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, salah satunya adalah Blomeke dan Delaney (2012) yang telah melakukan penelitian mengenai sejauh mana wawasan guru matematika terhadap ilmu pengetahuan yang akan mereka ajarkan kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh guru matematika merupakan salah satu parameter yang paling penting dari kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya peningkatan hasil belajar siswanya. Hal ini disebabkan karena keputusan guru di dalam kelas baik dalam hal desain pembelajaran maupun cara penilaian terhadap siswa berkaitan erat 240
3 Ita Chairun Nissa dan Indira Puteri Kinasih, Analisis Kemampuan Problem Solving Guru Matematika SMP dengan pengetahuan matematika yang dimiliki guru tersebut. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan oleh Pimta, Tayruakham, dan Nuangchalerm (2009) menunjukkan bahwa kemampuan problem solving guru memiliki pengaruh baik secara langsung dan tidak langsung terhadap kemampuan problem solving siswa. Kemampuan problem solving guru yang nampak pada perilaku guru dalam mengajarkan matematika dapat mendorong siswa untuk menjadi antusias, bertanggung jawab dalam pembelajaran, dan memiliki sikap yang baik terhadap materi pelajaran. Bahkan ketika siswa telah memiliki keinginan dan merasa senang dengan kegiatan pemecahan masalah matematika, maka siswa sebenarnya sedang meningkatkan kemampuan problem solving dalam dirinya. Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai bagian dari wilayah Negara Republik Indonesia tentunya turut menyumbang dalam perolehan skor Indonesia dalam ranking PISA 2012 terutama dalam hal literasi matematika. Hal ini mungkin dapat dilihat dari data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) propinsi NTB pada tahun 2010 yang berada pada peringkat ke-32 dari 33 propinsi di Indonesia dengan pertumbuhan IPM sebesar 0,84 (data provinsi NTB per Januari 2013). Skor IPM propinsi NTB tersebut dapat menjadi indikator kualitas pendidikan NTB khususnya hasil pembelajaran matematika. Mengingat tuntutan kompetensi matematika dalam kecakapan hidup sangat mendominasi dalam kajian PISA, maka hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru untuk lebih meningkatkan kemampuan problem solving dalam dirinya sekaligus juga mampu membelajarkan problem solving kepada siswanya. Tuntutan inilah yang harus dipenuhi oleh para guru matematika SMP dalam menjawab tantangan PISA yang termuat dalam kurikulum Oleh karena itu sangat penting untuk memiliki gambaran secara umum melalui suatu penelitian yang akan menganalisis bagaimana kemampuan problem solving guru Matematika SMP Negeri se-kota Mataram berdasarkan standar PISA dalam upaya mendukung implementasi kurikulum Metode Penelitian Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik tes, angket dan wawancara. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes uraian yang merupakan soal matematika PISA tahun 2012 yang telah dialihbahasa ke dalam bahasa Indonesia serta memuat konteks dan konten standar PISA. Kemudian data tes dianalisis secara kuantitatif dalam bentuk prosentase kemampuan problem solving dan analisis secara kualitatif dalam bentuk narasi yang menerjemahkan jawaban yang dituliskan oleh guru. Prosentase kemampuan problem solving guru per indikator ditentukan dengan rumus, dimana adalah prosentase kemampuan per indikator, adalah skor yang diperoleh per indikator, dan adalah skor maksimal per indikator. Kemudian prosentase tersebut dikonversi kedalam kriteria adalah Sangat Baik, adalah Baik, adalah Cukup Baik, adalah Kurang Baik, dan adalah Sangat Kurang Baik. Berikut ini rubrik penilaiannya : 241
4 Jurnal Kependidikan 13 (3): Tabel 1. Rubrik penilaian tes kemampuan problem solving Indikator dan deskriptor kemampuan problem solving Kemampuan merumuskan masalah (formulate) 1.Mampu membaca data dengan benar 2.Mampu melihat hubungan antar data dan informasi yang diberikan 3.Mampu memahami konteks permasalahan 4.Mampu menentukan nilai atau kondisi apa yang akan dipecahkan 5.Menuliskan semua tahapan memahami masalah dengan sistematis Kemampuan melaksanakan (employ) 1.Memilih strategi pemecahan masalah yang tepat 2.Melakukan perhitungan sesuai dengan prinsip/prosedur matematika 3.Memperoleh hasil perhitungan yang benar 4.Menggunakan notasi/variabel/satuan hitung dengan benar 5.Menuliskan semua langkah perhitungan dengan sistematis Kemampuan menafsirkan (interpret/evaluate) 1.Menerjemahkan hasil perhitungan menjadi solusi yang sesuai dengan konteks masalah 2.Memberikan justifikasi yang logis yang mendasari jawaban yang diperoleh 3.Menuliskan jawaban dengan kalimat yang lengkap sesuai dengan konteks masalah Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup dan terbuka dimana pada setiap pertanyaan akan disediakan 5 pilihan jawaban yang disertai alasan memilih jawaban tersebut. Kemudian data angket dianalisis secara kuantitatif dalam bentuk prosentase jawaban yang dipilih oleh guru terhadap setiap pertanyaan pada angket dan dianalisis juga secara kualitatif dalam bentuk narasi yang mengungkapkan alasan guru terhadap jawaban yang dipilihnya. Teknik analisis data angket dengan cara menghitung prosentase tiap jawaban per nomor pertanyaan menggunakan rumus, dimana adalah prosentase pilihan jawaban per nomor pertanyaan, adalah jumlah jawaban responden per pilihan jawaban, dan adalah jumlah responden. Pertanyaan pada angket digunakan untuk mengetahui wawasan dan keterampilan guru dalam problem solving yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Daftar pertanyaan angket Pertanyaan pilihan ganda 1.Mengenal problem solving 2. Pengertian problem dalam matematika 3. Menggunakan problem sebagai bahan ajar matematika 4. Konteks problem matematika yang digunakan guru mengajar 5. Sumber problem matematika yang digunakan guru 6. Melatih diri mengembangakan kemampuan problem solving 7. Menggunakan problem solving sebagai strategi mengajar 8. Melatih siswa memahami masalah 9. Melatih siswa membuat model matematika 10. Melatih siswa melakukan perhitungan sesuai prosedur matematika 11. Melatih siswa menafsirkan hasil perhitungan menjadi solusi 12. Mengikuti perkembangan penelitian matematika dan pembelajarannya 13. Memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan pembelajaran matematika 14. Motivasi guru melakukan problem solving. 242
5 Ita Chairun Nissa dan Indira Puteri Kinasih, Analisis Kemampuan Problem Solving Guru Matematika SMP Pertanyaan Uraian 15. Strategi guru melatih siswa memahami masalah 16. Strategi guru melatih siswa membuat model matematika dari masalah 17. Strategi guru melatuh siswa melakukan perhitungan matematika 18. Strategi guru melatih siswa menafsirkan hasil pemecahan masalah 19. Strategi guru memotivasi siswa untuk melakukan problem solving 20. Pandangan guru terhadap matematika Sedangkan untuk data wawancara diambil pada saat guru telah mengisi tes dan angket yang merupakan bagian dari tahapan dalam proses pemeriksaan data, agar diperoleh data yang valid yang benar-benar mencerminkan jawaban guru yang sebenarnya. Subjek wawancara dipilih secara acak disertai pertimbangan terhadap subjek yang komunikatif. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data tes, angket dan wawancara, maka dapat dideskripsikan kemampuan problem solving guru matematika SMP/Mts negeri dan swasta se-kota Mataram sebagai berikut: A. Kemampuan problem solving dalam diri guru 1. Kemampuan merumuskan masalah (formulate) Berikut ini adalah data yang menunjukkan kemampuan guru dalam memahami dan merumuskan masalah yang dinyatakan dalam bentuk prosentase untuk setiap nomor pertanyaan pada soal. Tabel 3. Data Kemampuan Merumuskan Masalah Guru Kode Soal A1 A2 B C1 C2 C3 D E1 E2 G1 80% 60% 60% 80% 80% 80% 0% 80% 80% G2 80% 80% 80% 80% 40% 20% 80% 80% 80% G3 80% 80% 80% 80% 20% 80% 20% 0% 20% G4 80% 80% 80% 80% 20% 80% 20% 0% 0% G5 20% 20% 0% 80% 20% 80% 0% 20% 80% G6 0% 40% 80% 80% 20% 80% 80% 80% 80% G7 80% 80% 80% 20% 20% 80% 80% 80% 80% G8 80% 20% 20% 80% 20% 80% 80% 80% 80% G9 20% 80% 80% 80% 80% 80% 20% 80% 80% G10 80% 80% 80% 80% 20% 80% 20% 80% 80% G11 20% 20% 80% 80% 20% 80% 20% 80% 80% G12 20% 80% 20% 20% 20% 80% 80% 80% 80% G13 20% 80% 20% 20% 20% 80% 80% 0% 0% G14 60% 20% 20% 20% 0% 0% 20% 0% 0% G15 0% 20% 80% 80% 20% 80% 0% 20% 80% G16 80% 80% 80% 80% 20% 80% 20% 0% 0% 243
6 Jurnal Kependidikan 13 (3): Kemampuan melaksanakan (employ) Berikut ini adalah data yang menunjukkan kemampuan guru dalam memilih strategi pemecahan masalah dan menggunakannya dalam perhitungan matematika yang dinyatakan dalam bentuk prosentase untuk setiap nomor pertanyaan pada soal. Tabel 4. Data Kemampuan Melaksanakan Guru Kode Soal A1 A2 B C1 C2 C3 D E1 E2 G1 60% 0% 60% 60% 60% 60% 0% 60% 20% G2 20% 60% 0% 20% 0% 20% 0% 60% 60% G3 80% 80% 80% 80% 0% 20% 0% 0% 0% G4 80% 80% 80% 80% 0% 20% 0% 0% 0% G5 0% 0% 0% 80% 0% 40% 0% 0% 80% G6 0% 0% 80% 80% 0% 80% 80% 60% 80% G7 80% 0% 80% 0% 0% 0% 20% 60% 80% G8 80% 0% 0% 80% 0% 80% 0% 60% 80% G9 0% 0% 80% 80% 0% 80% 0% 60% 60% G10 20% 80% 20% 20% 0% 20% 0% 60% 60% G11 0% 0% 60% 60% 0% 20% 0% 40% 80% G12 0% 20% 0% 0% 0% 80% 20% 60% 60% G13 0% 20% 0% 0% 0% 80% 20% 0% 0% G14 20% 0% 0% 20% 0% 0% 20% 0% 0% G15 0% 0% 80% 80% 0% 80% 0% 0% 80% G16 80% 80% 80% 80% 0% 20% 0% 0% 0% 3. Kemampuan menafsirkan (interpret/ evaluate) Berikut ini adalah data yang menunjukkan kemampuan guru dalam menerjemahkan hasil perhitungan dan memberikan justifikasi logis yang dinyatakan dalam bentuk prosentase untuk setiap nomor pertanyaan pada soal Tabel 5. Data Kemampuan Melaksanakan Guru Kode Soal A1 A2 B C1 C2 C3 D E1 E2 G1 0% 33% 33% 33% 67% 33% 0% 0% 33% G2 33% 33% 33% 33% 0% 33% 33% 33% 33% G3 67% 0% 33% 33% 0% 33% 0% 0% 0% G4 67% 0% 33% 33% 0% 33% 0% 0% 0% G5 0% 67% 0% 33% 0% 33% 0% 0% 67% 244
7 Ita Chairun Nissa dan Indira Puteri Kinasih, Analisis Kemampuan Problem Solving Guru Matematika SMP G6 0% 0% 33% 33% 0% 33% 33% 33% 33% G7 67% 0% 33% 0% 0% 0% 33% 33% 33% G8 33% 0% 0% 33% 0% 33% 0% 33% 33% G9 0% 0% 33% 33% 0% 33% 0% 33% 33% G10 67% 33% 33% 33% 0% 33% 0% 33% 33% G11 0% 0% 33% 33% 0% 33% 0% 0% 33% G12 0% 33% 0% 0% 0% 33% 33% 33% 33% G13 0% 33% 33% 0% 0% 33% 33% 0% 0% G14 33% 0% 0% 33% 0% 0% 33% 0% 0% G15 0% 0% 33% 33% 0% 33% 0% 0% 33% G16 67% 0% 33% 33% 0% 33% 0% 0% 0% 4. Wawasan problem solving a. Pandangan terhadap matematika Berdasarkan data angket, maka pandangan banyak guru matematika mengenai matematika ada dua yaitu : (1) Matematika adalah ilmu yang dibutuhkan dalam setiap kehidupan dan digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah, dan (2) Matematika adalah ilmu yang menuntut berpikir penalaran, kreatif, kritis dan teliti serta membentuk sikap tekun, kerja keras, pantang menyerah dan rasa ingin tahu yang tinggi. Akan tetapi, hasil tes kemampuan problem solving menunjukkan bahwa guru masih sebatas mengetahui mengenai manfaat dan hakikat matematika, tetapi guru masih belum memiliki keterampilan untuk mewujudkan atau melaksanakan pembelajaran matematika seperti apa yang telah didefinisikan oleh para guru. b. Pemahaman terhadap problem solving Berdasarkan data angket bahwa 12,5% guru menyatakan sangat mengenal problem solving, 75% guru mengenal problem solving dan 12,5% guru cukup mengenal problem solving. Tetapi pemahaman guru mengenai problem solving ini masih sebatas pernah mendengar dari orang lain dan membaca buku. Bahkan 62,5% guru mengambil sumber masalah matematika dari buku, 25% guru mengambil dari internet dan hanya 12,5% guru yang membuat sendiri masalah matematika untuk diberikan kepada siswanya. Hal ini didukung pula hasil tes kemampuan problem solving yang menunjukkan guru hanya baru sampai pada batas mengetahui saja tetapi belum terampil dalam menerapkannya baik untuk kemampuan dirinya sendiri maupun dalam bentuk pembelajaran di kelas. 245
8 Jurnal Kependidikan 13 (3): Selain itu data angket juga menunjukkan bahwa 6,25% guru menyatakan bahwa masalah matematika adalah soal rutin, 62,5% guru menjawab soal cerita, 18,75% guru menjawab soal tidak rutin, dan 12,5% guru menjawab tugas proyek. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih beranggapan bahwa masalah adalah soal cerita. Hal ini dapak mempengaruhi pola berpikir guru dan kemampuannya dalam merancang masalah matematika yang tepat bagi siswanya. Padahal banyak sekali jenis soal yang dapat dirancang menjadi masalah matematika yang dapat meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis siswa. c. Motivasi dan pengembangan kemampuan problem solving Data angket menunjukkan bahwa 62,5% guru sering termotivasi untuk melakukan problem solving, 31,25% guru selalu termotivasi dan 6,25% guru jarang termotivasi. Tetapi karena kesibukan tugas mengajar di sekolah, maka guru seringkali tidak memiliki waktu untuk melatih dirinya. Hal ini didukung oleh data angket yang menyatakan bahwa 56,25% guru hanya kadang-kadang saja rutin melatih dirinya untuk mengembangkan kemampuan problem solving sedangkan 31,25% guru mengatakan sering dan hanya 6,25% guru yang selalu melatih dirinya. Hal ini pula yang membuat 50% guru hanya kadang-kadang saja mengikuti perkembangan peneltian di bidang matematika dan pembelajarannya, 37,5% guru mengatakan sering dan 12,5% guru mengatakan selalu. Padahal dengan mengikuti perkembangan penelitian dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru mengenai problem solving yang berkontribusi sangat baik terhadap peningkatan kemampuan diri dan pengajaran di kelas. Sehingga hanya 12,5% guru yang selalu rutin memanfaatkan hasil penelitian untuk meingkatkan proses dan hasil pembelajarannya, sedangkan 12,5% guru mengatakan sering dan terdapat 50% guru yang hanya kadang-kadang saja melakukannya. B. Kemampuan membelajarkan problem solving kepada siswa 1. Kemampuan menggunakan problem sebagai bahan ajar matematika Berdasarkan data angket bahwa hanya 12,5% guru yang selalu rutin menggunakan masalah sebagai bahan ajar matematika, sedangkan 31,25% guru sering menggunakannya dan 56,25% guru hanya kadang-kadang saja menggunakannya. Hal ini dikarenakan dengan memberikan masalah sebagai bahan ajar matematika akan mem- 246
9 Ita Chairun Nissa dan Indira Puteri Kinasih, Analisis Kemampuan Problem Solving Guru Matematika SMP butuhkan waktu pembelajaran yang lebih banyak dan hal ini dapat berdampak pada tidak tuntasnya penyampaian seluruh materi pelajaran. Sehingga, hanya 18,75% guru yang sering menggunakan problem solving sebagai strategi mengajar matematika di kelas, sedangkan 62,5% hanya kadangkadang saja dan 18,75% guru sangat jarang menggunakannya. Walaupun telah menggunakan kurikulum 2013 tetapi para guru masih dituntut untuk melaksanakan ujian tengah semester dan ujian akhir semester sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan dinas pendidikan. Sehingga, untuk memenuhi tuntutan kurikulum 2013, maka 62,5% guru pada umumnya menggunakan bidang ekonomi sebagai masalah matematika di kelas karena menurut para guru, bidang ekonomi paling mudah untuk dibuat masalahnya dan sangat erat dengan kehidupan sehari-hari siswa, sedangkan 18,75% guru lainnya menggunakan bidang pekerjaan, 12,5% guru menggunakan bidang teknologi dan sains dan 6,25% guru yang menggunakan bidang sosial dan budaya sebagai bahan ajar matematika. 2. Strategi guru melatih siswa merumuskan masalah (formulate) Data angket menunjukkan bahwa 37,5% guru sering untuk melatih siswanya agar mampu memahami masalah dan mengubahnya ke dalam model matematika agar mudah diselesaikan, sedangkan 18,75% guru yang selalu melatihkannya dan 6,25% guru kadang-kadang saja melatihkannya ke siswa. Strategi yang digunakan guru antara lain (1) menjelaskan kembali soal kepada siswa secara perlahan, (2) memberi contoh yang ada kaitannya dengan kehidupan siswa, (3) memperbanyak latihan soal yang bervariasi, (4) membimbing siswa secara individu maupun kelompok. 3. Strategi guru melatih siswa melakukan perhitungan (employ) Data angket menunjukkan bahwa 56,25% guru selalu rutin melatih siswanya untuk melakukan perhitungan dengan benar sesuai prosedur matematika, sedangkan 37,5% guru sering melatihkannya dan hanya 6,25% guru kadangkadang saja melatihkannya. Strategi yang digunakan guru antara lain (1) melakukan pengulangan perhitungan kembali, (2) memperbanyak latihan soal terutama yang berkaitan dengan operasi dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, (3) membimbing siswa secara individu dan kelompok, (4) menuliskan prosedur matematikanya dan meminta siswa untuk mengikutinya. 4. Strategi guru melatih siswa menafsirkan hasil menjadi solusi yang sesuai konteks (interpret/evaluate) Data angket menunjukkan bahwa 56,25% guru sering mela- 247
10 Jurnal Kependidikan 13 (3): tihkan siswa untuk mampu menerjemahkan hasil perhitungan menjadi penyelesaian yang benar-benar menjawab masalah sesuai dengan konteksnya, sedangkan 37,5% guru kadang-kadang melatihkannya dan hanya 6,25% guru yang selalu rutin melatihkannya. Strategi yang digunakan guru antara lain (1) melakukan diskusi, (2) penyelesaiannya dihubungkan dengan konteks sehari-hari 5. Strategi guru menumbuhkan dan meningkatkan motivasi siswa untuk melakukan problem solving Data angket menunjukkan bahwa 62,5% guru sering memotivasi siswa untuk melakukan problem solving dan 31,25% guru selalu rutin memotivasi siswa, sedangkan 6,25% guru jarang memotivasi siswanya. Strategi yang digunakan guru antara lain (1) membuat masalah matematika yang menarik dan konteksnya terjangkau bagi siswa, (2) menggunakan media ajar/alat peraga yang relevan atau membuat permainan matematika, (3) menanyakan pengetahuan awal siswa, (4) memberikan penghargaan/pujian yang positif, (5) menanamkan manfaat belajar matematika dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan data yang telah dianalis maka dapat dibuat kesimpulan bahwa : 1. Kemampuan problem solving dalam diri guru matematika SMP/Mts negeri dan swasta se-kota Mataram adalah baik pada kemampuan merumuskan masalah (formulate) tetapi masih lemah pada kemampuan melaksanakan (employ) dan kemampuan menafsirkan (interpret/ evaluate) 2. Kemampuan guru membelajarkan problem solving kepada siswa masih terbatas pada pengetahuan dan pemahaman guru saja dan belum dapat diimplementasikan secara maksimal terutama untuk mendukung implementasi kurikulum 2013 Saran Banyaknya beban dan tugas mengajar guru membuat para guru belum secara maksimal menggunakan problem solving baik sebagai pola pikir maupun strategi mengajar matematika di kelas, sehingga bagi pihak sekolah maupun pengambil kebijakan pendidikan di kota Mataram untuk memikirkan upaya atau strategi pengelolaan pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh para guru. Daftar Pustaka Blomeke, S. dan Delaney, S Asessment of Teacher Knowledge Across Countries : A Review of State of Research.. The International Journal On Mathematics Education, 44(3), , (Online), ( diakses 2 Desember 2013 Kramarski, Bracha Developing a Pedagogical Problem solving View for Mathematics Teachers With Two 248
11 Ita Chairun Nissa dan Indira Puteri Kinasih, Analisis Kemampuan Problem Solving Guru Matematika SMP Reflection Programs. International Electronic Journal of Elementary Education, Vol.2, Issue 1, (Online), ( diakses 1 Desember 2013 Haja, Shajahan Investigating The Problem solving Competency Of Pre Service Teachers In Dynamic Geometry Environment.. Proceedings of the 29 th Conference of The International Group For The Psychology Of Mathematics Education, (Online), ( diakses 2 Desember 2013 MacLellan, Christopher. J; Langley, Pat; Walker, Collin A Generative Theory Of Problem solving. Proceeding Of First Annual Conference On Advance In Cognitive System, (Online), ( diakses 5 Desember 2013 Rahman, H., dkk Teachers Competency in The Teaching of Mathematics in English in Malaysian Secondary Schools, Proceeding Of The Eigth International Conference, (Online), ( diakses 4 Desember 2013 Sawir, Agnes Analisis Kinerja Keuangan dan Perusahaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Xenofontos, C. dan Andrews, P Teachers Beliefs about Mathematical Problem solving, Their Problem solving Competence and The Impact on Instruction : A Case Study of Three Cypriot Primary Teachers, Proceedings Of The British Society For Research Into Learning Mathematics, (Online), ( diakses 3 Desember
Analisis Kemampuan Problem Solving Mahasiswa Calon Guru Matematika Berdasarkan Standar PISA
Analisis Kemampuan Problem Solving Mahasiswa Calon Guru Matematika Berdasarkan Standar PISA Ita Chairun Nissa dan Puji Lestari Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, IKIP Mataram E-mail: chairunnissaita@yahoo.co.id
Lebih terperinciLITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK
LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK Nining Arum Sari, Agung Hartoyo, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: niningarum29@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA
Prabawati, M. N. p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA THE ANALYSIS OF MATHEMATICS PROSPECTIVE TEACHERS MATHEMATICAL LITERACY SKILL
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Hani Ervina Pansa 1, Haninda Bharata 2, M.Coesamin 2 hani.pansa@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP
PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP Nego Linuhung FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: nego_mtk@yahoo.co.id
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 ANALISIS PERBANDINGAN LEVEL KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM STANDAR ISI (SI), SOAL UJIAN NASIONAL (UN), SOAL (TRENDS IN INTERNATIONAL
Lebih terperinciANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MEMECAHKAN MASALAH MATERI BANGUN DATAR PADA MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS SLAMET RIYADI ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY
Lebih terperinciDiah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta
22-200 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI LINGKUNGAN KELAS VII H SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciPENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER
PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER Rialita Fitri Azizah 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 Abstract. This research is a descriptive research aimed
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEYAKINAN GURU (TEACHERS BELIEF) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ANALISIS TINGKAT KEYAKINAN GURU (TEACHERS BELIEF) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sugeng Sutiarso, Nurhanurawati, Gimin Suyadi, dan Widyastuti Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah upaya sadar untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi individu yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Salah satu lembaga
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 12 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPE
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 12 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPE Uluf Fiad 1, Suharto 2, Dian Kurniati 3 E-mail: Suharto.hartos@yahoo.com Abstract.
Lebih terperinciImplementasi Pendekatan Guided discovery dalam Game Edukasi Matematika untuk Siswa SMP
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Implementasi Pendekatan Guided discovery dalam Game Edukasi Matematika untuk Siswa SMP Afif Rizal, Kuswari Hernawati Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI Sunardi 1, Amalia Febrianti Ramadhani 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Abstract. This study aims
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN
Analisis Kesalahan Menyelesaikan... (Puspita Rahayuningsih&Abdul Qohar) 109 ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS
Lebih terperinciDesi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...
1 Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Kelas VIII C SMP Negeri 13 Jember Semester Ganjil Tahun Ajaran
Lebih terperinciKey word : analysis of national exam, conten validity, cognitive domains.
PEMETAAN SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs (Analisis validitas isi dan aspek kognitif) Erika Sandrayani 1, Budi Murtiyasa 2, dan Masduki 3 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, erhi_ca@yahoo.co.id
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal
Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN 2615-1421 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal. 06-10 ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Cita Bhekti Laksana Ria (1), Rini Asnawati (2), M.Coesamin (2) Citabhekti24@gmail.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciAnalisis Penalaran Mahasiswa Calon Guru dalam Pemecahan Masalah Matematika Sekolah
Analisis Penalaran Mahasiswa Calon Guru dalam Pemecahan Masalah Matematika Sekolah Sanapiah Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram E-mail: sanapiah27@yahoo.com Abstract: This study aims
Lebih terperinciPremiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran
Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran PE Premiere Educandum 7(1) 87 94 Juni 2017 Copyright 2017 PGSD Universitas PGRI Madiun P ISSN: 2088-550/E ISSN: 2528-517 Available at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/pe
Lebih terperinciNego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract
PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT- OREOVOCZ DALAM PENINGKATAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL MATEMATIS (PAM) SISWA Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Emilda Mustapa. 1, Sri Hastuti Noer 2, Rini Asnawati 2 emildamustapa@gmail.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 6 (2) (2017) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN IPA DI SMP Naelatul Izah, Wiyanto *, L. Handayani * Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA
PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA Oleh: Hendra Lesmana, Ratu Ilma Indra Putri, Somakim Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PROSEDURAL SISWA SMP MELALUI SOAL MATEMATIKA BERSTANDAR PISA
ANALISIS KEMAMPUAN PROSEDURAL SISWA SMP MELALUI SOAL MATEMATIKA BERSTANDAR PISA Azizurrohim, Ita Chairun Nissa, dan Indira P Kinasih Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram Email:rohimthelongrs@gmail.com
Lebih terperinciMENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4. Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo
JPM IAIN Antasari Vol. 1 No. 1 Juli Desember 2013, pp. 1-8 MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4 Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo Abstrak PISA (Program International for Student Assessment)
Lebih terperinciKOMPETENSI STRATEGIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PROGRAM LINIER DI SMK-SMTI PONTIANAK
KOMPETENSI STRATEGIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PROGRAM LINIER DI SMK-SMTI PONTIANAK Yulianti, Agung Hartoyo, Dian Ahmad BS Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Ihsan (2011: 2) menyatakan bahwa pendidikan bagi kehidupan
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG
KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG Weni Dwi Pratiwi 1), Nyimas Aisyah 1), Purwoko 1) 1) FKIP Universitas Sriwijaya Email: wenidwipratiwi@gmail.com
Lebih terperinciPerangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII Rizqi Annisavitri Program Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan karena dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia, dan berupaya mendidik menjadi manusia yang berkepribadian baik. Dengan pendidikan
Lebih terperinci1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BAB I Konten : Quantity 1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35 tentukan hasil dari a. 5 x (15-6) b. 12 x (-7) + (-16) : (-2) c. -15 : (-3) 7 x (-4). 2. Soal serupa
Lebih terperincidiselenggarakan secara internasional dapat dijadikan acuan guna mengetahui sejauh mana daya saing siswa Indonesia secara global (Fatmawati dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu eksak yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita selalu menggunakan ilmu ini dalam setiap aktivitas, misalnya kegiatan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KASIHAN BANTUL
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KASIHAN BANTUL Laela Dwi Puspita PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG
PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG Dina Agustina 1), Edwin Musdi ), Ahmad Fauzan 3) 1 ) FMIPA UNP : email:
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
IMPLEMENTASI PENILAIAN PROYEK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciMustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERSTANDAR PISA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 sunardifkipunej@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif,
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI BAIQ HIDAYAH E1R113012 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu. Karena dalam pendidikan mengandung transformasi pengetahuan, nilainilai,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pengalaman belajar diberbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. Karena dalam
Lebih terperinci1 Antologi UPI Volume No. Edisi Juni 2015
1 Antologi UPI Volume No. Edisi Juni 2015 PENINGKATAN KEMEMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER Rangga Febrian 1, Komariah 2, Susilowati 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan dalam standar global merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pendidikan di negara kita. Indonesia telah mengikuti beberapa studi internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Literasi Matematika merupakan aspek kemampuan matematika yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi Matematika merupakan aspek kemampuan matematika yang telah banyak dikembangkan sebagian negara diseluruh dunia melalui pengaruh OECD (Organisation for Economic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan pada hampir semua mata pelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk lima besar dunia. Hal ini merupakan peluang dan hambatan untuk memajukan bangsa. Peluang
Lebih terperinciPengaruh Problem Based Learning dengan Metode Seven Jumps terhadap Daya Pikir Kritis Mahasiswa dalam Perancangan Alat Penilaian Matematika
Pengaruh Problem Based Learning dengan Metode Seven Jumps terhadap Daya Pikir Kritis Mahasiswa dalam Perancangan Alat Penilaian Matematika Ita Chairun Nissa Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram Email:
Lebih terperinciBanina Firdaus et al., Analisis Soal dalam Buku Matematika Kelas VII Kurikulum
42 Analisis Soal Dalam Buku Matematika Kelas VII Kurikulum 2013 Berdasarkan Mathematical Literacy Assessment Taxonomy (Analysis of Test Items in Math Book for VII th Grade 2013 Curriculum Based on Mathematical
Lebih terperinciPengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika
Phenomenon, 2017, Vol. 07 (No. 2), pp. 99-109 JURNAL PHENOMENON http://phenomenon@walisongo.ac.id Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika Chatarina Citra Susilowati 1,
Lebih terperinciAlphaMath ABSTRACT: Keyword: Differentiated Instruction Approach, Mathematical Problem Solving Ability PENDAHULUAN
RATU SARAH FAUZIAH Journal of Mathematics ISKANDAR Education, 2(2) November 2016 PENERAPAN PENDEKATAN DIFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi internasional tentang literasi membaca, matematika dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh Leni Marlina * ), Villia Anggraini ** ), Mulia Suryani** ) * ) Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang mempunyai pemikiran kritis, kreatif, logis, dan sistematis serta mempunyai kemampuan bekerjasama secara efektif sangat diperlukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarnya pendidikan sains merupakan salah satu komponen dasar dari sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu komponen terpenting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu bidang pendidikan banyak mendapatkan perhatian
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MACROMEDIA FLASH (PTK pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Semester Genap Tahun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PAKET SOAL MODEL PISA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
PENGEMBANGAN PAKET SOAL MODEL PISA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Inge Wiliandani Setya Putri 1 E-mail: ingewiliandani@unej.ac.id Abstract:
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 OLEH EKO BUDIONO K4308085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu penting sebagai dasar dalam berbagai bidang terutama IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sehingga matematika harus dipelajari serta dipahami
Lebih terperinciPENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF
Nahor Murani Hutapea Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, e-mail: nahor_hutapea@yahoo.com Abstrak. Kemampuan komunikasi matematis (KKM) belum berkembang secara baik, diperkirakan dapat
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciPENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Ratnu Merry (1), Sugeng Sutiarso (2), Nurhanurawati (2) ratnumerry@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF DAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Belajar matematika pada hakekatnya adalah
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar
ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru PAI terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XII di SMAN 1 Campurdarat Tulungagung ini ditulis oleh Abdul Rohman
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciTeams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi
ABSTRAK Skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V MI Al Irsyad Karangbendo
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET BERMUATAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA SMP
PENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET BERMUATAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA SMP Stepanus Daling 1, Rahman Haryadi 2 1 Pendidikan Matematika Pasca Sarjana FKIP UNTAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berubahnya kondisi masyarakat dari masa ke masa, idealnya pendidikan mampu melihat jauh ke depan dan memikirkan hal-hal yang akan dihadapi siswa di
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT Diana Puspita Sari 1, Bagus Ardi Saputro FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang
Lebih terperinciKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP D Novi Wulandari, Zubaidah, Romal Ijuddin Program Studi Pendidikan matematika FKIP Untan Email :
Lebih terperinciElsa Camelia 1, Edrizon 1
PENGARUH TEKNIK THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG Elsa Camelia 1, Edrizon 1 1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciDepartement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University
1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani
Lebih terperinciTHE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL
THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL Hijir Kurniati1, Muslim1, Hendrizal1 1Program Pancasila The Educational and citizenship
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Sulis Widarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 sulis_widarti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. National Cauncil of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) menyebutkan. masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting dalam sistem pendidikan karena matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan
Lebih terperinciAnisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)
THE IMPLEMENTATION COOPERATIVE TEACHING MODEL TYPE OF GIVING GREETING AND QUESTIONS IN ORGANIZATIONAL LIFE CONCEPT IN 7 th GRADE OF 12 th PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anisa Nur Utami*) Purwati
Lebih terperinciChristina Khaidir1, Rahmi1
PENERAPAN STRATEGI PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 PARIANGAN Christina Khaidir1, Rahmi1 1 Jurusan Tadris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci utama kemajuan bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual dalam bidang
Lebih terperinciArtikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM
KONTRIBUSI PARTISIPASI GURU DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA Artikel Jurnal Diajukan
Lebih terperinciVol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PARIAMAN Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet
Lebih terperinciIsna Rafianti Etika Khaerunnisa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
STUDI DESKRIPTIF MINAT CALON GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA SETELAH PERKULIAHAN MEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Isna Rafianti isnarafianti@yahoo.com Etika Khaerunnisa
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA MATERI MENULIS LAPORAN PERJALANAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG Vatmawati 1, Dina Ramadhanti 2, Ricci Gemarni Tatalia
Lebih terperinciilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang
Lebih terperinciAsmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU
PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU Suwondo, Mariani Natalina L. dan Vivi Triska Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA
Lebih terperinciPELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG
PELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG Kiki Nia Sania Effendi, Indrie Noor Aini Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang qqeffendi@gmail.com Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal di Indonesia yang sederajat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Perbedaan yang
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA
Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia sepanjang hayat. Sejak lahir manusia memerlukan pendidikan sebagai bekal hidupnya. Pendidikan sangat penting sebab tanpa
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA IPA INTRA DISIPLINER KIMIA TIPE CONNECTED MATERI ZAT ADITIF UNTUK MELATIH BERPIKIR KRITIS THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET ON CHEMISTRY SCIENCE USING CONNECTED PATTERN
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING
Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting dalam kehidupan. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan pada semua siswa sejak dari sekolah dasar,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI
PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI Azbar Tanjung 1), Edwin Musdi 2), Dewi Murni 3) 1) FMIPA UNP, email:
Lebih terperinci