ANALISIS DESKRIPTIF KASUS ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI BANGSAL PERINATOLOGI RUMAH SAKIT PANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DESKRIPTIF KASUS ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI BANGSAL PERINATOLOGI RUMAH SAKIT PANTI"

Transkripsi

1 ANALISIS DESKRIPTIF KASUS ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI BANGSAL PERINATOLOGI RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG TAHUN 217 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd. RMIK) dari Program Studi DIII RMIK Oleh : MADE RELO DEWI MANIK NIM D PROAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 217 i

2 HALAMAN HAK CIPTA 217 Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah Ada Pada Penulis ii

3

4

5

6

7 HALAMAN PERSEMBAHAN OM AVIGHNAM ASTU NAMAH SIDHAM Matur Suksma Ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, Hyang Leluhur Sampun Meraga Hyang, sudah memberikan kelancaran dalam membuatan KTI ini. 1. Kepada keluargaku di Bali : ninik, papo, ibuk, kak sri, mang allan, dan seluruh keluarga besar Relo, serta seluruh keluarga besar Melaya terkasih dan tersayang banyak dukungan dan doa dari kalian yang tiada hentinya baik secara moriil maupun materiil. Motivasi, semangat, dan selalu siaga dengan apapun yang made perlukan, always stand by. 2. Terimakasih untuk dosen pembimbing KTI yang zuper terbaik, Ibu Kriswi, maaf bila selama bimbingan saya kurang grecep seperti yang ibu harapkan. Sukses dan sehat terus bu. 3. Kepada para sahabat : sahabatku di Bali, sahabatku di Pura (mbo laksmi super siaga buat adik nya, kak ayu, mbo shanti, mbo candrika, gek widhi, dan pebry), sahabatku GG (seperjuangan ya gaes : dezi, farell, icak, indamsh, okta, mimih, andun), dan sahabat kos L (mba risya, mba afri, mba rizka, icha, putri, aifi), keluarga besar ibu kost, terima kasih atas segala dukungan dan motivasi selama masa-masa perkuliahan di Semarang. 4. Teman teman RMIK udinus 214 yang tak dapat disebutkan namanya satu persatu. 5. Special for my future ( A.A.N Tata Pinandhika ), hampir 3 tahun dirantauan dan 3 tahun LDR, tetep jadi sosok yang paling ada, selalu ada, sabarnya gak ada habis, sukses nganter aku sampe dapet gelar ini. Pacar, sahabat, kakak(sibling), adik, bos, pak prof., musuh bebuyutan, tempat curhat, tempat pelampiasan, semua ditampung. Aku benci kamu ebeb, zumpah (buruan mapan terus nikahin aku). Buat keluargamu yang gak kalah dukungannya selalu perhatian luar biasa, ibu, ajik, gung gek, matur suksma banget. 6. My laptop Zumpah ya kamu luar biasa, zemangat ya nak, my motor soul lovely kuh, maafkan mamah udah nyiksa kamu, keliling-keliling merantau penelitin praktek jalan-jalan, zemangat juga ya nak, sampe kamu balik ke pemilik aslimu di Bali. 7. Ibu perempatan always jadi tempat makan rumahan yang keibuan sehat terus ya bu, esdo, annisa, ayam bali, mas tiki, and depot sukses makasi udah jadi tempat makan terbaek, karna kalian aku semnagat buat KTI!!! 8. Kos okta makasi udah jadi tempat donlot filem terbaek. 9. Semuanya, semua semuanya yang gak bisa disebut satu-satu, makasi kali yaa, makasi banget AKU SAYANG KALIAN SEMUA Terimakasih. Suksma. vii

8 RIWAYAT HIDUP Nama : Made Relo Dewi Manik Tempat, Tanggal Lahir : Singaraja, 1 Mei 1996 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Hindu Alamat : Jalan Pidada 1 No. 4B Banyuasri, Buleleng, Bali Riwayat Pendidikan : 1. SD LAB UNDIKSHA SINGARAJA BALI, tahun SMP LAB UNDIKSHA SINGARAJA BALI, tahun SMA NEGERI 1 SINGARAJA BALI, tahun Diterima di Fakultas Kesehatan Program Studi D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang viii

9 PRAKATA Dengan penuh rasa syukur dan suka cita penulis panjatkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, selama ini telah memberikan berkat dan anugrah yang tak ada batasnya kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan cukup baik. Karya Tulis Ilmiah dengan judul Analisis Deskriptif Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Di Bangsal Peninatologi Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang Tahun 217 ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyesuaikan Pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Universitas Dian Nuswantoro. Penulisan karya ilmiah ini dalam penelitiannya dilakukan di bagian Rekam Medis Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang, penelitian ini dilaksanakan guna mendapatkan gambaran tentang Epidemiologi Deskriptif Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Berdasarkan Data Rekam Medis Atas terlaksananya penelitian serta penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu terimakasih banyak penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 11. Dr. Guruh Fajar Shidik, S.Kom, M.Cs, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 12. Arif Kurniadi, M.Kom, selaku Ketua Program Studi D3 Rekam Medis Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang ix

10 13. Andri Asmorowati, SKM, selaku Kepala Insatalasi Rekam Medis RS Panti Wilasa dr. Cipto Semarang yang juga telah membimbing dan memberikan kesempatan penulis dalam melaksanakan penelitian. 14. Kriswiharsi kun S., SKM, M.Kes (Epid) selaku Pembimbing Akademik penulis selama menyusun karya tulis ilmiah ini banyak terima kasih atas bimbingan dan masukkan yang telah diberikan kepada penulis. 15. dr. Zaenal Sugianto, M.Kes, selaku dosen wali. 16. Seluruh dosen Program Studi D3 Rekam Medis Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro, terimakasi atas seluruh ilmu yang di berikan kepada penulis. 17. Karyawan RS Panti Wilasa dr. Cipto Semarang yang telah banyak membantu dalam penelitian penulis. 18. Kepada kedua orang tua saya yang menjadi sponsor utama di kehidupan ini, terimaksih atas segala bentuk dukungan, doa, motivasi, serta semangat yang tak ada habisnya. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belumlah sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semarang, Juli 217 Penulis x

11 PROAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN MADE RELO DEWI MANIK FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO ABSTRAK SEMARANG 217 ANALISA DESKRIPTIF KASUS ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI BANGSAL PERINATOLOGI RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG TAHUN 217 xvii + 56 halaman + 15 tabel + 2 lampiran Menurut data World Health Organization, setiap tahunnya 3,6 juta bayi dari 12 juta bayi baru lahir menderita Asfiksia. Pada survey awal ditemukan 56 kasus Asfiksia selama tahun Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan epidemiologi deskriptif kasus asfiksia bayi lahir berdasarkan data rekam medis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data melalui observasi. Sampel penelitian yaitu 56 dokumen rekam medis bayi baru lahir dengan Asfiksia. Jumlah pasien asfiksia terbanyak yaitu tahun 216 sebanyak 55,4 % dan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 51,8 %. Diagnose utama yang banyak ditulis adalah Asfiksia, 58,9 %. Kode diagnosa terbanyak ditulis adalah P21.9 asfiksia yang tidak spesifik, 85,7 %. Klasifikasi asfiksia berdasarkan APGAR skor terbanyak adalah klasifikasi Asfiksia ringan APGAR skor 7-1, 41,1 %. Berat badan lahir terbanyak adalah berat badan normal sebanyak 73,2 %. Jenis persalinan terbanyak yaitu section caesarean, 55,4 %. Ketuban pecah terbanyak adalah secara spontan 53,6 %. Kasus Aterm atau kehamilan cukup bulan terbanyak 69,6 %. Gravida 1 Partus Abortus terbanyak dalam kasus yaitu 42.9 %. Sebanyak 66,1 % tidak mengalami komplikasi selama kehamilan atau persalinan. Saran yang diberikan, disarankan pemeriksaan antepartum serta intrapartum dilakukan ibu hamil untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadi asfiksia. Diharapkan, dokter dapat menuliskan diagnose secara spesifik dan koder dapat mengkode sesuai dengan diagnose asfiksia. Kata kunci : Asfiksia, Faktor Risiko, Deskriptif Kepustakaan : 21 ( ) xi

12 DIPLOMA DEEE (D-3) OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION FACULTY OF HEALTH DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 217 MADE RELO DEWI MANIK ABSTRACT DESCRIPTIVE ANALYSIS OF ASPHYXIA CASE NEWBORNS BASED ON MEDICAL RECORDS IN PERINATOLOGY WARD PANTI WILASA DR. CIPTO HOSPITAL SEMARANG YEAR 217 Xvii + 56 pages + 15 tables + 2 attachments According to World Health Organization, every year 3.6 million out of 12 million infants suffered Asphyxia. There were 56 cases of asphyxia during 215 to 216 in Panti Wilasa Dr.Cipto Hospital. Objectives study was to describe epidemiology of perinatal asphyxia cases based on medical records. This study was a descriptive study. Data collection through observation. Study samples was 56 medical records of infants with asphyxia. The highest number of asphyxia patients was in year 216 (55.4%). 51.8% of asphyxia patients were male. Most written main diagnostic were asphyxia (58.9%). Most written diagnostic codes were P21.9 unspecific asphyxia (85.7%). The highest Asphyxia classification based on APGAR scores were mild Asphyxia, APGAR scores of 7-1 (41,1%). 73.2% birth weight were normal birth weight. The highest type of labour were sectio caesarea (55.4%). The most ruptured membranes were spontaneous ruptures of membranes (53.6%). Highest Aterm cases or term of pregnancy was 69.6%. Highest Gravida 1 Partus Abortus on the cases was 42.9%. 66.1% had no complications during pregnancy or childbirth. Pregnant women should undergo antepartum and intrapartum examination to identify the risk factors of asphyxia. Doctor should write the diagnosis specifically so that the coder could correctly identify the diagnosis of asphyxia. Keywords: Asphyxia, Risk Factors, Descriptive Bibliography: 21 ( ) xii

13 DAFTAR ISI Halaman Judul. i Halaman Hak Cipta.. ii Persetujuan Laporan Tugas Akhir. iii Pengesahan Penguji iv Keaslian Penelitian.. v Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademik.. vi Halaman Persembahan.. vii Riwayat Hidup viii Prakata.. ix Abstrak. xi Abstrack... xii Daftar Isi xiii Daftar Tabel.. xvi Daftar Gambar.. xvii Daftar Lampiran. xviii Daftar Singkatan xix Bab1 Pendahuluan 1 A. Latar Belakang.. 1 B. Rumusan Masalah 3 xiii

14 C. Tujuan Penelitian.. 4 D. Manfaat Penelitian 5 E. Lingkup Penelitian 5 F. Keaslian Penelitian... 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 15 A. Rekam Medis.. 15 B. Asfiksia Pengertian Asfiksia Penyebab Asfiksia Gejala Asfiksia Patofisiologi Asfiksia. 18 C. Skor Apgar D. Akibat Asfiksia. 23 E. Kode Utama. 24 F. Kerangka Teori 25 Bab 3 Metode Penelitian. 26 A. Kerangka Konsep 26 B. Jenis Penelitian 26 C. Variabel Penelitian.. 27 D. Definisi Operasional 27 E. Populasi Dan Sampel. 28 F. Instrumen Penelitian G. Pengumpulan Data. 29 H. Pengolahan Data. 3 xiv

15 I. Analisa Data. 3 Bab IV hasil penelitian A. Gambaran umum rumah sakit.. 24 B. Gambaran khusus instalasi rekam medis 29 C. Hasil penelitian 3 Bab V Pembahasan A. Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin.. 38 B. Jumlah Pasien Berdasarkan Tahun Dirawat 39 C. Diagnosa Utama D. Kode Diagnosa Utama. 4 E. Klasifikasi Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor 41 F. Berat Badan Lahir 42 G. Jenis Persalinan 44 H. Ketuban Pecah 45 I. Diagnosa Kehamilan Ibu J. Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu 48 K. Komplikasi Selama Kehamilan 49 Bab VI kesimpulan dan saran A. Kesimpulan.. 51 B. Saran 53 Daftar Pustaka.. 54 Lampiran 57 xv

16 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penulis.. 6 Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Skor APGAR 24 Tabel 2.2 Interpretasi Skor. 26 Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 4.1 Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin.. 38 Tabel 4.2 Jumlah Pasien Berdasarkan Tahun Dirawat 39 Tabel 4.3 Diagnosa Utama Tabel 4.4 Kode Diagnosa Utama. 4 Tabel 4.5 Klasifikasi Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor. 4 Tabel 4.6 Berat Badan Lahir. 41 Tabel 4.7 Jenis Persalinan 42 Tabel 4.8 Ketuban Pecah 42 Tabel 4.9 Diagnosa Kehamilan Ibu Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu. 43 Tabel 4.11 Komplikasi Selama Kehamilan 44 xvi

17 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Teori. 29 Gambar 2.1 Kerangka Konsep.. 34 xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN Hasil Observasi Surat Persetujuan Penelitian xviii

19 DAFTAR SINGKATAN DRM : Dokumen Rekam Medis ILA : Intrathecal Labor Analgesia xix

20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang difungsikan sebagai pelaksana upaya memelihara, serta meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karenanya, rumah sakit wajib memberikan pelayanan yang efisien dan efektif kepada masyarakat yang menggunakan jasa layanan kesehatan.[1] Di dalam rumah sakit terdapat unit rekam medis, dimana unit ini merupakan unit yang sangat penting. Unit ini menjadi sistem penyelenggara berupa suatu proses yang diawali dengan diterimanya pasien, dilanjutkan proses pencatatan data medis selama pasien tersebut menerima pelayanan medis, dan dilanjutkan menangani dokumen rekam medis yang mencakup proses penyimpanan serta pengeluaran dokumen dari tempat penyimpanan untuk memenuhi permintaan maupun peminjaman dari pasien atau untuk keperluan lainnya. [2] Suatu berkas rekam medis memiliki nilai penelitian, sebab berisi data maupun informasi mengenai perkembangan kronologis dari pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi itu dapat digunakan sebagai sumber referensi pengajaran di bidang profesi yang terkait. Berdasarkan kegunaannya, rekam medis dapat dimanfaatkan dalam aspek riset, edukasi, dan epidemiologi yaitu sebagai bahan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dokumen rekam medis pasien menjadi sumber utama informasi dalam penelitian yang dilakukan. 1

21 2 Asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir tidak bisa bernafas spontan dan teratur. Asfiksia terjadi dikarenakan hipoksia janin didalam uterus serta berkaitan dengan faktor-faktor yang muncul pada masa kehamilan, persalinan, maupun sesudah bayi lahir. [3] Menurut data dari World Health Organization, setiap tahunnya 3,6 juta bayi (3%) dari 12 juta bayi baru lahir menderita Asfiksia. Asfiksia merupakan salah penyebab bayi lahir dengan risiko tinggi. [4] Berdasarkan survey awal pada bulan Januari 217, melalui hasil wawancara dan observasi, kasus Asfiksia menjadi salah satu kasus yang masuk ke dalam laporan 1 besar penyakit pasien rawat inap di bangsal perinatologi Rumah Sakit Panti Wilasa DR. Cipto Semarang pada tahun 215 dan 216. Asfiksia berada pada urutan ke 8 pada tahun 215 dan urutan ke 7 pada tahun 216. Asfiksia pada kelahiran penting mendapatkan perhatian yang serius sebab kondisi tersebut dapat menimbulkan banyak dampak negatif pada bayi antara lain meningkatkan kesakitan dan kematian bayi baru lahir serta meningkatkan insiden kecatatan berat dan kematian syaraf terutama di negara-negara berkembang, yaitu sebesar,2-1,3/ 1 kelahiran hidup. [5] Berdasarkan hasil survey awal dengan mengambil 1 sampel dokumen rekam medis secara acak, dapat diketahui dari data rekam medis yang tertulis dalam formulir-formulir rekam medis, saya menemukan informasi yang berkaitan dengan risiko Asfiksia antara lain : berat badan lahir, ketuban pecah (spontan / amniotomi), dan jenis persalinan. Data data

22 3 diatas tertulis dibeberapa formulir rekam medis antara lain formulir masuk keluar pasien, resume pasien, assessmen pasien rawat inap neonates dan bayi, perjalanan penyakit / catatan perkembangan terintegrasi, pengkajian keperawatan bayi (-28 hari), resume keperawatan, dan identifikasi bayi. Oleh karena hal diatas, dengan tujuan ingin mendeskripsikan kasus Asfiksia, menghitung besarnya jumlah kasus, dan mengetahui faktor risiko Asfiksia maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitan tentang Epidemiologi Deskriptif Kasus Asfiksia Bayi Lahir Berdasarkan Data Rekam Medis di Bangsal Perinatologi Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Tahun 217. B. Rumusan masalah Bagaimana tinjauan mengenai Epidemiologi Deskriptif Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Berdasarkan Data Rekam Medis di Bangsal Perinatologi Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Tahun 217?

23 4 C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mendeskripsikan Epidemiologi Deskriptif Kasus Asfiksia Bayi Lahir Berdasarkan Data Rekam Medis di Bangsal Perinatologi Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Tahun 215 dan Tujun khusus a. Mengidentifikasi jumlah kasus Asfiksia pasien rawat inap bangsal perinatologi pada tahun 215 dan 216 di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang. b. Mengidentifikasi diagnosis utama dan kode diagnosis utama dokumen rekam medis pasien rawat inap bangsal perinatologi di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang. c. Mengidentifikasi klasifikasi Asfiksia berdasarkan APGAR skor pada pasien rawat inap bangsal perinatologi di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang. d. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko Asfiksia yaitu berat badan lahir, jenis persalinan, ketuban pecah (spontan/amniotomi), neonatus (preterm/aterm/posterm), bayi lahir dari kehamilan keberapa (G_P_A_), riwayat penyakit selama kehamilan, dan komplikasi selama kehamilan atau persalinan berdasarkan data rekam medis pasien rawat inap bangsal perinatologi di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang.

24 5 D. Manfaat penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan pertimbangan atau saran bagi pihak RS mengenai epidemiologi kasus Asfiksia berdasarkan data rekam medis. 2. Bagi Akademik Sebagai bahan refrensi dan informasi terhadap pengembangan keilmuan rekam medis. 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan khususnya mengenai distribuasi kasus Asfiksia berdasarkan data rekam medis. E. Lingkup penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini termasuk dalam ilmu rekam medis dan informasi kesehatan. 2. Ruang Lingkup Materi Materi yang diambil dalam penelitian ini addalah materi kekonsistenan informasi yang terkandung dalam dokumen rekam medis rawat inap pada kasus asfiksia bayi baru lahir di Rumah Sakit Panti Wilasa DR. Cipto Semarang. 3. Ruang Lingkup Objek Dan Subjek Objek penelitian yaitu dokumen rekam medis bayi baru lahir dengan Asfiksia di Rumah Sakit Panti Wilasa DR. Cipto Semarang.

25 6 4. Ruang Lingkup Lokasi Lokasi penelitian dilaksanakan di bagian filing unit rekam medis Rumah Sakit Panti Wilasa DR. Cipto Semarang. 5. Ruang Lingkup Metode Lingkup metode yang digunakan adalah observasi, 6. Ruang Lingkup Waktu Dilaksanakan bulan Mei - Juni 217. F. Keaslian penelitian Table 1. Keaslian Penelitian N o Nama Judul Penelitian 1 Gilang faktorfaktor risiko yang berhubung an dengan kejadian asfiksia neonatoru m di RSUD Tugurejo Semarang periode 1 Januari Desember 21 Metode Penelitian Penelitian analitik Variable Penelitian Variabel terikat dalam penelitian ini adalah asfiksia neonatoru m, sedangka n variabel bebas dalam penelitian ini umur, hipertensi pada kehamilan, anemia, perdaraha n antepartu m, paritas, prematurit Hasil Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Tugurejo Semarang Periode 1 Januari Desember 21 diketahui kelompok kasus asfiksia neonatorum normal sebanyak 28 bayi (4,6%), lebih sedikit daripada asfiksia sedang sebanyak 29 bayi (4,2%) sedangkan asfiksia berat sebanyak 12 bayi

26 7 N o Nama Judul Penelitian Metode Penelitian Variable Penelitian as, Berat Badan Lahir (BBL), pertolonga n persalinan letak sungsang perabdomi nam, pertolonga n persalinan letak sungsang pervagina m, partus lama atau macet dan Ketuban Pecah Dini (KPD) Hasil (17,4%). Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Berat Badan Lahir di RSUD Tugurejo Semarang Periode 1 Januari Desember 21 Berat badan lahir normal ( 25gram), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) gram, Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) <15 gram, Berat Badan Lahir Ekstra Rendah (BBLER) < 1 gram. Berdasarkan tabel diatas diketahui ibu melahirkan dengan kategori berat bayi normal sebanyak 58 orang (84,1%), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 6 orang (8,7%), Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) sebanyak 1 orang (1,4%), Berat Badan Lahir

27 8 N o Nama Judul Penelitian 2 Mulastin Hubungan jenis persalinan dengan kejadian sfiksia neonatoru m di RSIA kumalasiw i pecangaa n jepara Bulan Januari Desember 212. Metode Penelitian Penelitian Survey analitik Variable Penelitian Jenis persalinan dan kejadian asfiksia, Hasil Ekstra Rendah (BBLER) sebanyak 4 orang (5,8%) Berdasarkan tabel Distribusi frekuensi jenis persalinan di RSIA Kumalasiwi Pecangaan Jepara pada Bulan Januari Desember 212 bersalin secara spontan sebanyak 787 responden (68,4%) dan bersalin secara buatan sebanyak 363 responden (31,6%). Berdasarkan tabel Distribusi frekuensi asfiksia di RSIA Kumalasiwi Pecangaan Jepara pada bulan Januari Desember 212 bayi baru lahir mengalami vigorous baby sebanyak 856 responden (74,4%), asfiksia sedang sebanyak 242 responden (21, %), dan asfiksia berat sebesar 52

28 9 N o Nama Judul Penelitian Metode Penelitian Variable Penelitian Hasil responden (4,5%). Dari 1.15 responden, mayoritas persalinan buatan menyebabkan bayi mengalami asfiksia sedang, sebesar 119 responden (1,4%), dan asfiksia berat sebanyak 4 responden (3,5%), sedangkan persalinan spontan menyebabkan bayi mengalami asfiksia sedang sebanyak 123 responden (1,7%), sedangkan asfiksia berat sebanyak 12 responden (1,%) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif, waktu penelitian yaitu tahun 217 dengan mengambil data tahun , lokasi penelitian yaitu di Bangsal Perinatologi Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto.

29 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis Rekam medis dapat diartikan sebagai keterangan tertulis maupun terekam mengenai anamneses, identitas, pemeriksaan fisik, diagnosa dalam pelayanan dan tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien, serta pengobatan rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan gawat darurat. Bila diartikan secara umum rekam medis hanya berupa catatan dan dokumen mengenai kondisi pasien, namun bila dilihat lebih dalam rekam medis mempunyai arti yang lebih luas dari sebuah catatan biasa, sebab didalam catatan tersebut terkandung seluruh informasi pasien yang akan dijadikan dasar penentu tindakan selanjutnya yang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit. [6] Rekam medis yang baik berisi data yang lengkap serta bisa diolah menjadi informasi, sehingga dapat dilakukan evaluasi objektif terhadap kinerja pelayanan kesehatan atau sebagai dasar pendidikan, penelitian dan pengembangan. [7] Salah satu tujuan rekam medis ialah sebagai penunjang tercapainya tertib administrasi, hal ini merupakan upaya meningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa pendukung dari suatu system pengelolaan rekam medis yang baik dan benar administrasi rumah sakit tidak akan berhasil seperti yang diharapkan. [7] 1

30 11 B. Asfiksia 1. Pengertian Asfiksia Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat. Ciri-ciri bayi lahir normal antara lain : lahir aterm antara minggu dengan berat badan 25 gram 4 gram, panjang badan centimeter, frekuensi denyut jantung x/menit, pernafasan 4-6 x/menit, kulit kemerah-merahan serta licin, nilai APGAR > 7, gerakan aktif, bayi lahir langsung menangis kuat, genetalia pada perempuan ditandai oleh vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia mayora dan minora sedangkan pada laki- laki ditandai oleh testis yang sudah turun dalam skrotum dan penis yang berlubang. Pada bayi baru lahir normal ditandai juga dengan keluarnya meconium 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan. [8] Pengertian Asfiksia adalah kondisi bayi baru lahir tidak bisa bernafas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami Asfiksia pada saat dilahirkan. Hal ini erat kaitannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi bayi selama atau sesudah persalinan. [4] Asfiksia terjadi akibat gangguan pertukaran gas dan distribusi O2 dari ibu ke janin, oleh karena itu terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam mengeluarkan CO2 hal ini dapat berakibat O2 tidak cukup dalam darah yang disebut hipoksia dan CO2 tertimbun dalam darah disebut hiperpnea. Akibatnya dapat

31 12 menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolism yang anaerob serta juga dapat terjadi hipoglikemia. [9] 2. Penyebab Asfiksia Penyebab Asfiksia adalah sebagai berikut : a. Berat badan lahir b. Jenis persalianan : normal (dengan atau tanpa tindakan) dan section caesarea c. Partus lama atau macet d. Kelahiran yang sukar (dengan atau tanpa forcep) sehingga menyebabkan perdarahan cerebral atau kerusakan pada sistem saraf pusat. e. Ketuban pecah f. Air ketuban bercampur meconium (warna kehijauan) g. Kehamilan lewat waktu ( sesudah 42 minggu kehamilan) h. Prematuritas i. Kelainan bawaan (kongenital) j. Trauma yang terjadi pada persalinan k. Obstruksi saluran nafas akibat aspirasi darah, lendir. 3. Gejala Asfiksia Menurut Waspodo, tanda dan gejala Asfiksia adalah: a. Tidak bernapas, napas megap-megap, atau pernapasan lambat (kurang dari 3 kali per menit) b. Pernapasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi (pelekukan dada) c. Tangisan lemah atau merintih d. Warna kulit pucat atau biru

32 13 e. Tonus otot lemas atau ekstremitas lemah f. Denyut jantung tidak ada atau lambat (bradikardi) (kurang dari 1 kali per menit). 4. Patofisiologi Asfiksia Menurut Kamarullah (25), proses kelahiran akan menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara. Proses ini sangat perlu sebagai rangsangan hemoreseptor pusat pernapasan sehingga terjadinya usaha pernafasan yang pertama dan kemudian akan berlanjut menjadi pernapasan yang teratur. Pada penderita asfiksia berat usaha napas tidak tampak dan bayi selanjutnya dalam periode apnue (henti nafas). Pada periode ini disamping penurunan frekuensi denyut jantung (bradikardi) ditemukan pula penurunan tekanan darah dan bayi nampak lemas (flasid). Pada asfiksia berat bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukkan upaya bernapas secara spontan. Pada tingkat pertama gangguan pertukaran gas atau transport O 2 (menurunya tekanan O 2 darah) mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik, tetapi bila gangguan berlanjut maka akan terjadi perubahan kardiovaskuler. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel-sel otak, kerusakan sel-sel otak ini dapat menimbulkan kematian atau gejala (squele). C. Skor APGAR

33 14 Skor Apgar atau nilai Apgar (Apgar score) merupakan sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. [3] Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 1. Kata Apgar belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal. [3] Cara menilai tingkatan Skor APGAR menurut Utomo (26) adalah: 1. Menghitung frekuensi jantung 2. Melihat usaha bernafas 3. Menilai tonus otot 4. Menilai reflek rangsangan 5. Memperlihatkan warna kulit Table 2. kriteria penilaian Skor APGAR Nilai Nilai 1 Nilai 2 Akronim Warna Seluruh Warna kulit Warna kulit Appearance Kulit nya biru tubuh normal tubuh, merah muda, tangan, tetapi tangan dan, kaki dan kaki normal

34 15 Nilai Nilai 1 Nilai 2 Akronim kebiruan (akrosianosis) merah muda, tidak ada sianosis Denyut Tidak <1 >1 Pulse Jantung ada kali/menit kali/menit Respon Tidak Meringis/ Meringis/ grimace refleks ada menangis bersin/batuk respon lemas ketika saat terhadap distimulasi stimulasi stimulasi saluran pernafasan Tonus otot Lemas/ Sedikit Bergerak Activity tidak ada gerakan aktif Pernafasan Tidak Lemah/ tidak Menangis Respiration ada teratur kuat, pernafasan baik dan teratur Asfiksia neonatorum menurut Hassan (27) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Asfiksia ringan ( virgorous baby ). Skor APGAR 7-1. Dalam hal ini bayi dianggap sehat serta tidak memerlukan tindakan istimewa.

35 16 2. Asfiksia sedang ( mild-moderate Asphyxia ). Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik terlihat frekuensi jantung >1 x/menit, tonus otot kurang baik atau baik, refleks iritabilitas tidak ada. 3. Asfiksia berat yaitu dengan skor APGAR -3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung <1 x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada. Table 3. Interpretasi skor Jumlah Skor Interpretasi Catatan 7-1 Bayi normal Agak rendah Memerlukan tindakan segera penyedotan medis seperti lendir yang menyumbat jalan nafas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernafas -3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang,

36 17 khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (1, 15, atau 3 menit), maka ada risiko bahwa bayi baru lahir tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga adanya risiko kecil namun signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak di desain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut. D. Akibat Asfiksia Kejadian Asfiksia Neonatorum di negara berkembang lebih tinggi dari negara maju. Di negara berkembang, lebih kurang empat juta bayi baru lahir menderita Asfiksia sedang atau berat, dari jumlah tersebut 2% di antaranya meninggal dan 2% lainnya mengalami kelainan neurologis yang menetap seperti epilepsy, retradasi mental, cerebral plasy (CP) dan gangguan belajar. Di Indonesia angka kejadian Asfiksia lebih kurang 4 dari 1 kelahiran hidup, secara keseluruhan 11. neonatus meninggal setiap tahun Karena Asfiksia: di daerah pedesaan Asfiksia menyebabkan kematian antara 3-56%. [1] Akibat yang timbul dari terjadinya Asfiksia menurut Sarwono Prawirihardjo (29) yaitu, asfiksia yang merupakan hipoksia yang progresif, penimbunan CO2, serta asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya, kejadian Asfiksia jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan

37 18 otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. Asfiksia juga dapat menimbulkan cacat seumur hidup seperti buta, tuli, cacat otak dan kematian. E. Kode Utama P21. Asphyxia lahir Note: Kategori ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah yang tidak menyebutkan asphyxia atau masalah pernafasan lain. Kecuali: hypoxia atau asphyxia intrauterus (P2.-) P21. Asphyxia lahir berat Nadi <1/menit ketika lahir dan menurun atau tetap, pernafasan tidak ada atau megap-megap, warna kulit pucat, tonus tidak ada. Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit -3; Asphyxia putih P21.1 Asphyxia lahir ringan dan sedang Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi 1/>, terdapat beberapa tonus otot, dan beberapa respons terhadap rangsangan. Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7; Asphyxia biru P21.9 Asphyxia lahir, tidak dijelaskan Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS

38 19 F. Kerangka Teori Dokumen rekam medis bayi baru lahir dengan Asfiksia 1. Asfiksia : a. Pengertian b. Penyebab c. Gejala d. Patofisiologi 2. Klasifikasi Asfiksia berdasarkan skor APGAR : a. Kriteria penilaian b. Jenis APGAR c. Interpretasi skor 3. Akibat Asfiksia 4. Kode utama Faktor-faktor risiko Asfiksia Gambar 1. Kerangka Teori

39 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Indeks Penyakit Kasus Asfiksia Dokumen Rekam Medis Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Diagnosis Asfiksia Klasifikasi Asfiksia berdasarkan APGAR skor Kode utama Faktor-faktor risiko Asfiksia Gambar 2. Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran fenomena, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkaitan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. 2

40 21 C. Variable Penelitian Variable yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Kasus Asfiksia pasien rawat inap. 2. Diagnosis utama dan kode diagnosis utama 3. Klasifikasi Asfiksia berdasarkan APGAR score 4. Faktor-faktor risiko Asfiksia D. Definisi Operasional Table 4. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1. kasus Asfiksia Suatu penyakit pada bayi baru lahir yang terdiagnosis menderita Asfiksia berdasarkan observasi data index penyakit Asfiksia. 2. Diagnosis utama koding Hasil proses koding dari diagnosis utama yang tertulis pada lembaran resume berdasarkan diagnosis utama 3. Klasifikasi Asfiksia berdasarkan skor APGAR 4. Faktor-faktor risiko Asfiksia metode observasi. Penentuan diagnosis Asfiksia berdasarkan APGAR dengan cara melihat skor yang tertulis dalam DRM diperoleh berdasarkan hasil observasi pada DRM. Hal-hal yang terkait dengan peningkatan risiko Asfiksia pada bayi baru lahir riwayat kehamilan atau persalinan sebelumnya, riwayat penyakit

41 22 No Variabel Definisi Operasional selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan atau persalinan, usia ibu, jumlah janin, dan cara persalinan berdasarkan observasi DRM. E. Populasi dan Sample 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh dokumen rekam medis pasien bayi baru lahir dengan kasus Asfiksia tahun 215 dan 216 di bangsal Perinatologi Rumah Sakit Panti Wilasa DR Cipto Semarang. Berjumlah 57 kasus. 2. Sample Sample yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai sample yaitu seluruh dokumen rekam medis pasien bayi baru lahir dengan Asfiksia tahun 215 dan 216 di Rumah Sakit Panti Wilasa DR Cipto Semarang. Berjumlah 57 kasus. F. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah check list. Digunakan untuk menuliskan klasifikasi Asfiksia dan faktor-faktor risiko Asfiksia.

42 23 G. Pengumpulan Data 1. Jenis dan sumber data Pada penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder didapatkan dari index penyakit dan DRM pasien kasus asfiksia yang dirawat dibangsal Perinatologi Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto.Semarang. H. Pengolahan Data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan : 1. Collecting Mengumpulkan data dalam penelitian ini dari bagian indeksing dan filing 2. Tabulation Menyususn tabel-tabel dari data yang telah dikumpulkan 3. Penyajian data Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan diagram I. Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu mendeskriptifkan epidemiologi kasus Asfiksia pada bayi baru lahir pada tahun 215 dan 216 dalam bentuk narasi dan dibandingkan dengan teori.

43 24 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pada tahun 1948 muncul gagasan untuk mendirikan rumah sakit Kristen oleh pekerja Zending di Semarang yaitu Zr. N. G. de Jong dan Dr. P. H. Van Eyk lalu dibentuk panitia pendirian klinik bersalin dengan ketua Dr.R.Soehardi Hadipranowo, Tahun 1949 Zr. A. J. Heidema dari gereja Kristen Nenderland datang akan memimpin klinik yang akan dibentuk tanggal 19 Januari 195 diresmikan Klinik Bersalin Panti Wilasa Yang Mengandung Arti Rumah Sih Kamirahan. Klinik ini dibawah pengawasan Dr. Thio Kee Tiong pada akhir 195 ada 13 tempat tidur dan karyawan 18 orang. Kedatangan Dr. G. J. Hedidema pada bulan Januari 1952 memperkuat tim klinik bersalin Panti Wilasa Zr. A. J. Heimeda adalah satu satunya bidan bersalin di klinik tersebut dibantu dengan 3 orang lainnya. Sedangkan ibu Soemakno bertindak sebagai tenaga penginjil. Pada bulan januari 1952 datanglah Dr.G.J Dreckmeier yang sebelum perang memimpin RS. Zending di Magelang. Selama 5 tahun beliau membangun ruangan baru sehingga Panti Wilasa menjadi Rumah Sakit Bersalin dan Rumah Sakit kanak-kanak. Tahun 1953 didirikan sebuah asrama untuk menampung tenaga perawat yang jumlahnya semakin banyak. Tahun 1956 dibuka lembaga pendidikan untuk mendidik pembantu bidan. Dalam tahun yang sama datanglah Dr.J Bol dari Purwodadi Grobogan yang memusatkan perhatiannya pada biro 24

44 25 konsultasi dan poliklinik kanak-kanak. Dr.G.J Dreckmeier kemudian pindah ke Parakan karena dibutuhkan di RS Kristen Ngesti Waluyo. Pada bulan Januari 1959 datanglah Dr.J Bouma dari Nederland. Namun tak lama kemudian ditahun 1964 beliau berangkat ke Nederland untuk memperdalam ilmunya. Tahun 1965 Dr.J Bol juga harus kembali ke negaranya, maka tugas poliklinik kanak-kanak dan pengawasannya dilakukan oleh Dr. David Pr dan Dr. Oei Kiem Hien. Dalam waktu itu Dr. Oei Kiem Hien pergi ke negara Belanda untuk studi. Pada tahun tersebut ibu J.T.DeJjong datang dari Nederland menjadi ibu asrama. Pada bulan september 1966 Dr.A.Hoogerwerf MD.PhD datang di Semarang bekerja siang dan malam selama 7 tahun di Panti Wilasa Dr. Cipto sebagai pekerja klinis bagian persalinan dengan bidan-bidan Repi, Sutomo, Prapto dan Darminah. Selain itu sebagai pengajar pendidikan bidan teori, praktek, juga merencanakan dan melaksanakan proyek pembangunan Panti Wilasa baru / Citarum. Dr. A. Hoogerwerf dan Dr. Oei Kiem Hien sebagai wakil bersam dengan Ir. Setiyawan dan Bp. Probosusanto (a/n pengurus) dan pelaksanaan Bp. Kho Kha Giem. Dibentuk komisi pembangunan untuk mencari dana bantuan dari Zending gereja Gereformeerd di Nederland (dan ICCO). PADA TAHUN 1969 Dr. A. Hoogerwerf MD. PhD pergi ke negeri Belanda selama 4 bulan untuk mencari dana pembangunan Panti Wilasa yang baru. Dr. A Hoogerwerf MD. Phd bekerja sampai tahun1973 setelah pembukaan RS Panti Wilasa Citarum. Pada tahun 1969 Dr. Thio Kee Tiong memimpin Rumah Bersalin Panti Wilasa, namun beberapa waktu kemudian digantikan oleh Dr. Buditjahaja K andu. Tahun Dr. B Kandu memimpin RS

45 26 bersalin dan anak Panti Wilasa. Tanggal 19 November 1969 dilaksanakan peletakan batu pertama di kompleks Panti Wilasa baru yang berlokasi di jalan Citarum no 98 Semarang oleh Bapak Wali Kota Dati II Kodya Semarang dengan bantuan dana dari pemerintah kerajaan Belanda. Tanggal 28 November 1973 Dr. Mangkureno Dadijo memimpin kompleks Panti Wilasa di jalan Dr. Cipto 5 yang rencananya akan digunakan untuk bagian penyakit dalam dan bedah serta balai pengobatan umum, sedangkan di tahun yang sama gedung baru di kompleks Citarum diresmikan sebagai RS Panti Wilasa dr. Cipto I yang menangani bagian kebidanan / kandungan dan penyakit anak. Tanggal 19 Januari 1974 merupakan satu bersejarah karena pada saat itu pelayanan di kompleks jalan Dr.cipto diresmikan menjadi RS U mum Panti Wilasa. Pada tanggal 1 November 1978 ada pemisahan RS Panti Wilasa di kompleks jl. Dr. Cipto no 5 menjadi RS Panti Wilasa II, sedangkan kompleks RS di jl Citarum menjadi RS Panti Wilasa I. 2. Visi dan Misi Visi Rumah Sakit Bermutu Pilihan Masyarakat Rumah Sakit Bermutu Sebagai rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medis, keperawatan dan penunjang secara professional untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Rumah Sakit Pilihan Masyarakat Sebagai rumah yang mampu menjadi rujukan masyarakat yang memiliki pelayanan berkualitas, penuh cinta kasih yang tulus, hangat dan bersahabat.

46 27 Misi a. Meningkatkan nilai bagi stake holder b. Menciptakan pengalaman bagi pelanggan c. Meningkatkan sistem pelayanan d. Meningkatkan kualitas SDM e. Budaya cinta kasih dan bertanggung jawab sosial Moto Care With Love Quality First Melayani dengan cinta kasih mengutamakan kualitas pelayanan 3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit a) Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) b) Instalasi Rawat Jalan ( IRJA ) 1) Klinik Umum 2) Klinik Gigi 3) Klinik Spesialis a. Spesialis Penyakit Dalam b. Spesialis Jantung Pembuluh Darah c. Spesialis Bedah 1. Bedah Umum 2. Bedah Orthopedi 3. Bedah Tumor 4. Bedah Digestive 5. Bedah Urologi 6. Bedah Mulut

47 28 d. Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan e. Spesialis Kesehatan Anak f. Spesialis Kesehatan Anak g. Spesialis THT h. Spesialis Mata i. Spesialis Syaraf j. Spesialis Asma dan Paru 4) Klinik Ibu Hamil dan Anak Sehat (KIA) 5) Klinik Keluarga Berencana 6) Klinik Akupuntur / Terapi Zona 7) Klinik Konsultasi Gizi 8) Klinik Rematik 9) Klinik Rehabilitasi Medik c) Instalasi Rawat Inap 1) Ruang Alpha : Pelayanan Keperawatan Medikal Bedah 2) Ruang Betha : Pelayanan Keperawatan Bedah 3) Ruang Gamma : Pelayanan Keperawatan Anak + Medikal Bedah 4) Ruang Etha : Pelayanan Keperawatan Medikal 5) Ruang Familia : Keperawatan Medikal Bedah 6) Ruang Gracia : Pelayanan Keperawatan Medikal Bedah 7) Ruang Helsa : Pelayanan Keperawatan Maternitas 8) Ruang Perinatologi : Pelayanan Keperawatan Bayi Resiko Tinggi d) Unit Khusus

48 29 1) Instalasi Bedah Sentral 2) Instalasi Rawat Intensif 3) Instalasi Rawat Bersalin 4) Hemodialisa 5) Instalasi Penunjang Medis a. Instalasi Farmasi b. Instalasi Laboratorium c. Instalasi Radiologi d. Instalasi Rehabilitasi Medik e. Rekam Medik f. Sanitasi B. Instalasi Rekam Medis Instalasi Rekam Medis Panti Wilasa Dr.Cipto dipimpin oleh Kepala Instalasi Rekam Medis dengan staf petugas pendaftaran pasien rawat jalan, admisi rawat inap ( Penerimaan Pasien Rawat Inap), Filing, Assembling, Koding, Indexing, Pelayanan Asuransi, Statistik dan Pelaporan. Visi Rekam Medis Pilihan Masyarakat 1. Sebagai bagian Rumah Sakit yang memberikan pelayanan ke masyarakat sejak awal. 2. Pendaftaran pasien hingga pengurusan surat-surat untuk keperluan klaim atau administratif pasien diakhir masa perawatan pasien sesuai prinsip Customer Service. Misi

49 3 1. Meningkatkan nilai bagi Mitra 2. Menciptakan kesan pengalaman pelayanan sesuai efek memelihara pelanggan 3. Meningkatkan kualitas SDM sesuai etika profesi dan standar kompetensi perekam medis 4. Budaya disiplin dan bertanggung jawab atas dasar kasih Motto Melayani dengan prinsip cepat, tepat, akurat, aman dan profesional. C. Hasil Pengamatan 1. Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Jenis Kelamin Jumlah % Laki-Laki 29 51,8 Perempuan 27 48,2 Total 56 1 Sumber data : Indeks Penyakit Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.1, jenis kelamin pasien dengan kasus asfiksia bayi baru lahir pada tahun 215 tahun 216, pasien yang paling banyak dirawat adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 51,8 %.

50 31 2. Jumlah Pasien Berdasarkan Tahun Dirawat Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Berdasarkan Tahun Dirawat Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun Dirawat Jumlah % , ,4 Total 56 1 Sumber data : Indeks Penyakit Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.2, jumlah pasien pada kasus asfiksia bayi baru lahir dengan jumlah terbanyak berdasarkan tahun dirawat adalah tahun 216, yaitu sebesar 55,4 % 3. Diagnosa Utama Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Diagnosa Utama Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Diagnose Utama Jumlah % Asfiksia 33 58,9 Asfiksia Berat 11 19,6 Asfiksia Sedang 4 7,1 Asfiksia Ringan 8 14,3 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216

51 32 Berdasarkan tabel 4.3, diagnosa utama pada kasus asfiksia bayi baru lahir tahun , diagnosa utama yang banyak tertulis dalam DRM pasien adalah diagnose Asfiksia (P21), yaitu sebesar 58,9 %. 4. Kode Diagnosa Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kode Diagnose Utama Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Kode Diagnosa Utama Jumlah % P21. Asfiksia Berat 4 7,1 P21.1 Asfiksia Ringan dan Sedang 4 7,1 P21.9 Asfiksia Yang Tidak Spesifik 48 85,7 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.4, kode diagnose utama pada kasus asfiksia bayi baru lahir tahun , kode diagnosa utama yang banyak tertulis dalam DRM pasien adalah kode P21.9 Asfiksia yang tidak spesifik, yaitu sebesar 85,7 %. 5. Klasifiksai Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Klasifiksai Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Klasifikasi Jumlah % Asfiksia Berat (APGAR Skor -3) 18 32,1 Asfiksia Sedang (APGAR Skor 4-6) 15 26,8 Asfiksia Ringan (APGAR Skor 7-1) 23 41,1

52 33 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.5, klasifikasi asfiksia berdasarkan APGAR skor, jumlah pasien yang terklasifikasi paling banyak adalah asfiksia ringan dengan APGAR skor 7-1, yaitu sebesar 41.1 %. 6. Berat Badan Lahir Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Pasien Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Berat badan lahir Jumlah % Rendah ( gram) 15 26,8 Normal (25-45 gram) 41 73,2 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.6, berat badan lahir pasien pada kasus asfiksia bayi baru lahir dimana pasien paling banyak lahir dengan berat badan normal (25-45 gram), yaitu sebesar 73,2 % 7. Jenis Persalinan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

53 34 Jenis Persalinan Jumlah % Spontan 18 32,1 Vacume Extrasi 6 1,7 ILA 1 1,8 Sectio Caesarea 31 55,4 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.7, jenis persalinan yang banyak dilakukan pada kasus asfiksia bayi baru lahir adalah jenis persalinan section caesarea, yaitu sebesar 55,4 %. 8. Ketuban Pecah Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ketuban Pecah Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Ketuban Pecah Jumlah % Spontan 3 53,6 Amniotomy 26 46,4 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.8, ketuban pecah yang dialami oleh ibu bayi pada kasus asiksia bayi baru lahir paling banyak melalui proses ketuban pecah secara spontan, yaitu sebesar 53,6 %. 9. Diagnosa Kehamilan Ibu

54 35 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Diagnosa Kehamilan Ibu Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Diagnosa Kehamilan Ibu Jumlah % Preterm 15 26,8 Aterm 39 69,6 Postterm 2 3,6 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.9, diagnosa kehamilan ibu pada kasus asfiksia bayi baru lahir yang paling banyak jumlahnya adalah diagnosa aterm, yaitu sebesar 39 %. 1. Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu Jumlah % Gravida 1 Partus Abortus 24 42,9 Gravida 2 Partus 1 Abortus 12 21,4 Gravida 2 Partus Abortus 1 3 5,4 Gravida 2 Partus 2 Abortus 3 5,4 Gravida 3 Partus 1 Abortus 1 2 3,6 Gravida 3 Partus 1 Abortus 2 1 1,8 Gravida 3 Partus 2 Abortus 5 8,9 Gravida 4 Partus 2 Abortus 1 3 5,4

55 36 Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu Jumlah % Gravida 4 Partus 3 Abortus 2 3,6 Gravida 5 Partus 2 Abortus 2 1 1,8 Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.1, riwayat kehamilan atau persalinan terdahulu pada kasus asfiksia bayi baru lahir yang berjumlah paling besar adalah Gravida 1 Partus Abortus, yaitu sebesar 42,9 %. 11. Komplikasi Selama Kehamilan Atau Persalinan Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Komplikasi Selama Kehamilan Atau Persalinan Komplikasi Selama Kehamilan Atau Persalinan Jumlah % Tidak Ada Komplikasi 37 66,1 Plasenta Previa 2 3,6 Solutio Placenta 3 5,4 Ketuban Pecah Dini 9 16,1 Pre Eklamsi Berat 5 8,9 Perdarahan Total 56 1 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 215 Tahun 216 Berdasarkan tabel 4.11, komplikasi selama kehamilan atau persalinan pada kasus asfiksia yang berjumlah paling banyak adalah tidak ada komplikasi, yaitu sebesar 66,1 %.

56 37 BAB V PEMBAHASAN 1. Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Bersadarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan di rumah sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang Tahun 217 maka peneliti telah mengambil sebanyak 56 DRM pasien asfiksia bayi baru lahir. Jumlah pasien tersebut merupakan keseluruhan dari populasi kasus. Data yang diambil adalah data retrospektif yaitu, data yang sudah ada pada tahun 215 tahun 216. [12] jenis kelamin adalah jenis kelamin yang dimiliki oleh seorang pasien dilihat dari identitas pasien. Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa hampir 5 % lebih bayi baru lahir dengan asfiksia terjadi pada bayi dengan jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Jenis kelamin laki-laki berjumalah 29 pasien dengan persentase 51,8 %, sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 27 pasien dengan persentase 48,2 %. Jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin ini tidak memengaruhi dalam kasus asfiksia. Penyakit asfiksia tidak hanya menyerang pasien dengan jenis kelamin tertentu. Namun berkaitan dengan epidemiologi, berdasarkan pengertiannya meliputi ciri dari distribusi status kesehatan, penyakit, atau kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, geografi, agama, Pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. [13] Informasi mengenai jenis kelamin pasien peneliti dapat temukan di seluruh formilir dalam DRM sebab jenis kelamin masuk kedalam identitas 37

57 38 pasien yang telah dibuatkan label identitas sehingga seluruh formulir dalam DRM mengandung informasi terkait jenis kelamin pasien. 2. Jumlah Pasien Berdasarkan Tahun Dirawat Tahun dirawat merupakan tahun dimana pasien masuk dirawat di rumah sakit untuk menerima perawatan. Berdasarkan tabel 4.2, pasien yang dirawat paling banyak berada di tahun 216 berjumlah 31 pasien dengan persentase 55,4 %, sedangkan pada tahun 215 sebanyak 25 pasien dengan persentase 44,6 %. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa jumlah pasien dengan kasus asfiksia bayi baru lahir mengalami peningkatan pada tahun 216 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 215, peningkatannya sebesar 1,8 %. Informasi mengenai tahun dirawat pasien peneliti dapat temukan di seluruh formilir dalam DRM sebab tahun dirawat masuk kedalam identitas pasien yang telah dibuatkan label identitas sehingga seluruh formulir dalam DRM mengandung informasi terkait tahun dirawat pasien. 3. Diagnosa Utama Diagnosa utama adalah suatu diagnosis atau kondisi kesehatan yang menyebabkan pasien memperoleh perawatan atau pemeriksaan, yang ditegakkan pada akhir episode pelayanan dan bertanggung jawab atas kebutuhan sumber daya pengobatan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. oleh pekerja Zending di Semarang yaitu Zr. N. G. de Jong dan Dr. P. H.

BAB IV HASIL PENELITIAN. oleh pekerja Zending di Semarang yaitu Zr. N. G. de Jong dan Dr. P. H. 24 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pada tahun 1948 muncul gagasan untuk mendirikan rumah sakit Kristen oleh pekerja Zending di Semarang yaitu Zr. N.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi derajat kesehatan di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai dan telah disepakati secara nasional sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pekerja Zending di semarang yaitu Zr.N.G.de jong dan Dr.P.H.Van Eyk. Lalu dibentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. pekerja Zending di semarang yaitu Zr.N.G.de jong dan Dr.P.H.Van Eyk. Lalu dibentuk BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Pada tahun 1948 muncul gagasan untuk mendirikan rumah sakit Kristen oleh pekerja Zending di semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Konsep Dasar Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Lahir asfiksia merupakan penyebab terbesar kelima kematian anak balita (8,5%) setelah pneumonia, diare, infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun

Lebih terperinci

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang 1) Elli Yafit Viviawati 2) Luvi Dian Afriyani 3) Yunita Galih Yudanari 1) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan

Lebih terperinci

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009 Kean Kode Diagnosa Utama... - Eko A, Lily K, Dyah E KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009 Eko Arifianto

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010) BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asfiksia neonatal merupakan masalah global yang berperan dalam meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Insidensi asfiksia di negara maju 1,1 2,4 kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa gagal nafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud

Lebih terperinci

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan Perbandingan Antara Bayi Baru Lahir dengan Persalinan Preterm dan Aterm Dilihat Dari Apgar Score, Berat Badan dan Panjang Badan (Di Ruang Neonatus RSUD. dr. R. Koesma Tuban) Comparison Between Newborn

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kebidanan dan Kandungan. A.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI DiajukanOleh: DENTA ADITYA EPISANA J 500 060

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Buku Register Partus di Rumah Sakit Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan asfiksia neonatorum dengan daya reflek sucking bayi baru lahir umur 0 hari di RSUD Karanganyar menggunakan instrumen data rekam medis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia. Hal tersebut merupakan tanggung

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama Puskesmas Kabupaten Petunjuk Pengisian v070414 Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG Retno Dwi Vika Ayu*), Dyah Ernawati**) *) Asri Medical Center Yogyakarta

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMPUNG UTARA Yeyen Putriana* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pada persalinan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri

Lebih terperinci

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto adalah sebuah rumah sakit umum kelas madya (C) yang merupakan salah satu unit kerja

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Dina Hartatik, Enny Yuliaswati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ketuban Pecah Dini 2.1.1 Definisi Ketuban Pecah Dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban pada saat pembukaan kurang dari 3-4 cm. Ketuban pecah disebut sebagai Ketuban Pecah

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor Urut Pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189 Negara, yang bertujuan membangun manusia menjadi paradigma landasan pembangunan Negara

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: FAJARWATI PURNAMANINGRUM K 100100086 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 Ayu Wulansari 1, Tonasih 2, Eka Ratnasari 3 ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu penyelenggara pelayanan kesehatan untuk masyarakat dimana terdapat pelayanan gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap. Serta terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor penyebab kematian ibu hamil dipengaruhi oleh penyakit ibu, yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia. Abruptio plasenta adalah terlepasnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007-2008 Afriyani Kurniawati Putri¹, Ismarwati², Warsiti³ Intisari: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSUD WATES

ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSUD WATES ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSUD WATES Melania Wahyuningsih 1, *, Anita Liliana 2 1,2 Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta melaniawahyuningsih@yahoo.com

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini adalah prevalensi seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik yang juga akan meninjau karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE 2010-2012 NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH: LIA LISMIATI 201210104173 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005 ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005 Astri Maulani, 2007; Pembimbing I: Bambang Hernowo, dr.,sp.a.,m.kes. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% penyebab kematian neonatal di seluruh dunia adalah komplikasi dari kelahiran prematur, infeksi neonatal dan asfiksia (WHO, 2006). Di Indonesia, penyebab

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health Organisation (WHO) angka kematian dan kesakitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penyebab Faktor Bayi dan Ibu : Data Bayi 1. Berat Badan 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Umur ibu 5. Paritas Kematian Bayi Diagnosis Angka Kematian Bayi Utama Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2 Asfiksia merupakan salah satu penyebab

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2013 31 DESEMBER 2013 Amanda Haryanto, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING BPJS DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING BPJS DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015 Oleh Elsa Dita Rusdiana*), Maryani Setyowati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) bahwa setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami

Lebih terperinci

INDUKSI PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR LABOR INDUCTION WITH THE INCIDENT OF ASPHYXIA NEWBORN

INDUKSI PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR LABOR INDUCTION WITH THE INCIDENT OF ASPHYXIA NEWBORN Reni Tri Lestari & Yuniar Wardani Hal. 16-21 INDUKSI PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR LABOR INDUCTION WITH THE INCIDENT OF ASPHYXIA NEWBORN Reni Tri Lestari 1, Yuniar Wardani 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi ibu berdasarkan karakteristik umur saat bersalin di RSUD Sukoharjo didapatkan hasil ibu bersalin umur 20-35

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM Tinjauan di RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni 2014-Juni 2015 Novia Fajarwati 1, Pudji Andayani 2, Lena Rosida 3 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enterokolitis nekrotikans (EKN) adalah penyakit yang umum sekaligus membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai dengan kematian jaringan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus merupakan komponen utama penyebab

Lebih terperinci

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang sehat. Bayi lahir sehat artinya tidak mempunyai gejala sisa atau tidak mempunyai

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. K DENGAN MASALAH UTAMA NYERI AKUT POST

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. K DENGAN MASALAH UTAMA NYERI AKUT POST ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. K DENGAN MASALAH UTAMA NYERI AKUT POST PARTUM SPONTAN H-1 DENGAN GEMELLI DIRUANG BOUGENVIL RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Nabila Mazaya Putri, 2017 : Rimonta F. Gunanegara, dr., SpOG., M.Pd.Ked.

ABSTRAK. Nabila Mazaya Putri, 2017 : Rimonta F. Gunanegara, dr., SpOG., M.Pd.Ked. ABSTRAK PERBANDINGAN KARAKTERISTIK IBU DAN LUARAN PERINATAL PADA PRESENTASI SUNGSANG ANTARA PERSALINAN PERVAGINAM DAN PERSALINAN PERABDOMINAM DI RSUD CIBABAT PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2016 Nabila Mazaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. AKB sejak tahun Pada tahun 1991, diestimasikan AKB sebesar 68 per

BAB I PENDAHULUAN. AKB sejak tahun Pada tahun 1991, diestimasikan AKB sebesar 68 per 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AKB (Angka Kematian Bayi) menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991. Pada tahun 1991, diestimasikan AKB sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Berat badan 2500-4000 gram. Panjang badan lahir 48-52 cm. Lingkar dada 30-35 cm. Lingkar kepala 33-35 cm. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan. Disusun oleh: FITA AFRIYANA

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan. Disusun oleh: FITA AFRIYANA ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD), BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.U G3P2A0 UMUR 30 TAHUN UMUR KEHAMILAN 11 MINGGU 5 HARI DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016 Jurnal Kesehatan Akbid Wira Buana Volume NO, September 7 ISSN:54-5387 HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 6 Erma Mariam Akademi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diberikan kepada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia

ABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia ABSTRAK GAMBARAN KASUS PREEKLAMPSIA YANG DITANGANI SECARA KONSERVATIF DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH, DENPASAR BALI SELAMA TAHUN 2013 Latar belakang: Kasus Preeklampsia merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan Wongkaditi Timur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked. ABSTRAK PERBANDINGAN RISIKO KOMPLIKASI IBU DAN BAYI PADA KEHAMILAN REMAJA DENGAN USIA REPRODUKSI SEHAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MEI 2009-MEI 2012 Audylia Hartono. 2012.Pembimbing I : Rimonta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium Development Goals/MDGs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di Indonesia masih sangat tinggi, menurut

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro TINJAUAN SPESIFISITAS PENULISAN DIAGNOSIS PADA SURAT ELIGIBILITAS PESERTA (SEP) PASIEN BPJS RAWAT INAP BULAN AGUSTUS DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2015 Molek Dua na Ahlulia*), Dyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan tercapainya derajat kesehatan yang bermutu tinggi dan merata, melalui upaya-upaya dalam tatanan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak dan setiap tahunnya kira-kira 3%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A. ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A. BATASAN Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah

Lebih terperinci

Oleh : MILISA MESIANA S. Universitas Sumatera Utara

Oleh : MILISA MESIANA S. Universitas Sumatera Utara PERBANDINGAN NILAI APGAR PADA PERSALINAN NORMAL DAN PERSALINAN DENGAN TEKNIK SECTIO CAESAREA PADA BULAN JANUARI 2010 DESEMBER 2010 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK Oleh : MILISA MESIANA S 080100066

Lebih terperinci

PENELITIAN PERILAKU KELUARGA DALAM MENCEGAH SERANGAN ULANG PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE. Di Ruang Aster RSUD Dr.

PENELITIAN PERILAKU KELUARGA DALAM MENCEGAH SERANGAN ULANG PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE. Di Ruang Aster RSUD Dr. PENELITIAN PERILAKU KELUARGA DALAM MENCEGAH SERANGAN ULANG PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE Di Ruang Aster RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Oleh : PURY EKA IRAWAN NIM : 10611886 PRODI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut WHO ( World Health Organization)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA TIDUR PASIEN RAWAT INAP TUBERCULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA TIDUR PASIEN RAWAT INAP TUBERCULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA TIDUR PASIEN RAWAT INAP TUBERCULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Permenkes Nomor 269/Menkes/per/III tahun 2008 tentang Rekam Medis, terdapat 7 kompetensi pokok Rekam Medis yaitu Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

Lebih terperinci