BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Darah 2.1.1Definisi Darah Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya % dari berat badan, dengan viscositas darah 4,5 kali lebih besar dari viscositas air. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah yang meliputi 55 % volume darah (Sacher,2004). Di dalam darah terdapat tiga macam elemen sel telur yaitu eritrosit, lekosit, dan trombosit. Tiga elemen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda beda satu dengan lainnya, begitu pula jangka waktu hidupnya tidak sama. Misalnya eritrosit kurang lebih 120 hari dan trombosit 3 5 hari oleh karena itu nilai normal dari ketiga elemen sel telur tersebut lebih konstan dalam keadaan fisiologis. Nilai normal dari pemeriksaan terhadap darah dipengaruhi oleh sejumlah faktor misalnya faktor umur, iklim, jenis kelamin dan genetika. (Sacher,2004). Plasma terdiri dari 91 sampai 92% air yang berperan sebagai medium transport, dan 8 sampai 9% zat padat. Zat padat tersebut antara lain protein-protein seperti albumin, globulin, faktor-faktor pembekuan, dan enzim unsur organik seperti zat nitrogen nonprotein (urea, asam 5

2 6 urat, xantin, kreatinin, asam amino), lemak netral, fosfolipid, kolesterol, dan glukosa, dan unsur anorganik, berupa natrium, klorida, bikarbonat, kalsium, kalium, magnesium, fosfor, besi, dan iodium (Price, 2006 ) Fungsi Darah Fungsi utama darah adalah untuk transportasi,sel darah merah tetap berada dalam sistem sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut oksigen hemoglobin. Sel darah putih bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut oleh darah ke berbagai jaringan tempat berperan sel-sel tersebut melakukan fungsi fisiologiknya. Trombosit mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan dan melakukan fungsi utamanya di dinding pembuluh darah. Protein plasma merupakan pengangkut utama zat gizi dan produk sampingan metabolik ke organ-organ tujuan untuk penyimpanan atau ekskresi. Banyak protein besar yang tersuspensi di dalam plasma juga menarik perhatian ahli hematologi, terutama protein-protein yang berkaitan dengan pencegahan perdarahan melalui proses pembekuan darah (koagulasi). (Bakri,dkk, 2000) 2.1.3Transfusi Darah a. Tinjauan Umum Transfusi Darah Transfusi darah merupakan pemberian infus seluruh darah atau komponen darah dan satu individu (donor) ke individu lain (resipien) dengan syarat terjadi kecocokan antara antigen sel darah

3 7 merah donor dan antibodi plasma atau serum resipien sehingga tidak terjadi reaksi homolitik (Rahmawati B,2005). Pelayanan transfusi darah dan pusat-pusat darah tergantung pada pendonor darah suka rela untuk memberikan darahnya kepada pasien yang membutuhkan.untuk itu sangat penting diciptakan suatu kondisi yang menyenangkan, aman, nyaman bagi pendonor sehingga mereka dapat berpartisipasi secara terus-menerus. Lingkungan yang bersih, berventilasi dan petugas harus ramah, profesional dan terlatih (M.D.Richard H Walker,1993). Setiap bank darah harus mempunyai kegiatan yang sesuai dengan Prosedur-prosedur Standart Operasi (SOP). harus menunjukkan praktek-praktek aktual dan mencakup aktivitas pada lokasi donor darah. Prosedur-prosedur tersebut harus mempunyai persyaratan pelayanan bank darah transfusi darah. Peraturan SOP meliputi : 1. Kriteria yang digunakan untuk menguji kelayakan pendonor darah. 2. Metoda tes pemeriksaan bertujuan untuk mendapatkan pendonor darah yang memenuhi persyaratan. 3. Metoda atau prosedur dan komponen komponen yang berkaitan diberikan oleh pendonor darah.

4 8 4. Prosedur-prosedur pengambilan darah termasuk tindakan pencegahannya diperlukan untuk menyakinkan bahwa hanya volume yang memenuhi syarat yang harus diambil. 5. Prosedur-prosedur pengontrolan yang baik terhadap persediaan darah. reagen dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengumpulan darah.(m.d. Richard H Walker, 1993). b. Tujuan Utama Transfusi Darah Transfusi darah bertujuan : a. Menambah jumlah darah yang beredar dalam badan orang sakit yang darahnya berkurang karena suatu sebab misalnya operasi, perdarahan, waktu melahirkan, kecelakaan hingga darahnya yang biasa 4-5 liter kurang menjadi 3 liter dan harus ditambah dengan transfusi. b. menambah kemampuan darah dalam badan pasien untuk zat asam atau 02, misalnya untuk penyakit yang sel - sel darahnya tidak berfungsi. (Masri Rustam, 1978). c. Persyaratan Pendonor Salah satu sifat khusus dan transfusi darah adalah sumber untuk darah itu terbatas. Sumber itu adalah usia sendiri dan tidak semua orang bisa. menjadi donor. Syarat bagi pendonor adalah : 1. Orang dewasa sehat dengan batas umur antara tahun.

5 9 2. Kadar Hb nya kurang lebih 12,5 gr%. 3. Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk memendonorkan darahnya. 4. Setiap orang bisa memendonorkan darahnya 3 6 bulan sekali berat badan minimal 45 kg dapat menyumbangkan darahnya sebanyak 350 ml,berat badan lebih dari 50kg dapat menyumbangkan darahnya sebanyak 450 ml. 5. Tekanan darah sistolik antara mmhg dan tekanan darah diastolik antara mmhg. 6. Tidak pernah menderita penyakit seperti TBC, siphilis, paru - paru, jantung, ginjal, hipertensi, hepatitis B dan kencing manis. (Contreras Marcella,2003) Produk - Produk Darah Darah untuk keperluan transfusi dipisah pisahkan dan komponen komponennya dengan menggunakan suatu alat yang disebut centrifuge dingin. (Ag.Soemantri, Tatty Ermin Setiati,2009 ). 1. Whole Blood (Darah Lengkap) Jenis darah ini digunakan untuk mengobati kehilangan darah akut. Darah lengkap ada tiga macam : a. Fresh blood ( darah segar ), yang disimpan selama 4-6 jam. Darah ini mengandung faktor pembekuan yang lengkap,

6 10 termasuk faktor V dan VIII, tetapi memiliki bahaya penularan lues dan CMV (Cito Megalo Virus). b. Darah baru yang disimpan dalam waktu 3-4 hari. Darah ini kandungan faktor pembekuan labilnya sudah hampir habis, tetapi kadar 2,3 DPG di dalam eritrosit masih cukup tinggi, sehingga kemampuan melepas oksigen masih baik. c. Darah simpan biasa ( Preserve Blood ) Darah simpan ini bergantung kepada pengawet yang dipakai maka lama hidup eritrosit darah simpan ini berda-beda. Darah CPD dapat disimpan sampai hari, sedang darah CPD Adenin -1 dapat disimpan hari. (Waterburry, Larry 2001). 2. Sel Darah Merah ( Eritrosit ) Eritrosit diberikan untuk memperbaiki kapasitas oksigen darah, sehingga komponen darah yang lain tidak perlu diberikan. Eritrosit diberikan dalam bentuk : a. Pocked Red Cell (sel darah merah pekat) b. Red Cell Suspention (suspensi eritrosit) c. Wased Red Cell (sel darah merah yang dicuci) 3. Trombosit Pemberian trombosit sering kali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang - ulang dapat menyebabkan pembentukan trombosit

7 11 antibodi, bila tidak diperiksa dulu trombosit antigen yang cocok. (Waterburry,Larry,2001) 4. Lekosit Sediaan lekosit dapat diperoleh dengan cara Leukoforesa. Karena umur lekosit pendek maka lekosit untuk keperluan transfusi harus baru sedangkan sumber lekosit dapat dipergunakan darah lengkap atau darah biasa. 5. Plasma Darah Plasma darah diperoleh dengan cara memisahkan darah lengkap dan elemen selulernya. Sumber plasma ini dapat berupa darah segar, darah yang sudah kedaluwarsa, dan plasma foresis donor. (Waterburry, Larry,2001) 2.2. Eritrosit (Sel Darah Merah) Eritrosit adalah sel darah merah yang merupakan komponen darah dan tidak berinti serta tidak mempunyai organel seperti sel-sel lain.eritrosit seolah-olah merupakan kantong untuk hemoglobin (Hb),Hb adalah protein eritrosit yang berfungsi dalam mentransport O 2 ( A.V Hoffbrand,2006). Jumlah sel darah merah kira-kira adalah 5 juta per milimeter kubik darah rata-rata orang dewasa, dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap dipertahankan antara kehilangan dan penggantian sel darah normal setiap hari sudah dijadikan dalil, bahwa pembentukan sel darah merah di rangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoietin, yang dianggap berasal dari ginjal. Ada teori yang mengatakan, bahwa pembentukan eritropoietin

8 12 dipengaruhi oleh hipoksia jaringan yang di sebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan O 2 atmosfir, berkurangnya kadar O 2 darah arteri, dan berkurangnya konsentrasi hemoglobin. Stem sel yang berperan pada pembentukan eritrosit menjadi sasaran eritropoietin dan memulai poliferasi dan pematangan sel-sel darah merah. Selanjutnya, pematangan bergantung pada jumlah zat-zat makanan yang cukup dan penggunaanya yang cocok (yaitu, vitamin B 12, asam folat, protein-protein, enzim-enzim, dan mineral serta logam-logam seperti besi dan tembaga) ( Price, 2006) Eritropoiesis Eritropoiesis adalah pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang. Di tempat tersebut terdapat banyak sel pluripoten hemopoietik stem yang dapat membentuk berbagai sel darah. Sel-sel ini akan terus menerus direproduksi selama hidup manusia walaupun jumlahnya akan semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya usia. (Ag.Soemantri,Tatty Ermin Setiati,2009 ). Sel eritrosit yang paling awal dapat dikenal dalam sumsum tulang adalah pronormoblast yang pada pewarnaan biasa Romanowsky (misal Giemsa) merupakan sel besar dengan sitoplasma biru tua, nukleus di tengah dengan nukleoli dan kromatin yang sedikit mengelompok. Sekali pronormoblast terbentuk maka akan membelah beberapa kali sampai akhirnya terbentuk 8 sampai 16 sel-sel darah merah yang matur. Kemudian sel ini berkembang sebagai basofil eritroblast sebab dapat dicat dengan zat warna basa. Generasi

9 13 berikutnya disebut polikromatik eritroblast yang berisi hemoglobin lebih banyak (berwarna merah jambu). Sesudah terjadi pembelahan lainnya maka akan terbentuk lebih banyak hemoglobin dan sel-sel ini disebut orthokromatik eritroblast. Sitoplasma berwarna biru pucat karena kehilangan alat sintesa RNA dan alat proteinnya. sementara kromatin inti menjadi lebih padat. Nukleolus akhirnya dikeluarkan dan normoblas tua di dalam sumsum tulang dan terjadi stadium retikulosit. Sel ini memakan waktu 1-2 hari dalam sumsum tulang dan juga beredar dalam darah selama 1-2 hari sebelum matang terutama dalam limpa. Ketika RNA hilang sempurna dan terbentuk eritrosit matang yang berwarna merah jambu. (A.V. Hoffbrand, J.E.Petit,2006) Bentuk dan Ukuran Eritrosit Sel darah merah atau eritrosit normal berbentuk pelat, cakram bikonkaf yang tidak berinti dengan diameter kira-kira 8 mikron dan mempunyai ukuran ketebalan sebagai berikut : pada bagian yang paling tebal, tebalnya 2 mikron sedang pada bagian tengah tebalnya 1 mikron atau kurang. Volume rata - rata sel darah merah adalah 83 mikron kubik (A.V. Hoffbrand,2006). Sel darah merah lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Dinding sel bagian luar yang mengandung protein yang terdiri dari antigen kelompok A dan B serta faktor Rh menentukan golongan darah seseorang. (Sylvia. A Price,1994).

10 Fungsi Eritrosit Fungsi utama eritrosit adalah mengatur hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dan paru-paru ke jaringan dan kembali ke dalam darah vena dengan karbondioksida ke paru-paru. Ketika molekul hemoglobin memuat dan melepaskan oksigen. Masing masing rantai oksigen dilepas, rantai-rantai betha tertarik terpisah memudahkan masuknya molekul 2,3 Di Phospo Glyserit (2,3- DPG) yang mengakibatkan rendahnya afinitas molekul untuk pengikatan oksigen.( A.V. Hoffbrand, 2006). Sel darah merah atau eritrosit juga banyak sekali karbonik anhidrat yang akan mengakatalisis reaksi antara karbondioksida dan air, akan meningkatkan reaksi ini menjadi beberapa lipat. Sel-sel darah merah juga bertanggung jawab sebesar 50 % dalam penyangga asam basa. (Guyton, 1993) Konsentrasi Sel-sel Darah Merah dalam Darah. Pria normal jumlah rata-rata sel darah merah per milimeter kubik adalah dan pada wanita normal jumlahnya Jumlah sel-sel darah merah bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur juga pada ketinggian tempat seseorang itu tinggal. (Guyton,1993 ) Penghancuran Sel Darah Merah Sel darah merah dihancurkan setelah umur rata-rata 120 hari ketika sel dipindahkan ke ekstravaskuler oleh sistem retikulo

11 15 endotelial (RE) teristimewa sumsum tulang tetapi juga dalam hati dan limfa. Metabolisme sel darah perlahan-lahan memburuk karena enzim tidak diganti sampai sel menjadi tidak mampu (mati). (A.V.Hoffbrand, J.E.Petit, 2006). Eritrosit dapat juga lisis oleh obat dan infeksi. Kerentanan eritrosit terhadap hemolisis oleh zat ini ditingkatkan oleh difisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD), yang mengkatalisis tahap awal dalam oksidase glukosa melalui lintasan heksosa monofosfat. Defisiensi G6PD parah juga menghambat pembunuhan bakteri granulosit dan memudahkan terjangkitnya penyakit ke infeksi parah.(w.f. Ganong, 1995) Pemeriksaan Jumlah Eritrosit Menghitung jumlah eritrosit dapat dilakukan dengan menggunakan cara manual dan automatik.cara manual menggunakan volume yang kecil dan pengenceran yang tinggi memakan waktu dan ketelitiannya kurang,sehingga sekarang ini jarang digunakan sebelum ada cara automatik.diagnosa manual masih sering dipakai namun hanya sedikit yang menunjukkan hasil yang teliti dan dapat dipercaya,pada umumnya pemeriksaan pemeriksaan manual memberikan hasil yang meragukan oleh karena itu dibuat alat hitung yang automatik. Eritrosit diibaca menggunakan alat eletronic particle counter kemudian dilihat hasilnya. Memungkinkan jumlah eritrosit diukur dengan cepat dan teliti. Automatisasi tidak menghilangkan kesulitan mengenai

12 16 pengenceran sampel dan standarisasi alat, tetapi cara ini meningkatkan kecepatan pemeriksaan dan ketelitian dibanding cara manual. Karena penghitungan cara automatik ini mempunyai ketepatan tinggi dan kalkulator elektrik merupakan bagian dari instrumen. Sedangkan menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium klinik. (Frances K. Widman, 2000) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Eritrosit Secara Invitro Selama Penyimpanan 1. Suhu Umur eritrosit dalam tubuh ialah 120 hari. Sehingga tiap hari ± 1 % eritrosit musnah dan dibentuk yang baru,dalam keadaan yang tidak alamiah seperti dalam botol atau plastik banyak equilibrium tidak ada, yang ada hanya penghancuran sel-sel tanpa ada peremajaan. Maka tujuan blood storage dengan proses yang khusus adalah memperlambat penghancuran agar ketiadaan peremajaan dapat diatasi. Salah satu cara untuk itu adalah menyimpan darah pada suhu rendah (4 C) sehingga metabolisme dapat diperlambat, disamping pemberian cadangan kalori yaitu dekstrosa. Suhu maksimum untuk menyimpan darah adalah 10 C. Diatas suhu tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Yang optimal disimpan pada suhu 4 C ± 20 C. Suhu 0 C merusak karena terjadi pembekuan air yang dapat merusak membran sel.

13 17 Alat pendingin yang optimal yaitu special blood refrigerator yang dilengkapi dengan termometer pencatat suhu autometik alarm dan kipas. Biasanya menggunakan double door dengan kondisi ini dapat dengan aman menyimpan CPDA -1 dalam 35 hari. (Masri Rustam. 1978). 2. PH Darah ditampung dalam penampung yang berisi media perlindungan terhadap darah donor normal dengan ph 7,4 maka ph darah akan berubah selama masa penyimpanan. Dalam suasana alkali dari darah CPDA -1 membuat 23-DFG eritrosit lebih awet. (Wagener. 1980). 3. Zat Pengawet (Antikoagulan) Baik untuk keperluan rujukan maupun keperluan pemeriksaan tertentu kadang - kadang memerlukan darah yang tetap dalam keadaan tidak membeku,untuk keperluan tersebut ada beberapa tindakan yang harus dilakukan yaitu: a. Mempergunakan antikoagulan bahan yang dapat mengikat ion kalsium sehingga darah tidak dapat (membeku). b. Membuat darah defibrinasi (mengaduk-aduk darah dengan butiran gelas sehingga seluruh fibrin akan melekat pada butiran gelas tesebut dan darah dalam keadaan cair). c. Mempergunakan peralatan yang dilapisi dengan silikon sehingga mencegah aktivitas faktor XII dan adesi trombosit pada dinding gelas. Darah membeku bila diluar tubuh apabila didiamkan bekuan akan mengerut dan serum akan terperas keluar. (E.N. Kosasih 2004).

14 18 Mencegah terjadinya penggumpalan dan menghemat nutrisi dalam melanjutkan metabolisme dan stabilitas sel darah selama penyimpanan maka digunakan antikoagulan transfusi darah berupa : a. Natrium citrat (larutan 3,4-3,8 %) Bersifat isotonik terhadap eritrosit pada perbandingan 1 volume Na Citrat : 4 volume darah. Tidak toksik sehingga dalam keadaan steril dapat langsung dalam semprit. Dengan darah ini dapat disimpan 2-3 hari pada suhu 4 C. Dilengkapi dengan membubuhkan dexstrosa atau glukosa bahari metabolisme bagi eritrosit. b. ACD (Acid Citrat Dexstrosa) Antikoagulan ini merupakan campuran dan glukosa, trisodium citrat, asam citrat diencerkan dengan aquades. Darah ACD dapat disimpan sampai 21 hari pada temperatur ± 4 C glukosanya berguna sebagai makanan untuk pertukaran zat dan eritrosit. Aturan pemakaian 1 ml ACD untuk 4 ini. Darah ACD yang disimpan selain 5 hari penurunan kadar 2,3-DPG dapat mencapai 20 %, yang menentukan oksigen afinitas dan eritrosit yaitu semakin rendah kadar 2,3 DFG makin tinggi afinitas oksigen dan eritrosit. Selama 14 hari 90% eritrositnya masih bertahan hidup, dan ini akan turun menjadi 70 % setelah disimpan selama 21 hari. Kecuali itu terjadi perubahanperubahan ph, kadark+, Na+, amoniak, asam laktat, dan kemampuan melepaskan oksigen kejaringan, sangat minimal. (Wagener, 1980).

15 19 c. CPD dan CPDA-1 Antikoagulan untuk darah donor yang bisa bertahan hari pada suhu 1-6 C. Pemeliharaan ATP selama penyimpanan berhubungan dengan viabilitas setelah transfusi. Antikoagulan ini berisi Trisodium sitrat, asam sitrat, dekstrosa, monosodium phospat, sedang CPDA-1 ditambahkan adenin. Dekstrosa memberikan sejumlah bantuan terus menerus bagi perbaikan ATP. CPD dan CPDA-1 terdiri dan 20 g/l dekstrosa. Penambahan adenin pada CPDA-1 akan menghemat substrat dan sel darah merah dalam sintesa ATP. Viabilitas sel darah merah lebih baik dibandingkan CPD tanpa adenin. Kuantitas asam sitrat dan trisodium sitrat pada larutan CPD dan CPDA-1 sama sehingga pengeluaran ion K dapat ditekan sehinga membuat 2.3-DPG eritrosit lebih awet. Tambahan sitrat juga menghambat terjadinya glikolisis, sedangkan sodium biphospat mempertahankan ph tinggi (alkali) selama penyimpanan. Pemberian antikoagulan ini sebanyak 1,4 ml untuk 10 ml darah, 63 ml dalam standart plastik bag adalah 450 ± 10 % darah ( ml). Jika volumenya kurang ( ml) sel darah merah dapat digunakan tetapi harus bersegel. bertuliskan Unit Volume Rendah. (M.D Richard H Walker, 1993). d. Heparin Hanya dipergunakan kalau dalam waktu yang singkat harus diberikan sejumlah besar darah. Darah heparin hanya bertahan dalam beberapa waktu saja dalam vitro. (Soebrata,2007).

16 20 4. Lama Penyimpanan Tabel 1.1 waktu penyimpanan darah donor berdasarkan jenis pengawetnya Jenis Pengawet ACD (Acid Citrat Dextrose) CPD (Citrat Phospat Dextrose) CPDA -1 (Citrat Phospat Dextrose Adenin) Lama Simpan 21 hari 28 hari 35 hari (Rahmawati B,2005) Apabila darah donor disimpan dalam waktu tertentu dapat Mempengaruhi hasil. Pemeriksaan terhadap jumlah eritrosit. dimana terjadi penurunan kadar 2.3-DPG yang fungsinya menentukan afinitas oksigen dan eritrosit yaitu makin rendah kadar 2,3-DPG makin tinggi afinitas oksigen dan eritrosit. Umur eritrosit dalam tubuh ialah 120 hari. Sehingga tiap hari ± 1 % eritrosit musnah dan dibentuk yang baru,dalam keadaan yang tidak alamiah seperti dalam botol atau plastik banyak equilibrium tidak ada, yang ada hanya penghancuran sel-sel tanpa ada peremajaan. Maka tujuan blood storage dengan proses yang khusus adalah memperlambat penghancuran agar ketiadaan peremajaan dapat diatasi.sel darah merah yang telah disimpan selama 30 hari,dalam 24 jam 25% akan rusak dan keluar dari sirkulasi,sedangkan sisanya akan mengalami kerusakan lebih dari 1% perhari,ini diduga karena setelah penyimpanan jangka panjang sel darah merah yang muda akan lebih cepat rusak dari pada sel darah merah yang telah sempurna pembentukannya.( Masri Rustam,1978)

17 21 Perubahan-perubahan sel darah merah darah, salah satunya viabilitas eritrosit yang menurun setiap hari sebagai akibat penurunan kadar ATP. Setelah transfusi,eritrosit donor yang rusak segera disingkirkan oleh tubuh resipien.eritrosit yang dapat melewati 24 jam pertama setelah transfusi akan mempunyai kelangsungan hidup yang normal. Kriteria viabilitas yang adekuat dari darah yang disimpan apabila kelangsungan hidup eritrosit sebanyak 70% setelah 24 jam pasca transfusi. Makin lama darah disimpan makin banyak sel darah merah yang dihancurkan dan makin kecil jumlah sel darah merah yang dapat bertahan hidup (Richard. H. Walker M.D, 1993). 1 2 Gambar 2.1 1) Eritrosit normal gambar, 2) Eritrosit mulai hancur Gambar 2.2 Eritrosit mengalami penghancuran

18 22 5. Ketrampilan Pemeriksa Sebagai seorang analis ketrampilan dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, seorang analis yang bekerja di laboratorium kesehatan dituntut untuk memiliki ketrampilan baik penguasaan materi pemeriksaan (teori dan praktek) serta ditunjang oleh peralatan yang modern, sehingga dalam melakukan pemeriksaan hasil yang diperoleh menggambarkan keadaan pasien yang sesungguhnya Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit secara invitro: 1. Suhu 2. PH 3. Zat Pengawet (Anti Koagulan) 4. Lama penyimpanan 5. Ketrampilan pemeriksa Jumlah Eritrosit Anti Koagulan 1. NaCitrat 2. ACD 3. CPD, dan CPDA -1 Cara-cara penghitungan jumlah eritrosit : 1. Cara manual 2. Cara automatik 2.6. Kerangka Konsep Darah Simpan Dengan CPDA -1 Jumlah Eritrosit / mm Hipotesis Ada pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap jumlah eritrosit pada hari ke-0,1, 7, 14, 21,28 dan 35 hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfusi darah 2.1.1 Pengertian Transfusi Darah Transfusi darah adalah suatu cara pengobatan berupa penambahan darah atau bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7 %-10 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7 %-10 % BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Darah merupakan media transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7 %-10 % berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.keadaan jumlah darah pada tiap tiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Pada pria prosentase ini sedikit lebih besar daripada wanita. 45-60 % darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah % BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Darah Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah 60 80 % dari berat badan, viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah terdiri

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Sel Darah Merah (erytrocyte) 1.1 Morfologi Adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh manusia.bagian dalam eritrosit

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati 1. Anatomi Hati Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata rata 1500 g atau 2% dari berat tubuh total, hati menerima 1500 ml darah per menit, atau

Lebih terperinci

Anti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

Anti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK Anti Koagulansia, pengawet dan sampling Dr.Ozar Sanuddin, SpPK Anti KoagAulansia Adalah suatu bahan kimia/substansi yang dapat menekan, menunda atau mencegah pembekuan darah. Jenis- jenis anti koagulansia

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total donasi darah tersebut terkumpul dari negara yang memiliki pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Darah adalah jaringan berbentuk cairan, terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan total. Darah adalah jaringan yang berbentuk cairan, terdiri dari dua bagian besar yaitu

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

Lebih terperinci

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2 Bab 5 Sistem Peredaran Darah Sumber: Encarta 2005 Arteri Vena Gambar 5.1 Sistem peredaran darah pada manusia Peta Konsep Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Darah Darah merupakan komponen asensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,

Lebih terperinci

Materi 1. Pengertian dan Tujuan Transfusi 2. Golongan Darah 3. Tes Combs 4. Syarat-syarat atau Standar Pelayanan Transfusi 5. Pelayanan Permintaan

Materi 1. Pengertian dan Tujuan Transfusi 2. Golongan Darah 3. Tes Combs 4. Syarat-syarat atau Standar Pelayanan Transfusi 5. Pelayanan Permintaan Materi 1. Pengertian dan Tujuan Transfusi 2. Golongan Darah 3. Tes Combs 4. Syarat-syarat atau Standar Pelayanan Transfusi 5. Pelayanan Permintaan darah 6. Reaksi Transfusi TRANSFUSI DARAH Definisi Tujuan

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI 1. Darah 2. Alat Peredaran Darah 3. Proses Peredaran Darah 4. Peredaran Darah Hewan 5. Kelainan Dan Penyakit 1. DARAH Cairan yang berwarna merah

Lebih terperinci

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat disebut sel darah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Haemoglobin 1. Definisi Haemoglobin Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan konjungsi protein, sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoporphyrin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamakan pembuluh

Lebih terperinci

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H Shabrina Jeihan M XI MIA 6 G O LO N G A N D A R A H,U JI G O LO N G A N D A R A H D A N SISTEM TR A N SFU SI D A R A H G olongan darah Golongan darah -> klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan labortorium klinik adalah untuk membantu menegakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA i BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport tubuh. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan (Dep kes RI, 1989). Darah diproduksi dalam sumsum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat badan, dangan viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah merupakan jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6 8 % dari berat badan total. Darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Transfusi packed red cells (PRC) adalah perawatan kritis, untuk menye- lamatkan jiwa

BAB I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Transfusi packed red cells (PRC) adalah perawatan kritis, untuk menye- lamatkan jiwa BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Transfusi packed red cells (PRC) adalah perawatan kritis, untuk menye- lamatkan jiwa terhadap anemia berat yang disebabkan oleh penyakit atau kemoterapi, atau kehilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Darah Rumah Sakit Umum Salatiga adalah suatu unit dirumah sakit yang merupakan bagian dari instalasi laboratorium yang menyelenggarakan pelayanan darah untuk memenuhi

Lebih terperinci

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A. PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI Oleh, Kelompok 2: I Dewa Ayu Megarani (P07134012003) Ni Wayan Nursilayani (P07134012013) I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P07134012023) I Putu Paramartha Wicaksana A. (P07134012033)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011) dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011) dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas metode preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit adalah fragmen-fragmen kecil yang berasal dari sitoplasma. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat 250.000-400.000 keping darah dalam setiap mm

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009 Golongan darah Kuliah SP modul HOM 2009 Sejarah : GOLONGAN DARAH Landsteiner (1900) : gol darah A, B, AB, O gol darah lain : Lewis, Duffi, rhesus, Kidd, Lutheran Yang terpenting ; ABO dan rhesus Dasar

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin 1. Pengertian Hemoglobin merupakan pigmen yang mengandung zat besi terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam pengangkutan oksigen dari paru- paru

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA DI SUSUN OLEH : Maulina (0801027) Kelompok III` Tanggal praktikum: 22 Desember 2011 Dosen: Adriani Susanty, M.Farm., Apt Asisten: Gusti Wahyu Ramadhani

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 11 Adaptasi (kelompok AP,AIS,AIP) H H + 2 H - 14 Pengambilan darah simpan (kelompok AP) pre post Perdarahan 30% via splenektomi + autotransfusi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 7 Panen (kelompok AP,AIS,AIP) Gambar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi fisiologis ternak dapat diketahui melalui pengamatan nilai hematologi ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang mengandung butir-butir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang bervariasi menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darahmerupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH DISUSUN OLEH: DEWI RIMPANG ANJANI PUTRI E1A 012 008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebutuhan dan kesediaan masyarakat luas untuk deteksi dini kesehatan di era modern sekarang ini semakin berkembang seiring majunya pemahaman bahwa tidak ada yang tahu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan bagian penting dari system transport yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Prosentase ini pada pria lebih besar dibanding wanita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indeks Eritrosit Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin

Lebih terperinci

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Glukosa sering juga disebut gula anggur atau dekstrosa yang banyak tersebar di alam terutama terdapat pada buah buahan, sayur sayuran, getah tumbuh tumbuhan, madu, sirup

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Sirkulasi Darah I PERTEMUAN-1 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Pengantar Sistem Sirkulasi Darah I PERTEMUAN-1 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Pengantar Sistem Sirkulasi Darah I PERTEMUAN-1 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN VISI PS MIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL Menjadi penyelenggara Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. 2013). Warna yang lebih merah cemerlang terdapat pada darah arteri yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. 2013). Warna yang lebih merah cemerlang terdapat pada darah arteri yang 7 BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Tinjaun Umum tentang Darah 2.1.1. Definisi Darah Darah merupakan alat pengangkut utama (transportasi, distribusi, dan sirkulasi) di dalam tubuh kita. Warna darah (merah tua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Albumin Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serumnormal adalah 3,85,0 g/dl. Albumin terdiri

Lebih terperinci

Sistem Peredaran Darah:

Sistem Peredaran Darah: SISTEM PEREDARAN DARAH Sistem Peredaran Darah: Adalah salah satu sistem yang penting di dalam tubuh badan. Sistem ini mengedarkan darah bermula dari jantung ke seluruh badan dan masuk ke jantung semula.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah adalah Jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan intra seluler adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitan pengaruh variasi dosis tepung ikan gabus terhadap pertumbuhan dan hemoglobin ikan lele, dengan beberapa indikator yaitu pertambahan

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya: Labu kuning bisa berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang, tergantung varietasnya. Buah muda berwarna hijau, sedangkan yang lebih tua berwarna kuning pucat. Warna kuning atau oranye daging buahnya

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DARAH DAN SIRKULASI Darah Darah dan hemolymph, cairan sirkulasi pada sistem sirkulasi terbuka dan tertutup, adalah cairan kompleks berisi banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci