KAJIAN SITUASI PELAKSANAAN PREVENTION OF MOTHER-TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT) DI RSUD KOTA C JAWA BARAT. Yuanita Ani Susilowati

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN SITUASI PELAKSANAAN PREVENTION OF MOTHER-TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT) DI RSUD KOTA C JAWA BARAT. Yuanita Ani Susilowati"

Transkripsi

1 KAJIAN SITUASI PELAKSANAAN PREVENTION OF MOTHER-TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT) DI RSUD KOTA C JAWA BARAT Yuanita Ani Susilowati yuanitaani@yahoo.co.id Abstrak Infeksi pada ibu hamil dapat disebabkan oleh beberapa virus, salah satunya Human Immunodeficiency Virus (HIV).Penularan HIV ibu ke anak mencapai 2,6% dari seluruh kasus HIV-AIDs, dan lebih dari 90% angka kejadian HIV pada anak ditularkan oleh ibu. Kenaikan kasus HIV pada bayi terjadi seiring dengan kenaikan kasus HIV pada perempuan yakni 20% pada tahun 2007, 25% pada tahun 2008, dan menjadi 27% pada tahun 2011.Tujuan,Tersusun program untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dan ibu ke tenaga kesehatan untuk mencapai peningkatan kesehatan ibu, menurunkan angka kematian bayi dan melindungi tenaga kesehatan di RSUD kota C. Tahap persiapan, identifikasi masalah di unit kebidanan, persamaan persepsi tentang PMTCT. Pelaksanaan, seminar tentang PMTCT, pembentukkan tim edukasi dalam pemeriksaan awal (screening dini) pada ibu hamil tentang PMTCT, pembuatan standar prosedur operasional (SPO) dalam screening HIV pada prenatal, SPO persalinan pada pasien dengan HIV positif, SPO dalam pemberian ASI, serta tehnik menyusui bagi bayi dengan ibu yang HIV positif. Terakhir mengevaluasi hasil kerja terkait pembuatan SPO dan pelaksanaan screening HIV pada setiap pasien prenatal.simpulan,format skrening yang sudah disusun dapat menjaring ibu hamil yang berisiko tinggi terhadap HIV. Saran, Format skrening HIV perlu diintegrasikan dengan form antenatal care. Kata kunci: Ibu hamil, HIV, PMTCT PENDAHULUAN BAB I Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi yaitu 359 AKI per kelahiran hidup, sedangkan untuk AKB yakni 32 kematian per kelahiran hidup (SDKI, 2012). Kondisi ini masih jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yakni 102 per dan AKB 23 per kelahiran hidup (Riskesda, 2012). Meningkatnya AKI dan AKB dipengaruhi oleh komplikasi obstetrik.lima hal yang dapat mempengaruhi kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, kegagalan pernafasan, dan infeksi. Infeksi pada ibu hamil dapat disebabkan oleh beberapa virus, salah satunya Human Immunodeficiency Virus (HIV).Masalah infeksi HIV dan rantai penularannya merupakan salah satu masalah dari kesehatan masyarakat.kasus HIV telah ditemukan di Indonesia sejak tahun 1987.Sampai saat ini kasus HIV-AIDS telah dilaporkan oleh 341 dari 497 kabupaten/kota di 33 provinsi. Selain itu Indonesia adalah salah satu Negara di dunia dengan estimasi peningkatan insidens rate infeksi HIV lebih dari 25% (UNAIDS, 2012) dan merupakan Negara dengan tingkat epidemik HIV terkonsentrasi, karena terdapat beberapa daerah dengan prevalensi HIV lebih dari 5% pada subpopulasi tertentu, dan prevalensi HIV 2,4% pada populasi umum tahun terjadi di provinsi Papua dan Papua Barat (Kemenkes, 2013). Laporan komisi penanggulangan AIDs (2010) menyebutkan epidemi estimasi HIV sampai dengan desember 2010 mencapai orang. Kementrian kesehatan memperkirakan, pada tahun 2016 Indonesia akan mempunyai hampir dua kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS dewasa dan anak ( orang) dibandingkan pada tahun 2008 ( orang), bila upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang dilaksanakan tidak adekuat sampai kurun waktu tersebut (Laporan KPA Nasional, 2012). Kasus AIDs semakin meningkat, saat ini sudah menyebar di 368 (73,9%) dari 498 kabupaten atau kota di Indonesia. Sepuluh provinsi dengan kumulatif kasus AIDs dari tahun 1987 Maret 2012 yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Riau, dan Yogyakarta (Direktorat Bina Kesehatan Ibu, 2012). Sedangkan kasus HIV dilaporkan provinsi terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat, Sumatra Utara, Bali dan Jawa Tengah (Laporan Pertemuan Nasional AIDS IV, 2011). 8

2 Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu penyumbang pasien HIV terbanyak di Indonesia. Menurut Dinkes Provinsi Jawa Barat (2011) menyebutkan bahwa kota Bogor merupakan salah satu kota dengan kasus HIV terbanyak di Jawa Barat yang menduduki posisi ke tiga setelah Bandung dan Cianjur. Menurut Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan AIDs Daerah (BPAD) Wilayah Bogor penderita HIV/AIDs di Wilayah Bogor hingga tahun 2012 mencapai orang, sedangkan AIDs mencapai 949 orang dan dari jumlah ini 65 orang meninggal. Dari kasus HIV maupun AIDs lebih dari setengahnya adalah ibu rumah tangga yakni 60%. Penularan HIV dari ibu ke anak sendisi saat ini mencapai 2,6% dari seluruh kasus HIV- AIDs yang dilaporkan di Indonesia dan lebih dari 90% angka kejadian HIV pada anak ditularkan oleh ibu (Kemenkes, 2013). Kenaikan kasus HIV pada bayi terjadi seiring dengan kenaikan kasus HIV pada perempuan yakni 20% pada tahun 2007, 25% pada tahun 2008, dan menjadi 27% pada tahun Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama anak dalam kandungan, saat melahirkan dan saat menyusui. Data dari Kemenkes tahun 2013 menunjukkan ibu hamil yang positif mengidap HIV sebesar kasus dari ibu hamil yang menjalani tes HIV dari 33 provinsi di Indonesia (Kemenkes RI, 2012). Jika tanpa upaya khusus yang dilakukan untuk menanggulangi penularan HIV diperkirakan pada tahun 2016 akan terjadi penularan HIV secara kumulatif pada lebih dari anak yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HIV (Kemenkes, 2013). AIDs merupakan penyebab penting mortalitas dan morbiditas pada anak di bulan pertama kehidupannya pada sebagian besar negara Afrika.Bayi yang positif terkena HIV memiliki resiko lebih tinggi kematian karena pneumonia dan gangguan tumbuh kembang.aids diperkirakan menyebabkan kematian pada balita di Sub Sahara Afrika sekitar 6% (The Partnership for Maternal, Newborn and Child Health, 2006). Kondisi ini dapat meningkat setiap tahunnya apabila tidak ada intervensi apapun untuk mencegah penularan virus.di negara maju resiko penularan HIV dari ibu ke bayi diperkirakan sekitar 1-2% karena pelayanan optimal dari pencegahan penularan HIV. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) atau Prevention of Mother-to Child Transmission (PMTCT) merupakan bagian dari upaya pengendalian HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) di Indonesia serta Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Layanan PPIA diintegrasikan dengan paket layanan KIA, KB, kesehatan reproduksi, dan kesehatan remaja di setiap jenjang pelayanan kesehatan dalam strategi Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) HIV-AIDS dan IMS. Salah satu program pemerintah dan program WHO yang saat ini telah mulai dikembangkan di beberapa rumah sakit yakni Prevention of Mother to children transfer (PMTCT). Pedoman program PMTCT terdiri dari empat prong yakni pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi (15 49 tahun), pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan HIV positif, pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya, dan dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kesehatan selanjutnya kepada ibu yang terinfeksi HIV dan bayi serta keluarganya. Hasil penelitian Widjajanti (2012) menunjukkan bahwa semua bayi yang mengikuti tes ELISA HIV menunjukkan hasil yang negatif setelah mengikuti program PMTCT di Rumah Sakit. Program PMTCT merupakan salah satu program dari Departemen Kesehatan untuk menanggulangi penularan HIV dari ibu hamil ke bayi di wilayah rumah sakit. Rumah sakit sebagai tempat rujukan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada semua pasien.pelayanan pada ibu hamil merupakan bagian penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.pelayanan ibu hamil di rumah sakit meliputi pelayanan antenatal, persalinan, dan postpartum.salah satu tujuan pelayanan antenatal berkualitas adalah untuk mencegah dan mendeteksi dini terjadinya masalah/penyakit yang diderita ibu hamil maupun janinnya yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janinnya, salah satunya adalah infeksi HIV pada ibu hamil. RSUD Kota C di Jawa Barat, merupakan rumah sakit daerah di Kabupaten yang memiliki visi menjadi Rumah Sakit andalan dan dipercaya di Jawa Barat.RSUD Kota C merupakan rumah sakit tipe B yang merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah kota C dan sekitarnya. Banyak kasus ibu hamil beresiko membutuhkan pelayanan yang berkualitas khususnya di unit kebidanan.tenaga kesehatan dituntut mampu melakukan skrening dan memberikan pelayanan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi. Dari pengkajian yang dilakukan di RSUD Kota C satu tahun terakhir melalui pemeriksaan gejala klinik dan hasil laboratorium, ditemukan 7 pasien dengan HIV/AIDs dengan karakteristik, 3 orang perempuan usia produktif, 2 orang laki laki usia produktif dan 2 orang anak berusia 1 tahun. Kejadian HIV pada ibu hamil belum ditemukan di RSUD Kota C karena belum adanya skrening HIV bagi semua ibu hamil.selain itu belum terdapat konselor HIV yang menawarkan ibu hamil untuk melakukan tes HIV dan sifilis. Dari pendistribusian 41 kuesioner didapatkan bahwa hampir seluruh (92,6%) tenaga kesehatan menyatakan sangat perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan penularan HIV. Sebagian besar (78%) tenaga kesehatan 9

3 memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang HIV/AIDs. Sedangkan 73,17% tenaga kesehatan belum memahami tentang program PMTCT. Selain itu lebih dari setengah (60,97%) responden masih memiliki stigma negatif yakni perawatan di ruang isolasi untuk pencegahan penularan HIV kepada orang lain. Kondisi di atas menunjukkan pentingnya implementasi program Prevention of mother to child transmission of HIV (PMTCT) yang bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi. Tujuan Umum Tersusun program untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dan ibu ke tenaga kesehatan untuk mencapai peningkatan kesehatan ibu, menurunkan angka kematian bayi dan melindungi kesehatan tenaga kesehatan di RSUD Kota C. Tujuan Khusus Teridentifikasi program yang sudah ada di Unit Kebidanan RSUD Kota C. Tersusun format skrening HIV pada ibu hamil di Unit Kebidanan RSUD Kota C. Tersusun program pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi berupa panduan/sop untuk Unit kebidanan RSUD Kota C. Tersosialisasi program PMTCT di setiap Unit Kebidanan RSUD Kota C. Terdapatnya konselor HIV di unit kebidanan RSUD Kota C. Diperolehnya feedback program PMTCT pada pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi di RSUD Kota C. Tersusun laporan dan rencana tindak lanjut program PMTCT di setiap Unit Kebidanan RSUD Kota C. BAB II ANALISA SWOT Strength (Kekuatan) Memiliki falsafah Pelayanan paripurna ibu dan bayi risiko tinggi merupakan prioritas utama pelayanan kami. Memiliki tujuan: Menciptakan kondisi bagi ibu dan janin agar dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang optimal Agar ibu dan janin terhindar dari kesakitan dan kematian RSUD Kota C merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk wilayah kota C dan sekitarnya. Sudah dilakukan program pengendalian infeksi nosokomial RS C merupakan salah satu RSIB di wilayah kota C. Jumlah tenaga kesehatan di ruang kebidanan di tiap ruangan meliputi ruang Poliklinik (3 bidan dengan pendidikan D3 Kebidanan), ruang IGD PONEK (11 bidan dengan tingkat pendidikan D3 Kebidanan), ruang VK (14 bidan dengan tingkat pendidikan D3 Kebidanan), ruang rawat Anggrek 1 dan 2 (21 bidan pendidikan D3 Kebidanan, 3 bidan pendidikan D4 Kebidanan, 1 bidan dengan pendidikan strata 1 kesehatan masyarakat, dan 2 bidan dengan pendidikan strata 2 kesehatan masyarakat), dan ruang Dahlia (11 Perawat dengan pendidikan D3 Keperawatan dan 17 bidan dengan pendidikan D3 Kebidanan). Komitmen yang tinggi dari ketua SMF Obstetri dan Kebidanan, kepala bidang keperawatan dan kepala ruangan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan rumah sakit. BOR bulan September 2014: VK 75,83%; Anggrek I 78,21%; Anggrek II 62,74% Dahlia untuk bayi sehat 31,33%, Dahlia untuk bayi sakit %, ALOS RSUD singkat. Sarana pencegahan infeksi yang sudah ada secara lengkap yaitu sarana cuci tangan dengan air mengalir, cairan desinfektan untuk cuci tangan di unit kebidanan. Di unit kebidanan sudah dilaksanakan pemisahan pasien yang menderita penyakit infeksius dan non infeksius beserta ruang khusus untuk pasien infeksius di unit kebidanan Weakness (Kelemahan) Belum adanya konselor yang mengarahkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan HIV di unit poliklink dan IGD PONEK RSUD Kota C. Sudah terbentuk Tim pelaksana program pencegahan dan pengendalian HIV di tingkat rumah sakit akan tetapi masih belum sempurnanya penggunaan alat pelindung diri (APD) Masih terbatasnya SDM yang sudah mengikuti kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan program PMTCT. Belum ada alur penanganan pasien HIV. SOP tentang penanganan ibu hamil dengan HIV belum ada. Keterbatasan tenaga kebersihan pada setiappergantian jaga, sehingga sampah sering melebihi kapasitas. Masih adanya stigma tenaga kesehatan yang menganggap bahwa pasien HIV di tempatkan di ruang isolasi untuk mencegah penularan terhadap orang lain. Opportunity (Kesempatan) Program pemerintah mencanangkan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara berkualitas. Sudah dilakukan in house training terhadap manajemen HIV-AIDS yang diikuti oleh kepala ruang kebidanan, kepala tim,dan dokter jaga IGD Ponek 10

4 Peraturan Kemenkes tahun 2011 tentang kebijakan dan strategi implementasi pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) atau Prevention of mother-to child transmission (PMTCT) Sasaran penurunan angka HIV merupakan salah satu standar akreditasi rumah sakit Adanya kebijakan pemerintah dalam pemeriksaan gratis bagi pasien yang terdeteksi HIV/AIDS Adanya kebijakan pemerintah dalam jaminan kesehatan nasional (JKN) yakni BPJS Keterbukaan pihak rumah sakit menerima masukan/inovasi kearah peningkatan pelayanan BAB. III LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PMTCT Pelaksanaan program meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap persiapan kami melakukan identifikasi masalah di unit kebidanan, melakukan studi literature tentang prevention mother to child HIV transmission (PMTCT) dan panduan praktik klinik (PKK), mengidentifikasi pemeriksaan awal yang dilakukan bidan dan obgyn pada pasien hamil tentang PMTCT, melakukan persamaan persepsi tentang PMTCT dengan bidan dan obgyn. Tahap pelaksanaan dimulai dengan mengadakan seminar tentang PMTCT dari beberapa narasumber yang berkompeten dalam hal PMTCT, pembentukkan tim edukasi yang akan mewakili bidan dan obgyn dalam melakukan pemeriksaan awal (screening dini) bagi pasien ibu hamil tentang PMTCT, membagi tanggung jawab pembuatan standar prosedur operasional (SPO) dalam screening HIV pada prenatal, SPO persalinan pada pasien dengan HIV positif, SPO dalam pemberian ASI dan susu formula serta tehnik menyusui bagi bayi dengan ibu yang HIV positif. Tahap akhir adalah mengevaluasi kerja dalam kurun waktu 2 minggu terkait pembuatan SPO dan pelaksanaan screening HIV pada setiap pasien prenatal.persiapa: Pada Unit Antenatal, kami melakukan pengamatan pada petugas ketika mereka melakukan anamnesa/pengkajian terhadap pasien tidak pernah menyinggung tentang pemeriksaan terhadap HIV termasuk pada mereka yang diketahui melakukan hubungan sex pra nikah atau mereka yang menggunakan tato atau mereka yang datang dengan keluhan penyakit menular seksual. Selain itu tidak ada format pengkajian yang mengarahkan pertanyaan agar seseorang terdeteksi berisiko atau tidak berisiko terhadap HIV. Pada Unit Intranatal, Kami melakukan pengamatan petugas kesehatan saat menerima pasien di PONEK.Ketika mereka melakukan anamneses/pengkajian tidak pernah bertanya tentang hal-hal yang menunjukan bahwa pasien berisiko terhadap HIV.Pada pengamatan terhadap format pengkajian, sudah lengkap namun dalam format tersebut tidak dicantumkan pertanyaan yang menggiring agar pasien dapat dilakukan pemeriksaan HIV. Pada Unit Postnatal, kami melakukan pengamatan terhadap petugas kesehatan saat melakukan perawatan pada pasien postnatal atau pasien dengan masalah ginekologi. Kami tidak menemukan adanya keberanian pada petugas untuk melakukan pendekatan pada pasien agar bersedia dilakukan pemeriksaan HIV meskipun pasien dirawat dengan penyakit menular seksual. Persiapan kegiatan program bagian pendokumentasian di unit kebidanan RSUD Kota C disesuaikan dengan plan of action (POA) yang telah dibuat oleh residen. Langkah awal dengan mengidentifikasi pendokumentasian untuk pasien ibu hamil di unit kebidanan RSUD Kota C. Identifikasi dilakukan pada minggu keempat September 2014 sampai minggu kedua Oktober Selain itu kami juga melakukan analisis situasi pelayanan PMTCT di RSUD Kota C. Kemudian melakukan studi literature terkait materi materi PMTCT dan dikonsultasikan kepada supervisor dan supervisor utama. Berikut dijelaskan secara rinci pelaksanaan program PMTCT. Kegiatan: Mengidentifikasi pemahaman staf di Unit Kebidanan tentang PMTCT dan screening dini HIV pada pasien prenatal melalui observasi dan quesioner pada petugas kesehatan. Hasilnya belum ada skrening HIV bagi ibu hamil, belum adanya konselor HIV pada ibu hamil, kurang terintegrasinya pelayanan pencegahan penularan HIV antara tenaga kesehatan, terbatasnya informasi tenaga kesehatan tentang PMTCT. Studi literature tentang PMTCT Banyak memperoleh literature dengan mencari sumber berupa artikel, modul yang terkait dengan PMTCT disesuaikan dengan kebutuhan yang telah disusun dalam POA. Beberapa yang dijadikan daftar pustaka mengenai PMTCT adalah : Depkes (2008). Modul pelatihan pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi prevention of mother to child hiv transmission. Departemen Kesehatan. Kemenkes (2012). Pedoman nasional pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA). Edisi Kedua. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Widjajanti M. (2012). Evaluasi program prevention of mother to child HIV transmission (PMTCT) di RSAB Harapan Kita Jakarta.Sari Pediatri. 14 (3): Kami membutuhkan banyak waktu untuk mampu memahami alur pembuatan secara prosedur operasional pemeriksaan HIV pada ibu hamil di RSUD Kota C. Menyamakan persepsi tentang PMTCT. Kami melakukan pendekatan secara personal petugas kesehatan di unit kebidanan RSUD Kota C tentang pemahaman PMTCT.Hasilnya berdasarkan quesioner awal masih terbatasnya pemahaman tenaga kesehatan mengenai PMTCT. 11

5 Kami menemui penanggung jawab obgyn untuk mendiskusikan tentang proyek inovasi berkaitan PMTCT. Hasilnya tanggapan positif berkaitan PMTCT yang akan dilakukan di RSUD Kota C, dan tanggapan positif dari bidang diklat mengenai program tersebut. Pelaksanaan Pelaksanaan program dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disepakati. Pelaksanaan kegiatan lebih banyak melibatkan kerjasama timdan tenaga kesehatan di unit kebidanan RSUD Kota C. Berikut dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan: Melaksanakan seminar penyampaian mengenai PMTCT bagi tenaga kesehatan di unit kebidanan dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten dalam hal HIV termasuk VCT, PITC, dan PMTCT. Pembentukan tim edukasi dalam seminar dan pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan POA yang telah disusun. Tim edukasi nantinya melakukan skreening HIV pada ibu hamil di unit kebidanan.pelaksanaan kegiatan ini mulai dilakukan minggu keempat November Membagi tanggung jawab dalam penyusunan format skreening HIV pada ibu hamil. Membagi tanggung jawab dalam pembuatann SPO screening HIV pada ibu hamil, persalinan pada ibu dengan HIV positif, pemberian ASI atau Susu formula yang sesuai AFASS Pelaksanaan seminar dan pelatihan tentang PMTCT dilakukan pada sebagian besar tenaga kesehatan di unit kebidanan Penerapan Uji coba kuesioner skreening HIV pada ibu hamil dilakukan mulai tanggal 30 November sampai dengan minggu pertama Desember. Evaluasi Tahap akhir dari pelaksanaan program adalah melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang terkait dengan PMTCT. Evaluasi pelaksanaan dimulai dari persiapan pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan PMTCT, seperti dijabarkan berikut ini: Persiapan Secara umum berbagai pihak dan unit kebidanan menerima dan memberikan dukungan positif, karena menganggap program ini sejalan dengan program yang sedang di jalani di rumah sakit untuk menghadapi akreditasi. Hubungan yang harmonis terjalin antara bidan, obsgyn dan pihak manajemen. Hasil evaluasi tingkat pengetahuan tenaga kesehatan di unit kebidanan RSUD Kota C adalah sebagai berikut: Petugas kesehatan memiliki pengetahuan yang baik tentang risiko penularan HIV yakni lebih dari setengah responden. Hampir semua (95%) tenaga kesehatan memahami bahwa program PMTCT untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi Petugas kesehatan pada dasarnya setuju (91%) bahwa skreening HIV pada ibu hamil dapat mencegah resiko penularan HIV Hampir seluruh tenaga kesehatan setuju (91) bahwa perempuan dengan HIV boleh hamil dengan persiapan dan perencanaan awal Tenaga kesehatan di unit kebidanan masih memiliki stigma bahwa penderita HIV harus di isolasi/dibedakan dengan penyakit infeksi lain, yakni sebesar 72,7%; sebesar 85% tenaga kesehatan setuju bahwa cara membersihkan peralatan yang tercemar darah dari ibu dengan HIV (+) berbeda dengan yang tidak terinfeksi HIV; sebesar 55% tenaga kesehatan tidak setuju bahwa penderita yang tidak dirawat di ruang isolasi dapat menularkan HIV; dan lebih dari setengah tenaga kesehatan setuju (51,5%) bahwa menolong partus secara spontan pada ibu dengan HIV tidak aman bagi tenaga kesehatan meskipun ibu telah mengkonsumsi ARV selama kehamilannya. Namun lebih dari setengah tenaga kesehatan tidak setuju (55%) bahwa resiko penularan HIV /AIDs lebih berbahaya dari pada penularan hepatitis; dan sebagian besar tenaga kesehatan (85%) saat merawat ibu dengan HIV muncul perasaan cemas/khawatir dengan adanya kemungkinan tertular dibandingkan saat merawat pasien preeklamsia. Sebagian besar tenaga kesehatan setuju (84,8%) bahwa penularan HIV dapat dicegah dengan melakukan tindakan kewaspadaan universal oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan setuju bahwa peralatan yang tersedia di ruangan sudah memadai untuk memeriksa/merawat pasien HIV VCT dan PMTCT sebesar 60,6%. Hampir sebagian besar tenaga kesehatan setuju (82%) bahwa perlu dilakukan skrening terhadap semua ibu hamil yang akan melahirkan di rumah sakit. Ada sebesar 52% tenaga kesehatan yang tidak setuju bahwa pemberian skrening hanya diperlukan oleh ibu hamil beresiko tinggi seperti PSK atau penderita penyakit kelamin serta pernah menggunakan narkoba. Hampir seluruh tenaga kesehatan setuju (97%) bahwa pelatihan tentang HIV pada ibu hamil, VCT dan PMTCT membantu kesiapan mental tenaga kesehatan dalam merawat ibu dengan HIV (+), serta ada 48% tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan materi tentang VCT, PITC, dan PMTCT. Sebagian besar tenaga kesehatan setuju (88,8%) untuk segera melapor ke Tim Pokja HIV dan menulis dalam buku khusus jika menemukan ibu hamil yang dicurigai HIV. Hampir separuh tenaga kesehatan tidak tahu (42%) tentang SPO penanganan pasien HIV di rumah sakit. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan program secara keseluruhan berjalan sesuai rencana: Seminar dan pelatihan PMTCT untuk tenaga kesehatan yang terkait dengan unit kebidanan sudah terlaksana dengan suksus. Hal ini terbukti dengan peserta yang hadir dan hasil post tes setelah mendapat seminar meningkat. Terbentuk tim edukasi HIV 12

6 Penyusunan SPO pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi, SPO persalinan pada ibu hamil penderita HIV (+), dan SPO pemberian makan bayi baru lahir sudah tersusun namun masih menunggu perbaikan dari Obsgyn dan bagian mutu pelayanan medis. Penyusunan formulir skrening HIV sudah tersusun namun belum masih belum dintegrasikan dalam format pengkajian Penerapan Penggunaan format skrening HIV pada ibu hamil di poliklinik KIA dan IGD Maternal masih dilakukan oleh mahasiswa dan baru melibatkan beberapa bidan saja. Beberapa bidan menganggap bahwa penggunaan skrening HIV akan maksimal apabila ada SPO yang telah ditetapkan oleh Direktur. Seluruh pasien yang dilakukan anamnesa dengan skrening HIV sebanyak 31 pasien, dari poliklinik sebesar 10 dengan hasil tidak ada yang beresiko.di ruang IGD Maternal sebanyak 21 dengan hasil tidak ada ibu hamil yang beresiko. Penyusunan SPO dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah ditunjuk masih perlu perbaikan dan revisi dari bagian mutu pelayanan dan obsgyn.faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan program di unit kebidanan RSUD Kota C. FAKTOR PENDUKUNG Adanya kesadaran diri pada staf bahwa angka HIV semakin tinggi terutama di wilayah Bogor. Adanya kepedulian dari staf untuk melakuka penjaringan pasien yang terinfeksi HIV. Sikap terbuka dari petugas di RSUD Kota C terhadap masukan dari pihak luar. Sebagian staf tenga kesehatan di unit kebidanan sebagian besar sudah diberikan pemaparan dan pelatihan mengenai PMTCT Sebagian besar staf tenaga kesehatan di unit kebidanan RSUD Kota C sudah memahami cara penularan HIV. Sudah dilakukan penyusunan format screening HIV pada ibu hami. Sudah dilakukan uji coba pada beberapa pasien tentang screening HIV pada ibu hamil. Sudah disusun SPO screening HIV pada ibu hamil. Adanyan dukungan positif dari pihak managemen RSUD Kota C terhadap program PMTCT. HAMBATAN YANG MUNGKIN MUNCUL Format screening HIV pada ibu hamil belum diadop di rekam medis Format screening belum disahkan oleh komite medik. SPO screening HIVpada ibu hamil belum disahkan oleh direktur RSUD Kota C Belum adanya komitmen bersama untuk melaksanakan PMTCT baik dari pihak managemen maupun staf tenaga kesehatan di unit kebidanan, komitmen bersama berupa: Direktur RSUD mensahkan SPO penanganan pasien HIV, bagian Rekam Medis mengeluarkan format screening HIV, Staf pelaksana pelayanan melakukan penjaringan menggunakan format yang telah disediakan dan bila pasien memenuhi kriteria berisiko tinggi maka dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap HIV, bagian laboratorium responsive bila ada pasien yang harus diperiksa HIV. Konselor RSUD Kota C selalu bersedia membuka hasil pemeriksaan terhadap HIV dan bersedia memberikan konseling pada pasien yang positif. Bagian farmasi menyediakan obat ARV sehingga bila dokter meresepkan ARV pasien dapat mengambil di Farmasi RSUD Kota C. Inilah yang dimaksud dengan komitmen bersama BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT Kegiatan dilakukan adalah pembuatan seminar dan workshop dengan tema Program Pencegahan dan Pengendalian penularan HIV dari ibu ke bayi (PMTCT) di Unit Kebidanan RSUD Kota C, yang berfokus pada 2 pilar atau komponen yang dikenal sebagai prong meliputi pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya, dan dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kesehatan selanjutnya kepada ibu yang terinfeksi HIV dan bayi serta keluarganya. Berdasarkan rencana kegiatan yang dibuat saat menyusun proposal awal dan berjalannya kegiatan pembuatan skrening HIV dan penyusunan SPO dengan berbagai dukungan dan hambatan di unit Kebidanan, maka kami merumuskan beberapa tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di unit kebidanan antara lain: Mensosialisasikan program PMTCT di semua unit yang terkait dengan kebidanan Mensosialisasikan penggunaan skrening HIV pada semua ibu hamil yang melakukan kunjungan di poliklinik dan IGD Maternal Menetapkan SPO yang telah disusun serta mensosialisasikan SPO yang telah disahkan oleh Direktur. Melakukan uji coba program PMTCT sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan Menyusun lembar cek list evaluasi untuk SPO yang telah disahkan oleh direktur Menyusun tim edukasi sesuai dengan kesanggupan tenaga kesehatan dan pemberian SK untuk tim edukasi yang telah terbentuk 13

7 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Format skrening yang sudah disusun dapat menjaring ibu hamil yang berisiko tinggi terhadap HIV. Tenaga kesehatan baik di Poli Kebidanan maupun PONEK dapat menggunakan format penjaringan pasien yang telah disusun. Bagian Rekam medis dapat meng-adop format penjaringan pasien berisiko terhadap HIV untuk disatukan dengan berkas rekam medic pasien. SPO penangan pasien HIV dapat diterapkan di RSUD Kota C, namun perlu pengesahan oleh Direktur RSUD Kota C. SARAN Format skrening HIV perlu diintegrasikan dengan form anamnesa antenatal care, dan perlu dilakukan penyegaran untuk penggunaan format bagi seluruh tenaga kesehatan yang terkait. SPO perlu disahkan oleh Direktur dan disosialisasikan di seluruh unit yang terkait Perlu integrasi kerjasama antara Obsgyn, Anak dan penyakit dalam. Perlunya sosialisasi (penempelan poster, penyediaan buku buku/materi yang berkaitan dengan HIV/AIDs dan penatalaksanaannya) Adanya penunjukkan tanaga kesehatan yang bertanggung jawab di masing masing unit kebidanan dan kandungan yang langsung berhubungan dengan tim POKJA HIV/AIDs untuk mengantisipasi ibu hamil dan bersalin yang berisiko tinggi HIV/AIDs di RSUD Kota C. Perlunya pelatihan untuk melakukan komunikasi terapeutik yang berhubungan dengan HIV/AIDs, VCT, PITC, dan PMTCT bagi seluruh tenaga kesehatan di unit terkait Perlu diadakan POLI ARV untuk tindak lanjut bagi ibu hamil yang positif menderita HIV. DAFTAR REFERENSI Depkes (2008). Modul pelatihan pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi prevention of mother to child hiv transmission. Departemen Kesehatan. Direktorat Bina Kesehatan Ibu (2012). Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA).Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes (2012).Pedoman nasional pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA). Edisi Kedua. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes (2013).Rencana aksi nasional pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) Indonesia Kementrian Kesehatan KPA (2011). Buku Laporan: Pertemuan nasional AIDs IV. Komisi Penanggulangan AIDs. SDKI (2012).Survey demografi dan kesehatan Indonesia. Badan Pusat Statistik Kementrian Kesehatan. 14

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization), penyebab kematian terbanyak pada wanita golongan reproduktif disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Sydrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Epidemi HIV/AIDS di Indonesia Epidemi HIV di Indonesia telah berlangsung selama 25 tahun dan sejak tahun 2000 sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi

Lebih terperinci

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Lecture Series Pusat Penelitian HIV/AIDS UNIKA ATMAJAYA: Peranan Bidan dalam Mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus RNA yang dapat menyebabkan penyakit klinis, yang kita kenal sebagai Acquired Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan AIDS sungguh mengejutkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi HIV adalah melalui kontak seksual;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit menular seksual AIDS masih menjadi perbincangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit menular seksual AIDS masih menjadi perbincangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit menular seksual AIDS masih menjadi perbincangan utama dalam permasalahan global. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas A. Latar Belakang Epidemi HIV telah memasuki babak baru dengan makin banyaknya penularan

Lebih terperinci

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 201 Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 1 Puskesmas Bulupoddo, 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penurunan angka Kematian Bayi dan Angka kematian Ibu terkait dengan pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang percepatan pencapaian Millenium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah bagi kehidupan seorang ibu dalam usia produktif. Bila terjadi gangguan dalam proses ini, baik itu

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK) KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK) Latar Belakang Bangsa Indonesia dihadapkan dengan tantangan untuk senantiasa meningkatkan kinerja dari aspek kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan ibu selama kehamilan sampai melahirkan dicerminkan dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang.

Lebih terperinci

HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan. informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah

HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan. informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah 1 Sebanyak 3 orang mengatakan selalu memberikan informasi HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menurunkan kemampuan sistem imun ((Morgan dan Carole, 2009). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut, kronis dan juga kematian. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV khususnya pada kelompok Wanita Penjaja Seks (WPS) di Indonesia pada saat ini, akan menyebabkan tingginya risiko penyebaran infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah internasional dalam bidang kesehatan adalah upaya menghadapi masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang tertuang pada target keenam Millennium Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan ibu, namun sampai saat ini Angka Kematian maternal (AKI) di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan jumlah kematian wanita saat hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi kehamilan, dari setiap penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibuibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan infeksi yang berkembang pesat di dunia, begitu pula di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem pertahanan manusia sehingga menyebababkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi melemah.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PRGRAM HIV AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL I. PENDAHULUAN Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk terbanyak keempat di dunia yaitu sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2015. Pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV-AIDS DAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) SERTA KESIAPAN MENTAL MITRA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN KE KLINIK VCT DI SURAKARTA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] PENDAHULUAN Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS adalah gejala penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk BAB l PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kesehatan ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penilaian status kesehatan masyarakat adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu telah lama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi ibu ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN UNIT PENDAFTARAN NO 1 Terdapat prosedur pendaftaran 2 Tersedia alur pendaftaran 3 Petugas memahami dan melaksanakan prosedur pendaftaran 4 Tersedia SOP Penilaian kepuasan pelangggan 5 Tersedia form penilaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengkhawatirkan masyarakat karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Survei Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2012 telah mencatat masalah kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) dan bayi di Indonesia

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) No. Dokumen : No.Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : PUSKESMAS KEPALA PUSKESMAS DR. IYOS ROSMAWATI NIP. 19740416 200801 2 003 KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamannya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhihitung dari hari perama haid terakhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 LATAR BELAKANG DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency Syndrome (AIDS) adalah masalah besar yang mengancam banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar 252.124.458 jiwa yang terdiri atas 126.921.864 jiwa penduduk laki-laki dan 125.202.594 jiwa penduduk

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 1 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh

Lebih terperinci

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deklarasi pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan hasil kesepakatan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel, kreatif, suportif, membimbing dan memonitoring yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan utama

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDGs) 4 menargetkan penurunan angka kematian balita (AKBa) hingga dua per tiganya di tahun 2015. Berdasarkan laporan terdapat penurunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak ditemukannya penyakit Aqcuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan gobal. Menurut data dari United Nations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan dasar yang ada di puskesmas. Tujuan umum program KIA ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini salah satu aspek kesehatan yang menjadi bencana bagi manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immuno-deficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Mochtar, 2012;h.35).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu dan anak adalah anggota keuarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus Kematian Ibu di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Di mana terbagi atas beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan pandemi terhebat dalam kurun waktu dua dekade terakhir. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV merusak sistem ketahanan tubuh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ukuran keberhasilan suatu pelayanan kesehatan tercermin dari penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka terendah yang dapat dicapai sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Acquired Imuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan syndrome atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Acquired Imuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan syndrome atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Imuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan syndrome atau kumpulan gejala yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu retrovirus yang menyerang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/ jati dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, remaja

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) , PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) 322460, Email : kpakabmimika@.yahoo.co.id LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS DAN IMS PERIODE JULI S/D SEPTEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu dan mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi penyimpangan, karena setiap kehamilan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga pengidap akan rentan

Lebih terperinci

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2007, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka

Lebih terperinci

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur Lampiran 1 Penjelasan prosedur Informed Consent Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian yang yang akan dilakukan oleh Gaby Gabriela Langi, SKM, mahasiswa Minat Utama Epidemiologi Lapangan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV/AIDS sebagai salah satu epidemik yang paling menghancurkan pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health Organization (WHO) 2012 menyebutkan bahwa

Lebih terperinci