PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017 ABSTRAK GIANI SUHARGANI PUTRI
|
|
- Sucianty Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017 ABSTRAK GIANI SUHARGANI PUTRI PERBEDAAN VARIASI BIOMASSA KANGKUNG AIR (IPOMEA AQUATIC FORSK) TERHADAP KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS Data Diskoperindag menyebutkan terdapat 217 industri tempe di wilayah Ciamis. Sebagian besar industri tempe di Wilayah Ciamis tidak memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL), sedangkan proses produksi industri tempe terus berlangsung pencemaran tentu saja akan terjadi yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup bila tidak adanya penanggulangan pengolahan limbah tersebut. Salah satu komponen limbah adalah Total Suspended Solid yang dapat mencemari badan air. Upaya dalam mengurangi Total Suspended Solid adalah dengan menggunakan Ipomea Aquatica Forsk. dengan metode Fitoremediasi. Penelitian ini dikategorikan quasi experiment denagn tipe Post Test Design. Populasi penelitian yaitu limbah cair industri tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Sampel penelitian ialah industri yang memilki kadar Total Suspended Solid melebihi NAB (100 mg/l). Dalam penelitian ini dilakukan 5 hari aklimatisasi dan 8 hari penanaman dengan 3 kali perlakuan untuk setiap pengulangan yaitu 700 gram, 800 gram dan 900 gram Ipomea Aquatica Forsk dengan 6 replika menjadi total 24 sampel. Hasil penelitian rata-rata kadar Total Suspended Solid limbah cair industri tempe dengan berbagai variasi biomassa Ipomea Aquatica Forsk. diantaranya 800 gram 901,6 mg/l dengan persentase penurunan 42,4%, 900 gram 611,6 mg/l dengan persentase penurunan 61,3%, 1000 gram 242,5 mg/l dengan persentase penurunan 84,8%. Berdasarkan hasil uji statistik Kruskal Wallis dengan nilai signifikasi 0,000 < α (0,05) ada perbedaan kadar Total Suspended Solid berdasarkan variasi biomassa Ipomea Aquatica Forsk. dalam limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Saran penelitian bagi Industri Tempe ialah menampung dan melakukan pengolahan, memanfaatkan tanaman air Ipomea Aquatica Forsk. untuk mengurai polutan yang ada dalam air limbah salah satunya adalah parameter Total Suspended Solid.
2 DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH THE FACULTY OF HEALTH SCIENCES SILIWANGI UNIVERSITY TASIKMALAYA 2017 ABSTRAK GIANI SUHARGANI PUTRI DIFFERENCES VARIATION OF IPOMEA AQUATIC FORSK BIOMASS TO TOTAL SUSPENDED SOLID LEVELS IN LIQUID WASTE OF TEMPE INDUSTRY Data of Diskoperindag (Trade and Industry Board) mention there are 217 industrial tempe (fermented soybean) in Ciamis regency. Most of them do not have Wastewater Treatment Plant (WWTP/IPAL), while production process continues. It means that environmental damage will occur if there is no action to tackle that waste pollution. One component of that waste is Total Suspended Solid (TSS) which contaminate water body. An efforts to reduce of the Total Suspended Solid is by using Ipomea Aquatica Forsk through phytoremediation method. This research was categorized as quasi-experimental with Post-Test Design type. The population of this research was the wastewater of tempe industry in Ciamis Subdistrict of Ciamis Regency. The sample was the industry with Total Suspended Solid content exceeding threshold limit value (TLV/NAB = 100 mg/l). In this study 5 days acclimatization followed by 8 days planting result of the average of Total Suspended Solid of tempe industry wastewater with various biomass of Ipomea Aquatica Forsk were 800 grams mg/l with a percentage decrease was 42.4%, 900 grams mg/l with a percentage decrease was 61.3%, and 1000 grams mg/l with a percentage decrease was 84.8%. Based on result of Kruskal Wallis statistic test with significance value <α (0,05), that result above showed the difference of Total Suspended Solid value based on biomass variation of Ipomea Aquatica Forsk in wastewater of tempe industry in District Ciamis Ciamis Regency. This research suggestion for the Tempe Industry is to contain and processing the wasteater by using Ipomea Aquatica Forsk to unraveling the pollutants in the wastewater which one of them is Total Suspended Solid. Keywords : Ipomea Aquatica Forsk, Total Suspended Solid, Fitoremediasi, Liquid Waste Of Tempe Industry
3 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data Diskoperindag (Dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan) terdapat 217 industri tempe di wilayah Ciamis. Selain itu dalam data 10 besar penyakit UPTD Puskesmas di kabupaten ciamis salah satunya terdapat penyakit diare, TSS dapat menjadi pencetus diare karena adanya TSS dalam air menyebabkan penetrasi cahaya dalam air berkurang sehingga proses fotosinteis terganggu maka oksigen dalam air rendah hal ini berdampak terhadap tumbuhnya bakteri anaerob yang berisifat pathogen. Adapun salah satunya yang akan dilakukan penelitian berada di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dengan produksi kg/hari. Sebagian besar industri tempe di Wilayah Ciamis tidak memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) juga kurangnya pengawasan Dinas terkait. Adapun survey awal yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan Hidup Ciamis menunjukkan hasil analisis kandungan limbah cair pabrik tempe mempunyai kadar nilai parameter pencemar diantaranya Suhu 27,75 0 C, ph 4,72, TSS 952 mg/l, BOD mg/l, COD mg/l yang melebihi standart baku mutu limbah cair, sehingga dapat mencemari lingkungan. Penelitian penurunan Total Suspended Solid (TSS) dengan variasi biomassa Ipomea Aquatica Forsk. ini didasari pra eksperimen dengan kadar awal 730 mg/liter, setelah 5 hari aklimatisasi dan 8 hari penanaman memilki hasil kontrol 964 mg/liter dengan berat massa tanaman 500 gram 142 mg/liter, 1000 gram 78 mg/liter dan 1500 gram 20 mg/liter. Dalam hasil pra eksperimen tersebut didapati kadar TSS dalam 1000 gram mampu menurunkan hingga dibawah nilai ambang batas sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian berikutnya karena dinilai telah berhasil dalam penurunan kadar TSS limbah cair tempe Limbah cair dari proses perebusan dan perendaman kedelai, mempunyai nilai TSS yang jauh melewati standart baku mutu limbah cair. Pengaruh Padatan tersuspensi (TSS) sangat beragam, tergantung dari sifat kimia alamiah bahan tersuspensi tersebut. Fitoremediasi merupakan alternatif lain dalam upaya penanganan lahan terkontaminasi secara lebih murah dengan tingkat keberhasilan yang diharapkan lebih tinggi serta sesuai dengan alam Indonesia.. (Hidayati N, 2001 dalam Nuril H, 2004). Mekanisme kerja fitoremediasi pada tanaman mencakup proses penyerapan dan akumulasi ke bagian tanaman seperti akar, batang dan daun (Fitoekstraksi), kemampuan akar tanaman untuk menyerap, mengendapkan dan mengakumulasi limbah (Rhizofiltrasi), metabolisme limbah dalam jaringan tanaman oleh enzim (Fitodegradasi), kemampuan tanaman mengekskresikan senyawa kimia tertentu (Fitostabilisasi), penyerapan limbah dan pelepasannya lewat daun dan adakalanya mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun (Fitovolatilisasi) (Misbachul, 2010). Dalam penelitian lain disebutkan Ipomea aquatica forsk sebagai agen fitoremediasi dalam menurunkan kadar Total Suspended Solid (TSS) mampu menaikkan derajat keasaman ( ph ) air limbah kedelai. Penggunaan kangkung air selama 8 hari menurunkan TSS 63.2% serta menaikan ph menjadi 7.4 (Natalina dan Hardoyo, 2013). Pada penelitian (Zuchrotus,et all., 2009) pemanfaatan limbah cair industri tempe dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Kangkung darat (Ipomea reptans) dengan hasil konsentrasi limbah 60%. Penggunaan Ipomea Aquatica Forsk dalam proses pengolahan limbah cair menyebabkan terjadinya proses pertukaran dan penyerapan ion. Karenanya dalam kondisi ini tanaman akan berperan dalam menstabilkan beberapa faktor fisik dan kimia perairan. Ipomea aquatica forsk merupakan tanaman air yang banyak tumbuh pada saluran buangan limbah cair sekitar pemukiman. Tanaman ini memiliki daya adaptasi yang cukup luas karena dapat hidup pada kondisi iklim dan di berbagai habitat. I. aquatic, merupakan salah satu tanaman fitoremedisi yang mampu mengakumulasi logam berat seperti Zn, Cu dan Pb. Tanaman ini juga merupakan
4 tanaman sayuran penting karena banyak mengandung sumber nutrient dan dibudidayakan. (Wahyu Lestari, 2013). Pada penelitian lain disebutkan penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) dalam 8 hari menurunkan kadar sekitar 63,2% dan hasil pra eksperimen, berdasarkan data tersebut peneliti bertujuan untuk menambah variasi biomassa yang lebih efisien dalam penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) oleh tanaman kangkung air. Bertitik tolak pada hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji pengaruh Perbedaan Variasi Lama Kontak Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) Terhadap Penurunan Kadar Tss (Total Suspended Solid) Di Limbah Cair Industri Tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh Perbedaan Variasi Lama Kontak Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) terhadap Penurunan Kadar TSS (Total Suspended Solid) di Limbah Cair Industri Tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis? 2. Tujuan Khusus a. Mengukur kadar TSS (Total Suspended Solid) awal pada kontrol sebelum diberi perlakuan dengan Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) b. Mangukur kadar TSS (Total Suspended Solid) setelah dilakukan perlakuan Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) pada berbagai variasi biomassa tanaman yakni 800 gram, 900 gram dan 1000 gram. c. Menganalisis perbedaan kadar TSS (Total Suspended Solid) pada berbagai variasi biomassa Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) di limbah cair industri tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis d. Menentukan biomassa yang paling efektif dalam menurunkan kadar TSS (Total Suspended Solid) dengan Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) di limbah cair industri tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis II.METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan ini dikategorikan dalam penelitian kuasi eksperimen (quasi experiment) yaitu studi eksperimental yang dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara nonrandomisasi (Last, 2001). Jenis desain eksperimen kuasi yang digunakan yaitu Post Test Design yang merupakan pengukuran pada dua kelompok sample (treatment and control group) sesudah intervensi. Gambaran rancangan penelitian yang dilakukan sebagai berikut (Swarjana, 2012: 71): Populasi dalam penelitian ini adalah limbah cair tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Sampel dalam penelitian ini diambil dari salah satu industri tempe yang air limbahnya memiliki kadar Total Suspended Solid melebihi NAB (100 mg/l). Dalam penelitian ini dilakukan 3 kali perlakuan untuk setiap pengulangan yaitu 700 gram,800 gram dan 900 gram tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk dengan 6 replika, sehingga sampel sebanyak 24 sampel. Jumlah replikasi dalam penelitian ini didasarkan pada rumus (Warsa 1998:116): III.HASIL PENELITIAN 1. Hasil Univariat a) Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe Sebelum Perlakuan Variasi Biomassa Tanaman Hasil pengukuran awal kadar TSS pada limbah cair industri tempe sebelum perlakuan dengan menggunakan variasi Aquatica Forsk.) sebesar 2220 mg/l. Kadar tersebut melewati nilai ambang batas yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No. 4 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter.
5 b) Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan Variasi Biomassa Tanaman Rata-rata kadar Total Suspended Solid (TSS) setelah perlakuan selama 8 hari dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 901,6 mg/l, 900 gram 611,6 mg/l, dan 1000 gram 242,5 mg/l. Grafik 4.1 Rata-rata Kadar TSS Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan 2017 c) Persentase Penurunan Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan Nilai persentase penurunan Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tempe setelah kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 42,4%, 900 gram 61,3% dan 1000 gram 84,8%. Grafik 4.3 Persentase Penurunan TSS Per 100 gram Kangkung Air Limbah Cair Industri Tempe Penurunan Total Suspended Solid (TSS) dengan kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) per 100 gram dari gram mengalami penurunan 19,2% sedangkan gram mengalami penurunan 23,5%. Adapun rata-rata penyerapan Total Suspended Solid (TSS) per 100 gram tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) 21,35%. d) Hasil Pengukuran ph Limbah Cair Industri Tempe Rata-rata ph setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 7,22; 900 gram 7,22; 1000 gram 7,43 sementara kontrol yaitu 6,71. Grafik 4.2 Persentase Penurunan TSS Limbah Cair Industri Tempe Berdasarkan Grafik diatas diketahui bahwa persentase rata-rata penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) yang paling tinggi yaitu 1000 gram dengan persentase rata-rata penurunan 84,8% sedangkan persentase penurunan TSS terendah pada variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram dengan persentase penurunan 42,2%. Grafik 4.3 Rata- Rata Nilai ph Limbah Cair Industri Tempe Tahun 2017 e) Suhu Limbah Cair Tempe Setelah Perlakuan Variasi Biomassa Tanaman Rata-rata suhu setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi biomassa Forsk.) yaitu 800 gram 25, 900 gram 25, 1000 gram 25 sementara kontrol 25.
6 Forsk.) pada limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis kabupaten Ciamis. Grafik 4.4 Rata-Rata Suhu Limbah Cair Industri Tempe Tahun Analisis Bivariat Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan uji bivariat pada data hasil pengujian Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tempe berdasarkan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.). Uji perbedaan penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) dilakukan dengan menggunakan uji Kruskal Wallis karena sampel dibawah 30. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menentukan perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi Aquatica Forsk.). hasil uji Kruskal Wallis dapat dilihat pada tabel Tabel 4.5 Perbedaan Penurunan Kadar TSS Berdasarkan Variasi Biomassa Tanaman pada Limbah Cair Industri Tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun 2017 No. Variasi Biomassa Tanaman Mean Rank gram 14, gram 10, gram 3,50 Sumber: Data Primer Pvalue 0,000 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji analisis statistik dengan Kruskal Wallis dengan alpha α = 5% didapat penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) berdasarkan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) pada limbah cair industri tempe memiliki nilai p value sebesar 0,000 < α = 0,05 artinya terdapat perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) berdasarkan variasi biomassa V.PEMBAHASAN A. Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe Berdasarkan data Diskoperindag (Dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan) terdapat 217 industri tempe di wilayah Ciamis. Adapun salah satunya berada di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dengan produksi 1500 kg/hari. Sebagian besar industri tempe di Wilayah Ciamis tidak memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) juga kurangnya pengawasan Dinas terkait dikarenakan kuantitas dari pemilik industri tempe di wilayah Ciamis yang terbatas dibandingkan dengan Industri Tahu yang jumlahnya telah mencapai ribuan Industri. Meskipun demikian pencemaran tentu saja terus terjadi selama proses produksi industri tempe berlangsung yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup bila tidak adanya penanggulangan pengolahan limbah tersebut. Adapun survey awal yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan Hidup Ciamis menunjukkan hasil analisis kandungan limbah cair pabrik tempe mempunyai kadar nilai parameter pencemar diantaranya Suhu 27,75 0 C, ph 4,72, TSS 1515 mg/l, BOD mg/l, COD mg/l yang melebihi standart baku mutu limbah industri tempe yang ditetapkan PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII tentang kadar maksimum Total Suspended Solid (TSS) limbah cair tempe yang diperbolehkan dibuang ke saluran pembuangan atau badan air adalah sebesar 100 mg/liter. Penelitian penurunan Total Suspended Solid (TSS) dengan variasi biomassa Forsk.) ini didasari pra eksperimen dengan kadar awal 730 mg/liter, setelah 5 hari aklimatisasi dan 8 hari penanaman memilki hasil kontrol 964 mg/liter dengan berat massa tanaman 500 gram 142 mg/liter, 1000 gram 78 mg/liter dan 1500 gram 20 mg/liter. Dalam hasil pra eksperimen tersebut
7 didapati kadar TSS dalam 1000 gram mampu menurunkan hingga dibawah nilai ambang batas sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian berikutnya karena dinilai telah berhasil dalam penurunan kadar TSS limbah cair tempe B. Kadar TSS pada Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan Penelitian dilakukan pada air limbah industri tempe untuk mengetahui kadar TSS (Total Suspended Solid) dengan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen (quasi experiment) yaitu studi eksperimental yang dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara nonrandomisasi (Last, 2001). Jenis desain eksperimen kuasi yang digunakan yaitu Post Test Design yang merupakan pengukuran pada dua kelompok sample (treatment and control group) sesudah intervensi. Adapun upaya yang dilakukan untuk penurunan kadar TSS dengan perbedaan Biomassa tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatica Forsk.). Pada variasi biomassa dengan menggunakan kangkung air, biomassa akan mempengaruhi penurunan kadar TSS. Hal ini disebabkan oleh faktor perbedaan biomassa tanaman kangkung air dalam setiap wadah yang berisi limbah cair industri tempe sehingga tingkat penyesuaian atau adaptasi tanaman pun akan berbeda-beda. Perlakuan yang diberikan pada limbah cair industri tempe yang memilki kandungan Total Suspended Solid (TSS) melebihi baku mutu limbah industri tempe yang ditetapkan PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa air limbah industri tempe yang telah diberi perlakuan dengan menggunakan variasi biomassa Forsk.) memiiki hasil yang berbeda. Ratarata kadar Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah industri tempe setelah diberi perlakuan untuk setiap variasi biomassa Forsk.) memiliki hasil diantaranya ialah biomassa 800 gram 901,6 mg/liter, 900 gram 611,6 mg/liter sedangkan pada biomassa 1000 gram terdapat TSS sebesar 242,5 mg/liter. Persentase rata-rata penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) yang paling besar yaitu pada biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) seberat 1000 gram dengan persentase ratarata penurunan 84,8% sedangkan persentase penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) terendah yaitu pada Aquatica Forsk.) seberat 800 gram dengan persentase rata-rata penurunan 42,4%. Kadar Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah cair industri tempe dengan perlakuan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dan lama tinggal 8 hari mengalami penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) tetapi tidak berada dibawah nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter. Pencapaian terbaik penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) penelitian ini pada biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) seberat 1000 gram dengan persentase ratarata penurunan 84,8%. C. Analisis Perbedaan Kadar TSS terhadap Variasi Biomassa Tanaman Analisis perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tempe dengan berbagai variasi Aquatica Forsk.) dengan jumlah sampel yaitu 24 sehingga uji yang digunakan yaitu uji Kruskal Wallis dikarenakan jumlah sampel berjumlah kurang dari 30. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis nilai p value = 0,000 dan α = 0,05 sehingga diperoleh nilai p value = 0,000 < α = 0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak sehingga ada perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) dengan berbagai variasi biomassa Forsk.) pada limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Kadar Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah cair industri tempe dengan perlakuan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dan lama tinggal 8 hari mengalami penurunan
8 kadar Total Suspended Solid (TSS) tetapi tidak berada dibawah nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter. Pencapaian terbaik penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) penelitian ini pada biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) seberat 1000 gram dengan persentase ratarata penurunan 84,8%. Penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) terjadi akibat proses fitoremediasi tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yang dipengaruhi oleh mekanisme kerja fitoremediasi pada tanaman mencakup proses penyerapan dan akumulasi ke bagian tanaman (Fitoekstraksi) mengendapkan dan mengakumulasi limbah (Rhizofiltrasi), metabolisme limbah dalam jaringan tanaman oleh enzim (Fitodegradasi), kemampuan tanaman mengekskresikan senyawa kimia tertentu (Fitostabilisasi), penyerapan limbah dan pelepasannya lewat daun dan adakalanya mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun (Fitovolatilisasi) (Misbachul, 2010). Penyerapan Total Suspended Solid (TSS) pada proses fitoremediasi terjadi perubahan pada kondisi fisik tanaman terlihat pada semua tanaman perlakuan. Penurunan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas mikroorganisme yang berperan membantu menurunkan konsentrasi dalam jumlah besar. Kangkung air merupakan tumbuhan yang dapat mengakumulasi TSS dalam konsentrasi tinggi. Pengaruh waktu tinggal berbanding lurus dengan penurunan konsentrasi TSS serta banyaknya jumlah kangkung air sangat mempengaruhi penyerapan terhadap konsentrasi TSS. Hal ini disebabkan semakin besar jumlah kangkung air yang digunakan maka semakin tinggi nilai transpirasinya dan sebaliknya semakin kecil jumlah kangkung air yang digunakan maka semakin rendah pula nilai transpirasinya. Semakin banyak air yang diserap kangkung air maka semakin banyak TSS yang masuk dalam tubuh kangkung air dan menyebabkan penurunan TSS diperairan. D. ph Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan Nilai ph air digunakan untuk menunjukkan kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) air limbah. ph dalam air limbah sangat dipengaruhi oleh kegiatan perendaman kedelai yang bertujuan untuk menurunkan derajat keasaman kedelai sehingga dapat ditumbuhi kapang. Proses inilah yang membuat air limbah cenderung asam. Air limbah cenderung asam dan pada keadaan asam ini terlepas zat-zat yang mudah menjadi gas. Skala ph berkisar antara 1-14, kisaran nilai ph 1-6 termasuk kondisi asam, ph 8-14 termasuk kondisi basa, dan ph 7 adalah kondisi netral. Adapun hasil pengujian ratarata ph limbah cair industri tempe setelah perlakuan dengan berbagai variasi biomassa Forsk.) yaitu 800 gram 7,22; 900 gram 7,22; 1000 gram 7,43 sementara kontrol yaitu 6,71. Dalam standart baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No.5 Tahun 2014 lampiran XVIII untuk ph yaitu 6-9 sehingga perlakuan dengan variasi Aquatica Forsk.) memiliki nilai ph yang sudah sesuai dengan standart baku mutu. Peningkatan ph limbah cair pada akhir pengamatan terjadi untuk semua perlakuan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram, 900 gram dan 1000 gram. Hal ini menunjukkan bahwa, tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) memiliki potensi untuk meningkatkan ph pada limbah cair industri tempe. Kisaran ph perairan 6-9 masih merupakan kisaran ph normal bagi kehidupan biota dalam suatu perairan. Hal ini disebabkan karena berbagai proses kimia dan mikrobiologi yang menghasilkan senyawa berbahaya bagi kehidupan biota serta kelestarian lingkungan tidak terjadi. E. Suhu Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam penanganan limbah. Pada suhu yang tinggi oksidasi bahan organik lebih besar. Pada pengukuran suhu awal
9 sebelum perlakuan fitoremedisi suhu limbah cair industri tempe yaitu 25 0 C, sampel perendaman dan pencucian yang telah dihomogenkan tersebut tidak memiliki suhu tinggi dibandingkan perebusan. Pada akhir pengamatan suhu menjadi 25 0 C yang merupakan suhu optimal untuk pertumbuhan kangkung air. Penurunan suhu dipengaruhi oleh bentuk morfologi kangkung air yang tidak seluruhnya menutupi permukaan media, sehingga oksigen bebas dapat berdifusi denga media. Difusi oksigen bebas ke dalam media dapat menyebabkan turunnya suhu limbah. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat ratarata suhu setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 25, 900 gram 25, 1000 gram 25 sementara kontrol 25. VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata-rata kadar Total Suspended Solid (TSS) limbah cair industri tempe dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) diantaranya 800 gram 901,6 mg/l dengan persentase penurunan 42,4%, 900 gram 611,6 mg/l dengan persentase penurunan 61,3%, 1000 gram 242,5 mg/l dengan persentase penurunan 84,8%. 2. Ada perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) berdasarkan variasi Aquatica Forsk.) dalam limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. B. Saran 1. Bagi Industri Tempe a. Menampung dan melakukan pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum langsung dibuang ke lingkungan karena masih begitu tingginya zat pencemar yang ada pada air limbah tersebut. b. Mengetahuinya pentingnya pengolahan air limbah sebagai upaya pengembangan industri dikaitkan dengan upaya pelestarian lingkungan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. c. Memanfaatkan tanaman air seperti kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) untuk mengurai polutan yang ada dalam air limbah salah satunya adalah parameter Total Suspended Solid (TSS) 2. Bagi Peneliti Lain a. Peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan mengukur kadar TSS pada badan air yang berada di sekitar industri tempe serta memperhatikan beberapa kelemahan dalam penelitian ini seperti cara pengambilan sampel. b. Perlu dilakukan penelitian dengan desain Pre and Post Test untuk pengujian kadar TSS dengan menggunakan tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dengan cara menambah berat tanaman c. Dalam parameter tempe terdapat tidak hanya TSS, ph dan Suhu saja melainkan adanya kadar Bod, Cod dan Do. Sehingga diperlukan penurunan parameter tersebut dengan menggunakan tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.). d. Menggunakan tanaman ataupun media penurunan berbeda selain fitoremediasi tanaman untuk mengetahui penurunan TSS limbah cair industri tempe yang lebih efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Nuril Hidayati, Fitoremediasi dan Potensi umbuhan Hyperakumulator. Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jl Ir. H.Juanda Bogor.
10 Misbachul Moenir, Kajian Fitoremediasi Alternatif Pemulihan Tanah Tercemar Logam Berat. Jurnal riset Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Industri. Semarang. Zuchrotus Salamah et. all., 2009 Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tempe Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptans, Poir) Kultivar Kencana. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Swarjana. I Ketut Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta
Natalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT
9- November PENGGUNAAN ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes (Mart) Solms) DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk ) DALAM PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU Natalina dan Hardoyo ) Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR BESI (Fe) BERDASARKAN VARIASI BERAT LIMBAH TAHU SEBAGAI PENYERAP LOGAM PADA LEACHATE (LINDI) (STUDI DI TPA CIANGIR KOTA TASIKMALAYA)
PERBEDAAN KADAR BESI (Fe) BERDASARKAN VARIASI BERAT LIMBAH TAHU SEBAGAI PENYERAP LOGAM PADA LEACHATE (LINDI) (STUDI DI TPA CIANGIR KOTA TASIKMALAYA) Maman Faturohman 1) H. Yuldan Faturahman dan Andik Setiyono
Lebih terperincibarang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin pesatnya pertumbuhan industri yang beraneka ragam sudah barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari berbagai macam kegiatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum dibuang ke lingkungan, keberadaan suatu limbah membutuhkan pengolahan dan pengendalian agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang tidak terkendali. Sehingga, setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan
Lebih terperinciJURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )
Pengaruh Lama Waktu Kontak Dan Diameter Media Karang Jahe (Acropora Sp.) Terhadap Penurunan Kadar Logam Chromium (Cr) Limbah Cair Batik Home IndustryKota Pekalongan Maulana Syarif Hidayat*) *) mahasiswa
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv vii viii ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Pertanyaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciAzolla microphylla Bioremoval as Countermeasures Alternative of Heavy Metals (Zn) In the Cultivation Media
Azolla microphylla Bioremoval as Countermeasures Alternative of Heavy Metals (Zn) In the Cultivation Media By Fahri Muhammad 1), Syafriadiman 2), Niken Ayu Pamukas 2) Laboratory of Environmental Quality
Lebih terperinciBAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan
BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciBAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS
6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS
ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS Daud Satria Putra, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan ekosistem perairan darat yang merupakan bagian integral dari kehidupan organisme dan manusia di sekitarnya, serta dipengaruhi oleh berbagai
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciFitoremediasi Limbah Cair Tapioka dengan menggunakan Tumbuhan Kangkung Air (Ipomoea aquatica) RIKA NURKEMALASARI 1, MUMU SUTISNA 2, EKA WARDHANI 3
Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan] Itenas No.2 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [September 2013] Fitoremediasi Limbah Cair Tapioka dengan menggunakan Tumbuhan Kangkung Air (Ipomoea aquatica)
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010
ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010 Ferdy G. Pakasi Jurusan Kesehatan Lingkungan Kemenkes Manado Abstract. Hospital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA
PERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciLIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT DENGAN TANAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pencemaran air yang disebabkan oleh industri penyamakan kulit di kawasan Sukaregang, Kabupaten Garut terus menjadi sorotan berbagai pihak. Industri ini
Lebih terperinciOleh: Hernayanti dan Elly Proklamasiningsih Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto (Diterima: 4 Oktober 2004, disetujui: 6 Nopember 2004)
FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR BATIK MENGGUNAKAN KAYU APU (Pistia stratiotes L.) SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PHYTOREMEDIATION OF BATIK LIQUID WASTE USING WATER LETTUCE (Pistia stratiotes L.)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh
Lebih terperincikimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat
1 2 Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maka mengakibatkan semakin meningkatnya potensi pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, sektor perekonomian di Indonesia tumbuh dengan pesat. Pola perekonomian yang ada di Indonesia juga berubah, dari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap
Lebih terperinciAnis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
Kadar N dan P Limbah Cair Tahu Anis Artiyani PENURUNAN KADAR N-TOTAL DAN P-TOTAL PADA LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI ALIRAN BATCH DAN KONTINYU MENGGUNAKAN TANAMAN HYDRILLA VERTICILLATA Anis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin besarnya limbah yang di hasilkan dari waktu ke waktu. Konsekuensinya adalah beban badan air selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) AIR LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI
Jurnal Permukiman Vol. 12 No. 1 Mei 2017 : 25-32 PENURUNAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) AIR LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI Reduction of Total Suspended Solid Levels Wastewater in Tofu
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma
PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN Darajatin Diwani Kesuma daradeka@gmail.com M.Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The amis of this study are to
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu Berdasarkan analisis ANAVA (α=0.05) terhadap Hubungan antara kualitas fisik dan kimia
Lebih terperinciKata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos
VARIASI WAKTU AERASI DALAM INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECAP DAN SAOS AERATION TIME VARIATION IN THE TREATMENT OF WASTEWATER INDUSTRIAL SOY AND SAUCE Daniel Dae Nuba H (1), A. Wibowo Nugroho
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD
EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD Fidyan Hifzhani., Syarifudin A., Arifin Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA Zuchrotus Salamah 1. Suci Tri Wahyuni 1, Listiatie Budi Utami 2 1 =
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun
Lebih terperinciFITOREMEDIASI LIMBAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)
FITOREMEDIASI LIMBAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) Imbar Agusetyadevy, Sri Sumiyati, Endro Sutrisno ABSTRACT Heavy metal contamination
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka
Lebih terperinciPrestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN
STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas air di seluruh dunia. Pencemaran air disebabkan oleh jumlah manusia dan kegiatan manusia yang beragam.
Lebih terperinciPERBEDAAN VARIASI DOSIS ABU SEKAM PADI DALAM MENURUNKAN KADAR LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA LIMBAH INDUSTRI BATIK
PERBEDAAN VARIASI DOSIS ABU SEKAM PADI DALAM MENURUNKAN KADAR LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA LIMBAH INDUSTRI BATIK Fitri Nurhopi 1) Sri Maywati 2 dan Anto Purwanto 2) 1) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI
SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI O l e h : HARI WIBOWO THAMRIN 0652010031 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciPENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) Diperoleh penurunan kadar COD optimum pada variasi tumbuhan Tapak Kuda + Kompos 1 g/l. Nilai COD lebih cepat diuraikan dengan melibatkan sistem tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri
Lebih terperinciNur Rahmah Fithriyah
Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Penelitian Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan. Masing masing kelurahan di kecamatan Kota Timur adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Tambak udang vannamei masyarakat Desa Poncosari, Srandakan, Bantul merupakan tambak udang milik masyarakat yang berasaskan koperasi dari kelompok tambak yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
Lebih terperinciBAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk
BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk 2.1. Sumber Limbah ini antara lain: Sumber air limbah yang ada di PT. United Tractors Tbk saat Dari proses produksi, (proses produksi/ bengkel, dan cuci unit),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup seperti tumbuh-tumbuhan atau hewan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air di negara berkembang seperti Indonesia saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan harus segera mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air dan sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara
Lebih terperinciDyah Puspito Rukmi et al., Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)...
Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam Menurunkan Kadar Deterjen, BOD, dan COD pada Air Limbah Laundry (Studi di Laundry X di Kelurahan Jember Lor Kecamatan Patrang Kabupaten Jember) The
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eceng Gondok Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) adalah tumbuhan air yang hidup di perairan tawar yang menyerap nutrien untuk pertumbuhannya. Penyerapan nutrien dalam jumlah
Lebih terperinci: liquid waste of batik, phytoremediation,salvinia molesta, contact time, the cadmium level
PENGARUH VARIASI LAMA KONTAK FITOREMEDIASI TANAMAN KIAMBANG (SALVINIA MOLESTA) TERHADAP KADAR KADMIUM (Cd) PADA LIMBAH CAIR HOME INDUSTRY BATIK X MAGELANG Zulfa Oktavia, Budiyono, Nikie Astorina Yunita
Lebih terperinciPENGARUH SINAR ULTRA VIOLET (UV) UNTUK MENURUNKAN KADAR COD,TSS DAN TDS DARI AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT T E S I S
PENGARUH SINAR ULTRA VIOLET (UV) UNTUK MENURUNKAN KADAR COD,TSS DAN TDS DARI AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT T E S I S Oleh: HERMANSYAH PSL/097004015 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan industri, semakin menimbulkan masalah. Karena limbah yang dihasilkan di sekitar lingkungan hidup menyebabkan timbulnya pencemaran udara, air
Lebih terperinciJurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).
KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR BOD, COD DAN TSS PADA LIMBAH TAHU MENGGUNAKAN EFFECTIVE MICROORGANISM-4 (EM4) SECARA AEROB
PENURUNAN KADAR BOD, COD DAN TSS PADA LIMBAH TAHU MENGGUNAKAN EFFECTIVE MICROORGANISM-4 (EM4) SECARA AEROB Kartika Lingga Sari, Zulfikar Ali As, Hardiono Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciPupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil panennya, misalnya budidaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah binatu mengandung sisa deterjen, pewangi, pelembut, pemutih, dan senyawa aktif metilen biru yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan lingkungan. Hampir
Lebih terperincipenambahan nutrisi berupa lumpur sebanyak ± 200 ml yang diambil dari IPAL
63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan menggunakan Fluidized Bed Reaktor secara aerobik dengan media styrofoam ini dimulai dengan melakukan strarter bakteri yaitu dengan penambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akan tetapi, perkembangan industri tersebut juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan,
Lebih terperinciEfektifitas Jerami Dalam Menyerap Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Air Di Embung Piloliyanga. Feni Rahman, Dian Saraswati, Ekawaty Prasetya 1
Efektifitas Jerami Dalam Menyerap Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Air Di Embung Piloliyanga Feni Rahman, Dian Saraswati, Ekawaty Prasetya 1 Feni Rahman. 811410051. Efektifitas Jerami dalam Menyerap
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI ABSTRAK
Pengolahan Limbah Loundry dengan Tanaman kayu Apu, (Rido dan Rudy Laksmono) 60 PENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI RidoWandana dan Rudy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif bagi masyarakat dengan terpenuhinya berbagai macam kebutuhan hidup dan tersedianya lapangan
Lebih terperinciKombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi
Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISM-4) DALAM MENURUNKAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK
KEEFEKTIFAN EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISM-4) DALAM MENURUNKAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciPEMBENIHAN DAN AKLIMATISASI PADA SISTEM ANAEROBIK
JRL Vol.6 No.2 Hal. 159-164 Jakarta, Juli 21 ISSN : 285-3866 PEMBENIHAN DAN AKLIMATISASI PADA SISTEM ANAEROBIK Indriyati Pusat Teknologi Lingkungan - BPPT Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta 134 Abstract Seeding
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) Emi Erawati dan Harjuna Mukti Saputra Program Studi Teknik Kimia Jl. A.Yani. Tromol Pos I Pabelan, Kartasura,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kerangka Teori Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan Limbah Cair Industri Tahu Bahan Organik C/N COD BOD Digester Anaerobik
Lebih terperinciTabel 1.1 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti (th) Judul Ran cob Hasil 1 M. Hidun Pulungan dkk (2007) Proses pengolahan limbah cair tahu dengan bahan koagulasi alami Eksperiment al Acak dengan rancangan acak
Lebih terperinciBAB V ANALISA AIR LIMBAH
BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak zaman kerajaan Mataram ke-1. Pembatikan merupakan teknik mewarnai kain dengan menempelkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Tingkat Toksisitas Limbah Cair Industri Gula Tebu Tanpa Melalui Proses IPAL Terhadap Daphnia magna telah dilakukan. Hasil penelitian
Lebih terperinciNama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.
Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan perumahan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober
Lebih terperinciKata kunci : Limbah Tambak Udang Vannamei, Eceng Gondok, COD, TSS, Amonia Terlarut
Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Sebagai Tumbuhan Fitoremediasi Dalam Proses Pengolahan Limbah Tambak Udang Vannamei Utilization of Water Hyacinth (Eichhornia Crassipes) As Phytoremediation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dapat mencemari perairan karena kandungan zat organiknya tinggi, tingkat keasaman yang rendah, dan mengandung unsur hara
Lebih terperinci