LATIHAN RELAKSASI PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP MEREDANYA KECEMASAN LONCAT INDAH GAYA PAKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LATIHAN RELAKSASI PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP MEREDANYA KECEMASAN LONCAT INDAH GAYA PAKU"

Transkripsi

1 1 LATIHAN RELAKSASI PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP MEREDANYA KECEMASAN LONCAT INDAH GAYA PAKU (Jurnal) Oleh Arisandi Arga Saputra FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

2 2 ABSTRAK LATIHAN RELAKSASI PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP MEREDANYA KECEMASAN LONCAT INDAH GAYA PAKU Oleh Arisandi Arga Saputra Pembimbing 1 : Drs. Frans Nurseto, M.Psi Pembimbing 2 : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan relaksasi progressive muscle relaxation terhadap meredanya kecemasan saat melakukan loncat indah gaya paku pada siswi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Way Lima tahun pelajaran 2013/2014.Dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan guru penjaskes sebagai bahan mengajar dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran penjaskes khususnya loncat indah. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa denyut nadi saat istirahat rata-rata 78,75 kali per menit dan tekanan darah diperoleh 111,67/76,25 mengalami peningkatan saat subyek menaiki papan loncat indah setinggi lima meter denyut nadi menjadi 121,67 per menit dan tekanan darah menjadi 129,67/106,875. Dengan t-hitung sebesar -11,61 dan t-table 2,069 artinya bahwa kecemasan berpengaruh terhadap meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah. Selanjutnya data yang tiga setelah relaksasi diperoleh denyut nadi 85,83 dan tekanan darah 116,04/85,42, ini mengalami penurunan yang signifikan yaitu t-hitung 10,43 dan t-table 2,069 artinya bahwa relaksasi yang diberikan dapat menurunkan denyut nadi dan tekanan. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima yaitu latihan relaksasi Progresive Muscle Relaxation berpengaruh terhadap meredanya kecemasan, dibuktikan dengan meredanya denyut nadi dan tekanan darah.

3 3 ABSTRACT EXERCISE RELAXATION PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION AGAINST THE EASING OF ANXIETY CAPER BEAUTIFUL STYLE SPIKES By Arisandi Arga Saputra Lecturer 1 : Drs. Frans Nurseto, M.Psi Lecturer 2 : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd This research aims to know the influence of progressive muscle relaxation exercises relaxation of anxiety while doing meredanya beautiful nail style jump on students of Class XI Science SMA Negeri 1 Way Lima year 2013/2014. lessons and is expected benefit to researchers and teachers penjaskes teaching material in the learning activities of penjaskes subjects in particular jump. From the results of the study showed that pulse at rest 78,75 average times per minute and blood pressure obtained 111,67/76,25 experience increased when subjects up the diving board is beautiful as high as five metres a 121,67 pulse per minute and blood pressure become 129,67/106,875. With t-calculate the amount and t-table 11,61 2,069 means that anxiety affects the rising pulse rate and blood pressure. Next three data after relaxation obtained 85,83 pulse and blood pressure 116,04/85,42, experienced a significant reduction of t-female 10,43 and t-table 2,069 means that a given relaxation pulse and can lower the pressure. The hypothesis presented in this study are acceptable i.e relaxation exercise affect Muscle Relaxation Progresive meredanya anxiety, evidenced by meredanya pulse and blood pressure.

4 4 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya faktor ketinggian dan belum pernahnya seorang untuk melakukan loncat indah sering kali menimbulkan kecemasan pada saat akan melakukan loncatan untuk yang pertama kalinya dan hal ini akan mempengaruhi aktifitas loncat indah yang dilakukan. Karena tingkat kecemasan tinggi maka sering kali teknik yang benar terabaikan, dan terjadi masalah seperti misalnya terjadi trouble, terjadi kecelakaan seperti tubuh memar akibat terbentur air, dll. Hal ini sesuai dengan pendapat Satiadarma (2000), bahwa bahwa kecemasan dapat Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat didentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Ada siswa yang merasa takut, gelisah, dan berkeringat dingin pada saat akan melakukan aktifitas loncat indah. 2. Terdapat siswa yang gugup dalam melakukan loncat indah. 3. Beberapa siswa takut dianggap remeh teman-temanya jika ia tidak bisa melakukan loncat indah. Batasan Masalah Bedasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka untuk lebih efektif penulis membatasi masalah dengan mengkaji mengenai meredanya tingkat kecemasan siswa saat melakukan loncat indah gaya paku menggunakan latihan relaksasi progressive muscle relaxation. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah siswa mengalami kecemasan saat akan melakukan loncat indah gaya paku, adapun permasalahnya adalah: Apakah kecemasan siswa saat akan melakukan loncat indah gaya paku dapat dikurangi dengan menggunakan latihan rileksasi progressive muscle relaxation? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kecemasan siswi saat melakukan loncat indah gaya paku dapat diredakan dengan menggunakan latihan rileksasi progressive muscle relaxation. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti Sebagai salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meredakan kecemasan,. Teknik rilaksasi ini juga dapat diterapkan sebagai bahan materi pokok pada setiap pendidikan dasar berdasarkan teori dapat meredakan kecemasan 2. Siswa Meningkatkan kepercayaan diri. Dengan lebih rileks dia merasa yakin bahwa dia mampu untuk

5 5 melakukan rappeling dengan benar, otot tubuh tidak terlalu tegang sehingga dia akan lebih rileks dan dapat mengontrol posisi tubuh dengan benar. 3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian latihan relaksasi terhadap meredanya kecemasan seseorang. D. Ruang Lingkup Penelitian Obyek penelitian : Untuk mengetahui latihan relaksasi progressive muscle relaxation terhadap meredanya kecemasan siswi saat melakukan loncat indah gaya paku. Subyek penelitian : Siswi kelas kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Way Lima. Tempat penelitian : Kolam Renang Universitas Lampung II. TINJAUAN PUSTAKAN A. Relaksasi Relaksasi merupakan salah satu teknik yang dapat meredakan kecemasan bahkan williams (1996), berpendapat bahwa : it is important to realize that some relaxation techniques are motor skill that need to be learned. (hlm. 181). Selain itu juga Satiadarma (2000), mengatakan sebagai berikut : bahwa relaksasi tidak sekedar meredakan ketegangan secara psikis, tetapi juga memperbaiki kondisi fisik seseorang. (hlm. 198). Selain itu juga relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot dan akan mengurangi gejala stres lainya seperti kecemasan, tidak mampu mengambil keputusan, perhatian yang menyempit dsb (Tim Psikologi SEA GAMES XIX 1997). B. Teknik-teknik relaksasi Dari tujuh teknik relaksasi penulis hanya mengunakan satu teknik relaksasi yaitu teknik Progresive muscle relaxation (jacobson), dengan alasan bahwa kedua aspek fisik dan psikis dapat dilatih bersamaan sehinga hasilnya akan lebih optimal. Seseorang yang mengalami ketakutan biasanya otot-ototnya menjadi tegang (Harsono,1988). Kalau ototnya tegang (tensed), maka biasanya ketrampilan fisiknya akan terganggu. C. Kecemasan Cemas menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1999) adalah tidak tentram hati (karena khawatir, takut); gelisah (hlm.181). Anshel (1977) mengatakan kecemasan adalah reaksi emosi terhadap suatu kondisi yang dipersepsi mengancam. Selanjutnya Weinberg dan Gould (1995) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan perubahan sistem jaringan tubuh.

6 6 D. Pengukuran Tingkat Kecemasan Pengukuran tingkat kecemasan dalam olahraga secara umum terdiri atas 3 (tiga) bentuk yaitu pengukuran fisik (physiological technique), pengukuran perilaku (behavioral technique) dan pengukuran psikologis/kognitif (psychological technique). Namun berbagai teknik pengukuran ini masih jauh dari sempurna karena adanya pertimbangan sejumlah faktor, dan pengukuran-pengukuran ini masih mengandung banyak kelemahan. G. Dua macam Anxiety 1. State Anxiety State anxiety merupakan keadaan yang sementara dan relatif tidak stabil. State anxiety juga dianggap sebagai kombinasi dari persepsi masing-masing individu dalam mempersepsikan perasaan cemasnya dan meningkatnya aktivitas pada sistem saraf otonom. Keadaan ini menghasilkan dua komponen yang ada dalam state anxiety yang disebut oleh Liebert dan Morris (dalam Hackfort & Schwenkmezger, 1993) sebagai worry dan emotionality. 2. Trait Anxiety Dari definisi-definisi, trait anxiety dianggap stabil dan sudah menjadi kecenderungan individu untuk bereaksi cemas terhadap situasisituasi yang mengancam atau yang tidak mengancam. Kecenderungan tersebut juga menyebabkan trait anxiety tidak tergantung pada waktu seperti halnya pada state anxiety. H. Kecemasan Kompetitif (competitive anxiety) ketakutan karena evaluasi internal dan eksternal dari individu yang kompeten. Sebagai sasaran akhir kompetisi membandingkan performa individu dengan beberapa standar, lalu memberikan informasi tentang kesuksesan atau kegagalan individu dalam suatu kompetisi. I. Sumber Kecemasan Hampir semua manusia pasti mengalami kecemasan dalam kompetisi penyebab utama kecemasan dalam kompetisi biasanya adalah sebagai berikut: 1.Keluhan somatis. Terjadi karena peningkatan aktivitas fisiologis yang berkaitan dengan situasi yang menimbulkan stress seperti saat menjelang kompetisi. 2.Takut gagal. Perasaan yang dialami atlet terjadi jika ada evaluasi subjektif dari atlet yang menghasilkan persepsi gagal dalam meraih prestasi, hal tersebut menyebabkan timbulnya reaksi cemas 3.Perasaan tidak adekuat. Timbul karena tidak mempresepsikan dirinya secara tidak benar. J. Hubungan Kecemasan dengan Prestasi Pada olahraga prestasi, semua atlet mengalami kecemasan hanya tingkat kecemasannya berbeda-beda. Kecemasan yang dialami oleh atlet biasanya akan meningkat pada saat menjelang kompetisi atau berada

7 7 dalam situasi kompetisi. Sedikit rasa cemas dapat meningkatkan performa atlet, tetapi tingkat kecemasan yang tinggi menghambat performa yang diharapkan. K. Loncat Indah Loncat indah adalah salah satu olahraga air yang mempunyai resiko besar pada waktu melakukan gerakan loncat, diperlukan keberanian dan percaya diri yang tinggi. Loncat indah pertama kali ditemukan di Eropa dan mulai menjadi olahraga kompetisi di Inggris pada tahun Loncat indah merupakan perpaduan gerakan akrobatik di udara dan loncatan. Loncatan biasanya di lakukan dari papan plat dan spring board. L. Kerangka Pemikiran Adanya faktor ketinggian dan belum pernahnya seorang untuk melakukan loncatan sering kali menimbulkan kecemasan pada para pemula saat akan melakukan loncatan untuk yang pertama kalinya dan hal ini akan mempengaruhi aktifitas loncat indah yang dilakukan. Karena tingkat kecemasan tinggi maka sering kali teknik yang benar terabaikan, dan terjadi masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Satiadarma (2000), bahwa bahwa kecemasan dapat menimbulkan ketidak serasian motorik pada atlet karena adanya ketegangan, keraguan dan tidak terkoordinasinya gerakan. (hlm. 197) M. Hipotesis Pengaruh latihan rileksasi Progresive Muscle Relaxation terhadap meredakan mecemasan Ho: Ha: Saat melakukan loncat indah gaya paku pada siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Way Lima. Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik suatu hipotesis penelitian yaitu: Latihan rileksasi progresive muscle relaxation tidak dapat meredakan kecemasan saat akan melakukan loncat indah gaya paku pada siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Way Lima. Latihan rileksasi progresive muscle relaxation dapat meredakan kecemasan saat akan melakukan loncat indah gaya paku pada siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Way Lima. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode percobaan dan observasi sistematis dalam satu situasi khusus, dimana gejala-gejala yang diamati itu begitu disederhanakan, yaitu hanya beberapa factor saja yang diamati, sehingga penelitian bisa mengatasi seluruh proses eksperimennya. B. Subjek Penelitian. Pelaksanaan pengambilan subyek yaitu mula-mula peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ingin diteliti, dengan mengadakan penelitian pendahuluan terlebih dahulu. Lalu peneliti menetapkan

8 8 subjek untuk permasalah tersebut berdasarkan teknik pengumpulan data observasi terstruktur. C. Variable Penelitian Dalam penelitian ini bedasarkan judul yang telah ditetapkan oleh penulis yaitu: Pengaruh latihan rileksasi terhadap meredanya kecemasan saat melakukan loncat indah gaya paku pada siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Way Lima Maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu kecemasan siswi saat melakukan loncat indah gaya paku. Sedangkan latihan rileksasi progressive muscle relaxation adalah perlakuan yang sengaja diberikan untuk mendapatkan perubahan pada siswi, yaitu kecemasan siswi saat akan melakukan loncat indah gaya paku. D. Definisi Operasional Progresive Muscle Relaxation adalah teknik untuk mengubah tingkah laku melalui perpaduan beberapa teknik yang terdiri dari memikirkan sesuatu, rileks dan membayangkan sesuatu agar klien dapat mengurangi ketakutan atau ketegangan dalam suasana tertentu, di dalam penelitian ini untuk mengurangi kecemsan siswa pada saat melakukan loncat indah. E. Instrument Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data. 1. Pengukuran Denyut Nadi dan Tekanan Darah a. Automatic Blood Pressure Monitor b. Blangko pengukuran denyut nadi dan tekanan darah c. Alat tulis F. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrument pengukuran denyut nadi dan tekanan darah Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data penelitian diantaranya : Tingkat denyut nadi dan tekanan darah Untuk mengukur denyut nadi dan tekanan darah digunakan suatu alat yang disebut Automatic Blood Pressure Monitor G. Analisis Data Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.

9 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Jumlah siswa SMA Negeri 1 Way Lima berdasarkan data statistik tahun 2013/2014 dari kelas X sampai kelas XII adalah 340 siswa. Dan jumlah siswa kelas XI berjumlah 55 siswa, sedangkan Jumlah siswa kelas XI IPA 1 adalah 33 siswa. yang merupakan subyek penelitian adalah 24 siswi. B. Hasil Penelitian Setelah data terkumpul berdasarkan prosedur yang tercantum dalam bab III, maka data tersebut diolah dan dianalisa dengan mempergunakan rumus-rumus statistik, seperti yang termuat dalam bab III. Data yang diperoleh meliputi data denyut nadi dan tekanan darah saat istirahat, saat mengalami kecemasan, dan saat setelah melakukan relaksasi Tabel 1. Hasil Perhitungan tiga macam data Denyut Nadi Variable Data Mean Standar Deviasi Saat Istirahat 78,75 7,97 Saat Cemas 121,67 16,06 Setelah Relaksasi 85,83 5,036 Tabel 2. Hasil perhitungan tiga macam data Tekanan darah (diastole) Variable Data Mean Standar Deviasi Saat Istirahat 76,25 9,237 Saat Cemas 106,875 9,53 Setelah Relaksasi 85,42 6,58 Tabel 3. Hasil perhitungan tiga macam data Tekanan darah (siastole) Variable Data Mean Standar Deviasi Saat Istirahat 111,67 12,65 Saat Cemas 129,67 11,00066 Setelah Relaksasi 116,04 13,1032

10 10 Setelah ketiga data terkumpul dianalisa dengan mengunakan uji t- rasio untuk menjawab hipotesa, apakah benar kecemasan dapat meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah, apakah benar latihan relaksasi dapat meredakan kecemasan dengan ditandai menurunnya denyut nadi dan tekanan darah. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan data saat istirahat dan cemas Denyut nadi perbedaan nilai rata-rata dari variabel antara saat istirahat dan saat cemas diperoleh t hitung sebesar -11,61 berada diluar daerah penerimaan, dengan taraf signifikansi sebesar 5 % engan dk = 24 dari distribusi student adalah 46. kriteria tes adalah : Hipotesa diterima jika t-hitung terletak antara -2,013 dan 2,013. hipotesa ditolak jika t-hitung mempunyai harga lain. Dari perhitungan didapat t = -11,61 dan ini jelas berada diluar daerah penerimaan, jadi hipotesa ditolak artinya kecemasan berpengaruh terhadap meningkatnya denyut nadi. 2. Hasil perhitungan data saat cemas dan setelah relaksasi Denyut nadi perbedaan nilai rata-rata dari variabel antara saat istirahat dan saat cemas diperoleh t hitung sebesar -11,30 berada diluar daerah penerimaan, dengan taraf signifikansi sebesar 5 % engan dk = 24 dari distribusi student adalah 2,069. kriteria tes adalah : Hipotesa diterima jika t-hitung terletak antara -2,013 dan 2,013. hipotesa ditolak jika t-hitung mempunyai harga lain. Dari perhitungan didapat t = -11,30 dan ini jelas berada diluar daerah penerimaan, jadi hipotesa ditolak artinya kecemasan berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah (diastol). 3.Hasil perhitungan data saat Istirahat dan saat cemas Tekanan Darah (Diastole) perbedaan nilai rata-rata dari variabel antara saat istirahat dan saat cemas diperoleh t hitung sebesar -11,30 berada didalam daerah penerimaan, dengan taraf signifikansi sebesar 5 % engan dk = 24 dari distribusi student adalah 2,069. kriteria tes adalah : Hipotesa diterima jika t-hitung terletak antara -2,013 dan 2,013. hipotesa ditolak jika t-hitung mempunyai harga lain. Dari perhitungan didapat t = - 11,30 dan ini jelas berada didalam daerah penerimaan, jadi hipotesa diterima artinya latihan relaksasi tidak berpengaruh terhadap meredanya tekanan darah (diastole). 4. Hasil perhitungan data saat cemas dan setelah relaksasi Tekanan Darah (Diastole) perbedaan nilai rata-rata dari variabel antara saat istirahat dan saat cemas diperoleh t hitung sebesar 9,08 berada didalam daerah penerimaan, dengan taraf signifikansi sebesar 5 % engan dk = 24 dari distribusi student adalah 2,069. kriteria tes adalah : Hipotesa diterima jika t-hitung terletak antara -2,013 dan 2,013. hipotesa ditolak jika t-hitung mempunyai harga lain. Dari perhitungan didapat t = 9,08 dan ini jelas berada didalam daerah

11 11 penerimaan, jadi hipotesa diterima artinya latihan relaksasi tidak berpengaruh terhadap meredanya tekanan darah (diastole). 5. Hasil perhitungan data saat istirahat dan saat cemas Tekanan Darah (Siastole) perbedaan nilai rata-rata dari variabel antara saat istirahat dan saat cemas diperoleh t hitung sebesar -5,27 berada diluar daerah penerimaan, dengan taraf signifikansi sebesar 5 % engan dk = 24 dari distribusi student adalah 2,069. kriteria tes adalah : Hipotesa diterima jika t-hitung terletak antara -2,013 dan 2,013. hipotesa ditolak jika t-hitung mempunyai harga lain. Dari perhitungan didapat t = -5,27 dan ini jelas berada diluar daerah penerimaan, jadi hipotesa ditolak artinya kecemasan berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah (siastole). 6. Hasil perhitungan data saat cemas dan setelah relaksasi Tekanan Darah (Siastole) perbedaan nilai rata-rata dari variabel antara saat istirahat dan saat cemas diperoleh t hitung sebesar 3,9029 berada diluar daerah penerimaan, dengan taraf signifikansi sebesar 5 % engan dk = 24 dari distribusi student adalah 2,069. kriteria tes adalah : Hipotesa diterima jika t-hitung terletak antara -2,013 dan 2,013. hipotesa ditolak jika t-hitung mempunyai harga lain. Dari perhitungan didapat t =3,9029 dan ini jelas berada diluar daerah penerimaan, jadi hipotesa ditolak artinya kecemasan berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah (siastol). C. Pembahasan hasil eksperimen ternyata mean dari kelima tes yaitu tes pada saat istirahat, tes pada saat mengalami kecemasan, pada saat istirahat, tes pada saat mengalami kecemasan, dan tes setelah melakukan relaksasi, mempunyai perbedaan yang bermagna, sehingga dapat disimpulkan bahwa: 1. Kecemasan berpengaruh terhadap peningkatan denyut nadi 2. Kecemasan berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. 3. Latihan relaksasi dapat menurunkan denyut nadi. 4. Latihan relaksasi dapat menurunkan tekanan darah. 5. Terdapat perbedaan pada penampilan fisik seperti raut wajah saat relaks dan saat mengalami kecemasan seperti pada gambar berikut: Gambar 4.1 Perbedaan raut wajah saat mengalami kecemasan

12 12 6. Terdapat perbedaan yang bermagna antara kecemasan sebelum dilakukan eksperimen dan setelah dilakukan eksperimen. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analia statistik seperti tercantum dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Loncat indah dapat meningkatkan kecemasan terbukti dengan meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah. 2. Latihan relaksasi dapat menurunkan denyut nadi dan tekanan darah. 3. Karena ada keterkaitan antara peningkatan denyut nadi dan tekanan darah terhadap kecemasan maka dapat diartikan bahwa dengan latihan relaksasi kecemasan dapat diredakan. 4. Latihan kontraksi relaksasi yang dikemukakan oleh Yacobson baik untuk diterapkan pada para loncat indah pemula. 5. Terdapat penurunan baik denyut nadi maupun tekana darah yang signifikan antara cemas sebelum eksperimen dan setelah eksperimen. Dari hasil eksperimen terbukti bahwa kecemasan dapat diredakan oleh latihan kontraksi relaksasi, dengan demikian hipotesa yang dikemukakan dapat dipertahankan. B. Saran-saran Dari hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran sebagai berikut : 1. Lakukan penelitian yang sejenis dengan metode meredakan kecemasan yang lain. 2. Lakukan penelitian dengan testi wanita. 3. Dengan semakin banyak testi akan lebih baik kesimpulan yang didapat. 4. Hasil ini dapat dipakai sebagai masukan yang berharga untuk para fasilitator terutama untuk meredakan kecemasan. 5. Semakin sering melakukan relaksasi semakin baik hasil yang diperoleh. DAFTAR PUSTAKA Hackfort, D. & Schwenkmezger, P. (1989). Measuring anxiety in Sports. New York. Hemisphere. Harsono. (1988). Coaching. Jakarta. Tambak Kusuma. Harris, D.V. (1984). Applied sport psychology personal growth to Peak Performance. Mountain View, Ca. Mayfield. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1999). Jakarta. Balai Pustaka. Nasution. (1975). Metode Statistik. Jakarta. P.T. Gramedia. Nurseto, Frans. (2011). Psikologi Olahraga. (November 2011)

I.PENDAHULUAN. pada waktu melakukan gerakan loncat, diperlukan keberanian, percaya diri

I.PENDAHULUAN. pada waktu melakukan gerakan loncat, diperlukan keberanian, percaya diri I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Loncat indah adalah salah satu olahraga air yang mempunyai resiko besar pada waktu melakukan gerakan loncat, diperlukan keberanian, percaya diri yang tinggi. dan dibutuhkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti sehingga dapat diperoleh hasil yang sesuia dengan yang diharapkan. Metode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKAN. bahkan williams (1996), berpendapat bahwa : it is important to realize

II. TINJAUAN PUSTAKAN. bahkan williams (1996), berpendapat bahwa : it is important to realize II. TINJAUAN PUSTAKAN A. Relaksasi Relaksasi merupakan salah satu teknik yang dapat meredakan kecemasan bahkan williams (1996), berpendapat bahwa : it is important to realize that some relaxation techniques

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan latihan fisik, teknik, taktik yang baik tetapi juga latihan mental. Perkembangan latihan mental baru

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL Oleh RULIYADI S. 1113051071 PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 2 PENGARUH

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELATIHAN OUTBOND TERHADAP PENINGKATAN TEAMWORK KELAS V SDN SE-KECAMATAN GADINGREJO. (Jurnal) Oleh BINAR SUMIRAT

EFEKTIVITAS PELATIHAN OUTBOND TERHADAP PENINGKATAN TEAMWORK KELAS V SDN SE-KECAMATAN GADINGREJO. (Jurnal) Oleh BINAR SUMIRAT EFEKTIVITAS PELATIHAN OUTBOND TERHADAP PENINGKATAN TEAMWORK KELAS V SDN SE-KECAMATAN GADINGREJO (Jurnal) Oleh BINAR SUMIRAT PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI INTERINSIK DAN EKSTERINSIK DENGAN HASIL RENANG SISWA SMK SWADHIPA NATAR. Jurnal. Oleh. Sutrisno Agus Setiadhi

HUBUNGAN MOTIVASI INTERINSIK DAN EKSTERINSIK DENGAN HASIL RENANG SISWA SMK SWADHIPA NATAR. Jurnal. Oleh. Sutrisno Agus Setiadhi HUBUNGAN MOTIVASI INTERINSIK DAN EKSTERINSIK DENGAN HASIL RENANG SISWA SMK SWADHIPA NATAR Jurnal Oleh Sutrisno Agus Setiadhi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL KETERAMPILAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh NOVI SUSANTI

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL KETERAMPILAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh NOVI SUSANTI HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL KETERAMPILAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh NOVI SUSANTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 014 1 HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI 1 KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS Jurnal Oleh OKTRI MAHARANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Dengan demikian latihan mental perlu mendapat perhatian yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

LATIHAN KELENTUKAN KONTRAKSI-RELAKSASI (PNF) DAN KELENTUKAN STATIS TERHADAP KETERAMPILAN GERAK KAYANG

LATIHAN KELENTUKAN KONTRAKSI-RELAKSASI (PNF) DAN KELENTUKAN STATIS TERHADAP KETERAMPILAN GERAK KAYANG LATIHAN KELENTUKAN KONTRAKSI-RELAKSASI (PNF) DAN KELENTUKAN STATIS TERHADAP KETERAMPILAN GERAK KAYANG (Jurnal) Oleh Eko Bagus Fahrizqi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kognitif berarti pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kognitif berarti pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Kognitif berarti pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

Lebih terperinci

KECEMASAN DALAM OLAHRAGA. Nur Azis Rohmansyah. PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang

KECEMASAN DALAM OLAHRAGA. Nur Azis Rohmansyah. PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang KECEMASAN DALAM OLAHRAGA Nur Azis Rohmansyah PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang nurazisrohmansyah30@gmail.com Abstrak Kecemasan merupakan gejala psikologis yang ditandai dengan rasa khawatir, gugup,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP GERAK DASAR SEPAKSILA PERAIMAINAN SEPAKTAKRAW JURNAL. Oleh.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP GERAK DASAR SEPAKSILA PERAIMAINAN SEPAKTAKRAW JURNAL. Oleh. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP GERAK DASAR SEPAKSILA PERAIMAINAN SEPAKTAKRAW JURNAL Oleh Yandri Arif PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK TERHADAP GERAK RENANG GAYA DADA. Jurnal. Oleh OKVIAN ERI ANGGRADINTA

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK TERHADAP GERAK RENANG GAYA DADA. Jurnal. Oleh OKVIAN ERI ANGGRADINTA PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK TERHADAP GERAK RENANG GAYA DADA Jurnal Oleh OKVIAN ERI ANGGRADINTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 1 PERBANDINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk hidup yang harus terus berjuang agar dapat mempertahankan hidupnya. Manusia dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tim yang berkembang dalam masyarakat saat ini salah satunya adalah bolabasket. Olahraga bolabasket sudah mengalami banyak perubahan dari pertama lahirnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anakanak

I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anakanak I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anakanak dan orang dewasa, bahkan bayi yang berumur beberapa bulan saja sudah dapat mulai diajarkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER. Jurnal.

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER. Jurnal. KONTRIBUSI PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER Jurnal Oleh Aang Isa Ansori FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR Oleh Noprian Tri Handoko Pembimbing Drs. Frans Nurseto, M.Psi Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT Mudjihartono (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI 1 PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH Jurnal Oleh JODIEKA PERMADI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT EFFECT

Lebih terperinci

SYSTEMATISC DESENSITIZATION TECHNIQUE USE TO REDUCE ANXIETY AT THE PRESENTATION OF STUDENTS FOR STUDENTS IN CLASS X SMK 1 METRO YEAR 2012/2013

SYSTEMATISC DESENSITIZATION TECHNIQUE USE TO REDUCE ANXIETY AT THE PRESENTATION OF STUDENTS FOR STUDENTS IN CLASS X SMK 1 METRO YEAR 2012/2013 1 PENGGUNAAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN SISWA PADA SAAT PRESENTASI BAGI SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 1 METRO TAHUN AJARAN 2012/2013 SYSTEMATISC DESENSITIZATION TECHNIQUE

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA Jurnal Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 013 1 HUBUNGAN

Lebih terperinci

TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 2015

TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 2015 Tingkat Kohesivitas Tim...(Fernando Hardi Oktavian) 1 TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 215 THE LEVEL BASKETBALL TEAM COHESIVENESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL Oleh SINGGIH PRADITO PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola tangan pertama kali dipertandingkan di Indonesia pada tahun 1951 yaitu dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jakarta. Yang diikuti teman teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan dengan rutin dan tidak berlebihan akan membuat manusia menjadi sehat

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN Program Studi Ilmu Keolahragaan Departemen Pendidikan Kesehahatan Dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam sebuah penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari kegiatan ilmiah adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsentrasi yang tinggi pada atlet memiliki peranan penting untuk dilatihkan guna menunjang penampilan yang baik pada atlet serta dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU TALI TERHADAP HASIL LONG SERVICE FOREHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS

PENGARUH LATIHAN SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU TALI TERHADAP HASIL LONG SERVICE FOREHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS PENGARUH LATIHAN SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU TALI TERHADAP HASIL LONG SERVICE FOREHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS Dani Murdani 1 H. Gumilar Mulya, M.Pd 2 Nuriska Subekti, S.Pd 3 ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN DAN MERAIH SASARAN DIATAS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN DAN MERAIH SASARAN DIATAS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DI ISSN: 2337-7674 Bravo s Jurnal PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN DAN MERAIH SASARAN DIATAS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DI MTs SAYID ABDURRAHMAN PAGERWOJO PERAK JOMBANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan atau anxietas adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga badan akan terasa segar dan sehat. Banyak macam olah raga yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI Jurnal Oleh Ramandhani Ardi Pratiwi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRACT EFFECT

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Abdillah 1, Anang Qosim 2, Rubiyatno

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW Henry Maksum 1, Abdillah 2, Utami Dewi 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH MUHAMMAD ARIEF SETIAWAN muhammad.arief.setiawan.80@gmail.com Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jurnal Oleh RESTIANA ANNISA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA Oleh : YOCE REZA FREDIAN RAVAIE RA. RETNO KUMOLOHADI. FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putria Maharani (Putriamaharani81@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this research was to know the

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Profil Kondisi Fisik (Billy Damara) 3 PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA THE PHYSICAL CONDITION PROFILE OF SPORT SCIENCE PROGRAM

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 0 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Meity Fitri Yani (meity_fy@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this research is to know whether

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang 1 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan di bahas secara berturut-turut mengenai: (1) latar belakang masalah, (2) pembatasan masalah, (3) perumusan masalah, (4) tujuan masalah, (5)manfaat masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tarung Derajat merupakan seni bela diri full body contact yang praktis dan efektif berasal dari Indonesia, Tarung derajat diciptakan dan dikembangkan oleh

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TOLAK PELURU. (Jurnal) Oleh YANDRI NAULI

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TOLAK PELURU. (Jurnal) Oleh YANDRI NAULI PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TOLAK PELURU (Jurnal) Oleh YANDRI NAULI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 03 ABSTRACT

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN RENANG GAYA PUNGGUNG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PAPAN PELUNCUR STEROFOM JURNAL. Oleh DESRIKA REDI SANJAYA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN RENANG GAYA PUNGGUNG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PAPAN PELUNCUR STEROFOM JURNAL. Oleh DESRIKA REDI SANJAYA UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN RENANG GAYA PUNGGUNG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PAPAN PELUNCUR STEROFOM JURNAL Oleh DESRIKA REDI SANJAYA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu

Lebih terperinci

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANXIETY Oleh : Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OLAHRAGA Kegiatan yang melibatkan aspek mental atau aspek psikis Man in Movement Proses Psiko-fisik A. Ketegangan &

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO 1 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT Jurnal Oleh ANIS SUCIATY RAMIO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU. (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU. (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 ABSTRACT Connection

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SMASH BOLA VOLI SISWA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG EDWAN edwan2796@gmail.com Ari Sutisyana Bogy Restu Ilahi Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia olahraga, motivasi berprestasi, lebih populer dengan istilah competitiveness merupakan modal utama dalam mencapai keberhasilan penampilan. Tidak mengherankan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM SISWA KELAS X SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati

PENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA Indah Verawati Abstrak Pada saat pertandingan, atlet diharapkan memiliki jasmani yang sehat dan kuat. Harapan tersebut akan tercapai

Lebih terperinci

UPAYA MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MENGGUNAKAN TEKNIK RELAKSASI ABSTRACT

UPAYA MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MENGGUNAKAN TEKNIK RELAKSASI ABSTRACT 1 UPAYA MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MENGGUNAKAN TEKNIK RELAKSASI Agustina Ari Setianingrum 1 (agustina_ari25@yahoo.com) Yusmansyah 2 dan Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELUNCUR PADA RENANG GAYA BEBAS. (Jurnal) Oleh DANANG WIBOWO

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELUNCUR PADA RENANG GAYA BEBAS. (Jurnal) Oleh DANANG WIBOWO HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELUNCUR PADA RENANG GAYA BEBAS (Jurnal) Oleh DANANG WIBOWO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 1 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, dan (6) teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, dan (6) teknik analisis data. 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara berurutan: (1) pendekatan penelitian, (2) sasaran perbaikan, (3) setting dan subyek penelitian, (4) rancangan penelitian, (5) prosedur penelitian,

Lebih terperinci

Usep suhendra, Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS.

Usep suhendra, Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS. ABSTRAK PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KASCH PULSE RECOVERY TEST Usep suhendra, 2001. Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS. Latar belakang: sehat dan bugar merupakan modal dasar untuk menjalani aktivitas

Lebih terperinci

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL. Oleh GATOT WIDYA ANGGARA

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL. Oleh GATOT WIDYA ANGGARA PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL Oleh GATOT WIDYA ANGGARA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi 1 HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH Jurnal Oleh Meki Vahlevi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING 1 PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING Shella Rahmi Putri (shellarahmi@yahoo.co.id) Dibawah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP. (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP. (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya

Lebih terperinci

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT In the

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 31 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Lima Jln. Baturaja kecamatan Way Lima kabupaten Pesawaran, dan waktu penelitian adalah pada

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, KETERKAITAN KONDISI FISIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL ( Studi Pada Siswa Putra Kelas X dan IX Tim Futsal SMAN 9 Surabaya ) Abdul Munif Ade Pambudi

Lebih terperinci

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER. Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 4 ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER Ali Rachman* ABSTRAK Kecemasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG 1 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG Boyke Johanes, 1. Drs. Saripin, M.kes, AIFO, 2. Ni Putu Nita Wijayanti,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN OLAHRAGA SENAM. Jurnal. Oleh RICKY PUTRA ALIT

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN OLAHRAGA SENAM. Jurnal. Oleh RICKY PUTRA ALIT PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN OLAHRAGA SENAM Jurnal Oleh RICKY PUTRA ALIT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika akan mengikuti sebuah kompetisi, sudah sepantasnya apabila seorang atlet melakukan latihan rutin sebagai persiapan dalam menghadapi pertandingan. Secara bertahap,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian Metode penelitian ini merupakan cara, agar penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga suatu penelitian dapat mencapai tujuan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari

Lebih terperinci

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA (Studi pada SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo dan SMP At-Taqwa ) Pahlefi

Lebih terperinci

Dampak Kecemasan pada Atlet Bola Basket Sebelum Memulai Pertandingan

Dampak Kecemasan pada Atlet Bola Basket Sebelum Memulai Pertandingan 1 Dampak Kecemasan pada Atlet Bola Basket Sebelum Memulai Pertandingan Indra Darma Sitepu E-mail: pieblux@gmail.com Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis (Azwar, 2005: 5). Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai tuntutan kebutuhan baik itu kebutuhan secara fisik-fisiologis maupun sosial-biologis, oleh sebab itu manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan manusia, selain itu olahraga telah ikut berperan dalam mengharumkan nama daerah dan bangsa,

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING. (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN

PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING. (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN 1 PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 2 ABSTRACT THE

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PINALTI. Jurnal. Oleh BAGUS DARMAWANTO

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PINALTI. Jurnal. Oleh BAGUS DARMAWANTO 1 HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PINALTI Jurnal Oleh BAGUS DARMAWANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT THE RELATIONSHIP

Lebih terperinci

PROFIL TENTANG ANXIETY PADA ATLET TENIS

PROFIL TENTANG ANXIETY PADA ATLET TENIS PROFIL TENTANG ANXIETY PADA ATLET TENIS Oleh: Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Demi mencapai suatu prestasi yang tinggi, tentu diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga bola basket yang diselenggarakan seperti NBL (National Basketball League),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan

Lebih terperinci

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU 1 EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU Gusfar Hidayatullah 1, Drs. Ramadi, M.Kes 2, AIFO, Aref Vai,

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh NIZAMUDDIN NUR RAMADANIAWAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Surakhmad (1990, Hlm. 1) menjelaskan bahwa: Metode penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH SISWA

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH SISWA PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH SISWA Ahmad Fauzi, Rusdiana Yusuf dan Kurnia Taufik Pendidikan Olahraga, FPOK IKIP Mataram Abstract : The statement problems of the

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :163-174 PERSEPSI SISWA CIBI TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI MATA TANGAN PEMAIN KASTI JURNAL. Oleh DEWI ANITA SARI

PENGARUH PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI MATA TANGAN PEMAIN KASTI JURNAL. Oleh DEWI ANITA SARI PENGARUH PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI MATA TANGAN PEMAIN KASTI JURNAL Oleh DEWI ANITA SARI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci