II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS)"

Transkripsi

1 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai merupakan sumber air bagi kehidupan manusia. Sungai dicirikan dengan arus yang searah dan relatif kencang dengan kecepatan berkisar antara 0,1-1,0 m/detik dan sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai terjadi percampuran massa air secara menyeluruh, kecepatan arus, erosi dan sedimentasi adalah tiga faktor yang mempengaruhi kehidupan flora fauna di dalamnya (Effendi 2003). Umumnya aliran sungai dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir. Bagian hulu adalah aliran yang melalui lembahlembah di daerah pegunungan, aliran tengah adalah bagian hilir setelah turun dari daerah pegunungan ke daerah yang mulai datar sehingga alirannya mulai lambat geraknya. Sedangkan bagian hilir adalah bagian dengan aliran air yang tidak deras lagi dan volume air tergolong besar (Prawirodihardjo 2003). Ekosistem sungai mencakup segala sesuatu komponen yang berkaitan dengan sungai tersebut. Adanya daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai (DAS) sangat mempengaruhi ekosistem sungai dari kuantitas dan kualitasnya. Menurut Suripin (2002) DAS merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam seperti punggung, bukit atau gunung maupun batas buatan seperti jalan, tanggul yang menerima hujan, menampung, menyimpan dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke laut, didalamnya terjadi interaksi antara faktor biotik, abiotik dan manusia. Secara sederhana Verbist et al. (2009) mendefenisikan DAS sebagai suatu daerah yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai yang melaluinya. DAS sebagai suatu wadas besar membentuk sistem yang kompleks untuk memproses input air dan mengeluarkannya dalam bentuk air pula melalui muara sungai, mata air, sumur arthesis dan lainnya (Suryanta 2007). Komponen masukan DAS adalah curah hujan sedangkan komponen keluarannya adalah debit air dan muatan sedimen. Wilayah DAS ini terbagi tiga yaitu DAS bagian hulu, bagian tengah dan hilir. Kualitas dari masing-masing DAS tersebut tergantung dari interaksi berbagai

2 5 komponen di dalamnya yang mampu mendukung fungsi perlindungan terhadap DAS tersebut. Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air (DKKSA 2004) menyatakan kondisi DAS dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria : a. Debit sungai konstan dari tahun ke tahun b. Kualitas air baik dari tahun ke tahun c. Fluktuasi debit antara debit maksimum dan minimum kecil. d. Ketinggian muka air tanah konstan dari tahun ke tahun. 2.2 Pencemaran Air Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya (Fardiaz 1992). Pencemaran air menyebabkan terjadinya gangguan pada kuantitas dan kualitas air tersebut. Pencemaran air dapat juga didefenisikan sebagai suatu penyimpangan dari keadaan normal perairan yang terutama disebabkan oleh hasil aktivitas manusia dalam bentuk limbah yang masuk keperairan. Limbah ini dibedakan oleh Katz 1971 diacu dalam Warouw (1986) menjadi 4 tipe yaitu: 1. Limbah domestik 2. Limbah industri 3. Limbah pertanian 4. Limbah radioaktif Tingkat pencemaran dari limbah domestik dapat dikelompokkan berdasarkan parameter kualitas air seperti tertera pada tabel berikut : Tabel 1 Klasifikasi tingkat pencemaran dari limbah domestik berdasarkan parameter kualitas air No Parameter Tingkat pencemaran Berat Sedang Ringan 1 Padatan total (mg/l) Bahan padatan terendapkan (mg/l) BOD (mg/l) COD (mg/l) Nitrogen total (mg/l) Amonia-nitrogen (mg/l) Klorida (mg/l) Alkalinitas(mg/l CaCO 3 ) Minyak dan lemak Sumber: Rump dan Krist 1992, diacu dalam Effendi 2003

3 6 Keadaan normal air masih tergantung pada kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Ukuran air disebut bersih dan tidak tercemar tidak ditentukan oleh kemurnian air (Wardhana 2001). Pencemaran air menurut Darmono (2006) terdiri dari beberapa jenis, antara lain pencemaran mikroorganisme dalam air, pencemaran air oleh bahan inorganik nutrisi tanaman, pencemaran oleh limbah organik, pencemaran oleh bahan kimia organik dan inorganik, pencemaran oleh sedimen, bahan tersuspensi dan substansi radioaktif. Mulyanto (2007) menyatakan bahwa pencemaran air dapat berasal dari sumber terpusat yang membawa pencemar dari lokasi-lokasi khusus seperti pabrik-pabrik, instansi pengolah limbah dan tanker minyak dan sumber tak terpusat yang ditimbulkan jika hujan dan salju cair mengalir melewati lahan dan menghanyutkan pencemar-pencemar diatasnya, sumber ini berperan utama menimbulkan pencemaran pada sungai-sungai. Ciri-ciri air yang tercemar ini sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan pencemaran. Fardiaz (1992) mengelompokkan polutan air atas 9 grup berdasarkan perbedaaan sifat-sifatnya, polutan tersebut yaitu : 1. Padatan 2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen 3. Mikroorganisme 4. Komponen organik sintetik 5. Nutrien tanaman, 6. Minyak 7. Senyawa anorganik dan mineral 8. Bahan radioaktif 9. Panas. 2.3 Parameter Kualitas Air Kelayakan suatu sumber air untuk digunakan dapat dilihat dan diuji dari kualitas airnya. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia (Suripin 2002). Kualitas air juga dapat didefenisikan sebagai sifat air dan kandungan makhluk

4 7 hidup, zat,energi, atau komponen lain di dalam air yang dinyatakan dalam tiga parameter yaitu parameter fisika, parameter kimia dan parameter biologi (Effendi, 2003). Artiola et al. (2004) menyatakan kriteria yang bisa digunakan untuk ketiga parameter tersebut adalah 1) parameter fisika terdiri dari parameter utama (temperatur dan Total Suspensi Padatan/TSS) dan proses utama (aliran arus berupa aliran limbah/buangan masuk dan infiltrasi, perubahan keadaan oleh proses evapotranspirasi, kondensasi, solidfikasi dan sublimasi, serta campuran dari beberapa proses tersebut), 2) parameter kimia terdiri dari parameter utama {ph, total padatan terlarut (TDSs), kesadahan (total Ca+Mg), alkalinitas, total oksigen terlarut, kation terlarut(ca, Mg, Na, K, NH4), anion terlarut (Cl, So4, HCO3, CO3, PO4, H2S, NO3), total karbon organik, dan BOD}, Bahan kimia inorganik {anion (Se,As,Cr (VI),V,Mo,B), kation (Fe, Al,Cu, Zn, Mn, Ba, Be, Co, Ni, Cd, Hg, Pb, Cr (III), Li, Sn, Th), netral (Si) dan radionuklida (U, Ra, Rn)}, 3) Fraksi karbon organik terdiri dari substansi alami (lignin, asam humik, klorofil, asam amino, asam lemak jenuh, fenol, poliaromatik dan hidrokarbon alifatik), proses utama (oksidasi, reduksi, disolusi, presipitasi) dan substansi antropogenik (hidrokarbon terklorisasi, Volatil organik hidrokarbon dan semi volatil hidrokarbon), 3) Parameter biologi dilihat dari indikator berupa mikrooganisme seperti bakteri, virus, protozoa, helmint, dan alga. Fardiaz (1992) menyebutkan bahwa sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air antara lain : nilai ph, keasaman, suhu, warna, bau dan rasa, total padatan, nilai BOD dan COD, pencemaran mikroorganisme patogen, kandungan minyak, kandungan logam berat, dan kandungan bahan radioaktif Parameter fisika Suhu Suhu air menentukan kelarutan oksigen dan secara tidak langsung mempengaruhi komposisi dan produktivitas ekosistem budidaya air (Lee 1988). Air buangan dari industri yang dibuang ke sungai dapat meningkatkan suhu air sungai. Fardiaz (1992) menyatakan kenaikan suhu air akan menimbulkan:

5 8 1. Jumlah oksigen terlarut dalam air akan menurun 2. Kecepatan reaksi kimia meningkat 3. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya akan terganggu 4. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati. Suhu air sungai yang tinggi dapat ditandai dengan munculnya ikan dan hewan air lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen. Suripin (2002) menyatakan suhu air tergantung dari sumbernya, untuk sistem air bersih suhu ideal berkisar antara 5 C sampai 10 C Warna, bau, dan rasa air Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya pencemaran. Warna air dibedakan menjadi dua yaitu warna sejati yang disebabkan oleh bahanbahan terlarut dan warna semu yang selain disebabkan oleh bahan terlarut juga disebabkan oleh bahan tersuspensi (Fardiaz 1992). Wardhana (2001) menyatakan bahan buangan dan limbah pabrik dapat memyebabkan perubahan warna air dan menimbulkan bau yang menyengat pada hidung. Secara umum bau air ini tergantung dari sumbernya. Air yang normal umumnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang menyimpang sering dikaitkan dengan bau yang tidak normal yang secara langsung menunjukkan adanya pencemaran Total padatan Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu (APHA 1976 diacu dalam Effendi 2003). Bahan padatan ini secara keseluruhan mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi dan filtrasi (Suripin 2002). Menurut Fardiaz (1992) air yang tercemar selalu mengandung padatan dimana Fardiaz membedakannya atas empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya terutama kelarutannya yaitu: padatan terendap (sedimen), padatan tersuspensi dan koloid (TSS), padatan terlarut (TDS), minyak, dan lemak. Padatan terendap (sedimen) terjadi akibat proses erosi yang mengangkut tanah lapisan atas yang subur yang mengalami sedimentasi dibagian hilir badan

6 9 air sehingga mengakibatkan pendangkalan. Kebanyakan sungai dan DAS selalu membawa endapan lumpur yang disebabkan oleh erosi alamiah dari pinggir sungai. Namun untuk kandungan sedimen yang terlarut selalu terjadi peningkatan pada sungai akibat erosi dari tanah pertanian, kehutanan, konstruksi dan pertambangan (Darmono 2006). Hal ini mempengaruhi kualitas air berupa penurunan nilai kecerahan serta peningkatan nilai kekeruhan. Total Padatan Terlarut (TDS) Zat padat terlarut (TDS) adalah zat organik dan anorganik serta ion-ion terlarut dalam air (DTLH 2003). Rao (1992) diacu dalam Effendi (2003) menambahkan bahwa TDS adalah bahan terlarut yang berdiameter < 10-6 mm dan koloid yag berdiameter 10-6 mm-10-3 mm yang berupa senyawa-senyawa kimia serta bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 μm. Nilai TDS dipengaruhi oleh pelapukan batuan, limpasan tanah dan pengaruh antropogenik. Baku mutu untuk nilai TDS pada suatu perairan berdasarkan SK. Gub. KDH TK./Jabar No. 38/1991 diacu dalam DTLH (2003) adalah 1000 ppm. Total Padatan Tersuspensi (TSS) Jenis padatan lainnya adalah zat padat tersuspensi (TSS). Padatan tersuspensi didefenisikan oleh Effendi (2003) sebagai bahan tersuspensi yang berdiameter > 1μm yang terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik yang disebabkan oleh kikisan tanah dan erosi yang terbawa oleh badan air. Zamrin (2007) menambahkan bahwa padatan ini menyebabkan kekeruhan air, tidak larut dan tidak dapat mengendap lansung, adanya peningkatan penggunaan lahan untuk pemukiman, menurunnya luasan hutan dapat meningkatkan erosi yang berdampak pada peningkatan padatan tersuspensi. Klein (1971) menyatakan bahwa padatan tersuspensi mengandung bahan organik yang dapat mengalami pemubusukan, mudah mengendap dan menutupi dasar sungai sehingga dapat mengganggu tumbuhan dan kehidupan hewan aquatik seperti tidak sesuainya dasar sungai untuk tempat bertelur ikan. Berdasarkan SK. Gub. KDH TK./Jabar No. 38/1991 diacu dalam DTLH (2003) baku mutu untuk nilai TSS di perairan adalah sebesar < 200 ppm.

7 Parameter kimia ph Nilai ph untuk air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan adalah berkisar antara 6,5-7,5 (Wardhana 2001). Sedangkan nilai ph untuk air yang tercemar menurut Fardiaz (1992) berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya. Umumnya bakteri tumbuh baik pada ph netral dan alkalis sedangkan jamur lebih menyukai ph rendah (Effendi 2003). Selain itu Lee (1988) menyatakan sungaisungai yang mengalir dari kawasan dimana batuan-batuan tahan terhadap pelapukan dan miskin akan ion penyebab alkalinitas maka penambahan asam terhadap sungai tersebut akan mengakibatkan pengurangan ph secara serius BOD William Dibdin (1882) diacu dalam Mayer (2001) menyatakan variabel BOD (Biological Oxygen Demand) adalah jumlah mg oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik yang dinyatakan dalam satu liter sampel air. Bahan organik tersebut adalah bahan biologis yang membusuk atau mengalami dekomposisi menjadi substansi sederhana oleh dekomposer seperti bakteri dan jamur. Peningkatan jumlah bahan organik dalam lingkungan aquatik menstimulasi pertumbuhan populasi dekomposer. Sejak dekomposer membutuhkan oksigen untuk respirasi, tumbuh menjadi jumlah yang besar sehingga meningkatkan permintaan untuk oksigen terlarut. Pengaruh dari BOD di sungai berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai DO dari nilai limbah yang ditambahkan. Perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5-7,0 mg/l (Jeffries dan mills 1996, diacu dalam Suripin 2002). Perairan yang memiliki nilai BOD lebih dari 10 mg/liter dianggap telah mengalami pencemaran. Sementara itu Hill (2004) menyatakan bahwa BOD yang sifatnya alami seperti sisa tumbuhan dan kotoran satwa liar hampir selalu ada. Sedangkan sekarang, tingginya nilai BOD sering diindikasikan dengan tingginya hasil aktivitas manusia seperti kotoran ataupun limbah. Aktivitas manusia yang mudah menimbulkan limbah dan berpengaruh terhadap BOD meliputi pengolahan limbah

8 11 di perkotaan, industri makanan, pengolahan kimia tumbuhan, industri pulp dan kertas, penyamak kulit dan rumah pemotongan hewan. Nilai BOD yang tinggi bisa mengurangi ketersediaan oksigen dalam air yang secara umum dapat mempengaruhi ekosistem aquatik bahkan dapat menyebabkan kematian pada organisme aquatik. Hasil penelitian Zamrin (2007) tentang kualitas air sungai Cisadane juga menjelaskan bahwa penduduk dan peternakan memiliki peranan yang cukup signifikan terhadap peningkatan nilai BOD. Dengan asumsi bahwa semua penduduk di DAS Cisadane menggunakan septic tank maka diduga penduduk menyumbangkan bahan buangan yang meningkatkan BOD sebesar ton/tahun, ternak sapi 3.939,2 ton/tahun, ternak kambing 2.162,9 ton/tahun, ayam 5.164,7 ton/tahun COD COD adalah jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi baik yang terdegradasi secara biologis maupun yang sukar terdegradasi secara biologis menjadi CO 2 dan H 2 O (Effendi 2003). Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/liter, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/liter dan pada limbah industri dapat mencapai mg/liter (UNESCO/WHO/UNEP 1992, diacu dalam Effendi 2003) Oksigen terlarut (DO) Oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting sebagai indikator dalam kemurnian air. Konsentrasi DO di air ini juga merupakan kebutuhan dasar bagi organisme aquatik untuk keberlangsungan hidupnya. Organisme air seperti ikan biasanya memerlukan DO sebesar 5,8 mg/l (Palmeri 2001, diacu dalam Kurniawan 2005). Menurut Klein (1971), faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi DO secara signifikan antara lain jumlah dan sifat bahan organik, temperatur, aktivitas bakteri, pengenceran, fotosintesis dan reaeration dari atmosphere. Klasifikasi kualitas air sungai berdasarkan konsentrasi

9 12 DO dalam % saturasi (tingkat kejenuhan oksigen dikaitkan dengan suhu) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Klasifikasi kualitas air sungai berdasarkan konsentrasi DO Tipe air sungai DO (% saturasi) Bagus >90 Sedang Agak tercemar Jelek/tercemar <50 Sumber: Klein Fosfat Fosfat merupakan senyawa yang mengandung unsur fosfor. Menurut Mahida (1984) diacu dalam Pribadi (2005), fosfor merupakan komponen yang sangat penting dalam permasalahan air, sumber-sumber fosfor berupa pencemaran industri, hanyutan dari pupuk, limbah domestik, hancuran bahan organik dan mineral-mineral fosfat. Keberadaan fosfor di perairan alami biasanya relatif kecil dengan kadar lebih sedikit dari nitrogen karena sumber fosfor lebih sedikit dibandingkan dengan sumber nitrogen di perairan. Berdasarkan kadar fosfat total, perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu perairan oligotrofik yang memiliki kadar fosfat total berkisar antara 0-0,02 mg/l; perairan mesotrofik yang memiliki kadar fosfat total 0,0021-0,005 mg/l; dan perairan eutrofik yang memiliki kadar fosfat total 0,051-0,2 mg/l (Effendi 2003). 2.4 Kriteria dan Baku Mutu Air Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang harus ada atau unsur pencemar yang masih diperbolehkan dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukannya (Effendi 2003). Baku mutu air dapat dilihat pada PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Mutu air diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu 1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; 2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

10 13 pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; 3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; 4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 2.5 Pemanfaatan Sumberdaya Air Pemanfaatan sumberdaya air berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah dan pengetahuan penduduk. Dalam perkembangannya terjadi variasi dalam penggunaan air berdasarkan jenis aktivitas manusia. Awalnya air hanya digunakan untuk kebutuhan minum dan pertanian. Namun dewasa ini air juga digunakan untuk keperluan perikanan, rekreasi, industri, pelayaran dan sebagainya. Air permukaan digunakan di kawasan insitu untuk rekreasi, perikanan, pelayaran, pembangkit listrik dan apresiasi estetika. Pemanfaatan air untuk berbagai macam akivitas ini dapat menimbulkan limbah/sumber pencemar yang mempengaruhi kualitas air. Berdasarkan penelitian Pramesti (2007) juga dijelaskan bahwa menurunnya kualitas air disebabkan oleh beberapa sumber pencemar diantaranya penduduk, ternak, industri, lahan kritis yang berupa erosi dan zat organik dan pertanian, semakin tinggi jumlah penduduk yang ada di suatu DAS maka semakin tinggi pula pencemar yang dihasilkan oleh penduduk tersebut. Wardhana (2001) menyatakan dalam pemanfaatan sumberdaya air diperlukan adanya standar air bersih guna menentukan kualitas air yang layak untuk berbagai keperluan. Namun hal ini tergantung pada faktor penentu berupa kegunaan air dan asal sumber air sebagai berikut : a. Kegunaan air 1. Air untuk minum 2. Air untuk keperluan rumah tangga 3. Air untuk industri

11 14 4. Air untuk mengairi sawah 5. Air untuk kolam perikanan, dan lain-lain b. Asal sumber air 1. Air dari mata air di pegunungan 2. Air danau 3. Air sungai 4. Air sumur 5. Air hujan, dan lain-lain Air bersih harus mempunyai kualitas tinggi secara fisik, kimiawi maupun biologi. 2.6 Perubahan Tutupan Lahan Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan lahan juga meningkat. Hal ini mendorong terjadinya pemanfaatan lahan yang berupa eksploitasi atau konversi lahan secara berlebihan di beberapa tempat tidak terkecuali wilayah DAS. Arwindrasti (1997) menyatakan bahwa pemanfaatan lahan di DAS Cisadane dapat dibedakan dalam tiga kelompok yaitu pertanian, industri dan pemukiman. Kondisi ini menunjukkan terjadinya perubahan tutupan lahan di wilayah DAS yang awalnya berupa hutan menjadi lahan dengan beragam jenis tutupan sepeti lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, industri, lahan kosong dan lain-lain. Kondisi tutupan lahan ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas air di DAS tersebut. Marsono (2004) menyatakan bahwa air yang dihasilkan oleh suatu DAS sangat ditentukan oleh karakteristik ekosistem dan dipengaruhi oleh teknik pemanfaatan lahannya. Keberadan hutan dengan beragam vegetasi adalah suatu jenis tutupan lahan yang terdapat di DAS yang secara langsung mendukung fungsi suatu ekosistem DAS Pengaruh perubahan tutupan/penggunaan lahan terhadap kualitas air Hasil penelitian (Rasyidin 1995) menjelaskan bahwa perubahan tata guna lahan atau tanah mempengaruhi kualitas air pada musim hujan dan musim kemarau. Berkurangnya hutan dan bertambahnya penggunaan lahan menyebabkan

12 15 peningkatan parameter kualitas air seperti TSS, BOD dan COD pada musim penghujan dan musim kering. Hal yang serupa juga diperoleh Zamrin (2007) bahwa perubahan tutupan lahan mengakibatkan terjadinya peningkatan laju erosi yang berdampak pada nilai kekeruhan dan TSS air sungai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspaningsih (1997) jenis tutupan lahan memiliki laju erosi yang berbeda tergantung pada persen tutupan tanah dan vegetasi. Laju erosi di tipe penggunaan lahan berupa kebun campuran lebih kecil daripada tipe penggunaan lahan berupa pemukiman karena banyaknya lahan pemukiman dengan tanah yang ditutupi bangunan dan jaringan jalan yang menyebabkan aliran permukaan besar. Prediksi erosi di hutan lindung, sawah dan kebun campuran dengan kerapatan tinggi lebih kecil daripada nilai erosi yang masih diperbolehkan tetapi tingkat erosi di semak belukar, tegalan, hutan tanaman dan pemukiman lebih besar daripada nilai erosi yang diperbolehkan. Sementara itu Lee (1988) mengemukakan bahwa adanya kegiatan konversi hutan berupa penggundulan, pemangkasan, pembalakan dan penebangan hutan akan cenderung mengurangi produksi air, meningkatkan erosi, pemakaian bahan kimia untuk kegiatan tersebut akan mempengaruhi kualitas air. Perubahan tutupan lahan tersebut juga akan berakibat buruk pada pola hidrologi DAS Cisadane (Arwindrasti 1997). Senada dengan hal tersebut, Marsono (2004) menyimpulkan secara umum bahwa jika ekosistem DAS tidak mengalami kerusakan akibat pemanfaatan yang berlebihan, maka jumlah, sebaran air dan kualitas airnya sepanjang tahun akan berjalan normal dan optimal sesuai dengan karakteristik DAS yang bersangkutan.

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961): 44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Air dan Sungai 1.1 Air Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air akan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Perairan 2.2. Ekosistem Mengalir

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Perairan 2.2. Ekosistem Mengalir 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Perairan Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE SEGMEN HULU

PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE SEGMEN HULU 25 PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE SEGMEN HULU HAYATUL FITHRIA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 2, Agustus 2016 Artikel Hasil Penelitian, Hal. 35-39 Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan dan air permukaan yang akhirnya bermuara

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983) 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waduk Waduk merupakan badan air tergenang yang dibuat dengan cara membendung sungai, umumnya berbentuk memanjang mengikuti bentuk dasar sungai sebelum dijadikan waduk. Terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian terletak di belakang Perumahan Nirwana Estate, Cibinong yang merupakan perairan sungai kecil bermuara ke Situ Cikaret sedangkan yang terletak di belakang Perumahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan. Aliran permukaan sendiri memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas air yang dimilikinya selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disempurnakan dan diganti dengan Undang Undang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd PENCEMARAN LINGKUNGAN Purwanti Widhy H, M.Pd Pengertian pencemaran lingkungan Proses terjadinya pencemaran lingkungan Jenis-jenis pencemaran lingkungan PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Berdasarkan UU Pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PENENTUAN STATUS MUTU AIR PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan bagian dari fraksi organik yang telah mengalami degradasi dan dekomposisi, baik sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Sumber Air Bersih Secara umum terdapat lima sumber air yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari hari kita diantaranya : 1. Air hujan, yaitu

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik yang saling terkait satu sama lain. di bumi ada dua yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air adalah semua air yang terdapat di alam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis

TINJAUAN PUSTAKA. bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis TINJAUAN PUSTAKA Perairan Sungai Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Definisi Water Treatment (Pengolahan Air) Suatu proses/bentuk pengolahan

Lebih terperinci

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan Pendahuluan 1.1 Umum Sungai Brantas adalah sungai utama yang airnya mengalir melewati sebagian kota-kota besar di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya. Sungai

Lebih terperinci

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada penelitian ini secara garis besar terbagi atas 6 bagian, yaitu : 1. Analisa karakteristik air limbah yang diolah. 2.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Status Mutu Air Sungai adalah salah satu dari sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah benda alam yang memiliki peran penting, tidak hanya untuk keperluan makhluk hidup, tetapi juga sebagai media untuk proses pengangkutan dan sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah sekitarnya. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu BAB I PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian integral daripada pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur (Ditjen Tanaman Pangan, 1989). Agar pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Air. lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Air. lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Air Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya. Namun dalam pemanfaatannya, manusia cenderung melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN Analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang disusun oleh konsultan AMDAL. Di Indonesia AMDAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu senggangnya (leisure time), dengan melakukan aktifitas wisata (Mulyaningrum, 2005). Lebih

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Sungai dan Klasifikasi Sungai Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai adalah jalur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III. PENCEMARAN AIR A. PENDAHULUAN

BAB III. PENCEMARAN AIR A. PENDAHULUAN BAB III. PENCEMARAN AIR A. PENDAHULUAN Topik kuliah pencemaran air ini membahas tentang pencemaran air itu sendiri, penanganan air limbah dan konseryasi sumberdaya alam laut. Poko bahasan kuliah ini secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berasal dari proses pemarutan/pelepasan pati dari serat dan pengendapan tepung

Lebih terperinci

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pencemaran 2.1.1. Pencemaran lingkungan Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Batang Toru Sungai Batang Toru merupakan salah satu sungai terbesar di Tapanuli Selatan. Dari sisi hidrologi, pola aliran sungai di ekosistem Sungai Batang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia, dan manusia selama hidupnya selalu membutuhkan air. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci