DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JENDERAT INDUSTRI LOGAM MESIII TEKSTIT DAI{ ANEK

Transkripsi

1 o{ ^^Tfo 4 i l 7 1 '!D '.ibi.. E EL -'. }W', S, : / t-:b 4 ry,. ^1' DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JENDERAT INDUSTRI LOGAM MESIII TEKSTIT DAI{ ANEK Jalan JenderalGatot subroto Kav Lantaig JAKARTA 12g50 Kotak pos :4478 JKSMG Telp. : , S2S24B2 Fax.: go. id PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM ME.SIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 16/tLMTA/PER/Z/2008 TENTANG J PETUNJUK TEKNTS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAJA LEMBARAN LAPIS SENG DIREKTUR JENDERAL INDUSTRT LOGAM MESIN TEKSTTL DAN ANEKA. Menimbanq : b. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri perindustrian 07lM-lND/PERl2l08 Nomor tentang Pemberlakuan Standar Nasional Produk lndonesia lndustri Baja Lembaian Lapis seng su""r" wajib, pasa butir I 1, perru 1 ayat (1) menerbitkan petunjuk rekiis peraksanaan pemberrakuan produk Baja Lembaran Lapis Seng secara Wajib; bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Logam Mesin Industri Tekstil dan Aneka Mengingat : 2.? Keputusan presiden Repubrik rndonesia Nomor T3rMTahun Pemberhentian 2005 tentang dan pengangkatan pejabat rseron Departemen r di Lingkungan Perind ustrian ; Peraturan Menteri perindustrian Nomor 01/M- ND/pER/3/2005 organisasi dan Tata tentang Kerja Departemen perindustrian;' Peraturan Menteri perindustrian Nomor 07lM-rND/pER/2rog Pemberlakuan standar tentang Nasionar Indonesia projuk'aa;a Seng Lembaran Secara \A/ajib; Lapis Industrialisasi Menuju Kehidupan yang Lebih Baik

2 MEMUTUSKAN: Menetaokan PERTAMA : ) KEDUA : Memberlakukan Petunjuk reknis Pelaksanaan penerapan dan Pengawasan standar Nasional Indonesia (snl) produk Baja Lembarart'Lapis seng secara wajib sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini sebagai pedoman dalam Pemberlakuan snl Produk Baja Lembaran Lapis seng secara Wajib. Peraturan Direktur Jenderal mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 25 Juli 2008 R JENDERAL Salinan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada : 1. Menteri Perindustrian; 2. Menteri Perdagangan; 3. MenteriPerhubungan; 4. Direktur Jenderal Bea & Cukai, Departemen Keuangan; 5. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen perdagangan; 6. Direktur Jenderal Perdagangan Daram Negeri, Departemen perolgjngan; 7 Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen perindustrian; 8. Kepala Badan Standardisasi Nasional: 9. Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perindustrian di Propinsi/Kabupaten/Kota; 10. Kepala Balai di lingkungan Departemen perindustrian.

3 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 16 /ILMTA/PERI TANGGAL : 25 Juli 2008 PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA : ' (snt) BAJA LEMBARAN LAptS SENG SECARA WAJTB ) 1. BAB I : KETENTUAN UMUM 2. BAB II : RUANG LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI BAJA LEMBARAN I-APIS SENG 3. BAB lll : TATA.CARA MEMPEROLEH SPPT SNI 4. BAB lv : TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH 5. BAB V : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 6. BAB VI : TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI 7. BAB Vll : PENUTUP R JENDERAL?i'rHi,"m "e

4 #ff DIREKT0RAT Jalan Jenderal DEPARTEM EN PERINDUSTRIAN JENDERAL ]{DUSTRI L0GAMESII'I TEKSTII DAN ANEKA Gatot Subroto Kav Lantai I JAKARTA Kotak Pos : 4478 JKSMG Telp. : , F ax. : http ://ilmea.dprin. go. id PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA LEMBARAN LAPIS SENG (BJ LS) snl 07-20s BAB I - KETENTUAN UMUM ) 1.1. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) adalah Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI yang diberikan kepada proousen yang mampu menghasilkan Baja Lembai'an Lapis Seng (Bj LS) yang sesuai persyaratan SNl. I.2. Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan manajemen rnutu menurut SNI atau ISO 9001:2000 atau revisinvatau sistem manajemen mutu lainnya Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) adalah lembaga yang melakukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI yang telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau yang ditunjuk oleh Menteri. ) L.4. Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) adalah lembaga yang telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan atau penunjukkan melalui Peraturan Menteri Perindustrian Lembaga sertifikasi sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang telah mendapatkan akreditasi dari KAN atau badan akreditasi negara pabrikan yang telah melakukan oerjanjian saling pengakuan atau Mutual Recognition Arrangement atau Mutual Recognition of Approval (MRA) dengan 114N untuk melakukan kegiatan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu yang telah mendapatkan akreditasi dari l(an. 1'6. l-aboratorium i-enguji adalah labcratorilrm yang melakgkan kegiatan pengujian terhadap Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) sesuai spesifikasiimetode uii SNI Indrrstrialisasi Menrriu Kehidunan Yano Lebih Baik

5 dan telah mendapatkan akreditasi dari KAN dan atau dituniuk oleh Peraturan Menteri Perindustrian. r.7. Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah cjokumen yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang dibei'ikan kepada importir untuk mendaftarkan Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) yang akan diimpor industri Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) adalah incjustri yang memproduksi bqja lembaran lapis seng minimal memiliki fasilitas produksi untuk melakukan proses pembersihan permukaan dari oksida, pelapisan seng secara celup panas (Hot Dip Galvanizing) dan memiliki peralatan pengendalian mutu. ) 1.9. Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian vang menjelaskan status jenis dan spesifikasi barang yang terkait dengan Tarif Pos terhadap barang yang akan di impor Perjanjian Saling Pengakuan, Mutual Recognition Arrangement atau Mutual Recognition of Approval (MRA) adalah kesepakatan yang dilakukan oleh 114N dengan Badan Akreditasi negara yang bersangkutan, serta perjanjian bilateral atau multilateral di bidang regulasi teknis negara yang bersangkutan dengan negara Republik Indonesia.,,

6 BAB II LINGKUPEMBERLAKUAN SNIWAJIBAJA LEMBARAN LAPIS SENG (E LS) 2.1. Pemberlakuan SNI Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) SNI dengan nomor Harmonized System (HS); ) No. Jenis Produk No SNI I' I l r I l. Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) Pos Tarif / Harmonized System (HS); HS : I HS : 72't i HS : HS: i snl HS : HS: HS HS: t{s:7212' Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) Secara Wajib, maka Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) yang tidak sesuai dengan butir2.1, tidak boleh diproduksi dan diperdagangkan. 1

7 BAB III TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI 3.1. Pelaku usaha dapat mernperoleh SPPT SNi Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) yang diberlakukan wajib apabila telah : ) a. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LS Pro, meliputi : 1). lzin usaha Industri (lul) dengan lingkup produk Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS),.untuk impor melampirkan salinan akta pendirian perusahaan atau kesesuaian dari lzin Usaha Industri untuk produk Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) dari negara setempat; 2). Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM untuk produk Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS); 3). Bagi perusdhaan yang belum memiliki tdnda daftar-merek sebagaimana butir 2) tersebut diatas cukup melampirkan brrkti pendaftaran merk dari Ditjen HAKI -, o. d. Menerapkan sistem Manajemen Mutu (smm), sesuai dengan snl.i atau lso 9001:2000 atau revisinyatau Sistem Manajemen Mutu (smm) lainnya yang diakui. Dalam pelaksanaan penerapan smm produsen harus memiliki peralatan pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI atau dapat melakukan kerjasama pengujian dengan laboratorium uji lainnya. Untuk produk Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) impor harus memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji yang telah rrrempunyai Mou dengan LSPro di dalam negeri, terakreditasi negara pabrikan, yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan (MRA) dengan KAN, serta perdagangan bilateral atau multilateral di bidang regulasi teknis negara yang bersangkutan dengan negara Republik Indonesia. 3.2 Untuk pengujian mutu Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) contoh uji diambil berdasari<an jenis dan spesifikasi yang ada di pabrik diuji sesuai dengan SNI , dan atau revisinva.

8 3.3. perusahaan mengajukan permohonan SPPT SNI ke LS Pro sesuai prosedur yang ditetapkan oleh LS Pro dengan melampirkan dokumen dan memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut: a. Formulir Permohonan; b. Ketentuan dan Tata Cai'a Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI; c. Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Tanda SNI; dan d. SNI yang diacu masih yang berlaku -, 3.4. Audit kecukupan OJn f"u"naran dokumen SMM dilakukan oleh LS Pro untuk mengevaluasi dokumen SMM apakah memenuhi persyaratan; dan jika tidak memenuhi persyaratan, maka perusahaan pemohon harus melakukan tindakan koreksi Total waktu yang diperlukan bagi setiap Ls Pro untuk pemrosesan dan penerbitan SPPT SNI apabila dol<umen sudah lengkap dan benar adalah 47 (empat puluh tujuh) hari kerja. )

9 BAB IV TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH 4.1. Ruang LingkuP Tatacarapengambilancont<,,i-iinidigunakanolehLembagasertifikasiP (LSPro)danatauPetugasPengawasanStandardiPabrik(PPSP)sebagaiac untuk menentukan cara pengambilan contoh Baja Lembaran Lapis seng dalam rangka pelaksanaan sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI dan Pengawasan PeneraPan SNI di Pabri.k', 4.2. Ketehtu an-ketentua n Pengambilan contoh dilaksanakan oleh : a. petugas pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Suratugas dari LSPro untuk permohonan sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI' Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada allran prcduksi dan / atau gudang b. PPSP dan atau PPC berdasarkan Suratugas dari Direktur Jenderal ILMTA untuk pengawasan penerapan snl di pabrik oleh PPSP. Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada aliran produksi dan I atau gudang 4.?.2PengirimancontohkeLaboratoriumUjiuntuk: dilakukan oleh PPSP dan atau pabrik' Cara Pengambilan Gontoh Untuk Permohonan SPPT SNI a. produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mungkin terdiri dari satu macam kelas, ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu Yang bersamaan' b. BjLS dalam bentuk gulungan berjumlah sampai dengan 50 ton diwakili 'oleh 1(satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter,

10 selebihnya setiap kelipatan 50 (lima puluh) ton diambil 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya pengambilan 10 contoh. c. BjLS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang sama diambil 1 (satu) lembar contoh. Selebihnya tiap kelipatan 3000 lembar diambil 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya pengambilan 10 contoh. d. Pengambilan contoh Cilakukan secara acak e. Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasan oleh pihak produsen untuk melakukan tugasnya -l 4.3.i Untuk Pengawasan Penerapan SNI di Pabrik oleh ppsp a. Contoh BjLS dalam bentuk gulungan Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan, sebanyak 3 lembar dari stok dan 2lembar dari proses produksi. Contoh diambil dengan ukuran panjang masing-masing 1- (satu) meter dari ujung ter!uar. Apabila tidak ada produksi maka 5 lembar diambil dari stok yang tersedia. b. Contoh BjLS dalam bentuk lembaran Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan, sebanyak 3 lembar dari stok dan 2lembar dari proses produksi. Contoh diambil dengan ukuran panjang masing-masing 1 meter. Apabila tidak ada produksi maka 5 lembar diambil dari stok yang tersedia Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSpro Untuk Pengawasan Penerapan SNI di Pabrik sebagai berikut: 1) Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana pengambilan contoh (sampling plan). 2) Menyiapkan Surat Tugas Pengambilan Contoh. 3) Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh Uii. 4) Mengambil ccntoh sesuai Cengan metode vang ditetapkan. 5) Pengambilan ccntoh disaksikan oleh pihak produsen

11 6) Contoh dikemas dan cjiberi label kemudian ditanda tanqani oleh kedua pihak, serta dicap produsen. 7) Berita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan cticaoteh pihak yang terkait. 8) contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh ppsp dan atau pihak produsen. -)

12 - / -r BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 5.1. Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI Baja l-embaran Lapis Seng (Bj LS) secara wajib dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalarn menerapkan SNI wajib melalui :. Melaksanakan sosialisasi setiap pemberlakuan SNi wajib maupun adanya 'perubahan ketentuan yang berlaku.. Melaksanakan verifikasi kemampuan industri terhadapenerapan SNl.. tr/lelaksanakan pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNl Dalam melaksanakan pengawasan Direktur Jenddral lndustrilogam Mesin Tekstil da1 Aneka dapat menugaskan Petugas Pengawasan Standar barang dan atau iasa di Pabrik (PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan. -1

13 BAB VI TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI 'setiap produk Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) harus diberi penandaan SNI dengan huruf yang jelas dan tidak mudah hilang sebagai berikut. a. Baja Lembaran Lapis seng (Bj LS) dalam bentuk lembaran yaitu. - Tanda SNI - Nama Pabrik dan rherek dagang. - lspesifikasi BjLS-P atau Bj LS D - Ukuran Nominal - Simbol massa lapisan seng b. Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS) dalam bentuk gulungan 'pencantuman penandaan dilakukan pada awal dan akhir gulungan sebagai berikut : - Tanda SNI - Nama Pabrik cjan rnerek dagang' - Spesifikasi BjLS-P atau Bj LS D - Ukuran Nominal - Simbol massa lapisan seng 10

14 A.A- lq**., BAB VII PENUTUP TerhadapprodukbajalembaranlapisSengyangdigunakanuntukkeper uankonstr yangberasa dariimpordanpe aksanaankontrakser.tapengirimandi aksana sebe umtanggaldibertakukannyasnlwajibdiberibataswaktupa ing ambat3 Desember200Esuda rtibadipabeanseluruhwilayahindonesia. petunjuk teknis penerapan st'tt p'oouk Baja Lembaran Lapis seng (Bj LS) secara wajib inimerupakansalahsatupedomanyangditetapkanberdasarkanperaturanyang berrak untuk dapat diraksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab' Har_har yang berum diatur daram pedoman ini akan diatur rebih ranjut sesuai dengan kebtttuhan DitetaPkan di Jakarta' Pada tanggal 25 Juli 2008 lndustri \u Direktur Jenderal ta Mesin Tekstil Dan Aneka - * r<e; Juknls bjls-linel I '23'07{8 benar 11