JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESII{ TEKSTIL DA}I ANEKA

Transkripsi

1 . H I A '*ffdirektorat Jalan Jenderal DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESII{ TEKSTIL DA}I ANEKA Gatot Subroto Kav Lantai 9 JAKARTA Kotak Pos :4478 JKSMG Telp. : F ax. : go.id PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTI:- DAI.I ANEKA NOMOR : 17 /ILMTAJPER/7/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAJA TULANGAN BETON Y DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA. Menimbang. a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 06/M-lND/PER/2/08 tentang Pemberlakuan Standar Nasionalndonesia Produk Industri Baja Tulangan Beton Secara Wajib, Pasal l ayat (1)butir 1, perlu menerbitkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan produk Baja Tulangan Beton secara Wajib; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Mengingat: v 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73lM Tahun 2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Perindustrian; 2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-lND/PER/3/2005 tentano Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian; 3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 06/M-lND/PER/2/08 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Produk Industri Baia Tulanqan Beton Secara Wajib; 4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3s/M-lND/PER/6/08 tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Penerapan/Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional lndonesia Secara Wajib Produk Baia Tulangan Beton Secara Wajib lndustri. l, / Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : v- ' PERTAMA : Memberlaku(an Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNl) Produk Baja : Tulangan Beton Secara Wajib sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini sebagai pedoman dalam Pemberlakuan SNI Produk Baja Tulangan Beton Secara Wajib. KEDUA. Peraturan Direktur Jenderal mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pacia tanggal 25 Juli 2008 DIREKTUR JENDERAL za\/ nrusnrlffifianr y - Salinan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada : 1. Menteri Perindustrian; 2. Menteri Perdagangan; 3. Menteri Perhubungan; 4. Direktur Jenderal Bea & Cukai, Departemen Keuangan; 5. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan; 6. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan; 7. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian; B. Kepala Badan Standardisasi Nasional; 9. Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang Perindustrian di propinsi/kabupaten/kota;. 10. Kepala Balai di lingkungan Departemen Perindustrian.

3 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : I7 /ILMTA/PER/7/2008 TANGGAL : 25 Juli 2008 v PETUNJUK TEKNIS PEIV berlakuan STANDAR NASIONAL INDONESIA :, (SNI) BAJA TULANGAN BETON SECARA WAJIB 1. BAB I : KETENTUAN UMUM : 2. BAB II : RUANG LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA TULANGAN BETON 3. BAB lll : TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI 4. BAB lv : TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH 5. BAB V : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 6. BAB VI : TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI 7. BAB Vll : PENUTUP DIREKTUR JENDERAL i 1/,'.- ANSARI BUKHARI

4 c ts R r f & nu ooa ;;\ I.l*;i ) ;? : 'e D t,.- DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JEI{DERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA Jalan Jenderal Gatot subroto Kav Lantai I JAKARTA 12g50 Kotak pos :447g JKSMG Telp. : , F ax. : http ://i I mea. dprin. go. rci PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA TTJLANGAN BETON. BAB I KETENTUAN UMUM Sertifikat Produk Penggunaan Tanda snl (SPPT SNI) baja tulangan beton adalah sertifikat Produk penggunaan Tanda snr yang diberikan kepada produsen yang mampu menghasilkan baja tulangan beton yang sesuai persyaratan snl. l[ r.2. lndustri baja tulangan beton adalah : a' lndustri baja tulangan beton hasil rolling mill adalah yang rnelakukan proses canai panas (hot rolling) dari bahan baku billet, dan kemudian melaksanakan proses penandaan sesuai ketentuan snl dengan cara embos. b' Industri baja tulangan beton hasil canai panas ulang (re-rolling mill) adalah yang melakukan proses canai panas ulang (rerolling) dari bahan baku bala bekas atau biilet mini, dan kemudian meraksanakan prosess penandaan sesuai ketentuan SNI dengan cara ernbos. c' Industri baja tulangan beton dalam bentuk gulungan adalah yang melakukan proses canai panas (hot rolling) dari bahan baku billet, dan kemudian digulung sistem Manajemen Mutu (smm) adarah rangkaian kegiatan daram rangka penerapan manajemen mutu menurut snl atau lso atau revisinyatau sistem Manajemen mutu rainnya yang diakui Lembaga Sertifikasi produk (LS pro) adarah rembaga yang terah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau yang ditunjuk oleh Menteri Lembaga Sertifikasi sistem Mutu (LSSM) adarah rembaga yang terah mendapatkan akreditasi dari KAN atau badan akreditasi negara pabrikan yang telah merakukan per.;anjian saring pengakuan atau Mutuar Recognition Industrialisasi Menuju Kehidupan yang Lebih Baik

5 Arrangement atau Mutual Recognition of Approval (MRA) dengan KAN untuk,'clak..;kan kegiatan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu yang telah mendapatkan akreditasi dari KAN Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang nrelakukan kegiatan pengujian terhadap contoh baja tulangarr beton sesuai spesifikasi/metode uji SNI dan telah mendapatkan akreditasi dari KAN dan atau ditunjuk oleh Menteri Perindustrian. t.7. Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan kepada importir untuk mendaftarkan baja tulangan beton yang akan diimpor Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian yang menjelaskan status jenis dan spesifikasi barang yang terkait dengan Tarlf Pbs terhadaf barang yang akan di impor Perjanjian Saling Pengakuan, Mutual Recognition Arrangement atau Mutual Recognition of Approval (MRA) adalah kesepakatan yang dilakukan oleh KAN Indonesia dengan Badan Akreditasi negara serta perjanjian bilateral atau multilateral di bidang regulasi teknis negara yang bersangkutan dengan negara Republik Indonesia. v

6 BAB II LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA TULANGAN BETON L-z 2.1. Pemberlakuan SNI Ba.;a tuiangan beton Secara VVajib terhadap 3 (tiga) jenis baja tulangan beton yang melipu'ri. No Jenis Baja tulangan beton No SNI No HS 4 t. Baja tulangan beton snl Baja tulangan beton hasil canai ulang (rerolling) Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan HS : j1.00 HS : HS : HS : HS : HS HS:7214.gg.td go snr HS: '10 HS : HS : HS: snl HS : HS : _--*,*... l 2.2- Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI baja tulangan beton Secara Wajib, maka baja tulangan beton yang tidak ),.. sesuai dengan butir 2.1, tidak boleh diproduksi. IV 2.3'. Baja Tulangan Beton dalam Bentuk Gulungan jika dipotong dalam bentuk h?tangan, vqlqr lvai I' berlaku wsl lcl]\ll ketentuan I\EIEI ll,ljcll I sesuai DESUaI dengan Ul SNI Baja Tulangan Beton dalam bentuk batangan.

7 BAB III TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI d { 3.1. Pelaku usaha dapat memperoleh SPPT snl baja tulangan beton yang diberiakukan wajib apabila telah: a. lvlemenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LS Pro, meliputi : 1). lzin Usaha Industri (lul) dengan lingkuproduk baja tulangan beton untuk import melampirkan salinan akta pendidan preusan atau kesesuaian dari lzan Usaha Industri untuk produk baja tulangan beton dari negara setempat; 1 Z;. S"ttifit.t atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM untuk produk baja tulangan beton; 3). Bagi perusahaan yang belum memiliki tanda daftar merek sebagaimana butir 2) tersebut diatas cukup melampirkan bukti pendaftaran merk dari Ditjen HAKI. b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM), sesuai dengan SNI atau ISO 9001:2000 atau revisinyatau Sistem Manajemen Mutu (SMM) iainnya yang diakui. c, Dalam pelaksanaan penerapan SMI\i produsen harus memiliki peralatan pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI atau dapat rnelakukan kerjasama pengujian dengan laboratorium uji,lainnya. d. Untuk produk baja tulangan beton impor harus memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji yang telah mempunyai MOU dengan LSpro di dalam negeri, terakreditasi negara pabrikan, yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan (MRA) dengan KAN. 3.2 Untuk pengujian baja tulangan beton diambil berdasarkan jenis dan spesifikasi di pabrik sesuai dengan SNI yang berlaku Perusahaan mengajukan permohonan SppT SNI ke LS pro sesuat oengan prosedur yang ditetapkan oleh LS pro dengan melampirkan dokumen dan memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut.

8 /:' I a.' Formulir permohonan. b. Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI; c. Ketentuan dan Tata Cara penggunaan Tanda SNI; dan. d. SNI yang diacu dan yang berlaku Audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM dilakukan oleh LSpro untuk mengevaluasi dokumen SMM apakah memenuhi persyaratan; dan jika tidak memenuhi persyaratan, maka perusahaan pemohon harus meiakukan tindakan koreksi. \ g :, 3.5' Setiap hasil pelaksanaan audit produk baja tulangan beton oleh LSpro,harus dilaporkan kepada Ditjen lndustri Logam Mesin Tekstil dan Aneka dan Kepala BPPI serta Kepala Dinas perindag setempat Total waktu yang diperlukan bagi setiap Ls Pro untuk pemrosesan c1an penerbitan SPPT SNI apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 47 (empat putuh tujuh) hari kerja. Y

9 / BAB IV TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH 4.1. Ruang Lingkup Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh Lembaga Sertifikasi produk (LSPro) dan atau Petugas Pengawasan Standar di Pabrik (ppsp) sebagar acuan untuk menentukan cara pengambilan contoh Baja Tulangan Beton dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI dan pengawasan Penerapan SNI di Pabrik. v 4.2. KetSntua n-ketentua n Pengambilan contoh dilaksanakan oleh : a. Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Suratugas dari LSpro untuk permohonan Sertifikasi produk penggunaan Tanda snl Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kaii pada afiran produksi dan / atau gudang b. PPSP dan atau PPC berdasarkan Suratugas dari Direktur Jenderal ILMTA untuk pengawasan penerapan SNI di pabrik oleh ppsp. Pengambiran contoh dirakukan 1 (satu) kari pada ariran produksi dan / atau gudang L Pengirinian contoh ke Laboratorium Uji untuk a. Permohonan SppT SNI dilakukan oleh pabrik b. Pengawasan penerapan snl dipabrik yang dilaksanakan ppsp dilakukan oleh ppsp dan atau pabrik. c' Contoh yang dikirim ke laboratorium harus terdapat penandaan sesuai dengan SNl Cara Pengambilan Contoh Untuk permohonan SppT SNI - Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) dari aliran proses produksi dan I atau gudang dari kelompok yang terdiri dari jenis dan spesifikasi yang sama dengan jumlah sebanyak satu batang.

10 - Setiap kelompok yang tidak terdiri dari satu nomor leburan (campuran) dari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua puluh lima) ton sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh - Contoh pengujian sifat mekanis diambil sebanyak 2 x 1,5 meter yang diambil dari kedua ujung Baja Tulangan Beton. - Pengambilan contoh dilakukan secara acak - Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasan oleh pihak produsen untuk melakukan tugasnya v Untuk Pengawasan Penerapan SNI di Pabrik oleh PPSP Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) dari aliran proses produksi atau ciari kelompok yang teridir darijenis dan spesifikasi yang sama dengan jumlah sebanyak satu batang. - Setiap kelompok yang terdiri dari satu nomor leburan (campuran) dari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua puluh lima) ton sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh - Contoh pengujian sifat mekanis diambil sebanyak 2 x 1,5 meter yang diambil dari kedua ujung Baja Tulangan Beton Iahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh Untuk Permohonan SPPT- SNI mengikuti prosedur LSPro Unluk Pengawasan Penerapan SNI di Pabrik sebagai berikut : 1) Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan ren:ana pengambilan contoh (sampling plan). 2) Menyiapkan Surat Tugas Pengambilan Contoh. 3) Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh Uji. 4) Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan. 5) Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen 6) Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak, serta dicap produsen. 7) Berita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak yang terkait. 8) Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau cihak orodusen.

11 BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 5.1. Pembinaan dan pengawasan dalam rbngka pemberlakuan SNI Baja Tutarrgan Beton secara wajib dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Lcgam Mesin Tekstil dan Aneka. J 5.2. Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menerapkan SNI wajib melalui : ' Melaksanakan sojialisasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya lperubahan ketentuan yang berlaku. I Melaksanakan verifikasi kemampuan industri terhadapenerapan SNl. ' Melaksanakan pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNl Dalam melaksanakan pengawasan Direktur Jendeial Industri logam Mesin Tekstil dan Aneka dapat menugaskan Petugas Pengawasan Standar barang dan atau jasa di Pabrik (Ppsp) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan. t-,

12 BAB VI TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI Setiap pro'juk Baja Tulangan Beton harus mencatumkan tanda SNI sebaoai berikut. v r a. Baja tulangan beton SNI zlo2yaitu : Pencatuman penandaan Baja tulangan beton SNI dilakukan sebagai berikut :-.,- Pada setiap batang dengan jarak tertentu harus diberi tanda dengan huruf timbul (embos) yang menunjukan inisial pabrik, ukuran diameter nominal dan tanda SNl. - Penandaan SNI dan ketentuan lainnya dicatumkan pada label pada setiap ikatan atau bundle. b. Qgja Tulangan Hasil Canai Ulang (Rerollingi, SNt oz-ooos-2002 dan Baia Tulangan Beton dalam Bentuk Gulungan, snl 07-09b dilakukan sebagai berikut : - Pencatuman tanda SNI dilakukan dengan cara yang tidak mudah hilang pada setiap ujung gulungan awal dan gulungan akhir. - Penandaan snl dan ketentuan lainnya-dicantumkan pada label pada? r setiap gulungan atau bundle. V

13 BAB VII PENUTUP Petrinjuk teknis penerapan SNI produk Baja Tulangan Betoir secara wajib ini nierilpakan salah satu pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. *d Ditetapkan di Jakarta. Pada tanggal 25 Juli 2008 Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil Dan Aneka -t" / \- '---- Ansari Bukhari r/ fl, Juknis final 1 b beton 23-07'08 i0

14 BAB VII PENUTUP Petrrnjuk teknis penerapan -qnl produk Baja Tulangan Betoil secara wajib ini merupakan salah satu pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. Ditetapkan di Jakarta. Pada tanggal 25 Juli 2008 "<l Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil Dan Aneka -4-"/ Ansari Bukhari f\a, Juknis final 1 b beton IU