EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FURIGANA TERHADAP PEMAHAMAN KOSAKATA KANJI DALAM MATKULIAH DOKKAI IV STUDI KOMPARATIF BUKU TEKS MINNA NO NIHONGO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FURIGANA TERHADAP PEMAHAMAN KOSAKATA KANJI DALAM MATKULIAH DOKKAI IV STUDI KOMPARATIF BUKU TEKS MINNA NO NIHONGO"

Transkripsi

1

2 Abstraksi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FURIGANA TERHADAP PEMAHAMAN KOSAKATA KANJI DALAM MATKULIAH DOKKAI IV STUDI KOMPARATIF BUKU TEKS MINNA NO NIHONGO 2 DENGAN CHUKYU DOKKAI NYUMON Dila Rismayanti, Juariah Program Studi Sastra Jepang / Fakultas Sastra, dila.rismayanti@yahoo.com Kemampuan sebagian siswa dalam menghafal kosakata Kanji yang sering kali tertinggal dari materi yang seharusnya sudah mereka kuasai. Penyebab munculnya fenomena ini, penulis asumsikan karena pada buku teks Minna no Nihongo 1-2 yang digunakan mahasiswa semester 1 sampai 4, semua penggunaan huruf Kanji dalam buku tersebut dilengkapi dengan furigana (cara baca dalam huruf kanji). Seusai UTS semester 4, mahasiswa akan menggunakan buku teks Chukyu Dokkai Nyumon, yang di dalamnya tidak menyertakan furigana. Perbedaan pada kedua jenis buku teks menimbulkan keingintahuan penulis, bagaimana dampaknya penyajian teks masing-masing terhadap penguasaan mahasiswa terhadap cara baca dan pemahaman arti kosakata kanji. Objek penelitian adalah satu kelas pada mata kuliah Dokkai 4, dengan dua kali pengambilan sampel. Masing-masing adalah tes untuk materi teks dari buku Minna no Nihongo 2, dan tes untuk materi buku Chukyu Dokkai Nyumon.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan furigana pada bahan bacaan tidak efektif dalam penguasaan kosa kata kanji. Kata kunci : Efektifitas, Furigana, kanji, bacaan, dokkai 1. Pendahuluan Dokkai merupakan salah satu mata kuliah yang disajikan kepada mahasiswa Sastra Jepang Unsada. Dokkai berasal dari huruf Kanji 読 (arti: membaca) dan 解 (memahami), sehingga Dokkai bermakna Pemahaman Bacaan. Memahami wacana/teks tertulis bahasa Jepang, bukanlah hal yang dapat dikatakan mudah bagi sebagian besar mahasiswa jurusan Jepang. Mereka harus paham arti kosakata, termasuk kosakata Kanji, pola kalimat dan hubungan antar kalimat dalam teks. Dalam penelitian ini, penulis menitikberatkan pada salah satu kendala yang kerap ditemui pada waktu sesi kuliah, yaitu masalah dalam penguasaan cara baca dan pemahaman makna kosakata Kanji. Kanji Jepang digunakan secara terpadu dengan Hiragana, maupun dengan kanji

3 lainnya, sehingga memiliki cara baca yang beraneka ragam, berbeda dengan penggunaan kanji dalam bahasa Mandarin. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap kemampuan sebagian siswa dalam menghafal kosakata Kanji yang sering kali tertinggal dari materi yang seharusnya sudah mereka kuasai. Penyebab munculnya fenomena ini, penulis asumsikan karena pada buku teks Minna no Nihongo 1-2 yang digunakan mahasiswa semester 1 sampai 4, semua penggunaan huruf Kanji dalam buku tersebut dilengkapi dengan furigana (cara baca dalam huruf kanji). Hal ini di satu sisi memudahkan mahasiswa dalam belajar karena tidak mengalami hambatan mengenai cara baca Kanji, namun di sisi lain mahasiswa menjadi dimanjakan karena tidak perlu berusaha mempersiapkannya terlebih dulu. Kondisi berbeda dihadapi siswa selepas mereka usai menggunakan buku teks Minna no Nihongo, yaitu pada pertengahan semester 4. Tepatnya seusai UTS, mahasiswa akan menggunakan buku teks Chukyu Dokkai Nyumon, yang di dalamnya tidak menyertakan furigana. Perbedaan pada kedua jenis buku teks menimbulkan keingintahuan penulis, bagaimana dampaknya penyajian teks masing-masing terhadap penguasaan mahasiswa terhadap cara baca dan pemahaman arti kosakata kanji. Kondisi inilah yang memotivasi penulis untuk mencari tahu melalui penelitian ini. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya suatu fenomena tertentu (Nazir, 1989: 68). Ada pula yang menyebutkan penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan. Dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasar kerangka pemikiran tertentu. Studi perbandingan membantu peneliti untuk menghubungkan konsep yang membentuk teori dengan indicator yang dapat diamati, memahami ekspektasi teori yang terbentuk dan menjelaskan apakah teori tersebut dapat dimaterialkan sesuai ekspektasi Tujuan dari penelitian komparatif adalah untuk menemukan persamaaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang-orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang lain, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Penelitian ini bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung/lewat. Peneliti mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data itu dengan

4 menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya. 2. Perumusan Masalah Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini, terdapat dua variable yang dibandingkan yaitu penguasaan cara baca kanji dan penguasaan arti kosakatanya. Sampel yang digunakan ada dua, yaitu tes cara baca dan arti kosakata kanji dari masing-masing buku teks yaitu buku Minna dan Chukyu Dokkai Nyumon terhadap siswa dari kelas yang sama. 3. Tinjauan Pustaka 3.1 Okurigana dan furigana Huruf bahasa Jepang ada empat macam : Kanji, hiragana, katakana, dan romaji (seperti alphabet). Awalnya bangsa Jepang tidak memiliki sebuah huruf untuk menulis, sampai pada akhirnya mereka menggunakan aksara China dengan cara membaca mereka sendiri. Awal mula huruf yang pertama adalah Kanji, aksara yang datang dari China. Sedangkan Hiragana merupakan bentuk yang disederhanakan dari Kanji, ditulis dalam bentuk kursif untuk menghemat waktu. Dahulu Hiragana digunakan untuk kaum wanita saja, bentuknya yang lemah gemulai ini mungkin mencerminkan karakter feminism juga. Hiragana sendiri digunakan untuk Menuliskan akhiran kata ( 送り仮名 okurigana), okurigana adalah akhiran kata di belakang kanji. Misalnya kata taberu (makan), ditulis 食べる, huruf yang bercetak tebal べる disebut okurigana. Sedangkan 食 adalah kanji. Sedangkan furigana furigana, yaitu teks kecil di atas kanji, melafalkan bagaimana kanji itu dibaca. 3.2 Membaca Ada pakar yang membatasi membaca sebagai suatu proses (dengan tujuan tertentu) pengenalan, penafsiran, dan menilai gagasan yang berkenaan dengan bobot mental atau kesadaran total sang pembaca. Itu semua merupakan suatu proses yang rumit yang bergantung pada perkembangan bahasa pribadi, latar belakang pengalaman, kemampuan kognitif dan sikap terhadap bacaan. Kemampuan membaca merupakan akibat dari penerapan factor-faktor tersebut

5 sebagaimana pribadi berupaya mengenali, menginterpretasi dan mengevaluasi gagasan dari bahan tertulis (Mc Ginnis & Smith, 1982:14). Menurut Smith, (1986:235) membaca pemahaman adalah sejenis kegiatan membaca yang berupaya menafsirkan pengalaman; menghubungkan informasi baru dengan yang telah diketahui; menemukan jawaban pertanyan-pertanyaan kognitif dari bahan (bacaan) tertulis. West (1962) yang mengajar Bahasa Inggris di India, berpendapat bahwa belajar membaca secara lancer jauh lebih penting bagi orang india yang belajar bahasa Inggris daripada berbicara.. West menganjurkan penekanan pada membaca bukan hanya karena dia menganggap hal itu sebagai keterampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa asing, tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah, suatu keterampilan dengan nilai tambah yang paling besar bagi siswa pada tahap awal pembelajaran bahasa. 3.3 Memahami bacaan Kegiatan membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan membaca dapat memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan, sehingga pembaca semakin mampu untuk mendewasakan diri. Proses pendewasaan diri melalui membaca merupakan pengejawantahan dari konsep humaniora. Dengan demikian, sesungguhnya kegiatan membaca membawa misi humaniora (Koendjono, 1987: 86) Hal ini juga ditekankan oleh Tarigan (1986) bahwa membaca merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai. Apabila seseorang mampu menangkap ide secara tepat di dalam bacaan maka ia dikatakan telah memahami isi bacaan. Untuk memahami isi bacaan diperlukan kemampuan penguasaan kosakata (Tarigan, 1986:14). Berkaitan dengan itu, Aswandi (1991: 42) mengatakan bahwa bagaimanapun baiknya penguasaan kosakata dan cara membaca tidak ada artinya, kecuali pembaca tahu maknanya. Jika tidak demikian, mereka akan mengalami kesuliatan dalam memahami isi bacaan. Senada dengan itu, Tarigan (1986: 9) mengemukakan bahwa tujuan utama membaca adalah untuk mencari informasi menyangkut isi dan memahami makna bacaan. Nuttal (1982) mengartikan reading comprehension sebagai interpretasi symbol verbal yang bermakna. Ini berarti bahwa membaca merupakan suatu hasil interaksi antara persepsi simbul graphic yang merepresentasikan ketrampilan bahasa. Dalam proses ini penulis suatu teks bacaan mengharapkan pembacanya untuk mampu memahami ide yang tersirat dan tersurat didalamnya.

6 Comprehension atau pemahaman dalam membaca memegang suatu peranan penting. Menurut Wirama Jaya (2002: 6) inti dari aktivitas membaca adalah kemampuan untuk mendapatkan suatu makna yang tepat dari informasi tertulis yang dibaca, maka dari itu pembaca memerlukan pengetahuan sebagai elemen dasar dari comprehension. Berkaitan dengan hal ini, Carnine, et.al (1984) menyatakan bahwa reading comprehension adalah suatu proses berpikir melalui membaca. Suatu proses yang berdasar pada ketrampilan intelektual kognitif, pengalaman, dan ketrampilan bahasa si pembaca. Greenwood (1985) juga menyatakan bahwa ketrampilan yang diperlukan oleh siswa untuk memahami teks bacaan adalah (1) mereka mampu mengidentifikasi ide pokok, yaitu siswa mampu menemukan informasi umum dari suatu teks, (2) mereka mampu mengetahui dan mengungkapkan kembali informasi spesifik yang mereka dapat pada teks bacaan, (3) mereka mengetahui hubungan antara ide-ide pokok beserta dengan pengembangannya, (4) mereka mampu memahami apa yang tersirat didalam teks bacaan, atau reading between the line dan terakhir mereka dapat menarik kesimpulan. Sehubungan dengan hal tersebut, Carnine, dkk (1984:145) menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah suatu aktivitas untuk mengerti dan mendapatkan ide dibalik sebuah kalimat atau paragraph, tidak hanya sekedar merangkai makna setiap kata yang tersusun. Membaca pemahaman memerlukan beberapa keterampilan, yaitu: membaca sepintas kilas (scanning), menafsirkan (previewing and predicting), pengetahuan kosakata untuk membaca efektif (vocabulary knowledge for effective reading), membaca sepintas dengan tujuan (skimming), membuat kesimpulan tentang informasi yang implisit (making inference), dan meringkas (summarizing). Lebih jauh, Dubin (1982) menyatakan bahwa dalam memahami teks tertulis, para siswa diharapkan mampu menyerap informasi dengan menggunakan keterampilan membaca pemahaman. Mereka membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan informasi yang mereka dapatkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Shepherd (1979) juga meyakini bahwa membaca pemahaman merupakan kemampuan siswa memahami informasi yang disampaikan oleh penulis. Ia juga mengemukakan bahwa membaca pemahaman ditandai dengan kemampuan siswa menjawab pertanyaan tentang bacaan tersebut. Dengan demikian, dalam kelas membaca guru bahasa Inggris harus memiliki kemampuan mengajar. Memiliki kemampuan mengajar sangatlah penting, sebagaimana yang

7 dinyatakan oleh Dubin (1982) sorang guru hanya bisa membantu siswa memahami bacaan apabila dia mampu mengajar siswa dengan baik. Keberhasilan memahami suatu bacaan sangat bergantung pada tingkat kemampuan bahasa siswa dan tingkat kesulitan bahasa yang digunakan penulis. Dengan demikian, materi atau bahan bacaan haruslah dipilih sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa siswa. Hal ini sangat penting, mengingat siswa akan lebih termotivasi untuk membaca teks yang bisa mereka pahami. (Dubin, 1982:127) Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan sekedar memahami lambanglambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987). 1.4 Penelitian Komparatif Penelitian komparatif yang merupakan penelitian yang bersifat membandingkan untuk melihat persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta atau variable pada dua atau lebih sampel. Penelitian ini juga berguna untuk mencari tahu sifat-sifat obyek yang diteliti berdasar kerangka pemikiran tertentu. Penelitian ini tidak membutuhkan banyak kajian kepustakaan, melainkan lebih difokuskan pada pengamatan dan penelitian di lapangan, yaitu pada sesi kuliah mata kuliah Dokkai 4. Pengambilan sampel berupa ujian untuk memperoleh data dari kedua variable yang diteliti, dan setelah itu menganalisis hasilnya. 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pola pemahaman siswa terhadap cara baca dan arti kosakata kanji, pada materi teks dengan furigana (Minna no Nihongo 2) dan tanpa furigana (Chukyu Dokkai Nyumon). Penelitian ini bertujuan menganalisis sampel ujian yang

8 diperoleh untuk memahami hasilnya berupa gambaran pencapaian siswa melalui kedua buku teks. 4. Manfaat Hasil Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan diperoleh hasil yang dapat bermanfaat bagi pembelajaran mata kuliah pemahaman teks tertulis. Di samping memberi masukan mengenai buku ajar, juga dapat dipertimbangkan hal-hal yang lebih baik terkait pengajaran dengan bahan buku teks yang bersangkutan. 5. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian eksperimental sungguhan/murni (true experimental). Objek penelitian adalah satu kelas pada mata kuliah Dokkai 4, dengan dua kali pengambilan sampel. Masing-masing adalah tes untuk materi teks dari buku Minna no Nihongo 2, dan tes untuk materi buku Chukyu Dokkai Nyumon. Tes dilakukan kira-kira satu sampai dua minggu setelah materi Dokkai yang bersangkutan disajikan kepada mahasiswa, untuk kemudian dijadikan bahan tes sebagai sampel penelitian ini. 6. Hasil dan Pembahasan Objek penelitian adalah satu kelas pada mata kuliah Dokkai 4, dengan dua kali pengambilan sampel. Masing-masing adalah tes untuk materi teks dari buku Minna no Nihongo 2, dan tes untuk materi buku Chukyu Dokkai Nyumon. Tes dilakukan kira-kira satu sampai dua minggu setelah materi Dokkai yang bersangkutan disajikan kepada mahasiswa, untuk kemudian dijadikan bahan tes sebagai sampel penelitian ini. Jumlah mahasiswa yang menjadi Objek penelitian ada 22 orang, dengan 1 orang menjawab dengan salah sehingga dianggap datanya tidak valid, kesalahan satu orang ini bias jadi karena kesalahan memahami perintah soal. Materi soal kanji yang diambil adalah Bab 46 dan bab 48 buku Minna no Nihonggo, dan Bab 8,12,14 buku Chuukyuu Dokkai Nyuumon. Adapun hasil test tersebut adalah sebagai berikut : 1. Nilai Rata-rata yang diperoleh mahasiswa pada soal pertama yang menggunakan soal dari Minna no Nihongo menunjukkan nilai yang sangat kecil atau minim yaitu hanya

9 38.5, Sementara setelah menggunakan buku Chuukyuu Dokkai Nyuumon yang tidak menggunakan furigana dan diberikan soal dari materi yang sama menunjukkan nilai rata-rata yang tinggi yaitu Nilai Rata-Rata Kelas Soal Bagian I Soal Bagian II Nilai Rata-Rata Kelas 2. Adapun rincian nilai yang diperoleh pada test diatas adalah sebagai berikut : Untuk Soal Pertama yang menggunakan buku Minna no nihonggo nilai kurang dari 50 ada 16 orang, dan yang lebih besar dari nilai 51 namun lebih kecil dari 80 ada 4 orang dan yang mendapat lebih dari nilai 80 hanya satu orang. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil ujian pada soal kedua setelah penggunaan buku chuukyuu dokkai nyuumon, yaitu kurang dari 50 ada 4 orang, dan yang lebih besar dari nilai 51 namun lebih kecil dari 80 ada 5 orang dan yang mendapat lebih dari nilai 80 dua belas orang artinya merata bahwa mereka lebih menguasai kanji yang sudah dipelajari setelah menggunakan buku yang tidak menggunakan furigana.

10 Perbandingan perolehan nilai < 50 >=51<80 >80 Soal I Soal II 7. Kesimpulan Dari Hasil yang didapatkan tersebut maka dapat disimpulkan penggunaan furigana pada kanji yang terdapat dalam bahan bacaan tidak efektif dan membuat mahasiwa kurang melakukan persiapan pelajaran sehingga kesulitan memahami bacaan, dibanding dengan bahan bacaan yang tidak menggunakan furigana membuat mahasiwa lebih mempersiapkan diri untuk mencari sendiri cara baca kanji bacaan, sehingga pada saat diujiakan mahasiswa lebih siap dan lebih memahami bacaan tersebut. Berdasarkan pembahasan penelitian diatas, maka rekomendasi yang bisa disampaikan adalah (1)Penggunaan furigana pada bahan bacaan sebaiknya ditinjau ulang dan dosen dapat meminta mahasiswa untuk menutup furigana yang terdapat dalam bacaan tersebut. (2) peneliti yang lain untuk mencoba mengembangkan penelitian lanjutan dalam efektifitas penggunaan furigana dalam memahami bacaan untuk tingkat dasar atau menengah karena, karena penelitian ini masih terbatas pada mahasiswa tingkat menengah saja.

11 Daftar Pustaka Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praksis, Ar- Ruzz Media, Jogjakarta, 2011 Arikunto Suharsimi, Metode Penelitian, Bina Aksara; Yogyakarta, 2006 Edelsky, C. & Altwelger, B.(1994).Whole Language, What s the Difference?. N.H: Heinemann Muchlisoh, dkk Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud. Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru., Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung: Sinar Baru Algensindo Tarigan, Henry Guntur Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Metodologi Pengajaran bahasa 2. Angkasa bandung, 2009 Weaver, C. (1994). Reading Process and Practice from Socio-Psycholinguistics to Whole language. N.H : Heinemann Nur, Mohamad Teori Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Slavin, Robert E Cooperative Learning : Teori, Aplikasi dan Praktek. Cetakan kedelapan. Bandung: Nusa Media.

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH ENSHU SEBAGAI PERSIAPAN UNTUK MENGHADAPI UJIAN NIHONGGO NO NOURYOKUSHIKEN (NOKEN/JLPT)

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH ENSHU SEBAGAI PERSIAPAN UNTUK MENGHADAPI UJIAN NIHONGGO NO NOURYOKUSHIKEN (NOKEN/JLPT) ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH ENSHU SEBAGAI PERSIAPAN UNTUK MENGHADAPI UJIAN NIHONGGO NO NOURYOKUSHIKEN (NOKEN/JLPT) Juariah, Irawati Agustine, Hani Wahyuningtias,Dila Rismayanti Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa asing, keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar meliputi 4 keterampilan, yaitu keterampilan mendengar (listening

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik, kini di Indonesia disamping diajarkan bahasa Indonesia, juga diajarkan bahasa asing seperti bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan mengenai adanya kesulitan pembelajaran dokkai dan interaksi sesama pembelajar selama pembelajaran, dan disebutkan pula hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan yang jelas sekali. Dapat dilihat dari segi huruf, kosakata, pengucapan, dan tata bahasanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang kini merupakan salah satu bahasa asing yang banyak di pelajari di Indonesia. Namun pada kenyataan di lapangan, pembelajaran bahasa Jepang tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah fenomena ilmiah, tetapi bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bahasa asing tidak lepas dari penguasaan aspek keterampilan berbahasa. Aspek keterampilan tersebut dibagi menjadi empat macam, yaitu aspek keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sebagai pembelajar bahasa, umumnya bahasa asing dan khususnya bahasa Jepang, tentunya perlu untuk menguasai dua cara dalam menyampaikan bahasa, yaitu ragam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan membaca merupakan suatu kegiatan aktif yang menuntut kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. dan membaca merupakan suatu kegiatan aktif yang menuntut kecepatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca adalah suatu proses yang memerlukan daya nalar untuk memperoleh pesan tertulis baik tersurat maupun tersirat dalam suatu bacaan, dan membaca merupakan suatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA pada umumnya dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seseorang menggunakan bahasa dalam kehidupan seharihari untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam (9 Januari 2006), definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam  (9 Januari 2006), definisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu hasil kebudayaan manusia yang sangat berarti dalam kehidupan manusia itu sendiri. Dalam www.wikipedia.com (9 Januari 2006), definisi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, akhirnya bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan menjadi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini haruslah kita sadari benar-benar karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Suatu

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu yang penting dalam mempelajari bahasa asing adalah penguasaan kosakata. Karena kualitas berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, minat terhadap pembelajaran bahasa asing di Indonesia cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan pentingnya bahasa asing

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : Reading I

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH : Reading I 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Inggris 2. Mata Kuliah & Kode : Reading I Kode : ING 209 3. SKS : Teori : 2 SKS Praktik : SKS 4. Sem : 1 Waktu : 100 menit 5. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dimiliki oleh manusia yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasannya. Pernyataan singkat di atas memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan penegasan judul. pernah membaca, maka ia akan tertinggal oleh pengetahuan dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan penegasan judul. pernah membaca, maka ia akan tertinggal oleh pengetahuan dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan penegasan judul Membaca merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari ilmu pengetahuan, apalagi bagi mereka yang sedang mengenyam ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang untuk kebutuhan akademik maupun profesional. Tarigan (dalam Restoeningrum 2011: 271) menjelaskan

Lebih terperinci

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

AN ANALYSIS OF SPEED READING ABILITY AT LEVEL II THE STUDENT OF JAPANESE STUDY PROGRAM OF RIAU UNIVERSITY OF ACADEMIC YEAR 2014/2015

AN ANALYSIS OF SPEED READING ABILITY AT LEVEL II THE STUDENT OF JAPANESE STUDY PROGRAM OF RIAU UNIVERSITY OF ACADEMIC YEAR 2014/2015 1 AN ANALYSIS OF SPEED READING ABILITY AT LEVEL II THE STUDENT OF JAPANESE STUDY PROGRAM OF RIAU UNIVERSITY OF ACADEMIC YEAR 2014/2015 Indra Irawan, Sri Wahyu Widiati, Merri Silvia Basri Email: indrairan@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa menurut Tarigan ( 1993 : 2 ) adalah agar pembelajar dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbolsimbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu menulis (la production écrite), membaca (la compréhension écrite), berbicara (la production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI Sriwahyu Istana Trahutami utami_undip@yahoo.com Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Reading is a complex process that

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG PENGARUH PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL PAKERJASI TERHADAP MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 205/2016 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan sebagai syarat untuk

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang memiliki daya tarik yang besar bagi orang asing untuk dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa yang mengambil jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi, terutama berkomunikasi dalam bahasa asing. Dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi.

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi. BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan 1. Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Karena melalui bahasa manusia dapat mengungkapkan ide, gagasan dan dapat berinteraksi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eny Mutiarawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara. mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara. mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran ketrampilan berbahasa yaitu ketrampilan-ketrampilan yang ditekankan pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA M. Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan sebuah proses dalam menerima informasi satu sama lain. Salah satu alat komunikasi dan penghubung dalam berinteraksi adalah bahasa. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain. Dengan bahasa kita dapat mengutarakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Pengaruh keefektifan membaca cepat terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang diteliti di SMA Informatika

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SMAN 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Yunia Mentari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

Juku Privat Non-Online JPNO Kelas SMA, Kuliah, dan Umum

Juku Privat Non-Online JPNO Kelas SMA, Kuliah, dan Umum Juku Privat Non-Online JPNO Kelas SMA, Kuliah, dan Umum Divisi Pendidikan JUKU 1 Juni 2017 Urutan Paket Kelas SMA, Kuliah, dan Umum Pre Basic / Pre Shokyu Hanya ada 1 level Basic /Shokyu Shokyu A Shokyu

Lebih terperinci

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa asing adalah salah satu upaya untuk mempelajari bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, namun cukup menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, merupakan bahasa asing pertama yang harus diajarkan di sekolah mulai dari tingkat dasar. Hal ini ditegaskan

Lebih terperinci

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa dalam mata kuliah Debate.

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa dalam mata kuliah Debate. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DAN BERBICARA BAHASA INGGRIS (SPEAKING) PADA MATA KULIAH ENGLISH DEBATE MAHASISWA Ratna Sari Dewi dan Mandra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan bangsa. Pengembangan bangsa itu akan dapat diwujudkan secara nyata dengan melakukan usaha-usaha

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan dari segi jumlah pembelajar. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia berkomunikasi, menyampaikan informasi berupa ide,

Lebih terperinci

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang paling banyak dipelajari di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh The Japan Foundation pada tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Oleh: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya bahasa, kita bisa bertukar pikiran, berbagi informasi, bisa mengetahui budaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA/SMK/MA mulai tahun ajaran 2013/2014 telah menggunakan sistem kurikulum 2013. Yang dimana bahasa Jepang bukan lagi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang pokok selain menyimak, berbicara, dan membaca. Melalui menulis akan berjalan hubungan komunikatif

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI READING GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (DOKKAI) Gabriella Kushendrati

EFEKTIVITAS STRATEGI READING GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (DOKKAI) Gabriella Kushendrati EFEKTIVITAS STRATEGI READING GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (DOKKAI) Gabriella Kushendrati Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No.9 Jakarta 11480, (021) 534-5830/ (021) 530-0244,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH OLEH: DADANG ROMANSYAH NIM.10.21.0545 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat jenis komponen yaitu, berbicara, menulis, membaca, dan mendengar atau menyimak. Dalam mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Karena hal itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bahasa asing merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memperlancar terbentuknya suatu komunikasi internasional. Bahasa asing merupakan alat untuk mencapai

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai alat yang dapat mempermudah komunikasi dengan individu lain. Sutedi (2008, hlm. 2) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena dengan membaca kita dapat mengetahui segala hal. Banyak ilmu yang kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulisan pada awalnya terdapat pada batu-batu peninggalan yang hampir semua bentuk awal lambang tulisan berupa gambar atau diagram. Sehingga sebelum ditemukannya cara

Lebih terperinci