LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Perempuan Bangsa/suku : Makassar. : Jl. Veteran Lr.45 16A Tanggal Pemeriksaan : 13 Februari 2013
|
|
- Handoko Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.P Umur : 53 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Bangsa/suku : Makassar Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Veteran Lr.45 16A Tanggal Pemeriksaan : 13 Februari 2013 ANAMNESIS Keluhan utama : Sakit kepala Anamnesis Terpimpin : Sakit kepala dirasakan seak kemarin pagi, rasa tegang pada leher (+), batuk (-), Mual (+), Muntah (-), nyeri perut (-),BAB : Biasa, BAK : Lancar Riw. Penyakit Sebelumnya : Riw. Hipertensi (+) sejak beberapa tahun yang lalu dan tidak berobat teratur Riw. Merokok (-) Riw. Hiperkolesterol/ Hiperlipidemia (-) Riw. Diabetes Melitus (-) Riw. Penyakit Jantung (-) Riw. Penyakit Keluarga : Riw. Hipertensi (+) Bapak Riw. Hiperkolesterol/ Hiperlipidemia (-) Riw. Diabetes Melitus (-) Riw. Penyakit Jantung (-) Faktor-faktor Risiko lainnya :
2 Pola makan Stress Olahraga : Pola makan rendah lemak tetapi asupan garam tidak pernah dibatasi. : Pasien sering mengalaminya : Tidak teratur. PEMERIKSAAN FISIS Tinggi Badan : 158 cm Berat Badan : 50 kg Tanda Vital : Tekanan Darah : 160/100 mmhg Nadi : 100 x/menit Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 36,5 o C Kepala: Ekspresi : biasa Simetris muka: simetris ki=ka Rambut : Hitam, sulit dicabut Mata : Eksoptalmus/ enoptalmus : (-) Gerakan: Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan Kelopak mata : dalam batas normal Konjungtiva : anemi (-) Kornea : jernih Sklera : ikterus (-) Pupil : isokor2,5mm Telinga : Tophi : (-) Pendengaran : (-) Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-) Hidung Perdarahan : (-) Sekret : (-) Mulut
3 Bibir : kering (-) Tonsil : hiperemis (-) Gigi geligi : karies (-) Farings : Hiperemis (-) Gusi : perdarahan (-) Lidah : Kotor (-) Leher Kelenjar getah bening : MT (-), NT (-) Kelenjar gondok : MT (-), NT (-) DVS : R-2 cmh2o Pembuluh darah : - Kaku kuduk : (-) Tumor : (-) Dada Inspeksi : simetris ki=ka Bentuk : normochest Pembuluh darah : Bruit (-) Buah dada : tidak ada kelainan Sela iga : tidak ada pelebaran Depan Belakang Rh -/ wh- /Wh- Rh-/ wh Rh-/Wh- /Wh- Rh -/ wh- /Wh- /Wh- Rh-/Wh- /Wh- Rh- Rh- Rh- Rh- Rh- Thorax Palpasi : Fremitus Raba : ki=ka Nyeri tekan : (-) Perkusi : Paru kiri : sonor
4 Paru kanan : sonor Batas paru hepar : ICS VI dextra anterior Batas paru belakang kanan : V Th IX dextra posterior Batas paru belakang kiri : V Th X sinistra posterior Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler Bunyi tambahan : Rh -/- Wh -/- -/- -/- Cor Inspeksi : ictus kordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis tidak teraba Perkusi : pekak, batas jantung kesan normal Auskultasi : BJ I/II murni regular Bunyi tambahan : bising (-) Abdomen Inspeksi : datar, ikut gerak napas Palpasi : MT (-), NT (-) daerah epigastrium Hati : tidak teraba Limpa : tidak teraba Ginjal : ballottement (-) Lain-lain : - Perkusi : Timpani Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal Alat Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan Anus dan rectum : tidak dilakukan pemeriksaan Punggung : skoliosis (-), kifosis (-) Palpasi : MT (-), NT (-) Nyeri ketok : (-) Auskultasi : Rh -/- Wh -/- -/-
5 Ekstremitas Edema : -/- Kulit : peteki (-) -/- PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan DIAGNOSIS HIPERTENSI GRADE 1 PENATALAKSANAAN Pengobatan Farmakologi : Captopril 25 mg 2x1 Pengobatan nonfarmakologi, berupa saran-saran kepada pasien antara lain : 1. Mengurangi asupan garam pada setiap makanan. 2. Membiasakan diri untuk beristirahat secara teratur 3. Membiasakan diri untuk tenang dan tidak memikirkan hal-hal negatif 4. Kontrol tekanan darah bila ada keluhan atau tiap bulan. HASIL KUNJUNGAN RUMAH Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal pasien dan menelusuri apakah ada anggota keluarga lainnya yang meiliki penyakit atau keluhan yang sam, juga untuk menilai pola psikososial pasien. Profil Keluarga : Pasien adalah seorang ibu yang tinggal bersama suaminya dan seorang anaknya yang masih berumur 30 Tahun. Pasien juga tinggal dengan menantunya dan 2 orang cucunya berumur 3 tahun dan 1 tahun. Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga
6 Pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga. Pasien ini tinggal dirumah pribadi yang telah dihuni selama +20 Tahun. Suaminya bekerja sebagai pegawai di Fakultas Teknik UMI. Rumah pasien dalam kondisi baik dan cukup luas. Rumah inti terdiri dari 3 kamar dan 1 kamar mandi. Ventilasi di rumah baik, sirkulasi udara baik. Peralatan rumah tangga lengkap, dan terdapat 2 buah kendaraan bermotor berupa 1 mobil dan 1 sepeda motor. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit hipertensi dialami oleh bapak si pasien yang sudah lama meninggal dunia, namun riwayat penyakit lainnya yang berhubungan dengan hipertensi tidak ada (sesuai diatas). Pola Konsumsi Makanan Keluarga Pola konsumsi keluarga tersebut cukup baik sesuai dengan kebutuhan asupan gizi. Psikologi Dalam Hubungan Antar Anggota Keluarga Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga yang lainnya, baik yang tinggal didalam rumah maupun yang tidak. Lingkungan Lingkungan pemukiman keluarga bersih dan tertata dengan baik. Sampah tersimpan pada tempatnya demikian juga dengan tata letak peralatan dan perlengkapan rumah. FOTO KEADAAN RUMAH PASIEN
7 DISKUSI Pasien datang ke Polikilinik Umum Rs.IbnuSina dengan keluhan utama sakit kepala yang disertai rasa tegang pada leher dan dialami sejak kemarin pagi. Pasien sering mendatangi Poliklinik apabila ada keluhan. Pasien juga pernah berobat ke dokter spesialis dengan keluhan yang sama beberapa kali.dari anamnesis dan pemeriksaan fisis pertama kali di Poliklinik, maka pasien di diagnosa Hipertensi grade 1. Setelah melakukan kunjungan rumah dan dilakukan anamnesis serta pemeriksaan fisis untuk kedua kalinya, didapatkan keluhan pasien menetap dan tekanan darah masih diatas batas normal. Dari anamnesis didapatkan pula bahwa pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya yang berhubungan dengan hipertensi. Tetapi pasien memiliki riwayat keluarga hipertensi, yaitu bapak pasien. DEFINISI Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah. Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang.. Berdasarkan JNC 7, hipertensi diklasifikasikan sebagai berikut; Klasifikasi TDS (mmhg) TDD (mmhg) Tekanan Darah Normal < 120 dan < 80 Prahipertensi atau Hipertensi derajat atau Hipertensi derajat atau 100
8 EPIDEMIOLOGI Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan main meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan juga akan bertambah, dimana baik hipetensi sistolik maupun kombinasi dari hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. ETIOPATOGENESIS Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer (hipertensi esensial) artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini. Golongan kedua adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah. Etiologi pasti dari hipertensi esensial belum diketahui tapi banyak penelitian yang mencoba menelusuri patofisiologi hipertensi. Diantara yang berkembang, membagi 3 etiologi mayor dari hipertensi esensial, yaitu : 1. Predisposisi poligenetis Predisposisi secara genetis terbukti dengan ditemukannya perubahan yang berbeda secara ras, etnis dan bangsa, riwayat keluarga (familiar). Perbedaan yang dibawa secara genetis sehingga menderita hipertensi esensial, meliputi kepekaan (sensitivitas) terhadap konsumsi garam, abnormalitas transportasi natrium kalium, respon SSP terhadap stimulasi psikososial, respon pressor dan trofik neurohormonal (angiotensin II, katekolamin, tromboksan, kalsium), fungsi barostat renal. Predisposisi genetis kecil pengaruhnya terhadap tekanan darah tapi dapat manifest sehingga tekanan darah jadi tinggi karena pengaruh lingkungan. 2. Faktor lingkungan Ada 3 faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap predisposisi genetis sehingga terjadi hipertensi esensial, yaitu : factor konsumsi garam, psikososial dan nutrisi
9 (kalori tinggi). Faktor psikososial melalui SSP dan pressor tropic neurohormonal berpengaruh pada jantung dan pembuluh darah. Faktor psikososial meliputi kebiasaan hidup, stress mental, aktifitas fisik dan status sosial ekonomi. 3. Adaptasi struktural jantung dan pembuluh darah Tekanan darah yang tinggi merupakan bentuk stimulasi fisika mekanik, sehingga jantung dan pembuluh darah akan adaptasi secara structural. Pada jantung, terjadi hipertrofi dan hyperplasia miosit. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. 6,7 Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. 7 Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. 7
10 ANGIOTENSINOGEN RENIN ANGIOTENSIN I ACE ANGIOTENSIN II TROPHIE VASOCONSTRIKSI RETENSI GARAM SYMPHATETIC EFFECT DAN AIR STIMULATION VASODILATORS DIURETIC β BLOCKERS BLOOD PRESSURE VASCULAR HYPERTROFI THE VISION CIRCLE FASE HIPERTENSI 1. Fase hipertensi dini Merupakan fase peningkatan tekanan darah tahap awal, dimana terdapat peningkatan curah jantung yang besar, sedangkan resistensi perifer masih dalam batas normal. Secara klinis ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan denyut jantung sehingga dikatakan sebagai hipertensi hiperkinetik atau hiperdinamik. Peningkatan curah jantung berkisar 10-15% dari normal. Ciri-ciri hipertensi hiperkinetik atau hiperdinamik berupa : Curah jantung yang besar kadar norepineprin yang meningkat. Ditemui pada populasi dewasa muda Didapatkan pada populasi yang mempunyai riwayat orang tua menderita hipertensi. Usia relative muda, berkisar tahun, rentang usia produktif.
11 Meningkatnya curah jantung dan denyut jantung pada hipertensi hiperkinetik sebab hiperaktifitas saraf simpatis terbukti dari tingginya kadar hormon norepinefrin dalam plasma. Hal ini diduga berkaitan dengan kinerja kerja yang tinggi, stress dan factor emosional. 2. Fase hipertensi menetap Hipertensi dini dengan sebab curah jantung yang tinggi, bila terus berlanjut terjadi hiperperfusi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini menstimulir vasokonstriksi pembuluh darah arteriol, yang bertujuan melindungi organ tubuh dari hiperperfusi dan tekanan darah sistemik yang tinggi. Vasokonstriksi pembuluh darah arteriol menaikkan resistensi perifer, sehingga tekanan darah diastolik meningkat. Pada kondisi dimana ditemukan tekanan darah diastolik sudah meningkat, secara klinis hal ini dipakai sebagai tanda bahwa hipertensi sudah berlangsung lama, disebut hipertensi menetap (established or chronic hypertension). Vasokonstriksi pembuluh darah arteriole mengakibatkan volume sirkulasi berkurang, sehingga pada fase hipertensi menetap curah jantung kembali normal atau sedikit berkurang. Resistensi perifer yang tinggi memaksa jantung untuk berkontraksi lebih kuat supaya darah tetap dapat sampai ke jaringan. Jika faktor inotropik miokard masih baik maka tekanan darah sistol akan bertambah tinggi lagi sebagai respon terhadap beban akhir (afterload) yang meningkat. PENANGANAN HIPERTENSI Bila tekanan darah tetap tinggi selama 3-6 bulan dengan intervensi nonfarmakologi, maka terapi dengan obat-obatan telah dapat dimulai (WHO-ISH 1999). Pengobatan nonfarmakologi merupakan terapi definitif dan prioritas utama karena telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi dosis dan jenis obat antihipertensi yang dipakai. Terapi nonfarmakologi meliputi pengurangan konsumsi garam, lemak, stop merokok, alkohol, kafein, disertai dengan olahraga yang teratur. 2 Hindari pemakaian obat-obat yang menaikkan tekanan darah, seperti : 2 a. Preparat kortikosteroid (prednisone, deksametason) b. Hormon-kontrasepsi (estrogen-progesteron, bromokriptin mesilat)
12 c. Obat flu dan analgesic yang mengandung kafein dan fenileprin hidroklorida d. Vitamin-mineral yang mengandung kalsium dosis tinggi. e. Obat rematik non-steroid, seperti fenilbutazon, indometasin, dan nafroxen sangat kuat menaikkan tekanan darah. Piroksikam, aspirin, ibuprofen relative aman, efeknya meningkatkan tekanan darah dapat diabaikan. Jika modifikasi gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diinginkan, terapi farmakologis harus diberikan. Pemilihan terapi antihipertensi berdasar pada patofisiologi, hemodinamik, kerusakan organ akhir, adanya penyakit penyerta, demografik, efek samping obat dan kualitas hidup, biaya pengobatan. Penggunaan obat anti hipertensi terbaru dari golongan Angiotensin II Receptor Blocker (ARB), semisal telmisartan dan irbesartan, juga perlu dipertimbangkan untuk menangani kasus hipertensi. Sangat baik terutama bila dikombinasikan dengan golongan diuretic (HCT). Penelitian di Switzerland (2006) menunjukkan bahwa penggunaan irbesartan mampu meningkatkan usia harapan hidup, mengurangi angka kejadian gagal ginjal dan menghemat biaya pengobatan. Target penurunan tekanan darah yaitu di bawah 140/90 untuk pasien tanpa komplikasi dan dibawah 130/80 untuk pasien yang menderita diabetes atau kelainan ginjal. 4,5,9 EVALUASI HIPERTENSI Evaluasi pada pasien hipetensi bertujuan untuk : 1. Menilai pola hidup dan identifikasi faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya atau 2. Menilai adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis dan menentukan pengobatan. 3. Mencari penyebab kenaikan darah 4. Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskuler.. Evaluasi pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis tentang keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu, dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang. Anamnesis meliputi : 1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah 2. Indikasi adanya hipertensi sekuder : a.) Keluarga dengan penyakit ginjal (ginjal polikistik).
13 b.) Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakaian obat-obat analgesik, dan obat lain. c.) Episoda berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma) d.) Episoda lemah otot dan tetani (aldosteronisme). 3. Faktor-faktor risiko : a.) Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasien. b.) Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya. c.) Riwayat diabetes melitus pada pasien dan keluarganya. d.) Kebiasan merokok e.) Pola makan f.) Kegemukan, intensistas olah raga g.) Kepribadian 4. Gejala kerusakan organ : a.) Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, defisit sensoris dan motorik. b.) Jantung : palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kaki. c.) Ginjal : haus, poliuria, nokturia, hematuri d.) Arteri perifer : ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten. e.) Pengobatan antihipetensi sebelumnya f.) Faktor-faktor pribadi, keluarga dan lingkungan. Pengukuran tekanan darah : 1. Pengukuran rutin di kamar periksa 2. Pengukuran sendiri oleh pasien 3. Pengukuran 24 jam (ABPM) Pemeriksaan fisis selain memeriksa tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit penyerta, kerusakan organ target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder. Evaluasi pasien hpertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya penyakit penyerta sistemik, yaitu : 1. Aterosklerosis (melalui pemeriksaan profil lemak) 2. Diabetes (pemeriksaan gula darah) 3. Fungsi ginjal (pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, laju filtrasi glomerulus)
14 PENATALAKSANAAN Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah : 1. Target tekanan darah < 140/90 mmhg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) < 130/90 mmhg. 2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. 3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria. Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor risiko atau kondisi penyerta lainnya seperti diabetes melitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai target terapi masing-masing kondisi.. Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi non farmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya.. Terapi nonfarmakologis terdiri dari : 1. Menghentikan merokok 2. Menurunkan berat badan berlebih 3. Menurunkan konsumsi alkohol berlebih 4. Latihan fisik 5. Menurunkan asupan garam 6. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak. Terapi farmakologis, jenis-jenis obat yang dianjurkan JNC 7 : 1. Diuretika, terutama Thiazide atau Aldosterone Antagonist 2. Beta Blocker (BB) 3. Calcium Channel Blocker (CCB) 4. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) 5. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) Klasifikasi Kelompok A Kelompok B Kelompok C Tekanan Darah ( tidak ada faktor (minimal 1 faktor ( Kerusakan organ risiko & kerusakan risiko, tidak target, atau diabetes,
15 Prehipertensi ( /80-89) Hipertensi Derajat 1 ( /90-99) Hipertensi Derajat 2 ( 160/ 100) organ target) termasuk diabetes) ada faktor risiko ) Terapi non Terapi non Terapi farmakologis farmakologis farmakologis Terapi farmakologis Terapi Terapi nonfarmakologis nonfarmakologis Terapi farmakologis (sampai 12 bulan) (sampai 6 bulan) Terapi Terapi farmakologis farmakologis PEMANTAUAN Pasien yang telah mulai mendapatkan pengobatan harus datang kembali untuk evaluasi lanjutan dan pengaturan dosis obat sampai target tekanan darah tercapai. Strategi untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan : 1. Empati dokter untuk meningkatkan kepercayaan, omtivasi dan kepatuhan pasien 2,. Dokter harus mempertimbangkan latar belakng budaya, kepercayaan pasien serta sikap pasien terhadap pengobatan. Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup. Penghentian pengobatan cepat atau lambat akan diikuti dengan naiknya tekanan darah sampai seperti sebelum dimulai pengobatan antihipertensi. Walaupun demikian, ada kemungkinan untuk menurunkan dosis dan jumlah obat anti hipetensi secara bertahap bagi pasien yang diagnosis hipertensinya sudah pasti serta tetap patuh terhadap pengobatan nonfarmakologis.
16 DAFTAR PUSTAKA 1. Parker, Sharma.General Medicine,2 nd Ed. Mosby. Oxford Kaligis RWM, Kalim H, Yusak M,eds. Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi,Sindrom Koroner Akut dan Gagal Jantung. Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta Seminar Ilmiah Nasional Kedokteran. Update Management of Hypertension. Jogjakarta C.Ram. Angiotensin receptor blockers and diuretics as combination therapy: clinical implications. Am J Hypertens 2003:17: Kaplan MN. New Issue in the Treatment of Isolated Systolic Hypertension. Circulation 2000:102: Astawan, Made. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Bogor Julius, Stevo. Trials of antihypertensive treatment new agenda for the millennium. Am J Hypertens 2007 :13 : 11S 17S. 9. Daniel. Manajemen Hipertensi dengan Hambat Reseptor Angiotensin. Majalah Farmacia 2008:7:32.
HIPERTENSI OLEH : ANITA AMIR C RIZKI AMALIAH RIFAI C PEMBIMBING : Dr. SRI ASRIYANI, Sp. Rad
KEDOKTERAN KELUARGA SISTEM ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN HIPERTENSI LAPORAN KASUS FEBRUARI 2008 OLEH : ANITA AMIR C111 03 172 RIZKI AMALIAH RIFAI C111 03 210 PEMBIMBING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan sangat serius saat ini. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer. Hipertensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tersering tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
Lebih terperinciTEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)
TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Pasien Hipertensi di Puskesmas Kraton dan Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antihipertensi yang dapat mempengaruhi penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi
Lebih terperinciDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir
Lebih terperinciPrevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien
Lebih terperinciADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u
ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi telah menjadi penyebab kematian yang utama dari 57,356 penduduk Amerika, atau lebih dari 300,000 dari 2.4 milyar total penduduk dunia pada tahun 2005. Selebihnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Hipertensi 1. Definisi Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi 140/90 mmhg pada pemeriksaan
Lebih terperinciOBAT ANTI HIPERTENSI
OBAT ANTI HIPERTENSI Obat antihipertensi Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang terbanyak 24% penduduk AS memiliki hipertensi Hipertensi yang berlanjut akan merusak pembuluh darah di ginjal, jantung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hipertensi 1.1 Definisi Hipertensi adalah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal menurut World Health Organization
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World Health Organization (WHO) dalam Soenardi & Soetarjo
Lebih terperinciLAPORAN JAGA 24 Maret 2013
LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan di pembuluh darah naik secara persisten. Setiap kali jantung berdenyut maka darah akan terpompa ke seluruh pembuluh
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah Beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah antara lain usia, riwayat hipertensi, dan aktivitas atau pekerjaan. Menurut tabel
Lebih terperinciLAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR
LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritik A.1. Hipertensi a. Definisi : Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah 140 mmhg (tekanan sistolik) dan atau 90 mmhg (tekanan darah
Lebih terperinciPenatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :
1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung terus-menerus (Brashers, 2007). Hipertensi adalah peningkatan tekanan
Lebih terperinci5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg
dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat yang terutama tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat, karena sering mengonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.1.1 Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Gaya yang menghasilkan
Lebih terperinci4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR
Lebih terperinciOBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol
OBAT KARDIOVASKULER Kardio Jantung Vaskuler Pembuluh darah Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung Jenis Obat 1. Obat gagal jantung 2. Obat anti aritmia 3. Obat anti hipertensi 4. Obat anti angina
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah kepada dinding pembuluh darah yang dipengaruhi oleh volume darah, kelenturan dinding, dan diameter pembuluh darah
Lebih terperinciYUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh
MONITORING EFEKTIVITAS TERAPI DAN EFEK-EFEK TIDAK DIINGINKAN DARI PENGGUNAAN DIURETIK DAN KOMBINASINYA PADA PASIEN HIPERTENSI POLIKLINIK KHUSUS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh YUANITA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciMengetahui Hipertensi secara Umum
Mengetahui Hipertensi secara Umum Eldiana Lepa Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana Jakarta, Indonesia Eldiana.minoz@yahoo.com Abstrak Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistole, yang tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Hipertensi a. Definisi Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi yang sejalan dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari
Lebih terperinciDIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HIPERTENSI ESENSIAL
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HIPERTENSI ESENSIAL OLEH Sri Rahayu MK 1210312023 Lily Fajriati 1210312054 PRESEPTOR Dr. dr. Irza Wahid, Sp.PD, KHOM, FINASIM BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUP DR M DJAMIL PADANG
Lebih terperinciHipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan
Lebih terperinciLAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition Examination Survey mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan, menghasilkan dampak positif, yakni meningkatnya harapan hidup penduduk di Indonesia, yaitu
Lebih terperinciSOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI.
SOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI. Pilihlah satu jawaban yang benar : 1. Seorang wanita dengan umur 70 tahun,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.
BED SITE TEACHING Dani Dania D - 12100113044 Siti Fatimah - 12100113045 Lisa Valentin S - 12100113001 Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM P3D FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA RS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Hipertensi dan Prehipertensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hipertensi dan Prehipertensi a. Definisi Hipertensi dan Prehipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kejadian terjadinya peningkatan
Lebih terperinciDETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN
DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakit yang paling umum melanda dunia. Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat, karena dapat mempengaruhi resiko penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah dan distensibilitas dinding pembuluh darah (Sherwood,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolic 90 mmhg atau buila pasien memakai obat hipertensi. (7) 2. Manifestasi Klinis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri pada angka 140/90 mmhg atau lebih. Dibedakan bahwa hipertensi sistolik mengarah pada tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan dengan tekanan sistolik di atas 140 mm Hg atau diastolik di atas 90 mm Hg (JNC VII). Hipertensi sampai saat ini masih merupakan masalah besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hipertensi 2.1.1. Definisi dan Klasifikasi Hipertensi sulit untuk didefinisikan karena sering berubah-ubah dan harus disesuaikan dengan kondisi. Pasien hipertensi pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik dan diastolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciAde Dian Anggraini, S. Ked Annes Waren, S. Ked Eduward Situmorang, S. Ked Hendra Asputra, S. Ked Sylvia Sagita Siahaan, S. Ked
0 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT DI POLIKLINIK DEWASA PUSKESMAS BANGKINANG PERIODE JANUARI SAMPAI JUNI 2008 Authors : Ade Dian Anggraini, S. Ked Annes
Lebih terperinciLaporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) F6. Upaya Pengobatan Dasar HIPERTENSI STAGE II. Disusun Oleh: dr. Deanita Puspitasari
Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) F6. Upaya Pengobatan Dasar HIPERTENSI STAGE II Disusun Oleh: dr. Deanita Puspitasari PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH 2014 A. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPOLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010
POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Farida Rahmawati, Anita Agustina INTISARI Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital kehidupan manusia. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik yaitu tekanan dalam arteri saat jantung berdenyut (ketika
Lebih terperinciAn Update Management Concept in Hypertension Ria Bandiara SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung
An Update Management Concept in Hypertension Ria Bandiara SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung Disampaikan pada acara Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu penyakit kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh Report of the Joint National Committe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah Menurut Guyton, tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh yang dinyatakan dalam
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas Obesitas secara umum didefinisikan sebagai peningkatan berat badan yang disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas pada anak merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90
1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga mengalami pergeseran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut data statistik WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskular mengalami pertumbuhan, diprediksi pada tahun 2020 penyakit kronis akan mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan ini tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita penyakit diabetes mellitus di seluruh dunia meningkat dengan cepat. International Diabetes Federation (2012) menyatakan lebih dari 371 juta jiwa di
Lebih terperinciDiagnosis, klasifikasi Hipertensi. Yuda Turana Indonesian Society of Hypertension FK UNIKA AtmaJaya
Diagnosis, klasifikasi Hipertensi Yuda Turana Indonesian Society of Hypertension FK UNIKA AtmaJaya Klasifikasi Hipertensi Kategori TD Sistolik TD Diastolik Optimal < 120 dan/atau < 80 Normal 120 129 dan/atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Asia saat ini terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti peningkatan konsumsi kalori, lemak, garam;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hipertensi Tekanan darah (Blood Pressure = BP) adalah perkalian antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler perifer (Pheripheral Vascular Resistance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan menjadi penyebab utama kematian dan disabilitas. Hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. VII, 2003). Diagnosis hipertensi seharusnya didasarkan pada minimal tiga kali pengukuran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darah sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih dan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih ( The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah
Lebih terperinciPencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)
Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) PENDAHULUAN Mengenai pencegahan ini ada sedikit perbedaan mengenai definisi pencegahan yang tidak terlalu mengganggu. Dalam konsensus yang mengacu ke
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembuluh darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi sebagai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian 2.1.1. Tekanan Darah Tekanan darah adalah kekuatan yang memungkinkan darah mengalir dalam pembuluh darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi sebagai
Lebih terperinciHIPERTENSI DERAJAT II
Laporan Kasus HIPERTENSI DERAJAT II By: Rena Irta Yulis 09101048 Pembimbing : Dr. Feriandri Hutomo KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya industri merupakan penyebab berubahnya pola perilaku kehidupan dalam masyarakat. Salah satu tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyebab kematian, yang dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular seperti stroke, gagal jantung dan penyakit jantung koroner.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia contohnya adalah obesitas, diabetes, kolesterol, hipertensi, kanker usus,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin majunya Ilmu Kedokteran menyebabkan penyakit infeksi sudah mulai berkurang sehingga lebih banyak orang yang mengalami penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN 1 50 LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya: Dengan
Lebih terperinci