PERBEDAAN TINGKAT NYERI PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN ARTRITIS GOUT PADA LANSIA DI KLINIK UMUM MAWAR JATIASIH BEKASI TAHUN 2013

Transkripsi

1 PERBEDAAN TINGKAT NYERI PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN ARTRITIS GOUT PADA LANSIA DI KLINIK UMUM MAWAR JATIASIH BEKASI TAHUN 2013 Atiyah 1, Siti Sarifah 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi iyah Jakarta, Indonesia 2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi iyah Jakarta, Indonesia * fikesuia@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan data Menkokesra tahun 2013 jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menduduki peringkat ke empat terbesar di dunia yaitu 24 juta jiwa setelah China, India, dan Amerika. Menurut Badan Pusat Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia bahwa Indonesia masuk kelompok negara berstruktur tua (aging population) dikarenakan peningkatan yang signifikan dalam dua tahun terakhir penduduk lanjut usia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan sekitar 355 juta orang di Dunia mengidap penyakit artritis. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 menunjukan pola penyakit pada lansia yang terbanyak adalah gangguan nyeri sendi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri pasien laki- laki dan perempuan dengan artritis gout pada lansia di Klinik Mawar. Metode penelitian memakai quota sampling dengan menggunakan instrument kuesioner dan lembar observasi kepada responden. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Besar sampel 50 responden. Data dianalisis secara univariat untuk mengetahui persentase proporsinya dengan uji chi square. Penelitian ini dapat ditemukan perbedaan tingkat nyeri pada lansia laki-laki dan perempuan dengan tingkat nyeri tidak tertahankan pada lansia perempuan 63% dengan nilai kadar asam urat 7-11 mg/dl sedangkan laki-laki 36,4% dengan nilai kadar asam urat 8-11 mg/dl, sangat mengganggu aktivitas perempuan 61,5% dengan nilai kadar asam urat 7-9 mg/dl sedangkan laki-laki 38,5% dengan nilai kadar asam urat 7-11 mg/dl dan mengganggu aktivitas perempuan 38,5% dengan nilai kadar asam urat 7-8 mg/dl sedangkan laki-laki 61,5% dengan nilai kadar asam urat 7-8 mg/dl. Hasil penelitian memakai uji chi square ditemukan koefisien korelasi (r) =,235 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara perbedaan tingkat nyeri pada lansia laki-laki dan lansia perempuan dengan tingkat perbedaan rendah. Saran peneliti adalah memberikan penyuluhan tentang penanganan nyeri yang disebabkan oleh artritis gout pada lansia. Kata kunci : Kadar asam urat, Usia > 60 tahun, Rasa nyaman ABSTRACT Based on year 2013 Menkokesra data, the numbers of elderly people in Indonesia was the fourth largest in the world, 24 million people after China, India, and America. According to the Indonesia Elderly Population Statistic Central Bureau that Indonesia was appertain the old structure country group (aging population) due to a significantly increase in elderly population in the last two years. The World Health Organization ( WHO ) estimates that about 355 million people in the world suffer arthritis. The results of basic health research in 2007 showed that the most pattern of disease in the elderly is joint pain disorders. The purpose of this research is to determine the level of pain differences between male and female patient with gout arthritis in elderly in Mawar Clinic. Research method using a sampling quota that use a questionnaire instrument and observation sheets to respondents. The study design using a cross sectional study. Large of samples are 50 respondents. Data was analyzed by univariate to determine how many percent of proportions with chi square test. According to this study there are found the differences in the level of pain in male and female elderly PERBEDAAN TINGKAT NYERI PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. Atiyah, Siti Sarifah 137

2 with a level of unbearable pain of 63% female elderly with 7-11 mg/dl uric acid levels, while 36.4 % male elderly with 8-11 mg/dl uric acid levels, it is very disturb the activity of 61.5 % female with 7-9 mg / dl uric acid levels, while 38.5% male with 7-11 mg / dl uric acid levels and disturb the activity of 38.5 % female with 7-8 mg / dl uric acid levels, while 61.5 % male with 7-8 mg / dl uric acid levels. The results of the chi square test research found a correlation coefficient ( r ) =, 235 that means there are significant differences between the different levels of pain in male and female elderly with low levels of differences. Researcher suggestion is to provide an information about the pain management caused by gout arthritis in elderly. Keywords : Uric acid levels, age > 60 years, the sense of comfort LATAR BELAKANG Perhatian terhadap kesehatan lansia manjadi hal yang penting untuk meningkatkan angka usia harapan hidup.peningkatan usia harapan hidup tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke tahun. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) tahun, Lanjut usia (elderly) tahun, lanjut usia tua (old) tahun dan usia sangat tua (very old ) diatas 90 tahun. (Murwani, Arita, dkk 2011). Jumlah penduduk lanjut usia di indonesia menduduki peringkat ke empat terbesar di dunia yaitu 24 juta jiwa setelah China, India, dan Amerika ( Tahun 2020 jumlah lansia akan meningkat menjadi 28,8 juta dan menjelang tahun 2050 diperkirakan 22% warga indonesia berusia 60 tahun keatas (Murwani, Arita, Wiwin Priyantari, 2011). Penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikanpada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 19,32 juta jiwa atau 8,37 persen dari seluruh penduduk indonesia. Presentase ini menunjukan bahwa indonesia masuk ke kelompok negara berstruktur tua (aging population).(badan Pusat Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia, 2010). Peningkatan jumlah lansia tersebut berdampak pada munculnya masalah kesehatan yang terjadi pada lansia berupa masalah fisik,biologi, maupun psikososial (Watson, 2003,Hutapea, 2005). Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan sekitar 355 juta orang di Dunia mengidap penyakit artritis. Menurut hasil studi yang dilakukan di Indonesia prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% (variasi pada berbagai populasi). Sedangkan gout juga bervariasi antara 1-15,3% Jumlah ini akan meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah usia lanjut. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 menunjukan pola penyakit pada lansia yang terbanyak adalah gangguan nyeri sendi. Hal ini dikarenakan lansia termasuk golongan yang rentan terkena penyakit. Semakin menurunnya kekuatan fisik dan daya tahan tubuh membuat mekanisme kerja organ tubuh menjadi terganggu sehingga rentan terhadap serangan penyakit. Berdasarkan Data yang di dapat peneliti selama 6 bulan dari September sampai April 2013, jumlah total pasien umum bulan Maret di Klinik Umum Mawar 138 JURNAL ILMIAH KESEHATAN, Volume 2 No

3 Jatiasih Bekasi Selatan adalah sekitar pasien, terdiri dari jumlah pasien tetap lanjut usia tahun adalah sekitar 624 orang, pasien lanjut usia yang menderita ISPA 150 orang (24,1 %), Gastritis 130 orang (20,8%), observasi febris 112 orang (17,9%), hipertensi 101 orang (16,2%), Artritis Gout 78 orang (12,5%), Diabetes Melitus 73 orang (11,7%), GEA 40 orang (6,41%), Urtikaria 17 orang (2,7%) dan lain-lain 33 orang (5,3%). Dari hasil wawancara peneliti diantara 15 pasien lanjut usia Artritis gout yang terdiri dari 78 pasien lansia laki-laki dan pasien lansia perempuan mengatakan nyeri pada ibu pangkal jari, nyeri meningkat pada tengah malam dan dini hari. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Perbedaan tingkat nyeri pada pasien laki-laki dan perempuan pada lansia Artritis gout di Klinik Umum MawarJatiasih Bekasi Kemudahan dalam akses pengambilan data juga menjadi pertimbangan peneliti dalam mengambil pasien lanjut usia sebagai populasi penelitian. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui Perbandingan tingkat nyeri pada pasien laki-laki dan perempuan pada lansia artritis gout di Klinik Umum Mawar Jatiasih Bekasi Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran tingkat nyeri pasien laki-laki pada lansia Artritis Gout di Klinik Umum Mawar Bekasi Tahun b. Untuk mengetahui gambaran tingkat nyeri pasien perempuan pada lansia Artritis Gout di Klinik Umum Mawar Bekasi Tahun. c. Untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri pasien perempuan dan pasien laki-laki pada lansia Artritis Gout di Klinik Umum Mawar Bekasi Tahun METODE Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripstif kooperatif dengan menggunakan Cross Sectional yaitu untuk mempelajari perbedaan tingkat nyeri pasien laki-laki dan perempuan dengan artritis gout pada lansia di Klinik Umum Mawar Jatiasih Populasi dalam penelitian ini adalah pasien tetap lansia yang sudah didiagnosis Artritis Gout oleh dokter umum, yang terdaftar di Klinik Umum Mawar Bekasi Tahun 2013 sebanyak 50 pasien lansia yang terserang artritis gout. Sampel dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel dengan cara Quota sampling yaitu teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah (jatah yang diinginkan. (Soekidjo Notoadmojo, 2005). Penelitian menetapkan jumlah sampel sebanyak 50 responden yang terdiri dari 25 responden laki-laki dan 25 responden perempuan. Karakteristik sampel penelitian : PERBEDAAN TINGKAT NYERI PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. Atiyah, Siti Sarifah 139

4 1. Lansiayang berusia tahun yang menderita artritis gout. 2. Kesadarannya kompos mentis 3. Bersedia menjadi responden. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Karakteristik Responden a. Usia Responden Usia lansia yang digambarkan berkisar antara usia 60 tahun sampai 74 tahun, ditampilkan pada distribusi frekuensi dibawah ini. Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Usia Responden Usia Frekue Persentase nsi (%) Tahun 39 60, Tahun 14 21, Tahun 12 18,5 Total ,0 Pada tabel dapat dilihat, responden yang usianya tahun sebanyak 39 orang (60,0%) sedangkan responden yang usianya antara tahun sebanyak 14 orang (21,5%) dan responden yang berusia tahun sebanyak 12 orang (18,5%), jika divisualisasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut : Usia Responden Lansia Artritis % % Gout 60% Tahun Tahun Gambar 4.1. Diagram Distribusi Usia Responden b. Jenis kelamin Responden Jenis kelamin responden adalah lansia perempuan dan lansia laki-laki. Jika ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Pesentase (%) Laki laki Perempuan Total Pada tabel dapat dilihat responden terdiri dari lansia laki-laki berjumlah 25 orang (50%) dan lansia perempuan 25 orang (50%). Jika divisualisasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 4.2. Diagram Distribusi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Lansia Perem puan 50% Lakilaki 50% Gambar 4.1. Diagram Distribusi Jenis Kelamin Responden 2. Pembahasan Hasil Penelitian a. Gambaran Kadar Asam Urat Pada Lansia Artritis Gout Dalam pengelompon kadar asam urat peneliti membagi menjadi 2 sesuai dengan jenis kelamin yaitu kadar asam urat pada lansia lakilaki dan kadar asam urat pada lansia 140 JURNAL ILMIAH KESEHATAN, Volume 2 No

5 perempuan. Berikit ini tabel kadar asam urat pada lansia laki-laki: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Responden Kadar asam urat Frekue nsi Presentas e Normal Hiperurisemia 8 32 Total Pada tabel dapat dilihat responden terdiri dari lansia laki-laki berjumlah 25 orang yang memiliki kadar asam urat yang normal 17 orang (68%) dan yang memiliki kadar asam urat yang hiperurisemia 8 orang (32%). Jika divisualisasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 4.4 Diagram distribusi kadar asam urat lansia laki-laki Hiperu risemi a 32% Kadar Asam Urat Pada Lansia Laki-Laki Norm al 68% Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Responden Lansia Perempuan Artritis Gout di Klinik Umum Mawar 2013 Kadar asam Frekuensi Presentase urat Normal Hiperurisemia Total Pada tabel dapat dilihat responden terdiri dari lansia perempuan berjumlah 25 orang yang memiliki kadar asam urat yang normal 10 orang (40%) dan yang memiliki kadar asam urat yang hiperurisemia 15 orang (60%). Jika divisualisasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 4.4Diagram KadarAsam Urat Pada Lansia Perempuan 60% Kadar Asam Urat Pada Lansia B Perempuan 40% Norma l B Berdasarkan pernyataan diatas dapat dijelakan bahwa pada lansia perempuan memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dibandingkan dengan lansia lakilaki, hal ini dapat dibuktikan besarnya persentasi lansia perempuan yang mengalami hiperurisemia sebesar 60 % dibandingkan dengan lansia laki-laki sebesar 32 %. Hal ini sesuai dengan teori Syarif La Ode, bahwa pada lansia perempuan cenderung produksi hormon estrogennya menurun, sedangkan hormon estrogen ikut membantu pembuangan asam urat lewat purin. Sehingga pada lansia perempuan yang hiperurisemia lebih banyak dibandingkan dengan lansia laki-laki. PERBEDAAN TINGKAT NYERI PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. Atiyah, Siti Sarifah 141

6 3. Perbedaan tingkat nyeri pasien lakilaki dan perempuan pada lansia Artritis Gout a. Responden dengan kadar asam urat 7-8 mg/dl sebanyak 35 orang terdiri dari 17 lansia perempuan dan 18 lansia laki-laki. Pada lansia perempuan yang mengeluh nyeri tidak tertahankan ada 5,9%, nyeri sangat mengganggu aktivitas ada 35,3% dan nyeri mengganggu aktivitas 58,8%. Pada lansia laki-laki yang mengeluh nyeri sangat mengganggu aktivitas 11,1% dan nyeri mengganggu aktivitas 88,9%. Peneliti menyimpulkanresponden perempuan dengan kadar asam urat 7-8 mg/dl yang memiliki tingkat nyeri; nyeri tidak tertahankan, nyeri sangat mengganggu aktivitas dan nyeri mengganggu aktivitas.sedangkan pada responden laki-laki memilki tingkatan nyeri; nyeri mengganggu aktivitas dan nyeri sangat mengganggu aktivitas. Hal ini dapat diartikanterdapat perbedaan tingkatan nyeri yang dirasakan lansia perempuan dengan lansia laki-laki dengan kadar asam urat 7-8mg/dl. b. Responden dengan kadar asam urat 8-9 mg/dl sebanyak 10 orang terdiri dari 6 lansia perempuan dan 4 lansia laki-laki. Pada lansia perempuan yang mengeluh nyeri tidak tertahankan ada 56,7% dan nyeri sangat mengganggu aktivitas ada 33,3%%. Pada lansia laki-laki yang mengeluh tidak tertahankan 50% dan nyeri sangat mengganggu aktivitas 50%. Peneliti menyimpulkan lansia perempuan dengan kadar asam urat 8-9 mg/dl yang memiliki tingkat nyeri; nyeri tidak tertahankan, nyeri sangat mengganggu aktivitas dan nyeri mengganggu aktivitas. Sedangkan pada responden laki-laki memilki tingkatan nyeri; nyeri tidak tertahankan dan nyeri sangat mengganggu aktivitas. Hal ini dapat diartikan terdapat perbedaan tingkatan nyeri yang dirasakan lansia perempuan dengan lansia lakilaki dengan kadar asam urat 8-9 mg/dl. c. Responden dengan kadar asam urat 9-10 mg/dl sebanyak 3 orang terdiri dari 1 lansia perempuan dan 2 lansia laki-laki. lansia perempuan yang mengeluh nyeri tidak tertahankan 100%. Pada lansia lakilaki yang mengeluh tidak tertahankan 50% dan nyeri sangat mengganggu aktivitas 50%. Peneliti menyimpulkan pada penilitian ini responden perempuan dengan kadar asam urat 8-9 mg/dl ada 1 orang dan yang mengeluh nyeri tidak tertahankan sebesar 100% sedangkan pada responden laki-laki yang mengeluh nyeri tidak tertahankan sebesar 50 % dan nyeri sangat mengganggu aktivitas 50%. Hal ini berarti tingkat nyeri yang dirasakan pada lansia laki-laki pada kadar asam urat 9-10 mg/dl ada yang nyeri tidak tertahankan dan nyeri sangat mengganggu aktivitas sedangkan pada lansia perempuan 142 JURNAL ILMIAH KESEHATAN, Volume 2 No

7 dengan kadar asam urat 9-10 mg/dl nyeri yang dirasakan tidak tertahankan. Hal ini dapat diartikan terdapat perbedaan tingkatan nyeri yang dirasakan lansia perempuan dengan lansia laki-laki dengan kadar asam urat 9-10mg/dl. d. Responden dengan kadar asam urat mg/dl sebanyak 2 orang terdiri dari 1 lansia perempuan dan 1 lansia laki-laki. lansia perempuan mengeluh nyeri tidak tertahankan (100%). Pada lansia laki-laki juga mengeluh tidak tertahankan 100 % Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan tingkat nyeri yang dirasakan pada lansia laki-laki maupun peremuan dengan kadar asam urat 9-10 mg/dl. Berdasarkan pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa pada kadar asam urat 7 8 mg/dl pasien lansia perempuan merasakan nyeri tidak tertahankan, sangat mengganggu aktivitas dan mengganggu aktivitas sedangkan lansia laki-laki baru merasakan nyeri yang sangat menganggu aktivitas dan mengganggu aktivitas. Lansia laki-laki mulai merasakan nyeri yang tidak tertahankan pada kadar asam urat 8-9 mg/dl. Hal ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri yang dirasakan pada lansia perempuan dan lansia laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori sigit Nian Prasetyo bahwa pada hormon estrogen meningkatkan sensivitas terhadap nyeri sedangkan pada testosteron menaikan ambang nyeri. NilaiChi Square (X 2) = lebih besar dari X 2 tabel (X 2 dengan α = 5 % dan derajat bebas= 2 dengan X 2 0,05 (2) = 2,442 sedangkan nilai p(asimp. Sig. (2-sided) =,235 lebih besar dari α = 5 %(0,05), maka H0 ditolak H1diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan antara tingkat nyeri pada lansia laki-laki dan perempuan dengan nilai perbedaan rendah. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya diketahui bahwa dari hasil penelitian tentang Perbedaan tingkat nyeri pasien laki-laki dan perempuan pada lansia Artritis Gout di Klinik Umum Mawar Bekasi tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa : 1. Gambaran tingkat nyeri pasien lansia laki-laki menjelaskan bahwa nyeri yang tidak tertahankan sebesar 36,4% dimulai dari nilai kadar asamm urat 8-9 mg/dl, nyeri yang sangat mengganggu aktivitas sebesar 38,5% dengan nilai kadar asam urat 7-10 mg/dl, dan nyeri yang mengganggu aktivitas sebesar 61,5% dengan nilai kadar asam urat 7-8mg/dl. 2. Gambaran tingkat nyeri pada pasien lansia perempuan menjelaskan bahwa nyeri yang tidak tertahankan sebesar 63,6% dengan nilai kadar asam urat 7-11mg/dl, nyeri yang sangat menggangu aktivitas sebesar 61,5 % 7-10 mg/dl dan nyeri yang mengganggu aktivitas sebesar 38,5%dengan nilai kadar asam urat 7-8 mg/dl. 3. Perbedaan tingkat nyeri pada pasien laki-laki dan perempuan lansia artritis gout adalah sebagai berikut: PERBEDAAN TINGKAT NYERI PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. Atiyah, Siti Sarifah 143

8 a. Tingkat nyeri yang tidak tertahankan banyak yang dirasakan oleh lansia perempuan (63,6%) lansia perempuan mengeluh nyeri yang tidak tertahankan dimulai dari nilai kadar asam urat 7 mg/dl dldibandingkan dengan lansia lakilaki (36,4%) dimulai kadar asam urat 8 mg/dl. b. Tingkat nyeri yang sangat mengganggu aktivitas banyak yang dirasakan oleh lansia perempuan (61,5%) dengan nilai kadar asam urat7-9 mg/dl dibandingkan dengan lansia laki-laki (38,5%) dimulai dari nilai kadar asam urat 7-11mg/dl. c. Tingkat nyeri yang mengganggu aktivitas banyak yang dirasakan oleh lansia laki-laki (61,5%) dengan nilai kadar asam urat 7-8 mg/dl dibandingkan dengan lansia perempuan (38,5%) dengan nilai kadar asam urat 7-8 mg/dl. SARAN Dari simpulan diatas penulis memberi saran yang dapat bermanfaat bagi semua instasi yang terkait demi meningkatkan taraf kesehatan bagi lansia. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut: 1. Bagi pengelola klinik, perlu adanya penyuluhan tentang penanganan nyeri yang disebabkan oleh artritis gout pada lansia sehingga pengetahuan tentang penanganan nyeri akan meningkat dan dapat mengatasi nyeri secara mandiri. 2. Bagi lansia, perlu adanya pencegahan artritis gout dengan cara menjaga pola makan serta membatasi aktivitas agar terhindar dari nyeri sendi yang hebat. DAFTAR PUSTAKA Anas Ramsuri Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. Arita Murwani, Wiwin Priyantari, 2011 Gerontik, Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Care dan Komunitas, Jakarta : Salemba Medika. Audrey Berman, Syirten Synder dkk, Buku Ajar Keperawatan Klinis, Jakarta : EGC Audrer Berrman, 2009.Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis edisi 5,Jakarta : EGC Dyah Krisnatuti Majalah Dokter Kita. Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ilmu Penyakit Dalam : Jakarta. no-lansia-perlu-perhatian. Idris Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Fakultas Ekonomi UNP.. Iskandar Funaedi.2013.Rematik dan Asam Urat, Jakarta Salemba Kushariyadi Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut. Salemba Medika. Mickey, Stanley Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC. Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu 144 JURNAL ILMIAH KESEHATAN, Volume 2 No

9 Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo Metodologi Penelitian Kesehata., Jakarta: Rineka Cipta. Rachmat Gunadi Wachjudi. Mira Amatullah Najla Benarkah Rematik Harus Berpantang?. Jakarta: Sagung Seto Sarif La Ode Asuhan Keperawatan Gerontik, Jakarta : Salemba. Sigit Nian Prasetyo Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Jakarta: Salemba. Soekidjo Notoatmodjo Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Suzane C.Smeltzer, Brenda G.Bare Keperawatan Medical-Bedah edisi 8. Jakarta: EGC. PERBEDAAN TINGKAT NYERI PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. Atiyah, Siti Sarifah 145