Yannie Isworo, SKM., M.Kes. STIKES Muhammadiyah Samarinda ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yannie Isworo, SKM., M.Kes. STIKES Muhammadiyah Samarinda ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) DENGAN VARIASI WAKTU TINGGAL (DETENTION TIME) PADA LIMBAH CAIR TAHU DI KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA Decreased Levels Tss (Total Suspended Solid) Stay With Variation Of Time (Detention Time) On Waste Know In Villages Selili City District Samarinda Ilir Samarinda Yannie Isworo, SKM., M.Kes 1 STIKES Muhammadiyah Samarinda 2 Program Studi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah Samarinda ABSTRAK Air limbah adalah air sisa buangan yang berasal dari aktivitas manusia yang bersumber dari air pencucian dapur, kamar mandi dan bahan buangan industri. Salah satu industri tahu Pak Kiman yang merupakan industri rumah tangga yang setiap harinya memproduksi tahu sebanyak 100 kg perhari dengan menggunakan air bersih sebanyak lt dan menghasilkan air limbah buangan sebanyak lt, limbah tersebut langsung dibuang ke sungai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar TSS (Total Suspended Solid) awal dan ph pada limbah cair tahu setelah adanya perlakuan dengan variasi waktu tinggal (Detention Time) pada limbah cair tahu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen, deskriftif. Dengan variabel penelitian yaitu variasi waktu tinggal sebagai variabel bebas dan kadar TSS dan ph sebagai variabel terikat. Pengumpulan data langsung diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dan di laboratorium, dan hasil penurunan kadar TSS di laboratorium dilakukan perhitungan dengan rumus penurunan kadar TSS (Total Suspended Solid). Berdasarkan hasil penelitian ini dengan adanya penambahan tawas 10,8 gr dengan variasi waktu tinggal dapat mempengaruhi penurunan kadar TSS sebesar 29% dengan variasi waktu tinggal yang optimal selama 2 jam. Adapun hal - hal yang mempengaruhi penurunan tersebut yaitu waktu tinggal, tawas, ph dan suhu, pengadukan/penghomogenan, dan proses kogulasi flokulasi. Dari penelitian ini didapatkan penurunan kadar TSS sebanyak 322 mg/l dan penurunan sebesar 29%, ph 3,7, dengan variasi waktu tinggal yang optimal selama 2 jam. Penurunan kadar TSS tersebut belum mencapai baku mutu yaitu 100 mg/l, sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tentang Baku Mutu Mutu Air Limbah Cair Pada Kegiatan Industri Tahu/Kecap Tahun Saran yang dapat diberikan sebaiknya melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan (sungai) dan adanya penambahan kapur pada air limbah tahu, agar pengaturan ph menjadi netral dalam menurunkan kadar TSS secara optimal pada limbah cair tahu. Kata Kunci : Air Limbah, Kadar TSS (Total Suspended Solid), Waktu Tinggal (detention time) Kepustakaan : 11 ( )

2 ABSTRACT Wastewater is water residue from human activity that comes from the water washing kitchen, bathroom and industrial waste material. One industry know Pak of Justice which is the domestic industry that produces every day know as much as 100 kg per day with clean water and generate as much as 2,400 liters of waste water discharge as much as 2,160 liters, the waste is directly discharged into the river. The purpose of this study to determine levels of TSS (Total Suspended Solid) and the initial ph of the liquid waste out after the treatment with the variation of the residence time (Detention Time) on liquid waste out. The method used in this research is experimental research methods, descriptive. With research variables are variations in the time lived as independent variables and levels of TSS and ph as the dependent variable. Collecting data directly obtained from the results of research in the field and in the laboratory, and the result of decreased levels of TSS in the lab do the calculation using the formula decreased levels of TSS (Total Suspended Solid). Based on these results with the addition of 10.8 grams alum with live timing variations can affect TSS levels decrease by 29% with a variation of optimal residence time for 2 hours. As things - things that affect the decline is the time to stay, alum, ph and temperature, stirring / penghomogenan and kogulasi flocculation process. From this study, TSS levels decrease as much as 322 mg / l and a decrease of 29%, ph 3.7, with a variation of the optimal residence time for 2 hours. Decreased levels of TSS have not achieved the quality standard of 100 mg / l, according to the East Kalimantan Provincial Regulation No. 02 Quality Standards Water Quality Wastewater Industry Event Know On / Ketchup Advice can be given should do the processing before it is discharged into the environment (rivers) and the addition of lime to the waste water out, so that adjusting the ph to neutral in lowering TSS optimally on wastewater know. Keywords: Wastewater, levels of TSS (Total Suspended Solid), Time Live (detention time) Bibliography: 11 ( )

3 PENDAHULUAN Pencemaran lingkungan di Indonesia terutama pencemaran sungai, danau dan sarana perairan umum lainnya dalam beberapa tahun belakangan ini terus meningkat. Penyebab utama pencemaran ini adalah akibat limbah rumah tangga (40%), limbah industri (30%) dan sisanya berasal dari limbah pertanian dan perternakan (Kurniadie, 2011). Saat ini baru sekitar 25% dari limbah cair yang dihasilkan telah diberikan perlakuan sebelum dibuang ke perairan umum, sedangkan sisanya langsung dibuang ke perairan umum. Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan, limbah ini kebanyakan oleh pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung ampas tahu yang akan dijadikan bahan dasar pembuat roti kering dan cake. Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan, dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi, dan terkadang tidak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Di Samarinda Kelurahan Selili terdapat 30 industri rumah tangga pengolahan tahu, hampir seluruh industri tidak memiliki pengolahan limbah. Air limbah pabrik tahu mengandung bahan organik yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan terjadinya pencemaran apabila dibuang begitu saja ke lingkungan atau badan air tanpa diolah terlebih dahulu, tetapi masyarakat tidak ada keluhan apapun terhadap industri tahu yang berada di Selili. Salah satu industri tahu di Selili adalah milik Pak Kiman yang merupakan industri rumah tangga dengan memproduksi kedelai 100 kg perhari menggunakan air bersih sebanyak lt dan menghasilkan air limbah buangan sebanyak lt perhari. Limbah tersebut langsung dibuang ke badan air sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Berdasarkan hasil prapenelitian diperoleh ph awalnya yaitu 6,9 dan TSS (Total Suspended Solid) awal melampaui baku mutu yaitu mg/l. Sedangkan berdasarkan Keputusan Perda Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011 baku mutu TSS untuk limbah cair tahu yaitu 100 mg/l. Penelitian ini menggunakan variasi waktu tinggal (detention time) karena proses penurunan TSS ini dipengaruhi oleh waktu tinggal. Semakin lama waktu tinggalnya semakin baik penurunan TSSnya sehingga dapat dibuang ke badan air dan tidak mencemari lingkungan sekitar. Berdasarkan penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah Watmiaten (2010) yang dilakukan bahwa limbah cair tahu mengandung polutan organik cukup tinggi. Yaitu zat organik / bahan bahan organik yang merupakan zat padatan melayang layang dalam 1000 ml limbah cair tahu sebesar 213 mg/l dengan dosis tawas 45 mg/l, waktu tinggal 10 menit. Dapat menurunkan padatan sebesar 27%. Hasil tersebut belum optimal karena masih dibawah 50%. Maka peneliti menambahkan dua kali dosis tawas dari dosis tawas peneliti sebelumnya dengan variasi waktu tinggal (detention time) 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan melakukan penelitian mengenai Penurunan Kadar TSS (Total Suspended Solid) dengan Variasi Waktu Tinggal (Detention Time) pada limbah cair tahu Di Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda. TUJUAN DAN MANFAAT Untuk mengetahui kadar TSS (Total Suspended Solid) awal dan penurunannya setelah perlakuan dengan variasi waktu tinggal pada limbah cair tahu.

4 MANFAAT Penelitian ini dapat memperdalam ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang pengolahan limbah cair industri, serta menambah wawasan dan pengalaman serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian eksperimen, deskriptif dengan rangkaian waktu tinggal (detention time). Menurut Dr. Soekodjo Notoatmodjo metode penelitian eksperimen yaitu kegiatan percobaan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu, dan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Waktu tinggal (detention time) yaitu waktu yang diperlukan oleh suatu tahapan pengolahan agar tujuan pengolahan dapat dicapai secara optimal. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di Industri Tahu Pak Kiman, Jl. Lumba lumba RT. 14 Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah penurunan kadar TSS dengan variasi waktu tinggal (detention time). Sampel Penelitian Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel dari limbah air pencucian kedelai, air rendaman kedelai, air sisa rebusan (pemasakan) kedelai, air sisa penyaringan, air sisa pencetakan dan pengepresan. Variabel Penelitian Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Variasi Waktu Tinggal (detention time). Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh adanya perubahan sebagai akibat adanya perlakuan dari variabel bebas. Penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kadar TSS (Total Suspended Solid) dan ph. Cara Kerja Penurunan Kadar TSS (Total Suspended Solid) Persiapan alat dan bahan penelitian yaitu: buah drum ( 130 lt),pengaduk,3 buah ember,5 buah botol aqua, Stop watch ( alat penghitung waktu ), Kalkulator, Kertas label dan pulpen. Bahan : Limbah cair tahu : air cuci kedelai, rendaman, rebusan (pemasakan), penyaringan, pengepresan dan pencetakan. Tawas 10,8 gr. Ket : Tawas yang akan digunakan dari hasil perhitungan tawas yang digunakan peneliti terdahulu 45 mg/l dikalikan dengan 2 kali penambahan tawas dari peneliti di hasilkan nilai sebesar 90 mg/l. Kemudian dikalikan dengan volume sampel yang ada di dalam drum sebesar 120 lt 90 mg/l = mg : 1000 = 10,8 gr Cara kerja di lapangan dalam penelitian menurunkan Kadar TSS ( Total Suspended Solid) seperti berikut ini:

5 - Drum dengan volume = 130 lt - Volume air limbah = 120 lt - Tawas = 10,8 gr - Dihomogenkan 15 menit - Sedimentasi - td/waktu tinggal = 1 jam Kran Ket: td = waktu tinggal Ket: masing masing volume 3 buah ember = 9 B lt C D Ket: B : 1 Jam C : 2 Jam D : 3 Jam Cara Pengambilan Sampel Air Limbah Cara pengambilan sampel air limbah untuk parameter TSS (Total Suspended Solid ) yaitu dengan menggunakan botol plastik aqua. Adapun cara pelaksanaannya yaitu : Pelaksanaan Pengambilan Sampel 1) Terlebih dahulu kita persiapkan 5 botol aqua 2) Sebelum pengambilan air limbah yang akan diperiksa botol sampel di bilas dengan air limbah sebanyak 3 kali pengulangan. 3) Pada saat pengambilan sampel air limbah kita lakukan dengan cara arah mulut botol sampel berlawanan dengan arah air limbah yang mengalir hingga penuh. Mulut botol jangan menyentuh dinding bak. 4) Setelah botol diisi penuh dengan sampel air limbah kemudian ditutup dan diberi label, sebagai berikut : Tanggal Pengambilan Sampel : Jam Pengambilan Sampel : Lokasi Pengambilan Sampel : Jenis Parameter : 5) Sampel siap diperiksa kelaboratorium Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data Dari hasil penelitian di lapangan dan hasil pemeriksaan di laboratorium, diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian di narasikan. Analisa data Data dianalisis dengan menggunakan rumus perhitungan konsentrasi TSS (Total Suspended Solid) TSS 1000 =...mg/l Peraturan Daerah Kalimantan Timur No. 02 tahun 2011 Tentang Baku Mutu Air Limbah Cair Pada Kegiatan Industri Tahu/ Kecap. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Industri tahu Pak Kiman merupakan industri tahu yang berskala rumah tangga berlokasi di Jl. Lumba lumba RT. 14 No. 44 Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir. Adapun batas batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kelurahan Sungai Dama Sebelah Selatan : Sungai Mahakam Sebelah Barat : Sungai Mahakam Sebelah Timur : Kelurahan Sambutan/Sungai Kapih Di Selili ada 30 lebih industri tahu, salah satunya industri tahu yang sudah didirikan selama 27 tahun sampai sekarang, dengan jumlah pegawai 4 orang, industri tahu ini setiap harinya memproduksi kedelai sebanyak 100 kg perhari, produksi dilakukan setiap hari kecuali kehabisan bahan baku. Proses pembuatan tahu dilakukan pada jam Wita sampai jam

6 15.30 Wita, dengan menggunakan air bersih sebanyak lt dan air limbahnya yang dihasilkan sebanyak lt perhari.sedangkan untuk meminimalisir limbah padat tahu (ampas tahu) tersebut di jual sebagai makanan ternak. Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Mei 2012 pukul 09 : 24 Wita sampai pukul 13 : 24 Wita, setelah itu sampel di bawa ke laboratorium. Parameter yang diteliti adalah TABEL 4.1 HASIL PENGUKURAN TSS (Total Suspended Solid) DENGAN VARIASI WAKTU TINGGAL DAN PH SESUDAH PEMBERIAN TAWAS No. ph Kadar TSS Dosis ph Waktu Kadar TSS sesudah Penuru awal sebelum tawas akhir tinggal perlakuan (mg/l) nan perlakuan (gr) (jam) kadar (mg/l) TSS (%) 1. 3, ,8 3, , ,8 3, , ,8 3, , ,8 3, Jumlah Rata rata Sumber : Data Primer Berdasarkan dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa ph awal limbah cair tahu yaitu 3,9 dan kadar TSS awal sebelum adanya perlakuan yaitu sebanyak 456 mg/l. Sesudah adanya perlakuan dengan penambahan dosis tawas/koagulan 10, 8 gr dan ph akhir menjadi semakin asam yaitu 3,7 dengan variasi waktu tinggal 1 jam penurunan kadar TSS sebanyak 333 mg /l dengan penurunan TSS sebesar 26 %, 2 jam penurunan kadar TSS sebanyak 322 mg/l dengan penurunan TSS sebesar 29%, 3 jam penurunan TSS sebanyak 327 mg/l dengan penurunan TSS sebesar 28 % dan 4 jam sebanyak 385 mg/l dengan penurunan TSS sebesar 15 %. Dari semua variasi waktu tinggal 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam yang paling optimal dalam menurunkan kadar TSS yaitu 2 jam dengan kadar TSS sebanyak 322 mg/l dengan penurunan TSS sebesar 29 %. Berdasarkan hasil penelitian ini penurunan kadar penurunan TSS (Total Suspended Solid) dengan variasi waktu tinggal dan ph pada limbah cair tahu. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui waktu tinggal yang sesuai dalam menurunkan kadar TSS, kadar TSS sebelum adanya perlakuan dan sesudah adanya perlakuan, dan mengetahui ph awal dan ph akhir. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini : kadar TSS belum mencapai baku mutu yaitu sebesar 100 mg/l, Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No.02 Tentang Baku Mutu Air Limbah Cair Pada Kegiatan Industri Tahu/ Kecap Tahun Berdasarkan hasil penelitian ini penurunan kadar TSS awal sebelum adanya perlakuan sebesar 456 mg/l, sedangkan kadar TSS awal pada penelitian terdahulu sebanyak 213 mg/l sangat jauh perbedaanya. Setelah adanya perlakuan dengan variasi waktu tinggal dan penambahan tawas 10,8 gr dengan pengadukan secara manual, kadar TSS pun mengalami penurunan sebesar 322 mg/l dengan variasi waktu tinggal yang optimal dalam menurunkan kadar TSS yaitu selama 2 jam dan penurunannya sebesar 29%. Sedangkan penelitian terdahulu dengan variasi dosis yang berbeda beda didapatkan hasil penurunan kadar TSS sebesar 27% dengan dosis tawas 45 mg/l dengan pengadukan menggunakan jar tes dan waktu pengendapan antara 15 sampai dengan 10 menit. Berdasarkan penelitian tersebut kadar TSS belum mencapai standar baku mutu yaitu 100 mg/l. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Industri Tahu/Tempe/Kecap. Adapun hal hal yang mempengaruhi penurunan kadar TSS dengan variasi waktu tinggal yaitu : Variasi waktu tinggal (detention time) Dalam penelitian ini dengan variasi waktu tinggal selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam

7 didapatkan waktu yang paling optimal dalam menurunkan kadar TSS yaitu selama Proses penurunan kadar TSS ini dipengaruhi dengan waktu tinggal (detention time), karena proses penurunan kadar TSS dengan adanya waktu tinggal akan memberikan waktu pengendapan untuk proses koagulasi flokulasi menjadi flok flok (gumpalan) agar cepat mengendap. Waktu tinggal juga merupakan suatu konsep yang berguna secara luas untuk mengungkapkan seberapa cepat sesuatu yang bergerak, melalui suatu sistem dalam kesetimbangan. Lamanya waktu tinggal suatu unsur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : Jumlah elemen Fluks ( jumlah volume permeat yang melewati satu satuan luas membran dalam waktu tertentu dengan adanya gaya dorong, dalam hal ini adalah tekanan) Besarnya molekul molekul zat terlarut Proses fisika Berdasarkan penelitian ini waktu yang optimal dalam menurunkan kadar TSS (Total Suspended Solid) yaitu selama 2 jam, dengan waktu tinggal selama 2 jam kadar TSS mengalami penurunan sebesar 29%. Adapun yang mempengaruhi penurunan tersebut yaitu ph dan suhu pada air limbah. ph pada limbah cair tahu dalam penelitian ini sebelum adanya perlakuan yaitu 3,9, ph pun masih asam. Dengan setelah adanya perlakuan dengan ditambahkan koagulan/ penggunaan tawas sebesar 10,8 gr, ph pun semakin asam yaitu 3,7. Sedangkan pada penelitian terdahulu ph pada limbah cair tahu sebelum adanya perlakuan dengan ditambahkannya koagulan/tawas yaitu 7,4 dan sesudah adanya perlakuan ph menjadi 6,7 dengan demikian proses koagulasi pada air limbah cair tahu yaitu berada pada ph netral. Pada penelitian ini untuk menaikkan ph bisa dapat ditambahkan kapur agar ph menjadi netral, sampai kadar ph sesuai baku mutu yaitu 6,0 9,0, menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 jam yang mampu menurunkan kadar TSS pada limbah cair tahu. 02 Tahun 2011 Tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Industri Tahu/Tempe/Kecap.Penggunaan dosis tawas ini, jika ph netral akan memudahkan kerja tawas untuk bereaksi dengan mengikat partikel partikel kecil yang terkandung dalam air limbah yaitu dalam proses koagulasi. Sebaliknya jika air limbah berada pada ph tidak netral dimungkinkan air limbah akan bersifat asam atau basa sehingga tawas tidak mampu untuk bereaksi didalam air. Sedangkan pengaruh suhu air disini sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut didalam air, jika suhu tinggi air akan lebih cepat jenuh dengan oksigen dibanding dengan suhu rendahnya, kenaikan suhu air pun menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Penggunaan dosis tawas/koagulan dalam menurunkan kadar TSS (Total Suspended Solid) Penggunaan dosis tawas dalam penelitian ini sebanyak 10,8 gr. Dosis tawas yang digunakan belum optimum dalam membantu terbentuknya flok flok pada limbah cair tahu.bahan koagulan/ penggunaan dosis tawas dalam menurunkan kadar TSS koagulan mampu mengikat padatan tersuspensi, dapat membantu proses terbentuknya flok flok pada limbah cair tahu. Karena proses pembentukan flok flok, sifat tawas yang lebih besar dari berat jenis air sehingga dapat mengendap lebih cepat. Dengan penggunaan dosis tawas/koagulan yang belum optimum dalam menurunkan TSS, maka proses untuk mengikat/penangkapan padatan dalam limbah cair tahu dapat mempengaruhi proses terbentuknya flok flok yang akan terendapkan pada limbah cair tahu. Karena dengan terbentuknya flok pada padatan tersuspensi ini akan mempengaruhi berat jenis air akan lebih kecil terhadap berat jenis padatan tersuspensi, akibatnya padatan yang telah membentuk flok dan flok menjadi besar setelah itu mengendap secara gravitasi.

8 Pengadukan atau penghomogenan, dalam penelitian ini waktu pengadukan atau penghomogenan selama 15 menit. Dengan pengadukan atau penghomogenan secara manual dengan menggunakan alat pengaduk untuk meratakan koagulan yang telah dibubuhkan ke dalam air limbah cair tahu.dalam waktu pengadukan atau penghomogenan dapat memberikan pengaruh terhadap reaksi tawas dalam air limbah yang banyak mengandung padatan. Karena dengan adanya pengadukan ini dapat membantu dalam proses pencampuran bahan tawas dalam air limbah secara rata. Dengan demikian tawas yang telah tersebar didalam air limbah akan dapat mengikat bahan organik yang lebih banyak, sehingga akan diperoleh hasil endapan terhadap koloid/partikel zat organik. Pada saat pengadukan atau penghomogenan terjadilah proses koagulasi dan flokulasi, dimana kondisi air limbah yang akan diolah adalah air yang mengandung zat zat yang melayang berbentuk koloid yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya. Hal ini disebabkan zat zat/ partikel partikel sangat kecil sehingga susah mengendap dan tidak dapat menggumpal. Dengan mengendapnya zat zat yang melayang berbentuk koloid itu di tambahkan koagulan/tawas kedalam air limbah tersebut, maka koagulan akan menetralisir zat zat koloid didalamnya sehingga partikel partikel tersebut dapat saling bersentuhan untuk kemudian berkumpul membentuk flok flok (gumpalan), dan terjadilah proses koagulasi yang merupakan pengadukan secara cepat untuk menggabungkan koagulan dengan air sehingga didapat larutan yang homogen. Koagulasi disebabkan oleh ion ion yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan partikel koloid, ion ion tersebut berasal dari koagulan. Sedangkan terjadinya proses flokulasi yaitu pengadukan secara lambat untuk menggabungkan/terbentuknya partikel partikel koloid yang telah mengalami destabilisasi, sehingga terbentuk flok yang dapat dengan mudah terendapkan. Adapun faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi yaitu : 1) Kekeruhan dalam air limbah disebabkan adanya zat tersuspensi, seperti lempung, lumpur, zat organik dan zat zat halus lainnya. Kekeruhan merupakan sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan absorpsi yang dilaluinya. Makin tinggi tingkat kekeruhan pada air limbah maka makin banyak pula bahan koagulan yang harus dibubuhkan pada proses koagulasi. 2) Lamanya pengadukan Pengadukan merupakan salah satu faktor yang menunjang hasil dari proses koagulasi dan flokulasi. Didalam pelaksanaanya diperlukan dua pengadukan yaitu pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Pengadukan cepat dilaksanakan pada saat bahan koagulan ditambahakan pada air, sedangkan pengadukan lambat harus dilakukan sangat hati hati dan biasanya kecepatan pengadukannya dibuat berangsur angsur lama. Hal ini dimasukkan agar flok flok (gumpalan) yang sudah terbentuk tidak pecah lagi. PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan analisa masalah diatas, maka diperlukan suatu usaha untuk menurunkan kadar TSS (Total Suspended Solid) pada limbah cair tahu Pak Kiman. Adapun usaha yang dapat dilakukan dalam menurunkan kadar TSS diantaranya adalah sebagai berikut : Kadar TSS (Total Suspended Solid) awal dan penurunannya setelah perlakuan dengan variasi waktu tinggal pada limbah cair tahu. Penggunaan lamanya waktu tinggal tidak berbanding lurus dengan penurunan kadar TSS pada limbah cair tahu. Dimana variasi waktu tinggal 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam diperoleh hasil waktu tinggal yang optimal dalam penurunan kadar TSS yaitu selama 2 jam dengan penurunan

9 kadar TSS adalah 322 mg/l dan dihasilkan penurunan sebesar 29% dengan kadar TSS awal 456 mg/l. Dengan variasi waktu tinggal 2 jam ini masih sangat kecil penurunanya, maka perlu dilakukan penambahan range pada variasi waktu tinggalnya dalam menurunkan kadar TSS pada limbah cair tahu. Penggunaan koagulan/tawas Dapat menggunakan dosis tawas lebih dari dosis sebelumnya, tetapi harus dengan percobaan terlebih dahulu agar memenuhi dosis tawas yang dapat menurunkan kadar TSS sesuai standar baku mutu yaitu 100 mg/l, menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Industri Tahu/Tempe/Kecap. Kemudian untuk ph berpengaruh pada kerja tawas/koagulan, sedangkan ph limbah tahu sangat asam yaitu 3,7. Dengan penambahan tawas ph akan menjadi semakin asam. Maka perlu penambahan kapur untuk menetralkan ph sebelum dilakukannya penambahan tawas. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan proses koagulasi flokluasi pada limbah cair tahu. PENUTUP Kesimpulan Kadar TSS (Total Suspended Solid) awal pada limbah cair tahu sebelum adanya perlakuan yaitu sebanyak 456 mg/l, setelah adanya perlakuan dengan variasi waktu tinggl kadar TSS sebanyak 322 mg/ l dengan penurunan kadar TSS sebesar 29 %..Waktu tinggal (detention time) yang sesuai / optimal dalam menurunkan TSS (Total Suspended Solid) pada limbah cair tahu yaitu selama 2 jam. ph awal pada limbah cair tahu sebelum adanya perlakuan yaitu 3,9 sedangkan ph akhir pada limbah cair tahu setelah adanya perlakuan yaitu 3,7. Saran Bagi industri tahu Adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum limbah cair tahu dibuang ke lingkungan atau badan air (sungai).dalam menurunkan kadar TSS sebaiknya di usahakan kondisi ph pada limbah cair tahu netral, jadi adanya penambahan kapur sebelum pemberian tawas, agar pengaturan ph menjadi netral dalam menurunkan kadar TSS secara optimal pada limbah cair tahu. Untuk waktu tinggal dalam proses menurunkan kadar TSS dapat penambahan range waktu (jarak waktu) pada waktu tinggalnya dalam menurunkan kadar TSS pada limbah cair tahu. Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan penambahan dosis tawas yang optimum dalam menurunkan kadar TSS (Total Suspended Solid) dan dengan waktu tinggal sama atau juga dapat menambahkan variasi waktu tinggalnya. Sehingga dapat menurunkan kadar TSS yang memenuhi standar baku mutu menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Industri Tahu/Tempe/Kecap. DAFTAR PUSTAKA A.K Muda, Ahmad Kamus Lengkap Kedokteran. Gitamedia press. Surabaya Anonim, Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri Tahu dan Kecap dalam Peraturan Daerah Kalimantan Timur No.02 Tahun 2011 Huda, Thorikul Hubungan Antara Total Suspended Solid Dengan Turbidity Dan Dissolved Oxygen

10

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI 85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah

Lebih terperinci

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER) PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER) Irawan Widi Pradipta*), Syafrudin**), Winardi Dwi Nugraha**)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ABSTRACT Dian Yanuarita P 1, Shofiyya Julaika 2, Abdul Malik 3, Jose Londa Goa 4 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia merupakan salah satu penyebab tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui daya dukungnya. Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian true experiment (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas air di seluruh dunia. Pencemaran air disebabkan oleh jumlah manusia dan kegiatan manusia yang beragam.

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) Etih Hartati, Mumu Sutisna, dan Windi Nursandi S. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian dilaksanakan pada tanggal 1 November 16 dengan durasi pengujian air Selokan Mataram dengan unit water treatment selama menit melalui unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Sungai dan Klasifikasi Sungai Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai adalah jalur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen Kekeruhan (NTU) BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Kualitas Air 1. Nilai Kekeruhan Air Setelah dilakukan pengujian nilai kekeruhan air yang dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos VARIASI WAKTU AERASI DALAM INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECAP DAN SAOS AERATION TIME VARIATION IN THE TREATMENT OF WASTEWATER INDUSTRIAL SOY AND SAUCE Daniel Dae Nuba H (1), A. Wibowo Nugroho

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati SERBUK BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES KOAGULASI FLOKULASI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU Harimbi Setyawati 1), Mawan Kriswantono 2), Dinda An Nisa 3), Rakhmawati Hastuti 4) 1,3,4 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN DOSIS TAWAS DALAM MENURUNKAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN NASKAH PUBLIKASI.

KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN DOSIS TAWAS DALAM MENURUNKAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN NASKAH PUBLIKASI. KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN DOSIS TAWAS DALAM MENURUNKAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN NASKAH PUBLIKASI Di Susun Oleh : SISKA TRI LESTARI J 410 110 084 PROGRAM STUDI KESEHATAN

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI Oleh : BAYU PRASMONO PUTRO 0652010024 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM Riza Marsesa 1, Muhdarina 2, Nurhayati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia FMIPA-Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di

Lebih terperinci

(Study Stirring Time)

(Study Stirring Time) Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 215-220 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA ( (Tamarindus indica) ) SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES KOAGULASI LIMBAH CAIR TAHU (KAJIAN KONSENTRASI SERBUK BIJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Dan Pembahasan Bab IV Hasil Dan Pembahasan IV.1 Analisa Kualitas Air Gambut Hasil analisa kualitas air gambut yang berasal dari Riau dapat dilihat pada Tabel IV.1. Hasil ini lalu dibandingkan dengan hasil analisa air

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR (Moringa oleifera) PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MOCAF Natural Coagulant Optimization Using Moringa Seeds (Moringa oleifera) in Mocaf Wastewater Treatment Elida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian dilaksanakan pada tanggal 22 September 2016 dengan pengujian air Selokan Mataram dengan unit water treatment melalui segmen 1 koagulasi, flokulasi, segmen 2 sedimentasi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Sumber Air Bersih Secara umum terdapat lima sumber air yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari hari kita diantaranya : 1. Air hujan, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu elemen atau unsur yang berdiri sebagai pemegang tonggak kehidupan makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, oleh karena itu air berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT. SEMINAR AKHIR KAJIAN KINERJA TEKNIS PROSES DAN OPERASI UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BABAT PDAM KABUPATEN LAMONGAN Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari 3309 100

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS Daud Satria Putra, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE OLEH

LAPORAN AKHIR. PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE OLEH LAPORAN AKHIR PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE OLEH Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI.   ABSTRAK PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI Anwar Fuadi 1*, Munawar 1, Mulyani 2 1,2 Jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: arfirosa@yahoo.co.id ABSTRAK Air adalah elemen

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN FERRI CHLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK CV. BROTOSENO MASARAN SRAGEN

KEEFEKTIFAN FERRI CHLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK CV. BROTOSENO MASARAN SRAGEN KEEFEKTIFAN FERRI CHLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK CV. BROTOSENO MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : PUTRI ANGGI SAYUTI

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN Darajatin Diwani Kesuma daradeka@gmail.com M.Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The amis of this study are to

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Diploma III Teknik Kimia

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Diploma III Teknik Kimia OPTIMASI PENAMBAHAN KARBON AKTIF, ARANG SEKAM, DAN CAMPURAN KARBON AKTIF-ARANG SEKAM PADA EFLUEN PROSES KOAGULASI FLOKULASI UNTUK MENAIKKAN KUALITAS HASIL OLAHAN DAN NILAI KALOR LUMPUR Optimization of

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

PENGARUH SINAR ULTRA VIOLET (UV) UNTUK MENURUNKAN KADAR COD,TSS DAN TDS DARI AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT T E S I S

PENGARUH SINAR ULTRA VIOLET (UV) UNTUK MENURUNKAN KADAR COD,TSS DAN TDS DARI AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT T E S I S PENGARUH SINAR ULTRA VIOLET (UV) UNTUK MENURUNKAN KADAR COD,TSS DAN TDS DARI AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT T E S I S Oleh: HERMANSYAH PSL/097004015 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, sudah menunjukkan gejala yang cukup serius. Penyebabnya tidak hanya berasal

Lebih terperinci

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG)

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG) DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG) Ahmad Herison 1 Abstrak Air lindi adalah cairan yang timbul sebagai limbah akibat

Lebih terperinci

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA ALUMINIUM Studi Kasus: Limbah Cair Gedung Syarif Thajeb (M), Universitas Trisakti Bambang Iswanto,

Lebih terperinci

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc Oleh: Rizqi Amalia (3307100016) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 KERANGKA PENELITIAN

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017) STUDY PENURUNAN TURBIDITY, TSS, COD MENGGUNAKAN BIJI KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI NANOBIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREY WATER) Dimas Kreshna Wibawarto*) Syafrudin**) Winardi Dwi

Lebih terperinci

Abstrak. 1. Pendahuluan

Abstrak. 1. Pendahuluan Pengaruh Suhu dan Tingkat Keasaman (ph) pada Tahap Pralakuan Koagulasi (Koagulan Aluminum Sulfat) dalam Proses Pengolahan Air Menggunakan Membran Mikrofiltrasi Polipropilen Hollow Fibre Eva Fathul Karamah

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. water basin, hal ini disebabkan karena partikel-partikel halus tersebut memiliki berat jenis yang

II.TINJAUAN PUSTAKA. water basin, hal ini disebabkan karena partikel-partikel halus tersebut memiliki berat jenis yang II.TINJAUAN PUSTAKA A. Clarifier Tank Alat ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partitel halus yang tidak mengendap di water basin, hal ini disebabkan karena partikel-partikel halus tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI al Kimiya, Vol. 2, No. 1, Juni 215 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI DYAH DWI POERWANTO, 1 EKO PRABOWO HADISANTOSO, 1*

Lebih terperinci

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi). KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA

PERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA PERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air

Lebih terperinci

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM DISUSUN OLEH FITRI RAMADHIANI KELOMPOK 4 1. DITA KHOERUNNISA 2. DINI WULANDARI 3. AISAH 4. AHMAD YANDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI JRL Vol. 4 No.2 Hal 125-130 Jakarta, Mei 2008 ISSN : 2085-3866 PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan., BPPT Abstrak Soya bean

Lebih terperinci

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk 2.1. Sumber Limbah ini antara lain: Sumber air limbah yang ada di PT. United Tractors Tbk saat Dari proses produksi, (proses produksi/ bengkel, dan cuci unit),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI O l e h : HARI WIBOWO THAMRIN 0652010031 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi

Lebih terperinci

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER Elida Novita*, Iwan Taruna, Teguh Fitra Wicaksono Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

Kata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.

Kata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD. UJI PERBEDAAN EFEKTIVITAS ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA DAN KAYU MERANTI TERHADAP NILAI COD PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Muhammad Hidayat Koem, Dian Saraswati, Ekawaty Prasetya 1 muhammadhidayatkoem@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal penelitian pengolahan kualitas air sungai dimulai dari studi pustaka atau study literature yaitu mencari data dan informasi yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELECTROPLATING

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELECTROPLATING TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELECTROPLATING Oleh : DODDY OCTNIAWAN NPM : 0752010015 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERCETAKAN DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN TAWAS DAN FeCl 3 SERTA PENJERAPAN OLEH ZEOLIT RETNO SUDIARTI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERCETAKAN DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN TAWAS DAN FeCl 3 SERTA PENJERAPAN OLEH ZEOLIT RETNO SUDIARTI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERCETAKAN DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN TAWAS DAN FeCl 3 SERTA PENJERAPAN OLEH ZEOLIT RETNO SUDIARTI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT OLEH : HENDRA SASMAYA 30408425 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Peraturan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, pencemaran tadi tidak hanya berasal

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya Vol.1 No. 1, Januari 2017

Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya Vol.1 No. 1, Januari 2017 FARIASI DOSIS BIJI KELOR (Moringa seed) DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN (Turbidity) AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN OLEH MASYARAKAT DI SUNGAI KARANG MUMUS KOTA SAMARINDA Dosage Variation Of Moringa Seeds In Decreasing

Lebih terperinci

PENGARUH TAWAS DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DI MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

PENGARUH TAWAS DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DI MARTAPURA KABUPATEN BANJAR PENGARUH TAWAS DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DI MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Rifani Alfian, Sulaiman Hamzani, Abdul Khair Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang   Nurul Faqih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini di lndonesia, khususnya di kota-kota besar masalah pencemaran sungai akibat buangan limbah cair industri semakin meningkat, di sisi lain pertumbuhan

Lebih terperinci

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah Bab ii Limbah pt. Kawasaki motor indonesia 2.1. Sumber Limbah Dalam pelaksanaan kegiatan perakitan tersebut, PT. Kawasaki banyak menggunakan air untuk proses produksi (terutama untuk proses pengecatan)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Lokasi Percobaan Sampel air diambil dari danau yang berada di kompleks kampus Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta sebelah selatan Fakultas Pertanian. Pengambilan

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi semua mahluk hidup di dunia terutama bagi manusia, dengan terus bertambahnya jumlah populasi manusia, maka kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya yang mengandung

Lebih terperinci

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Laksmita Nararia Dewi *1), Retno Wulan Damayanti *2) 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci