BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya berikut: Menurut Rayburn (1999: 3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur, melaporkan, dan menganalisis berbagai biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan jasa. Menurut Horgren, foster dan Datar (2003: 3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut: Cost accounting measure and reports financial and non financial information relating to the cost of acquirition or utilizing resources in an organization. Cost accounting includes those parts of both management accounting and financial accounting in with cost information is collected or analyzed. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa, Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, pengidentifikasian, pengukuran, pelaporan dari penggunaan sumber daya dari perusahaan Peranan Akuntansi Biaya Peranan Akuntansi Biaya menurut Carter dan Usry (2004: 11) adalah: 1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam kondisikondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya. Suatu aspek penting dari rencana adalah potensi untuk memotivasi manusia untuk berkinerja secara konsisten dengan tujuan perusahaan. Menetpkan metode kalkulasi biaya dan prosedur yang menjamin adanya pengendalian dan jika memungkinkan, pengurangan atau pembebanan biaya. 2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki kualitas.

2 3. Mengendalikankuantitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan penetapan harga dan evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen atau divisi. 4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk satu tahun periode akuntansi atau untuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan aturan pelaporan eksternal. 5. Memilih diantara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang yang dapat mengubah pendapatan atau biaya. Tujuan utama akuntansi biaya mempunyai peranan penting bagi manajemen seperti yang dipaparkan di atas adalah mengkomunikasikan baik informasi keuangan maupun non-keuangan kepada manajemen untuk memudahkan kegiatan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi sumber daya perusahaan. Akuntansi biaya menyediakan informasi yang memungkinkan manajemen mengambil keputusan berdasarkan informasi yang memadai. 2.2 Pengertian dan Klasifikasi Biaya Pengertian Biaya Perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun yang tidak bertujuan mencari laba mengolah masukan berupa sumber ekonomi untuk menghasilkan keluaran berupa sumber ekonomi lain yang nilainya harus lebih tinggi dari nilai masukannya. Oleh karena itu baik dalam usaha bermotif laba maupun yang tidak bermotif laba, manajemen selalu berusaha agar nilai keluaran lebih tinggi dari nilai masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut, sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba (untuk perusahaan bermotif laba) atau sisa hasil usaha (untuk perusahaan yang tidak bermotif laba). Tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi lain. (Mulyadi, 2000: 10-11)

3 Menurut Amin Widjaja Tunggal (2000: 91): Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan khusus. Sedangkan menurut Usry & Hammer (2004: 30): Untuk mengelola perusahaan, diperlukan informasi biaya yang sistematik dan komparatif serta data analisis biaya dan laba. Informasi ini membantu manajemen untuk menetapkan sasaran laba perusahaan, menetapkan target departemen yang menjadi pedoman manajemen menengah dan operasi menuju pencapaian sasaran akhir, mengevaluasi keefektifan rencana, mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan dalam bentuk tanggung jawab yang spesifik, dan menganalisis serta memutuskan pengadaan penyesuian dan perbaikan, agar seluruh organisasi tetap bergerak maju secara seimbang menuju tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hansen & Mowen (2004: 40): Biaya adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Sedangkan menurut Sunarto (2003: 4): Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (Carter & Usry, 2004: 30). Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007: 14): Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya asset seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan asset tetap. Dari definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa cost (biaya) akan memberikan manfaat di masa datang, sedangkan expense (beban) tidak dapat memberikan manfaat lagi di masa datang. Pada suatu perusahaan mungkin terdapat ratusan atau ribuan jenis biaya. Untuk tujuan analisis, jenis biaya-biaya ini harus dipilah-pilahkan dalam kelompok yang berguna untuk analisis tersebut.

4 2.2.2 Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Manajemen membutuhkan informasi data biaya dalam proses pengambilan keputusan. Informasi biaya tersebut dapat diperoleh melalui pencatatan dan pengelompokkan biaya. Menurut Carter & Usry (2004: 40-47), klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini: 1. Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa) a. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. b. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. c. Overhead pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. d. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian produk. e. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung ke konstruksi atau komposisi dari produk jadi. Dalam bisnis jasa, tenaga kerja tidak langsung dapat memasukkan gaji resepsionis, operator telepon, pegawai yang melakukan penyimpanan dokumen, dan pegawai yang menangani barang. 2. Volume produksi a. Biaya variabel. Jumlah total biaya variabel berubah secara proposional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan kata lain biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif

5 konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya tetap. Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. c. Biaya semivariabel. Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel; jenis biaya ini disebut biaya semivariabel. Misalnya, biaya listrik biasanya adalah biaya semivariabel. Listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena cahaya tetap diperlukan tanpa mempedulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang digunakan sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi bergantung pada penggunaan peralatan. 3. Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur Departemen-departemen dalam suatu pabrik biasanya dapat dikasifikasikan dalam dua kategori: departemen produksi dan departemen jasa. Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Di departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. Meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari biaya produk. Departemen jasa yang umum di beberapa organisasi adalah departemen pemeliharaan, departemen penggajian, departemen akuntansi biaya, dan departemen pemrosesan data. Jika suatu biaya dapat ditelusuri ke suatu departemen di mana biaya itu berasal, maka biaya tersebut disebut sebagai biaya langsung departemen; gaji dari supervisor departemen merupakan salah satu contoh. Jika suatu biaya digunakan bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari

6 biaya tersebut, maka biaya itu disebut sebagai biaya tidak langsung departemen; sewa gedung dan biaya penyusutan gedung merupakan contoh dari biaya tidak langsung departemen. 4. Periode akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Membedakan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan adalah penting untuk menandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periodik. 5. Suatu keputusan tindakan atau evaluasi Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternatifalternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasi biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan di antara banyak alternatif. Jika biaya diferensial hanya terjadi apabila satu alternatif tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagai biaya tunai yang berkaitan dengan alternatif itu. Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang bila alternatif tertentu diambil disebut biaya oportunitas dari alternatif tersebut. Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut biaya tertanam (sunk cost). Pada dasarnya setiap biaya dapat diukur dengan menggunakan sistem biaya. Jika elemen biaya itu akan diukur maka ada dua kemungkinan sistem yaitu biaya dapat diukur dalam jumlah historis (aktual), atau dalam jumlah yang telah ditentukan sebelumnya (standar).

7 Penggolongan biaya juga dapat dilakukan seperti yang disarankan oleh Harnanto (1992: 27) yaitu ada beberapa metode penggolongan biaya yaitu sebagai berikut: Objek Biaya Tabel 2.1 Metode Penggolongan Biaya 1. Biaya untuk perhitungan harga pokok produk dan penentuan laba rugi periodik Metode Penggolongan Biaya 1.Biaya produksi dan non produksi 2.Elemen biaya produksi 3.Biaya pemesanan dan proses 4.Biaya total dan biaya per unit 2. Biaya untuk pengendalian manajemen 1.Biaya terkendali dan tidak terkendali 2.Biaya tetap dan biaya variabel 3.Biaya historis dan biaya taksiran atau standar 4.Biaya langsung dan biaya tidak langsung 3. Biaya untuk perencanaan dan pengambilan keputusan 1.Biaya relevan 2.Biaya masalah (sunk cost) 3.Biaya kesempatan 4.Biaya tunai dan tidak tunai 5.Biaya tetap dan biaya variabel 6.Biaya marginal dan biaya differensial 2.3 Harga Pokok Produksi Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2000: 10) pengertian harga pokok produksi: Pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Sedangkan menurut Hansen & Mowen (2004: 53) pengertian harga pokok produksi adalah: Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Menurut Sunarto (2003: 3) pengertian harga pokok adalah: Nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang diukur dengan nilai mata uang. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa harga pokok produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk menghasilkan suatu produk.

8 Harga pokok produk merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Karena dengan adanya penetapan harga pokok produk yang tepat maka akan memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan itu sendiri. Perhitungan harga pokok produk yaitu: Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead xxx Persediaan WIP awal xxx (+) xxx Persediaan WIP akhir xxx (-) Harga pokok produk xxx Tujuan Penetapan Harga Pokok Produksi Adapun tujuan perhitungan harga pokok produksi menurut Hansen dan Mowen (2000: 145) antara lain: 1. Untuk mengevaluasi persediaan Tanpa diketahui unit cost (harga pokok suatu produk), maka nilai persediaan tidak dapat ditentukan walaupun kuantitas barang tersebut diketahui. 2. Menentukan pembebanan Dengan adanya penetapan harga pokok produk, maka manajemen dapat menentukan pembebanan kepada produk dengan tepat. 3. Membuat sejumlah keputusan penting Penetapan harga pokok dapat digunakan dalam pengambilan keputusan seperti bidding (tender), product design dan perkenalan produk baru, membuat sendiri atau membeli dari perusahaan lain yang sejenis, menerima atau menolak suatu pesanan khusus, mempertahankan atau menghentikan suatu product line. Tujuan perhitungan harga pokok produksi yaitu untuk mengevaluasi persediaan, menentukan pembebanan, dan membuat sejumlah keputusan penting, diharapkan tujuan utama perusahaan akan tercapai yaitu untuk mencapai laba.

9 2.3.3 Prosedur Akumulasi Harga Pokok Produksi Menurut Horngren, Foster dan Srikant (2003: 30), prosedur Akumulasi Biaya adalah pengumpulan data biaya dari beberapa cara pengaturan sistem akuntansi. Sedangkan menurut Horngren, Sundem dan Stratton (2003: 43), prosedur akumulasi biaya adalah pengumpulan biaya-biaya oleh klasifikasi natural seperti bahan-bahan atau pekerja atau oleh bentuk aktivitas seperti proses pemesanan atau proses mesin. Jadi prosedur Akumulasi Biaya adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan biayabiaya yang terjadi. Biaya-biaya produksi yang dikumpulkan ini akan digunakan untuk menetapkan harga pokok produksi. Menurut Carter & Usry (2004: ) metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan adalah: 1. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing): Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), biaya diakumulasikan untuk setiap batch, lot, atau pesanan pelanggan. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) akan lebih praktis mengidentifikasikan secara fisik setiap pesanan yang diproduksi dan membebankan setiap pesanan dengan paling tidak beberapa elemen biayanya. Ketika suatu pesanan diproduksi sejumlah tertentu untuk persediaan, perhitungan biaya berdasarkan pesanan memungkinkan perhitungan biaya per unit. Ketika pesanan dikerjakan berdasarkan spesifikasi pelanggan, perhitungan biaya berdasarkan pesanan memungkinkan perhitungan laba atau rugi untuk setiap pesanan. Karena biaya diakumulasikan saat pesanan melalui proses produksi, biaya ini dapat dibandingkan dengan estimasi yang dibuat pada saat pesanan diterima. Oleh karena itu, perhitungan biaya berdasarkan pesanan memberikan kesempatan untuk mengendalikan biaya dan untuk mengevaluasi profitabilitas dari suatu kontrak suatu produk, atau suatu lini produk.

10 2. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses Perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) mengakumulasikan biaya berdasarkan proses produksi atau berdasarkan departemen. Departemen bisa saja ada dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau perhitungan biaya berdasarkan proses, tetapi perbedaan penting bahwa departemen merupakan fokus dari penelusuran biaya dalam perhitungan biaya berdasarkan proses; dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, batch, atau lot merupakan fokus dari penelusuran biaya. Perhitungan biaya berdasarkan proses mengakumulasikan semua biaya operasi suatu proses untuk suatu periode dan kemudian membagi biaya tersebut; hasilnya adalah biaya per unit. Jika produk dari suatu proses menjadi bahan baku dari proses berikutnya, maka biaya per unit dihitung untuk setiap proses. Untuk menghitung biaya yang terjadi di dalam perusahaan maka diperlukan adanya penentuan biaya. Penentuan biaya yang terjadi di setiap perusahaan akan berbeda-beda tergantung kebutuhan dan metode penentuan biaya yang digunakan perusahaan itu sendiri. Menurut Mulyadi (2000: 18), definisi dari kedua metode tersebut adalah sebagai berikut: Job order cost method, dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi atau satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Process cost method, dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi atau satuan produk yang dihasilkan dalam periode tertentu dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Dalam kenyataannya, dapat terjadi penggabungan dari kedua metode akumulasi harga pokok produksi tersebut. Untuk itu dikenal dengan apa yang disebut oleh Horngren,

11 Foster dan Datar (2003: 609), sebagai Hybrid Costing yaitu pencampuran dari kedua karakteristik job costing dan process costing dimana pencampuran dari pemesanan pabrik. Pada metode ini biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dapat diidentifikasikan langsung pada order produksi yang dikerjakan (job order costing), sedangkan biaya produksi tidak langsung dikumpulkan per operasi yang dilakukan dan dibebankan kepada setiap produk yang melewati kegiatan tersebut (process costing). 2.4 Sistem Akuntansi Biaya Konvensional Sistem akuntansi biaya konvensional mengalokasikan produk-produk berdasarkan volume produksi. Biaya-biaya diklasifikasikan atas dasar biaya langsung dan tak langsung. Sistem akuntansi biaya konvensional ini menggunakan dasar ukuran dan aplikasi volume produksi, yaitu unit based measurement, seperti jam tenaga kerja langsung, jam mesin, biaya material, dan lain-lain. Menurut Harnanto (1992: 126) pada sistem akuntansi biaya konvensional, memakai sistem pembebanan 2 tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Biaya overhead didistribusikan ke pusat-pusat biaya (cost driver) 2. Biaya yang terakumulasi dalam tiap pusat biaya dialokasikan ke produk dengan menggunakan pemicu unit based (unit based drivers)

12 Sistem biaya-biaya tradisional dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Pembebanan 2 Tahap Sistem Akuntansi Biaya Konvensional Sumber: Cooper, Robert Kaplan, The Design of Cost Management Systems Kelebihan dan Kekurangan Sistem Akuntansi Biaya Konvensional Menurut Harnanto (1992: 128), kelebihan dari sistem akuntansi biaya konvensional, adalah sebagai berikut: 1. Mudah diterapkan Sistem akuntansi biaya konvensional, tidak banyak menggunakan cost driver dalam mengalokasikan biaya produksi tidak langsung, sehingga memudahkan manajer dalam melakukan perhitungan. 2. Mudah diaudit Sistem akuntansi biaya konvensional tidak banyak menggunakan cost driver, biaya produksi tidak langsung dialokasikan berdasarkan volume based measured, maka memudahkan auditor dalam proses audit.

13 Menurut Harnanto (1992: 129) kekurangan sistem akuntansi biaya konvensional, adalah sebagai berikut: 1. Dapat mendistorsi biaya produksi Beberapa alasan penyebab distorsi biaya: a. Biaya overhead tidak ditelusuri ke produk secaraindividual b. Total komponen biaya overhead dalam suatu biaya produk senantiasa terus meningkat. Pada saat presentase biaya overhead semakin besar, maka distorsi biaya produk pun menjadi besar. c. Banyak kegiatan yang termasuk dalam kegiatan administrasi dan penjualan yang sebenarnya dapat ditelusuri ke produk. 2. Sistem akuntansi biaya konvensional berorientasi fungsional Biaya diakumulasikan berdasarkan item lini, seperti jadi dan kemudian berdasarkan fungsi, seperti perekayasaan dalam setiap item lini. Orientasi fungsi ini tidak cocok dengan realitas fungsional silang yang biasa digunakan pada perusahaan manufaktur. Walaupun sistem akuntansi biaya konvensional mudah diterapkan dan mudah di audit, namun sistem akuntansi biaya konvensional akan menyebabkan distorsi biaya produksi yang akan mempengaruhi perolehan biaya yang telah ditetapkan dan sistem akuntansi biaya konvensional berorientasi fungsional dimana pada perusahaan manufaktur orientasi fungsi ini tidak cocok. Dengan demikian kita harus mempertimbangkan lagi untuk menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional Distorsi Biaya Produk Sistem akuntansi biaya konvensional dapat mengukur harga pokok produksi dengan tepat bila semua sumber daya yang dikonsumsi oleh produk memiliki proporsi yang sama dengan jumlah unit yang diproduksi. Akan tetapi dalam suatu proses produksi, produksi yang dihasilkan mengkonsumsi sebagian sumber daya pendukung yang proporsinya tidak sama dengan unit yang dihasilkan, sehingga bila

14 menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional akan menghasilkan harga pokok produk yang terdistorsi. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya distorsi biaya produksi menurut Cooper dan Kapalan (1999: 366), adalah sebagai berikut: 1. Production Volume Diversity Distorsi ini terjadi akibat produk dibuat dalam volume yang tidak sama tanpa membedakan antara volume related input dan volume unrelated input, sehingga produk yang dibuat dalam volume besar akan dibebani biaya overhead yang cukup besar (over costed). Sebaliknya produk dengan volume kecil akan dibebani overhead yang kecil (under costed). 2. Size Diversity Distorsi terjadi akibat produk dibuat dalam ukuran yang berbeda. Produk yang berukuran besar biasanya menjadi over costed, sedangkan produk yang berukuran kecil menjadi under costed karena produk yang berukuran besar akan dibebani biaya overhead yang lebih besar dari produk yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. 3. Complexity Diversity Distorsi ini terjadi akibt produk yang kompleks. Produk yang kompleks biasanya mengkomsumsi lebih banyak volume related input tanpa diikuti dengan pertambahan konsumsi volume unrelated input yang proporsional. 4. Material Diversity Distorsi ini terjadi bila produk yang dikonsumsi jam mesin, lebih banyak mengkomsumsi volume related input dari volume unrelated input. 5. Set Up Diversity Set up diversity adalah variasi waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan mesin. Waktu set up tergantung pada produk yang diproduksi, sehingga volume unrelated input terhadap volume related input bervariasi tergntung produk.

15 Berdasarkan hal tersebut di atas, perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang menyebabkan terjadinya distorsi biaya karena akan mempengaruhi perolehan biaya yang telah diperkirakan. 2.5 Pendekatan Activity Based Costing Pengertian Activity Based Costing Menurut Henry Simamora (1999: 114): Sistem penentuan biaya produk dasar aktivitas (activity-based costing system.abc system) adalah sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan atau jasa. untuk menghasilkan produk Sedangkan menurut Carter & Usry (2004: 496): Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-abc) didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-volume-related factor). Menurut Horngren, Foster, dan Datar (2003: 152), sistem Activity Based Costing adalah: Activity Based Costing require management to estimate costs to identify and measures cost drivers for these pool to serve as cost-allocation bases. The distinctive features of Activity Based Costing is its focus on activities as the fundamental cost object. Biaya dapat ditelusuri dari aktivitas ke produk berdasarkan masing-masing produk yang mengkonsumsi aktivitas. Dengan demikian dasar alokasi atau penyebab biaya (cost driver) yang dipergunakan dalam pendekatan activity based costing akan mengukur aktivitas yang telah dilaksanakan. Menurut Horngren, Sundem, dan Stratton (2002: 139): ABC system first accumulated overhead cost for each of the activities of an organization, and the assign the cost of the activities to the products, services, or other cost object that caused that activity.

16 Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa dalam ABC membebankan biaya pertama pada aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut dan kemudian membebankannya pada pemicu biaya yang mengkonsumsi aktivitas tersebut sehingga perhitungannya akan lebih akurat Tujuan Metode Activity Based Costing Sistem biaya konvensional kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan manajemen dalam perhitungan harga pokok yang akurat, terlebih apabila melibatkan biaya produksi tidak langsung yang cukup besar dan keanekaragaman produk. Hal ini mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang tepat oleh pihak manajemen sehubungan dengan straregi yang ditetapkan sedangkan metode ABC menggunakan berbagai tingkatan aktivitas dalam pembebanan biaya produksi tidak langsung. Menurut Haedicke (1995: 15), metode ABC dapat digunakan untuk berbagai keputusan yang akurat seperti: 1. Penetapan harga Dalam perhitungan harga pokok yang konvensional, distorsi dapat terjadi apabila perusahaan menghasilkan produk dengan perbedaan dalam jumlah, ukuran serta tingkat kesulitan dalam proses produksinya. Dengan menggunakan metode ABC, maka informasi yang diperoleh akan lebih baik, karena dapat menggambarkan nilai aktivitas dalam suatu perusahaan yang dikonsumsi untuk membuat suatu produk yang lebih baik. 2. Mengukur hubungan dengan pelanggan Dalam sistem biaya konvensional, biaya dipandang secara keseluruhan, sehingga mengabaikan biaya-biaya yang disebut below the line, seperti biaya penjualan, distribusi, penelitian dan pengembangan serta administrasi, biaya-biaya tersebut dianggap sama besarnya untuk masing-masing pelanggan, yang sesungguhnya terdapat perbedaan jumlah biaya untuk masing-masing pelanggan.

17 Sedangkan metode ABC membebankan biaya-biaya tersebut kepada pelanggan yang membutuhkan aktivitas ini, yang membedakan tergantung pada tipe langganan, tingkat pelayanan, dan lain-lain. 3. Aktivitas peningkatan proses Dalam sistem biaya konvensional, manajemen diberikan laporan yang menunjukkan dimana biaya dikeluarkan, tanpa menyebutkan penyebab timbulnya biaya. Contohnya pihak manajemen memutuskan untuk mengurangi biaya yang berhubungan dengan proses pesanan penjualan. Berdasarkan data dari sistem biaya konvensional, maka manajemen akan memiliki kecenderungan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja bagian tersebut, yang sesungguhnya tidak akan memenuhi tujuannya, sebab pekerja yang tersisa akan terlampau banyak pekerjaannya, sehingga akan menambah biaya untuk tenaga kerja sementara pada saat perusahaan menerima banyak pesanan. Namun apabila pihak manajemen menyadari penyebab timbulnya biaya tersebut adalah aktivitas, maka pengurangan jumlah pekerja tersebut sebaiknya diikuti dengan pengurangan jumlah aktivitas, misalnya dengan menerapkan jumlah minimal pesanan dalam sekali pesan, agar hasil yang diperoleh optimal. 4. Perolehan teknologi Biayaproduksi tidak langsung dibebankan dengan dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung memberikan persepsi bagi manajemen bahwa biaya produksi tidak langsung akan menurun apabila mengurangi biaya tenaga kerja langsung. Kecenderungan akan hal inilah yang memberikan kecenderungan bagi manajemen untuk membuat keputusan perubahan dari padat karya ke padat modal yang diyakini akan menurunkan biaya produksi tidak langsung. Kenyataannya penurunan tersebut jarang sekali terjadi, yang malah akan meningkatkan biaya-biaya lainnya seperti teknisi, pemograman, pemeliharaan dan peralatan, dan malah akan meningkatkan biaya produksi tidak langsung.

18 5. Rancangan proses Sistem akuntansi biaya konvensional, gagal dalam membebankan biaya produksi tidak langsung kepada proses produksi, sehingga mengakibatkan perancangan produk tidak dapat menentukan berapa biaya sesungguhnya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk. Dalam memilih rancangan komponen yang akan digunakan, dilakukan analisis perbandingan biaya untuk masing-masing komponen. Jika pembebanan biaya kepada proses tidak benar, maka akan dapat diketahui komponen mana yang sesungguhnya melalui proses produksi yang lebih murah. Hal di atas menggambarkan bahwa perhitungan biaya berdasarkan kegiatan dapat menghasilkan perbaikan perhitungan biaya produk yang cukup berarti Keunggulan Metode ABC Pada perhitungan harga pokok konvensional biaya produksi tidak langsung yang dikonsumsi diasumsikan berbanding lurus dengan volume produksi, padahal tidak semua sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, harga pokok yang dihasilkan dengan metode konvensional selalu terdistorsi. Karena adanya kelemahan-kelemahan tersebut maka mendorong manajemen untuk menggunakan metode ABC dalam perhitungan harga pokok. Dengan sistem Activity Based Costing, biaya-biaya setiap aktivitas pada proses produksi dapat diidentifikasi, sehingga manajemen dapat menentukan dengan tepat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Ada beberapa keunggulan metode ABC, adalah sebagai berikut: 1. ABC mempertimbangkan pemahaman atas biaya aktivitas-aktivitas dan hubungannya dengan produk, sehingga dapat membantu manajemen dalam menentukan harga pokok produk.

19 2. ABC mempertimbangkan kompleksitas bisnis dengan menggunakan beberapa cost driver dan menghubungkan biaya-biaya yang diakibatkan ke produk dan konsumen (pelaku dan aktivitas) yang menyebabkannya. 3. ABC memberikan informasi yang bermakna tentang biaya produk dan profitabilitas dan memberikan suatu dasar dalam pengukuran kinerja yang mudah dipahami dan sejalan dengan lingkungan produksi dan situasi kompetisi saat ini. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing. Ini pada gilirannya dapat memacu aktivitas untuk mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan memproduksi Keberatan-Keberatan Terhadap Penggunaan ABC Menurut Amin (2000: 25-26), ada beberapa keberatan-keberatan dalam penggunaan ABC: 1. Apabila suatu perusahaan melepaskan suatu produk, sumber daya menjadi bebas. Manajemen mungkin mengharapkan ia akan mengarah ke suatu penurunan dalam pengurangan. Namun, ini biasanya tidaklah demikian. Manajemen sering tidak bertindak untuk memindahkan sumber daya yang dibebaskan (seperti pekerja atau manajer) ketika suatu produk dilepaskan, sehingga mengarah ke kapasitas berlebihan dan pemborosan. Juga sumber daya yang dilepas mungkin tidak cukup memungkinkan pengeluaran menurun. 2. Diperlukan banyak aktivitas untuk menjalankan pabrik, tidaklah mungkin memonitor semua aktivitas tersebut dan tidak praktis memonitor lebih dari sedikit. Solusinya adalah menggabungkan aktivitas tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menggabungkan aktivitas yang mengarahkan aktivitas lain karena hubungan kuat terlibat.

20 3. Terdapat beberapa kondisi yang dapat mengarahkan manajemen bergeser ke sistem ABC, kondisi tersebut mencakup: a. Biaya yang menurun untuk pengumpulan dan pengolahan data b. Biaya kesalahan (cost of errors) yang meningkat bagi perusahaan c. Kompetisi yang meningkat d. Struktur biaya yang berubah e. Bauran produk yang berubah 4. Penggunaan yang optimal dari ABC adalah untuk memperbaiki kinerja biaya dengan memperbaiki aktivitas. Apabila aktivitas menimbulkan biaya, maka kunci untuk mengurangi biaya, memperbaiki mutu dan meningkatkan efisiensi adalah mengurangi aktivitas, memperbaiki dampak dan mutu aktivitas, serta membuat aktivitas lebih efisien. 5. Aktivitas-aktivitas dapat diklasifikasikan sebagai bernilai tambah atau tidak bernilai tambah. Aktivitas tidak bernilai tambah merupakan pemborosan (waste) dan diidentifikasikan oleh aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk, nilai tersebut adalah menurut pandangan pelanggan. Aktivitas yang tidak bernilai tambah merupakan aktivitas yang harus ditargetkan untuk dieliminasi. 6. Suatu sistem ABC lengkap dengan berbagai kelompok biaya (cost pools) dengan pemicu biaya yang banyak (multiple cost drivers) tidak dapat disangkal lebih kompleks daripada sistem tradisional dan dengan demikian lebih mahal diadministrasikan. 7. Aplikasi ABC untuk perusahaan yang harus menggunakan (market based pricing) dan penetapan harga berbasis pasar yang tidak mempunyai struktur teknologi tinggi yang sama telah dipertanyakan. 8. Banyak masalah praktis tidak dapat diatasi. Contohnya termasuk biaya umum (common cost), pemilihan pemicu biaya, nonlinearity dari pemicu biaya dan sebagainya.

21 Agar sistem ABC dapat berhasil, karyawan perusahaan harus mampu memahami hasil yang ditimbulkannya. Sistem ABC harus menyajikan bagaimana aktivitas perusahaan mengkonsumsi sumber daya dan bagaimana produk dan pelanggannya menimbulkan aktivitas tersebut. Menyederhanakan asumsi tidak hanya memungkinkan, tetapi juga diperlukan. Sistem tersebut hendaknya tidak terlalu kompleks Model Tingkatan ABC Definisi aktivitas pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan menengah dan kecil. Untuk perusahaan besar, aktivitas didefinisikan sebagai prosesproses atau prosedur-prosedur yang menyebabkan kerja dan setiap proses-proses atau prosedur-prosedur tersebut mengkonsumsi sejumlah waktu dan biaya yang signifikan. Pada perusahaan menengah dan kecil, setiap proses atau prosedur mengkonsumsi sejumlah waktu dan biaya yang relatif kecil sehingga perhitungan akan lebih mudah jika beberapa prosedur disatukan. Menurut Supriyono (1994: ), ada 4 tingkatan aktivitas yaitu: 1. Unit Level Activity Aktivitas ini terjadi setiap unit produk dihasilkan. Biaya aktivitas yang masuk dalam kategori ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Contoh aktivitas ini antara lain biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, dan lain-lain. 2. Batch Level Activity Aktivitas ini terjadi setiap suatu batch produk dihasilkan. Biaya yang timbul dari alat ini tidak terpengaruh dengan jumlah unit yang dihasilkan dari setiap batch, tetapi dipengaruhi oleh jumlah batch yang dihasilkan. 3. Product Sustaining Activity Aktivitas yang masuk dalam kategori ini adalah aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan produk baru, perbaikan proses pengolahan teknis produk yang sudah ada agar proses produksi

22 menjadi lebih efisien dan menjamin mutu produk yang sudah ada. Contoh aktivitas ini antara lain aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, dan lain-lain. 4. Facility Sustaining Activity Aktivitas-aktivitas yang masuk dalam golongan ini berhubungan dengan kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan atau memelihara kapasitas dan fasilitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh aktivitas ini antara lain pemeliharaan bangunan, pertamanan, kebersihan, dan lain-lain. Tim proyek ABC juga mengumpulkan data aktivitas dengan cara melakukan observasi dan membuat daftar aktivitas/pekerjaan yang dilakukan Pemicu Biaya (cost driver) Faktor yang mempengaruhi perubahan pada total biaya pada suatu cost object disebut dengan pemicu biaya (cost driver). Cost driver adalah penyebab terjadinya biaya Menurut Horgren, Foster, dan Datar (2003: 34), pengertian cost driver adalah sebagai berikut: A cost driver is variable, such as the level of activity or volume the causally affects costs over a given time span. That is, there is a cause and effect relationship between a change in the level of activity or volume and a change in the level of total costs. Manajer perlu mengetahui bagaimana biaya berperilaku dalam membuat keputusan yang terinformasi mengenai produk dalam merencanakan dan mengevaluasi kinerja. Penggerak biaya contoh-contohnya adalah: jam mesin, jam tenaga kerja atau biaya tenaga kerja, berat bahan yang ditangani, jumlah halaman yang diketik, produk, jarak yang ditempuh, waktu pemakaian computer, jumlah barang yang diproduksi atau dijual, jumlah pelanggan yang dilayani, lama penerbangan, jumlah pembedahan, jumlah pesanan pengerjaan ulang/rusak, lama waktu pengujian, jumlah pelanggan yang berbeda, dan lain-lain.

23 2.5.7 Pemilihan Pemicu Biaya Menurut Cooper dan Kaplan (1999: 383), dalam memilih cost driver yanmg tepat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kemudahan memperoleh data yang diperlukan bagi cost driver tersebut 2. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diukur dengan cost driver tersebut dengan konsumsi yang sebenarnya 3. Tingkah laku yang disebabkan cost driver tersebut Semakin tepat cost driver yang dipilih, perhitungan biaya akan semakin akurat, tetapi semakin besar pula biaya pengukuran yang dibutuhkan Prosedur Pembebanan 2 Tahap Metode ABC Adapun tahap-tahap dalam perancangan ABC, menurut Hansen dan Mowen (2000: ) adalah sebagai berikut: 1. Tahap pertama Pada tahap pertama perhitungan biaya berdasrkan ABC, biaya dikaitkan dengan masing-masing kegiatan. Kegiatan dan biaya yang terkait dengannya dibagi ke dalam set-set homogen. Pada tahap pertama ini dilakukan lima langkah sebagai berikut: a. Penentuan berbagai aktivitas b. Menentukan berbagai biaya aktivitas c. Mengelompokkan aktivitas yang berkaitan d. Menentukan biaya kelompok yang homogen e. Penentuan tarif kelompok 2. Tahap kedua Pada tahap kedua, biaya-biaya untuk masing-masing kelompok overhead ditelusuri ke produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung pada tahap pertama dan dengan mengukur jumlah sumber daya yang digunakan oleh masding-masing produk. Ukuran ini adalah banyaknya pendorong

24 kegiatan yang digunakan oleh masing-masing produk. Besarnya sumber daya tersebut merupakan penyederhanaan dari banyaknya cost driver yang digunakan oleh masing-masing produk. Pembebanan biaya overhead pabrik dari tiap kelompok ke masing-masing produk dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Biaya overhead yang dibebankan = tarif kelompok * cost driver yang dipilih Bila terjadi produk diversity, yaitu produk mengkomsumsi biaya produksi tidak langsung dalam proporsi yang berbeda maka jumlah pusat biaya yang digunakan akan bertambah banyak jumlahnya. Selanjutnya perlu ditentukan pemicu biaya dalam mengalokasikan biaya. Semakin banyak pusat biaya yang digunakan maka semakin banyak pula pemicu biaya yang dibutuhkan dan semakin akurat juga informasi biaya yang dihasilkan. Kemudian, sebagai akhir dari tahap kedua adalah menghitung intensitas konsumsi biaya pada setiap pusat biaya berdasrkan pemicu biaya yang telah ditentukan sebelumnya. Intensitas konsumsi pada pusat biaya ini disebut tariff pusat biaya atau pool rate.

25 Gambar 2.2 Pembebanan 2 Tahap Metode ABC Sumber: Cooper, Kaplan, The Design of Cost Management Systems,h Manfaat dan Keterbatasan ABC Sistem Metode ABC membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi biaya konvensional. Metode ABC juga memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana komposisi perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberikan kontribusi sampai lini yang paling mendasar dalam jangka panjang. Menurut Amin (2000: 23), manfaat utama ABC adalah: 1. ABC menyajikan biaya prioduk yang lebih akurat dan informative, yang mengarahkan kepada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan kepada keputusan strategic yang lebih baik tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar dan pengeluaran modal. 2. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk meningkatkan

26 product value dan process value dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek peningkatan value. 3. ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan bisnis. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufacturing. Ini pada gilirannya dapat memacu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya. Menurut Amin (2000: 61) keterbatasan metode ABC memberikan alternative penelusuran biaya ke produk individual secara lebih baik, tetapi juga mempunyai keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manajer sebelum menggunakannya untuk menghitung biaya produk: 1. Alokasi Jika data aktivitas tersedia, beberapa biaya mungkin membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan ukuran volume yang arbitrer sebab secara praktis tidak dapat ditemukan aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut. Contoh beberapa biaya untuk mempertahankan fasilitas, seperti aktivitas membersihkan pabrik dan pengelolaan proses produksi. 2. Mengabaikan biaya Keterbatasan lain dari ABC adalah beberapa biaya yang diidentifikasi pada produk tertentu diabaikan dari analisis. Aktivitas yang biayanya sering diabaikan adalah pemasaran, iklan, riset dan pengembangan, rekayasa produk dan klaim jaminan. Tambahan biaya secara sederhana ditambahkan ke biaya produksi untuk menentukan biaya produk total. Secara tradisional biaya pemasaran dan administrasi tidak dimasukkan ke dalam biaya produk karena persyaratan

27 pelaporan keuangan yang dikeluarkan oleh GAAP mengharuskan memasukkan ke dalam biaya periode. 3. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi Sistem ABC sangat mahal untuk dikembangkan dan diimplementasikan. Disamping itu juga membutuhkan waktu yang lama. Seperti sebagian besar sistem akuntansi dan manajemen yang inovatif, biasanya diperlukan waktu yang lebih dari satu kali dilakukannya penelitian untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ABC dengan sukses. Agar sistem ABC dapat berhasil, perusahaan harus merangkul sistem ini dan menggunakannya sebagai basis untuk semua keputusan manajemen. Sistem ABC harus dapat dicapai oleh semua pemakai potensial. Sermua pemakai potensial sistem ABC harus mempunyai akses yang epat waktu, yang menyenangkan terhadap sistem biaya Perbandingan Antara metode ABC Dengan Metode Konvensional Dari uraian dan teori-teori di atas, maka sekarang diperbandingkan antara metode ABC dengan metode konvensional dalam perhitungan harga pokok produksi. Pada metode konvensional produk-produk dan volume produksi yang terkait merupakan penyebab timbulnya biaya. Biaya-biaya diklasifikasikan atas dasar biaya langsung dan biaya tidak langsung dengan menggunakan ukuran produksi, yaitu unit based measures, sebagai dasar pengalokasian biaya produksi tidak langsung (overhead) ke produk. Disini diasumsikan bahwa sumber daya yang dikonsumsi proporsional dengan volume produksi, sedangkan tidak semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi dikonsumsi secara proporsional pada perusahaan dengan keanekaragaman produk, sehingga penggunaan metode konvensional dalam perhitungan harga pokok tidak dapat menghitung harga pokok produk dengan tepat, karena tidak semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah produk yang dihasilkan. Maka akumulasi biaya

28 yang terjadi dari aktivitas produksi tidak dapat dibebankan secara merata pada hasil produk. Pada sistem ABC, memusatkan pada aktivitas individu sebagai dasar objek biaya, sistem ABC menghitung biaya aktivitas individu dan pengumpulan biaya sebagai objek biaya, seperti produk dan pelayanan dalam batas aktivitas yang dijalankan untuk menghasilkan produk. Jadi pada sistem ABC pembebanan biaya kepada produk berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi dengan mengidentifikasikan biaya setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut. Berdasarkan sistem ini harga pokok akan dapat dihitung dengan lebih akurat, karena pembebanan biaya ditelusuri berdasarkan aktivitas dilakukan untuk menghasilkan suatu produk. Tabel 2.2 Perbedaan Antara Sistem Konvensional dengan Sistem ABC yang Sistem Akuntansi Biaya Konvensional Sistem Activity Bsaed Costing Tujuan Inventory valuation Product costing dan cost reduction Lingkup Tahap produksi Tidak hanya tahap produksi, tetapi tahaptahap lain juga, seperti tahap design dan pengembangan produk, tahap pemasaran, dan lainlain Fokus Biaya bahan baku, biaya Biaya overhead pabrik tenaga kerja langsung Periode Periode akuntansi Daur hidup produk Teknologi Informasi Metode manual Komputer telekomunikasi Sumber: Hansen & Mowen (2000: 60)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut L. Gaylee Rayburn (1999:3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut : Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Biaya 1. Pengertian Biaya Konsep dan istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan kebutuhan para akuntan, ekonom, dan insinyur. Para akuntan telah mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.PENGERTIAN BIAYA Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung pada tingkat kegunaanya. Biaya diartikan sebagai nilai yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan suatu barang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi, baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Biaya Para ahli memberikan definisi biaya, diantaranya sebagai berikut : 1. Menurut Mulyadi Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kos 2.1.1 Pengertian Kos Pengelolaan suatu badan usaha, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa maupun manufaktur (pabrikan) memerlukan manajemen yang dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional II.1.1. Pengertian Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Sistem akuntasi tradisional dalam melakukan pembebanan biaya overhead pabrik menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Untuk mendefinisikan biaya secara jelas, penulis akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2011:8) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian Akuntansi Manajemen Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan Konsep Biaya Pengertian Biaya menurut pendapat beberapa ahli adalah sebagai berikut : a. Usry dan Hammer (1995:25) mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer karena melalui pembebanan biaya bagi setiap item (produk maupun jasa) yang dihasilkan membantu para manajer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya Dalam bab ini akan dikemukakan teori-teori yang diambil dari beberapa literature yang relevan sebagai landasan untuk melakukan pembahasan, analisis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya Sebelum membahas activity based costing, ada baiknya kita mengerti pengertian dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Biaya Tradisional. sistem tradisional, penulis mengutip pengertian mengenai sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Biaya Tradisional. sistem tradisional, penulis mengutip pengertian mengenai sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Biaya Tradisional Sebagai landasan dalam memperjelas pengertian mengenai sistem tradisional, penulis mengutip pengertian mengenai sistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Definisi Biaya Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kos adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya Menurut Mulyadi (2003) Akuntansi Biaya adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content Activity Based

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus mendapat perhatian dalam menentukan biaya produksi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk BAB II HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) A. Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) A. Pengertian Activity Based Costing ( ABC ) Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya telah memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya menurut Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999), Biaya (cost)

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya menurut Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999), Biaya (cost) BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Biaya II.1.1 Definisi Biaya Biaya menurut Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999), Biaya (cost) adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Konsep Biaya Dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen membutuhkan pemahaman yang berkaitan dengan biaya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi PENENTUAN HARGA POKOK BERDASARKAN AKTIVITAS ( ACTIVITY BASED COSTING) Pendahuluan Keterbatasan penentuan harga pokok konvensional terletak pada pembebanan overhead. Dalam system biaya tradisional ada dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam praktik bisnis, konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan selera kebutuhan mereka, di mana produk tersebut memiliki kualitas tinggi serta harga yang terjangkau.

Lebih terperinci

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENDAHULUAN Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Horngren dkk (2003:3) Akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Sistem Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya marupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing perusahaan adalah penentuan harga jual produk yang ditawarkan. Perusahaan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci