BAB II LANDASAN TEORI. A. Landasan Teori yang Mendukung Variabel Terikat. pada tahun Nama Ascorbic Acid berasal dari bahasa Latin Scorbutus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. A. Landasan Teori yang Mendukung Variabel Terikat. pada tahun Nama Ascorbic Acid berasal dari bahasa Latin Scorbutus"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori yang Mendukung Variabel Terikat 1. Vitamin C Asam Askorbat atau yang lebih kita kenal dengan nama Vitamin C pertama kali diisolasi sebagai zat murni pada tahun 1928 dan penentuan strukturnya pada tahun Nama Ascorbic Acid berasal dari bahasa Latin Scorbutus (gusi berdarah). Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Berikut akan disampaikan beberapa kajian tentang vitamin C oleh para ahli. Smirnoft (1996) menyatakan bahwa selain sebagai pigmen, sayuran juga merupakan sumber vitamin C utama disamping buahbuahan. Salah satu fungsi vitamin C adalah sebagai antioksidan. Vitamin C sering ditambahkan pada makanan untuk mencegah perubahan oksidatif, karena vitamin C memiliki daya antioksidan. Menurut Mukaromah, dkk (2010) pengaruh cara memasak (pengukusan dan perebusan) termasuk cara pemotongan dan volume air yang digunakan serta suhu berpengaruh terhadap kerusakan vitamin C. Berdasarkan pernyataan Smirnoft (1996) diketahui bahwa selain pada buahbuahan, vitamin C juga terdapat pada sayuran. Salah satu fungsi vitamin C adalah

2 9 sebagai antioksidan. Kemudian dari pernyataan Mukaromah, dkk (2010), diketahui bahwa kerusakan pada vitamin C dapat dipengaruhi oleh cara memasak, termasuk saat proses pemotongan dan penambahan air yang digunakan. Wariyah (2010) menyatakan bahwa: Vitamin C berperan sebagai zat antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas hasil oksidasi lemak, sehingga dapat mencegah beberapa penyakit seperti kanker, jantung dan penuaan dini. Namun vitamin sangat mudah mengalami oksidasi, sehingga dapat hilang atau berkurang selama proses pengolahan maupun penyimpanan. Berdasarkan kutipan Wariyah (2010), diketahui bahwa vitamin C sangat berperan penting dalam menetralkan radikal bebas hasil oksidasi lemak, sehingga dapat mencegah beberapa penyakit seperti kanker, jantung, hingga penuaan dini. Namun vitamin C juga mudah mengalami oksidasi akibat pengolahan dan penyimpanannya sehingga mudah sekali berkurang bahkan hilang. 2. Logam Berat Cd Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipnya pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paruparu, emphysema dan renal turbular disease yang kronis. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sampel tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal.

3 10 Logam berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Berikut akan dijelaskan beberapa kajian tentang logam berat Cd dari para ahli: Sudaryono (2014) menyatakan bahwa: Logam berat hanya ditunjukkan kepada logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 gr/cm 3. Namun, pada kenyataannya unsur-unsur metalloid yang mempunyai sifat berbahaya juga dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian yang termasuk ke dalam kriteria logam berat saat ini mencapai kurang lebih 40 jenis unsur. Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah arsen (As), cadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (N), dan seng (Zn). Berdasarkan kutipan Sudaryono (20014) diketahui bahwa logam berat ditunjukkan kepada logam yang memiliki masa jenis lebih dari 5 gr/cm 3, namun unsur metalloid yang memiliki sifat berbahaya bagi manusia juga dimasukkan ke dalam kelompok logam berat, salah satu jenis logam berat yang beracun bagi manusia adalah As, Cd, Cu, Pb, Hg, N, dan Zn. Fauzia (2008:152) menyatakan bahwa: Kadmium dihasilkan dari hasil samping ekstrasi timbal dan seng. Unsur ini digunakan untuk keperluan aliansi (paduan logam) dengan titik leleh rendah. Kadmium dihasilkan dari pembakaran plastik dan rokok. Adanya kadmium dalam tulang menyebabkan tulang berpori (menggantikan ion Ca2 + ), sehingga tulang menjadi mudah retak. Berdasarkan kutipan Fauzia (2008:152), diketahui bahwa kadmium dihasilkan dari pembakaran plastik dan rokok masyarakat luas. Terakumulasinya logam berat kadmium ke dalam tubuh manusia berdampak pada tulang, karena menyebabkan tulang berpori. Kadmiun menggantikan ion Ca2 + yang ada ditulang, sehingga tulang mudah retak.

4 11 Darmono (2005) menyatakan bahwa: Logam berat yang ada di lingkungan, tanah, air dan udara dengan suatu mekanisme tertentu masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Tanaman yang menjadi mediator penyebaran logam berat pada makhluk hidup, menyerap logam berat melalui akar dan daun (stomata). Logam berat terserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar, yang selanjutnya akan masuk ke dalam siklus rantai makanan. Berdasarkan kutipan Darmono (2005), diketahui bahwa logam berat yang ada di lingkungan dengan suatu mekanisme tertentu akan masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Tanaman yang menjadi mediator, menyerap logam berat melalui akar dan daunnya, kemudian terserap ke dalam jaringannya dan selanjutnya akan masuk kedalam tubuh makhluk hidup dalam siklus rantai makanan. Almeida (dalam Rumahlatu, dkk: 2012) menyatakan bahwa: Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang paling banyak ditemukan pada lingkungan, khususnya lingkungan perairan, serta memiliki efek toksik yang tinggi, bahkan pada konsentrasi yang rendah. Kadmium diketahui memiliki waktu paruh yang panjang dalam tubuh organisme hidup dan umumnya terakumulasi di dalam hepar dan ginjal. Berdasarkan kutipan Almeida (dalam Rumahlatu, 2012) diketahui bahwa, kadmium merupakan jenis logam berat yang banyak ditemukan pada lingkungan sekitar perairan dan memiliki toksinitas yang tinggi meskipun pada konsentrasi yang rendah. Jika kadmium terakumulasi dalam waktu yang lama pada tubuh organisme hidup dapat membahayakan hepar dan ginjalnya. Palar (dalam Istarani dan, Pandebesie, 2014) menyatakan bahwa: Kadmium (Cd) memiliki karakteristik berwarna putih keperakan seperti logam aluminium, tahan panas, tahan terhadap korosi. Kadmium (Cd) digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk industri cat, enamel, dan plastik. Kadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah,

5 12 Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Berdasarkan kutipan Palar (dalam Istarani dan, Pandebesie, 2014) diketahui bahwa kadmium memiliki karakteristik berwarna putik keperakan, tahan panas, serta tahan terhadap korosi. Kadmium biasa digunakan untuk industri cat, enamel, dan plastik. Kadmium sangat bersifat toksik terhadap manusia, selain dapat merusak pembuluh darah kadmium juga dapat beresiko pada hati dan ginjal jika terakumulasinya dalam waktu yang cukup lama. Widaningrum, dkk (2007) menyatakan bahwa: Unsur logam berat Kadmium (Cd) terdapat dalam tanah secara alami dengan kandungan rata-rata rendah yaitu 0,4 mg/kg tanah. Pada tanah yang bebas polusi kandungannya adalah 0,06-1,00 mg/kg tanah. Peningkatan kandungan kadmium dapat berasal dari asap kendaraan bermotor dan pupuk fosfat yang terakumulasi di tanah. Pada umumnya tanaman menyerap hanya sedikit (1-5%) larutan kadmium yang ditambahkan ke dalam tanah. Akumulasi dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan kandungan kadmium dalam tanah dan tanaman yang sedang tumbuh. Sayuran mengakumulasi kadmium lebih banyak dibandingkan tanaman pangan yang lain. Berdasarkan kutipan Widaningrum, dkk (2007) diketahui bahwa logam berat kadmiun secara alami memang sudah terdapat di dalam tanah, namun terjadi peningkatan kandungan kadmiun berasal dari asap kendaraan bermotor dan pupuk fosfat yang terus terakumulasi di dalam tanah. Akumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan kandungan kadmium pada tanaman. Jenis tanaman sayuran lebih banyak mengakumulasi kadmiun dibandingkan tanaman pangan lainnya. Priandoko (2011) menyatakan bahwa: Logam berat dapat masuk ke dalam lingkungan karena pelapukan batuan yang mengandung logam berat secara residual di dalam tanah, penggunaan bahan alami untuk pupuk dan pembuangan limbah pabrik serta limbah rumah tangga. Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan kebanyakan

6 13 berasal dari kegiatan manusia. Logam berat dilingkungan tidak membahayakan kehidupan mahluk hidup tetapi logam berat membahayakan apabila masuk ke dalam sistem metabolisme mahluk hidup dalam jumlah melebihi ambang batas. Berdasarkan kutipan Priandoko (2011), diketahui bahwa pada dasarnya logam berat sudah terdapat didalam tanah karena pelapukan dari bebatuan yang mengandung logam berat secara residual, penggunaan pupuk kimia maupun organik, pembuangan limbah pabrik serta limbah rumah tangga. Logam berat yang terdapat dilingkungan kebanyakan dari kegiatan manusia itu sendiri, seperti kegiatan pemupukan sampai pada asap kendaraan bermotor. Logam berat dapat berdampak negatif bagi kehidupan mahkluk hidup apabila logam berat tersebut masuk kedalam sistem metabolisme makhluk hidup dalam jumlah yang melebihi ambang batas. 3. Lembar Kerja Praktikum Peserta Didik Ketersediaan sarana dan prasarana sebagai pendukung keberhasilan pembelajaran terkadang tidak mencukupi untuk melaksanakan proses belajar secara mandiri. LKPS merupakan salah satu sarana pendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran. LKPS diharapkan mampu untuk menjawab permasalah yang ada, serta mampu mengembangkan keterampilan proses sains pada siswa. Berikut akan dijelaskan beberapa kajian tentang LKPS dari beberapa ahli. Arifin (2015) menyatakan bahwa: Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sarana pendukung keberhasilan pembelajaran. LKS yang ada hanya berupa penjelasan singkat dengan menggunakan deskripsi dan alur kerja secara tekstual (cookbook) sehingga siswa tidak mampu mengkonstruk sendiri bahan dan peralatan yang semula dianggap abstrak. LKS untuk praktikum yang ada saat ini hanya terdapat pada buku ajar, modul atau diktat saja sehingga perlu dikembangkan

7 14 LKS khusus untuk praktikum. LKS tersebut kemudian dinamakan Lembar Kerja Praktikum Siswa (LKPS). Berdasarkan kutipan Arifin (2015), diketahui bahwa LKS yang digunakan saat ini hanya berupa penjelasan singkat saja, sehingga siswa tidak dapat mengkonstruk sendiri tentang bahan dan peralatan yang akan digunakan. LKS untuk praktikum saat ini hanya terdapat pada buku ajar, modul, ataupun diktat. Sehingga perlu dikembangkan LKS khusus saat melakukan praktikum, dan LKS tersebut dinamakan LKPS. Karsi dan Sahin (2009) menyatakan bahwa: LKS adalah salah satu jenis bahan ajar yang digunakan untuk membantu siswa belajar secara terarah. Sedangkan LKPS merupakan LKS yang dirancang khusus untuk kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum. LKPS berupa lembar kegiatan yang tersusun secara kronologis dan berisi informasi singkat tentang materi, pengantar untuk merumuskan masalah dan hipotesis, prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang dapat membantu siswa dalam menemukan konsep, serta kesimpulan akhir dari praktikum untuk mengasah setiap indikator keterampilan proses sains. Berdasarkan kutipan Karsi dan Sahin (2009), diketahui bahwa, LKS merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan untuk membantu siswa belajar secara terarah. Sedangkan LKPS adalah LKS yang dirancang khusus untuk kegiatan pembelajaran yang melakukan praktikum. LKPS merupakan lembar kegiatan yang tersususun secara kronologis dan berisikan informasi singkat tentang materi namun memiliki kelengkapan lainnya seperti rumusan masalah dan hipotesis, prosedur kerja, tabel hasil pengamatan, soal-soal yang akan membantu siswa dalam menemukan konsep materi dan kesimpulan akhir dari pratikum yang sudah dilakukan sesuai dengan indikator proses sains yang sudah direncanakan yaitu mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, dan menjelaskan.

8 15 4. Kangkung Air Kangkung air merupakan salah satu tanaman sayuran yang banyak tumbuh di rawa-rawa atau sungai, kangkung air sama dengan kangkung darat yaitu dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan. Berikut klasifikasi tumbuhan menurut ahli. Tjitrosoepomo (1989) menyatakan bahwa: Genus Ipomoea termasuk dalam Familia Convolvulaceae (Kangkungkangkungan), Sub-ordo Convolvuliineae, Ordo Tubiflorae, Kelas Dicotyledoneae, Sub divisi Angiospermae, Divisi Spermathophyta. Familia Covolvulaceae berupa herba atau semak berkayu, kebanyakan merayap atau membelit, daun tunggal, duduk tersebar tanpa daun penumpu. Berdasarkan kutipan Tjitrosoepomo (1989), diketahui bahwa genus Ipomoea termasuk ke dalam Familia Convolvulaceae, sub-ordo Convolvuliineae, Ordo Tubiflorae, Kelas Dicotyledoneae, Sub divisi Angiospermae, Divisi Spermathophyta. Familia Covolvulaceae berupa herba, kebanyakan merayap atau membelit, daunnya tunggal, dudukan daun tersebar dan tanpa daun penumpu. Robin (2012) menyatakan bahwa: Kangkung air dapat mengurangi pencemaran limbah roti, tekstil dan obatobatan. Tanaman air khususnya kangkung merupakan tanaman yang dapat memanfaatkan kandungan nutrient buruk suatu perairan untuk dimanfaatkan dalam proses hidupnya. Tumbuhan air dapat menghasilkan oksigen dan menyerap nutrient yang masuk ke perairan seperti nitrogen dan fosfor. Berdasarkan kutipan Robin (2012), diketahui bahwa kangkung air dapat mengurangi pencemaran limbah roti, tekstil, dan obat-obatan. Kangkung air merupakan tanaman yang dapat memanfaatkan kandungan nutrien buruk pada perairan guna dimanfaatkan dalam proses hidupnya. tanaman kangkung air juga

9 16 menghasilkan oksigen dan menyerap nutrien yang masuk ke dalam perairan seperti nitrogen dan fosfor. Steenis (2006: ) menyatakan bahwa: Kingdom : Plantae (tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Super Devisi : Spermatophyta (menghasilkan biji) Devisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (dikotil) Sub Kelas : asteridae Ordo : Solanales Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) Genus : Ipomea Spesies : Ipomoea aquatica Forsk (kangkung air) B. Landasan Teori yang Mendukung Variabel Bebas 1. Masa Panen Suhartini (2008) menyatakan bahwa: Umur panen sangat berpengaruh terhadap persentase bagian yang dapat dimakan (edible portion). Mutu jagung manis yang dipanen terlalu awal bijinya lebih kecil, sehingga bagian yang dapat dimakan lebih rendah. Sedang jagung yang dipanen terlambat akan berkurang kemanisannya dan biji jagung mempunyai tekstur yang keras. Berdasarkan kutipan Suhartini (2008), diketahui bahwa masa panen berpengaruh terhadap kualitas dan mutu dari jagung yang akan dikonsumsi. Jika jagung manis yang dipanen lebih awal maka bijinya kecil, sehingga yang dapat dikonsumsi hanya sedikit. Sedangkan pada jagung yang dipanen terlambat, maka rasa manis akan berkurang dan biji akan keras. Oleh karena itu perlu untuk memanen dengan tepat supaya mendapatkan kandungan gizi dan jumlah yang dikomsumsi cukup. Dhalimi (1990) menyatakan bahwa: Penentuan saat panen yang tepat merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan agar kita memperoleh hasil panen yang baik. Penentuan saat

10 17 panen dapat dilakukan dengan berdasarkan beberapa kriteria ataupun indikator yang sebaiknya diikuti. Hal ini tergantung dengan apakah hasil produksi akan langsung dijual atau akan dijadikan benih. Beberapa kriteria tersebut diantaranya; berdasarkan visual/penampakan, fisik/morfologi, analisa kimia, fisiologi, dan kadar air. Berdasarkan kutipan Dhalimi (1990), diketahui bahwa penentuan saat panen yang tepat merupakan faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil panen yang baik. Penentuan saat panen akan dilakukan berdasarkan beberapa kriteria ataupun indikator yang sebaiknya diikuti, hal ini tergantung tujuan produksinya. Beberapa kriteria tersebut antara lain; berdasarkan visual/penampakan, fisik/morfologi, analisa kimia, fisiologi, dan kadar air. Purwantiningsih (2012) menyatakan bahwa: Pemetikan buah mempunyai hubungan yang erat dengan mutu buah. Apabila buah dipetik terlalu muda, maka pengembangan cita rasa, zat gizi dan sebagainya akan terganggu. Sebaliknya apabila buah dipetik dalam keadaan lewat matang, nilai gizi akan cepat hilang karena daya simpannya akan berumur pendek. Umur petik sangat berpengaruh terhadap kualitas dan daya simpan anggur, semakin tua anggur dipanen maka semakin tinggi kadar gula, makin rendah total asamnya, tidak mudah keriput dan makin singkat daya simpannya. Berdasarkan kutipan Purwantiningsih (2012), diketahui bahwa pemetikan ataupun pemanenan pada buah berpengaruh terhadap mutu buahnya. Hal inipun dapat terjadi pada sayuran, jika sayuran dipanen terlalu cepat maka pengembangan cita rasa serta gizi dan sebagainya akan terganggu. Begitupun sebaliknya, apabila dipanen dengan keadaan waktu yang lebih lama, maka nilai gizi dari sayuran tersebut akan cepat hilang karena daya simpannya berumur pendek/sebentar.

11 18 C. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya, Widowati (2009: 56) menyimpulkan: Besar akumulasi logam berat dalam tanaman sayuran seiring dengan besarnya logam berat dalam air dan sedimen, akumulasi tertinggi pada genjer, selnjutnya kangkung air, terendah selada air. Akumulasi pada semua macam sayuran air dominan pada akar selanjutnya pada batang dan paling rendah pada daun Widowati (2011: ) menyimpulkan bagian batang paling banyak mengakumulasi logam berat dan semakin lama dipanen akumulasi logam berat semakin besar. Widowati (2012:38) yang menyimpulkan selada air memiliki kemampuan menyerap logam berat yang tertinggi, diikuti oleh kangkung air, dan genjer. Akumulasi logam berat memberikan dampak bagi penurunan nutrisi untuk protein, dan vitamin C. Muliadi (2013: 5) menyimpulkan Ipomea reptana merupakan fitoakumulator dan hiperakumulator logam berat Ni, Cd, Cr dengan waktu optimum berlangsung pada pekan ke-4. Nilai faktor translokasi Ni Cr Cd. Distribusi masing-masing logam Ni, Cr, Cs pada organ akar batang daun. Dari hasil penelitian Widowati (2009) diketahui bahwa besar akumulasi logam berat pada tanaman sayuran sesuai dengan besarnya logam berat dalam air dan sedimen pada tanaman sayuran itu tumbuh. Akumulasi tertinggi pada bagian tanaman sayuran terletak pada akar, dan paling rendah terdapat pada daun. Kemudian dalam penelitian Widowati (2011) diketahui bahwa bagian pada batang memiliki akumulasi logam berat yang paling banyak dan jika semakin lama dipanen, maka akumulasi logam berat tersebut semakin besar. Pada penelitian Widowati (2012)

12 19 diketahui bahwa tanaman sayuran air yang memiliki kemampuan menyerap logam berat tertinggi adalah selada air, diikuti oleh kangkung air dan genjer. Akumukasi logam berat pada tanaman ini berpengaruh terhadap penurunan nutrisi pada tanaman sayuran air untuk protein dan vitamin C. Serta penelitian Muliadi (2013) diketahui bahwa Ipomea reptana merupakan fitoakumulator dan hiperakumulator logam berat Ni, Cd, Cr dengan waktu optimum yaitu berlangsung pada minggu ke-4. D. Keterkaitan Antar Variabel (X) (Y) Gambar 1. Bagan Hubungan Antar Variabel X (variabel bebas) = masa panen 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Y (variabel terikat) = kadar vitamin C pada kangkung air yang terpapar logam berat Cd Berdasarkan variabel di atas, peneliti memiliki pendapat bahwa ada kaitannya antara variabel bebas (X) yaitu masa panen terdapat variabel terikat (Y) yaitu kadar vitamin C pada kangkung air yang terpapar logam berat Cd. vitamin C atau Asam Askorbat sangat mudah larut dalam air karena polaritasnya dan kemampuannya membentuk ikatan hidrogen. Asam ini merupakan asam lemah dengan nilai pka 4,17 mendekati nilai pka asam karboksilat yaitu asam asetat. Vitamin C ini merupakan suatu asam L-askorbat (secara kimia: 2-ketogulonolakton). Kedua gugus hidroksinya mempunyai sifat asam melalui pemberian satu proton Asam Askorbat menjadi anionnya yaitu askorbat, Kollman, dkk (1995: 328). Asam Askorbat (vitamin C)

13 20 adalah inhibitor organik. Struktur Asam Askorbat seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini: Gambar 2. Struktur Asam Askorbat Inhibitor organik ini merupakan suatu inhibitor yang ramah terhadap lingkungan. Kristal Asam Askorbat ini sangat stabil di udara, tetapi di dalam larutan Asam Askorbat akan cepat teroksidasi oleh udara dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-ascorbic acid (DAA) Tjitro, dkk (1999:103). Gambar 3. Struktur DAA Pemanenan selama 15 hari diduga mempengaruhi pembentukan kadar vitamin C pada kangkung air yang terpapar logam berat Cd yang di tanam pada media

14 21 hidroponik. Peneliti melakukan pemanenan kangkung air selama 15 hari dengan 2 kali pengulangan. E. Kerangka Teoretik Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh masa panen terhadap kadar vitamin C pada tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatica). Tanaman kangkung diberi 3 perlakuan yang berbeda dengan 5 hari masa panen, 10 hari masa panen dan 15 hari masa panen, dari 3 perlakuan yang berbeda ini akan terlihat pada waktu pemanenan yang keberapakah kadar kandungan vitamin C paling banyak pada tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) ditanam pada media yang terpapar logam berat Cd. Diduga semakin lama masa panennya, maka akan semakin banyak akumulasi logam berat pada batang dan daun, logam berat Cd yang terserap pada tanaman kangkung air akan bertindak sebagai radikal bebas prooksidan, bila melebihi batas toleransi dapat menimbulkan keracunan bagi tumbuhan. Untuk menghilangkan efek negatif radikal bebas, tanaman mengembangkan mekanisme pertahanan diri dengan menerapkan sistem antioksidan oleh vitamin antioksidan C. Radikal bebas pada logam berat Cd dapat dinetralisir oleh vitamin antioksidan yang ada di dalam tanaman kangkung air itu sendiri, yaitu vitamin C dengan cara menyumbangkan elektron kepada radikal bebas, kemudian bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas, sehingga zat antioksidannya menghambat oksidasi yang akan dirubah menjadi radikal bebas, jika semakin banyak logam berat Cd yang terserap oleh tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica). Vitamin C yang terdapat dalam tubuh tanaman kangkung air dijadikan antioksidan untuk melawan radikal bebas yang masuk, salah satu reaksi yang umum terjadi pada mekanisme pengangkapan radikal bebas oleh antioksidan adalah Electron Transfer (ET), vitamin

15 22 C menyumbangkan elektronnya kepada radikal bebas sehingga radikal bebas tidak masuk ke dalam membran sel. Semakin tinggi penyerapan logam berat Cd oleh tanaman kangkung air, semakin banyak vitamin antioksidan C yang dibutuhkan untuk menangkal reaksi radikal bebas, sehingga efek kadar vitamin C pada tanaman kangkung air akan menurun. Mencermati lama masa panen terhadap penyerapan logam berat dan hubungannya dalam mempengaruhi kadar vitamin C melalui perubahan warna hijau daun merupakan langkah antisipasi pengaruh negatif logam berat Cd. Perubahan warna daun tanaman kangkung air pada konsentrasi Cd yang tinggi mengakibatkan terjadinya perubahan warna menjadi kuning. Mineral Cd tidak memiliki fungsi biologis sehingga bersifat toksik bagi makhluk hidup meskipun pada konsentrasi yang rendah. Absorbsi Cd oleh akar tinggi sehingga mengalami perubahan warna hijau, karena logam berat Cd dapat menggantikan unsur Mg dalam klorofil sehingga daun mengalami klorosis. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka peneliti membuat bagan alir kerangka berpikir yang akan dilakukan oleh peneliti dalam menguji pengaruh masa panen terhadap kadar vitamin C pada tanaman kangkung air yang terpapar logam berat Cd, tertuang pada Gambar 4. F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masa panen berpengaruh terhadap kadar vitamin C pada tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) yang ditanam pada media tercemar Cd. 2. Pada masa panen yang tepat akan terjadi peningkatan kadar vitamin C pada tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) yang ditanam pada media tercemar Cd.

16 23 Logam berat Cd Tanaman Kangkung Air 5 hari masa panen Tanaman Kangkung Air 10 hari masa panen Tanaman Kangkung Air 15 hari masa panen Pada 5 hari masa panen belum terjadi penyerapan logam berat Cd yang tinggi sehingga logam berat Cd belum menggantikan unsur Mg pada klorofil daun, sehingga warna daun tanaman kangkung air masih berwarna hijau, dan belum terjadi penurunan kadar vitamin C. Pada 10 hari masa panen sudah mulai terdapat tanda penyerapan logam berat Cd yang mulai menggantikan unsur Mg pada klorofil daun, hal ini dilihat dari perubahan warna daun yang sudah mulai menguning, dan diperkirakan sudah mulai terjadi penurunan kadar vitamin C pada daun. Akumulasi Logam berat Cd Pada 15 hari masa panen sudah mengalami penyerapan logam berat Cd yang cukup tinggi karena logam berat Cd sudah menggantikan unsur Mg pada klorofil daun sehingga daun mengalami klorosis, dan diperkirakan sudah banyak mengalami penurunan kadar vitamin C pada daun tanaman kangkung air. Vitamin C pada tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) Lembar Kerja Praktikum Siswa (LKPS) Biologi Gambar 4. Bagan Alir Kerangka Teoritik

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup. Seperti struktur yang membentuk makhluk hidup, komponen yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif bagi masyarakat dengan terpenuhinya berbagai macam kebutuhan hidup dan tersedianya lapangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang berhubungan dengan pembangunan di bidang industri banyak memberikan keuntungan bagi manusia, akan tetapi pembangunan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA II. TELAAH PUSTAKA Limbah cair tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari tahap pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi. Keunggulan nilai nutrisi bayam terutama pada kandungan vitamin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. PerviridisBayley)

II. TINJAUAN PUSTAKA Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. PerviridisBayley) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. PerviridisBayley) Tanaman sawi hijau (Brassica rapa I.Subsp. Perviridis Bayley) merupakan sayuran yang tumbuh lebih cepat dan tahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air sangat penting untuk kehidupan, karena telah sama diketahui bahwa tidak satu pun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan lingkungan yang sangat serius. Logam berat yang sangat berbahaya umumnya berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air, tanah, dan udara. Banyak industri yang tidak menyadari bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas di berbagai sektor pembangunan, terutama pada sektor industri, maka masalah pencemaran lingkungan menjadi masalah yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi lingkungan saat ini. Logam berat banyak ditemukan pada hampir semua jenis limbah industri (Jaleel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau aktifitasnya akan selalu menghasilkan suatu bahan yang tidak diperlukan yang disebut sebagai buangan atau limbah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas

I. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan industrialisasi di Indonesia menempati tempat utama dalam ekonomi Indonesia. Perkembangan industrialisasi secara tidak langsung menyumbang dampak negatif bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang banyak ditemukan di lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi pada konsentrasi yang rendah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Chlorella SP 1. Klasifikasi Penamaan Chlorella sp karena memiliki kandungan klorofil yang tinggi dan juga merupakan produsen primer dalam rantai makanan (Sidabutar, 1999).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Berat. / cm, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Berat. / cm, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb TINJAUAN PUSTAKA Logam Berat Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g 3 / cm, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batam sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kadang menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut tersebut dapat berupa positif maupun negatif. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan kangkung air sebagai objek penelitian, dikarenakan kangkung air memiliki kemampuan dalam menyerap

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko tercemar kadmium, tembaga dan timbal.makanan dapat menimbulkan berbagai penyakit apabila salah dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) Setelah Perendaman dalam Larutan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) dan Belimbing Wuluh

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Benar adanya bahwa air telah ada di planet ini jauh sebelum kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardhana (2007), pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah sisa hasil produksi suatu industri yang dibuang langsung ke sungai bukan pada tempat penampungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akan tetapi, perkembangan industri tersebut juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan dicapai dengan kerusakan

Lebih terperinci

Nur Rahmah Fithriyah

Nur Rahmah Fithriyah Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Unsur hara (plant nutrient) ialah makanan yang diperlukan tanaman sebagai sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama proses pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali. berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas manusia yang

I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali. berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kankung Darat 2.1.1. Sistematika Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantea ( tumbuhan ) Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh

Lebih terperinci

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang

Lebih terperinci

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerang merupakan satu diantara penghuni perairan dan juga menjadi sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, kerang juga memiliki kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan ekosistem perairan darat yang merupakan bagian integral dari kehidupan organisme dan manusia di sekitarnya, serta dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air dan sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley)

II. TINJAUAN PUSTAKA Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawi Hijau (Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley) Sawi hijau merupakan suku sawi-sawian atau Brassicaceae merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai akan ditampung oleh punggung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia No Parameter Satuan Minimum Maksimum 1 Kadar air % - 50 2 Temperatur O C - Suhu air tanah 3 Warna - - Kehitaman 4 Bau - - Berbau tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik. Limbah anorganik menurut Mukhtasor (2007) merupakan bahan yang tidak dapat terurai atau termasuk dalam senyawa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Logam berat itu dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya.

TINJAUAN PUSTAKA. Logam berat itu dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. TINJAUAN PUSTAKA Logam Berat dalam Tanaman Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm 3 dan logam dengan berat molekul tinggi, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak kekayaan alamnya terutama laut. Berbagai macam spesies sudah teridentifikasi dan bahkan terdapat beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan termasuk industri tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, namun turut pula menyebabkan dampak negatif apabila tidak dikelola secara benar. Salah

Lebih terperinci

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) Penelitian kandungan Hg dilakukan pada ikan kakap merah yang berasal dari tiga pasar tradisional, yaitu pasar Bilungala, pasar Mupuya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan

TINJAUAN PUSTAKA. dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan TINJAUAN PUSTAKA Logam Berat dalam Tanaman Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm 3 dan logam dengan berat molekul tinggi, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat membawa dampak bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif dari industriindustri salah satunya yaitu terbukanya

Lebih terperinci

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil panennya, misalnya budidaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

Pengertian Siklus Sulfur

Pengertian Siklus Sulfur PENGERTIAN SIKLUS SULFUR DAN PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR Pengertian Siklus Sulfur Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu suatu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor di antaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi, dan faktor lainnya. Secara visual, faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang dikembangkan dan memiliki prospek yang bagus serta memiliki kandungan gizi yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahanperubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Molekul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan paling banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non essential trace element

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm, sulfur dioksida (SO2), ozon troposferik, karbon monoksida (CO),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang memiliki keanekaragaman tumbuh-tumbuhan maupun buah-buahan. Sehingga sebagian masyarakat Indonesia berprofesi sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pantai Bentar merupakan objek wisata yang berada di kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pantai Bentar merupakan objek wisata yang berada di kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai Bentar merupakan objek wisata yang berada di kabupaten Probolinggo, tepatnya di wilayah kecamatan Gending yang berjarak 7 km dari Kota Probolinggo. Pantai Bentar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi dan Taksonomi Kayu Apu (Pistia stratiotes)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi dan Taksonomi Kayu Apu (Pistia stratiotes) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi dan Taksonomi Kayu Apu (Pistia stratiotes) Pada mulanya tumbuhan kayu apu hanya dikenal sebagai tumbuhan penggangguan di danau. Akar tanaman berupa akar serabut, terjurai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material

Lebih terperinci