Bagian I Laporan Keuangan Pokok (Versi SAP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bagian I Laporan Keuangan Pokok (Versi SAP)"

Transkripsi

1 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Bagian I Laporan Keuangan Pokok (Versi SAP) 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Catatan Atas Laporan Keuangan 1

2 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n LAPORAN REALISASI ANGGARAN 2

3 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n NERACA 3

4 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 4

5 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan penyusunan Laporan keuangan Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, operasional keuangan, arus kas BLUD yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan BLUD menyajikan informasi tentang: (a) aset; (b) kewajiban; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan biaya; dan (e) arus kas. Pada dasarnya, Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan setidak-tidaknya terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 5

6 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional a. LRA menyajikan informasi tentang anggaran dan realisasi anggaran BLUD secara tersanding yang menunjukkan tingkat capaian target-target yang telah disepakati dalam dokumen pelaksanaan anggaran. b. Laporan operasional menyajikan informasi tentang operasi BLUD mengenai sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLUD. Laporan operasional antara lain dapat berupa laporan aktivitas atau laporan surplus defisit. c. Informasi dalam LRA/laporan operasional, digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam komponen laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk: 1) mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi; 2) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; dan 3) menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja BLUD dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran 2. Neraca a. Tujuan utama neraca adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLUD meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. b. Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai: i. kemampuan BLUD dalam memberikan jasa layanan secara berkelanjutan; ii. likuiditas & solvabilitas; iii. kebutuhan pendanaan eksternal.. 3. Laporan Arus Kas a. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 6

7 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n b. Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai: i. kemampuan BLUD dalam menghasilkan kas dan setara kas; ii. sumber dana BLUD; iii. penggunaan dana BLUD; iv. prediksi kemampuan BLUD untuk memperoleh sumber dana serta penggunaannya untuk masa yang akan datang. 4. Catatan atas Laporan Keuangan a. Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di LRA/laporan operasional, neraca, laporan arus kas, dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan BLUDD b. Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan mencakup antara lain: i. Pendahuluan; ii. Kebijakan akuntansi; iii. Penjelasan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran/laporan operasional; iv. Penjelasan atas pos-pos neraca; v. Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas; vi. Kewajiban kontinjensi; vii.informasi tambahan dan pengungkapan lainnya. BLUD menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). BLUD merupakan satker kementerian negara/lembaga, oleh karena itu laporan keuangan BLUD dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga. Konsolidasi laporan keuangan dapat dilakukan jika digunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. BLUD menggunakan SAK sedangkan laporan keuangan kementerian negara/lembaga menggunakan SAP, karena itu BLUD mengembangkan sub sistem akuntansi yang mampu menghasilkan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 7

8 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Laporan keuangan pokok di atas disertai dengan Laporan Kinerja yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang berisikan ringkasan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program yang disusun dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA). Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas dan menyajikan informasi antara lain mencakup: 1. nama BLUD atau identitas lain; 2. cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu unit usaha atau beberapa unit usaha; 3. tanggal atau periode pelaporan; 4. mata uang pelaporan dalam Rupiah; dan 5. satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Sistem akuntansi BLUD memproses semua pendapatan dan belanja BLUD, baik yang bersumber dari pendapatan usaha dari jasa layanan, hibah, pendapatan APBN, dan pendapatan usaha lainnya. Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sistem akuntansi tersebut mencakup seluruh transaksi keuangan pada BLUD. Transaksi keuangan BLUD yang bersumber dari pendapatan usaha dari jasa layanan, hibah, pendapatan APBN, dan pendapatan usaha lainnya wajib dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran kementerian negara/lembaga dan Pemerintah. Oleh karena itu transaksi tersebut harus disahkan oleh KPPN dengan mekanisme SPM dan SP2D Pengesahan setiap triwulan. Dengan demikian pelaksanaan SAI di BLUD dapat dilakukan secara kumulatif setiap triwulan. Pos-pos neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas juga dikonsolidasikan ke neraca kementerian negara/lembaga. Untuk tujuan ini perlu dilakukan reklasifikasi pos-pos neraca agar sesuai dengan SAP dengan menggunakan BAS yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam rangka menyiapkan laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi, sistem akuntansi BLUD juga harus menghasilkan data elektronis (berupa file Buku Besar/Arsip Data Komputer ADK) yang dapat digabungkan oleh UAPPA-E1/UAPA dengan menggunakan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) tingkat Eselon I atau kementerian/lembaga. Dengan demikian laporan keuangan yang dihasilkan pada tingkat Eselon I atau kementerian/lembaga telah mencakup laporan keuangan BLUD. 8

9 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Komponen Laporan Keuangan BLUD yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan kementerian negara/lembaga meliputi: (a) Laporan Realisasi Anggaran/ Laporan Operasional; (b) Neraca; Dalam hal sistem akuntansi keuangan BLUD belum dapat menghasilkan laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi dengan laporan keuangan kementerian/lembaga, BLUD perlu melakukan konversi laporan keuangan BLUD berdasarkan SAK ke dalam laporan keuangan berdasarkan SAP. Proses konversinya mencakup pengertian, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan atas akun-akun neraca dan laporan aktivitas/operasi. 1. Pengertian Pada umumnya, pengertian akun-akun menurut SAK tidak jauh berbeda dengan SAP. Apabila ada pengertian yang berbeda, maka untuk tujuan konsolidasi pengertian akun menurut SAP, yaitu berdasarkan PP No. 24 tahun Klasifikasi Klasifikasi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya perlu disesuaikan dengan klasifikasi aset sesuai dengan Bagan Akun Standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Keuangan. a. Mapping klasifikasi pendapatan dan belanja ke dalam perkiraan pendapatan dan belanja berbasis SAI berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan tentang Bagan Akun Standar. b. Mapping klasifikasi neraca, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas BLUD menjadi aset, kewajiban, dan ekuitas dana sesuai dengan Bagan Akun Standar. Akun penyisihan piutang tak tertagih, akumulasi penyusutan dan akumulasi amortisasi tidak perlu disajikan di neraca berdasarkan SAP, sepanjang aplikasi SAI belum menerapkan penyisihan piutang tak tertagih, penyusutan dan amortisasi. 3. Pengakuan dan pengukuran SAK menggunakan basis akrual dalam pengakuan aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya. Pendapatan diakui pada saat diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan adanya barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat. Biaya 9

10 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n diakui jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan biaya terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aset tetap. SAP menggunakan basis akrual dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas serta basis kas dalam pengakuan pendapatan dan belanja. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada rekening Kas Umum Negara. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara dan dipertanggungjawabkan. Pendapatan (tidak termasuk pendapatan yang ditransfer dari APBN) dan belanja BLUD diakui jika pendapatan dan belanja tersebut dilaporkan dengan mekanisme SPM dan SP2D Pengesahan atas pendapatan dan belanja tersebut. Belanja yang didanai dari pendapatan BLUD diakui sebagai belanja oleh Bendahara Umum Negara jika belanja tersebut telah dilaporkan dengan mekanisme SPM dan SP2D Pengesahan. Untuk kepentingan konsolidasi dengan laporan keuangan kementerian /lembaga, perlu dilakukan penyesuaian atas akun pendapatan dan belanja yang berbasis akrual menjadi akun pendapatan dan belanja berbasis kas. Formula penyesuaian pendapatan dan belanja berbasis akrual menjadi berbasis kas adalah sebagai berikut: Pendapatan Berbasis Kas = Pendapatan BLUD + pendapatan diterima di muka pendapatan yang masih harus diterima Belanja Berbasis Kas = Biaya BLUD Biaya yang dibayar tidak tunai termasuk Penyusutan + utang biaya yang dibayar + biaya dibayar di muka 4. Pengungkapan Pengungkapan laporan keuangan sesuai dengan SAP harus mengikuti persyaratan sesuai dengan PP No. 24 tahun Konsolidasi LK BLUD kedalam LK kementerian negara/lembaga dilakukan secara berkala setiap semester dan tahunan. Laporan keuangan yang dikonsolidasikan terdiri dari neraca, 10

11 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n laporan realisasi anggaranpimpinan BLUD bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLUD yang disertai dengan surat pernyataan tanggung jawab yang berisikan pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, dan kebenaran isi laporan keuangan merupakan tanggung jawab pimpinan BLUD Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; b. Undang-Undang di bidang keuangan negara; c. Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; d. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah; e. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah; f. Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah; dan g. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah. Yang antara lain: 1) Undang-Undang Nomor 28 tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1921); 2) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan Kepada Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI tahun 1987 Nomor 9, tambahan Lembaran Negara Nomor 3347) ; 11

12 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n ) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara RI tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389) ; 4) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara R.I Nomor 4431) ; 5) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436) ; 6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 7) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063) ; 8) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737) ; 10) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 13) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum 12

13 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n ) Peraturan Daerah Kota palembang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kota Palembang (Lembaran Daerah Kota Palembang Tahun 2008 Nomor 6). 15) Peraturan Daerah Kota palembang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja dinas Daerah Kota Palembang (Lembaran Daerah Kota Palembang Tahun 2008 Nomor 9). 16) Peraturan Daerah Kota palembang Nomor 82 Tahun 2011 tentang Biaya Jasa Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat, 17) Keputusan Walikota Palembang Nomor 443 Tahun 2011 Tentang Penetapan Puskesmas Se-Kota Palembang Sebagai Unit Kerja yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). 18) Peraturan Walikota Palembang Nomor 86.b Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Puskesmas Dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Dinas Kesehatan Palembang Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Bagian I Laporan Keuangan Pokok (Versi SAP) 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Catatan Atas Laporan Keuangan BAB I. Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan penyusunan Laporan keuangan 1.2. Landasan Hukum penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan Bab II. Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja BLUD Puskesmas Basuki Rahmat 2.1. Sejarah terbentuknya BLUD 2.2. Dasar Hukum BLUD 13

14 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Gambaran Umum BLUD Puskesmas Basuki Rahmat 2.4. Kebijakan Keuangan BLUD Puskesmas Basuki Rahmat 2.5. Indikator pencapaian Target Kinerja BLUD BAB III. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan 3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan BAB IV. Kebijakan Akuntansi 4.1. Entitas Pelaporan 4.2. Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.3. Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan keuangan BAB V. Penjelasan Pos Pos Laporan Keuangan 5.1. Rincian dan penjelasan masing masing Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja 5.2. Rincian dan penjelasan masing masing pos neraca Aset Kewajiban Ekuitas Dana BAB VI. Penutup Bagian II Laporan Keuangan Versi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1. Neraca Keuangan (SAK) Laporan Operasional 2. Laporan Arus Kas 3. Catatan Atas Laporan Keuangan (SAK) Bagian III Kertas Kerja 1. Kka Tahun Laporan Pendapatan Triwulan I s/d IV tahun Laporan Pengeluaran I s/d IV tahun BKU Bendahara Penerimaan 14

15 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n BKU Bendahara Pengeluaran 6. Surat Penyataan Pertanggungjawaban (SPTJB) 7. Fotokopi Rekening Koran 8. Daftar Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap pertahun 9. Mutasi Penambahan Daftar Aktiva Tetap Tahun

16 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n BAB II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA BLUD PUSKESMAS BASUKI RAHMAT 2.1. Sejarah terbentuknya BLUD Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyatakan pada : 1. Bab VII Pelaksanaan APBD Bagian Pertama Azas Umum Pelaksanaan APBD ayat (3) tentang penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. 2. Bab XV Pengelolaan Keuangan Daerah Badan Layanan Umum Daerah, salah satunya pada pasal 328 tentang seluruh Pendapatan BLUD dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLUD yang bersangkutan. Selama ini pendapatan retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Palembang, baik dari Program Jamsoskes, Jamkesmas, Askes dan pelayanan kesehatan pemeriksaan Calon Jemaah Haji dikelola langsung oleh Puskesmas masih menggunakan Peraturan Walikota Nomor 22 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi Keuangan Puskesmas Sebagai Unit Swakelola dan sehubungan dengan hasil temuan tahun 2009 serta konsultasi secara lisan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Propinsi Sumatera Selatan supaya Puskesmas dapat menggunakan dana retribusi secara langsung untuk operasional, maka disarankan agar Puskesmas dijadikan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pada tanggal 12 Juli 2010 Dinas Kesehatan Kota Palembang mengajukan permohonan kepada Bapak Walikota Palembang untuk meningkatkan status Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). 16

17 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Persiapan yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang dengan tetap memperhatikan peraturan-peraturan sebagai berikut : 1. Uji coba Puskesmas Swakelola 5 Puskesmas : Plaju, Pembina, Merdeka, Dempo, Sekip Keputusan Walikota Palembang Nomor : 599 Tahun 2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Penetapan Uji coba Puskesmas Swakelola. 2. Keputusan Walikota Palembang Nomor : 22 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi Keuanngan Puskesmas sebagai unit Swakelola. 3. Keputusan Walikota Palembang Nomor : 21 Tahun 2004 tanggal 10 Agustus 2004 tentang Pelaksanaan Perda Kota Palembang Nomor : 06 Tahun 2004 tentang Retribusi pelayanan kesehatan pada Puskesmas dan pelayanan laboratorium kesehatan lingkungan tanggal 27 Juli Peraturan Walikota Palembang Nomor : 42 Tahun 2005 tanggal 17 Oktober 2005 tentang penetapan uji coba puskesmas swakelola Ariodillah, Sei Selincah, Kenten, 4 Ulu, 7 Ulu. 5. Surat Walikota Palembang Nomor : 400/ /Dinkes tanggal 21 Maret 2007 Perihal Biaya Operasional PKM, dinyatakan bahwa hasil stressing BPK RI kepada Pemkot Palembang yang berkaitan dengan penerimaan daerah terlebih dahulu harus disetor ke kas daerah dan tidak dipotong langsung untuk pembiayaan kegiatan operasional SKPD. Tahun 2007 semua pendapatan PKM non swakelola harus disetor, sehingga semua puskesmas non swakelola harus disetor, sehingga semua puskesmas non swakelola pada saat itu kesulitan untuk menjalankan operasional kegiatannya karena semua pendapatan retribusi puskesmas harus disetor ke kas daerah. 6. SK Kadinkes Kota Palembang Nomor : 800/232/Kes/I/2008 tentang pembentukan tim penyusunan pola tarif Dinkes Kota Palembangtahun 2008 tanggal 21 Januari Keputusan bersama MenKes RI dan Mendagri RI Nomor 93.A/Menkes/1996 Nomor 17 tahun 1996 tentang pedoman pelaksanaan pungutan retribusi pelayanan kesehatan pada puskesmas pada pasal 6 ayat 1. Hasil retribusi pelayanan kesehatan dari puskesmas 50% dapat disetor ke kas daerah dan 50% dapat digunakan langsung oleh 17

18 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n puskesmas. Dengan adanya peraturan tersebut, maka Dinas Kesehatan Kota Palembang mengajukan surat secara tertulis ke BPK perwakilan Propinsil Sum Sel tanggal 19 Februari 2008 agar puskesmas non swakelola dapat menggunakan 50% pendapatan retribusinya secara langsung. 8. Tanggal 08 Februari 2008 usulan ke Walikota Palembang tentang revisi Perda Nomor 06 tahun 2004 tentang retribusi pelayanan kesehatan pada puskesmas dan pelayanan laboratorium kesehatan lingkungan. 9. Peraturan Walikota Palembang Nomor 411 tahun 2008 tanggal 7 April 2008 tentang peningkatan Pustu menjadi Puskesmas biasa, puskesmas biasa menjadi puskesmas swakelola dan puskesmas menjadi rawat inap. 18 puskesmas : Plaju, Pembina, Merdeka, Dempo, Sekip, Ariodillah, Sei Selincah, Kenten, 4 Ulu, 7 Ulu, Talang Ratu, Sako, 11 Ilir, Boom Baru, Pakjo, Makrayu, Sukarami, Gandus. 10. Perwali Nomor 03 tahun 2009 tentang pembentukan UPTD puskesmas sebanyak 38 Puskesmas tanggal 15 Januari 2009, dikarenakan adanya program jamsoskes semesta sejak Januari 2009 dan Peraturan Gubernur Sum Sel nomor 251 tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jamsoskes Sumsel Semesta Bab VIII pasal 40 bahwa dana Jamsoskes bukan merupakan PAD Kabupaten/Kota, sehingga semua Puskesmas tidak lagi menyetor ke Kas Daerah tetapi hanya merupakan pelaporan keuangan. Semua pendapatan puskesmas sebagian besar berupa klaim jamsoskes dan jamkesmas. Hanya sebagian kecil yang membayar langsung yaitu untuk pengunjung yang tidak mempunyai tanda pengenal berupa KTP atau KK atau Kartu Jamkesmas. 11. Keputusan Kadinkes Kota Palembang nomor 1054A tahun 2010 tentang pembentukan panitia BLUD dan perubahan Pola Tarif retribusi pelayanan kesehatan pada puskesmas serta pelayanan laboratorium kesehatan lingkungan tanggal 15 Maret Permohonan persetujuan UPTD puskesmas sebagai BLUDD kepada Walikota Palembang tanggal 12 Juli 2010 atas saran BPK RI agar Puskesmas dijadikan sebagai PPK-BLUD sesuai dengan peraturan Pemerintah RI nomor 23 tahun 2005 tentang 18

19 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Permendagri nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Tekhnis Pengelolaan Keuangan BLUD. 13. Surat dari Walikota Palembang tentang penyampaian perubahan / revisi Perda Kota Palembang tanggal 23 Agustus Merupakan peluang Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk merevisi Perda nomor 06 tahun 2004 tentang retribusi pelayanan kesehatan pada puskesmas dan pelayanan laboratorium pelayanan kesehatan lingkungan. 14. Rapat pembahasan tindak lanjut untuk menetapkan PKM menjadi BLUDD, surat undangan Sekda Kota Palembang tanggal 05 September 2010 untuk rapat tanggal 07 Oktober 2010 di ruang kerja Asisten Pemerintahan. 15. Studi banding ke Suku Dinkes DKI Jakarta, Puskesmas Tebet, Puskesmas Jagakarsa tentang PPK-BLUD tanggal 26 Oktober 2010 di DKI Jakarta, semua Puskesmas sudah menjadi PPK-BLUD sejak tahun 2007 sesuai dengan Permendagri nomor 61 tahun Studi banding ke Dinkes Kota Bandung tanggal 8 Desember s/d 10 Desember 2010 bersama 11 orang anggota komisi IV DPRD Kota Palembang dan studi banding ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya tanggal 13 Desember 2010 tentang pola tarif pelayanan kesehatan dalam rangka persiapan PPK-BLUDD puskesmas. 17. Sosialisasi dengan seluruh pimpinan puskesmas tentang PPK-BLUD dengan nara sumber dari Dinas Kesehatan, Bagian Hukum dan Bagian Keuangan Pemkot Kota Palembang tanggal 18 Januari Sebelumnya sudah dilakukan konsultasi secara lisan ke BPKP perwakilan Sumsel bahwa pembentukan PPK-BLUD untuk Puskesmas adalah kewenangan Walikota Palembang. BPKP perwakilan Sumsel hanya memberikan dukungan berupa asistensi pada seluruh puskesmas. 18. Keputusan Walikota Palembang nomor 252a tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Persiapan Penetapan PKM sekota Palembang menjadi BLUDD tanggal 09 Maret Keputusan Walikota Palembang nomor 256 tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Panitia PKM sekota Palembang menjadi BLUD tanggal 14 Maret

20 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Rapat pembahasan hasil tim penilai PKM menjadi BLUDD tanggal 12 April 2011 di ruang kerja Sekda Kota Palembang. 21. Keputusan Walikota Palembang Nomor 443 tahun 2011 tentang penetapan PKM sekota Palembang sebagai unit kerja yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK-BLUDD) secara bertahap tanggal 3 Mei Sebanyak 39 Puskesmas yaitu : 1. Puskesmas Rawat Inap Pembina 2. Puskesmas Rawat Inap Sei Selincah 3. Puskesmas Rawat Inap Gandus 4. Puskesmas Sabokiking 5. Puskesmas Plaju 6. Puskesmas Merdeka 7. Puskesmas Dempo 8. Puskesmas Sekip 9. Puskesmas Ariodillah 10. Puskesmas Kenten 11. Puskesmas 4 Ulu 12. Puskesmas 7 Ulu 13. Puskesmas Talang Ratu 14. Puskesmas Sako 15. Puskesmas 11 Ilir 16. Puskesmas Boom Baru 17. Puskesmas Pakjo 18. Puskesmas Makrayu 19. Puskesmas Sukrami 20. Puskesmas Bukit Sangkal 21. Puskesmas Multiwahana 22. Puskesmas Basuki Rahmad 23. Puskesmas Sosial 24. Puskesmas Punti Kayu 25. Puskesmas Talang Betutu 26. Puskesmas 23 Ilir 20

21 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Puskesmas Nagaswidak 28. Puskesmas Kampus 29. Puskesmas Kertapati 30. Puskesmas Keramasan 31. Puskesmas Sei Baung 32. Puskesmas Kalidoni 33. Puskesmas Alang-alang lebar 34. Puskesmas Padang Selasa 35. Puskesmas OPI 36. Puskesmas 1 Ulu 37. Puskesmas Taman Bacaan 38. Puskesmas 5 Ilir 39. Puskesmas Karya Jaya 22. Keputusan Kadinkes nomor 153a tahun 2011 tentang Tim Pengelola PKM sekota Palembang sebagai unit kerja yang menerapkan PPK-BLUD tahun anggaran 2011 tanggal 4 Mei Peresmian puskesmas sekota Palembang sebagai PPK-BLUD oleh Walikota Palembang tanggal 20 Mei 2011 di puskesmas Karya Jaya Palembang. 24. Penyampaian surat nomor 800/1820.A/kes/2011 tanggal 23 mei 2011 perihal Penetapan Puskesmas sebagai PPK-BLUDD ke ketua Komisi IV DPRD Kota Palembang, 25. Surat usulan rancangan peraturan Walikota Palembang tentang Biaya jasa Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas ke Walikota Palembang tanggal 9 September Perwali Nomor 82 tahun 2011 tentang biaya Jasa Pelayanan Kesehatan pada puskesmas tanggal 03 Oktober Usulan pencabutan Perda nomor 6 tahun 2004 tentang retribusi pelayanan kesehatan pada puskesmas dan pelayanan laboratorium kesehatan lingkungan ke walikota Palembang tanggal 01 November

22 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Penyampaian surat Nomor 800/5147.A/Kes/2011 tanggal 03 November 2011 perihal tentang Penetapan Jasa Layanan Puskesmas ke Ketua Komisi IV DPRD Kota Palembang. 29. Bimtek tentang PPK-BLUDD dengan seluruh pimpinan puskesmas dan bendahara puskesmas dengan nara sumber dari BPKP Provinsi Sumsel tanggal 7 Desember 2011 s/d tanggal 08 Desember 2011 di Dinkes Kota Palembang Gambaran Umum BLUD Puskesmas Basuki Rahmat Puskesmas Basuki Rahmat berdiri pada tahun 1980 dan secara resmi difungsikan pada bulan Februari Pada awalnya wilayah kerjanya terdiri dari kelurahan Ario Kemuning dan kelurahan D2 yang terdiri dari kelurahan Sekip Bendung, Sekip Ujung, Pipareja dan Talang Aman, kemudian mengalami pemekaran dan pembagian wilayah kerja dengan puskesmas lainnya, dimana wilayah D2 yang pada awalnya masuk wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmat terbagi dengan Puskesmas Sekip. Pada tahun 1990 wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmat adalah kelurahan Ario Kemuning, Pipareja dan Talang Aman. Puskesmas Basuki Rahmat sendiri membawahi 2 Pustu yaitu Pustu Talang meranjat dan Pustu Talang Kerikil dan terdapat 3 buat poskeskel yaitu poskeskel Talang Aman, Poskeskel Pipa Reja dan Poskeskel Ario Kemuning. Puskesmas Basuki Rahmat terletak diwilayah kerja Kecamatan Kemuning Kota Palembang, tepatnya diwilayah Kelurahan Talang Aman. Terletak kurang strategis karena tidak dilalui oleh angkutan umum menjadi tantangan tersendiri untuk Puskesmas Basuki Rahmat. Puskesmas sendiri terletak diwilayah pemukiman penduduk, untuk mencapai puskesmas pasien dapat menggunakan kendaraan roda 2 atau kendaraan roda 4 pribadi. Karena Puskesmas Basuki Rahmat tidak terletak diwilayah yang strategis perlu usaha keras dari pihak puskesmas untuk merangkul kunjungan pasien. Puskesmas ini juga tidak berdekatan dengan pusat keramaian seperti pasar sehingga membuat kunjungan pasien tidak begitu ramai, karena biasanya pasien lebih menyukai pelayanan kesehatan yang dekat dengan pusat keramaian dan ada jalur angkutan umumnya. 22

23 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Alamat: 1) Puskesmas Basuki Rahmat : Jln. Sersan Sani no Kel. Talang Aman Kec. Kemuning Palembang. Telp pkm_basukirahmat@yahoo.com 2) Pustu Talang Kerikil 3) Pustu Talang Meranjat 4) Poskeskel Pipa Reja 5) Poskeskel Talang Aman 6) Poskeskel Ario Kemuning Dalam kegiatannya untuk memenuhi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, puskesmas melalui 6 pro Program Puskesmas Basuki Rahmat merupakan pelaksanaan dari fungsi puskesmas dengan dua kelompok program yaitu: 1. Program Dasar (Pokok) Program dasar puskesmas dibuat berdasarkan urutan prioritas pemecahan masalah kesehatan masyarakat setempat dan berdasarkan kebutuhan kesehatan sebagian besar masyarakat, serta mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan internasional dan yang berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas. Meliputi 6 pokok program dasar yaitu: 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan Lingkungan 3. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB 4. Gizi 5. Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan 2. Program Pengembangan Puskesmas mengenal pokok program kegiatan dengan mengadakan beberapa perubahan program dasar, dapat masuk dalam kelompok program pengembangan yang terkait dengan program dasar. Program Pengembangan merupakan program 23

24 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n yang spesifik sesuai dengan permasalahan kesehatan masyarakat setempat dan sesuai tuntutan masyarakat, dikenal sebagai program inovatif. Program spesifik yang terdapat di Puskesms Basuki Rahmat adalah: 1. TB Paru 2. Geriatri 3. Gerakan Sayang Ibu 2.4. Kebijakan Keuangan BLUD Puskesmas Basuki Rahmat Berdasarkan PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLUD) pada pasal 25, 26, dan 27 tentang Akuntabilitas, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan BLUD, perlu menetapkan suatu pedoman akuntansi BLUD sebagai pedoman pengembangan standar akuntansi di bidang industri spesifik dan/atau pedoman pengembangan sistem akuntansi Badan Layanan Umum (BLUD). Laporan Keuangan BLUDD Puskesmas disajikan berdasarkan PMK NO. 76 TAHUN 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Dasar penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan konsep akrual. Mata uang yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang rupiah. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis. Pedoman Akuntansi BLUD bertujuan untuk: a. Menjadi acuan dalam pengembangan standar akuntansi BLUD di bidang industri spesifik, khususnya dalam hal belum terdapat standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia yang dapat diterapkan oleh BLUD. b. Menjadi acuan dalam pengembangan dan penerapan sistem akuntansi keuangan BLUD sesuai dengan jenis industrinya. Pedoman ini menjelaskan gambaran umum, jenis dan ilustrasi format laporan keuangan, akuntansi pendapatan, akuntansi biaya, akuntansi aset, akuntansi kewajiban, dan akuntansi ekuitas. 24

25 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Indikator pencapaian Target Kinerja BLUD Puskesmas Basuki Rahmat Sasaran umum pembangunan kesehatan Kota Palembang sejalan dengan sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Palembang Tahun (Perda Nomor 5 Tahun 2009) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun (Perda Nomor 6 Tahun 2009). Dari sasaran yang telah disusun pada rencana strategis, terdapat program program yang telah terbentuk menurut Standar Pelayanan Minimal yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang. Adapun terangkum dalam tabel berikut ini. NO SASARAN STRATEGIS PROGRAM KERJA Inisiatif strategik I. PERSPEKTIF KEUANGAN 1 Meningkatkan sarana dan prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan 2 Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Khusus Program peningkatan sarana dan prasarana dan kualitas pelayanan puskesmas Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program kesehatan khusus Penyusunan Standarisasi Pelayanan Kesehatan Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan Pembangunan Puskesmas Pengadaan saranan dan prasarana Puskesmas Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan Penyediaan Obat dan perbekalan kesehatan Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan Revitalisasi Sistem Kesehatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Sekolah Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Masyarakat Terintegrasinya program Kesehatan Gimul dalam PHBS Pengawasan Obat dan Bahan Kedokteran Gigi Peningkatan Kualitas petugas Laboratorium Puskesmas Peningkatan Kualitan Petugas UKK Puskesmas Penilaian Ruang ASI Di Tempat Kerja Formal Peningkatan Kualitas Petugas Kesehatan Jiwa Puskesmas 25

26 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Peningkatan pelayanan Batra NO SASARAN STRATEGIS PROGRAM KERJA Inisiatif strategik II. PERSPEKTIF PELANGGAN 3 Meningkatnya kemitraan lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat 4 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat Program Promkes Pembinaan Kelurahan Siaga Jambore Posyandu Kegiatan Penyuluhan Masyrakat Pola Hidup Sehat Pertemuan Pembinaan Tatanan PHBS Pembinaan Sekolah Sehat/UKS NO SASARAN STRATEGIS PROGRAM KERJA Inisiatif strategik II. PERSPEKTIF PELANGGAN 5 Meningkatnya kualitas lingkungan 6 Meningkatnya kesehtan ibu dan anak (reproduksi) 7 Meningkatnya status gizi masyarakat 8 Meningkatnya cakupan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Program Kesehatan Lingkungan Program Kesehatan Ibu dan Anak Program Gizi Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Pengkajian dan pengembangan lingkungan sehat Penuluhan Menciptakan lingkungan sehat Pengendalian dampak Kesehatan lingkungan Pengembangan Kota Sehat Pengawasan dan Pengendalain Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil Produksi RT Pengawasan dan Pengendalain Keamanan dan Kesehatan Makanan Restauran Penyuluhan Ibu hamil dari keluarga kurang mampu Perawatan berkala bagi ibu dari keluarga kurang mampu Pertolongan persalinan bagi Ibu dari keluarga kurang Mampu Pendidikan dan Pelatihan Perawat Kesehatan Penyuluhan Kesehatan Anak dan Balita Pelatihan dan pendidikan Perawatan Anak dan Balita Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Perbaikan gizi Penyusunannpeta masyarakat kurang gizi Pemberian tambahan makan dan Vitamin Penanggulangan KEP, GAKY, Kurang Vit A dan kurang zat gizi mikro lain Pemberdayaan masyrakat untuk pencapaian Keluarga sadar gizi Penanggulangan gizi lebih Kegiatan Penyemprotan/ fogging Sarang Nyamuk Kegiatan pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah Pelayanan P2P Penyakit Menular Pecegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik Peningkatan surveilence epidemiologi dan Penanggulangan wabah NO SASARAN STRATEGIS PROGRAM KERJA Inisiatif strategik IV. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN 9 Meningkatkan Kualitas pelayanan kantor Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Administrasi Perkantoran Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin.berkala kendaraan dinas Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan jasa Komunikasi, sumber Daya Air dan Listrik 26

27 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Penyediaan jasa Pemeliharaan dan perizinan Kendaraan dinas/operasional Program Peningkatan Kapasitas dan Disiplin Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Sistem Pelaporan dan Pencapaian Kinerja Keuangan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Penyediaan Jasaa Perbaikan peralatan kerja Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan komponen instalasi Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan kantor Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang undangan Penyediaan makan dan minumam Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Penyediaan jasa keamana dan ketertiban kantor Pendidikan dan Pelatihan Formal Pendidikan dan Pelatihan non formal Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapanya Pengadaan pakaian KORPRI Senam kesegaran Jasmani Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja BLID Penyusunan laporan keuangan sementara Penyusunan laporan keuangan akhir tahun BLUD Puskesmas Basuki Rahmat dalam rangka penyelenggaraan kegiatannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam bentuk Jamsoskes, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam bentuk BOK dan kerjasama dengan pihak ketiga (BPJS) yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan. Pengelolaan belanja daerah tersebut. harus dapat mencerminkan upaya-upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karena itu, dalam pengelolaan belanja BLUD yang berorientasi pada peningkatan pelayanan masyarakat tersebut, harus memperhatikan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan kinerja dari masing masing BLUD. BLUD Puskesmas Basuki Rahmat Tahun Anggaran 2014 memperoleh alokasi anggaran pendapatan sebesar Rp ,00 atau naik sebesar 1061 % jika dibandingkan dengan alokasi anggaran Tahun Anggaran 2013 yaitu sebesar Rp ,00. Dan mengalokasikan anggaran Belanja sebesar Rp ,00. Kenaikan alokasi belanja daerah tersebut disebabkan adanya penambahan alokasi belanja langsung yang cukup signifikan dari dana BPJS. 27

28 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Alokasi anggaran belanja daerah sebesar Rp ,00 tersebut dapat dirinci untuk belanja pegawai Rp ,00, belanja barang dan jasa Rp ,00 dan belanja modal sebesar Rp ,00, Belanja ini dialokasikan untuk membiayai beberapa urusan, program dan kegiatan yang dikelola oleh BLUD Puskesmas Basuki Rahmat dengan mengedepankan prinsip-prinsip tertib, disiplin, efektif,efisien, transparan dan akuntabel baik dari sisi administrasi dan pelaksanaannya dalam rangka mewujudkan pelayanan prima dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai upaya terciptanya tata kepemerintahan yang baik (good governance). 28

29 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n BAB III IKHTISAR PECAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan Dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance), BLUD Puskesmas Basuki Rahmat Tahun Anggaran 2014 memperoleh alokasi anggaran pendapatan sebesar Rp ,00. Realisasi anggran pendapatan tersebut secara keseluruhan adalah sebesar Rp ,00 atau naik sebesar 16% dan dapat dirinci pada tabel di bawah ini : NO URAIAN PENERIMAAN Anggaran REALISASI SELISIH % PENDAPATAN 1 Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan ( ) -173% 2 Hibah - Retribusi Bayar / Pasien Umum - Pelayanan HAJI 3 Pendapatan APBN 4 Pendapatan APBD - BOK % - Jamkesmas % Operasional : JAMSOSKES ( ) -126% 5 Pendapatan Usaha Lainnya -BPJS % - JAMSOSTEK Jasa Lembaga Keuangan % TOTAL % Sedangkan berkaitan dengan Belanja Langsung, Puskesmas Basuki Rahmat telah mengalokasikan anggaran belanja sebsesar Rp ,00. Dan Realisasi anggran belanja 29

30 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n tersebut adalah sebesar Rp ,00 atau naik sebesar 9% dengan rincian sebagai berikut : URAIAN PENGELUARAN ANGGRAN REALISASI SELISIH % PENGELUARAN Biaya Layanan Biaya Pegawai % Biaya Bahan % Biaya Jasa Layanan ( ) -6% Biaya Pemeliharaan % Biaya Daya dan Jasa % Biaya Belanja Barang Modal % dan Lain-lain % Jumlah Biaya Layanan % Biaya Umum dan Administrasi Biaya Pegawai % Biaya Administrasi Perkantoran ( ) -48% Biaya Pemeliharaan Biaya Pelatihan/Seminar/Diklat ( ) -100% Biaya Promosi dan Lain-lain (pembinaan) % Biaya penyusutan Jumlah Biaya Umum dan Administrasi % Biaya Lainnya Biaya Bunga (31 Biaya Administrasi Bank ( ) -51% Setoran Pajak (33) ( ) -100% dan Lain-Lain (34+Pustu) % Jumlah Biaya Lainnya ( ) -72% Penyetoran Kas Negara JUMLAH PENGELUARAN % 3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan antara lain : Pelaksanaan kegiatan belum menyesuaikan Time Scedule dan anggaran kas yang telah direncanakan sehingga mengakibatkan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran kas kurang optimal. 30

31 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Kurang optimalnya koordinasi bagian keuangan dan bagian pemegang program dilingkungan BLUD Puskesmas Basuki Rahmat. Masih kurangnya tingkat kecermatan dan ketertiban dalam perencanaan,penganggaran dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dikelola di lingkungan BLUD Puskesmas Basuki Rahmat. Selain itu ada beberapa kegiatan yang dianggarkan setelah perubahan APBD sehingga rentang waktu pelaksanaannya singkat, hal ini menyebabkan kurang maksimalnya pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan. 31

32 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. Entitas Pelaporan Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakanakuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yangdiselenggarakannya. Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari: a) Pemerintah pusat; b) Pemerintah daerah; c) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat; d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.. Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkanupaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaankegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: (a) Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaa kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. 32

33 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n (b) Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsiperencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat. (c) Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangundangan. (d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity) Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. (e) Evaluasi Kinerja Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan. Entitas pelaporan keuangan daerah mengacu pada konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ketentuan undang-undang. Sebagai entitas akuntansi, Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang, wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Oleh karena itu dalam menyelenggarakan kebijakan akuntansi menginduk pada kebijakan akuntansi dari entitas pelaporan keuangan daerah, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Palembang. 33

34 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan. BLUD setidak-tidaknya mengembangkan tiga sistem akuntansi yang merupakan sub sistem dari sistem akuntansi BLUD, yaitu sistem akuntansi keuangan, sistem akuntansi aset tetap, dan sistem akuntansi biaya. 1. Sistem Akuntansi Keuangan Sistem Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan pokok untuk tujuan umum (general purpose). Tujuan laporan keuangan adalah: a. Akuntabilitas; mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLUD dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b. Manajemen; membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu BLUD dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh penerimaan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas BLUD untuk kepentingan stakeholders. c. Transparansi; memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BLUD dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. Sistem Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan keuangan pokok berupa Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia /standar akuntansi industri spesifik dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan untuk kepentingan pelaporan kepada pengguna umum laporan keuangan BLUD dalam hal ini adalah stakeholders, yaitu pihak-pihak yang berhubungan dan memiliki kepentingan dengan BLUD. Sedangkan laporan keuangan yang 34

35 L A P O R A N K E U A N G A N t a h u n sesuai dengan SAP digunakan untuk kepentingan konsolidasi laporan keuangan BLUD dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga. 2. Sistem Akuntansi Aset Tetap Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan laporan tentang aset tetap untuk keperluan manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik BLUD ataupun bukan milik BLUD tetapi berada dalam pengelolaan BLUD. Pengembangan Sistem Akuntansi Aset Tetap diserahkan sepenuhnya kepada BLUD yang bersangkutan. Namun demikian, BLUD dapat menggunakan sistem yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan seperti Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN). 3. Sistem Akuntansi Biaya BLUD mengembangkan Sistem Akuntansi Biaya yang menghasilkan informasi tentang harga pokok produksi, biaya satuan (unit cost) per unit layanan, dan evaluasi varian. Sistem Akuntansi Biaya berguna dalam perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, dan perhitungan tarif layanan. Sistem akuntansi BLUD terdiri atas sub sistem yang terintegrasi untuk menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Komponen Sistem Akuntansi tersebut antara lain mencakup: 1. Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan BLUD dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Pertimbangan dan atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi BLUD. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan kondisi keuangan BLUD secara tepat. Pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen antara lain: a. Penyajian wajar Laporan Keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Aktivitas/LRA, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. 35

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 6 TAHUN 2017 29 Desember 2017 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 76 /PMK.05/2008 tentang PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENIMBANG (a) dalam rangka pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH,

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH, PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : TENTANG KEBIJAKAN DAN SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 83 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR PADA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 113 TAHUN 2016 TENT ANG

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 113 TAHUN 2016 TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 113 TAHUN 2016 TENT ANG KESIJAKAN AKUNTANSI PADA PPK-SLUD PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018 GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG GUBERNUR

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 2016 29 December 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD Dr. MOEWARDI Jl. Kol. Sutarto 132 Telp. 634634 Fax. 637412 Surakarta 57126 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. KUMPULAN PANE

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JL. SETIA BUDI PSR II NO. 84 TANJUNG SARI, MEDAN Telepon (061) 821 3533, Facsimile (061)

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang :

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS BASUKI RAHMAT

LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS BASUKI RAHMAT i P E M E R I N T A H K O T A PA L E M B A N G LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS BASUKI RAHMAT TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG Jln. Merdeka no. 72 P A L E M B A N

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013 BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNGAILIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 82 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.391, 2016 KEMENHUB. Pelaporan Keuangan. Berbasis Akrual. Sistem dan Prosedur Akuntansi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 21 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1527, 2013 KEPOLISIAN. Keuangan. Sistem Akuntasi. Rumah Sakit. Pengelolaan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 50

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 50 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 50 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA 1 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo No.847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. PSAK. Poltekpel. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN POLITEKNIK PELAYARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1785, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Investasi Pemerintah. Akuntansi. Pelaporan Keuangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.05/2015 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah Sebagai Entitas Pelaporan Dan Entitas Akuntansi bahwa: Dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (2005:19) menyatakan entitas pelaporan keuangan adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang :

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLORA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER BAB I PENDAHULUAN Untuk mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 40/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2 Pencatatan PNBP Pendidikan Tinggi Berdasarkan BAS RAHMAT MULYONO DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN WORKSHOP PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN SATKER PT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. PSAK. Politeknik. Ilmu Pelayaran. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK INSPEKTORAT DAERAH Jalan Panglima Sudirman No. 284 Nganjuk Kode Pos 64412 Telp. (0358) 321196 & 321712 Fax (0358) 321196 Email : inspektorat@nganjukkab.go.id CATATAN ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv DAFTAR ISI Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv Bab I Pendahuluan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015... 1 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 1.1.1 Maksud Penyusunan laporan Keuangan Laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo disusun untuk menyediakan informasi yang relevan

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan Keuangan tahun anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 124 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. No.1818, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2015 TENTANG PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 1 Akuntansi merupakan tools manajemen untuk pengelolaan keuangan. Di dalamnya terdapat alat-alat dan prosedur-prosedur tertentu. Setelah melewati bermacam alat

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 1 DAFTAR ISI Pernyataan Tanggung Jawab... 3 Laporan Realisasi Anggaran... 4 Neraca... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan... 6 - BAB I Pendahuluan... 6 - BAB II Ekonomi

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH SALINAN draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) SEMESTER I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN ANGGARAN 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani, Kel.Banjarsari Kec.Cipocok Jaya Kota Serang

Lebih terperinci

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Letjend. S. Parman No. 23 Tep./Fax : (281) 89111 Purbalingga 53317 LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( C A L K ) Tahun 2015 DAFTAR ISI I II III Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran Neraca Komparatif SKPD Laporan Realisasi Anggaran SKPD Catatan Atas Laporan Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60 LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 25, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG Sumber gambar span.depkeu.go.id I. PENDAHULUAN Reformasi keuangan negara di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya paket

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT N O M O R 5 4 T A H U N 2 0 1 5 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pengadilan Tinggi Agama Kupang Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Tahun 2014 merupakan bagian dari rencana strategis

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHAH KELAS B

PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHAH KELAS B BERITA DAERAH NOMOR 42 KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHAH KELAS B BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI Pemerintah Kabupaten Pemalang @2014 BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allat SWT, Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci