Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keadilan sosial adalah harapan bagi seluruh rakyat, suku bangsa, serta Negara diseluruh belahan dunia. Maka dari itu, setelah terjadi revolusi di Perancis: pada tahun 1836 dibentuk Liga Keadilan oleh pelarianpelarian politik Jerman yang paling ekstrem, kebanyakan adalah unsur-unsur ploretariat. Lambat laun Liga Keadilan ini mempunyai sifat-sifat internasional dan mempunyai rumah-rumah pertemuan rahasia di Jerman, Perancis, Swiss, Inggris dan lain-lain. Liga Keadilan mempunyai semboyan semua orang adalah saudara dan berpendapat bahwa setiap revolusi di Eropa, untuk mencapai kemenangan harus bersifat Eropa (Marx & Engels. 2015:75). Tak hanya sampai pada titik terbentuknya Liga Keadilan, pada tahun 1847 Karl Marx dan Engels melahirkan sebuah Manifesto dengan salah satu slogannya yang berbunyi Kaum proletar semua negeri, bersatulah!. Karl Marx dan Engels menggolongkan kelas sosial terbagi menjadi dua bagian yang dipertautkan oleh hubungan produksi. Kelas sosial yang pertama adalah kelas borjuis, yaitu kelas yang memiliki alat produksi dan material yang diproses. Sedangkan kelas yang kedua adalah kelas proletar, yaitu kelas yang menjual tenaga kepada pemilik alat produksi, atau kelas borjuis (Siregar, 2007) Sementara itu perjuangan kelas di Tanah Air, khususnya perjuangan kelas proletar atau buruh untuk pertama kalinya terjadi pada tanggal 1 Mei 1918 di Surabaya yang diinisiasi oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee Koan. Dan hingga saat ini setiap tanggal 1 Mei selalu diperingati sebagai Hari Buruh Sedunia, termasuk di Indonesia. Di Tanah Air, berbagai Aliansi Serikat Buruh (persatuan dari beberapa Serikat Buruh) yang tersebar di dari Sabang hingga Merauke menggelar aksi untuk menyuarakan berbagai tuntutan keadilan, termasuk 1

2 dengan Aliansi Serikat buruh yang berada di daerah Jakarta dan kawasan sekitarnya. Dalam aksinya pada kali ini buruh tidak berjalan sendirian, mereka mengajak kaum terpelajar mahasiswa serta kaum tani untuk menggalang kekuatan massa yang lebih besar. Tidak hanya karena untuk alasan kekuatan semata, mereka mengajak berbagai golongan untuk menyadarkan bahwa keadilan bukanlah hak untuk diperjuangkan oleh golongan buruh sendiri, tetapi juga untuk seluruh lapisan masyarakat. Pada tanggal 2 April yang bertempat di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Pusat sebuah Aliansi buruh mengadakan agenda pertemuan untuk menginisasi aksi kali ini. Pertemuan yang dihadiri oleh SEBUMI (Serikat Budaya Masyarakat Indonesia), SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia), F-SEDAR, ABKM, PPRI, PEMBEBASAN serta beberapa Mahasiswa. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan: Persiapan May Day 2016, Undangan Terbuka dengan Target Perluasan Informasi, Angenda Barisan Pelopor Tiap Organisasi, serta isu tuntutan yang akan diangkat pada May Day Tujuan penyerbarluasan kembali dari Undangan Terbuka adalah untuk menggalang kekuatan massa yang lebih besar, serta menyadarkan masyarakat bahwa May Day itu bukan hanya sebuah perayaan milik kelas buruh seorang, tapi ini adalah sebuah momentum untuk menuntut sebuah keadilan sosial. Seperti aksi yang sudah dilakukan sejak pertama kali dilakukan di Indonesia pada tanggal 1 Mei 1918 di Surabaya, kegiatan ini terus dilakukan dan dengan jumlah masa yang ikut pasang surut. Pada saat rejim Soeharto berkuasa Hari Buruh Internasional di Indonesia sempat dilarang karena kegiatan ini dinilai melanggar hukum. Demikian rejim militer Soeharto hanya mengakui Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang didirikan pada 20 Februari 1973 sebagai satu-satunya serikat buruh. Kemudian hari lahir SPSI ditetapkan sebagai Hari Pekerja Nasional. Setelah bertahun-tahun dibungkam, pada tahun 1995 sejumlah buruh yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI) kembali merayakan Hari buruh Sedunia dalam bentuk aksi massa. 2

3 Gambar 1.1 Pertemuan Aliansi Serikat Buruh di LBH Jakarta. Sumber: dokumentasi pribadi penulis Gambar 1.2 Pertemuan Aliansi Serikat Buruh di LBH Jakarta. Sumber: dokumentasi pribadi penulis Setelah pertemuan aliansi serikat buruh pada tanggal 2 April di LBH Jakarta, mereka melakukan kegiatan kembali pada tanggal 10 April di Bekasi. Kegiatan pada tanggal 10 April dihadiri oleh para pemimpin atau pemegang kendali oleh barisan pelopor dari setaip perwakilan serikat organisasi. Selanjutnya, serikat organisasi seperti SGBN, SBMI, GSPB, FSEDAR, SOLNET, SPRI, SEBUMI, SGMK, PEMBEBASAN, PPR, KPO PRP, serta PPRI yang tergabung dalam aliansi serikat bertujuan untuk menggelar aksi dalam 1 Mei 2016 kembali menyebarluaskan undangan terbuka untuk para pimpinan serikat buruh dan pengurus pabrik, mahasiswa, 3

4 tani, nelayan, dan element pro rakyat lainnya untuk turut serta berkumpul pada tanggal 14 April di LBH Jakarta. Pada saat mereka (aliansi serikat buruh serta berbagai kalangan lapisan masyarakat) berkumpul menjadi satu, mendiskusikan sebuah permasalahan. Seperti yang dijabarkan dalam bentuk komunikasi kelompok; Model Chesebro, Cragan, dan McCullough: kesadaran diri akan identitas baru, suasana ria pada tahap pertama segera memudar keitka kelompok secara intensif membicarakan tabiat musuh, menegakan nilai-nilai baru bagi kelompok,serta menghubungkan diri dengan kelompok revolusioner lainnya (Jalaluddin, 2012:175-76) sangat menarik perhatian bagi penulis untuk diteliti serta dirangkum dalam kumpulan gambar menjadi sebuah film. Yang nantinya akan menjadi sebuah media untuk keperluan edukasi maupun orang-orang yang tertarik dengan isu sosial serta budaya yang ada di masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut, dengan mengutip konsep pemikiran yang ditawarkan oleh Karl Marx tentang perjuangan kelas, aksi dari berbagai kalangan khususnya golongan buruh, serta dipadukan dengan ilmu sinematografi. Untuk karya akhir yang akan penulis buat adalah film dokumenter Menuju May Day. Film ini yang nantinya akan memadukan dari ketiga unsur tersebut, mulai dari mengutip konsep yang ditawarkan oleh mendiang Marx dan Engels, aksi yang terjadi di lapangan, data-data yang terkait dengan perjuangan kelas buruh kali ini. 1.2 Permasalahan Dalam film dokumenter Menuju May Day ini, penulis memfokuskan tentang bagaimana kegiatan organisasi / serikat / federasi serta aliansi buruh. Akan tetapi, lebih menitik beratkan kepada kegiatan buruh dan serikatnya dalam mempersiapkan aksi Hari Buruh Internasional, serta hal-hal apa saja yang menjadi faktor mereka dalam menggelar aksi bersama? 4

5 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan penelitian sebagai berikut: Perayaan Hari Buruh Internasional bukan untuk pertama kalinya, serta massa yang dilibatkan tidak dapat dibilang sedikit jumlahnya. Jadi, pola komunikasi seperti apa yang mereka gunakan sehingga dapat melakukan aksi bersama dengan jumlah yang tidak sedikit dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat lainnnya? Identifikasi Masalah 1. Ada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh serikat buruh, diantaranya adalah pendidikan ekonomi politik serta konsolidasi anatar serikat. Dari kegiatan yang dilakukan tersebut dapat membentuk sebuah ideologi baru yang dipegang oleh kelompok serikat buruh. 2. Hukum adalah hasil produksi dari para pemegang kekuasaan, maka sering kali hukum yang dihasilkan dinilai lebih berpihak kepada pemilik alat produksi. 1.3 Tujuan Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk: 1. Menghadirkan suara dari sebrang. Pada saat Soeharto berkuasa, pergerakan organisasi masyarakat dipersempit ditambah lagi ketika kegiatan dari organisasi masyarakat tersebut dirasa dapat menghambat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. 5

6 2. Menjadi penyeimbang realitas : a. Ketika Hari Buruh Internasional dan serikat buruh menggelar aksi, masyarakat luas hanya melihat aksi demonstrasi saja, tanpa melihat dan mencari tahu apa yang serikat buruh suarakan, serta dampak sesungguhnya diberikan oleh pergerakan buruh. b. Memberikan informasi atau pengetahuan tambahan mengenai pergerakan serikat buruh melalui media audio visual. 1.4 Manfaat Aspek Teoritis Karya akhir ini bermanfaat dalam pengembangan teori yang berkaitan erat dengan produksi film khususnya film dengan genre film dokumenter Aspek Praktis Tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan atau media pembelajaran dalam mengetahui bahkan memahami budaya sosial yang terjadi di lapangan. Dengan didukung oleh media audio dan visual semoga karya akhir ini dapat menggambarkan sebuah realita, mudah dipahami, serta diingat oleh orang banyak. 1.5 Konsep Perencanaan Karya Akhir Dalam pembuatan film dokumenter ini, penulis membagi proyek menjadi 3 bagian: pra produksi, produksi, pasca produksi Draft Konsep Perencanaan Karya Akhir 1. Alur Pembuatan Karya: a. Pra Produksi Pada tahap pra produksi, penulis mencari data-data terkait objek dan subjek serta melakukan survei langsung ke lokasi dimana subjek berada. Selagi survei dilakukan, kegiatan berikutnya penulis 6

7 adalah membuat naskah. Pembuatan naskah ini dilakukan langsung di lapangan. Dengan harapan, naskah yang ditulis sesuai dengan realitas yang terjadi di lapangan. Setelah itu, penulis menentukan jadwal-jadwal shooting yang termasuk ke dalam timeline produksi. b. Produksi Dalam tahap produksi, penulis melakukan pengambilan gambar di lapangan. Yang baik terdiri dari kebutuhan audio serta visual. Kegiatan yang dilakukan di lapangan untuk pemenuhan kebutuhan audio serta visual yaitu dengan cara menghadiri setiap kegiatan pertemuan yang di agendakan oleh aliansi sertikat buruh, melakukan wawancara kepada narasumber, serta pengumpulan data-data pendukung lainnya agar karya yang dihasilkan lebih akurat. Teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan teknik pengembilan gambar handheld. Penulis menggunakan teknik ini dikarenakan oleh keterbatasan waktu, alat, serta sumberdaya manusia. Selain karena keterbatasan tersebut, apabila dengan teknik ini dapat dibungkus dengan kreativitas, maka dapat menghadirkan kesan yang lebih nyata kepada penonton. c. Pasca Produksi Dalam memproduksi film dokumenter ini, penulis menggunakan kamera DSLR dengan beberapa lensa pendukung diantaranya, lensa 18-55mm, fix 50mm, dan lensa tele mm untuk keperluan pengambilan gambar. Penggunaan kamera DSLR, atas perimbangan penyimpanan data yang dihasilkan oleh kamera lebih mudah diakses dan ringan, kamera DSLR menggunakan media penyimpanan data dengan System Digital Card atau SD Card. Penggunaan DSLR dengan media penyimpanan MMC dan CF akan menghasilkan data dalam format digital video, dan dalam format.mov. Data dengan format.mov ini data dapat langsung 7

8 digunakan pada software editing seperti Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect, sehingga penulis tidak perlu lagi melakukan proses convert data untuk melakukan proses editing. Lalu proses editing akan masuk pada beberapa tahap yang terbagi atas keperluan gambar dan suara yaitu, Offline Editing, Music Scoring, Online Editing, Color Grading dan Mastering. Offline editing Dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara kasar hasil gambar yang diinginkan. Dalam pembuatan film dokumenter ini, offline editing yang dilakukan adalah memilih shot gambar yang sesuai dengan kebutuhan gambar dalam film, kemudian mengatur letak posisinya untuk menciptakan keterpaduan dan kesinambungan dalam gambar yang akan diedit sehingga menciptakan sebuah cerita yang kontinuiti dengan gambar yang dinamis. Online Editing Dalam sebuah film fungsi online editing ialah salah satu proses akhir dimana penulis akan memasukkan ilustrasi, narasi, efek, koreksi warna, dan lain-lain sehingga hasil dari online editing bisa langsung menjadi sebuah film yang utuh. Music Scoring Proses ini dilakukan karena berfungsi untuk menciptakan irama yang struktural dan merangsang tanggapan emosional yang bertujuan memperjelas dan memperkuat makna gambar visual. 2. Target Audiense a. Segmentasi i. Demografis Film dokumenter Menuju May Day ditunjukkan untuk mahasiswa dan umum (komunitas-komunitas penggemar film). 8

9 ii. Geografis Film dokumenter ini akan ditayangkan pada acara-acara diskusi film di kota Bandung. iii. Perilaku Mahasiswa dan umum yang gemar menonton, berdiskusi, dan mengulas sebuah film. iv. Psikografis Mahasiswa dan umum yang ingin mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari buruh serta perjalanan dibalik aksi solidaritas 1 Mei. b. Target Dokumenter ini ditunjukan untuk remaja dan umum (usia remaja hingga dewasa) yang memiliki ketertarikan terhadap dibalik kisah sebuah kejadian. c. Positioning Menjadi sebuah media yang dapat menggambarkan serta menjadi media pembelajaran dalam mengetahui bahkan memahami budaya sosial yang terjadi di lapangan Sinopsis Sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah perjuangan kelas. Sejak lenyapnya kepemilikan bersama primitif atas tanah seluruh sejarah adalah sejarah perjuangan kelas, perjuangan antara kelas yang dihisap dengan yang menghisap, Menuju May Day adalah sebuah kolaborasi antara seni serta ideologi yang menghadiri masalah sosial, budaya, serta politik di masyarakat. Dengan momentum hari Buruh Internasional, serikat buruh bersatu serta berbagai lapisan masyarakat menggelar sebuah aksi bersama. Merangkai rantai demi tujuan tercapai. 9

10 1.5.3 Rundown Program Judul Film Tema Film Subjek Format Film Durasi : Menuju May Day : Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Politik : Aliansi Serikat Buruh Komite Satu Mei : Film Dokumenter : 40 Menit Tabel 1. 1 Rundown Film Dokumenter Menuju May Day no time line durasi isi materi keterangan berita media metro tv video berita didapat mengenai aksi buruh di 1 00:00-00:35 35" serta diunduh lewat kawasan industri bekasi youtube pada tahun :35-02:45 2:10 aksi buruh di daerah kawan industri bekasi video aksi buruh di kawasan industri bekasi pada tahun 2012 di dapat dari narasumber (PPRI) 3 02:45-03:05 20 kutipan dari seorang filsuf yang menjadi gambaran umum dari film text dokumenter menuju may day 4 03:05-04:20 1:15 pembuka / bumper text 5 04:20-05:35 1: :35-06:40 1: :40-09:10 2:30 pendidikan serta hasil interview dari salah satu anggota asi australia workers links stock shot gambar salah satu kegiatan persiapan aksi satu mei hasil interview dengan seorang seniman dari Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia lokasi : sekretariat bersama buruh F- SEDAR di cibitung kabupaten bekasi, jawa barat lokasi : sekretariat bersama buruh F- SEDAR di cibitung kabupaten bekasi, jawa barat lokasi : sekretariat bersama buruh F- SEDAR di cibitung kabupaten bekasi, jawa 10

11 barat 8 09:10-11: :10-12:40 1: :40-14:05 1: :05-21:10 6: :10-24:05 2: :05-27:10 2: :10-29:15 2: :15-30:50 1:35 penampilan SEBUMI pada aksi May Day hasil interview Danial (salah satu kontributor Solidaritas.net) aksi buruh pada May Day 2016 hasil interview Danial (salah satu kontributor Solidaritas.net) hasil interview mujiyo (presiden aliansi buruh kontrak menggugat) hasil interview Danial (salah satu kontributor Solidaritas.net) hasil interview Danial (salah satu kontributor Solidaritas.net) hasil interview Danial (salah satu kontributor Solidaritas.net) lokasi : daerah kawasan monas serta istana negara membrikan informasi tentang May Day lokasi : daerah kawasan monas serta istana negara memberikan informasi tentang sejarah organisasi buruh pada masa orde baru dan reformasi lokasi : kontrak- kontrakan buruh daerah sekitar kawasan industri, kabupaten bekasi memberikan informasi tentang sejarah organisasi buruh pada sekitar tahun 2010, 2011, 2012, sampai akhir 2013 memberikan informasi tentang sejarah kekalahan atau kemunduran organisasi buruh memberikan informasi tentang kemajuan organisasi buruh (dari segi kerja sama dengan kelompok atau organisasi sektor lain) 11

12 16 30:50-32:35 1: :35-33: :00-34:15 1: :15-34: :50-35: :30-37:05 1: :05-38:55 1:50 penampilan SEBUMI pada aksi May Day hasil interview Danial (salah satu kontributor Solidaritas.net) penampilan aksi / orasi Surya Anta (salah satu anggota Pusat Perjuangan Rakyat Indonesia) penampilan aksi / orasi salah satu anggota Lembaha Bantuan Hukum Jakarta hasil interview Bona (salah satu anggota KPO- PRP) hasil interview Kartika (salah satu anggota Sentra Gerakan Buruh Nasional) hasil interview Danial (salah satu kontributor Solidaritas.net) 38:55-43:05 4:10" closing lokasi : daerah kawasan monas serta istana negara memberikan informasi tentang kemajuan organisasi buruh (dari segi unsur- unsur atau anggota serikat buruh yang sudah mulai kritis) memberikan orasi mengenasi demokrasi dan kriminalisasi 26 aktivis memberikan orasi mengenai pemimpin agama dari sudut pandang perjuangan kelas buruh memberikan pandangan terhadap akademis / intelektual dari sudut pandang perjuangan kelas buruh memberikan pandangan terhadap sistem budaya masyarakat patriarki dari sudut pandang perjuangan kelas buruh wanita memberikan informasi tentang kemenangan organisasi buruh (dari segi ekonomi) stockshot selama proses produksi + credit tittle Sumber: Olahan Penulis 12

13 1.5.4 Tujuan Media yang Digunakan Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah dokumenter pertama digunakan dalam resensi Film Moana (1926) oleh Robert Flaherty yang ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran dari John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari Grierson sangat percaya bahwa sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda pula. Oleh karena itu dokumenter-pun termasuk di dalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik, yang dalam istilahnya disebut creative treatment of actuality. Karya akhir ini menggunakan acara-acara pemutaran film yang biasanya telah diagendakan oleh komunitas-komunitas film, maupun komunitas yang bergerak di bidang sosial dan budaya. Seperti yang telah dipelajari sebelumnya dalam prinsip komunikasi, semakin mirip latar belakang sosial-budaya, maka semakin efektiflah komunikasi. Adapun bentuk penyajian dalam film dokumenter ini di simpan dalam media data (Compact Disc atau Tape), konten di dalamnya akan dikemas secara informatif, edukatif, dan berimbang dengan akurasi data yang dapat dipertanggung jawabakan Cara Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada skripsi karya akhir ini, dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Pengambilan gambar di lokasi secara langsung b. Pengumpulan data seperti : berkas data audio dan visual baik berupa Data Digital maupun data mentah c. Interview dengan objek yang berkaitan dengan film d. Pengumpulan bukti otentik berupa apa saja yang berkaitan dengan film 13

14 1.5.6 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan produksi program film Menuju May Day ini akan mengambil lokasi di daerah Bekasi dan Jakarta. Serta pengerjaan karya akhir ini diperkirakan akan berlangsung mulai dari bulan April 2016 hingga Juli Berikut tabel perkiraan waktu tersebut : Tabel 1.2 Perencanaan Waktu Pengerjaan Film Dokumenter Menuju May Day KEGIATAN Mencari topik pembahasan Mengumpulkan keseluruhan informasi melalui riset Menyusun proposal Seminar proposal Pengumpulan data melalui observasi Analisis data Editing Sidang Skripsi Karya Akhir 2016 APRIL 2016 MEI 2016 JUNI 2016 JULI 2016 AGUSTUS 2016 Sumber : Hasil Olahan Penulis 14

15 1.6 Skema Rancangan Proyek Gambar 1.3 Skema Rancangan Proyek Momentum Hari Buruh Internasional Konsolidasi dilakukan oleh beberapa serikat buruh dalam mempersiapkan aksi pada Hari Buruh Internasional Pra Produksi Merumuskan ide, menentukan ide, pencarian data, survey subjek dan objek, menyusun outline film, membuat timeline produksi Ayawaila (2008:35-81) Produksi Pengambilan gambar (visual) & pengambilan suara (audio) Ayawaila 2 (2008:97-127) 3 Pasca Produksi Offline editing, online editing, music scoring, mastering Ayawaila (2008: ) Film Dokumenter Menuju May Day Sumber: Olahan Penulis 15

Sumber : Gambar 1.2 Pantai Pangandaran

Sumber :  Gambar 1.2 Pantai Pangandaran 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah disabilitas mungkin kurang akrab di dengar masyarakat Indonesia, namun jika istilah penyandang cacat banyak yang mengetahui atau sering digunakan di tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu media penyiaran yang kian marak di Indonesia saat ini adalah stasiun TV lokal. Peran stasiun TV lokal di Indonesia sebagai media komunikasi massa berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan modal awal untuk membangun bangsa. Selain sebagai modal, pendidikan di era teknologi ini merupakan sebuah kebutuhan. Dilihat dari berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota dahulunya disebut dengan Paris van Java karena keindahannya dan juga dikenal sebagai kota belanja karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas

Lebih terperinci

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS Referensi DOKUMENTER dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS DOKUMENTER PERTEMUAN 1 Dokumentaris Umumnya sineas dokumenter merangkap beberapa posisi : produser, sutradara, penulis

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Penggabungan live shot dan animasi pada film pendek yang berjudul ABIMANYU ini berfungsi sebagai alat media komunikasi visual tentang

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Indikator Sosial Budaya Tahun 2012

Gambar 1.1 Indikator Sosial Budaya Tahun 2012 BAB I 1.1. Latar Belakang Kehadiran televisi di dunia menjadi pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Televisi menjadi sebuah media yang mudah diterima oleh berbagai macam lapisan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Kopi adalah minuman yang berasal dari tumbuhan buah-buahan yang bernama ilmiah Coffea. Menurut Saputra kopi adalah : Minuman yang dihasilkan dari proses biji kopi yang

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

27 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Di harapkan dengan film documenter Bisnis Ilegal 2x1 ini akan membuka mata masyarakat tentang realita yang sebenarnya terjadi di seluk beluk pemakaman

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

Ketentuan Penulisan. Skripsi/Kajian Komunikasi

Ketentuan Penulisan. Skripsi/Kajian Komunikasi Skripsi / Kajian Komunikasi Skripsi/Kajian merupakan Tugas Akhir Mahasiswa yang berbentuk Karya Tulis Ilmiah dari hasil penelitian dan atau studi kepustakaan yang disusun menurut kaidah keilmuan Komunikasi

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 A. Dasar Pemikiran Pada dasarnya film dapat dimaknai atau dilihat memiliki fungsi sebagai berikut: Sebagai media ekspresi seni Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd. M.Sn. Disusun oleh : Yessy Arisanti Wienata 14148151

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi. Benda dengan kemampuan audio-visual ini telah menggeser popularitas

BAB I PENDAHULUAN. televisi. Benda dengan kemampuan audio-visual ini telah menggeser popularitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Media komunikasi terpopuler dan digemari oleh masyarakat saat ini adalah televisi. Benda dengan kemampuan audio-visual ini telah menggeser popularitas radio yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dan tercatat sebagai kota terbesar ke-4 di Indonesia setelah Jakarta, Medan, dan Surabaya dengan luas 167,67 hektar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi menayangkan berbagai jenis program acara setiap harinya dalam jumlah yang banyak dan beragam. Ada program berita yang terbagi menjadi hardnews dan

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown BAB V IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab V ini akan dijelaskan proses produksi, seperti yang telah terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown yang sudah tersedia untuk penayangan

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN

II. METODE PERANCANGAN II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of Art) Para kreator film 8 detik saat ini sudah mulai banyak memproduksi karya nya. Durasi yang singkat membuat siapapun bias membuat film 8 detik. Namun

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini penulis akan melakukan editing gambar hasil shooting

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER A. TREATMENT TEMA Seni modern Performance art sebagai seni alternative yang tengah berkembang di Indonesia. IDE CERITA Penulis memilih genre dokumenter Ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut Marcel Danesi mendefinisikan Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafis, animasi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ABSTRAK...

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ABSTRAK... DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN.... KATA PENGANTAR.... UCAPAN TERIMA KASIH.... DAFTAR ISI... i ii iii v DAFTAR GAMBAR.... viii DAFTAR TABEL..... ABSTRAK.... x xi BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG... 1

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Logo INDO COMMUNITIES

Gambar 5.1 Logo INDO COMMUNITIES BAB 5 PASCA PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 5.1. Editing dan Mixing Setelah selesai melakukan berbagai proses tahapan produksi, tim produksi mulai melakukan tahapan pasca produksi. Kegiatan pada pasca produksi

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Orisinalitas (State of The Art) Berdasarkan pengamatan referensi dan kompetitor dari karya sejenis, kebanyakan karya yang dibuat masih kurang menarik. Karya yang sudah ada

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

Laporan Produksi Trailer Kampung Seni #2 ISI Surakarta

Laporan Produksi Trailer Kampung Seni #2 ISI Surakarta Laporan Produksi Trailer Kampung Seni #2 ISI Surakarta Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Program Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode MK/SKS Semester Program Studi Pengajar : Dokumentasi Tari : MPB-109/2 SKS : VII : S-1 Seni Tari : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ujungberung yang terletak di Kota Bandung ini memiliki beragam kesenian, salah satunya adalah kesenian yang berkembang saat perjuangan kemerdekaan Indonesia. menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan informasi dan hiburan secara instan menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam jenis program televisi yang dihadirkan ke hadapan penonton di seluruh Indonesia melalui layar kaca setiap harinya, membuat setiap stasiun televisi baik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( ) ABSTRAK Indonesia memiliki banyak kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang tidak banyak diketahui oleh generasi muda. Budaya dan tradisi yang dipercaya turun temurun dan merupakan identitas bangsa harus

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut (Munir, 2012) secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi. Misalnya, video musik adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terbesar dan terluas, Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar ke empat di dunia berdasarkan biro sensus AS per 2014. Salah satu kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek, dan sangat mudah ditemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Film, saat ini sudah menjadi media yang efektif untuk. menyampaikan suatu pesan kepada khalayak umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Film, saat ini sudah menjadi media yang efektif untuk. menyampaikan suatu pesan kepada khalayak umum. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film, saat ini sudah menjadi media yang efektif untuk menyampaikan suatu pesan kepada khalayak umum. Pesan yang disampaikan bisa apa saja, sesuai dengan yang ingin menyampaikan,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pembuatan produksi sebuah film, pada dasarnya memiliki suatu rangkaian tahapan yang harus dilalui. Rangkaian tersebut akan membantu menentukan hasil proses produksi program

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, terdapat suatu fenomena yang terjadi yaitu para pemilik modal berlomba-lomba menginvestasikan modal mereka guna mengincar keuntungan

Lebih terperinci

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Tahap Produksi Proses produksi adalah proses pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu pada tahap pra produksi. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan representasi psikologis masing-masing orang yang dibangun dari latar belakang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA A. Kelompok data berkaitan dengan aspek fungsi produk rancangan Pembuatan motion graphic Seller center ini bertujuan untuk mengedukasi para penjual di tokopedia yang kesulitan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. IV 1. Media film dokumenter

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. IV 1. Media film dokumenter BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV 1. Media film dokumenter Media utama film dokumenter Seni Ulin Buhun Benjang Gelut berdurasi tiga belas menit mengangkat tema keberadaan seni beladiri tradisional sunda

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan paling mempengaruhi perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan paling mempengaruhi perkembangan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah hal penting dan paling mempengaruhi perkembangan, kemajuan setiap bangsa. Seluruh komponen dalam dunia pendidikan harus didukung dan digerakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman yang kian hari mendorong masyarakat akan hausnya informasi dan hiburan, salah satunya adalah tayangan yang televisi hadirkan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai agar data yang dikirim oleh pengirim bisa sampai ke penerima. Media yang dipakai bisa melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Pakpak merupakan salah satu suku di daerah Sumatera Utara. Suku ini adalah salah satu suku pribumi asli di kabupaten Pakpak Bharat dan kabupaten Dairi Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Laporan ini menggunakan metodologi wawancara dan observasi untuk mendapatkan permasalahan yang terdapat di lapangan. Wawancara berfokus pada konsep yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kesenian. Salah satunya adalah angklung. Angklung adalah kesenian yang berupa alat musik tradisional. Angklung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendakian gunung atau yang disebut mountaineering adalah olahraga, profesi, dan rekreasi. Ada banyak alasan mengapa orang ingin mendaki gunung, terutama di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Perancangan Video Virtual Reality Gunung Tangkuban Perahu ini termasuk dalam lingkungan non-fisik, yaitu sebagai media penyampaian cerita dongeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin menginformasikan bahwa di daerah Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, bermukim sekelompok Betawi Kristen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB V CATATAN PRODUKSI. kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan

BAB V CATATAN PRODUKSI. kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan BAB V CATATAN PRODUKSI Proses pengerjaan film dokumenter MEANINGFUL ini memakan waktu kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan pada akhir desember 2015 dengan rincian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan juga kalangan menengah kebawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek, dan sangat

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Disusun oleh : Rizka Febbry Indriani 14148142 Intan

Lebih terperinci

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4. 1. Teknis Produksi Teknis Produksi adalah laporan proses dalam pembuatan karya audio visual yang didalamnya mencakup proses pra produksi, produksi dan pasca produksi

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah euforia masyarakat yang sangat mengutamakan hal yang bersifat baru dan kekinian, ilmu komunikasi seolah hadir sebagai disiplin ilmu modern yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci