ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD"

Transkripsi

1 ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Muhammad Caesar NIM: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M ii

2

3

4

5

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Muhammad Caesar 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 September Jenis Kelamin : Laki-Laki 4. Nama Ayah : Novel Ma ruf 5. Nama Ibu : Elvy Winda 6. Anak Ke Dari : 2 dari 3 bersaudara 7. Status : Belum Menikah 8. Agama : Islam 9. Alamat : Gg Masjid No 38 Cipulir Keb. Lama Jakarta Selatan 10. Telepon : cesnovel93@gmail.com II. PENDIDIKAN 1. SDN SERUA 1 Tahun SMPN 3 CIPUTAT Tahun SMAN 4 TANGERANG SELATAN Tahun S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun vii

7 III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Ketua IRMA (Ikatan Remaja Masjid Al-hijriyah) Perumahan Bukit Nusa Indah Periode Anggota Divisi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode Koordinator Data dan Informasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode IV. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Sebagai peserta dalam Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi, 23 September 2013, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sebagai peserta dalam Safari Ramadhan OJK Edukasi Produk dan Jasa Keuangan Gerakan literasi Keuangan, 10 Juni 2014, Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Sebagai peserta dalam Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi 8 November 2012, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Sebagai peserta dalam Industri Hulu Migas Perspektif Pembangunan Ekonomi Nasional, 2 Mei 2013, Wisma Syahida Inn, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. viii

8 ANALYSIS OF FRAUD DIAMOND IN DETECTING FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Study on Property, Real Estate and Building Construction Company Registered at Indonesia Stock Exchange Year ) By: Muhammad Caesar ABSTRACT The aim of this research was to test the effects of fraud diamond on financial statement fraud. The samples of this research is property, real estate and building construction companies listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2011 to 2015 periods. The number of companies were 25 companies with 5 years observation. Based on purposive sampling method, sample total is 125. The data analysis methods used logistic regressions. The results of these research indicate that percent change in total assets (ACHANGE), ratio of total accruals (TATA) and audit opinion (AUDREP) effect financial statement fraud with 0.031, 0.000, and significant value. Meanwhile, return on assets (ROA), ratio of leverage (LEVERAGE), percent change in receivable on sales (RECEIV) and change of directors (DCHANGE) has no significant impact on financial statement fraud (Beneish M-Score) with 0.438, 0.719, and significant value. Keywords: Financial Statement Fraud, Beneish M-Score, Fraud Triangle, Fraud Diamond, Financial Stability, Financial Target, External Pressure, Nature of Industry, Rationalization, Capability. ix

9 ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Oleh: Muhammad Caesar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh fraud diamond terhadap financial statement fraud. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 sampai Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 25 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel yang diperoleh adalah 125. Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persentase perubahan total aset (ACHANGE), rasio total akrual (TATA) dan opini audit (AUDREP) berpengaruh terhadap financial statement fraud dengan nilai signifikansi 0.031, 0.000, dan Sedangkan return on assets (ROA), rasio leverage (LEVERAGE), persentase perubahan piutang pada penjualan (RECEIV) dan pergantian direksi (DCHANGE) tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud dengan nilai signifikansi 0.438, 0.719, dan Kata kunci: Financial Statement Fraud, Beneish M-Score, Fraud Triangle, Fraud Diamond, Financial Stability, Financial Target, External Pressure, Nature of Industry, Rationalization, Capability. x

10 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Sang teladan yang selalu membimbing kita menuju kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, terima kasih atas segala dukungan, doa, kasih sayangnya serta bantuan moril maupun materi yang telah diberikan selama ini. 2. Terima kasih juga kepada kedua saudara kandung serta seluruh keluarga yang memberikan bantuan doa dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. 4. Ibu Yessi Fitri, S.E., Ak., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan S.E., M.M., Ak., CA selaku Sekertaris Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE.,M.Ak selaku Pembimbing Akademik penulis selama menempuh masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. xi

11 7. Ibu Yulianti S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat, memberikan semangat dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini. 8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh masa studi. 9. Teman-teman dilingkungan kampus dan diluar kampus. 10. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2011 dan kelas Akuntansi Manajemen. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalammualaikum Wr.Wb. Jakarta, 25 April 2017 Muhammad Caesar xii

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... iv LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vii ABSTRACT... ix ABSTRAK... x KATA PENGANTAR... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 8 C. Tujuan Penelitian... 9 D. Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Literatur Teori Agensi (Agency Theory) Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan b. Tujuan Laporan Keuangan xiii

13 3. Fraud a. Definisi Fraud b. Jenis-jenis Fraud c. Financial Statement Fraud Deteksi Fraud Fraud Triangle Theory a. Pressure (Tekanan) b. Opportuniy (Kesempatan) c. Rationalization (Rasionalisasi) Fraud Diamond Theory (Capability elemen keempat fraud) B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu C. Kerangka Pemikiran D. Hipotesis Financial Stability dengan Financial Statement Fraud: Persentasi perubahan total aset (ACHANGE) Financial Target dengan Financial Statement Fraud: Return On total Assets (ROA) External Pressure dengan Financial Statement Fraud: Rasio Leverage Nature of Industry dengan Financial Statement Fraud: Presentase perubahan Piutang pada Penjualan (RECEIV) Rationalization dengan Financial Statement Fraud a. Rasio Total Akrual (TATA) b. Opini Audit (AUDREP) Capability dengan Financial Statement Fraud: Pergantian Direksi (DCHANGE) xiv

14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penentuan Sampel C. Metode Pengumpulan Data D. Metode Analisis Data Definisi Regresi Logistik Tahapan Regresi Logistik a. Statistik Deskriptif b. Pengujian Hipotesis Penelitian ) Menilai kelayakan model regresi ) Menilai Keseluruhan Model ) Koefisien Determinasi ) Matriks Klasifikasi ) Model regresi yang terbentuk E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Dependen Variabel Independen a. Financial Stability: Persentase perubahan total aset (ACHANGE) b. Financial Targets: Return On total Assets (ROA) c. External Pressure: Rasio Leverage d. Nature of Industry: Perubahan Piutang pada Penjualan (RECEIVABLE) e. Rationalization ) Rasio Total Akrual (TATA) ) Opini Audit (AUDREP) f. Capability: Pergantian Direksi (DCHANGE) xv

15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hasil Uji Statistik Deskriptif Hasil Uji Hipotesis Penelitian a. Menilai Kelayakan Model Regresi b. Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit) c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkeke R Square) d. Hasil Matriks Klasifikasi e. Hasil Uji Regresi Logistik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvi

16 DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu Rasio Keuangan untuk Mengukur Beneish M-Score Operasional Variabel dan Pengukuran Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Daftar Nama Perusahaan Statistik Deskriptif Indentifikasi Data Data yang diproses Kelayakan Model Regresi Hasil Menilai Keseluruhan Model Hasil Uji Keseluruhan Model Hasil Uji Koefisien Determinasi Matriks Klasifikasi Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik xvii

17 DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Halaman 2.1 Fraud Triangle Fraud Diamond Skema Kerangka Pemikiran xviii

18 DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman 1 Daftar Nama Perusahaan Data Perusahaan Tahun Output SPSS xix

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan produk utama dari akuntansi yang menjadi suatu instrumen penting dalam operasional perusahaan. Di mana pada laporan keuangan terdapat catatan informasi akuntansi perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan secara financial. Laporan keuangan yang wajar adalah laporan keuangan yang penyajiannya memenuhi standar akuntansi yaitu wajar, relevan, dan transparan (Mulyadi, 2002). Dalam penggunaannya laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dan diharapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan tersebut. Informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berisikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan tersebut, baik dari pihak eksternal maupun dari pihak internal perusahaan. Laporan keuangan juga sebagai media untuk mengetahui bagaimana keadaan financial perusahaan serta untuk mengetahui bagaimana 1

20 kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan tersebut. Namun dalam penyajian laporan keuangan beberapakali sering terjadi tindakantindakan kecurang dalam penyajiannya. Hal ini penting dijadikan perhatian agar tindakan ini dapat dideteksi sedini mungkin serta dapat diminimalisir semaksimal mungkin. Sehingga pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan dapat mempercayakan informasi-informasi yang tersaji dalam laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu dalam penyajian laporan keuangan harus di sajikan secara akurat dan relevan, sehingga informasi-informasi yang ada dalam laporan keuangan dapat membantu pihak-pihak yang menggunakannya sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Namun pada kenyataannya masih banyak pihak manajemen yang masih melakukan kecurangan laporan keuangan untuk mencapai tujuan yang menguntungkan suatu organisasi atau keuntungan pribadi. Kasus-kasus yang sering terjadi pada kecurangan laporan keuangan biasanya dilakukan oleh pihak-pihak petinggi perusahaan atau pihak yang berpengaruh dalam pembuatan laporan keuangan. Walaupun saat ini sorotan utama sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi (Norbani, 2012). Pada kecurangan laporan keuangan mungkin pelaku-pelaku yang melakukan kecurangan akan merasa diuntungkan dengan tindakan yang 2

21 dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, namun akan merugikan untuk pihakpihak yang menggunakan laporan keuangan untuk mendapatkan informasiinformasi yang harusnya akurat dan relevan. Informasi laba yang tersajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan, menjadi sorotan utama yang dilihat oleh investor yang ingin melakukan investasi, karena dari informasi laba tersebut investor dapat melihat kualitas dari kinerja manajemen perusahaan dan dapat menentukan keputusan atas dana yang akan diinvestasikannya. Tindakan manajemen sebagai intervensi yang sengaja dilakukan untuk maksud tertentu dalam proses pelaporan keuangan ini untuk memperoleh beberapa keuntungan selanjutnya disebut sebagai Manajemen Laba (Schiper, 1989). Association of Certified Fraud Examimers (ACFE) mendefiniskan manajemen laba sebagai kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan keuangan mengenai fakta material atau data akuntasi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya. Menurut Scott (2009) terdapat beberapa strategi yang digunakan manajemen perusahaan dalam praktik manajemen laba yaitu taking a bath, income maximization, income minimization, dan income smoothing. Taking a Bath yaitu melaporkan kerugian dalam jumlah besar yang diharapkan dapat meningkatkan laba di masa yang akan datang. Income Minimization dilakukan pada saat perusahaan memiliki 3

22 tingkat profitabilitas yang tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-cost). Income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. Banyak sekali contoh kasus yang terjadi terhadap kecurangan laporan keuangan, baik dari perusahaan luar negri maupun perusahaan dalam negri. Salah satu contoh kasus kecurangan pada kasus TOSHIBA yang merupakan perusahaan industry teknologi diseluruh dunia sejak tahun 1875, itu artinya selama 140 tahun Toshiba telah mampu mencuri hati masyarakat diseluruh dunia dengan produk yang berkualitas, brand image yang tangguh dan layanan pelanggan yang excellent. Namun betapa mengejutkan bahwa dalam laporan 300 halaman yang diterbitkan panel independen tersebut mengatakan bahwa 3 direksi yang telah berperan aktif dalam menggelembungkan laba usaha Toshiba sebesar 151,8 miliar (setara dengan Rp 15,85 triliun), dan menyebabkan harga saham Toshiba turun sekitar 20% atas tindakan direksi tersebut. Adapun kasus yang pernah terjadi di perusahaan perbankan, yaitu kasus di Citybank yang dilakukan oleh mantan Relationship Manager Malinda Dee yang didakwa melakukan tindak pidana penggelapan dana senilai Rp ,-. 4

23 Akibat perbuatannya Malinda Dee divonis 8 tahun penjara dengan denda Rp ,-. Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan (Skousen et al., 2009). Cressey (1953) menyatakan jika kecurangan laporan keuangan disebabkan oleh tiga kondisi, yaitu Tekanan (Pressure), Kesempatan (Opportunity), dan Rasionalisasi (Rationalization) yang sering disebut dengan Fraud Triangle. Teori Fraud Triangle ini telah diadopsi dalam standar auditing dan dianggap sebagai salah satu literatur utama dalam menjelaskan fenomena kecurangan laporan keuangan yaitu dalam Statement on Auditing Standards (SAS) No. 99. Namun dalam perkembangannya, mulai diperkenalkan kembali teori lanjutan dari fraud triangle oleh Wolfe dan Hermanson. Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa disamping ketiga faktor dalam Fraud triangle tersebut terdapat faktor lain yang juga berperan besar dalam terjadinya Fraud yakni Kemampuan (Capability). Wolfe and Hermanson (2004) meneliti tentang capability sebagai salah satu fraud risk factor yang melatarbelakangi terjadinya fraud menyimpulkan bahwa perubahan direksi dapat mengindikasikan terjadinya fraud. Unsur-unsur dari fraud diamond ini tidak dapat begitu saja diteliti sehingga membutuhkan proksi variabel. Proksi yang digunakan dalam mendeteksi terjadinya fraud dalam penelitian ini antara lain pressure yang diproksikan 5

24 dengan financial stability, financial target dan external pressure; opportunity yang diproksikan dengan nature of industry; rationalization yang diproksikan dengan opini audit dan total akrual serta capability yang diproksikan dengan perubahan direksi (Sihombing, 2014). Unsur pertama yaitu tekanan (Pressure), salah satu kondisi yang selalu hadir saat terjadi kecurangan laporan keuangan adalah tekanan (pressure) (Cressey, 1953). Tekanan dapat terjadi saat kinerja perusahaan berada pada titik di bawah rata-rata kinerja industri (Skousen et al, 2009). Dalam kondisi tersebut dapat digambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi tidak stabil dalam mendayagunakan sumber daya yang ada, hal ini dapat berdampak buruk kepada aliran dana yang masuk dari para investor. Kaitannya dengan unsur tekanan, peneliti menggunakan proksi persentase perubahan total aset (ACHANGE) untuk financial stability. Peneliti juga menggunakan proksi Return On total Asset (ROA) untuk financial target. Serta peneliti menggunakan proksi rasio leverage (LEVERAGE) untuk kategori external pressure. Variabel -variabel tersebut dipilih sekaligus untuk melihat konsistensinya dengan penelitian-penelitian terdahulu yang sebagian besar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Unsur kedua yaitu, kesempatan (opportunity). Pada laporan keuangan terdapat akun-akun tertentu yang besarnya saldo ditentukan oleh perusahaan berdasarkan suatu estimasi, misalnya akun piutang tak tertagih dan akun persediaan usang. Kesalahan secara sengaja dalam menentukan estimasi untuk menilai saldo piutang tak tertagih dan menilai saldo persediaan usang menjadi 6

25 sebuah kesempatan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan (Ratmono et al., 2014). Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan proksi persentase perubahaan piutang pada penjualan (RECEIV) untuk kategori nature of industry dalam komponen kesempatan (opportunity). Unsur ketiga yaitu, rasionalisasi (rationalization). Rasionalisasi merupakan komponen yang masih sulit untuk diteliti. Rasionalisasi lebih sering dihubungkan dengan sikap dan karakter seseorang yang membenarkan nilainilai etis yang sebenarnya tidak baik (Rustendi, 2009). Rendahnya integritas yang dimiliki seseorang menimbulkan pola pikir di mana orang tersebut merasa dirinya benar saat melakukan kecurangan, sebagai contoh manajemen membenarkan untuk melakukan praktik manajemen laba (Ratmono et al., 2014). Skousen et al., (2009) menyimpulkan bahwa kelebihan dari penggunaan diskresionari akrual menyebabkan opini audit tidak wajar. Tindakan manajemen laba tersebut tentunya karena manajemen merasionalkan perbuatannya. Oleh karena itu proksi total akrual (TATA) dan opini audit (AUDREP) digunakan untuk mengukur rasionalisasi (rationalization). Unsur keempat yaitu, kemampuan (capability). Perubahan direksi tidak selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Perubahaan direksi bisa menjadi suatu upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya dengan melakukan perubahan susunan direksi ataupun perekrutan direksi yang baru yang dianggap lebih berkompeten dari direksi sebelumnya. Sementara disisi lain, pergantian direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk 7

26 menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan serta perubahan direksi dianggap akan membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja awal tidak maksimal. Oleh karena itu peneliti menggunakan proksi pergantian direksi (DCHANGE) untuk mengukur kemampuan (capability). Pada tahun 2011 Crowe Howarth mengupas lebih dalam mengenai faktorfaktor pemicu kecurangan yaitu Fraud Pentagon Theory, dalam teori ini menambahkan elemen fraud lainnya yaitu arogansi (arrogance). Namun dalam penelitian ini peneliti masih menggunakkan Fraud Diamond Theory dikarenakan masih minimnya referensi atau penelitian terdahulu terkait Fraud Pentagon Theory. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi pada Perusahaan Property, Real Estate, and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Apakah variabel persentase perubahan total aset (ACHANGE) (kategori dari financial stability) berpengaruh terhadap financial statement fraud? 8

27 2. Apakah variabel return on assets (ROA) (kategori dari financial target) berpengaruh terhadap financial statement fraud? 3. Apakah variabel rasio leverage (LEVERAGE) (kategori dari external pressure) berpengaruh terhadap financial statement fraud? 4. Apakah variabel peresentase perubahan piutang pada penjualan (RECEIV) (kategori dari nature of industry) berpengaruh terhadap financial statement fraud? 5. Apakah variabel total akrual (TATA) (kategori dari rationalization) berpengaruh terhadap financial statement fraud? 6. Apakah variabel opini audit (AUDREP) (kategori dari rationalization) berpengaruh terhadap financial statement fraud? 7. Apakah variabel pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) (kategori dari capability) berpengaruh terhadap financial statement fraud? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis bukti empiris atas hal-hal berikut ini: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh persentase perubahan total aset (ACHANGE) terhadap financial statement fraud. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh return on total assets (ROA) terhadap financial statement fraud. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh rasio leverage (LEVERAGE) terhadap financial statement fraud. 9

28 4. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh persentase perubahan piutang pada penjualan (RECEIVABLE) terhadap financial statement fraud. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh total akrual (TATA) terhadap financial statement fraud. 6. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh opini audit (AUDREP) financial statement fraud. 7. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) terhadap financial statement fraud. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi dan manajemen keuangan serta sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Memberikan pandangan kepada manajemen sebagai agent terkait tanggung jawabnya dalam melindungi kepentingan principal. Juga memberikan informasi atau alat bantu kepada pemegang saham, investor, kreditor dan pihak lain agar memahami faktor-faktor yang dapat 10

29 menyebabkan kecurangan laporan keuangan agar tidak salah dalam mengambil keputusan. 3. Bagi Investor Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris yang dapat digunakan untuk menambah informasi sebagai dasar pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Salah satunya dengan mengamati faktor-faktor untuk menilai kewajaran laporan keuangan. 4. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk ilmu pengetahuan. 5. Bagi Peneliti Berikutnya Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 6. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kecurangan laporan keuangan, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang. 11

30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Agensi Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut principal mempekerjakan individu atau organisasi lain, yang disebut agent untuk melaksanakan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agent tersebut. Dalam sebuah perusahaan, manajer berperan sebagai agent yang secara moral bertanggungjawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Conflict of interest atau perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah yang memicu agency problem yang dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Menurut Eisenhardt (1989), teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya 12

31 mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationaliy), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Ketiga hal tersebut menyebabkan informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan realibilitasnya. Informasi yang disampaikan biasanya tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya atau disebut sebagai informasi yang tidak simetri (asimetry information). Ketidakjelasan informasi yang dihasilkan manajemen pada akhirnya akan menyesatkan para pengguna laporan dalam proses pengambilan keputusan. Masalah agensi yang disebabkan karena adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi tersebut, maka perusahaan harus menanggung biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976), menjelaskan biaya keagenan dalam tiga jenis yaitu: a. Biaya Monitoring (monitoring cost) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh agen. b. Biaya Bonding (Bonding Cost) merupakan biaya untuk menjamin bahwa agen tidak akan bertindak merugikan principal, atau dengan kata lain untuk meyakinkan agen, bahwa principal akan memberikan kompensasi jika agen benar-benar melakukan tindakan tersebut. 13

32 c. Biaya Kerugian Residual (Residual Loss), yaitu nilai uang yang ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh principal akibat perbedaan kepentingan. Untuk meminimalkan agency problem, dapat digunakan kontrak antara agen dan principal. Adanya sistem informasi yang memadai dapat pula digunakan untuk meminimalkan agency problem ini. Dengan adanya kontrak atau perjanjian dan informasi yang memadai ini maka agen akan bertindak sesuai kepentingan principal. 2. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan 1) Pengertian laporan keuangan menurut Sihombing (2014) adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas operasional suatu perusahaan dengan pihak tertentu yang membutuhkan data atau aktivitas keuangan perusahaan tersebut. 2) Menurut Ratmono et al (2014), definisi laporan keuangan adalah salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan dalam periode tertentu, pelaporan keuangan ini ditunjukan kepada para pihak yang terkait sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan atas aliran dana investasi dan 14

33 kredit yang masuk keperusahaan, serta untuk menjaring adanya investor baru yang tertarik untuk menanam modal. 3) Pengertian laporan keuangan menurut Ana Mardiana (2014) adalah merupakan sarana untuk menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan baik oleh pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan, informasi yang disajikan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian laporan keuangan yang wajar.. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Laporan Keuangan adalah: 1) Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal dan eksternal. 2) Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan dalam setiap kondisi. 3) Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan dalam suatu periode perusahaan dalam kurun waktu setahun. 4) Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan. 15

34 b. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksitransaksi keuangan buku bersangkutan. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 tentang Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba adalah adalah: 1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit, dan lainnya. 2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau 16

35 bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo. 3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban. 4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode. 5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk dividen dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan. 6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya. 7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan. Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat 17

36 3. Fraud diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan. a. Definisi Fraud Menurut Sihombing (2014) Fraud merupakan suatu perbuatan dan tindakan yang dilakukan secara sengaja, sadar, tahu dan mau untuk menyalahgunakan segala sesuatu yang dimiliki secara bersama, misalnya: sumber daya perusahaan dan negara demi kenikmatan pribadi dan kemudian menyajikan informasi yang salah untuk menutupi penyalahgunaan tersebut. Sedangkan Statement of Auditing Standards (AICPA, 2002) mendefinisikan fraud sebagai an intentional act that result in a material misstatement in financial statements that are the subject of an audit. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa tindakan yang disengaja untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek audit. Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di atas, maka dapat diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat 18

37 dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK, 2008) secara umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah: 1) harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation); 2) dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present); 3) fakta bersifat material (material fact); 4) dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly); 5) dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi; 6) pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut (misrepresentation); 7) yang merugikannya (detriment). b. Jenis-jenis Fraud The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) membagi kecurangan (fraud) dalam 3 (tiga) jenis atau tipologi berdasarkan perbuatan, yaitu: 1) Asset Misappropriation Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value). 19

38 2) Fraudulent Statements Fraudulent statements meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan. 3) Corruption Yang banyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion). c. Financial Statement Fraud Statement of Auditing Standart (SAS) No. 82 (American Institute of Certified Public Accountants, 1997) dalam Rezaee (2002) menyatakan bahwa kecurangan laporan keuangan sebagai salah saji yang disengaja atau kelalaian dalam laporan keuangan. Kelalaian atau 20

39 kesengajaan ini sifatnya material sehingga dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pihak yang berkepentingan. Menurut Wells (2011) dalam Sihombing (2014), Financial Statement Fraud mencakup beberapa modus, antara lain: 1) Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan (financial record), dokumen pendukung atau transaksi bisnis. 2) Penghilangan yang disengaja atas peristiwa, transaksi, akun, atau informasi signifikan lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan keuangan. 3) Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi, kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis. 4) Penghilangan yang disengaja terhadap informasi yang seharusnya disajikan dan diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam membuat laporan keuangan. 4. Deteksi Fraud Pendektesian terhadap financial statement fraud tidak selalu mendapat titik terang karena berbagai motivasi yang mendasarinya serta banyaknya metode untuk melakukan financial statement fraud Brenan dan McGrath (2007) dalam (Laila Tiffani, 2015). Kecurangan laporan keuangan yang tidak terdeteksi dapat berkembang menjadi skandal besar yang merugikan 21

40 banyak pihak (Skousen et al., 2009). Hal ini sering kali terjadi diawali dengan salah saji dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara material. Dalam rangka memberikan solusi terhadap kelemahan dalam prosedur pendeteksian kecurangan di dunia, American Institute Certified Public Accountant (AICPA, 2002) menerbitkan Statement of Auditing Standards No. 99 (SAS No.99) mengenai Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit pada Oktober Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas auditor dalam mendeteksi kecurangan dengan menilai pada faktor risiko kecurangan perusahaan. Elif Yucel (2013) mengatakan langkah pertama untuk mendeteksi kecurangan adalah dengan mengetahui dimana pertama kali harus memulai menerapkan kontrol, setelah itu memahami faktor-faktor yang menyebabkan kecurangan dan mendefinisikan area utama dengan melaksanakan pemeriksaan lebih rinci untuk memperkirakan akun mana yang paling beresiko, hal tersebut adalah cara mendeteksi kecurangan yang paling efektif. Pada tahap ini kecurigaan dan keraguan auditor adalah pokok penting. Terlebih lagi auditor harus mengevaluasi semua proses dengan keraguan yang professional saat mendeteksi kecurangan. Perlu diingat bahwa semua buku dan laporan keuangan mungkin mengandung 22

41 aplikasi yang menipu dan semua dokumen bisa jadi palsu. Hal ini bukan berarti tidak percaya tapi untuk kepentingan penyelidikan. 5. Fraud Triangle Theory Fraud Triangle Theory merupakan konsep segitiga kecurangan yang dikemukakan oleh Cressey (1953). Cressey (1953) dalam skousen (2009), berpendapat bahwa sampai batas tertentu terdapat tiga kondisi yang selalu hadir pada saat kecurangan laporan keuangan terjadi. Kondisi ini (pressure, opportunity, dan rasionalization) menjadikan dasar kerangka faktor resiko kecurangan. Gambar 2.1 Fraud Triangle Pressure Opportunity Rationalization Sumber: Cressey (1953) a. Pressure (Tekanan) Menurut Ana Mardiana (2014) kondisi dimana pihak manajemen sebagai agen yang harus berusaha bekerja semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang baik kepada pihak pemegang saham dalam bentuk laba yang meningkat setiap tahunnya dapat dikategorikan 23

42 sebagai tekanan yang dialami, walapun perusahaan dalam kondisi mengalami kesulitan keuangan mereka dituntut untuk berkinerja yang baik. Kondisi tersebut membuat pihak manajemen berupaya untuk memanipulasi laporan keuangan yang nantinya akan disampaikan kepada pihak pemegang saham untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan. Menurut SAS No.99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial target. Kategori yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan unsur pressure yaitu financial stability, external pressure, dan financial target. b. Opportunity (Kesempatan) Menurut Ratmono et al (2014) kesempatan akan timbul saat system pengendalian internal perusahaan melemah. Perusahaan dengan pengendalian internal yang lemah akan memiliki banyak celah yang menjadikan kesempatan bagi manajemen untuk memanipulasi transaksi. Kesempata tercipta karena adanya kelemahan pengendalian internal, ketidak efektifan pengawasan manajemen, atau penyalahgunaan posisi atau otoritas. Kegagalan untuk menetapkan prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga meningkatkan peluang terjadinya kecurangan. 24

43 SAS No.99 menyebutkan bahwa peluang pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori kondisi. Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure. Namun kategori yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan unsur opportunity yaitu nature of industry. c. Rationalization (Rasionalisasi) Ana Mardiana (2014) menyatakan rasionalization sebagai kondisi dimana setiap perbuatan curang yang mereka lakukan dianggap sebagai tindakan yang wajar atau malah benar adanya karena tindakan curang yang seperti itu sudah jamak dilakukan oleh pihak manajemen diberbagai perusahaan diseluruh dunia. Skousen (2009) menyatakan bahwa rasionalisasi merupakan bagian dari fraud triangle yang sulit diukur. Albrecht et al (2011) dalam Sihombing (2014) mengemukakan bahwa rasionalisasi yang sering terjadi ketika melakukan fraud antara lain: 1) Aset itu sebenarnya milik saya (perpetrator s fraud) 2) Saya hanya meminjam dan akan membayarnya kembali 3) Tidak ada pihak yang dirugikan 4) Ini dilakukan untuk sesuatu yang mendesak 5) Kami akan memperbaiki pembukuan setelah masalah keuangan ini selesai 25

44 6) Saya rela mengorbankan reputasi dan intgritas saya asal hal itu dapat meningkatkan standar hidup saya. 6. Fraud Diamond Theory (Capability elemen keempat fraud) Fraud diamond theory pertama kali dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson pada bulan Desember Hal ini dipandang sebagai pernyempurnaan yang diperluas dari fraud triangle theory. Wolfe dan Hermanson (2004) mengatakan banyak kecurangan tidak akan terjadi tanpa adanya orang yang tepat yang memiliki kemampuan untuk melakukan kecurangan. Posisi seseorang atau fungsi dalam organisasi dapat memberikan kemampuan untuk membuat atau memanfaatkan kesempatan agar kecurangan tidak tersedia untuk orang lain. Dapat dikatakan bahwa variabel kemampuan (capability) dapat dijadikan sebagai faktor untuk mengukur seberapa besar daya dari seseorang itu melakukan fraud. Gambar 2.2 Fraud Diamond Opportunity Pressure Rationalization Capability Sumber: Wolfe and Hermanson (2004) 26

45 Wolfe dan Hermanson berpendapat bahwa ada pembaharuan fraud triangle untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi dan mencegah fraud yaitu dengan cara menambahkan elemen keempat yakni capability (kemampuan). Many frauds, especially some of the multibillion-dolar ones, would not have occurred without the right person with the right capabilities inplace. Opportunity opens the doorway to fraud, and incentive and rationalizationcan draw the person towars it. But the person must have the capability to recognize the open doorway as an opportunity and to take advantage of it by walking through, not just once, but time and time again. Accordingly, the critical question is; Who could turn an opportunity for fraud into reality artinya adalah banyak fraud yang umumnya bernominal besar tidak mungkin terjadi apabila tidak ada orang tertentu dengan capability (kemampuan) khusus yang ada dalam perusahaan. Opportunity membuka peluang atau pintu masuk bagi fraud dan pressure dan rationalization yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud. Wolfe dan Hermanson (2004) menjelaskan sifat-sifat terkait elemen capability yang sangat penting dalam pribadi perilaku kecurangan, yaitu: 1) Positioning Posisi seseorang atau fungsi dalam organisasi dapat memberikan kemampuan untuk membuat atau memanfaatkan kesempatan untuk penipuan. Seseorang dalam posisi otoritas memiliki pengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau lingkungan. 27

46 2) Intelligence and creativity Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup dan mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal dan untuk menggunakan posisi, fungsi, atau akses berwenang untuk keuntungan terbesar. 3) Convidence / Ego Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dia tidak akan terditeksi. Tipe kepribadian umum termasuk seseorang yang didorong untuk berhasil di semua biaya, egois, percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri (narsisme). Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, gangguan kepribadian narsisme meliputi kebutuhan untuk dikagumi dan kurangnya empati untuk orang lain. Individu dengan gangguan ini percaya bahwa mereka lebih unggul dan cenderung ingin memperlihatkan prestasi dan kemampuan mereka. 4) Coercion Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau menyembunyikan penipuan. Seseorang individu dengan kepribadian yang persuasif dapat lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan atau melihat kearah lain. 28

47 5) Deceit Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan efektif dan konsisten. Untuk menghindari deteksi, individu harus mampu berbohong meyakinkan, dan harus melacak cerita secara keseluruhan. 6) Stress Individu yang harus mampu mengendalikan stres karena melakukan tindakan kecurangan dan menjaganya agar tetap tersembunyi sangat bisa menimbulkan stress. Dari penjelasan teori diatas dapat diketahui bahwa kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan, dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut serta adanya individu yang memiliki kemampuan untuk melakukan kecurangan. B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Berikut adalah hasil penelitian serta persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1 dihalaman berikut. 29

48 Penelitian/Judul Penelitian//Tahun Laila Tiffani/Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis FraudTriangle/ 2015 Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Variabel dan metode penelitian Persamaan Perbedaan Menggunakan Studi pada variable perusahaan ACHANGE, manufaktur di Leverage, ROA BEI dan RECEIVABLE Variabel financial statement fraud diproksikan dengan Beneish M-Score Model Tidak menggunakan variabel IND, OSHIP, dan AUDCHANGE Hasil penelitian ACHANGE, LEV, dan IND berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud OSHIP,RECEIVE, AUDCHANGE dan ROA tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Widarti/Pengaruh FraudTriangle terhadap Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan/2015 Menggunakan variable independen Return on Asset (ROA), AUDREP dan ACHANGE Studi pada perusahaan manufaktur di BEI Widarti menggunakan variabel FREEC, OSHIP, BDOUT, INVENTORY dan CEO. Return on Asset, ACHANGEdan FREEC berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan INVENTORY, OSHIP, BDOUT, CEO dan AUDREP tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan Berlanjut kehalaman selanjutnya 30

49 Penelitian/Judul Penelitian//Tahun Susmita dan Nanik/Analisis Determinan Financial Statement melalui Pendekatan Fraud Triangle/2015 Variabel dan metode penelitian Persamaan Perbedaan Menggunakan Studi pada variable perusahaan Leverage, manufaktur di Total Accrual BEI Variable financial statement fraud diproksikan dengan Beneish M- Score Model Tidak menggunakan inventory dan kualitas audit Susmita tidak menggunakan variable ACHANGE, RECEIVABLE, AUDREP, ROA dan DCHANGE Hasil penelitian Leverage, Inventory, Total Accrual, dan Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Sihombing/Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud/2014 Menggunakan variable ACHANGE, ROA, LEVERAGE, RECEIVABLE, TATA, DCHANGE Studi pada perusahaan manufaktur di BEI Penelitian Sihombing menggunakan variable AUDCHANGE ACHANGE, LEVERAGE, RECEIVABLE, dan TATA berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud ROA, AUDCHANGE, dan DCHANGE tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Berlanjut kehalaman selanjutnya 31

50 Penelitian/Judul Penelitian/Tahun Merissa Yesiariani/ Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud/2016 Variabel dan metode penelitian Persamaan Menggunakan variable ACHANGE, ROA, LEVERAGE, RECEIVABLE, TATA, DCHANGE Perbedaan Studi pada perusahaan LQ- 45 di BEI Peneltian Merissa Menggunakan variabel OSHIP, BDOUT dan CPA Hasil penelitian ACHANGE, LEVERAGE,ROA dan TATA berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud OSHIP, RECEIVABLE, BDOUT, CPA dan DCHANGE Skousen et al/detecting and Predicting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS No. 99/2009 Menggunakan variable ACHANGE, ROA, LEVERAGE, dan RECEIVABLE Penelitian ini hanya mengidentifikasi lima proksi tekanan dan dua proksi peluang yang secara signifikan berhubungan dengan kecurangan. Skousen et al tidak mengidentifikasi unsur rasionalisasi dan kemampuan Pertumbuhan asset yang cepat, penigkatan kebutuhan uang tunai, dan pembiayaan eksternal yang secara positif berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fraud Kepemilikan saham eksternal dan internal serta control dewan direksi juga terkait dengan peningkatan financial statement fraud Ekspansi jumlah anggota independen di komite audit berhubungan negatif dengan terjadinya kecurangan. Berlanjut ke halaman selanjutnya 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai entitas memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan, salah satunya adalah kecurangan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling dalam Ratmono (2014) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan aktivitasnya dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media tertulis yang dinamakan laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi keuangan entitas yang berguna untuk investor dan kreditor dalam membuat keputusan tentang penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tijauan Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang kecurangan pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit ditujukan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Penginformasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk menginformasikan kondisi keuangan dan aktivitas oprasional perusahaan kepada para pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah alat pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti pemegang saham, investor, kreditor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan (Cooper dan Schindler, 2003). Menurut Sugiyono (1998)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kecurangan (Fraud) Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara harfiah diartikan sebagai kecurangan. Menurut the Association of Certified Fraud Examiners

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah salah satu instrumen penting yang digunakan dalam mengkomunikasikan dan mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan dari manajer kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori Keagenan Teori keagenan adalah dasar hubungan antara principal/ pemegang saham dengan agen/ manajemen. Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency teory menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siklus akuntansi yang terjadi dalam setiap perusahaan akan selalu diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Kieso dkk. (2011:4) adalah sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Menurut PSAK no 1, laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi keuangan dan kinerja suatu entitas selama suatu periode tertentu. Sesuai dengan Konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi antara manajer dengan bawahan serta kepada pihak luar perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi mulai dari nirlaba hingga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengoperasikan kinerjanya. Persaingan beberapa perusahaan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merupakan laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 2015. Pertimbangan

Lebih terperinci

OLEH: FRANSISCA HARTOYO

OLEH: FRANSISCA HARTOYO ANALISIS PENTAGON FRAUD DALAM MENDETEKSI FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 OLEH: FRANSISCA HARTOYO 3203013022 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT...

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT... PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014) DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Lingkup Audit Pelaporan 2.1.1 Audit Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEORI FRAUD TRIANGLE

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEORI FRAUD TRIANGLE PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEORI FRAUD TRIANGLE OLEH : CLAUDIA GANADHI 3203012075 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2016 PENDETEKSIAN

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, manajemen laba

Abstrak. Kata kunci: perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, manajemen laba Judul : Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) Nama : A.A. Gede Raka Plasa Negara NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, penyajian laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan dan arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian

TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instrumen operasional dalam suatu perusahaan yang paling penting adalah laporan keuangan. Suatu kondisi perusahaan dapat dilihat dengan mudah melalui laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan) Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut principal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan yang ketat, pertumbuhan inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Menurut Sulistyanto (2008:30)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

(Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) SKRIPSI

(Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) SKRIPSI PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, PERSONAL FINANCIAL NEED, NATURE OF INDUSTRY DAN RATIONALIZATION PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (Studi Empiris pada Perusahaan

Lebih terperinci

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2 FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN Poppy Indriani 1 (poppy_ucat@yahoo.com) M. Titan Terzaghi 2 (mtitan4@gmail.com) Abstract Effect of Diamond Fraud in Financial Statement Fraud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan mengenai prinsipal dan agen, dalam perusahaan pemegang saham dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal yang dapat membantu dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba adalah laporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan zaman terutama pada dunia bisnis, berbagai persaingan bisnis, baik itu bersifat positif maupun negatif dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak - pihak yang berkepentingan dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk kepada beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya isu kecurangan yang diteliti belakangan ini menunjukkan bahwa kasus

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya isu kecurangan yang diteliti belakangan ini menunjukkan bahwa kasus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya isu kecurangan yang diteliti belakangan ini menunjukkan bahwa kasus kecurangan semakin sering terjadi. Berita mengenai indikasi penyimpangan (fraud) di dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Nama : Nurhayati NIM : Program Studi : Akuntansi

SKRIPSI. Nama : Nurhayati NIM : Program Studi : Akuntansi FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih pemegang

Lebih terperinci

PREDIKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE (Studi pada Perusahaan yang listing di BEI) OLEH: ADRIANA KRISTANTI

PREDIKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE (Studi pada Perusahaan yang listing di BEI) OLEH: ADRIANA KRISTANTI PREDIKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE (Studi pada Perusahaan yang listing di BEI) OLEH: ADRIANA KRISTANTI 3203012080 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu : 1 Sulistiyawati (2013) Penelitian ini untuk menguji pengaruh nilai perusahaan, kebijakan deviden,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan (agency theory) sekarang sangat penting dari penelitian akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan (agency theory) sekarang sangat penting dari penelitian akuntansi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) sekarang sangat penting dari penelitian akuntansi. Teori ini muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa personal financial need (tekanan, OSHIP) berpengaruh positif secara signifikan terhadap potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 2013. Metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN F-SCORE MODEL PADA PERBANKAN DI INDONESIA

PENGARUH FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN F-SCORE MODEL PADA PERBANKAN DI INDONESIA PENGARUH FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN F-SCORE MODEL PADA PERBANKAN DI INDONESIA OLEH: EVELYN LIEM CHRISLIANTI 3203014009 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

Jenis Sesi Paper: Full paper

Jenis Sesi Paper: Full paper ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) Jenis Sesi Paper: Full paper Merissa Yesiariani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kristiana (2012) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dalam era pasar bebas, kini semakin maju pesat dan sarat akan berbagai persaingan antar perusahaan. Dengan adanya persaingan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berpotensi menjadi pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini disebabkan karena tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya

Lebih terperinci

Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon.

Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Bisnis Vol. 11, No. 1, Mei 2018, 11-23 11 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon. Yossi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membuat para investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik bagi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public di Indonesia dapat dilihat dari bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) setiap tahunnya. IPO merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang disebut agency theory. Agency theory (teori keagenan) seperti yang dikemukakan oleh Jensen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada calon investor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manajer perusahaan berusaha untuk menampilkan performa perusahaan yang terbaik untuk menarik minat investor dalam berinvestasi. Namun, selain itu manajer juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Manajemen akan memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dapat dikatakan sebagai suatu lembaga dan juga sebagai suatu industri. Bank dikatakan sebagai suatu lembaga yang menghubungkan antara dua belah pihak

Lebih terperinci

PENGARUH FRAUD TRIANGLE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KECURANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: SULISTIA WIJAYA TANNIA

PENGARUH FRAUD TRIANGLE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KECURANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: SULISTIA WIJAYA TANNIA PENGARUH FRAUD TRIANGLE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KECURANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH: SULISTIA WIJAYA TANNIA 3203013036 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci