BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan pasien dengan kanker servix 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. (Stuart, 2006) Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketekutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutkan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. (Hawari,2001). 2. Respon individu terhadap kecemasan ( Stuart, 2006 ) a. Respon fisiologis 1) Kardiovaskuler : respon: Jantung berdebar, tekanan darah meningkat,palpitasi, rasa ingin pingsan. 2) Pernafasan : respon : sesak nafas, nafas dangkal, cepat, terengah- engah, rasa seperti tercekik, tekanan pada dada 3) Neuromuskuler : respon : reaksi terkejut, insomnia, tremor, rigiditas, Mondar-mandir, wajah tegang, tungkai melemah 4) Gastrointestinal : respon : kehilangan nafsu makan, mual, nyeri abdomen, diare, nyeri ulu hati, menolak makan 5) Saluran perkemihan : respon : sering berkemih, tidak dapat menahan kencing

2 6) Kulit : respon : wajah kemerahan, telapak tangan berkeringat, gatal, wajah pucat, rasa panas dan dingin pada kulit b. Respon perilaku : Gelisah, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, menarik diri, menghindar, sangat waspada, ketegangan fisik c. Respon kognitif : Perhatian terganggu, pelupa, konsentrasi buruk, hambatan berfikir, lapang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, takut kehilangan kendali, takut cedera atau kematian, mimpi buruk d. Respon afektif : Mudah terganggu, tidak sabar, tegang, gugup, ketakutan, kekhawatiran,kecemasan, malu, rasa bersalah 3. Faktor predisposisi a. Pandangan psikoanalitis Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian : Id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Fungsi cemas mengingatkan ego bahwa ada bahaya b. Pandangan interpersonal Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan berhubungan dengan perkembangan trauma seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan fisik. Orang dengan harga diri yang rendah mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat. c. Pandangan perilaku Kecemasan adalah sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan, konflik

3 menimbulkan kecemasan, dan kecemasan menimbulkan perasaan tidak berdaya sehingga meningkatkan konflik yang dialami d. Kajian keluarga Kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga karena adanya konflik. e. Kajian biologis Bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama aminobutirat (GAMA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor 4. Faktor presipitasi a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari seperti karena trauma fisik dan penyakit (Stuart,2006) b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial 5. Menurut Smeltzer & Bare, 2001, Faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien adalah : a. Faktor eksternal 1) Dukungan keluarga Sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan yang diperlukan (Friedman,1998). Jenis dukungan keluarga adalah:dukungan informatif, emosional, penilaian, dan instrumental. 2) Dukungan sosial

4 Dukungan sosial bahwa dirinya diperhatikan dan dicintai oleh orang lain, merasa dirinya dianggap atau dihargai, dan membuat seseorang merasa bahwa dirinya bagian dari jaringan komunikasi oleh anggotanya.(smeltzer&bare,2001) b. Faktor internal 1) Potensi stressor Merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan stressor psikososial perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi (Smeltzer & Bare,2001) 2) Maturitas Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami gangguan akibat kecemasan, karena individu yang matur mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan 3) Pendidikan dan status ekonomi Pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah baru (Stuart,2006) 4) Keadaan fisik Seseorang yang mengalami gangguan fisik, penyakit kronis, penyakit keganasan akan mudah mengalami kelelahan fisik, sehingga akan lebih mudah mengalami kecemasan

5 5) Tipe kepribadian Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan kecemasan, hal ini juga tergantung pada struktur atau tipe kepribadian seseorang. Orang yang berkepribadian A akan lebih mudah mengalami gangguan akibat kecemasan daripada orang dengan kepribadian B. Ciri-ciri orang yang berkepribadian A adalah : tidak sabar, ambisius, menginginkan kesempurnaan, merasa terburu-buru Waktu, mudah tersinggung, mudah gelisah. Sedang tipe B adalah orang yang penyabar, tenang, teliti, dan rutinitas ( Stuart,2006) 6) Lingkungan dan situasi Seseorang yang berada pada lingkungan yang asing akan mudah mengalami kecemasan dibandingkan bila ia berada di lingkungan yang biasa ditempati 7) Usia Seseorang yang mempunyai usia lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan kecemasan daripada orang yang lebih tua, tetapi ada yang berpendapat sebaliknya. 8) Jenis kelamin Gangguan kecemasan lebih sering dialami perempuan dibandingkan dengan laki-laki 6. Tingkat kecemasan (Stuart, 2006) a. Kecemasan ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ringan ini dapat memotivasi belajar, dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan kreativitas. b. Kecemasan sedang

6 Individu berfokus pada hal yang menjadi perhatiannya saja dan penting dengan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang pandang persepsi individu. Individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfoku pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya c.kecemasan berat Kecemasan ini mengurangi lapang pandang persepsi individu. Individu berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain d.panik Individu mengalami kehilangan kendali, sehingga tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbul kan peningkatkan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. 7. Sumber dan Mekanisme Koping Individu dapat menanggulangi stres dan kecemasan dengan menggunakan sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, dan interpersonal. Sumber tersebut adalah aset ekonomi, kemampuan memecahakan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya. Dengan sumber tersebut individu dapat mengambil strategi koping yang efektif ( Stuart, 2006 ) Apabila individu sedang mengalami kecemasan ia akan mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme koping yang digunakan yaitu menangis, tidur, makan, tertawa,

7 berkhayal, memaki, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri dengan orang lain. Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik ada dua yaitu: a Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari, dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres denagan cara perilaku menyerang, perilaku menarik diri, perilaku kompromi b. Mekanisme pertahanan ego. Koping ini tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri sendiri. 8. Kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi Diagnosis kanker serviks dapat menimbulkan bermacam-macam perasaan negatif yang dapat menjadi sangat berat ketika sudah ditentukan stadium dari kankernya serta cara pengobatan yang tepat untuk kankernya.(baradero, 2006). Perasaan cemas akan timbul karena dampak yang terjadi dari pengobatan seperti : anemia, stomatitis, malaise, mual, muntah, lesu, lemas, perubahan kulit, berat badan menurun, nyeri, kerontokan rontok, dan disfungsi sexual yang dapat mengancam harga diri dan perubahan citra tubuh pasien, bahkan cemas akan kematian. (Smeltzer & Bare, 2001). 9. Pengukuran kecemasan Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan baik kecemasan ringan,sedang,berat dan panik digunakan alat ukur kecemasan. Yang lebih dikenal dengan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok. Gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik.dalam penelitian ini dimodifikasi oleh peneliti, disesuaikan dengan kondisi pasien kanker servix yang menjalani kemoterapi.

8 Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian antara 0 4, yang artinya: Nilai o = tidak ada gejala Nilai 1 = gejala ringan, bila terdapat satu dari gejala yang ada Nilai 2 = gejala sedang, bila terdapat separuh dari gejala yang ada Nilai 3 = gejala berat, bila terdapat lebih dari ½ gejala yang ada Nilai 4 = gejala berat sekali, bila terdapat semua gejala yang ada Masing-masing nilai dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang Bila kurang dari 14 = tidak ada kecemasan Bila Bila Bila Bila = kecemasan ringan = kecemasan sedang = kecemasan berat. = kecemasan berat sekali B. Dukungan keluarga 1. Pengertian Sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan yang diperlukan (Friedman,1998). Yang dimaksud keluarga disini adalah pasangan hidup atau suami.. 2. Jenis dukungan keluarga a. Dukungan informatif

9 Bantuan informasi yang diberikan agar dapat digunakan seseorang dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, yang dapat menghilangkan kecemasannya oleh salah konsepsi dan ketidakpastian. b. Dukungan penilaian Bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian yang sangat membantu penderita adalah penilaian yang positif. c. Dukungan instrumental Bantuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan persoalan yang dihadapinya dalam bentuk praktis dan konkrit diantaranya menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obatan yang diperlukan dan lain-lain d. Dukungan emosional Dukungan ini berupa bantuan afeksi dari orang lain, meliputi rasa simpati, empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian orang yang mengalami masalah dalam dirinya, merasa tidak menanggung beban sendirian tetapi masih ada keluarga, sahabat, dan orang lain yang mengalami kondisi serupa, yang mau mendengarkan, memperhatikan, berempati bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. 3. Keluarga adalah suatu ikatan atas dasar suatu perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sayekti,1994)

10 Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989) Fungsi-fungsi keluarga menurut Friedman,1998 sebagai berikut : a. Fungsi afektif Adalah : suatu fungsi keluarga yang berkaitan dengan persepsi keluarga dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan sosioemosional para anggota keluarga b. Fungsi sosialisasi Adalah :fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. c. Fungsi reproduksi Adalah : fungsi untuk mempertahankan generasi penerus dan menjaga kelangsungan keluarga d. Fungsi ekonomi Adalah: fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara finansial atau materi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan diri dalam meningkatkan penghasilan keluarga e. Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan Adalah: fungsi dalam mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi 4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan (Friedman,1998)

11 a. Mengenal masalah setiap anggota keluarganya Perubahan yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga Upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera mengambil tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan sebaiknya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga c. Memberikan perawatan anggota keluarganya yang sakit Perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama dan dibawa ke tempatan layanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan pemanfaatan fasilitas Kesehatan yang ada 5. Tugas-tugas perkembangan keluarga Setiap tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas-tugas perkembangan yang spesifik menyatakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga sehingga dapat

12 memenuhi kebutuhan biologis keluarga, budaya keluarga, aspirasi dan nilai-nilai keluarga(duvall, 1977). Tahap-tahap tugas perkembangan keluarga adalah sebagai berikut: Tahap I : Keluarga pemula a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap hal yang bersifat rutinitas, saling mendukung, berkomunikasi secara terbuka dan sopan dan melakukan pendekatan terhadap konflik atas rasa saling menghormati b. Menghubungkan jaringan persaudaraan yang harmonis Pasangan saling mengupayakan berbagai hubungan dengan orangtua masing-masing, saudara-saudara dan dengan ipar mereka c. Keluarga berencana Penentuan untuk memiliki anak atau tidak merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Masalah-masalah kesehatan : penyesuaian sexual dan peran konseling keluarga berencana, konseling prenatal, dan komunikasi Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak a. Membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga) b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

13 d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek Masalah-masalah kesehatan : perawatan bayi yang baik, imunisasi,konseling, perkembangan anak, dan masalah pengasuhan anak Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, privasi, keamanan b. Mensosialisasikan anak c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-bungan anak yang lain d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua-anak) dan di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas) Masalah-masalah kesehatan : yang utama masalah kesehatan fisik seperti penyakitpenyakit menular yang lazim pada anak, jatuh, luka bakar, keracunan, dan kecelakaan lain yang terjadi pada usia prasekolah Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dngan teman sebaya yang sehat b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga Masalah-masalah kesehatan : Adanya gangguan pada penglihatan, pendengaran, kesulitan belajar, gangguan tingkah laku, penyalahgunaan zat, penyakit menular dan penganiayaan anak Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

14 a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri. Orang tua harus mengubah hubungan dari hubungan dependen menjadi hubungan yang semakin mandiri b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak Orang tua dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat saat ini Masalah-masalah kesehatan : kecelakaan,cedera, patah tulang, penyalahgunaan Obat, alkohol, kehamilan diluar nikah, aborsi, AIDS, dan penyakit kelamin Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan c. Membantu orang tua lanjut usia yang sakit-sakitan dari suami ataupun istri Masalah-masalah kesehatan : kolesterol tinggi, hipertensi, menoupause, DM, dan penyakit kronis lainnya Tahap VII : Orang tua usia pertengahan Tahap ini dimulai ketika orang tua memasuki usia tahun dan berakhir pada saat salah satu pasangan pensiun. a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan Mengupayakan aktivitas dan hobby diwaktu senggang, melaksanakan gaya hidup sehat

15 b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak c. Memperkokoh hubungan perkawinan Masalah-masalah kesehatan : kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang cukup, program olah raga, berhenti merokok, berhenti menggunakan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Dimulai ketika salah satu pasangan pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun c. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan d. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi e. Mempertahankan hubungan perkawinan Masalah-masalah kesehatan : menurunnya fungsi dan kekuatan fisik,sumber- sumber finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, menderita sakit kronis mulai dari fase akut sampai fase rehabilitas

16 C. Kanker serviks 1. Pengertian Kanker yang terjadi pada organ reproduksi (leher rahim) perempuan yang disebabkan oleh Infeksi human papiloma virus (HPV) terutama HPV 16 dan HPV 18 yang diperoleh melalui kontak sexual (Novel, 2002). 2. Faktor resiko kanker serviks a. Kegiatan sexual pada umur muda b. Usia, semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin tinggi resiko terkena kanker serviks karena faktor gaya hidup kurang baik dan intensitas aktifitas seksual yang tinggi c. Perempuan produktif dan aktif melakukan hubungan sexual d. Sering berganti- ganti pasangan sexual atau memiliki lebih dari satu pasangan sexual e. Imunosupresi seperti HIV dan HPV f. Melahirkan banyak anak g. Kehamilan pertama pada usia muda h.sering menderita infeksi di daerah kelamin yang disebabkan oleh organisme lain seperti Neisseria gonorrhoeae 3. Manifestasi klinis kanker serviks menurut Baradero,2006 a. Gejala dini: 1) Sedikit sekresi dari vagina berupa air 2) Bloody spotting setelah koitus 3) Metrorhagi

17 4) Perdarahan pasca menoupause 5) Polimenorea b. Gejala lanjut: 1) Sekresi dari vagina yang kehitaman dan bau 2) Nyeri daerah pelvis, abdomen, lumbal dan bokong 3) Berat badan menurun 4) Anorexia 5) Anemia 6) Edema ekstremitas bawah 7) Disuria 8) Perdarahan dari rectum 4. Patofisiologi (Novel, 2010) Sekitar 95% dari kanker serviks adalah sel skuamosa yang berasal dari lapisan epidermal serviks. Displasia sel (perkembangan sel yang tidak normal) menunjukkan adanya lesi lama yang disebut neoplasia servix intra epitel (cervical intra epithelial neoplasia,cin) Tidak ada tanda dan gejala pada displasia dan diagnosa ditentukan oleh pemeriksaan sitologis. Deteksi dini dapat memberi kan prognosis yang positif. Pap smear dilakukan mulai seorang perempuan melakukan kegiatan seksual. Hasil papsmear yang tidak normal, harus diikuti dengan kolposkopi dan biopsi. Kanker serviks bisa menyebar melalui peredaran darah dan kelenjar limfe. Kelenjar limfe bisa menyebar yang kemudian menghambat sirkulasi darah vena dan menimbulkan edema pada ekstremitas bawah.kanker yang sudah berkembang akan menimbulkan sekresi dari vagina yang kehitaman dan bau karena kerusakan jaringan

18 epitel. Rasa nyeri adalah tanda akhir yang dirasakan pasien pada bagian pelvis, lumbal dan abdomen. Kanker yang membesar bisa menekan vesika urinaria dan rectum. 5. Klasifikasi berdasarkan histopatologi (Novel,2010) : CIN I : displasia ringan sampai sedang CIN II : displasia sedang sampai berat CIN III : displasia berat sampai karsinoma in situ 6. Klasifikasi berdasarkan stadium klinis (Novel,2010) : a. Stadium 0 : karsinoma in situ atau infeksi awal HPV b. Stadium I : proses infeksi mendalam pada serviks Stadium IA : kedalaman invasi tidak lebih dari 5 mm dan perluasan tidak lebih dari 7 mm, stadium IB luka berukuran lebih kurang 4 mm c. Stadium II : tumor menyebar ke luar servix, tetapi tidak sampai dinding Panggul atau sepertiga bawah vagina Stadium IIA: tidak ada invasi pada jaringan ke arah samping serviks Stadium IIB: invasi jaringan ke arah samping serviks. d. Stadium III : tumor menyebar ke dinding panggul dan atau sepertiga bawah vagina yang menyebabkan hidronefrosis stadium IIIA, sudah menyebar sepertiga di bawah vagina, tetapi tidak sampai ke dinding panggul, stadium IIIB sudah menyebar ke dinding panggul sehingga menyebabkan hidronefrosis e. Stadium IV : tumor sudah menyebar lebih luas stadium IVA : tumor menginvasi mukosa rektum dan ke luar panggul stadium IVB: metastase sudah jauh

19 7. Tindakan kemoterapi a..kemoterapi adalah agen antineoplastikyang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker dan menghambat perkembangannya. Kemoterapi kadang dikombinasi penggunaannya dengan pembedahannya atau radiasi atau Kedua-duanya (Smeltzer &Bare,2001) b Tujuan kemoterapi Tergantung jenis kanker dan fasenya saat didiagnosa. Bisa untuk penyembuhan, pengontrolan dan bila kanker sudah menyebar luas digunakan paliatif untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel yang berbeda, paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah.(gale,1999) c. Pemberian agen kemoteraupetik Rute pemberian dengan melalui rute topikal, oral, intravena, intramuskuler, subkutan, arteri, intratekal, Rute pemberian biasanya tergantung pada tipe obat, dosis yamg dibutuhkan, jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati. Dosis, didasarkan pada area permukaan tubuh total pasien, respon terhadap kemoteraupetik, fungsi organ utama dan status kinerja fisik. d. Toksisitas kemoterapi ( Smeltzer & Bare, 2001) 1) Sistem gastrointestinal,mual dan muntah yang terjadi menetap hingga 24 jam setelah pemberian obat 2) Sistem hematopoietik Agen kemoteraupetik mendepresi fungsi sumsum tulang, yang mengakibatkan menurunnya produksi sel-sel darah baik sel-sel darah merah (anemia), leukosit

20 (leukopeni), trombosit (trombositopenia) dan meningkatkan resiko infeksi dan perdarahan. 3) Sistem ginjal Agen kemoteraupetik dapat merusak ginjal karena efek langsung nya selama ekskresi dan akumulasi produk akhir setelah lisis sel.lisis sel tumor dengan cepat setelah kemoterapi mengakibatkan meningkatnya ekskresi asam urat, yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal. 4) Sistem kardiopulmonal Antibiotik antitumor menyebabkan toksisitas jantung kumulatif Yang irreversibel dan efek toksik pada fungsi paru. 5) Sistem reproduksi Fungsi testis dan ovarium dapat dipengaruhi oleh preparat kemoteraupetik, yang mengakibatkan kemungkinan sterilitas. Pada perempuan dapat terjadi menoupause dini, atau sterilitas permanen.jika dilihat dari gejala klinik kanker serviks pada stadium lanjut sepert keputihan yang gatal dan berbau busuk, pendarahan kontak, pendarahan spontan dan nyeri yang hebat, maka penyakit ini mengganggu fungsi seksual. Hal ini sangat ditakuti oleh kaum perempuan karena perubahan fungsi seksual merupakan perubahan yang sangat berarti bagi seorang perempuan dikaitkan dengan fungsi dan perannya dalam keluarga yaitu sebagai seorang istri dan ibu. 6) Sistem neurologis

21 Dapat menyebabkan kerusakan neurologis seperti neuropati perifer, kehilangan refleks tendon profunda. Efek samping ini bersifat reversibel, menghilang setelah selesainya kemoterapi D. Hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi Penyakit kanker serviks yang diderita kaum perempuan dapat menimbulkan bermacam-macam perasaan negatif yang dapat menjadi sangat berat apabila sudah ditentukan stadium dari kankernya, serta pengobatan yang tepat yaitu dengan kemoterapi ataupun radiasi (Baradero,2006). Beberapa reaksi negatif yang timbul antara lain,perasaan marah, malu, hilang harapan, tidak berdaya, kecemasan, kesepian, hilangnya citra tubuh, perubahan peran, harga diri, bahkan sampai tahap depresi. Dan cara mengekspresikan reaksi emosional tersebut tergantung pada kepribadian dasar pasien, persepsi terhadap situasi dan besarnya dukungan keluarga (Smeltzer & Bare,2001) Dukungan keluarga khususnya suami dapat memberikan rasa aman, nyaman, perasaan dihargai, diperhatikan dan dicintai. Dan besarnya dukungan keluarga diperlukan untuk membantu menerima reaksi emosional yang terjadi pada pasien agar siap menerima keadaan dirinya dan menghadapi kenyataan saat ini, sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kecemasan pasien (Smeltzer & Bare,2001) E.Kerangka teori Faktor yang mempengaruhi kecemasan: Umur Jenis kelamin Lingkungan Tipe kepribadian Keadaan fisik Tingkat kecemasan: Cemas ringan Cemas sedang Cemas berat panik Pendidikan & st.ekonomi

22 Tingkat Kecemasan (Smeltzer & Bare, 2001) ( Stuart, 2006 ) F. Kerangka konsep Dukungan keluarga : -Dukungan informatif -Dukungan emosional -Dukungan penilaian -Dukungan instrumental (Friedman,1998) (Variabel independent) (stuart,2006) (Variabel dependent) G. Variabel penelitian Dukungan keluarga, Tingkat Kecemasan, Pasien kanker serviks yang kemoterapi H. Hipotesis

23 Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang perempuan dan menjadi ancaman berbahaya bagi para perempuan di

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Cemas merupakan suatu reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit 2004) dan Friedman (1998) mendefenisikan bahwa keluarga adalah kumpulan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit 2004) dan Friedman (1998) mendefenisikan bahwa keluarga adalah kumpulan BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Konsep Dukungan Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skripsi 1. Pengertian Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (S1) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, dipelihara, dan dibina sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep dan Teori Terkait Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien GGT yang sedang menjalani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi 1. Pengertian Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Ada beberapa pengertian tentang kecemasan, diantaranya disampaikan oleh Kaplan dan Saddok (1997) kecemasan merupakan suatu

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan kematian. Dewasa ini tehnologi telah berkembang pesat dalam mendiagnosis dan menangani penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dijelaskan, Landasan teori mengenai konsep mahasiswa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dijelaskan, Landasan teori mengenai konsep mahasiswa, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan, Landasan teori mengenai konsep mahasiswa, Kecemasan, spiritualitas dan mekanisme koping juga kerangka konsep yang memberikan alur pikir hubungan antar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Peran Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga Friedman (1992) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu tertinggi saat ini. Gejala awal yang timbul bersifat asimtomatis yaitu perdarahan sedikit setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi cemas Cemas atau ansietas antara lain adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak pasti atau spesifik yang dapat menimbulkan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah. Jl. Lingkar Utara Purworejo,

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah.  Jl. Lingkar Utara Purworejo, Seri penyuluhan kesehatan Kanker Leher Rahim Dipersembahkan dengan gratis Oleh: Klinik Umiyah www.klinik-umiyah.com Jl. Lingkar Utara Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Pengertian dan gejala kanker leher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Confererence on Population and Development) di Kairo tahun 1994 menyepakati perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan terkait dengan topik yang akan di ambil. Bab II ini akan menjelaskan tentang landasan teori, kerangka

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik, keadaan tersebut

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety berarti kecemasan yaitu suatu kata yang digunakan oleh Frued untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

mendalam (insight) (Suparyo, 2010) : (1) Identifikasi, anak mengidentifikasi

mendalam (insight) (Suparyo, 2010) : (1) Identifikasi, anak mengidentifikasi BAB II TINJAUAN TEORI 1. Biblioterapi 1.1 Defenisi Biblioterapi merupakan tehnik komunikasi yang kreatif dengan anak. Biblioterapi juga diartikan menggunakan buku dalam proses terapeutik dan suportif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia 2.1.1. Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian Kecemasan menghadapi kematian (Thanatophobia) mengacu pada rasa takut dan kekhawatiran

Lebih terperinci

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu : 1. Dukungan Keluarga 1.1 Defenisi Keluarga Friedman (1998) mendefenisikan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kecemasan 1.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patogenesis 2.1.1. Diagnosis Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada umumnya memiliki harapan dengan memiliki tubuh yang selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang terjadi

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang 1. Faktor Genetik. 2. Faktor Eksternal a. Keluarga b. Kelompok teman sebaya c. Pengalaman hidup d. Kesehatan e.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lanjut Usia Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah

Lebih terperinci

Kanker Leher Rahim (serviks)

Kanker Leher Rahim (serviks) Kanker Leher Rahim (serviks) DEFINISI Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/ serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Peneliti : Dedi Nim : 101121098 Alamat : Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan suatu pertumbuhan abnormal dari sel sel serviks uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di RSDK tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KECEMASAN 1. Pengertian kecemasan Kecemasan adalah keadaan dimana seseorang mengalami perasaan gelisah atau cemas dan aktivitas sistem saraf outonom dalam berespon terhadap ancaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara di banyak negara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian pada wanita. Di kebanyakan negara urutan pertama ditempati oleh

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kanker serviks diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol pada leher rahim yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki visi menciptakan masyarakat yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama 2.1.1 Pengertian Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep guided imagery 2.1.1 Definisi guided imagery Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari (Dalami, 2005). Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci