BAB VI PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai. berikut:
|
|
- Lanny Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Sistem pengendalian intern pemungutan retribusi pelayanan pasar pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan belum dilaksanakan secara maksimal, ini juga berdampak pada menurunnya realisasi retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Timor tengah Selatan. Hal ini dapat terlihat pada unsur unsur sistem pengendalian intern yang belum diterapkan secara baik antara lain : 1. Struktur organisasi yang memisahkan fungsi dan tanggung jawab belum dilakukan secara baik karena adanya perangkapan tugas yaitu, fungsi bendahara penerimaan kas sekaligus sebagai fungsi pembuat catatan kas harian dan penyimpanan hasil penerimaan kas, yang mengakibatkan sering terjadi kesalahan pencatatan. 2. Sistem wewenang dan prosedur pemungutan retribusi pelayanan pasar yang diterapkan sudah berjalan dengan baik tapi karena faktor jarak antara Dispenda dengan pasar pasar maka juru pungut dapat menyetor hasil pungutan dari pasar mingguan pada akhir bulan sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh pemerintah. Ini yang mengakibatkan juru pungut rentan terhadap kecurangan - kecurangan. 1
2 3. Praktek yang sehat pada pemungutan retribusi pelayanan jasa juga belum berjalan dengan baik karena masih terjadi kecurangan yang diakibatkan oleh lamanya si pemungut memegang uang hasil pungutan jadi jika ada kebutuhan mendesak maka si pemungut memakai uang tersebut untuk kepentingan pribadi dan ada juga yang memungut uang retribusi tanpa memberikan karcis kepada wajib retribusi. 4. Berdasarkan aspek pegawai yang kompeten, penerapan sistem pengendalian intern belum dilakukan secara baik. Hal ini dapat dilihat pada latar belakang pendidikan juru pungut yang rata rata tamatan SMP dan SMA yang hanya dipilih oleh kepala desa setempat, karena terbatasnya jumlah pegawai negeri sipil yang tersedia Saran Berdasarkan kesimpulan yang dibuat, maka disarankan : 1. Perlu adanya pemisahan antara fungsi operasi dan akuntansi. Hal ini akan membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas yang diberikan dan bisa memberikan informasi keuangan yang handal dan dapat dipercaya. 2. Memberikan surat peringatan kepada juru pungut yang terlambat dan belum menyetor hasil pungutan retribusi pelayanan pasar bulanan dan kepada juru pungut yang sudah ditegur tetapi tidak berubah atau tetap melakukan praktek tidak sehat, maka tahun berikutnnya tidak akan ditetapkan lagi sebagai juru pungut pasar harian maupun pasar mingguan. 3. Kepala dinas dan kepala seksi penagihan mengadakan rapat evaluasi pada pasar pasar tersebut dan menjelaskan apa juru pungut tidak boleh 2
3 menggunakan uang retribusi untuk kepentingan pribadi dan mengharuskan juru pungut melakukan pungutan retribusi dengan menggunakan karcis sebagai alat pungut yang sah dan dapat diketahui dengan jelas uang yang dipungut pada setiap kali pasar dengan melihat puntung karcis pada setiap blok karcis yang dikembalikan oleh juru pungut pada saat penyetoran uang. 4. Kedepan Pemerintah Daerah melalui Dispenda perlu membenahi sarana dan prasarana pasar harian maupun pasar mingguan karena pada prinsipnya pungutan retribusi pasar harus diimbangi dengan ketersediaannya sarana dan prasarana yang memadai. 3
4 DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Gerald Sistem Akuntansi ( Penyusunan, Prosedur dan Metode). BPFE. Yogyakarta. Keputusan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 12/KEP/2014 tentang Penetepan Nama Juru Pungut, Hari dan Lokasi Pasar Tahun Anggaran Kurniawan, Panca Pajak Daerah dan Retribusi di Indonesia. Bayumedia Publishing. Malang Mardiasmo Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. ANDY. Yogyakarta. Mulyadi Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Munawari Pajak dan Retribusi Daerah. PT Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 70 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Samudra Keuangan Daerah. Selemba Empat. Jakarta. Suparmoko Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Edisi I. ANDY. Yogyakarta. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. 4
5 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Retribusi Daerah. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Warsito Hukum Pajak. PT Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. Widjajanto, Nugroho Sistem Informasi Akuntansi. Erlangga. Jakarta. 5
6 LAMPIRAN I Surat Keterangan Melakukan Penelitian
7
8
9 LAMPIRAN II Laporan Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Tahun
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 LAMPIRAN III Hasil Wawancara
21 Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Bapak Aba L Anie, SH, M.Si pada Kamis 19 November 2015 Apakah Sistem Pengendalian Intern yang sudah diterapkan pada retribusi pelayanan pasar sudah sesuai dengan unsur pengendalian Intern? Sistem Pengendalian Intern belum diterapkan secara maksimal dengan retribusi pelayanan pasar misalnya : Struktur Organisasi Kalau struktur organisasi memang bapa akui bahwa DISPENDA ini dikasi tugas sesuai dengan tupoksi. Disitu kita mengkoordinir pendapatan daerah tapi herannya dari sisi struktur kita mempunyai satu sekertariat dan dua bidang. Sistem pengendalian intern ini belum maksimal juga karena struktur organisasi. Masa satu dinas yang dikasi tanggung jawab untuk mengkoordinir semua pendapatan daerah begitu hemat sekali dengan struktur. Tidak bisa kita terapkan di DISPENDA itu hemat struktur kaya fungsi,boleh juga tapi masa begitu hemat sampai hanya dua saja yaitu pertama bidang P2WPR ( Pendaftaran, Pendataan Wajib Pajak dan Retribusi) trus bidang kedua itu bidang Penetapan dan Penagihan. Jadi bapa sekaran sementara membuat konsep struktur yang baru, sudah usulke pak bupati untuk dibawa ke Balegda ( Badan Legislasi Daerah) karena bapa mau tambah satu bidang baru lagi, yaitu bidang PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Jadi satu bidang itu dia tangani untuk Pajak, Retribusi, trus satu bidang itu dia tangani khusus untuk PBB. Supaya kita bisa focus, jadi jika pajak itu dimulai dari pendataan, sampai pada penetapan dan penagihan itu ditangani oleh satu bidang. Jadi kalau knsep ini disetujui maka pengendalian juga sudah lebih maksimal. Jadi dari sruktur itu juga masi terlalu ramping, dan lebih parah lagi itu bidang P2WPR itu hanya 2 seksi, kalau bagian penetapan dan penagihan itu masi ada 3 seksi yaitu seksi penagihan, seksi keberatan, dan seksi penetapan dan penerbitan. Jadi meraka yang terbitkan itu karcis karcis. Ini bapa liat juga sebagai suatu persoalan karena pada waktu bapa turun sampai bulan mei juni itu di pasar tertentu misalnya pasar oenlasi, bapa langsung turun waktu itu dan cek dari kios ke kios dan mereka belum bayar. Ketika ditanya kenapa belum bayar mereka menjawab kalau belum dapat kartu padahal suda bulan agustus. Jadi itu karena apa, itu Karena masalah struktur juga, karena satu seksi yang tangani ini yaitu seksi penetapan dan penerbitan mungkin Karena terlalu banyak beban tugas yang diberikan kepada seksi ini, sehingga sampel bulan agustus itu juga belum ini, ini satu contoh kasus juga ini yang bapa temukan. Itu permasalahan kalau kita bicara tentang struktur. Ataukah kita juga bisa masuk pada sistim, memang sistim kerja waktu itu, kok bapa juga sampai
22 marah marah, cetak karcis itu dan segera bagi bagi. Mereka menjawab, ya dari atas belum tetapkan.jati supaya jangan saling menyalahkan, bapa mau konsentrasi masing masing bidang. Misalnya retribusi sendiri, pajak sendiri, PBB sendiri. Supaya tidak terkesan masing masing bidang saling mempersalahkan. Sistem Wewenang dan Prosedur Kalo dari sisi aturan sebenarnya 1 kali 24 jam harus disetor ke kas daerah tapi walaupun regulasinya seperti itu tapi ini karna faktor geografi atau sulit dijangkau kemudian apakah dapat satu hari seratus duaratus ribu dia harus antar dating? dia harus buang uang begitu banyak, itu kami juga harus ada juga toleransi tapi aturan juga harus jelas disitu batas toleransi berapa lama, apakah satu bulan? 4 kali pasar? itu harus antar? Itu yang kita harus lihata aturan aturan Resiko yang terjadi ketika uang retribusi pasar di tangan juru pungut dalam waktu yang lama, maka ada juru pungut tertentu yang menggunakan untuk kepentingan pribadi dan ketika pada saat dilakukan inspeksi mendadak, dan diakui oleh juru pungut yang bersangkutan maka dibuat surat pernyataan untuk mengembalikan uang namun terkadang tidak tepat waktu. Praktek yang Sehat Ketika Kepala Dinas melakukan inspeksi mendadak di Pasar Inpres Soe, Pasar Mingguan Niki niki, Pasar Mingguan Kapan, dan Pasar mingguan Panite, masi ditemukan praktek tidak sehat antara lain juru pungut menggunakan uang karcis / retribusi pasar untuk kepentingan pribadi maupun ada juru pungut tetap yang memungut uang retribusi pasar dengan tidak menggunakan karcis namun dalam jumlah yang sedikit. Kepala dinas dan kepala seksi penagihan langsung mengadakan rapat evaluasi pada pasar pasar tersebut dan menjelaskan apa juru pungut tidak boleh menggunakan uang retribusi untuk kepentingan pribadi dan mengharuskan juru pungut melakukan pungutan retribusi dengan menggunakan karcis sebagai alat pungut yang sah dan dapat diketahui dengan jelas uang yang dipungut pada setiap kali pasar dengan melihat punting karcis pada setiap blok karcis yang dikembalikan oleh juru pungut pada saat penyetoran uang. Kepada juru pungut yang sudah ditegus tetapi tidak berubah atau tetap melakukan praktek tidak sehat, maka tahun 2016 tidak akan ditetapkan lagi sebagai juru pungut pasar harian maupun pasar mingguan. Pegawai yang Kompeten Juru pungut yang berstatus sebagai PNS pada Pasar Inpres Soe berjumlah 3 orang, sedangkan 3 orang lainnya sebagaitenaga honorer. Juru pungut pasar mingguan bukan PNS bukan juga tenaga honorer tetapi tenaga yang berasal dari desa yang diusulkan oleh kepala desa melalui camat dengan tingkat pendidikan terakhir tamatan SMP. Melihat tingkat pendidikan yang sangat minim maka jelas kompetensinya kurang memadai, apalagi tidak diberikan gaji atau honor bulanan kecuali upah pungut Rp per bulan dan
23 insentif serta dari karcis pungutan setahun yang pembayarannya dilakukan diakhir tahun. Faktor faktor apa yang menyebabkan menurunya realisasi retribusi pelayana pasar? apakah SDM? o. ia betul masalah sumber daya manusia orang ini SDMnya rendah atau orang orang yang memang sukarela saja mau kerja yang berikut Regulasi / Aturan Peraturan daerah dan peraturan bupati yang tidak sesuai lagi dengan kondisi perekonomian daerah ini perlu ditinjau kembali terutama perubahan tarif sewa kios dan tarif sewa tanah pemda dalam lingkup pasar. Tarif retribusi pelataran pasar belum diadakan perubahan berhubung fasilitas pasar antara lain lapak jual belum disiapkan dengan baik. Pengawasan Kemudian kalo pengawasan juga memang lemah. Kita yang punya UPT Cuma Pasar Inpres Soe dengan Pasar Niki-niki. Tapi di pasar soe ada banyak soal sebenarnya, tentang sewa kios dan lain- lain. Ada UPT juga ternyata dari sisi pengawasan lemah juga karena itu dari dinas harus turun juga untuk mengambil data. Tapi bapa sudah minta auditor daerah yang turun saja supaya cek semua sekalian. Artinnya kita masi berpeluang untuk target PAD dari Retribusi Pasar harus naik tapi kita harus imbangi dengan pengawasan. Kesadaran Wajib Retribusi Salah satu penyebab menurunnya realisasi retribusi pelayanan pasar adalah kesadaran wajib retribusi/ pengguna kios kios pada pasar inpres soe, pasar oenlasi, pasar kapan dan pasar niki- niki. Sedangkan kesadaran wajib retribusi atau penjual harian antara Rp Rp kadang kala tidak membayar dengan alasan bahwa mereka hanya menjajakan barang dagangan diatas tanah dengan menggunakan alas karung plastic atau daun pisang. Alasan tersebut diatas menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Dispenda untuk memperbaiki keluhan wajib retribusi tersebut. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana, ini juga merupakan salah satu faktor karena mereka juga sudah mulai mengerti, artinya retribusi ini, bicara retribusi ini kan bicara sarana dan prasarana artinya sesuatu yang pemerintah sudah siapkan dalam bentuk fasilitas atau ijin baru kita bisa pungut. Tapi kalau kita liat pasar- pasar desa ini kan hampir 60% atau 70% mereka memakai bangku sendiri, terpal sendiri, sehingga kan kita kasihan juga kita pungut itu. Jadi bapa suda rapat dengan kepala bidang, bahwa kita suda harus berahli nanti dari pasar pasar desa ini ke pasar yang memang betul betul kita sudah siapkan fasilitas ddan kita akan genjot pendapatannya. Untuk mengimbangi itu kita harus sumber - sumber baru.
24
BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, Kabupaten/ Kota telah dipercayakan oleh Pemerintah Pusat untuk mengatur daerahnya
Lebih terperinciBAB VI PUNUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
BAB VI PUNUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Dinas Perhubungan Kabupaten Kupang dan Unit Pelaksana Teknis sudah melakukan penerapan
Lebih terperinciBAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak
1 BAB I PE DAHULUA A. Latar Belakang Masalah Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Sejak beberapa tahun terakhir ini, di dalam
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN SKRIPSI
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Serjana
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulkan
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem pengendalian interen penerimaan kasretribusi terminal Oebobo Kota Kupang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Pemerintah dalam penerapan otonomi daerah, memberikan kewenangan kepada daerah untuk dapat mengurus dan mengatur sendiri urusan di daerahnya. Otonomi daerah
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
HASIL WAWANCARA DENGAN BENDAHARA PERPARKIRAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN (J. LUMBANGAOL) Tanya (T): Jawab (J): Bagaimana cara penetapan target parkir yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Medan? Nanti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. untuk membiayai kegiatannya, maka pemerintah daerah juga menarik pajak
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya otonomi daerah, dalam pelaksanaan pembangunan daerah diberi tugas dan wewenang untuk mengurus rumah tangganya sendiri, anggaran keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional, Indonesia menganut pada asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengartikan pajak sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar dalam negeri yang digunakan pemerintah untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur negara. Sebagian besar masyarakat mengartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial dan
Lebih terperincib. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan guna peningkatan pendapatan PBB; c. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. 2.
BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/ 336 /KEP/429.011/2013 TENTANG PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN APARAT PENUNJANG DAN APARAT PELAKSANA PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN PENGGUNAAN BIAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari berbagai aspek, antara lain ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dari berbagai aspek, antara lain ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan dan keamanan
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM
daerah; PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA b. bahwa sebagaimana
Lebih terperinciBPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA
BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH tentang TATA CARA ALOKASI DAN PENYALURAN DANA DESA, ALOKASI DANA DESA (ADD), DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 5 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 SERI B.1 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 SERI B.1 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN INVENTARISASI DAN VALIDASI DATA PIUTANG PAJAK BUMI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pasar Niten dalam mengoptimalkan retribusi Pasar Niten, maka perlu dibahas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan bab ini, untuk mengetahui kinerja Kantor Pengelolaan Pasar Niten dalam mengoptimalkan retribusi Pasar Niten, maka perlu dibahas mengenai peranan,
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN 201515 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 109 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 109 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 52 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 3 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 3 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)
EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) Ayu Wulansari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK Pemerintah daerah
Lebih terperinciBUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Lampung Barat
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Lampung Barat 1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi a. Kedudukan Dinas Koperasi Perindustrian
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI
JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Lebih terperincidiungkapkan Riduansyah (2003: 49), yang menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Otonomi daerah pada awalnya diberlakukan melalui Undang undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, hingga pada akhirnya berlaku Undang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PENGATURAN BIAYA PEMUNGUTAN DARI REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008 LEMBARAN DAERAH
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat : : bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI JASA USAHA JENIS RETRIBUSI TERMINAL DI KOTA PROBOLINGGO DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara dalam menjalankan pemerintahannya tentu saja memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali Indonesia. Sebagai negara berkembang,
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BUPATI MADIUN, Menimbang :
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA MILIK PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan bertujuan untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Sejalan dengan perkembangan era globalisasi, nampaknya pembangunan yang merata pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah memberikan kewenangan kepada. pendapatan dengan menetapkan pendapatan lain-lain yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Daerah provinsi, kabupaten atau kota
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BUPATI MADIUN, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Natuna Visi Kabupaten Natuna adalah Menuju Natuna yang Sejahtera, Merata dan Seimbang. Sesuai dengan visi tersebut, maka ditetapkan pula misi pembangunan
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab. sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemungutan Pajak dan Retribusi Parkir
Lebih terperinciBUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 286 TAHUN 2013
- 1 - KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 286 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMANFAATAN DAN PEMBAGIAN BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2013 BUPATI
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH
Lebih terperinciDINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama. Dinas. Pasal 172
DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 172 Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam nelaksanakan sebagian urusan pilihan yang menjadi kewenangan
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR'. 03 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING
BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR'. 03 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Tentang Dinas Pendapatan Kota Salak
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Tentang Dinas Pendapatan Kota Salak Dinas Pendapatan, Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah Satuan Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik pula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keuangan negara yang baik akan menggambarkan keadaan suatu pemerintahan yang baik pula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan seluruh
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA / TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA / TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya
Lebih terperinciUrusan Pemerintahan Pemerintahan Umum Organisasi : Dinas Pendapatan. Bertambah/(Berkurang) Jumlah. Kode Rekening.
Lampiran I.2 : Peraturan Daerah Nomor : Tahun 2015 Tanggal : 24 Agustus 2015 KABUPATEN PAMEKASAN RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG. A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama Perpas ( Perusahaan Pasar ) yang merupakan
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA
S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT A. SEJARAH SINGKAT DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT A. SEJARAH SINGKAT DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.061/7200/SJ Tanggal 21 Maret
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD)
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang adalah salah satu struktur organisasi tata kerja
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN
PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 118,2%,
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Efektivitas Pajak Daerah. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan
Lebih terperincia. Menetapkan kebijakan daerah di bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah; b. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan guna peningkatan
BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/745/KEP/429.011/2013 TENTANG PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN PEJABAT DAN PEGAWAI INSTANSI PELAKSANA PEMUNGUTAN DAN PEMUNGUT SERTA PENETAPAN
Lebih terperinciNOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 8 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH SELAIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan iuran wajib masyarakat kepada kas negara yang diatur sesuai undang- undang. Pemungutan pajak dapat dipaksakan oleh setiap warga negara. Hasil dari pembayaran
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 487 TAHUN : 2000 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 10 TAHUN 2013
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 T E N T A N G RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERLAKUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG DAN PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG RETRIBUSI DAERAH DI KOTA TANGERANG SELATAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2004 TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENGELOLAAN PASAR PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sejak tahun 2001, orientasi penyelenggaraan pemerintah daerah telah bergeser dari ketergantungan pemerintah pusat
Lebih terperinciBUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI PERIZINAN ANGKUTAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2000 T E N T A N G PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2000 T E N T A N G PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,
PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan
Lebih terperinciPROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014
PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 1. SEJARAH DPPKA Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam usaha peningkatan pendapatan daerah ini
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP
BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa Retribusi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TUBAN
PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2013 Menimbang : TENTANG RETRIBUSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang pemerintahan, banyak permasalahan dan urusan yang harus diselesaikan berkaitan dengan semakin berkembang pesatnya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Lebih terperinci-1- Bbb B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
-1- Bbb B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang
Lebih terperinciRETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER
Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 126 RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Ida Lailatul Musyarrofah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Retribusi parkir merupakan salah satu potensi yang dikelola untuk dijadikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retribusi parkir merupakan salah satu potensi yang dikelola untuk dijadikan sumber penerimaan daerah yang berasal dari dalam wilayahnya. Hal tersebut menjadi tolak
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemungutan serta pengelolaan pajak dibagi menjadi dua yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah suatu pajak yang dikelola dan dipungut oleh Negara,
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data dan analisa yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Efektivitas organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN BIAYA KEGIATAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH
Lebih terperinciMACHDANIYATUL AZIZAH B
PENGARUH KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PAD DALAM MENDUKUNG OTONOMI DAERAH KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinci