BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sri Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Pengertian Obligasi Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang, yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap (Yuliana, dkk. 2011). Bursa Efek Indonesia mendefinisikan bahwa obligasi sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Sedangkan menurut Yulianingsih (2010) menyatakan bahwa obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal. Obligasi juga sebagai alternatif investasi yang dapat memberikan pendapatan tetap dengan waktu yang telah ditentukan kepada investor. 13
2 Klasifikasi Investasi Obligasi Tujuan dari penjualan obligasi kepada investor salah satunya agar pemerintah dan perseroan memperoleh pinjaman uang. Uang yang mereka dapatkan ketika menerbitkan obligasi, atau dijual kepada publik merupakan jumlah dari uang yang dipinjam. Imbalan yang akan didapatkan oleh pemerintah atau perseroan berupa persetujuan untuk memberikan bayaran dengan jumlah tertentu kepada pemegang obligasi atau pemberi pinjaman (kreditur). Kupon merupakan pembayaran bunga tetap tiap tahun hingga obligasi tersebut jatuh tempo untuk pemilik obligasi. Sehingga utang tersebut akan dilunasi pada saat jatuh tempo, pemegang obligasi akan memperoleh bayaran dari peminjam berupa nilai nominal atau nilai muka obligasi (face value). Menurut Keown et al. (2001) dalam Pertiwi (2013) menyatakan bahwa obligasi memiliki klasifikasi yang penting diantaranya yaitu: a. Klaim terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan Bila perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka klaim terhadap utang secara umum, termasuk obligasi, mendapat kehormatan untuk didahulukan haknya daripada saham maupun saham prefer. Namun, utang-utang yang berbeda itu mempunyai urutan dalam pelunasanya. Obligasi juga memiliki klaim terhadap pendapatan yang didahulukan dari saham biasa dan saham prefer. Secara umum jika suku obligasi tidak
3 15 dibayar, dewan obligasi dapat menyatakan bahwa perusahaan penerbitnya bangkrut. b. Nilai Pari Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar obligasi yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. Tidak dinyatakan dalam jumlah melainkan dalam persentase atas nilai nominalnya. c. Tingkat Suku Bunga Kupon Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukan besarnya presentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar setiap tahun sebagi bunga. d. Periode Jatuh Tempo Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit obligasi membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para pemilik obligasi yang sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya. e. Indenture Indenture adalah dewan perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli obligasi tersebut. Didalamnya termuat berbagai ketentuan utangpiutang, termasuk penjelasan mengenai obligasi itu sendiri, hak-hak para pemilik obligasi, hak-hak perusahaan atau pihak penerbit, serta tanggung
4 16 jawab dewan. Dewan obligasi, biasanya sebuah bank komersial atau institusi keuangan yang diserahi tugas untuk mengawasi hubungan antar penerbit dan pemilik obligasi, melindungi kepentingan para pemilik obligasi, serta menjamin dilaksanakanya segenap ketentuan yang telah disepakati. f. Tingkat Penghasilan Sekarang Tingkat penghasilan sekarang dari suatu obligasi adalah rasio pembayaran bunga tahunan terhadap harga obligasi pada saat sekarang dipasaran Jenis-jenis Obligasi Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Perjanjian tersebut menentukan adanya macam-macam obligasi yang terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah: a. Berdasarkan penerbit obligasi (Issuer) Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu: 1) Obligasi pemerintah yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. 2) Obligasi perusahaan milik Negara (state owned company)
5 17 Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain 3) Obligasi perusahaan swasta Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain. b. Berdasarkan sistem pembayaran bunga Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu: 1) Obligasi Kupon (Coupon Bond) Obligasi kupon (coupon bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang dapat diambil.
6 18 2) Obligasi tanpa Kupon (Zero Coupon Bond) Lain halnya dengan coupon bond, zero coupon bond tidak mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian. c. Berdasarkan tingkat bunganya Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu: 1) Obligasi dengan Bunga Tetap (Fixed Rate Bond) Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai dengan jatuh tempo. 2) Obligasi dengan Bunga Mengambang (Floating Rate Bond) Bunga pada obligasi ini dietapkan pada waktu pertama kali untuk kupon pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1% diatas JIBOR (Jakarta Inter Bank Offering Rate), 1,5% diatas LIBOR (London Bank Offering Rate). 3) Obligasi dengan Bunga Campuran (Mixed Rate Bond) Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode
7 19 tertentu biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya bunganya mengambang. d. Berdasarkan jaminannya Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu: 1) Collateral Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit menyediakan sejumlah asset milik perusahaan sebagai jaminan. Hal tersebut akan memperkuat tingkat kepercayaan pemodal, yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami kerugian. 2) Debenture Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal obligasi. 3) Subording Debenture Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe Subording Debenture
8 20 dibayar setelah debenture. Oleh karena itu, Subording Debenture merupakan obligasi yang mempunyai risiko tinggi. 4) Obligasi pendapatan (Income Bonds) Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan asset tertentu. Disamping itu, perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi. Dalam obligasi, perusahaan akan membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup untuk membayar bunga. Perusahaan penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang berlalu tidak mampu membayar bunga. 5) Obligasi Hipotek (Mortgage) Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang dijadikan agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut merupakan aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung. Apabila perusahaan menepati janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini, asset perusahaan yang baru secara langsung menjadi agunan.
9 Manfaat Obligasi Obligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya: a. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar obligasi. b. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi. c. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan terjadinya inflasi. d. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen aktiva lain Kelemahan Obligasi Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu perekonomian Negara. Berikut ini kelemahan dari obligasi: a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya. b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif, sehingga menghasilkan yield yang cukup baik, dengan resiko rendah.
10 22 c. Tingkat likuidasi obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun. d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi. e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian Peringkat Obligasi Sebuah perusahaan atau emiten yang akan mengeluarkan obligasi sangat mengharapkan agar pemilik modal tertarik untuk berinvestasi diperusahaan tersebut. Tetapi pemilik modal juga tentunya harus memperhatikan peringkat obligasi perusahaan yang menawarkan obligasinya. Peringkat merupakan adanya pernyataan yang berisi tentang keadaan pemilik hutang mengenai kemungkinan yang akan dilakukan berkaitan dengan utang yang dimikinya. Peringkat dijadikan indikator penting dalam membeli obligasi dikarenakan dapat digunakan sebagai strategi bagi investor dalam mengambil keputusan apakah akan membeli obligasi atau tidak membeli obligasi perusahaan tersebut.
11 23 Pemeringkatan obligasi memiliki tujuan untuk memberikan informasi akurat berupa peringkat mengenai posisi bisnis perusahaan dan kinerjanya yang menerbitkan obligasi kepada calon investor. Perusahaan juga memiliki manfaat lain dari adanya peringkat obligasi, jika peringkat yang didapatkan perusahaan baik dengan sendirinya akan menjadi sarana promosi untuk menarik investor untuk berinvestasi karena memiliki kepercayaan diri dengan peringkat yang dimiliki. Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan milik perusahaan yang menerbitkan obligasi. Semua perusahaan yang menerbitkan obligasi wajib memiliki peringkat obligasi. Peringkat dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat, dan perusahaan peringkat harus mendapat izin resmi dari pemerintah. Lembaga pemeringkat sekuritas utang atau obligasi di Indonesia ada dua yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia. Pemeringkatan berbagai perusahaan tidak akan dilakukan secara bersamaan atau serentak tetapi pemeringkatan akan diberikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati masing-masing perusahaan dengan lembaga pemeringkat secara terpisah. Lembaga peringkat juga akan memberikan peringkat obligasi setiap satu tahun sekali selama obligasi tersebut belum lunas. Peringkat dan penjelasan peringkat utang perusahaan yang dikeluarkan PT Pefindo adalah sebagai berikut:
12 24 Tabel 2.1 Definisi Peringkat Obligasi PT Pefindo Peringkat Keterangan AAA Efek utang dengan peringkat AAA merupakan efek utang peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif di banding entitas Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan. AA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainya. A Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. BBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemempuan obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. BB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainya untuk memenuhi kewajiban potensial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis yang tidak menentu. B Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dari perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansialnya. CCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan ekternal. D Efek utang dengan peringkat D menandakan efek utang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha. Sumber :
13 25 Darmadji dan Fakhruddin (2001) menyatakan bahwa peringkat obligasi dengan tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari AA hingga CC. Tanda tambah menunjukan bahwa kategori peringkat lebih mendekati kategori peringkat diatasnya. Tanda kurang berarti bahwa suatu kategori peringkat tetap lebih baik dari kategori peringkat dibawahnya walaupun semakin mendekati. Jadi rating dengan tanda (+) atau (-) berpeluang dinaikan atau tidak tergantung pada outlook. Jika outlook bernilai positif artinya berpeluang dinaikan pada periode rating mendatang, stabil artinya akan tetap dan negatif artinya akan berpeluang diturunkan pada periode rating berikutnya. Menurut Ang (1997) dalam Ikhsan (2012) menyatakan bahwa pemeringkatan dibagi atas 2 jenis yaitu corporate rating dan securities rating. Corporate rating adalah pemeringkatan yang dilakukan untuk menilai suatu perusahaan secara menyeluruh, sedangkan securities rating adalah pemeringkatan yang dilakukan terhadap suatu produk efek yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pemeringkatan suatu obligasi ini sangat berguna bagi investor obligasi, karena dengan adanya rating maka para investor tidak perlu lagi melakukan proses evaluasi yang membosankan dan membutuhkan kerja keras sendiri-sendiri.
14 PT.PEFINDO Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkatan obligasi yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating. Perbedaan antara PT. PEFINDO dengan PT. Kasnic Credit Rating yaitu Pefindo dapat mempublikasikan peringkat obligasi setiap bulan sedangkan Kasnic tidak dapat mempublikasikan peringkat obligasi setiap bulan, disebabkan karena banyaknya perusahaan yang menggunakan jasa PEFINDO dibandingkan dengan Kasnic dalam proses untuk pemeringkatan obligasi. PT. Pemeringkatan Efek Indonesia (PT. PEFINDO) didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 oleh BAPEPAM (Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994, PEFINDO mendapatkan surat ijin operasi (No. 39/PM-PI/ 1994) dari BAPEPAM dan menjadi salah satu dari institusi pembantu dari bursa efek Indonesia. Fungsi utama dari PEFINDO adalah menyediakan secara objektif, bebas dan rating terpercaya didalam risiko kredit dari penerbitan umum obligasi dalam aktivitas peratingan. Selain aktivitas pemeringkat PEFINDO melanjutkan untuk memproduksi dan mempublikasikan informasi kredit yang berhubungan dengan hutang. Produk publikasi meliputi opini kredit didalam perusahaan besar yang menerbitkan obligasi dan underlying sektor.
15 27 Berikut ini beberapa rating obligasi yang dikeluarkan oleh PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia), dengan menggunakan ordinal yang diukur berdasarkan kode 1-20, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Kategori Peringkat Obligasi Pemeringkat Obligasi Skala Pemeringkat Obligasi Skala AAA 20 BB+ 10 AA+ 19 BB 9 AA 18 BB- 8 AA- 17 B+ 7 A+ 16 B 6 A 15 B- 5 A- 14 CCC+ 4 BBB+ 13 CCC 3 BBB 12 CCC- 2 BBB- 11 D 1 Sumber : Perusahaan Non Perbankan Perusahaan non perbankan atau Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif. 1. Usaha Usaha yang dilakukan LKBB antara lain: a. Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga. b. Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon (dukungan dalam bentuk dana) dalam usaha patungan. c. Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli
16 28 2. Jenis Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank : a. Perusahaan Asuransi : perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum pada pihak ketiga karena peristiwa ketidakpastian b. Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN ) : badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pension. c. Koperasi Simpan Pinjam : menghimpun dana dari masyarakat dan meminjamkan kembali kepada anggota atau masyarakat. d. Bursa Efek / Pasar Modal : tempat jual beli surat-surat berharga, salah satunya yaitu obligasi. Obligasi adalah surat berharga yang merupakan instrumen utama perusahaan. e. Pegadaian : suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan jaminan barang 2.3 Faktor Keuangan yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perbandingan antar data dengan unsur-unsur yang terdapat di laporan laba rugi dan neraca disebut dengan rasio keuangan. Investor dalam melakukan penilaian utang dan risiko default obligasi sangat dibantu dengan adanya peringkat obligasi. Peringkat obligasi mengambarkan risiko berupa ketidakmampuan emiten dalam membayar dan melunasi kewajiban selama umur
17 29 obligasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada penelitian ini adalah: Profitabilitas Menurut Septyawati (2013) menyatakan bahwa profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur seberapa efektif keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan pada tingkat penjualan, asset, modal dan sumber dana yang dimilikinya. Profitability dapat memberikan gambaran secara efektif kegiatan operasi perusahaan sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hasilnya dapat ditunjukan dari penjualan dan pendapatan investasi dengan memperoleh laba. Sedangkan menurut Mamduh dan Halim (2000) dalam Pakarinti dan Meiranto (2009) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Investasi dalam bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak berpengaruh oleh profitabilitas perusahaan, karena tetap menerima sebesar tingkat bunga yang telah ditentukan. Akan tetapi para analis tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
18 30 Menurut Sartono (2010) rasio profitabilitas dapat diproksikan dengan menggunakan: Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi suatu kewajiban keuanganya yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo. Current ratio dan Acid Test Ratio dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan yang mampu melunasi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek itu berarti bahwa perusahaan dalam kondisi likuid, dikarenakan aktiva lancar yang perusahaan miliki mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Tingkat kemampuan perusahaan dalam pelunasan kewajiban jangka pendek secara tidak langsung mempengaruhi penulasan obligasi atau kewajiban jangka panjang yang baik. Dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi dapat mempengaruhi peringkat obligasi yang baik.
19 31 Menurut Pertiwi (2013) indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapat diubah menjadi kas dengan cepat melunasi utang perusahaan yaitu dengan menggunakan sekala ukur Current Ratio. Sedangkan menurut Sartono (2010) rasio likuiditas dapat diproksikan dengan current ratio dan quick ratio. Adapun rumus dari masingmasing proksi adalah sebagai berikut: Ukuran Perusahaan Total asset, penjualan, dan ekuitas dapat digunakan untuk mengukur perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang digunakan untuk menunjukan besar kecilnya perusahaan tersebut. Besar kecilnya perusahaan mampu melihat seberapa besar resiko yang mungkin akan di terima. Perusahaan yang besar memiliki resiko yang lebih kecil sedangkan perusahaan yang kecil memiliki kemungkinan untuk memperoleh resiko yang lebih besar. Besarnya perusahaan akan semakin dikenal oleh masyarakat sehingga investor lebih yakin dengan banyaknya informasi yang dapat diperolehnya itu dapat mengurangi resiko perusahaan yang menerbitkan obligasi. Menurut Sejati (2010) menyatakan bahwa pengukuran variabel ukuran perusahaan dalam penelitian menggunakan proksi logaritma natural total aset
20 32 pada saat mengemisi obligasi. Maka total aset ditranformasikan ke dalam bentuk logaritma natural sebagai berikut: 2.4 Faktor Non Keuangan yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Reputasi Auditor Laporan keuangan diaudit oleh auditor eksternal, dengan maksud agar auditor dapat memberikan pendapatnya apakah laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Certified Public Accountant (CPA) akan diberikan kepada auditor independen yang telah lulus sehingga auditor dapat mengaudit laporan keungan perusahaan. Penyajian laporan keuangan dapat disajikan dengan informasi yang andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi apabila dilakukan oleh auditor ekternal karena adanya mekanisme pengendalian terhadap manajemen perusahaan. Reputasi auditor adalah sebuah nama baik dan citra yang diperoleh dengan proses kerja yang baik pula, dilihat dari kepercayaan yang klien berikan kepada auditor mengenai tanggung jawabnya sebagai seorang auditor. Menurut Arens, dkk. (2012) dalam Thamida dan Lukman (2013) menyatakan bahwa ada empat kategori ukuran untuk mengelompokan Kantor Akuntan Publik, diantaranya
21 33 yaitu Big Four International Firm, National Firm, Regional and large local firm dan small local firms. Allen (1994) dalam Winardi (2013) menyatakan bahwa penggunaan informasi keuangan merasa bahwa auditor Big Eight memberikan kualitas audit yang lebih baik bagi perusahaan dan pemerintah daerah. Reputasi auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm. Berdasarkan reputasinya KAP dikategorikan menjadi dua yaitu: a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four tahun 2011: 1) KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja afiliasi dengan Ernst & Young. 2) KAP Osman Bing Satrio & Rekan afiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu. 3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG. 4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan serta KAP Haryanto Sahari & dan Rekan afiliasi dengan Price Waterhouse Coopers. b. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four tahun 2012: 1) KAP Purwantono, Suherman & Surja (PSS) afiliasi dengan Ernst & Young.
22 34 2) KAP Osman Bing Satrio dan rekan afiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu. 3) KAP Siddharta & Widjaja (Tohana Widjaja) afiliasi dengan KPMG. c. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four tahun 2013: 1) KAP Purwantono, Suherman & Surja afiliasi dengan Ernst & Young. 2) KAP Osman Bing Satrio dan Eny afiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu. 3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG. 4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan afiliasi dengan Price Waterhouse Coopers. d. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four Umur Obligasi Tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nominal obligasi yang dimiliknya atau yang disebut dengan umur obligasi (maturity). Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun (Yulianingsih, 2010).
23 35 Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang dikarenakan risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Oleh sebab itu umur obligasi yang pendek lebih menunjukan peringkat obligasi yang investment grade. Jatuh tempo obligasi yang panjang secara umum akan memperoleh kupan dan bunga yang tinggi pula. 2.5 Penelitian Terdahulu Mengkaji beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor keuangan dan non keuangan terhadap peringakat obligasi dengan menunjukan hasil yang berbedabeda, diantaranya adalah penelitian dari Thamida dan Lukman (2013) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Variabel yang diuji adalah Capitalization, profitabilitas, likuiditas, reputasi auditor dan capitalization yang diproksikan dengan peringkat obligasi PT.PEFINDO. Sampel yang diambil adalah pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Hasil penelitian yang didapat adalah 5 (lima) variabel yang diuji terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi diantaranya yaitu variabel Capitalization, reputasi auditor, dan capitalization yang diproksikan dengan primary ratio dan reputasi auditor memiliki pengaruh dalam pentuan peringkat obligasi oleh PT. PEFINDO dan dua variabel lainya seperti profitabilitas, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
24 36 Septyawanti (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan menggunakan variabel konservatisme akuntansi, leverage, liquidity, dan profitability. Sampel yang diambil sebanyak 75 perusahaan nonperbankan tahun Dengan menggunakan regresi logistik didapatkan hasil penelitian bahwa yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi adalah leverage dan profitability. Yuliana, ddk. (2011) meneliti variabel ukuran perusahaan (size), leverage, profitability, activity, market value ratio, umur obligasi (maturity), jaminan (secure), dan reputasi auditor. Sampel yang diambil adalah perusahaan keuangan yang di peringkat oleh PT.PEFINDO periode April 2009 dan Dengan hanya meneliti dengan rentan waktu dua tahun diperoleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa hanya 4 variabel dari 8 variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi yaitu ukuran perusahaan (size), profitability, jaminan (secure), dan reputasi auditor. Siswanto,dkk. (2013) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan variabel independen growth, ukuran perusahaan (size), profitabilitas, likuiditas, umur obligasi, jaminan, dan reputasi auditor. Sampel yang digunakan adalah perusahaan BUMN pada periode Pengukuran umur obligasi dilakukan dengan variabel dummy, yaitu kategori 1 untuk obligasi yang mempunyai umur antara 1-5 tahun dan kategori 0 untuk obligasi yang mempunyai umur lebih dari 5 tahun. Hasil penelitian menyatakan
25 37 bahwa hanya growth dan jaminan yang berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Sedangkan ukuran perusahaan (size), profitabilitas, likuiditas, umur obligasi, reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Yulianingsih (2010) menguji variabel likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), leverage (DER), size perusahaan, produktivitas (STA), dan umur obligasi untuk mendapatkan hasil tentang faktor yang berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Sampel yang digunakan adalah perusahaan perbankan Hasil penelitian tersebut adalah hanya variabel likuiditas dan leverage yang tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. 2.6 Kerangka Pemikiran Salah satu instrumen keuangan yang diperjualbelikan dipasar modal adalah obligasi. Obligasi di terbitkan oleh perusahaan maupun pemerintah kepada pembeli atau pemilik obligasi (investor) berupa surat tanda kontrak hutang jangka panjang. Investor yang akan membeli obligasi sebelumnya harus memperhatikan risiko yang terkandung dalam suatu obligasi. Dengan begitu investor dapat melihat peringkat dari obligasi untuk menilai risiko obligasi tersebut. Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori diatas, maka yang akan digunakan menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu faktor keuangan berupa profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan
26 38 sedangkan faktor non keuangannya ada reputasi auditor dan umur obligasi sebagai variabel independen. Peringkat obligasi sebagai variabel dependen. Oleh sebab itu kerangka pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Profitabilitas (X1) Likuiditas (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Reputasi Auditor (X4) H1+ H2+ H3+ H4 + H5- Peringkat Obligasi (Y) Umur Obligasi (X5) Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 2.7 Perumusan Hipotesis Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Menurut Prabowo dan Sujipto (2012) salah satu indikator penting yang harus diperhatikan dalam menilai peringkat obligasi dimasa mendatang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator
27 39 ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor, salah satunya dengan menggunakan ROA. ROA digunakan untuk mengukur prifitabilitas karena mampu mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA juga memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu Yuliana, dkk. (2011). Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Winardi, 2013). Hal itu juga dikemukakan oleh Yuliana (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar atau default risk, dan semakin baik peringkat yang berkaitan terhadap perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H₁ : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
28 Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan sumber jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar utang-utang jangka pendeknya. dengan aset lancar yang lebih tinggi dari utang lancar, perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek kepada investor tepat pada waktunya (Alfiani, 2013). Menurut Maharti (2011) apabila kemampuan melunasi utang jangka pendek baik maka setidaknya kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka panjang juga baik. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan keuangan perusahaan yang baik, dengan terlunasinya kewajiban jangka pendek maka mengindikasi bahwa kewajiban jangka panjang juga dapat terpenuhi. Penelitian yang dilakukan oleh Almalia, dkk. (2007) dalam Hedianto dan Wijaya (2010) mengkonfirmasi bahwa likuiditas berhubungan positif dengan prediksi peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H₂ : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
29 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubunganya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, dan rata-rata aktiva. Jika total aktiva, jumlah penjualan, atau ekuitas tersebut besar, maka logaritme terhadap jumlah tersebut dapat digunakan sebagai penelitian (Alfian, 2013). Menurut Prabowo dan Sutjipto (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai korelasi positif terhadap peringkat obligasi. Didukung dengan pernyataan dari Yuliana (2011) yang menyatakan bahwa perusahaan kecil lebih memiliki risiko yang besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Aset yang dimiliki perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga dengan aset tersebut dapat digunakan untuk jaminan membayar obligasi. Oleh karena itu perusahaan yang besar diasumsikan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban obligasi, sehingga peringkat obligasi menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H₃ : Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
30 Reputasi Auditor Reputasi auditor dilakukan pengujian karena memiliki argumen yang mendukung salah satunya yaitu semakin tinggi reputasi auditor maka akan memberikan hasil audit yang dapat dipercaya sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Perusahaan yang diaudit oleh KAP the big 4 sebagian besar memiliki kualitas yang lebih baik karena semakin baik reputasi auditor maka akan mempengaruhi peringkat obligasi (Sejati, 2010). Winardi (2013) menyatakan bahwa auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Yuliana (2011) juga berpendapat bahwa dengan begitu investor dapat memenuhi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibankewajibannya, yang berdampak pada obligasi yang aman untuk diinvestasikan sehingga peringkat obligasi perusahaan dapat meningkat. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H₄ : Reputasi Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
31 Umur Obligasi Umur obligasi adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nominal yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun, obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun Susilowati dan Sumarto (2010) dalam Yuliana (2011). Raharjo (2004) dalam Winardi (2013) menyatakan bahwa secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu yang pendek akan lebih mudah untuk dipediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki jatuh tempo dalam waktu panjang. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H₅ : Umur obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal di dunia usaha yang semakin maju pada zaman sekarang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kegiatan produksi dan menghadapi persaingan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Obligasi adalah hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk modal sendiri (saham) maupun hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alternatif investasi dalam surat berharga saat ini banyak disukai para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Pasar modal dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,
12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory Calon investor yang akan berinvestasi pada suatu perusahaan, membutuhkan informasi tentang kondisi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan kali ini tidak terlepas dari penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. 2.1.1 Sudaryanti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal (capital market) dalam suatu negara sangat berperan penting bagi perkembangan perekonomian, Hal ini karena pasar modal tersebut selain berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang (Sjahrir, 2006). Dengan demikian uang ditanam atau diinvestasikan dalam objek yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang (obligasi),
Lebih terperinciBAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen
12 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal yang baik dan dinamis. Pasar modal merupakan fasilitator yang memiliki peran
Lebih terperinci2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Alasannya
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN TEORITIS 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang
Lebih terperinciBAB 3 DESAIN PENELITIAN
BAB 3 DESAIN PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam desain penelitian ini, akan dijelaskan gambaran singkat dari penelitian ini, yaitu jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan sampel,
Lebih terperincipanjang dengan menjual saham (stock) maupun menerbitkan obligasi (bond).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Perkembangan perekonomian saat ini menjadikan kebutuhan akan dana untuk modal dalam setiap dunia usaha terus mengalami peningkatan. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu jenis aset finansial dan instrumen modal (utang) yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang di mana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal dan waktu tertentu kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini investasi tidak hanya real assets atau bentuk fisik, investasi financial assets atau surat berharga mulai disukai oleh para pemilik modal, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang dilakukan oleh sebuah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal menurut Rivai (2007:927) adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek siperdagangkan (yang dikenal dengan bursa efek). Pasar modal juga sama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal (capital market)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dana pada sekuritas baik saham maupun obligasi. Melakukan investasi obligasi berarti investor melakukan investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. RERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESA 1. Rerangka Teori a) Teori Agensi (Agency Theori) Agency Theory ini menerangkan hubungan antara agen dengan principal. Principal pada penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Agus Harjito dan Martono (2010:4) mengemukakan bahwa Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Pada penelitian yang dilakukan (Sulystari, 2013),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keuangan karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan
8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan cukup baik. Minat masyarakat dalam melakukan investasi di berbagai sektor mulai terlihat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh imbalan berupa return. Untuk memperoleh return yang diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran pasar modal sebagai sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong
Lebih terperincilembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan adanya Signaling Theory, investor akan diberikan kemudahan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Septyawanti (2013), teori sinyal dapat menunjukkan penyajian laporan keuangan berkualitas yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka teori dan penurunan hipotesis 1). Rerangka teori a. Teori Sinyal Peringkat obligasi dapat dijelaskan dari perspektif teori sinyal. Menurut jama an (2008) signaling theory
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu komponen investasi dengan manfaat dan tingkat pengembalian yang relatif lebih pasti, karena pada hakekatnya obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan
risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Peringkat Hutang 1. Deskripsi Pemeringkat Hutang Menurut Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam salinan keputusan ketua Bapepam Nomor KEP-27/PM/1994 tanggal 7 September 1994
Lebih terperinciPASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi
KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara menerbitkan surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat masuk kedalam kategori perusahaan yang layak dijadian tempat investasi oleh investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Obligasi sering dipandang sebagai investasi
Lebih terperinciMagister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
XIV. Obligasi (Bond) 1. Pendahuluan Instrumen hutang jangka panjang pada dasarnya janji yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sejumlah bunga tertentu dan pokok pinjaman selama jangka waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan
Lebih terperinci