PENGARUH PENILAIAN PROSES GERAK HASIL BELAJAR RENANG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRODI PJKR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENILAIAN PROSES GERAK HASIL BELAJAR RENANG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRODI PJKR"

Transkripsi

1 p-issn : e-issn : Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 (2): , 2016 PENGARUH PENILAIAN PROSES GERAK HASIL BELAJAR RENANG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRODI PJKR Suprayitno Jurusan PJKR FIK Universitas Negeri Medan, Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan supra.yt@gmail.com Diterima 26 Juni 2016, disetujui untuk publikasi 12 Agustus 2016 Abstrak. Keberadaan authentic assesment untuk mengukur kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah KBK sistem blok dan menentukan batas ukur kemampuan yang diperlukan sebagai prasyarat kompetensi mata kuliah. Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan (nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05) antara proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa secara valid. Penilaian ini mampu memvasilitasi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya bebas. Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan (nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05) antara proses gerak hasil belajar renang gaya dada dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa secara valid. Penilaian ini mampu memfasilitasi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya dada. Kata kunci : Penilaian, Hasil Belajar, Renang Pendahuluan Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal inilah yang harus dilakukan oleh KDBK khususnya matakuliah bulutangkis yang selama ini mengemban tugas tersebut. Dari kinerja yang dilakukan KDBK selama ini masih dalam penyusunan materi perkuliahan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kondisi 120 KDBK yang ada saat ini masih perlu pembenahan dalam penetapan dosen yang mengajar matakuliah yang setiap semesternya masih berganti dosen. Untuk saat ini masih dilakukan penyusunan dan pembenahan KDBK yang ada di Prodi PJKR. Selama ini juga dosen KDBK yang mengampu matakuliah bulutangkis masih berjalan sendiri sesuai dengan pengembangannya masing-masing. Khusus mengenai penilaian dosen KDBK belum mempunyai penilaian yang sama terhadap matakuliah ini sehingga kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah ini belum Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan

2 Pengaruh Penilaian Proses Gerak Hasil Belajar Renang Terhadap Kompetensi Mahasiswa Prodi PJKR sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kedudukan matakuliah KDBK terkait dalam kurikulum adalah matakuliah utama yang dilaksanakan pada semerter satu (ganjil). Matakuliah ini wajib diambil oleh seluruh mahasiswa Prodi PJKR, didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Renang termasuk dalam mata pelajaran Penjasor/PJOK di sekolah yang selalu diajarkan oleh guru dan disenangi oleh siswa. Dalam kurikulum Jurusan PJKR, mata kuliah renang merupakan salah satu dari lima kelompok besar matakuliah praktik yang menjadi bagian dari wajah Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Matakuliah renang bermaterikan empat gaya renangan (gaya crawl, gaya dada, gaya kupu-kupu dan gaya punggung). Keterampilan renang sangat dibutuhkan bagi alumni Jurusan PJKR, selain untuk mengajar di sekolah baik juga sebagai nilai plus yang dapat di jadikan modal untuk membuka sebuah industri olahraga di bidang akuatik. Matakuliah renang mencakup pembahasan mengenai; 1). Pengenalan air (breathing) 2). Meluncur (froant float) 3). Mengapung (floathing) 4). Gerakan tungkai (kicking action) 5). Gerakan lengan (arm action) 6). Gerakan mengambil nafas (breathing) 7). Koordinasi gerakan tungkai, lengan dan nafas (arm breath and kick coordination) 8). Start 9). Pembalikan 10). Menyentuh finish 11). Injakinjak air (water trappen) 12). Loncat Indah dan 13). Peraturan pertandingan dan sistem organisasi pertandingan (PRSI 2003). Dari sisi materi pembelajaran renang masih banyak kesulitan yang dialami oleh mahasiswa untuk mempraktekkannya beberapa teknik dasar dengan tepat. Misalnya renang gaya bebas dan gaya dada gerakannya dapat ditinjau dari posisi tubuh (body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan lengan (arm action), pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengannafas (kick-breath coordination dari gerakan tersebut mahasiswa masih rendah penguasaan koordinasi geraknya. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk menyusun authentic assessment (Penilaian Proses Gerak) dengan portofolio pengajaran yang akan menghasilkan dokumen authentic assessment pada mata kuliah renang. Urgensi (keutamaan) penelitian ini agar penilaian yang dilakukan oleh dosen KDBK seragam dengan standar penilaian yang sama serta terukur dan standar kompetensi, kompetensi dasar yang ditargetkan akan tercapai dengan penilaian yang mencakup keseluruhan materi yang ada. Temuan inovasi yang ditargetkan adalah seluruh proses penilaian dilakukan dengan proses audiovisual untuk mengevaluasi dan menganalisi seluruh rangkaian gerakan teknik dasar yang akan dinilai. Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran pada KDBK penelitian ini dijadikan media audiovisual untuk proses pembelajaran agar mahasiswa dapat melakukan perbandingan dan analisis gerakan yang dilakukan. Selanjutnya assessment ini dijadikan sebagai tes standar kompetensi lulusan dalam meningkatkan mutu lulusan itu sendiri. Sehingga setiap fase gerakan teknik dasar permainan renang yang dilakukan terdemontrasikan dengan baik. Untuk pengembangan IPTEKS pada proses pembelajaran mahasiswa dapat melakukan pembelajaran berbasis audiovisual sehingga setaip analisis gerakan yang dilakukan dapat membantu mahasiswa memperbaiki dan menemukan gerakan yang lebih efektif dalam penguasaan keterampilan gerak permainan renang. Penilaian hasil belajar ini disusun sebagai acuan bagi satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang penilaian yang berkualitas guna mendukung penjaminan dan pengendalian mutu lulusan. Di sisi lain, dengan menggunakan rancangan penilaian hasil belajar ini diharapkan pendidik dapat mengarahkan peserta didik menunjukkan penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan. Dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian ini mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September

3 Suprayitno (SNP) yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup SNP meliputi standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Penilaian proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. penilaian berbasis kompetensi: berdasarkan kriteria yang mengacu pada kompetensi, menjawab seberapa baik unjuk kerja siswa Penilaian proses pembelajaran adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata kuliah, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata kuliah yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk setiap mata kuliah, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain: 1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi; 2) penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran; 3) penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan; 4) hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan; 5) penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 2) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak 122 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016

4 Pengaruh Penilaian Proses Gerak Hasil Belajar Renang Terhadap Kompetensi Mahasiswa Prodi PJKR membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 4) Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkahlangkah yang baku; 8) Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 9) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban atas pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan suatu prinsip atau konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement (pertimbangan) terhadap hasil analisis untuk membuat keputusan. Suatu pengertian belajar, hasil belajar dapat diartikan dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang mereka alami. Menurut Sudjana S, N (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009) bahwa: Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) bahwa: Hasil belajar merupakan suatu interaksi dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dari suatu pembelajaran dan puncak proses belajar. Selanjutnya Blom (dalam Slameto 2003) menyatakan hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah yaitu : (1) Kognitif yaitu kemampuan berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran evaluasi. (2) Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, penerimaan partisipasi, penilaian/penentuan sikap dan pembentukan hidup. (3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreatifitas. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berhubungan dengan kemampuan para siswa di dalam menguasai isi pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Slameto 2003) Belajar terdiri dari 3 komponen penting yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar, hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Untuk Suatu proses belajar dianggap berhasil apabila: (a) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok, dan (b) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/intruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September

5 Suprayitno kelompok. Menurut Arikunto (1999) bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh sesudah kegiatan pembelajaran, hasil belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk angka, huruf dan kata-kata seperti baik, sedang dan kurang. Sedangkan Menurut Sanjaya (2009) proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Menurut Sardiman (2010) hasil belajar meliputi 1) hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), 2) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) dan 3) hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotor). Berdasarkan uraian pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh siswa melalui proses kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan maupun keterampilan. Renang merupakan sebuah kegiatan fisik (tubuh) yang sudah dilakukan oleh manusia jauh berabad-abad yang silam, sebelum manusia mengenal dan mempergunakan kolam renang seperti sekarang ini sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam berolahraga. Renang merupakan suatu pendidikan yang sangat baik bagi seseorang dalam mempertahankan diri pada saat di dalam air dan dapat menjadikan aktivitas ini suatu hal yang penting terutama untuk beraktivitas dalam mengisi waktu luang, sedangkan Donlan dan P. Cox menyebutkan alasan seseorang melakukan aktivitas renang adalah bermacam-macam, seperti; survival/ keselamatan (bertahan agar tidak tenggelam), rekreasi, terapi dan untuk kompetisi (bertanding). Menurut A. Donlan dan P. Cox bahwa air bukan merupakan habitat alami manusia, tetapi tidak sedikit orang yang mampu mengambang dan tidak tenggelam di air. Tindakan ini adalah merupakan suatu hasil dari pengalaman dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh badan dan anggota badan tersebut dalam melakukan gerakan yang serasi yang dikenal dengan istilah berenang. Kemampuan ini merupakan satu tindakan yang memerlukan pengalaman yang didasari oleh upaya tindakan-tindakan yang melibatkan gerakan koordinasi anggota badan secara baik, tindakan tersebut kita kenal dengan gerakan bertahan diri di air atau berenang. Menurut A. Donlan dan P. Cox bahwa air bukan merupakan habitat alami manusia, tetapi tidak sedikit orang yang mampu mengambang dan tidak tenggelam di air. Tindakan ini adalah merupakan suatu hasil dari pengalaman dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh badan dan anggota badan tersebut dalam melakukan gerakan yang serasi yang dikenal dengan istilah berenang. Menurut Geoffrey Corlett, gaya bebas gerakannya dapat ditinjau dari posisi tubuh (body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan lengan (arm action), pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengan-nafas (kick-breath coordination. Lebih jelasnya sebagai berikut: 1) Posisi tubuh (body position), 2) Gerakan tungkai (leg action), 3) Gerakan lengan (arm action) Ada beberapa fase pada rotasi tangan gaya bebas yaitu: a) Fase masuk permukaan air (entry phase). b) Fase menangkap (catch phase). Fase ini dilakukan setelah fase masuk tangan ke permukaan berakhir. c) Fase menarik (pull phase). d) Fase Mendorong (push phase). e) Fase istirahat (recovery phase). f) Pernafasan (brething). g) Koordinasi kaki-nafas (kickbreath coordination). Gaya dada adalah gaya renangan yang paling tua dan digunakan oleh Captain Webb untuk berenang bagi orang-orang Inggris sejak tahun Gaya dada memiliki karakter stroke/ pukulan yang sempurna untuk renang rekreasi (seperti arah aliran sekrup), untuk menolong orang tenggelam dan renang survival. Untuk menempuh jarak renang, gaya dada tidak memerlukan suatu tenaga yang tinggi (hemat energi), kemudahan dalam mengambil nafas, dan memiliki tahap relaksasi (seperti (pada saat meluncur setelah gerakan tungkai). Gaya renang ini memiliki kecepatan yang paling lambatdibanding dari tiga gaya renangan 124 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016

6 Pengaruh Penilaian Proses Gerak Hasil Belajar Renang Terhadap Kompetensi Mahasiswa Prodi PJKR lainnya. 1) Gerakan tungkai gaya dada, 2) Gerakan Lengan Gaya Dada, 3) Gerakan Mengambil Nafas Gaya Dada, 4) Koordinasi Gerakan Tungkai, Lengan dan Nafas Gaya Dada Metode Penelitian Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut: Perencanaan Penilaian Pelaksanaan Penilaian Analisis Hasil Penilaian Pelaporan Hasil Penilaian Tindak lanjut Hasil Penilaian Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian. a. Perencanaan penilaian oleh pendidik Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut: Dosen KDBK melakukan penyusunan proses penilaian yang akan dilakukan sebagai berikut melakukan : pengembangan indikator pencapaian KD, penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai, Penyusunan forto polio penilaian teknik dasar dalam permainan bulutangkis, pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD, penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi pelaksanaan perkuliahan (daya dukung, misalnya kompetensi dosen, fasilitas sarana dan prasarana). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016 sebanyak 4 kelas dengan rincian kelas A 33 orang, kelas B 31 Orang, kelas C 24 orang dan kelas D 26 orang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 33 orang dari kelas A berdasarkan puposive sampling berdasarkan pada pertimbangan bahwa kelas A adalah mahasiswa lulus melalui jalur undangan yang memiliki keterampilan gerak yang sudah baik. Setelah instrumen penilaian berdasarkan fortofolio telah divalidasi oleh narasumber yang berkompetensi di cabang renang. Yang diukur dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian teknik dasar renang gaya bebas dan renang gaya dada melalui penilaian fortopolio yang telah disusun berdasarkan penilaian proses gerak. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September

7 Suprayitno Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran berdasarkan lembaran portofolio penilaian gerak pembelajaran renang. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian diperlukan desain atau rancangan penelitian, yaitu rancangan pre test- perlakuan post-test. Dalam pelaksanaan penelitian ini perlakukan dilaksanakan dengan 8 kali pertemuan 4 kali gaya bebas dan 4 kali gaya dada. Perlakuan yang diberikan adalah metode, gaya mengajar yang dilakukan dosen dalam perkuliahan, dievaluasi atau penilaian menggunakan penilaian proses gerak melalui portofolio. Untuk dalam pelaksanaan penerapan penilaian gerak berbasis kompetensi yang dapat digambarkan dalam bentuk skema di bawah ini: Tabel 1. Disain Penelitian Pre-Test Treat ment Post-Test T1 8 kali perkuliahan renang dengan metode dan gaya mengajar yang dilakukan oleh dosen Penerapan Penilaian Proses Gerak Hasil Belajar Berbasis Kompetensi T2 Keterangan : T1 : Pelaksanaan Pre Test (tes hasil belajar renang gaya bebas dan dada). T2 : Pelaksanaan Post Test (tes hasil belajar renang gaya bebas dan dada). Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan akurat, peneliti melakukan analisa data penilaian hasil belajar yang telah disusun dalm bentuk portofolio dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku : a. Mencari nilai rata-rata pada masingmasing variabel setiap pengetesan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: X X n Keterangan: X = nilai rata-rata (X) ΣX = jumlah dari variabel X n = jumlah sampel b. Mencari simpangan baku masingmasing variabel dengan menggunakan rumus : 2 n. X 1 n. n 1 X S (Sudjana, 1998 : 92) Keterangan : S 2 = varians 126 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016 n = jumlah sampel Σxi = jumlah dari variabel X ΣXi 2 = jumlah kuadrat dari variabel X Uji Persyaratan Analisis; uji normalitas data digunakan uji Liliefors dan untuk uji homogenitas data digunakan uji F. Uji Hipotesis, meliputi : Hipotesis pertama kelompok renang gaya bebas; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 dan rata-rata2. Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2. Hipotesis kedua kelompok renang gaya dada; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 dan rata-rata 2. Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2. Uji hipotesis 1 dan 2 dengan menggunakan rumus Uji-t dua arah Variabel 1 dan 2 dengan rumus : B t S B n

8 Pengaruh Penilaian Proses Gerak Hasil Belajar Renang Terhadap Kompetensi Mahasiswa Prodi PJKR Selanjutnya untuk menetapkan kompetensi yang harus dimiliki atau batasan penilaian yang dinyatakan mahasiswa telah kompeten dalam kegiatan ini data yang diperoleh dari hasil belajar mahasiswa dipaparkan dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan. Seperti yang diterangkan di bawah ini : Mencari persentase kemampuan mahasiswa digunakan rumus : B PPH X100% N Keterangan PPH : Persentase penilaian hasil B : Skor yang diperoleh N : Skor total Dengan kriteria: 90 % % : Sangat Kompeten 80 % - 89% : Kompeten 70 % - 79 % : Cukup Kompeten < 70% : Tidak Kompeten Kriteria di atas digunakan untuk menghitung keberhasilan belajar mahasiswa yang disesuaikan dengan tingkat nilai penguasaan kompetensi mahasiswa yang di tetapkan oleh Unimed. Luaran dari hasil penelitian ini adalah tersedianya dokumen autentic assesment (penilaian) yang sudah tervalidasi berbasis kompetensi mata kuliah permainan bulutangkis. Sehingga seluruh pengampu matakuliah ini sudah memiliki proses penilaian yang seragam dan penentuan kompetensi mahasiswa yang harus tercapai. Kegiatan penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa prodi pendidikan jasmani kesehatan, rekreasi semester ganjil tahun akademik 2016/2017. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan, Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed berlokasi di kolam renang Unimed. Indikator capaian yang terukur dari kecukupan dan kesesuaian authentic assessment (Penilaian Proses Gerak) dengan portofolio pengajaran pada mata kuliah renang dasar. Setiap gerakan teknik dasar didalam materi renang gaya bebas dan dada dapat dinilai dengan instrumen penilaian portofolio berbasis kompetensi dan sudah tervalidasi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskripsi data dari hasil penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran/ distribusi data, baik yang berupa ukuran gejala sentral, ukuran letak dan distribusi frekwensi. Hargaharga yang disajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Sehubungan dengan desain penelitian pada pembahasan terdahulu yang terdiri dari data pre-test dan data post-test maka teknik analisis data yang relevan adalah uji t berpasangan (pada penelitian ini menggunakan program SPSS 20). Sebelum data diolah dengan teknik yang dimaksud maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Apabila persyaratan tidak terpenuhi maka harus dipilih analisis statistik yang lain, namun bila persyaratan tersebut terpenuhi maka analisis uji t berpasangan dapat diajukan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum dilakukan analisis statistik, yaitu; Sampel diambil dengan cara purposive sampling dan ditentukan berdasarkan ukuran sampel (n) minimum. Berdistribusi normal dan varians σ 2 yx dan Uji homogenitas. Untuk persyaratan pertama yaitu sampel diambil secara purposive sampling (sampel bertujuan). Hal ini terpenuhi sebagaimana yang telah dijelaskan teknik pengambilan sampel. Untuk persyaratan kedua yaitu normalitas dan persyaratan ketiga yaitu homogenitas kelompok data. Adapun pengujian sebagai berikut: Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Liliefors (SPSS 20). Pengujian normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ho = Data populasi berdistribusi normal H1 = Data populasi berdistribusi tidak normal Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September

9 Suprayitno hasil uji normalitas diperoleh taraf signifikansi dan untuk kelompok pretes dan post-test renang gaya bebas dan gaya dada adalah 0,200, 0,197, 0,200, dan 0,141 dengan demikian, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, pada taraf signifikansi 0,05. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Base on Mean (SPSS 20). Pengujian homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Jika signifikansi yang diperoleh > a, maka variansi setiap sampel sama (homogen) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Ternyata pengujian dengan statistik Based on Mean dua kelompok renang gaya bebas diperoleh signifikansi 0,092 melebihi 0,05. Untuk pengujian dengan statistik Based on Mean dua kelompok renang gaya dada diperoleh signifikansi 0,059 melebihi 0,05. Dengan demikian data penelitian di atas adalah homogen. Hipotesis pertama kelompok renang gaya bebas; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 (pre-test) dan rata-rata 2 (post-test). Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2. Secara statistik, hipotesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut; Sebelum dilakukan uji t (beda ratarata), terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas skor proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors pada pada taraf signifikan α = 0,05. Sedangkan untuk uji homogenitas varians untuk masing-masing kelompok skor proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dari setiap perlakuan dengan menggunakan uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0,05. Ringkasan hasil uji normalitas sampel dapat dilihat pada pembahasan uji pra-syarat analisis (pada tabel di atas). Kemudian dilanjutkan perhitungan uji beda rata-rata (uji t) dengan ringkasan hasil sebagai berikut; Berdasarkan dengan hasil uji t menunjukkan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen Sample t-test, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar renang gaya bebas antara hasil pre-test dan post test. Hipotesis pertama kelompok renang gaya dada; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 (pre-test) dan rata-rata 2 (post-test). Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2. Secara statistik, hipotesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut; Sebelum dilakukan uji t (beda ratarata), terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas skor proses gerak hasil belajar renang gaya dada dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors pada pada taraf signifikan α = 0,05. Sedangkan untuk uji homogenitas varians untuk masing-masing kelompok skor proses gerak hasil belajar renang gaya dada dari setiap perlakuan dengan menggunakan uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0,05. Ringkasan hasil uji normalitas sampel dapat dilihat pada pembahasan uji pra-syarat analisis. Kemudian dilanjutkan perhitungan uji beda rata-rata (uji t) dengan ringkasan hasil sebagai berikut; Berdasarkan dengan hasil uji t menunjukkan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen Sample T-Test, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar renang gaya dada antara hasil pre-test dan post test. 128 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016

10 Pengaruh Penilaian Proses Gerak Hasil Belajar Renang Terhadap Kompetensi Mahasiswa Prodi PJKR Simpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan antara proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya bebas. Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan antara proses gerak hasil belajar renang gaya dada dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa secara valid. Penilaian ini mampu memvasilitasi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya dada. Daftar Pustaka A. Donlan and Mrs. P.Cox, Swimming Royal Navy, The Royal Marines. London: Education and Youth Limited Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Bill Sweetenham & John Atkinson, Championship Swim Training. USA: Human Kinetics, Ernest W. Maglischo, Swimming Fastest Canada: Human Kinetics, Griffin, P & Nix, P. (1991). Educational assessment and reporting: A new approach. Sydney: Harcourt Brace Jovanovich. Geoffrey Corlett, Swimming Teaching (Theory and Practice). London: Kaye & Ward., Guilford, J.P. (1982). Psychometric methods (2 nd.ed). New York: McGraw-Hill Publishing Co.Ltd. Harrow, A. J. (1972). A taxonomy of the psychomotor domain: A guided for developing behavioral objective. New York: David Mc Key Company. Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Murni Muhammad. Peraturan Perlombaan Renang FINA Hand Book Jakarta PRSI, Popham, W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know. Mass: Allyn-Bacon. Nurkencana Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Usaha Nasional. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suryosubroto, B Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Singer,R.N The psychomotor domain: Movement behavior. London: Henry Kimton Publisher. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September

11 Suprayitno Tim Peneliti. (2002). Pola Induk Pengembangan Sistem Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Dasar Siswa SMU. Draf laporan penelitian, tidak diterbitkan, Pascasarjana UNY. Zainul, Asmawi. (2001). Alternative Asessment. Jakarta: Proyek Universitas Terbuka. 130 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016

Usman Nasution 1, Suryadi Damanik 2

Usman Nasution 1, Suryadi Damanik 2 Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016 : 85-98 PENGARUH PENILAIAN PROSES GERAK HASIL BELAJAR PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRODI PJKR SEMESTER GANJIL 2015/2016 Usman

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA MENGAJAR, RENANG GAYA BEBAS DAN KELENTUKAN TERHADAP RENANG GAYA KUPU-KUPU. Suprayitno *

PENGARUH GAYA MENGAJAR, RENANG GAYA BEBAS DAN KELENTUKAN TERHADAP RENANG GAYA KUPU-KUPU. Suprayitno * Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 1-12 PENGARUH GAYA MENGAJAR, RENANG GAYA BEBAS DAN KELENTUKAN TERHADAP RENANG GAYA KUPU-KUPU Suprayitno * Abstrak :Tujuan penelitian adalah untuk

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA MENGAJAR, RENANG GAYA BEBAS DAN KELENTUKAN TERHADAP RENANG GAYA KUPU-KUPU

PENGARUH GAYA MENGAJAR, RENANG GAYA BEBAS DAN KELENTUKAN TERHADAP RENANG GAYA KUPU-KUPU Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 2, November 2014 Gregorius Kristiyono & Eddy Purnomo Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA PENILAIAN PEMBELAJARAN Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Riza Gustia (A1C109020) Janharlen P (A1C109044) Zunarta Yahya (A1C109027) Widi Purwa W (A1C109030) Dewi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Pembinaan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA 1 Buku Wajib BUKU RUJUKAN Crocker, L, Algin, J. (!986) Intoduction to Classical dan Modern test Theory. Holt-Reinhart and Winston

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS MATA KULIAH No. Sil: Revisi: 00 Tgl Hal. dari Semester: - 24 x pertemuan

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS MATA KULIAH No. Sil: Revisi: 00 Tgl Hal. dari Semester: - 24 x pertemuan FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS MATA KULIAH No. Sil: Revisi: 00 Tgl. 2010 Hal. dari Semester: - 24 x pertemuan SILABUS MATAKULIAH Fakultas Program Studi Nama mata kuliah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan

Lebih terperinci

Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia

Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil

Lebih terperinci

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan telah bergulir dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

Lebih terperinci

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA 19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu adalah: a. pengukuran b. pensekoran c. penilaian d. pengujian e. Evaluasi 2. Serangkaian kegiatan yang sistematik

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS PADA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER RENANG SMP AMAL BHAKTI MANISLOR TAHUN 2016 Puji Rahmi Anandia 1

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) A. Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi viii ix x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU Zulbahri 1) Lusy Susanti 2) 1,2 (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA KOMPETENSI DASAR YANG DIHARAPKAN Memahami standar penilaian BSNP Memahami konsep dasar penilaian pembelajaran Memahami aspek-aspek penilaian Memahami teknik penilaian (tes-nontes)

Lebih terperinci

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATA KULIAH RENANG (Teori dan Praktik) Oleh: Dr. Boyke Mulyana

DESKRIPSI MATA KULIAH RENANG (Teori dan Praktik) Oleh: Dr. Boyke Mulyana DESKRIPSI MATA KULIAH RENANG Oleh: Dr. Boyke Mulyana PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN PENDIDIKAN Penilaian

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI CLUB RENANG ARWANA KOTA KEDIRI

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI CLUB RENANG ARWANA KOTA KEDIRI EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI CLUB RENANG ARWANA KOTA KEDIRI SKRIPSI DiajuakanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratGuna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaJurusan PENJASKESREK

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA DOSEN MENINGKATKAN OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN TUGAS PROYEK

PENGGUNAAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA DOSEN MENINGKATKAN OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN TUGAS PROYEK Pendidikan ISBN : 979-498-467-1 PENGGUNAAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA DOSEN MENINGKATKAN OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN TUGAS PROYEK Sri Yamtinah Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP-UNS E-mail:jengtina_sp@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI... DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG Evaluasi Pembelajaran Fisika Untuk Guru-guru MTs-DEPAG I. Deskripsi Mata kuliah ini difokuskan untuk lebih memantapkan guru Fisika MTs agar lebih kompeten dalam merencanakan, membuat dan menganalisis asesmen.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI ISSN 5-73X PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI BINJAI Benni Aziz Jurusan Pendidikan Fisika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan eksperimen. Penelitian Eksperimen menurut Taniredja & Mustafiah (2011:52) mengutip Best (1977:76), merupakan suatu

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATA KULIAH RENANG (Teori dan Praktek) Oleh: Drs. R. Boyke Mulyana, M.Pd. Drs. Dadan Mulyana Drs. Dede Rohmat N. Ira Purnamasari MN, M.

DESKRIPSI MATA KULIAH RENANG (Teori dan Praktek) Oleh: Drs. R. Boyke Mulyana, M.Pd. Drs. Dadan Mulyana Drs. Dede Rohmat N. Ira Purnamasari MN, M. DESKRIPSI MATA KULIAH RENANG (Teori dan Praktek) Oleh: Drs. R. Boyke Mulyana, M.Pd. Drs. Dadan Mulyana Drs. Dede Rohmat N. Ira Purnamasari MN, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 200 siswa dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 81 85, Agustus 2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 81 85, Agustus 2016 PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI MANUSIA PADA MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI Putu Citra Permana Dewi, S.Or, M.Or. Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali: CONTOH SOAL UKG 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu dinamakan... A. pengukuran B. pensekoran C. penilaian D. pengujian E. evaluasi 2. Serangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007) STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007) STANDAR PENILAIAN Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 tentang DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR HALAMAN 1/29 HAKIKAT PENILAIAN Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan 20 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan sampel. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA RANCANGAN PENILAIAN HASIL

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,

Lebih terperinci

PENGARUH UMPAN BALIK DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 165 Jakarta)

PENGARUH UMPAN BALIK DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 165 Jakarta) PENGARUH UMPAN BALIK DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 165 Jakarta) Andi Nur Abady 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS. Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan. Abstrak

HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS. Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan. Abstrak HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan Abstrak Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk meningkatan hasil belajar renang gaya bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 8 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri Gedongtataan tahun pelajaran 04/05 yang terdiri dari lima kelas, yaitu

Lebih terperinci

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI PENGUKURAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2: Aktivitas Olahraga Akuatik. 1: Pengertian dan Tujuan Aktivitas Olahraga Akuatik (Renang)

Kegiatan Belajar 2: Aktivitas Olahraga Akuatik. 1: Pengertian dan Tujuan Aktivitas Olahraga Akuatik (Renang) Kegiatan Belajar 2: Aktivitas Olahraga Akuatik Pokok Materi Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1: Pengertian dan Tujuan Aktivitas Olahraga Akuatik (Renang) Memahami dan mengerti peserta didik (orang) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif. Menurut Hamid Darmadi (011: 17) eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Veteran 1 Sukoharjo, yang beralamat di Jl.Dr. Muwardi No. 84 Gayam Sukoharjo dan Stadion

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur penyusun panjatkan kehadhirat Allah SWT atas izin dan karunia-nya penyusunan Buku DASAR GERAK RENANGI ini dapat terselesaikan. Penyusunan buku ini, dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang dipilih dan digunakan yaitu pendekatan kuntitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan kepada fenomenafenomena objektif

Lebih terperinci

Betty M.Turnip dan Tommy Lesmana Siburian Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan

Betty M.Turnip dan Tommy Lesmana Siburian Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN FIRE-UP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON DI KELAS VIII SEMESTER I SMP PTP NUSANTARA IV BAH JAMBI TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 Betty M.Turnip dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar 22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 118 siswa dan

Lebih terperinci

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEMESTER II UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Soepri Tjahjono Moedji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan kegiatan memecahkan masalah dan menemukan tafsiran (sebuah interpretasi) baru. Penelitian berperan dalam menguji teori-teori dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

METODE KESELURUHAN DAN METODE SAINTIFIK TERHADAP TEKNIK DASAR SERVIS ATAS

METODE KESELURUHAN DAN METODE SAINTIFIK TERHADAP TEKNIK DASAR SERVIS ATAS Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 4, Nomor 1, Desember 2017 55 METODE KESELURUHAN DAN METODE SAINTIFIK TERHADAP TEKNIK DASAR SERVIS ATAS Muchamad Ishak Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN p-issn 5-73X e-issn30-765 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN Asneli Lubis Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya sebagai mana pada table

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I MTs N MEDAN T.P 01/013 Fhitriani Harahap 1) dan Jurubahasa Sinuraya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di Jalan Abdi Negara No. 9 Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Utara Bandarlampung.

Lebih terperinci

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X SMA Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan suatu metode yang diharapkan mengungkapkan ketercapaian penelitian. Adapun metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan siswa

I. PENDAHULUAN. Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan siswa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum.

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK BESARAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SMA NEGERI BALIGE Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental-kuasi (quasi-experimental research). Penelitian kuasi eksperimen digunakan

Lebih terperinci

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Alkhafi Maas Siregar 1 dan Rahmansyah 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Unimed dan 2. Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI Syifa Saputra 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 6 III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 00 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL Malinda Riwi Anugrah Putri*, Undang Rosidin, Ismu Wahyudi Pendidikan Fisika, FKIP Unila, Jl. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan sikap imiah dan penguasaan konsep peserta didik antara pembelajaran

Lebih terperinci

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 PM -157 Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dwi Desmayanasari, Azizah mujahidah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pekalongan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 124 siswa dan tersebar dalam empat kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci