PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PERUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PERUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PERUBLIK INDONESIA Disusun oleh : Endah Ari Setyani ( ) Pendidikan Administrasi Perkantoran 2016 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

2 A. Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia Memahami peranan Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar dan ideologi nasional, merupakan tututan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama, dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apalagi manakala dikaji perkembangannya secara konstitusional selama lebih dari 55 tahun terakhir ini dihadapkan pada situasi yang tidak kondusif sehingga kredibilitasnya menjadi diragukan, diperdebatkan, baik dalam wacana politis maupun akademis. Hal ini diperparah oleh minimal dua hal, ialah: yang pertama, penerapan Pancasila yang dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar filosofinya sebagai dasar negara; dan yang kedua, krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak 1998 yang diikuti oleh fenomena disintegrasi bangsa (A. T Soegito dkk, 2016:58). Dengan pertimbangan hal tersebut maka peranan Pancasila sebagai dasar negera sangatlah penting untuk kita pahami. Dengan kita memilki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila maka tidak akan ada lagi perdebatan dan keraguan terhadap Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Sebagai bangsa yang baik seharusnya kita menghargai jasa para pahlawan dengan mempelajari, menjalankan dan memajukan bangsa Indonesia ini salah satunya dengan mempelajari dasar negaranya. Dengan mempelajari, serta mengamalkan sila-sila dari dasar negara ini maka kita akan hidup damai sebagai bangsa yang hebat. Seperti yang dikutip dalam buku (A. T Soegito dkk, 2016:61) bahwa, Prinsip-prinsip dasar filsafati Pancasila sejak awal kelahirannya diusulkan sebagai Dasar Negara (Philosofiche grondslaag, Weltanschauung) Republik Indonesia, yang kemudian

3 diberi status (kedudukan) yang tegas dan jelas dalam alenia ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi 1945 (18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Hal ini mengandung konsekuensi Dasar Hukum, Dasar Moral, Kaidah Fundamental bagi peri kehidupan berbangsa di Indonesia dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah (Notonagoro, tt, Darjidarmodihardjo, tt, Soegioto A.T., 1978:16 ; Soegito A.T.,1982:4). Pancasila sebagai dasar hukum, disini sudah jelas bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum Negara Kesatuan Republikk Indonesia. Semua hukum yang ada di Indonesia tunduk dan berada di bawah Pancasila. Pancasila sebagai dasar moral artinya bahwa setiap tindakan kita sebagai warga negara Indonesia haruslah sesuai atau berpedoman terhadap sila-sila Pancasila. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara seperti dimaksud sesuai dengan bunyi Pembukaan UUD RI 1945 Alenia IV yang secara jelas menyatakan Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan

4 mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Wahyu Widodo, 2015: 123). Kata...berdasar pada... menunjukan bahwa kalimat setelahnya yaitu sila-sila Pancasila merupakan dasar Negara Pepublik Indonesia yang harus dijadika pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia. Fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah yang fundamental. Hal ini penting sekali karena UUD harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental itu (Wahyu Widodo, 2015: 124). Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus bersumber pada Pancasila (Wahyu Widodo, 2015: 124). Fungsi Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintah negara. Pancasila menurut Ketetapan MPR No. III/MPR/2010 merupakan sumber hukum nasional. Dalam kedudukanya sebagai dasar negara, maka Pancasila memilki fungsi : a. Sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakam asas kerohanian tertib hukum Indonesia. Landasan yuridisnya termaktub dalam dalam Ketetapan MPR No. V/MPR/1978 dan ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tata tertib hukum di Indonesia. Sedangkan menurut Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 disebutkan bahwa Pancasila

5 merupakan sumber hukum dasar nasional. Alasan Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum di Indonesia, karena Pancasila bersifat mengikat dan memaksa, serta merupakan kepribadian bangsa Indonesia. Setelah itu Pancasila telah disepakati sebagai norma hukum/pokok kaidah fundamental yang mempunyai hakekat dan juga kedudukan yang kuat, tetap, dan tidak berubah. b. Suasana kebatinan (geistlichenhinterground) dari UUD. c. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara. d. Norma-norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral negara yang teguh. e. Sumber semangat bagi UUD RI tahun 1945, penyelenggara negara, pelaksana pemerintahan. MPR dengan Ketetapan No. XVIIV/MPR/1998 telah mengemblikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara RI (Wahyu Widodo, 2015: 124). B. Kronologi Perumusan dan Pengesahan Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 (Pancasila) dan Undang-Undang Dasar Proses perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara tidak dapat dipisahkan dengann proses permusan dan pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, sebab disamping diciptakan untuk menyongsong lahirnya negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila merupakan satu kesatuan yang fundamental. Sehingga keduanya memiliki hubungan asasi (A.T Soegito dkk, 2016:63). 1. Tanggal 7 September 1944 Proses perumusan Pembukaan UUD 1945 dimulai sejak Jepang masih menguasai tanah air Indonesia, yaitu di dalam

6 sidang BPUPKI. Pembentukan BPUPKI tersebut dilatarbelakangi oleh: a. Menjelang akhir tahun 1944 bala tentara Jepang telah menderita kekalahan dan mendapatkan tekanan terus menerus dari serangan pihak Sekutu. Keadaan ini sangatlah menggembirakan para pemimpin bangsa Indonesia yang telah bertahun-tahun memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. b. Adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpim bangsa Indonesia kepada Pemerintah Balatentara Jepang agar segera memerdekakan Indonesia atau setidaknya diambil tindakan, langkah dan usaha yang nyata untuk memepersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Balatentara Jepang yang menyadari bahwa kedudukannya semakin terdesak, tidak dapat menghindarkan diri dari tuntutandan desakan tersebut. Walaupun Jepang tetap mengusahakan agar Indonesia yang merdeka itu tetap ada di dalam lingkungan Asia Timur Raya yang dipimpim oleh pemerintah pusat Jepang. Karena peristiwa-peristiwa itu dan untuk menarik simpati dari bangsa Indonesia, pada tanggal 7 September 1944 Pemerintah Balatentara Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia di kemudian hari yang menurut rencana akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945 (A.T Soegito dkk, 2016:64). 2. Tanggal 29 April 1945 Sebagai relisasi janji politik, pada tanggal 29 April 1945 oleh Gunseikan (Kepala Pemerintah Balatentara Jepang di Jawa) dibentuk suatu badan yang diberi nama Dokuritsu Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

7 Kemerdekaan (BPUPK) (A.T Soegito dkk, 2016:64). Tugas badan ini adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi-segi polotik, ekonomi, tata pemerintahan dal lain-lainnya, yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia Merdeka (A.M.W. Pranarka, 1985:25). 3. Tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI dilantik oleh Gunseikan dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Dr. Radjiman Widjodiningrat Ketua Muda : Raden Panji Soeroso Ketua Muda : Ichibangase (anggota luar biasa dari Jepang) Anggota : 60 orang tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda (A.T Soegito dkk, 2016:64-65). Daftar anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Sunoto, 1985:29-31). Mr. Moh. Yamin B.P.H. Poeroebojo Dr. R. Koesoemah Atmadja R.A.A Wiranatakoesoemo R. Abdulrahim Pratalykrama Ir. R. Asharsoededoe Mundanar Aris Oie Tiang Tjoei K.H. Dewantoro Drs. Moh. Hatta Ki Bagus H. Hadikusumo Oeij Tjang Hauw B.P.H. Bintoro H. Agus Salim A.K. Muzakkir M. Soetardjo Katohadikoesoemo R.M. Margono K.H. Abdulhalim K.H. Masjkur R. Soedirman Prof. Dr. P.A. Djajadiningrat Prof. Dr. Soepomo Prof. Ir. R. Roesono Mr. R. Panjisinggih

8 Mr. R. Pandji Singgih Mr. Ny. Maria Ulfah Santosa R.M.T.A. Soerjo R. Roeslam Wongsokoesoemo Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo Ny. R.S. Soenarjo Mangoenpoespito Dr. R. Boentaran Liem Koen Hian Martoatmodjo Mr. R. Latuharhary Mr. R. Hendromartono R. Soekardjo Wirjopranoto H. Ah. Sanoesi A.M. Dassad Mr. Tan Ing Hoa Ir. R.M.P. Soerachman R.A.A. Soemitro Kolopaking Tjokrodisoerjo K.R.M.T.H. Woerhaningrat Mr. R. Soebardjo Prof. Dr. R. Djenal Asikin Abiskoesno Tjokrosoejoso Widjajakoesoema Parada Harahap Mr. R.M. Sartono K.H.M. Mansjur Drs. K.R.M.A. Sosrodiningrat Mr. Soewandi K.H.A. Wachid Hasyim P.F. Dahler Dr. Soekiman Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro R. Otto Iskandar Dinata A.Baswedan Abdul Kadir Dr. Samsi Mr. A.A Maramis Mr. R. Samsudin Mr. R. Sastronuljono Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di gedung Chou Sang In di jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila (Safrudin Bahar, 1991:63)

9 4. Sidang umum pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada sidang pertama, Dr. Radjiman Widjodiningrat selaku ketua dalam pidato pembukaannya menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar negara Indonesia yang ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei Di dalam sidang umum yang pertama itu para anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia berbicara serta membahas berbagai macam hal yang ada katannya dengan persiapan Indonesia Merdeka, antara lain tentang syarat-syarat hukum suatu negara, bentuk negara, pemerintahan negara dan dasar negara (A.M.W. Pranarka, 1985:26). Pembicaraan dan pembahasan mengenai dasar negara merupakan salah satua acara sidang umum yang pertama, oleh karena masalah dasar negara tersebut dipertanyakan oleh ketua Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Radjima Widjodiningrat. Terhadap pertanyaan ketua ini, banyak anggota merasa keberatan karena khawatir bahwa pembicaraan akan menjadi perdebatan filosofi yang tidak konkrit, dan hanya akan menunda-nunda kenyataan Indonesia Merdeka (Moh. Hatta, 1977:9). Tentang dasar negara itu sekurangkurangnya ada tiga anggota yang mengemukakan pandangannya, yaitu Muh. Yamin, di dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, Soepomo di dalam pidatonya pada tanggal 31 Mei 1945, dan Ssoekarno di dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 (Muh. Yamin : 61). a. Usul Muhammad Yamin Di dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 Muhammad Yamin (1962c) menulis bahwa ia

10 pada tanggal 29 Mei mengusulkan dasar negara sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan 2) Peri Kemanusian 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan Permusyawaratan Perwakilan Kebijaksanaan 5) Kesejahteraan Rakyat 6) Keadilan Sosial (Sunoto, 1985:29-31). Di dalam pidato itu Moh. Yamin berbicara mengenai dasar Peri Kebangsaan dan Ketuhanan, dimana antara lain dikemukakan : Negara baru jang akan bentuk, adalah suatu negara kebangsaan Indonesia atau suatu nasionale staat atau suatu etat national jang sewadjar dengan peradaban kita dan menurut susunan dunia sekeluarga diatas dasar kebangsaan dan ke-tuhanan. Menurut pandangannya, negara Indonesia merdeka harus didasarkan atas peradaban, Indonesia dan :...rakjat Indonesia mesti mendapat dasar negara jang berasal dari pada peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang kepada kebudajaan timur.... kita tidak berniat lalu akan meniru sesuatu-sesuatu tata negara negeri luaran. Kita bangsa Indonesia masuk jang beradab dan kebudajaan kita beribu-ribu tahun umurnja. Dengan rumusan lebih lanjut Muh. Yamin mengatakan bahwa pokok-pokok aturan dasar negara Indonesia haruslah disusun menurut watak peradaban Indonesia.

11 Di dalam pidato yang diucapkan tanggal 29 Mei 1945 itu, dibicarakan pula tentang peri kemanusiaan, Ketuhanan, permusyawaratan dan perwakilan, ditegaskan delapan paham negara Indoensia merdeka, dan disinggung pula hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan ekonomi. Pada naskah rancangan Undang-Undang Dasar yang disampaikan, terdapat lima dasar negar yang dicantumkan, yaitu: 1) Ke-Tuhanan jang Maha Esa 2) Kebangaan Persatuan Indonesia 3) Rasa kemanusiaa jang adil dan beradab 4) Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusywaratan perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakjat Indonesia. Prof. Mr. Moh. Yamin mengajukan prasaran/usul yang disiapkan secara tertulis, berjudul : Azas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. (A.T Soegito dkk, 2016:65). b. Usul Prof. Dr. Mr. Soepomo 1) Prof. Dr. Mr. Soepomo di ngedung Chuoo In berpidato dan menguraikan teori negara secara yuridis, berdirinya negara, bentuk negara dan pemerintahan serta hubungan antara negara dengan agama. 2) Prof. Dr. Mr. Soepomo berpidato dengan menguraikan tentang daerah Negara Kebangsaan Indonesia, ditinjau dari segi yuridis, historis, politis, sosilogis dan geografis serta secara konstitusional meliputi seluruh Nusantara Raya. 3) Pada kesempatan ini, berpidato juga P.F. Dahlan yng menguraikan masalah golongan bangsa Indonesia

12 peranakan Tionghoa, India, Arab, dan Eropa yang telah turun temurun tinggal di Indonesia. 4) Disamping itu, Drs. Moh. Hatta menguraikan maslah bentuk negar persekutuan, bentuk negara serikat, dan bentuk negara persatuan. Pada kesempatan yang sama diuraikan juha maslah hubungan antara negara dengan agama serta negara Republik atau Monarchi (A.T Soegito dkk, 2016:65-66). Di dalam buku naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 (Muhammad Yamin 1962 d) menyebutkan tentang usul Soepomo pad atanggal 31 Mei 1945 sebagai berikut: Syarat mutlak negara yaitu daerah, rakyat dan pemerintahan. Mengenai dasar apa negara Indonesia didirikan, dikemukakan soal: Persatuan Negara, Negara Serikat, Pesekutuan Negara, Hubungan Negara dengan Agama Republik atau Monarchie Pembicara setuju: Negara nasional Menolak negara federal Kepala negara adalah pemimpin negara dana rakyat seluruhnya Negara bersifat kekeluargaan (Sunoto, 1985:32). Berkenaan dengan dasar negara, Soepomo terlebih dahulu mengatakan bahwa: Pertanyaan mengenai dasar negara pada hakikatnya adalah pertanyaan tentang cita-cita negara (Staatsidee). Negara menurut dasar pengertian (staatsidee) apa yang akan dianut pleh negara Indonesia merdeka nanti. Dalam rangka itu kemudian Soepomo memberikan uraian tentang tiga teori negara: teori perseorangan, teori golongan, teori integralistik. Dalam

13 pkerangka pemikiran disebutkan beberapa ciri alam pikiran kebudayaan Indonesia itu, diantaranya: cita-cita persatuan hidup, keseimbangan lahir dan batin, pemimpin yang bersatu jiwa dengan rakyat, musyawarah, suasana persatuan antara rakyat dan pemimpinnya, antara golongan rakyat yang satu dengan yang lain, dan segala golongan diliputi oleh semangat gotong royong, serta semangatv kekeluargaan. Mengenai masalah hubungan antara agama dan negara, dengan berpegang kepada alam pikiran Indonesia tersebut, Soepomo, pertama-tama mengadakan pembedaan antara Negara Islam dengann Negara yang berdasar atas cita-cita luhur agama Islam. Dalam akhir pidatonya, Soepomo juga memberikan pandangan denagn mengenai bentuk pemerintahan serta perekonomian negara. c. Usul Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945, di dalam pidatonya yang terdiri dari sekitar kata, Soekarno mengemukakan pendapatnya tentang dasar negara Indonesia Merdeka. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang berpidato pada tanggal 1 Juni 1945 adalah sebagai berikut: 1) Abikoesno Tjokrosoejoso 2) M. Soetarjo Kartohadikoesoemo 3) Ki Bagus Hadi Koesoemo 4) Liem Koen Hian (A.T Soegito dkk, 2016:66). Rumusan Pancasila yang diusulkan oleh Bung Karno adalah: 1) Kebangsaan Indonesia atau Nasioanalisme 2) Peri Kemanusiaan atau Internasionalisme 3) Mufakat, perwakilan, permusyawaratan 4) Kesejahteraan sosial atau keadilan sosial

14 5) Ketuhanan yang berrkebudayaan atau Ketuhanan yang berbudi pekerti yang luhur atau Ketuhanan Yang Maha Esa. Dasar Negara tersebut oleh Bbung Karno dianakan Pancasila. Dalam pidatonya antara lain sebagai berikut: Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang temankita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi (tepuk tangan riuh). (Sunoto, 1985:29-31). Di dalam bagian akhir dari pidatonya itu, akan tetapi masih berkaitan dengan pemikiran mengenain dasar negara serta penamaannya, Soekarno berbicara mengenai Trisla (sosionasinalisme, sosio-demokrasi dan ketuhanan) tenang Ekasila (gotong royong), sebagai kemungkina lain berkenaan dengan namanya atau pun isi dasar negara, di dalam arti menurut yang sudah diuraikannya di muka. Demikianlah pada tanggal 1 Juni 1945 itu, Soekarno mengemukakan pemikirannya tentang Pancasila, yaitu nama dari lima dasar negara Indonesia yang diusulkan berkenaan dengan permasalah di sekitar dasar negra Indonesia Merdeka. Untuk pertama kalinya, penikiran tentang Pancasila baiak dalam pengertian nama maupaun dalam pengertian isinya, secara eksplisit dan terurai dicetuskan dan tercatat di dalam sejarah. Sidang umum pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia diakhirnya pada tanggal 1 Juni Untuk melancarkan pelaksanaan kerja Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia, dibentuklan satu panitia kecil yang diketuai oelh Soekarno,

15 dengan tugas mengumpulkan usul-usul para anggota dan mempelajarinya. (A.M.W. Pranarka, 1985:33). 5. Tanggal 22 Juni 1945 Pada tanggal 22 Juni 1945 bertempat di gedung kantor Besar Jawa Hookoo Kai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa), jam diadakan rapat gabungan antara: 1) Panitia Delapan 2) Sejumlah anggota Tyuuoo Sangi In (Badan Penasehat Pemerintah Pusat Balatentara Jepang di Jakarta), yang juga merangkap sebagai anggota BPUPK dan 3) Sejumlah anggota BPUPK yang tinggal di Jakarta dan tidak menjadi anggota Tyuuoo Sang In. Rapat yang dipimpin oleh ketua panitai delapan membicarakan usul-usul dari para anggota tentng prosedur yang harus dilalui aga upaya kita lekas mencapai Indonesia Merdeka. Di sini didengar pendirian tiap-tiap anggota rapat mengenai dasar negara. Hasil rapat gabungan ini adalah: 1) Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka 2) Hukum dasar yang akan dirancang, supaya diberi semacam preambule (kata pembukaan atau mukadimah) 3) Menerima usul Soekarno agar supaya BPUPK terus bekerja sampai terwujud satu hukum dasar 4) Membentuk suata panitia kecil penyelidik usulusul/perumusan dsar negara yang dituangkan dalam mukadimah hukum dasar yang beranggotakan sembilan orang. Kesembilan tokoh nasioanl tersebut adalah: Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. A.A Maramis, Abikoesno tjokrosoejoso, Abdoelkahar Muzakir, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Soebardjo, KH Wachid Hasjim, dan Mr. Moh. Yamin. Pada waktu itu juga diadakan pertemuan Panitia Sembilandi Pegangsaan Timur No 56 Jakarta, tepatnya jam Dalam

16 pertemuan itu disetujui agar para anggota segera menyusun suatu konsep Rancangan, Mukadimah Hukum Dasar yang akan diajaukan ke sidang BPUPKyang ke dua. Konsep Preambule hukum dasar inilah yang kemudian terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta, suatu nama yang diusulkan oleh Mr. Moh Yamin (A.T Soegito dkk, 2016:66-67). 6. Sidang Umum Kedua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia Pada tanggal Juli 1945 diadakan sidang BPUPK yang kedua dengan cara untuk mempersiapkan Rancangan Hukum Dasar, di Jl. Pejambon Jakarta. Ada pun jalannya persidangan adalah sebagai berikut: a. Sidang dibuka oleh ketua dan dilanjutkan pengumuman mengenai pemnambahan anggota baru badan penyelidik sebanyak 6 orang, yaitu: 1) Abdul Fatah Hasan 2) Asikin Natanegara 3) P. Serjo Hamidjojo 4) Mohammad Noor 5) Besar 6) Abdul Kafar Sidang umum kedua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia dibuka tanggal 10 Juli Acara dimulai denga laporan Soekarno selaku ketua Panitia Kecil sebagaiman diketahui salah satu keputusa yang diambil oleh Ketua Badan tersebut didalam sidan umumnya yang pertama adalah membentuk satu panitia kecil guna membantu memperlancar pelaksanaan tugas badan tersebut (A.T Soegito dkk, 2016:67-68).

17 b. Laporan Soekarno Laporan Soekarno terdiri dari dua bagian: bagian pertama, mengenai hasil inventarisasi usul dan pendapata para anggota; kedua, mengenai usakah yang dilaksanakan untuk mencapai modus kompromi antara golongan Islam dan golongan kebangsaan. Menurut catatan panitia, sebanyak 40 anggota telah memasukan usul. Usul tersebut mengenai 32 soal, akan tetapi persoalan tersebut dapat dikelompokan menjadi sembilan golongan: 1) Golongan usul yang meminta Indonesia Merdeka selekasnya 2) Golongan usul yang mengenai dasar negara 3) Golongan usul yang mengenai unifikasi atau federal 4) Golongan usul yang mengenai bentuk negara dan kepala negara 5) Golongan usul yang mengenai warga negara 6) Golongan usul yang mengenai daerah 7) Golongan usul yang mengenai soal agama dan negara 8) Golongan usul yang mengenai pemebelaan 9) Golongan usul yang mengenai soal keuangan (A.M.W. Pranarka, 1985:34). Mengingat banyaknya permintaan yang menginginkan Indonesia merdeka secepatnya, maka panitia kecil menyampaikan tiga buah usul kepada ketua badan penyelidik sebagai berikut: 1) Badan penyelidik ini menentukan bentuk negara dan menyusun hukum dasar negara 2) Minta lekas dari pemerintah Agung di Tokyo pengesahan Hukum Dasar itu dan minta agar dengan seleaks-lekasnya diadakan badan dan persiapan

18 kemerdekaan, yang kewajibannya ialah sekedar menyelenggarakan Negara Indonesia Merdeka di atas hulkum dasar yang ditentukan oleh badan penyelidik, serta melantik pemerintah nasional 3) Soal tentara kebangsaan dan sola keuangan Tiga usul tersebut diajukan dalam rangka usaha mempercepat cara mewujudkan Indonesia Merdeoa selekas-leakasnya. (A.M.W. Pranarka, 1985:35). Dilaporkan oleh Soekarno bahwa telah terbentuk Panitia Kecil yang terdiri dai sembilan orang, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. A.A Maramis, Abikoesno tjokrosoejoso, Abdoelkahar Muzakir, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Soebardjo, KH Wachid Hasjim, dan Mr. Moh. Yamin. Panitia ini diadakan untuk mendapat satu modus, satu pesetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan. Panitia tersebut berhasil mencapai satu modus persetujuan yang selanjutnya dicantumkan didalam satu rancangan pembukaan atau preambule hukum dasar. Rancangan preambule itu disetujui oleh Panitia Kecil Badan Pemyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia. Rancangan ini kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Rancangna tesebut selanjutnya disampaikan kepada sidang Badan Pemyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia sebagai usul. (A.M.W. Pranarka, 1985:36). c. Jalannya sidang umum kedua Badan Pemyelidik Usaha- Usaha Kemerdekaan Indonesia Walaupun sudah terdapat usul yang berupa rancangan pembukaan hukum dasar, ketua badan penyelidik menyerukan agar para anggota secara merdeka melahirkan pendapatnya dan menyampaikan pandanganpandangannya. Maka sidang membicarakan maslah bentuk

19 negara, wilayah negara dan kewarganegaraan. Dengan cara pemungutan suara, sidang menetukanbentuk negara adalah bentuk republik bukan kerajaan. Karena mengenai wilayah ada tiga pendapat, maka mengenai hal ini sidang mengadakan pemungutan suara dengan hasil menghendaki wilayah Indonesia meliputi, wiayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua Nugini, Tiomor Portugis dan pulau-pulau sekelilingnya. Sudag juga mengumpulkan pendapat-pendapat yang berkenaan dengan penyusunan Undang-Undang Dasar, susunan pemerintahan, unitasrisme, federalisme. Akhirnya ketua badan membentuk tiga panitia kerja: pertama, panitia untuk membentuk Undang-Undang Dasar; kedua, panitia panitia untuk mempelajari hal pembelaan tanah air; ketiga, panitia untuk mempelajari hal keuangan dan perekonomian (A.M.W. Pranarka, 1985:36). d. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar Panitia Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh Soekarno. Panitia in menagdaka Rapat pada tanggal 11 Juli Ada tiga hal yang harus dikerjakan oleh panituia ini: a. Declaration of right (pernyataan kemerdekaan); b. Preambule; c. Undang-undang Dasar. Rapat itu juga mengadakan pemungutan suara untuk menentukan pilihan antara federalisme dan unitarisme. Suara terbanyak menghendaki unitarisme. Ketua panitia menugaskan beberapa anggota untuk menyusun rancangan pernyataan kemerdekaan. (A.M.W. Pranarka, 1985:37). Tanggal 11 Juli 1945 jam 10.50, setelah sidang mendengarkan pandangan 20 orang anggota maka dibentuklah panitia Perancang Hukum dasar yang terdeiri dari 3 panitia kecil ialah sebagai berikut:

20 1) Panitia perancang hukum dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno (merangkap anggota) dengan anggota sebagai berikut: a) Otto Iskandardinata b) RPH Purjaba c) H. Agus Salim d) Mr. Achmad Soebardjo e) Mr. Soepomo f) Ny. Maria Ulfah Santoso g) KH. Wachid Hasyim h) Parada Harahap i) AA Maramis j) J. latuharhary k) Mr. Soesanto Tirtoprojo l) Mr. Sartono m) Mr. Wongsonegoro n) KRTH. Woerjaningrat o) Mr. RP. Singgih p) Mr. Tan Ing Hoa q) Prof Dr. Husein Dj r) Dr. Soekiman W 2) Panitia Perancang Ekonomi dan Keuangan yang terdiri 24 anggota, diketuai oleh Drs. Moh. Hatta merangkap anggota 3) Panitia Perancang Pembelaan Tanah Air yang diketuai oelh Abikoesno Tjokrosoejoso. Kecuali itu juga diputuskan mengenai daerah. Dari 66 suara, 19 suara menyetujui bekas Hindia Belanda, 6 suara menyetujui bekas Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, tetapi dikurangi Irian Barat, dan 39 suara menyetujui bekas daerah Hindia Belanda ditambah Malaya, Borneo Utara,

21 Irian Timur, Timor Portugis, dan pulau-pulau disekitarnya (A.T Soegito dkk, 2016:68-69). Panitia perancang UUD mengadakan rapat lagi pada atanggal 13 Juli 1945, Soepomo mengajukan laporan kerja dan menguraikan dasar rancangan UUD, diantaranya yang penting adalah: 1) Kedaulatan dilakukan oleh Badan Pemusywaratan Rakyat yang bersidang sekali dalam 5 tahun 2) Bahwa buat sehari-hari Presidenlah yang merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat 3) Bahwa dalam memerintah negara Presiden dibantu oleh Wakil Presiden, Meteri-Menteri, yang bertanggung jawab kepadanya dan oleh Dewan Pertimbangan Agung 4) Bahwa dalam membentuk Undang-undang Presiden harus mufakat dengan Dewan Perwakilan Rakyat 5) Bahwa atas dasar UUD, maka hak-hak dasar tidak perlu dimasukan (A.M.W. Pranarka, 1985:38). 6) Rancangan Hukum Dasar Negara terdiri dari 15 bab, 42 pasal termasuk 5 pasal Aturan Peralihan dan Satu Pasal Aturan Tambahan 7) Untuk memperbaiki redaksi rancangan hukum dasar tersebut, dibentuklah Panitia Pengahalus Bahasa yang terdiri dari: Djajadiningrat, Agus Salim, dan Soepomo (A.T Soegito dkk, 2016:70). e. Pembahasan Rancangan Undang-Undang Dasar Sidang umum kedua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia dilajutkan pada tanggal 14 Juli. Berbicara dalam sidang itu, Soekarno, Radjiman, Hadi Koesoemo, Moh Yamin, Soerio, Agus Salim, Wiranata dan Abikoesno. Soekarno memberikan laporan dan penjelasan

22 mengenai rancangan pernyataan Indonesia Merdeka dan Rancangan Pembukaan UUD (A.M.W. Pranarka, 1985:40). Sidang umum dilanjutkan pada tanggal 15 Juli. Sidang ini secra khusu membahas materi UUD. Sebagai pengantar Soekarno mengenai dasar, falsafah serta sistem yang dianut Panitia Perancang UUD. Berpegang pada proses pembicaraan yang berlangsung dalam sidang umum yang pertama, sesungguhnya soal dasar, falsafah atau sistem itu adalah kekeluargaan atau gotong royong (A.M.W. Pranarka, 1985:40). Pada kesempatan itu ketua panitia perancanghukum dasar, Ir. Soekarno memnyamapikan konsep rancangan hukum dasar dan penjelasannya dan disampaikan pula usul Drs. Moh. Hatta tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Tanggal 16 Juli 1945 seidang dimulai dengan melanjutkan acara hari sebelumnya. Sidang menyetujui dan menerima rancangan hukum dasar yang diajukan oleh panitia perancang hukum dasar Setelah sidang BPUPK yang kedua ini ditutp maka tugas BPUPK dianggap selesai dan kemudian dibubarkan. Hasil-hasil yang dicapai seharusnya segera dilaporkan kepada Pemerintah Jepang di Tokyo, tetapikarean keadaan dan posisi Jepang semakin buruk sehingga tidak mungkin dilakukan. Kemudian untuk melanjukan tugas BPUPK dibentuklah suatu badan yang diberi nama Dokoritzuu Zyunbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (A.T Soegito dkk, 2016:70). 7. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Pada tanggal 7 Agustus Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia dibubarkan, karena pada tanggal itu pemerintah jepang meresmikan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dibandingkan dengan Badan

23 Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan, keanggotaan panitia ini lebih luas. Adapun Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia itu diketuai oleh Soekarno. Dalam hubungannya dalam kegiatan panitia itu, pada tanggal 19 Agustus 1945, Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Dhalat di Vietnam, mengadakan pertemuan dengan Therauchi. Pada kesempatan itu Therauchi menyatakan bahwa pemerintah jepan telah metuskan untuk memberikan kemerdekaan pada Indonesia. Kemerdekaan itu akan diselenggarakan di sekitar tanggal 29 Agustus 1945 dan untuk itu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat pada 19 Agustus Tanggal 14 Agustus 1945 Soekarno bersama dengan Moh. Hatta dan Radjiman kembali ke Jakarta. Dalam masa itu pemerintah jepang telah menyatakan menyerah dan menghentikan peperangan. Berita ini di dengar antara lain oleh Sultan Sjahrir, yang sekanjutnya mengdakan pertemuan dengan Moh. Hatta serta mendesak agar proklamasii kemerdekaan Indonesia dinyatakan lepas dari campur tangan Jepang. Desakan yang sma disampikan juga olehh golongan muda. Suasana tegang terjadi. Soekarno dan Moh. Hatta diculik ke Rengasdengklok pada tangal 16 Agustus Tetapi semua peristiwa menuju pada diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pad tanggal 17 Agustus 1945, llepas dari campur tangan dan rencana campur tangan Jepang (Sartono Kartodirjo:22). C. Pengesahan Pembukaan UUD 1945/ Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia Sidang pleno Paniatia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18Agustus 1945 dimulai jam dengan acara pokok membahas Rancangan Hukum Dasar ( termasuk rancangan

24 premabule hukum dasar) untuk ditetapkan menjadi Undang- Undang Dasar (termasuk Pembukaan Undang-Undang Dasar) suatu negara yang telah diprokalmasikan pada tanggal 17 Agustus Sebelum sidang pleno dimulai, atas tanggung jawab Ketua PPKI, maka badan itu disempurnakan dengn ditambah 6 orang anggota baru untuk mewakili golongan-golongan yang belum terwakili dalam keanggotaan PPKI yang lama. Dengan ditambahnya keenam anggota PPKI, maka badan ini dianggap sebagai badan yang mewakili seluruh daerah/rakyat Indonesia. Sidang pleno mengambil beberapa keputusan sebagai berikut: 1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia dengan jalan: a. Menetapkan Piagam ajakrta dengan beberapa perubahan menjadi Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia. b. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan beberapa perubahan menjadi UUD Negara Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan UUD Memilih Presiden dan Wakil Presiden Repiblik Indonesia 3. Membentuk Komite Nasional Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai Badan Permusyawarah Darurat. Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia didahului dengan pengsahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia yang dipimpin langsung oleh ketua PPKI. Sebagaimama disebutkan di atas bahwa Piagam Jakarta denagn beberapa perubahan ditetapkan menjadi Pembukaan UUD Negara Indonesia. D. Perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara Generasi Soekarno-Hatta telah mampu menunjukan keluasan dan kedalam wawasandan dengan ketajaman intelektualnya telah berhasil merumuskan gagasan gagasan vital sebagaimana dicantumkan di dalam pembukaan UUD 1945,

25 diamana Pancasila sebagai dasar negara ditegaskan dalam satu kesatuan integral dan integratif (Koento Wibisono, 2001:2). Semnaj ditetapkan sebagai Dasar Negara (oleh PPKI 18 Agustus 1945), Pancasila mengalami perkembangan sesuai dengan pasang naiknya sejarah bangsa Indonesia. Koento Wibisono (2001) memeberikan tahapan perkembangan Pancasila sebagai dasr negara dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap sebagai tahap politis, (2) tahap sebgai tahap pembangunan eknomi (3) tahap senagai tahap Repositioning Pancasila. Penahapan ini memang tampak berbeda lazimnya para pakar hukum ketatanegaraan melakukan penahapan perkembangan Pancasila Dasar Negara yaitu: (1) masa Undang-Undang Dasar 1945 yang pertama, (2) masa Konstitusi RIS, (3) masa UUDS 1945, (4) masa Orde Lama, (5) masa Orde Baru dan (6) sekarang masa Reformasi (Soegito A.T., 2001). Hal ini patut dipahami, karena adanya perbedaan pendekatan yaitu segi politik dan segi hukum merupakan tahap politis, diamana orientasi pengembangan Pancasila diarahkan pada nation and character building. Hal ini sebagai perwujudan keinginan bangsa Indonesia untuk survival dari berbagai tantangan yang muncul baik dalam maupun luar negeri sebagai tahapan pembangunan ekonomi yaitu uapaya mengisi kemerdekaan melalui progra-program ekonomi. Orientasi pengembangan Pancasila diarahkan pada bidang ekonomi, akibatnya cenderung menjadikan ekonomi sebagai ideologi. Pada tahap pembangunan ekonomi menunjukan keberhasilan secara spektakuler, walupun bersamman dengan itu muncul gejala ketidak merataan dalam pembagian hasil pembangunan. Kesenjangan sosial merupakan fenomena yang

26 dilematis dengan program penataran P4 yang selama itu dilaksanakan oleh pemerintah. Keadaan ini semakin memprihantinkan setelah adanya gejala KKN dan kronisme yang nyata bertententangan dengan nilai-nila pancasila itu sendiri merupakan tahap repositioning Pancasila, karena dunian masa kini sedang dihadapkan gepada gelombang secara cepat, mendasar, spektakuler, sebagai implikasi arus globalisasi yang melanda seluruh penjuru dunia, khususnya di abad XXI sekarang ini, bersamaan arus reformasi yang sedang di lakukan oleh bangsa Indonesia. Reformasi telah merombak semua segi kehidupan secara mendasar, maka semakin terasa urgensinya untuk menjadikan pancasila sebagai dasar negara dalam rangka mempertahankan jati diri bangsa dan kesatuan nasional, lebih-lebih kehidupan perpolitikin nasional yang todak memnetu di era reformasi ini. Berdasarkan hal tersebut diatas Koento Wibisono (2001) menyarankan perlunya reposisi pancasila yaitu reposisi pancasila sebagai dasar negara yang mengandung makna pancasila harus diletakkan dalam keutuhannya dalam pembukaan UUD Reposisi pancasila sebagai dasar negara harus diarahkan pada pembinaan dan pengembangan moral, sehingga moralitas pancasila dapat di jadikan dasar dan arah untuk mengatasi krisis dan disintegrasi. Moralitas pancasila harus di sertai penegakka hukum (penegakkan spremasi hukum).

27 DAFTAR PUSTAKA A.T. Soegito Pendidikan Pancasila. Semarang:UNNES Press Wahyu Widodo Pendidikan Pancasila, Hakekat, Penghayatan,dan Nilai-Nilai dalam Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset Safrudin Bahar Perjuangan Menuju Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Semarang: Mandira Jaya Abadi Sunoto Mengenal Filsafat Pancasila II. Yogyakarta: Hanindita A.M.W. Pranaka Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta:Centre of strategic and international studies

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara 2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara Ketua BPUPKI dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama BPUPKI, menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka maka diperlukan suatu

Lebih terperinci

Menumbuhkan Kesadaran Berkonstitusi

Menumbuhkan Kesadaran Berkonstitusi Bab II Menumbuhkan Kesadaran Berkonstitusi Ayo kita bangun kesadaran berkonstitusi! (a) (b) Sumber: (a) www.mpr.go.id, (b) www.mahkamahkonstitusi.go.id Gambar 2.1 Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat

Lebih terperinci

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa Zaman Kuno Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat,

Lebih terperinci

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Sejarah lahirnya Pancasila Tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk

Lebih terperinci

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Nama : Muhammad Anis NIM : 11.11.5300 Kelompok : E Jurusan S1 TI Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. ABSTRAKSI Artinya

Lebih terperinci

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA Nama : Chikita Putri M. Kelas : 8A Panitia Sembilan Panitia Sembilan dibentuk pada 1 Juni 1945. Panitia Sembilan ini adalah panitia yang beranggotakan

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA Tatap muka ke -3 suranto@uny.ac.id 1 Asalmula Pancasila Pancasila sebagai dasar negara RI digali dari nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia Sebelum Pancasila disahkan

Lebih terperinci

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45 PERTEMUAN KE 4 7 Sept. 44, Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) Janji Indonesia merdeka 24 Agust, 45 Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45 Ketua Ketua muda Ketua

Lebih terperinci

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. PANCASILA LANJUT Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahteraan

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MUHAMAD AZIS MUSLIM (D3MI) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A DOSEN : Drs. KALIS PURWANTO, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Pancasila

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Nama : Dini Fathnin Suroyo NIM :11.02.8137 Kelompok A Dosen : Drs. Khalis Purwanto,MM DIII MANAJEMEN INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASILA

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Zaka nurhadi Nim : 11.11.5663 Kelompok : F Program studi : S1-Teknik informatika Dosen : Dr.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI DI SUSUN NAMA : LEVYNA ISTA NIM : 11.01.2856 PROGRAM STUDY JURUSAN DOSEN : DIPLOMA TIGA : TEKNIK INFORMATIKA : IRTON SE, M.Si SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA DisusunOleh: MahendraWahyuAngkasa[11.11.5241] JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah ABSTRAKSI Mempelajari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral seluruh warga negara Indonesia. Pancasila yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Oby rohyadi Nomer mahasiswa : 11.11.5471 Kelompok : F Program studi : STRATA 1 Jurusan Nama Dosen : Teknik Informatika : Dr.abidarin rosidi,m.ma Implementasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Nama : Ika Nur Lathifah NIM : 11.11.5445 Kelompok Jurusan Dosen : E : S1-TI : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jalan Ring Road Utara Condong Catur,

Lebih terperinci

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila I Nilai Juang Proses Per erum umusan usan Pancasila Seba bagai ai Dasar Negar ara Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila Pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Lebih terperinci

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA A. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara Dan Ideologi Negara Pancasila sebagai Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila sebagai dasar negara

Lebih terperinci

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Modul ke: Mengapa mempelajari? Agar memahami Pancasila yang hidup dalam setiap tata peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia Fakultas Rina Kurniawati, SHI,

Lebih terperinci

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Dengan

Lebih terperinci

ETIKA POLITIK PANCASILA

ETIKA POLITIK PANCASILA ETIKA POLITIK PANCASILA Oleh: Dwi Yanto Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ma arif Buntok, Kalimantan Tengah Abstrak Pengertian secara sederhana tentang Politik adalah, Suatu kegiatan untuk mencapai

Lebih terperinci

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.  Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Dasar Negara www.mercubuana.ac.id Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen Dasar Negara Indonesia dalam pengertian historisnya merupakan

Lebih terperinci

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Teknik Penilaian Bentuk Soal/ Instrumen : Pendidikan Kewarganegaraan : VII A- VII D/ BAB I : Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945) Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945) Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN Pancasila Sebagai Dasar2

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 05 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Sebagai Dasar Negara Modul ini membahas mengenai Pancasila Sebagai Dasar Negara Yang Merupakan Ideologi Terbuka, Batasan keterbukaan Pancasila sebagai

Lebih terperinci

PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Nama : Rakhmat Subandi NIM : 11.11.5598 Kelompok : F Jurusan : S1-TI Dosen Pembimbing : DR. Abidarin Rosyidi, Mma JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ARTI PENTING UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

ARTI PENTING UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA ARTI PENTING UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bagi Bangsa dan Negara Indonesia Setiap negara mempunyai UUD

Lebih terperinci

Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke:

Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: Pokok Bahasan PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA FIKOM Fakultas Program Studi SISTEM INFORMASI Dosen : Cuntoko, SE., MM. www.mercubuana.ac.id PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA.

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Pancasila, Ideologi Negara, Implementasi Pancasila di Negara Indonesia. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MAKALAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Muhammad Noor Dwi Hadnomo NIM : 11.02.7965 Kelompok Program studi dan jurusan Nama dosen : A : D3 Manajemen Informatika :

Lebih terperinci

1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat

1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April

Lebih terperinci

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Galang Swawinasis (11.02.8059) Dosen Pembimbing : Kalis Purwanto Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Pancasila

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA POSISI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : DARMAN NIM : 11.11.5570 KELOMPOK : F PROGRAM STUDI : S1 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA NAMA DOSEN :ABIDARIN ROSIDI. Dr,M,MA BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Modul ke: 03 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS A. Sejarah Lahirnya Pancasila B. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia C. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA Dosen: Muhammad Idris Disusun Oleh: Nama : Dimas Pandu W. NIM : 11.01.3005 Kelompok : B Kelas : 11-D3TI-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENETAPAN PANCASILA Dosen: Muhammad Idris

Lebih terperinci

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam A. Pancasila sebagai Dasar Negara Nilai-nilai Perjuangan dalam Perumusan Pancasila Bangunan akan berdiri kokoh dan kuat bila fondasinya kuat. Seperti halnya bangunan, negara juga membutuhkan fondasi. Fondasi

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Disusun oleh : NAMA : ANDHIKA WAHYU PRATAMA NIM : 11.11.4962 KELOMPOK : D Untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 5 OLEH: TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Kemudian dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Iinkai)

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah Di Susun Oleh : Nama :Fredy Sipta Hartanto NPM : 11.12.5791 Kelompok : H Nama Dosen : Mohammad Idris P.Drs. MM Kelompok : HAK ASAZI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pancasila PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Pancasila Sebagai Dasar

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Pendidikan Pancasila PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen Pendidikan Pancasila Modul ke: 05Fakultas Ekonomi Bisnis PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom Program Studi Manajemen Bagian Isi A. Pendahuluan B. Hubungan Pancasila dengan

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia Presiden

Lebih terperinci

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Sani Hizbul Haq 11.11.5585 Kelompok F Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA MENGAPA KAJIAN ILMIAH? TUNTUTAN KEILMUAN (DUNIA AKADEMIK) MENGIKUTI KAIDAH KEILMUAN. PANCASILA

Lebih terperinci

Nama : Yogi Alfayed. Kelas : X ips 1. Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN :

Nama : Yogi Alfayed. Kelas : X ips 1. Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN : Nama : Yogi Alfayed Kelas : X ips 1 Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN : 1. Pengertian pokok kaidah fundamental negara Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat negara bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Dasar Negara-1

Pancasila sebagai Dasar Negara-1 PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 04 Pancasila sebagai Dasar Negara-1 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara Dasar negara

Lebih terperinci

Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi"

Habib Rizieq: Indonesia bukan Negara Demokrasi Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi" http://www.arrahmah.com/news/2013/02/23/habib-rizieq-indonesia-bukan-negara-demokrasi.html#.us5v0febjlk Oleh Saif Al Battar Sabtu, 17 Rabiul Akhir 1434

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA AGAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA AGAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA AGAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA DI SUSUN : NAMA : NANDA GILANG YUDHA PRATAMA NIM : 11. 11. 4788 KELAS : 11 S1T1 03 KELOMPOK : C DOSEN : TAHAJUDIN S. Drs SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Tugas Akhir Kuliah Pancasila Pancasila Sebagai Dasar Negara

Tugas Akhir Kuliah Pancasila Pancasila Sebagai Dasar Negara Tugas Akhir Kuliah Pancasila Pancasila Sebagai Dasar Negara Dosen Pembimbing : Drs. M. Khalis Purwanto, MM Disusun Oleh : NAMA : Winda Ristamayanti NIM : 11.02.7928 KELOMPOK JURUSAN : A : D III Manajemen

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Dasar Negara-1

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Dasar Negara-1 PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 04 Pancasila sebagai Dasar Negara-1 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara

Lebih terperinci

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut 2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut diamandemen. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA. `: Roni Guswiyanto NIM : : S1 Teknik Informatika. : DR. Abidarin Rosyidi, MMa.

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA. `: Roni Guswiyanto NIM : : S1 Teknik Informatika. : DR. Abidarin Rosyidi, MMa. TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA Nama `: Roni Guswiyanto NIM : 11.11.5434 Kelompok Jurusan Dosen : E : S1 Teknik Informatika : DR. Abidarin Rosyidi, MMa. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MAKALAH PANCASILA Disusun Oleh : Nama : DIMAS RIZA RAHMAN NIM : 11.11.5313 Kelompok : E Program Studi : S1 Jurusan : TEKNIK INFORMATIKA Dosen Pembimbing : DR. Abidarin Rosyidin,MMa STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 Di susun oleh : Nama : Garna Nur Rohiman NIM : 11.11.4975 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Tahajudin Sudibyo, Drs Untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Modul ke: Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia Asal

Lebih terperinci

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jl. Sompok No. 43 Telp. 8446802 Semarang Website.www.smp 37.smg.sch.id Email: smp 37 smg @ yahoo.co.id ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Di Susun Oleh : Jumat Waskito Aji 11.11.5242 11 S1.TI 09 KELOMPOK E PENDIDIKAN PANCASILA S1 TEKNIK

Lebih terperinci

PERSIAPAN KEMERDEKAAN

PERSIAPAN KEMERDEKAAN PERSIAPAN KEMERDEKAAN Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga melalui Koiso Kumaika, pada 7 September 1944 Jepang memberi janji kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia. Kekalahan Jepang

Lebih terperinci

PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu: Puji Lesari, S.pd., M.si Iwan Hardi Saputro,

Lebih terperinci

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP; UUDS 1950 A. Sejarah Lahirnya Undang-Undang Sementara 1950 (UUDS) Negara Republik Indonesia Serikat yang berdiri pada 27 Desember 1949 dengan adanya Konferensi Meja Bundar, tidak dapat bertahan lama di

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI NAMA : KHOLIS DWI AROHMAN NIM : 11.01.2991 Kelas Kelompok Program studi Dosen : D3-TI : B : Pend. Pancasila : Irton, SE, MSi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

Part - 1 RENDY SUEZTRA CANALDHY, S.IP., MPA

Part - 1 RENDY SUEZTRA CANALDHY, S.IP., MPA Part - 1 RENDY SUEZTRA CANALDHY, S.IP., MPA 1. Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila 1.1 Mengetahui latar belakang Pend. Pancasila dari tinjauan historis, kultural, yuridis, dan filosofis 1.2 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. 1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga (tinggi) negara yang baru yang sederajat dan sama tinggi kedudukannya dengan Mahkamah Agung

Lebih terperinci

Pancasila dan Implementasinya

Pancasila dan Implementasinya Modul ke: Pancasila dan Implementasinya Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Sejarah Lahirnya Pancasila Kata Pancasila pertama kali dapat ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu

Lebih terperinci

PENTINGNYA PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PENTINGNYA PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA PENTINGNYA PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN -ABSTRAKSI BERNEGARA Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki arti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita

Lebih terperinci

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) 1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di

Lebih terperinci

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA Disusun oleh: Nama : Gigih Fajar Kurniawan Nim : 11.11.5519 Kelompok Jurusan Nama Dosen : F : S1-TI :Abidarin

Lebih terperinci

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA KEWARGANERAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas FEB SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA PANCASILA Istilah Pancasila pertama

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Implementasi Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dalam perundang-undangan dan kebijaksanaan Negara

MODUL PERKULIAHAN. Implementasi Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dalam perundang-undangan dan kebijaksanaan Negara MODUL PERKULIAHAN Implementasi Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dalam perundang-undangan dan kebijaksanaan Negara Modul 4 Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode

Lebih terperinci

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK AKU WARGA NEGARA YANG BAIK Dosen Pembimbing: M. Ayub Pramana SH Disusun oleh Nama: Surya Widianto P.Y NIM : 11.12.5487 Kel : G Program studi : Pancasila Jurusan : S1 Sistem Informatika SEKOLAH TINGGI MANAJEMN

Lebih terperinci

Sejarah Singkat Pancasila dan Perlunya Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Sejarah Singkat Pancasila dan Perlunya Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Sejarah Singkat Pancasila dan Perlunya Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Disusun oleh : Nama : Arief Wahyu Wibowo NIM : 11.11.5231 Kelas : 11-S1TI-09 Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. A. Abstraksi Pancasila sebagai ideologi merupakan bagian terpenting dari fungsi kehidupan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai ideologi memiliki kedudukan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PANCASILA PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA NAMA : ANASTASYA SAHIM NIM : 11.02.8098 KELAS :11-D3 MI 03 DOSEN KELOMPOK : M.Khalis Purwanto, Drs, MM : A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK

Lebih terperinci

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Hermawan Hadi Saputra NIM : 11.11.5634 Kelompok F S1 Teknik

Lebih terperinci

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta S a m b u t a n UPACARA BENDERA PERINGATAN DETIK-DETIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-72 TAHUN 2017 Yogyakarta, 17 Agustus 2017 --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM Yogyakarta NAMA : Listia Fitriani NIM : 11.01.2931 Kelompok : B Program Studi : Diploma 3 Jurusan : Teknik Informatika Dosen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA SURYA ADE CANDRA PRABOWO/11.11.5595/KELOMPOK F/11-S1TI-14 PEMBIMBING: Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Abstraksi Pancasila memiliki arti lima dasar

Lebih terperinci

SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA

SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir mata kuliah Pancasila Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun oleh : Nama : Arief Setiawan NIM : 11.11.5674 Kelompok :

Lebih terperinci

PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS DAN HISTORIS

PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS DAN HISTORIS PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS DAN HISTORIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA RADEN AHMAD KHARIR M 11.11.5407 E 11-S1 TI-11 ABIDARIN ROSIDI. Dr. M.Ma 0 Abstraksi Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila

Lebih terperinci

PANCASILA. Dasar-dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

PANCASILA. Dasar-dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. PANCASILA Modul ke: Dasar-dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA

KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA MAKALAH Nama : Adi Prasetyo Nugroho NIS : 11.11.5317 Kelompok : E Dosen Pembimbing : DR. Abidarin Rosyidi, MMa JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : ADE SEPTIAWAN ARDIYANTO N.I.M : 11.01.2842 KELOMPOK : B PROGRAM STUDI : DIPLOMA 3 JURUSAN DOSEN : TEKNIK INFORMATIKA : IRTON,SE,M.Si SEKOLAH

Lebih terperinci

HAM DALAM PANCASILA. Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama Penyusun : Galit Rizky Fauzi NIM :

HAM DALAM PANCASILA. Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama Penyusun : Galit Rizky Fauzi NIM : HAM DALAM PANCASILA Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama Penyusun : Galit Rizky Fauzi NIM : 11.12.5854 Jurusan : S1-SI Kelas : 11-S1SI-07 Kelompok : Nusantara Dosen : Drs. Muhammad

Lebih terperinci

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag 3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal

Lebih terperinci

KISI-KISI PTS PKN KELAS 8 SEMESTER GASAL 2017

KISI-KISI PTS PKN KELAS 8 SEMESTER GASAL 2017 KISI-KISI PTS PKN KELAS 8 SEMESTER GASAL 2017 BAB I. PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA 1. Latar belakang Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Kur : VII / K13 Semester : Ganjil Kompetensi Inti :

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA Di susun oleh : Nama : Adam Putra Bakti NIM : 11.02.8089 Kelompok : A P. Studi : Pendidikan Pancasila Jurusan : D3-MI Dosen : Drs. M. Khalis Purwanto, MM

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

KATA PENGANTAR. Penulis. iii KATA PENGANTAR Pertama-tama, kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

Lebih terperinci

Pidato Sukarno Tanggal 1 Juni 1945

Pidato Sukarno Tanggal 1 Juni 1945 II Nilai Keber bersamaan dalam Proses Per erum umusan usan Pancasila Seba bagai ai Dasar Negar ara Pidato Sukarno Tanggal 1 Juni 1945 Gambar 2.1 Pidato Sukarno Tanggal 1 Juni 1945 Sumber: www.puas.or.id...

Lebih terperinci

LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN

LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN 62 LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru A.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa A.4 Lembar Tes Evaluasi Siswa A.5 Lembar

Lebih terperinci

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

Lebih terperinci

PERSIAPAN AN KEMERDEKAAN INDONESIA

PERSIAPAN AN KEMERDEKAAN INDONESIA Bab 10 Persiapan Kemerdekaan Indonesia 225 BAB 10 PERSIAPAN AN KEMERDEKAAN INDONESIA Gambar 10.1 Rapat BPUPKI. Sumber: Ensiklopedia Umum untuk Pelajar, 2005 Tentu kalian masih ingat bukan apa yang menyebabkan

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN Dosen Nama : Dr. Abidarin Rosyidi, MMA :Ratna Suryaningsih Nomor Mahasiswa : 11.11.5435 Kelompok : E Program Studi dan Jurusan : S1 Sistem Informatika STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci