BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia. oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia. oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara guru dan peserta didik dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik, proses transaksional juga terjadi antara peserta didik dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menurut Mohammad Surya dalam (Hernawan A. S; Asri; dan Laksmi Dewi, 2007: 3) adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Guru dalam proses tersebut mengajarkan bahasa sesuai dengan tujuan belajar serta hakikat bahasa yang diajarkan, sedangkan pembelajaran menurut Oemar Hamalik dalam (Hernawan A. S; Asra; dan Laksmi Dewi, 2007: 3) adalah metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan belajar peserta didik yang dirancang oleh guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar yang telah 7

2 8 dirancang oleh guru merupakan usaha yang telah terencana melalui prosedur atau metode tertentu yang telah dibuat oleh guru. Dalam proses pembelajaran ini yang terpenting adalah adanya komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, menurut Basiran dalam (Lestari Lili, 2013: 24) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dalam berbahasa. Semua itu dikelompokan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Tujuan pengajaran bahasa di sekolah dasar ialah untuk mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa harus dapat memberikan pengetahuan dasar berbahasa. Pembelajaran bahasa juga harus dapat membentuk sikap berbahasa yang positif dan memberikan dasar untuk senantiasa menghargai bahasa Indonesia dan dapat menikmati sastra Indonesia. c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, guru harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian

3 9 diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspekaspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Akhadiah dalam (Mahfiroh Umi, 2011) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa di sekolah dasar ada beberapa prinsip yang perlu diikuti antara lain: 1) Pembelajaran Bahasa Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan fungsinya sebagai sarana komunikasi, penalaran, kebudayaan dan persatuan. 2) Pembelajaran Bahasa Indonesia diselenggarakan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa bukan untuk memberikan pengetahuan tentang bahasa. 3) Untuk mempelajari fungsi Bahasa Indonesia digunkan pendekatan komunikatif, pendekatan proses, dan cara belajar siswa aktif. d. Materi Penelitian Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma dll). Indikator yang akan dicapai dalam materi penelitian ini diantaranya: 1) Menentukkan tema atau topik karangan 2) Menentukkan judul berdasarkan tema yang telah ditentukan

4 10 3) Menyusun kerangka karangan menggunakan model mind map 4) Menyusun karangan dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang disempurnakan 5) Mengetahui komponen dalam karangan 6) Membaca hasil karangan dengan intonasi yang tepat. 2. Keterampilan Menulis Menulis adalah suatu proses menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa secara tertulis. Menulis menurut Cahyani, I dan Rosmanah, I. A (2006: 98) merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu baik berupa ide ataupun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan. Berbeda dengan Cahyani, menurut Tarigan, Henry Guntur (2008: 3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga dijelaskan sebagai suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis juga bermanfaat bagi seseorang, salah satunya motivasi untuk tetap berminat dalam kegiatan menulis. Adanya motivasi yang timbul dari diri seseorang merupakan hal yang terpenting agar seseorang itu dapat terus berlatih menulis. Keterampilan menulis dapat

5 11 diasah terus menerus dan dikembangkan, karena keterampilan menulis ini bukan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki sejak lahir. Dari kedua pendapat di atas bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain dan merupakan suatu kegiatan ekspresif serta produktif yang dimiliki oleh seseorang individu. Pendapat ini sesuai dengan Marry S. Lawrence dalam (Slamet Y. St dan Saddhono K, 2012: 96) bahwa menulis adalah mengkomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis. Pendapat ini diperjelas lagi oleh Byrne dalam (Slamet Y. St dan Saddhono K, 2012: 103), keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran tersebut secara lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat diterima baik oleh pembaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan mengkomunikasikan atau menuangkan ide, pikiran yang dimiliki oleh penulis agar dapat diterima baik oleh pembaca. Selain itu, keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan sebuah gagasan dan mencangkup sebuah gagasan, misalnya kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata serta yang lainnya.

6 12 3. Penilaian Keterampilan Menulis Menulis merupakan suatu bentuk kompetensi berbahasa paling akhir yang dikuasai peserta didik setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan keterampilan bahasa yang lebih suling dibanding dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain. Hal itu disebabkan kompetensi menulis menghendaki penguasaan unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi pesan harus terjalin sehingga menghasilkan karangan yang runtut, padu, dan berisi. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan dalam menulis diperlukan alat untuk mengukur yang dianggap mencerminkan kemampuan peserta didik dalam menulis. Kemampuan menulis menurut Nurgiyantoro (2010: ) dapat dinilai dengan jalan tes. Pada umumnya aktivitas orang dalam menghasilkan bahasa tidak semata-mata hanya bertujuan demi menghasilkan bahas itu sendiri, melainkan ada suatu hal yang ingin dikomunikasikan lewat bahasa. Tugas menulis hendaknya bukan semata-mata tugas untuk memilih dan menghasilkan bahasa saja, melainkan bagaimana mengungkapkan gagasan dengan mempergunakan bahasa tulis secara tepat. Penilaian menulis terutama karangan narasi hendaknya dilakukan secara objektif dan menyeluruh. Penerapan model analitis menurut Haris dalam (Nurgiyantoro, 2010: 306) dengan analisis unsur-unsur karangan. Unsur-unsur yang dimaksud adalah content (isi, gagasan yang

7 13 dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Untuk keperluan praktis, tiap unsur tersebut dapat ditentukan dengan bobot. Adapun pembobotan pada tiap unsur tersebut tidak sama, karena pembobotan yang sama akan dianggap tidak adil. Model penilaian yang dilakukan oleh para ahli mengalami berbagai modifikasi untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penilaian. Modifikasi penilaian karangan narasi dilakukan untuk menyesuaikan bentuk penilaian dengan aspek-aspek yang telah ditentukan. Penilaian yang dilakukan oleh para ahli tersebut sebagai rujukan untuk menentukan penilaian yang sesuai. Adapun hasil modifikasi menulis narasi peserta didik yang terdiri dari isi, organisasi, kosa kata, penggunaan bahasa, dan mekanik. Isi atau gagasan menyangkut penyampaian informasi dan kreativitas pengembangan cerita. Organisasi menyangkut penyajian urutan, kejelasan pengungkapan cerita, dan penyampaian pengetahuan informasi. Kosa kata menyangkut pemilihan kosa kata. Bagian penggunaan bahasa menyangkut struktur kalimat dan keefektifan kalimat yang menggunakan anjuran. Bagian mekanik berisi penulisan kata dan pemakaian tanda baca yang disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan. Tabel 2.1 berikut mendeskripsikan komponen penilaian dalam keterampilan menulis.

8 14 Tabel 2.1 Penilaian Keterampilan Menulis Karangan No. Indikator Pengamatan Deskripsi Skor 1. Isi (gagasan dalam cerita) - Kesesuaian cerita dengan tema - Kejelasan jalannya cerita - Mengembangkan ide-ide menjadi kalimat-kalimat yang runtut - Ide yang digunakan sesuai dengan tema 2. Organisasi (struktur kalimat) - Struktur alinea runtut 3. Kosa kata, diksi atau pilihan kata 4. Mekanik (tanda baca dan ejaan) - Menggunakan kalimat komunikatif - Kalimat jelas dan tidak membingungkan - Kalimat antar paragraf saling berkaitan - Diksi berkaitan dengan tema - Menghindari ambiguitas - Santun dalam menggunakan kata - Menggunakan bahasa Indonesia baku - Menggunakan tanda baca sesuai dengan intonasi - Menggunakan tanda baca di tengah kalimat dengan tepat - Menggunakan tanda baca di akhir kalimat dengan tepat - Menulis kata dengan ejaan yang benar 5. Kerapian tulisan - Tulisan mudah dibaca - Tidak ada coretan dalam karangan - Ukuran huruf abjad dituliskan dengan benar - Tulisan rapi (Sumber : Nurgiyantoro, 2013: 439)

9 15 4. Menulis Karangan Narasi a. Pengertian Karangan Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan menulis penulis selalu mencari jalan untuk menghidupkan ekspresi dari ide-ide yang tertuang dari pikiran penulis itu sendiri. Salah satu aktivitas menulis yang dapat dilakukan adalah dengan cara membuat sebuah karangan. Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu (Finoza, 2013: 250). Berbeda dalam KBBI (2007: 506) yang menyatakan bahwa karangan adalah perbuatan atau pekerjaan mengarang. Dari pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa karangan merupakan perbuatan atau hasil akhir dari karya seseorang terhadap ulasan topik dan tema tertentu. b. Tujuan Menulis Karangan Tujuan utama menulis karangan adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan. Tujuan yang baik memerlukan tujuan yang jelas agar isi dari tulisan tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Hugo

10 16 Hartig dalam (Tarigan Henry Guntur, 2008: 25-26) mengklasifikasi tujuan penulisan, antara lain: 1) Assignment purpose (tujuan penugasan) Tujuan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku). 2) Altruistic purpose (tujuan altruistik) Penulis bertujuan untuk menayakan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca, memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. 3) Persuasive purpose (tujuan persuasif) Tulisan ini bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4) Informational purpose (tujuan informasional) Tulisan ini bertujuan memberikan informasi atau keterangan/ penerangan kepada para pembaca. 5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

11 17 Tulisan ini bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. 6) Creative purpose (tujuan kreatif) Tujuan yang erat kaitannya dengan pernyataan diri sehingga muncullah tulisan yang artistik atau bernilai seni. Penulis dengan tujuan ini menginginkan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistik atau kesenian tersebut dengan membaca isi tulisan pengarang. Disini penulis bukan hanya memberikan informasi tetapi memberikan nilai-nilai estetika juga. 7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Penulis berkeinginan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembacanya. Dengan demikian tujuan menulis merupakan kehendak dari penulis itu sendiri. Penulis bermaksud ingin menyampaikan sesuatu terhadap pembaca serta berkomunikasi melalui tulisannya. Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil menulis (tulisan) yang paling utama adalah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca memahami maksud penulis yang dituangkan dalam tulisannya serta memiliki pengetahuan maupun keyakinan. c. Karangan Narasi

12 18 Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf Goyrs, 2007: 136). Karangan narasi (berasal dari naration berarti bercerita) ialah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu waktu (Finoza, 2013: 261). Narasi bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca mengenai serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama. Dengan mengetahui ciri-ciri suatu karangan narasi pembaca akan mencermati bahwa karangan tersebut adalah karangan narasi. Lebih lanjut Semi mengungkapkan bahwa narasi mempunyai ciri penanda sebagai berikut: 1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia. 2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi, atau gabungan keduannya. 3) Berdasarkan konflik. Karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik. 4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi.

13 19 5) Menenkankan susunan kronologis (catatan: menerapkan susunan ruang) biasanya memiliki dialog. Dari berbagai penjelasan di atas disimpulkan bahwa karangan narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan, menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu. Karangan narasi juga menggaris bawahi mengenai aspek penceritaan atas suatu rangakaian peristiwa (sebab akibat) yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif maupun imajinatif. Dengan demikian isi karangan narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi dan boleh pula tentang sesuatu yang khayal. d. Jenis-jenis Karangan Narasi Karangan narasi merupakan salah satu bentuk tulisan. Seperti yang diungkapkan sebelumnya pada tujuan menulis, setiap penulis mempunyai tujuan dalam menulis karangan narasi. Tujuan tersebut bisa berbeda-beda tergantung penulis itu sendiri. Berdasarkan perbedaan tujuan itulah muncul bermacam-macam narasi. Narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1) Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris (Keraf Goyrs, 2007: 136) adalah narasi yang menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sebagai sebuah

14 20 bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. 2) Narasi Sugestif Seperti halnya dengan narasi ekspositoris, narasi sugestif juga berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam sebuah peristiwa atau kejadian. Sejalan dengan itu Keraf Goyrs (2007: 138) menerangkan bahwa narasi sugestif terjadi karena adanya serangkaian cerita yang dibumbuhi dengan imajinasi penulis. Tabel 2.2 Perbedaan Narasi Ekspositori dan Narasi Sugestif (Keraf Goyrs, 2007: ) Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif 1. Memperluas pengetahuan. 2. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian. 1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. 2. Menimbulkan daya khayal. 3. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan katakata denotatif. 3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

15 21 Dengan melihat kedua narasi di atas, maka peneliti dan guru sepakat menggunakan narasi ekspositori dalam penelitian ini. Yaitu, peserta didik menceritakan peristiwa yang sebenarnya sesuai dengan Mind Mapping yang telah dibuat oleh peserta didik. Berkaitan dengan penilaian menulis karangan narasi peneliti menggunakan lima kriteria yang meliputi: isi (gagasan dalam cerita); organisasi (struktur kalimat); kosakata; diksi atau penilaian kata; mekanik (tanda baca dan ejaan); dan kerapian tulisan. e. Struktur Karangan Narasi Sesuatu dikatakan mempunyai struktur, bila karangan terdiri dari bagian-bagian yang secara fungsional berhubungan satu sama lain (Keraf Goyrs, 2007: 145), demikian pula dengan karangan narasi. Karangan narasi mempunyai bagian-bagian yang secara fungsional berhubungan satu sama lain. Setiap narasi mempunyai alur yang didasarkan pada kesinambungan-kesinambungan peristiwa-peristiwa dalam narasi itu sendiri (Keraf Goyrs, 2007: 145). Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat memikat pembaca. Dengan kata lain bagian ini mempunyai fungsi khusus untuk memancing pembaca dan mengiring pembaca pada kondisi ingin tahu kejadian selanjutnya. Bagian tengah merupakan bagian yang menjelaskan secara panjang lebar tentang peristiwa. Di bagian ini, penulis memunculkan

16 22 suatu konflik. Kemudian, konflik tersebut diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konflik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsurangsur cerita akan mereda. Bagian terakhir ini konfliknya mulai menuju kearah tertentu. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada bagian diceritakan dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur karangan narasi disusun berdasarkan rangkaian peristiwa yang terjadi secara kronologis. Dalam karangan ini, bagian-bagian karangan disajikan sesuai dengan kejadian dalam waktu tertentu. Bagian pertama menyajikan kejadian satu, kemudian disusul dengan kejadian kedua, menyajikan bagian kedua dan seterusnya. f. Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi Suparno dan Yunus dalam (Resmini N; Yayah Churiyah; dan Nenden Sundori, 2006: 135) mengungkapkan bahwa penulisan karangan narasi perlu juga diperhatikan pada langkah-langkah. Adapun langkahlangkah yang perlu dipahami dalam menulis karangan narasi adalah sebagai berikut: 1) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan. 2) Tetapkan sasaran pembaca. 3) Rancangan peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur. 4) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.

17 23 5) Rincian-rincian peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita. 6) Susun tokoh perwatakan, latar, dan sudut pandang. 5. Model-model Pembelajaran Model menurut Mills dalam (Suprijono, 2010: 45) adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Sedangkan Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar peserta didik belajar. Pembelajaran menurut Mulyasa (2009: 189) adalah aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Arends dalam (Suprijono, 2010: 46) mengemukakan model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pegelolaan kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Sehingga peserta didik lebih aktif mengikuti pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur dalam (Trianto, 2011: 142) istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Dari beberapa definisi di atas dapat peneliti simpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman

18 24 guru dalam pengelolaan kelas untuk membantu peserta didik mendapatkan informasi. Oleh karena itu guru perlu menguasai dan menerapkan agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beranekaragam. 6. Model Mind Mapping a. Pengertian Model Mind Mapping Model mind mapping menurut Swadarma, Doni (2013: 2) adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping membantu penulis mengeluarkan ide, gagasan, permasalahan atau solusi yang terlintas di kepala di atas selembar kertas. Dengan kata lain, mind mapping ialah model yang efektif untuk menuangkan semua gagasan yang ada di dalam pikiran. Mind mapping atau peta pikiran menurut Olivia, Femi (2013: ix) merupakan sebuah jalan pintas yang bisa membantu seseorang untuk mempersingkat waktu dalam menyelesaikan tugas. Model Mind mapping dapat juga digunakan membuat catatan dengan cara membuat pengelompokan atau pengkategorian setiap materi yang dipelajari. Buzan, Tony (2013: 4) mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif dengan memetakan pikiran-pikiran. Mind mapping termasuk cara yang sangat sederhana.

19 25 Menurut Tee, et al., (International Scholarly and Scientific Research & Innovation, 2014: 28): Buzan mind mapping is an efficient system of note-taking that makes revision a fun thing to do for students. Tony Buzan has been teaching children all over the world for the past thirty years and has proved that mind maps are the magic formula in the classroom for everyone. Kutipan di atas menjelaskan bahwa mind mapping merupakan sistem mencatat yang efisien dan menyenangkan bagi siswa. Tony Buzan telah mengajar selama 30 tahun terakhir dan telah membuktikan bahwa mind mapping adalah formula ajaib di kelas dan dapat dilakukan oleh semua orang. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mind mapping merupakan suatu model pencatatan yang menyenangkan, efektif, efisien, menarik, kreatif, dan mudah karena dilakukan dengan cara memetakan pikiran-pikiran melalui materi yang telah dipelajari dalam kata kunci. Melalui mind map peserta didik mengkombinasikan beberapa warna sehingga terkesan berwarna-wani dan tidak monoton. b. Fungsi dan Manfaat Model Mind Mapping Model mind mapping menurut Buzan, Tony (2013: 6) dapat membantu penulisan untuk: 1) Membuat rencana Dengan menggunakan mind mapping dapat membantu peserta didik dalam menyusun rencana atau hal-hal yang akan ditulis dalam karangan.

20 26 2) Alat komunikasi 3) Memunculkan kreativitas Melalui penggunaan garis lengkung, warna, dan gambar ini membuat hasil catatan menjadi karya seni yang indah. 4) Menghemat waktu Menggunakan mind mapping dapat membantu membuat catatan yang menarik dalam waktu yang singkat sehingga dapat menghemat waktu. 5) Menyelesaikan masalah 6) Memusatkan perhatian Selama proses pembuatan mind mapping perhatian peserta didik akan terpusat dan lebih mudah memahami informasi yang diterima dan membuat kegiatan pembelajaran akan menjadi efektif. 7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran Dengan menggunakan mind mapping memudahkan dalam menyusun dan menjelaskan pikiran melalui kata kunci yang telah dibuat dalam mind mapping. 8) Mengingat dengan lebih baik Melalui mind mapping akan membantu dalam menyusun karangan dengan melihat pokok-pokok pikiran (kata kunci) yang telah dibuat. 9) Belajar dengan lebih cepat dan efisien

21 27 Melalui mind mapping membantu dalam belajar hal ini disebabkan peserta memetakan materi yang telah dipelajari melalui kata kunci. 10) Melihat gambar secara keseluruhan Melalui mind mapping peserta didik dapat melihat gambar secara keseluruhan, karena letak gambar berada pada bagian tengah kertas yang dijadikannya sebagai titik pusat. Olivia, Femi (2013: xi) menyatakan manfaat mind mapping bagi anak adalah sebagai berikut: 1) Membantu konsentrasi anak (memusatkan perhatian) dan daya ingat anak menjadi lebih baik. 2) Meningkatkan kecerdasan visual dan keterampilan mengamati. 3) Melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi. 4) Mengembangkan inisiatif dan rasa ingin tahu anak. 5) Meningkatkan kreativitas dan daya cipta. 6) Membuat catatan dan rangkuman materi dengan lebih baik. 7) Membantu mendapatkan atau memunculkan ide. 8) Meningkatkan kecepatan berpikir. 9) Menghemat waktu sebaik mungkin. 10) Membantu mengembangkan diri serta merangsang pengungkapan pemikiran. 11) Membantu menghadapi ujian dengan mudah dan mendapat nilai yang lebih bagus. 12) Membantu mengatur pikiran. 13) Melatih koordinasi gerakan tangan dan mata. 14) Kesempatan anak untuk senang terhadap materi akan lebih banyak. 15) Membuat anak tetap fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan. 16) Membantu menggunakan kedua belahan otak yang membuat penulis ingin terus-menerus belajar. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model mind mapping memiliki banyak manfaat antara lain membantu dalam mencatat, meringkas melakukan pengkajian ulang dengan lebih mudah,

22 28 mengelola waktu serta memudahkan untuk menuangkan ide dan kreativitas. c. Aturan dalam Pembuatan Mind Mapping Aturan dalam pembuatan mind mapping menurut Swadarma, Doni (2013: 10-13) antara lain : 1) Kertas Kertas yang digunakan adalah kertas putih polos berorientasi panjang mendatar. 2) Warna Gunakan spidol warna-warni dan tiap cabang dibuat warna yang berbeda. 3) Garis Buatlah garis lengkung yang bentuknya mengecil dari pangkal menuju ujung. 4) Huruf Pada cabang utama yang dimulai dari gambar utama/ tema menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang berikutnya menggunakan huruf kecil. Posisi antara garis dan huruf pun sama panjang. 5) Keyword

23 29 Keyword adalah kata kunci yang mewakili pesan yang ingin disampaikan. Kata kunci jangan terlalu panjang dan hanya menuliskan hal-hal yang penting saja. 6) Key image Key image merupakan kata bergambar yang mempermudah penulis untuk mengingat. 7) Struktur Tema utama di tengah memancar ke segala arah. Umumnya terdiri dari 2-7 garis dan dimulai dari kanan atas sesuai arah jarum jam. d. Keunggulan Model Mind Mapping Model Mind Mapping memiliki beberapa keunggulan (Swadarma Doni, 2013: 9) diantaranya: 1) Meningkatkan kemampuan membagi materi. 2) Memaksimalkan sistem kerja otak. 3) Menyajikan banyak ide dan informasi. 4) Meningkatkan kreativitas, sederhana, dan mudah dikerjakan. 5) Dapat mengingatkan materi yang ada dengan mudah. 6) Menarik dan mudah tertangkap mata. 7) Dapat melihat sejumlah besar materi dengan mudah. Keunggulan model mind mapping terutama bagi siswa sekolah dasar adalah dapat menggali potensi peserta didik untuk terampil menulis dan menggambar sehingga peserta didik akan senang menggambar. Melalui mind mapping, peserta didik dapat bermain dengan berbagai garis dan warna sehingga memaksimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri. Dengan demikian, melalui kegiatan mind mapping peserta didik akan merasa belajar sambil bermain.

24 30 e. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping Berikut langkah-langkah membuat mind mapping menurut Buzan, Tony (2013: 15-16): 1) Memulai dari bagian tengah kosong yang sisi panjangnya diletakan mendatar. Memulai dari tengan dapat memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar segala arah dan untuk mengungkapkan pikirannya dengan lebih bebas dan alami. 2) Gunakan gambar, foto atau kata kunci untuk ide utama. Sebuah gambar mengandung makna seribu kata dan membantu penulis untuk berimajinasi. Sebuah gambar sentral dapat membuat hasil mind mapping lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak. 3) Gunakan warna. Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind mapping lebih hidup, menambah daya tarik, merangsang penulis untuk berpikir kreatif dan lebih menyenangkan. 4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (kata kunci sentral) dan hubungkan cabang-cabang utama ke tingkat dua, tiga, dan seterusnya. 5) Buatlah garis hubung yang melengkung (bukan garis lurus) karena garis lurus akan membosankan otak. 6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal dapat memberi lebih banyak ide dan pemikiran baru. 7) Gunakan gambar. Seperti gambar sentral, setiap gambar dapat bermakna seribu kata. Berdasarkan penjelasan tersebut, membuat mind mapping sangat mudah. Penulis hanya membutuhkan kertas, pena warna/spidol, gambar, dan kata kunci. Langkah-langkah membuat mind map cukup sederhana yaitu sebagai berikut: 1) Ambil beberapa spidol warna cerah. Pilih warna kesukaan. 2) Gambar sebuah gambar atau tulisan sebagai ide utama di tengah halaman (central image) dengan huruf besar agar pikiran tetap terpusat dan bisa menyebarkan ide ke segala arah.

25 31 3) Pilih sebuah warna dan gambarlah sebuah cabang utama yang memancar dari gambar sentral. Tebalkan gambar cabang yang menempel ke gambar sentral lalu semakin ke ujung semakin menipis. Tulis ide pertama dengan huruf kapital di sepanjang cabang. Tambahkan cabang-cabang utama lain ke gambar tengah dengan spidol warna yang berbeda. 4) Kembangkanlah gagasan dari masing-masing cabang utama. Gambarlah cabang-cabang yang lebih tipis untuk gagasan-gagasan yang memancar dari cabang utama dan tulislah kata-kata dengan huruf kecil sepanjang cabang tersebut. Bahkan menggambar gambar kecil atau simbol untuk setiap kata. Pastikan kata-kata dan gambar menyentuh cabang untuk membantu imajinasi dan asosiasi. 5) Dengan semakin banyak gagasan yang muncul, tambahkan lebih banyak cabang ke subtopik. Dengan memperhatikan cara membuat mind mapping yang sederhana tersebut seharusnya peserta didik dapat mengikutinya dengan mudah. Peserta didik perlu memahami kunci utama mind mapping agar dapat menyusunnya dengan baik. Kunci utama mind mapping adalah: a) asosiasi (menghubungkan dengan sesuatu yang telah diketahui), b) pengorganisasian, c) visual memory- kata-kata kunci, menggunakan warna, simbol, dan gambar. 7. Penggunaan Model Mind Mapping dalam Menulis Karangan Narasi

26 32 Model mind mapping adalah alat yang sangat bagus untuk membantu dalam membuat tulisan-tulisan yang berstruktur dan terfokus (Buzan Tony, 2013: 184). Berhubungan dengan hal tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV peserta didik diharapkan dapat membuat tulisan berupa karangan narasi. Oleh karena itu, mind mapping dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu peserta didik dalam menulis suatu karangan narasi. Menggunakan model mind mapping sebenarnya mudah jika sudah mengetahui kata kunci dari sebuah kalimat dalam dalam suatu mata pelajaran. Berikut langkah-langkah menggunakan mind mapping dalam menulis karangan narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia: a) Mulailah dengan menggambar gambar sentral atau gambar utama yang mewakili isi karangan yang akan ditulis. Gambar utama merupakan topik dari karangan yang akan dibuat. b) Pusatkan perhatian pada gambar yang mewakili tema tersebut. Biarkan otak melamunkannya. c) Tambahkan cabang subtopik dari gambar sentral. Isi dengan bagian dari karangan narasi yaitu awal, tengah, dan akhir. d) Pandangi cabang-cabang subtopik tersebut. Pikirkan kaitan dan mulailah kerjakan dengan mengisi peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan. e) Pikirkan kaitan peristiwa-peristiwa yang telah ditulis apakah sudah sesuai dengan cabang subtopik tersebut.

27 33 f) Sering-seringlah melangkah mundur dari cabang peristiwa ke cabang subtopik untuk memeriksa apakah apa yang sudah dikerjakan sudah terfokus sesuai dengan cabang-cabang yang dibuat. g) Jika terjadi kesalahan siswa dapat menambah, mengurangi, dan memperbaiki setiap cabang mind mapping. h) Setelah yakin dan puas atas apa yang sudah digambarkan dalam mind mapping siswa dapat menulisnya dalam sebuah tulisan. B. Penelitian yang Relevan Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian yang lain antara lain dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang lain sangat penting dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilaksanakan. Penelitian yang dilakukan oleh Nita D. E; Arwin Ahmad; dan Pramudiyanti tentang Pengaruh Penerapan Model Mind Mapping Terhadap Aktivitas Belajar Siswa dan Penguasaan Materi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model mind mapping dapat meningkatkan penguasaan materi siswa, ini terlihat pada kelas eksperimen rata-rata nilai N-gain sebesar 74,03. Selain itu rata-rata aktivitas siswa juga menunjukkan peningkatan sebesar 75,49. Berdasarkan hal tersebut, bahwa penggunaan model pembelajaran mind mapping meningkatkan penguasaan materi dan aktivitas belajar siswa. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Widianti tentang Keefektifan Model Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS. Hasil penelitian

28 34 menunjukkan nilai ( ) sehingga ditolak. Selain itu berdasarkan uji hipotesis kedua menggunakan one sample t tes diperoleh nilai ( ) sehingga ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar IPS siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model mind mapping lebih tinggi dan efektif dari pada menggunakan model konvensional. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model mind mapping dapat meningkatkan penguasaan materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian penelitian yang telah dilakukan di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu penggunaan model mind mapping dalam proses pembelajaran. Namun, dalam hal ini peneliti akan meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa. Dengan demikian dapat menjadi dasar untuk menguatkan penelitian ini, yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Karangjati. C. Kerangka Pikir Kondisi awal guru sebelum menggunakan model mind mapping menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi masih rendah. Karangan yang dibuat oleh peserta didik menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Hal ini disebabkan peserta didik kesulitan untuk menentukan topik dan mengembangkannya ke dalam sebuah karangan. Peserta

29 35 didik sulit untuk menuliskan ide-ide yang dimiliki ke dalam sebuah tulisan. Peserta didik membutuhkan cara baru untuk mencatat ide yang dimiliki, mengingatnya lagi dengan mudah lalu menuangkannya dalam karya yang baik. Selain itu pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia yang belum optimal. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mencari jalan keluar yang tepat. Salah satunya dengan menggunakan cara yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada yaitu guru menerapkan model pembelajaran mind mapping. Model mind mapping adalah cara mencatat kreatif untuk memetakan pikiran-pikiran peserta didik. Melalui penerapan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan membantu proses pembelajaran. Secara rinci kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut : KONDISI AWAL 1.Kemampuan menulis karangan narasi masih rendah. 2.Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia Masih belum optimal. TINDAKAN KONDISI AKHIR Guru menerapkan model pembelajaran mind mapping. Melalui penerapan model mind mapping dapat Siklus I Penerapan pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis model mind karangan narasi mapping. pada mata Siklus II pelajaran Bahasa

30 36 Gambar Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian D. Hipotesis Penelitian Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada pelaksanaan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran disusun dengan matang, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu: Penggunaan Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa IV SD Negeri 1 Karangjati.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narasi sebenarnya merupakan karangan yang mudah ditulis oleh siswa karena karangan ini dikembangkan melalui kegemaran siswa dalam mendengarkan cerita atau bercerita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII C MTs LABORATORIUM FAKULTAS TARBIYAH IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B113009

Lebih terperinci

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Oleh Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Metode Belajar yang Efektif Yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2010 Oleh Pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahasa Indonesia 1. Bahasa Indonesia Secara Umum Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa. Ditinjau secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 235 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri 1 Pahoman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / Ganjil Waktu : 3 x 3 (1 x pertemuan) Siklus : 1 (satu) Pertemuan : 1 (satu)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a)berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. paling tinggi. Kemampuan mengarang membutuhkan penguasaan materimateri

BAB II KAJIAN TEORI. paling tinggi. Kemampuan mengarang membutuhkan penguasaan materimateri BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis Argumentasi 1. Pengertian Menulis Nursisto (1999: 5) mengemukakan bahwa menulis atau mengarang merupakan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Pembahasan mengenai keterampilan menulis berkaitan dengan penelitian karena di dalam penelitian ini keterampilan menulis dijadikan sebagai keterampilan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Kemampuan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis. Hasil dari kreatif menulis ini biasa disebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Kreativitas. a. Pengertian Kreativitas. Keaslian dari suatu tulisan tak terlepas dari ide yang dihasilkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Kreativitas. a. Pengertian Kreativitas. Keaslian dari suatu tulisan tak terlepas dari ide yang dihasilkan 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Keaslian dari suatu tulisan tak terlepas dari ide yang dihasilkan oleh penulis. Salah satu jenis karya tulis yang ada saat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa yang baik akan mempermudah berinteraksi dengan orang banyak. Tentunya ini membutuhkan arahan khusus untuk terampil berbahasa. Berdasarkan Standar

Lebih terperinci

BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen 13 BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI 2.1 Media Kata media berasal dari bahsa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak 7 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan melalui tatap muka, tetapi dapat dilakukan melalui tulisan. Syamsudin A.R. (1994:1)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ispurwaningrum Nim 080320717088 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Hadijah, H.K Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Evi Hasim (Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan) Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Menulis Menulis sangat penting di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. adapun fungsi menulis menurut pendapat Graaves dalam Masnur

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 cie_sh4quille@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menguasai bahasa indonesia dan

BAB II KAJIAN TEORI. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menguasai bahasa indonesia dan BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan menulis Dalam konsep Quantum Learning dan Revolusi Cara Belajar disebutkan bahwa guru menjadi seorang yang kaya metode pembelajaran dan mampu menerapkan kapan, di mana,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis Tarigan (2008:1). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN. Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan

BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN. Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN 2.1 Menulis 2.1.1 Pengertian menulis Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan pesannya kepada orang lain. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian oleh penulis, agar tercipta hasil tulisan yang bermakna, menarik, dapat dipahami, dan mempengaruhi pembacanya. Seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Media Gambar 1. Pengertian media gambar Di antara media pendidikan, gambar atau foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini dipaparkan deskripsi teoretis, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan. Bagian penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang relevan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN TEKSCERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Menulis

Keterampilan Dasar Menulis Keterampilan Dasar Menulis Oleh La Ode Syukur Pengertian Menulis Menulis : kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan : Isi yang terkandung dalam suatu tulisan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke-

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke- Kemampuan menulis laporan pengamatan Siswa Kelas IX A di SMP Negeri 11 Muaro Jambi Oleh Arini, Dewi, Pembimbing I Drs. Larlen, M.Pd dan Pembimbin II Drs. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB II KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DAN METODE DEMONSTRASI. Kajian teori membahas mengenai keterampilan menulis cerpen dalam

BAB II KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DAN METODE DEMONSTRASI. Kajian teori membahas mengenai keterampilan menulis cerpen dalam 20 BAB II KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DAN METODE DEMONSTRASI Kajian teori membahas mengenai keterampilan menulis cerpen dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan menulis cerita

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI PETA MENULIS CERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA SKRIPSI

KEEFEKTIFAN STRATEGI PETA MENULIS CERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA SKRIPSI KEEFEKTIFAN STRATEGI PETA MENULIS CERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari dijenjang pendidikan dasar. Peranan Bahasa Indonesia sangat penting yaitu sebagai sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Manusia senantiasa menggunakan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi. Kemampuan menulis narasi

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SDN I GRANTING JOGONALAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kerangka berpikir dan pengajuan hipostesis. Deskripsi teori berisi teori-teori yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kerangka berpikir dan pengajuan hipostesis. Deskripsi teori berisi teori-teori yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Kajian teori ini memuat tentang deskripsi teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pengajuan hipostesis. Deskripsi teori berisi teori-teori yang terkait

Lebih terperinci