Harjono. Kata Kunci : Kehidupan Tanaman, Experiential Learning LATAR BELAKANG MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Harjono. Kata Kunci : Kehidupan Tanaman, Experiential Learning LATAR BELAKANG MASALAH"

Transkripsi

1 PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA BIOLOGI MATERI SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA VIII B SMP N 3 TULUNG KLATEN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Harjono Abstrak : Penelitian ini dilakukan sebagai upaya menjawab permasalahan yang terjadi di kelas VIII B SMPN 3 Tulung, yaitu, kurangnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII B dalam memahami dan menjawab soal-soal yang berkaitan dengan Sistem Kehidupan Tumbuhan dalam Pelajaran IPA Biologi. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa materi Sistem Kehidupan Tumbuhan ini menyebabkan banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam Pelajaran IPA Biologi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Tulung Sukorini dalam Pelajaran IPA Biologi. Metode yang digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah Metode Experiential Learning atau Pembelajaran melalui pengalaman. Penelitian ini menggunakan empat tahap PTK, yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, penulis berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa secara signifikan. Dari hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, penulis berkesimpulan bahwa metode pembelajaran Experiential Learning mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMPN 3 Tulung dalam memahami materi Sistem Kehidupan Tumbuhan. Kata Kunci : Kehidupan Tanaman, Experiential Learning LATAR BELAKANG MASALAH Pemeo klasik mengatakan, Pengalaman adalah guru yang terbaik. Maka, orang bijak adalah orang yang bisa belajar dari pengalaman, ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama dua kali. Sayangnya, yang lebih banyak terjadi dalam proses belajarmengajar di sekolah-sekolah adalah pemberian teori dan konsep tanpa praktik dan pengalaman langsung. Padahal, tanpa pengalaman langsung, pelajaran berupa teori dan konsep nyaris tidak bermakna bagi kehidupan seseorang. Terlebih dalam pelajaran IPA Biologi selalu berkaitan dengan alam dan kehidupan makhluk hidup. Materi pembelajaran dalam IPA Biologi hampir seluruhnya berkaitan dengan kehidupan nyata yang membutuhkan pengamatan langsung, pengalaman, dan praktik secara nyata. Mulai dari pemahaman tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia, sistem gerak pada manusia, sistem pencernaan manusia, sistem pernapasan manusia, sistem peredaran darah hingga materi yang berkaitan dengan sistem dalam kehidupan tumbuhan. Sayangnya, pembelajaran biologi selama ini masih lebih banyak disampaikan dalam bentuk teori di kelas sehingga siswa mengalami kesulitan untuk * Staf Pengajar SMP Negeri 3 Tulung Klaten 17

2 memahami langsung apa dan bagaimana sesungguhnya proses perkembangan dalam tumbuhan itu. Dengan belajar secara langsung mengalami dalam praktik, siswa akan merasa bahwa Biologi berisi halhal konkret yang bisa diamati, dipraktikkan dan diuji kebenarannya melalui eksperimen dan pengalaman langsung dengan objek materi yang disampaikan. Pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan praktik dan pengalaman langsung dengan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa di sekolah. Selain dibutuhkan eksperimen atau demonstrasi dalam pembelajaran,, juga dibutuhkan suasana yang mendukung proses pembelajaran siswa agar tidak terjadi kejenuhan dan kebosanan siswa saat belajar di kelas. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat dan mampu menunjang penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Oleh karenanya, dibutuhkan metode pengajaran baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan para siswa dan mampu menghidupkan situasi di kelas menjadi lebih aktif, kreatif dan menumbuhkan semangat para siswa untuk bekerjasama dan belajar secara lebih baik. Dibutuhkan metode belajar kooperatif untuk membangun jiwa kebersamaan dan kebiasaan bekerjasama di antara para siswa agar lebih dapat memaksimalkan hasil belajar mereka. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai lima orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda atau heterogen (Sanjaya, 2008: 242). Tokoh lain mengungkapkan, pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama (Semiawan, 1992: 4). Dengan model pembelajaraan kooperatif melalui metode Experiential Learning atau pembelajaran melaui pengalaman dan praktik langsung di lapangan diharapkan siswa kelas VIII B SMPN 3 Tulung, Klaten dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar untuk Materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan dalam Mata Pelajaran IPA sehingga memiliki nilai akademik yang melebihi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, penulis merumuskan dua masalah pokok dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaraan kooperatif tipe Experiential Learning pada Pembelajaran IPA Biologi dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII B SMPN 3 Tulung, Klaten terhadap materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan? 2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan dalam Pembelajaran IPA Biologi pada siswa Kelas VIII B SMPN 3 Tulung, Klaten? METODOLOGI Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena objek penelitian memiliki kriteria-kriteria sebagaimana dijelaskan Moleong (2005: 8-13) sebagai berikut: (1) Latar alamiah; (2) Manusia sebagai alat (instrumen); (3) Menggunakan metode kualitatif; (4) Analisis data secara induktif; (5) Teori dari dasar (grounded theory); (6) Deskriptif; (7) Lebih mementingkan proses daripada hasil; (8) Adanya batas yang 18

3 ditentukan oleh fokus; (9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data; (10) Desain yang bersifat sementara; dan (11) Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan istilah action research. Hakikat dari action research terletak pada adanya tindakan atau aksi dalam situasi yang alami untuk mengenali adanya masalah dalam proses pembelajaran tertentu, kemudian berusaha memberikan solusi atas masalah ini guna meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan selama ini. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan yang secara khusus diamati terus-menerus, dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat (Arikunto, 2006: 3). Prosedur penelitian ini dirancang dengan menggunakan model penelitian tindakan yang terdiri dari empat komponen tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dalam suatu sistem saling terkait yang disebut siklus atau daur. Setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan belajarmengajar. Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui lingkaran PTK Hopkins (1993: 48) sebagai berikut: Gambar Siklus PTK Hopkins Merujuk pada gambar di atas, setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pertama penulis merencanakan metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk setiap sesi pertemuan. Setelah rencana dibuat, kemudian dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar, diamati, dan direfleksikan dalam bentuk evaluasi dan penilaian atas seluruh proses ini. Setelah dilakukan refleksi, penulis melakukan revisi atau perbaikan atas rencana pada siklus pertama agar mendapatkan hasil maksimal pada siklus kedua. Perbaikan rencana penelitian ini akan diterapkan pada tahap-tahap penelitian selanjutnya seperti dalam siklus pertama, yaitu, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam siklus kedua inilah diharapkan akan dicapai hasil maksimal sesuai dengan yang ditargetkan dalam penelitian ini. Siklus dalam penelitian ini dibatasi dalam dua siklus. Pembatasan pada dua siklus ini dimaksudkan agar peneliti benar-benar dapat memperoleh hasil yang maksimal dari penerapan strategi experiential learning untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa Kelas VIII B SMPN 3 Tulung, 19

4 Klaten dalam pelajaran IPA Biologi. Artinya, jika dalam Siklus 1 belum ditemukan hasil yang maksimal, maka pada Siklus 2 digunakan pendekatan yang berbeda agar diperoleh hasil yang diinginkan. PEMBAHASAN Seperti telah dijelaskan sebelumnya, strategi pembelajar an experiential learning untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA Biologi untuk materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan. Strategi pembelajaran experiential learning pertama kali digagas oleh David A. Kolb (1984) dengan mengadopsi filsafat John Dewey Kurt Levin. Kolb memaknai belajar sebagai proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman (1984: 38). Teori Kolb disajikan dalam sebuah model siklus atau lingkaran pembelajaran yang digambarkan sebagai berikut: Gambar Lingkaran Experiential Learning dari Kolb Lingkaran Kolb ihwal Strategi Pembelajaran Eksperiensial (Kolb s Experiential Learning Cycle) adalah lingkaran pembelajaran yang dimulai dengan: (1) pengalaman konkret (concrete experience), dari pengalaman konkret ini kemudian dilakukan; (2) pengamatan dan perenungan atau observasi dan refleksi (observation and reflection); setelah itu, (3) membentuk konsep-konsep abstrak (forming abstract concepts); dan diakhiri dengan (4) pengujian dalam situasi yang baru dan berbeda (testing in new situations). Proses ini bisa dimulai dari mana saja, tetapi harus dilanjutkan dengan langkah berikutnya sebagai satu rangkaian dalam putaran yang tak terputus. Langkah-langkah experiential learning menurut bagan di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Siswa menceritakan pengalaman yang relevan dengan materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan; 2. Pengalaman ini kemudian dijadikan tema bahasan agar semua siswa memahami cara belajar dari pengalaman; 3. Siswa diberi pemahaman ihwal cara mengungkapkan pengalaman dalam bentuk konsep; 4. Konsep siswa kemudian diuji oleh guru dan siswa lain dengan merujuk pada buku panduan mata pelajaran Biologi Kelas VIII. Sebelum melangkah pada pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan perencanaan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII B SMPN 3 Tulung agar dapat meningkatkan nilai pelajaran IPA Biologi untuk materi Sistem Kehidupan pada Tumbuhan yang menjadi tugas peneliti sebagai guru pengajar. Karenanya, sebelum dilakukan PTK, peneliti menentukan target penelitian atau indikator kinerja, yaitu, lebih dari 70 persen siswa yang menjadi subyek penelitian ini mampu mendapatkan nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu pada angka 75. Artinya, setelah penelitian tindakan kelas ini dilakukan, setidaknya ada lebih dari 18 siswa yang mampu mendapatkan nilai minimal 75 atau lebih. 20

5 Target ini dibuat mengingat sebelum dilakukan PTK, keadaan nilai siswa masih jauh dari harapan, yaitu, 16 orang siswa atau 61,5% siswa masih memiliki nilai di bawah KKM, tujuh siswa atau 27 % berhasil mencapai KKM (75), dan sisanya, 3 siswa atau 11,5 % berhasil mencapai nilai di atas KKM. Untuk lebih jelasnya, kondisi nilai hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA Biologi, terutama dalam materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini. Tabel 4.4. Persentase Nilai Siswa Kelas VIII B Pra-PTK Berdasarkan KKM No Nilai Diukur dari KKM Jumlah Persentase 1 Di atas KKM 3 11,5 % 2 Mencapai KKM 7 27% 3 Di bawah KKM 16 61,5 % Grafik Nilai Siswa Kelas VIII B Pra-PTK Berdasarkan KKM pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan nilai siswa dalam bidang IPA Biologi, terutama yang berkaitan dengan materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap perencanaan, hal pertama yang peneliti lakukan adalah menyusun rencana program pengajaran (RPP) yang akan dijadikan panduan untuk mener apkan metode pembelajaran experiential learning di kelas VIII BSMPN 3 Tulung, Klaten. Peneliti menyusun RPP berdasarkan kurikulum IPA Biologi untuk kelas VIII B dan meminta para siswa untuk ikut menentukan model pengajaran di kelas selama tiga bulan, dimulai dari Juli hingga September RPP dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di kelas VIII B semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Untuk penelitian tindakan kelas ini, penulis focus pada satu pokok bahasan yang menjadi tema utama penelitian ini, yaitu, Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan. Tema ini sedikitnya memiliki lima sub-tema, yaitu: Struktur Tumbuhan; Pengangkutan Air pada Tumbuhan; Cara Tumbuhan Memperoleh Energi; Macammacam Gerak pada Tumbuhan; serta Hama dan Penyakit pada Tumbuhan. b. Pelaksanaan Hasil pengamatan di atas menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk melaksanakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan nilai siswa dalam pembelajaran materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan dalam Mata Pelajaran IPA Biologi di SMP Kelas VIII B. Peneliti menetapkan model pembelajaran experiential learning sebagai model Pelajaran IPA Biologi di kelas VIII B SMPN 3 Tulung, Klaten diberikan setiap hari Selasa, mulai jam 9.30 sampai dengan jam WIB. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Juli Pada pertemuan ini tema yang dibahas adalah Struktur Tumbuhan. Di awal pertemuan, peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa, siapa saja yang sudah 21

6 pernah melihat tumbuhan dan struktur-struktur yang menyusunnya ini. Hampir seluruh siswa mengacungkan tangannya sebagai jawaban afirmatif atas pertanyaan ini. Artinya, hampir semua siswa mengaku pernah dan bahkan sering melihat tumbuhan dan struktur-struktur yang menyusunnya. Atas dasar ini, peneliti meminta siswa satu per satu untuk menjelaskan struktur dan nama tumbuhan yang sering atau pernah mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ini, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah membimbing siswa untuk memerhatikan dengan seksama beberapa jenis tanaman yang ada di sekolah. Ternyata, pada dasarnya semua jenis tanaman yang ada di sekitar lingkungan sekolah dibangun atas tiga organ dasar yang sama, yaitu akar, batang dan daun. Kemudian peneliti memberi pertanyaan, apakah fungsi dari masing-masing organ tanaman tersebut? Masing-masing siswa boleh memberikan jawaban ber dasarkan pengetahuan dan pengalaman masing-masing, tetapi juga boleh menjawab dengan mencari bahan-bahan bacaan dalam buku pembelajaran sehingga lebih lengkap dan mendekati fakta yang sebenarnya. Peneliti kemudian menjelaskan bagianbagian tubuh tanaman yang dimulai dari penjelasan tentang akar, batang, dan daun. Akar memiliki rambut-rambut akar yang berfungsi menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Semakin banyak rambut akar yang dimiliki, semakin luas daerah permukaan epidermis akar yang dapat bersentuhan dengan tanah. Luasnya daerah permukaan berakibat pada semakin banyaknya air dan mineral dari tanah yang diserap oleh akar. c. Pengamatan Dalam pengamatan terhadap penguasaan siswa atas materi IPA Biologi yang telah dibahas dalam dua pertemuan sebelumnya. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab setiap soal yang peneliti berikan dengan cara mereka sendiri, tidak boleh mencontek hasil pekerjaan teman, tetapi boleh bertanya pada peneliti bila ada soal yang kurang jelas. Hasil dari pengamatan ini berusaha menjelaskan adanya peningkatan pemahaman dan kemampuan siswa dalam pelajaran IPA Biologi. Peningkatan pemahaman siswa ini dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan dengan materi pembelajaran di kelas dan peningkatan nilai siswa. Peningkatan pemahaman terkait dengan peningkatan prestasi siswa. Peningkatan pemahaman siswa diukur berdasarkan kemampuan siswa menguasai materimateri pembelajaran di kelas yang dikaitkan dengan pengalaman langsung yang mereka alami sehingga siswa lebih mudah menyerap pelajaran yang disampaikan. Selama pengamatan yang peneliti lakukan di kelas, siswa lebih cepat merespons pelajaran yang disampaikan karena berkaitan langsung dengan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengamatan ini, peningkatan pemahaman siswa ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai siswa dibandingkan sebelumnya, yaitu: tujuh siswa atau 27 % siswa mendapat nilai di atas KKM, sepuluh siswa atau 38,5 % siswa mendapat nilai KKM dan sisanya, yaitu, sembilan siswa atau 34,5 % siswa mendapat nilai di bawah 22

7 KKM. Untuk lebih jelasnya, peningkatan nilai siswa dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Persentase Nilai Siswa Kelas VIII B Seteleh Siklus I Berdasarkan KKM No Nilai Diukur dari KKM Jumlah Persentase 1 Di atas KKM 7 27% 2 Mencapai KKM 10 38,4 % 3 Di bawah KKM 9 34,6 % Grafik Nilai Siswa Kelas VIII B Setelah Siklus I experiential learning yang menjadi kerangka penelitian ini. Artinya, setiap siswa tetap harus memerhatikan pengalaman riil aktual yang mereka hadapi dengan kerangka tema atau pokok bahasan IPA Biologi yang dibahas di kelas. Siklus II a. Perbaikan Rencana Dalam Siklus II ini, peneliti berencana menerapkan model pembelajaran experiential learning secara lebih maksimal pada siswa kelas VIII B SMPN 3 Tulung, Klaten. Pada Siklus II peneliti akan lebih menekankan pada keaktifan siswa untuk membaca dengan merancang setiap pertemuan sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat dan bertukar pikiran serta pengalaman melalui diskusi kelompok. b. Pelaksanaan d. Refleksi Berdasarkan pengamatan di atas, peneliti menemukan adanya peningkatan pemahaman siswa melalui model pembelajaran experiential learning, tetapi hasil yang diinginkan masih belum maksimal. Target yang ingin peneliti capai, yaitu, 22 orang siswa atau lebih berhasil mendapat nilai di atas KKM. Meskipun demikian, sudah ada peningkatan prestasi siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai siswa secara umum. Oleh karenanya, peneliti harus melakukan perubahan strategi pengajaran untuk mencapai hasil yang diinginkan. Namun, perubahan strategi ini tetap berpijak pada model pembelajaran Pertemuan pertama Siklus II dimulai pada hari Selasa, 9 Agustus Pada pertemuan ini, tema yang dibahas adalah Fotosintesis. Ada dua sub-pokok bahasan dalam tema ini, yaitu: (1) Fotosintesis sebagai sumber energi; dan (2) Faktorfaktor yang mempengaruhi fotosintesis. Pada pertemuan pertama, kelompok I membahas sub-pokok bahasan Fotosintesis sebagai sumber energi. Kelompok I menjelaskan, mengapa daun pada tumbuhan sebagian besar berwarna hijau? Karena tanaman umumnya memiliki klorofil atau zat hijau daun. Terhadap pernyataan kelompok I ini, kelompok II memberi tanggapan sebagai berikut: Mengapa daun-daun pada tanaman berubah warna sebelum akhirnya gugur? Warna apa yang tampak pada daun sebelum gugur? Selanjutnya kelompok II menjelaskan bahwa, kurangnya cahaya secara tidak langsung dapat mengakibatkan 23

8 rusaknya klorofil. Bila klorofil rusak, daun tumbuhan tidak akan berwarna hijau untuk waktu yang lama. Klorofil ini harus ada dalam daun tumbuhan agar terjadi proses fotosintesis. Energi cahaya yang ditangkap oleh klorofil, diperlukan untuk mereaksikan karbondioksida dan air untuk membentuk gula (makanan) dan oksigen seperti pada persamaan reaksi sederhana berikut. Dari persamaan reaksi tersebut jelas bahwa karbondioksida dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Gula adalah makanan yang dihasilkan oleh tumbuhan. Makanan yang tidak langsung digunakan oleh tumbuhan, dapat disimpan dalam akar, batang, daun, buah, dan biji. Oksigen menjadi bagian udara yang kita hirup saat bernapas. Hampir 90% oksigen yang ada di atmosfer kita berasal dari hasil proses fotosintesis. Hewan dan tumbuhan memakai makanan dan oksigen yang dihasilkan melalui proses fotosintesis. Kelompok III dan IV menjelaskan tentang Gerak Semu pada Tumbuhan. Gerak semu pada tumbuhan dipengaruhi oleh rangsangan yang datang pada tumbuhan. Respons tumbuhan terhadap gravitasi bumi disebut geotropisme. Pucuk tumbuhan yang tumbuh ke arah sinar matahari merupakan contoh gerak fototropisme positif sekaligus gerak geotropisme negatif. Arah tumbuh akar ke dalam tanah merupakan contoh geotropisme positif sekaligus hidrotropisme positif. Gerak tumbuh sulur yang membelit karena stimulus sentuhan sulur dengan tempat tumbuhnya merupakan contoh gerak tigmotropisme. Keseluruhan tropisme adalah respons yang membantu tumbuhan bertahan dalam upaya memperoleh sinar matahari, air atau mineral yang terlarut dalam tanah. Ada jenis gerakan lain yang juga dilakukan tumbuhan sebagai tanggapan atas rangsangan lingkungan. Yaitu, gerakan tumbuhan berpindah tempat. Gerak pindah tempat tumbuhan karena pengaruh stimulus dikenal dengan gerak taksis. Gerak taksis ini dapat berupa gerak pindah tempat tumbuhan secara keseluruhan, maupun sebagian. Sebagai contoh gerak pindah tempat organel kloroplas di dalam sel ketika sel-sel Elodea disinari. Contoh lainnya adalah gerak sel gamet jantan menuju sel gamet betina pada lumut. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Selasa, 23 Agustus Dalam pertemuan ini tema yang dibahas adalah Penyakit dan Hama pada Tanaman. Yang menjadi pembahas kali ini adalah kelompok V dan VI. Kelompok V tampil menjelaskan bahwa Penyakit adalah penyebab tanaman menjadi sakit. Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya, atau sakit adalah penyimpangan dari keadaan normal. Misalnya tanaman tomat yang semula segar tiba-tiba menjadi layu. Daun kedelai yang awalnya berwarna hijau segar, sekarang tiba-tiba kelihatan bercak-bercak cokelat. Tanaman-tanaman tersebut menyimpang dari keadaan normal dan biasanya orang mengatakan sakit. Penyebab sakit ini bermacam-macam, seperti bakteri, cendawan, virus, kekurangan atau kelebihan air, 24

9 kekurangan atau kelebihan unsur hara atau karena tanaman mendapatkan stress lingkungan misalnya suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin. Hama adalah binatang perusak tanaman budidaya. Tanaman yang dirusak tersebut misalnya kol, sawi, selada, tomat, terung, jagung, jeruk, mangga. Sementara itu, binatang yang merusak atau hama diantaranya adalah bermacam-macam ulat, belalang, siput, bekicot, serangga dan sebagainya. Tindakan yang dilakukan agar tanaman terlindung dari serangan penyakit dan hama disebut proteksi tanaman. Pengendalian hama yang baik yaitu dengan cara biologis. Pengendaliannya meliputi penggunaan predator, binatang pemakan hama atau penggunaan parasit dan bakteri yang dapat menyebabkan sakit pada hama tetapi tidak pada tumbuhan. Pemberantasan secara biologis ini hanya akan mematikan hama. Sementara itu, serangga lain yang bukan hama akan terhindar dari kematian. c. Pengamatan Pengamatan sebenarnya dilakukan berbarengan dengan pelaksanaan siklus II. Akan tetapi, pengamatan terhadap hasil belajar siswa dilakukan pada pertemuan kelima, tanggal 6 September Pada pertemuan ini, peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPA Biologi, Sistem Kehidupan pada Tanaman. Dari hasil evaluasi ini, tampak jelas peningkatan yang sangat signifikan dalam kemampuan siswa menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan. Dengan menggunakan model pembelajaran experiential learning didapat lebih dari 70 % siswa mampu mendapatkan nilai di atas KKM. Artinya, dari 26 siswa yang menjadi subjek penelitian ini, ada 18 siswa yang mampu mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan selebihnya, yaitu 8 siswa, mendapatkan nilai KKM dan dinyatakan lulus untuk mata pelajaran IPA Biologi. Untuk lebih jelasnya, pengamatan atas hasil pembelajaran tersebut peneliti tuangkan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Persentase Nilai Siswa Kelas VIII B Seteleh Siklus II Berdasarkan KKM No KESIMPULAN Nilai Diukur dari KKM Jumlah Persentase 1 Di atas KKM 18 70% 2 Mencapai KKM 8 30% Grafik Nilai Siswa Kelas VIII B Setelah Siklus II Dari hasil pengamatan di atas, peneliti mendapatkan data bahwa model pembelajaran experiential learning sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMPN 3 Tulung, Klaten dalam Pelajaran IPA Biologi. Dengan model pembelajaran experiential learning siswa dapat termotivasi untuk lebih banyak 25

10 belajar dan membaca materi pelajaran sehingga dapat menunjukkan kemampuannya di kelas pada saat sesi tanya jawab maupun diskusi. Oleh karenanya, model pembelajaran experiential learning ini bisa dijadikan salah satu model pengajaran di kelas untuk memacu motivasi dan semangat belajar siswa hingga dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa dalam IPA Biologi. Model pembelajaran experiential learning dirancang sebagai model pembelajaran yang menyenangkan, aktif, dan kreatif sehingga siswa memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar di kelas. Dengan cara ini, siswa merasa memiliki peran yang penting dan dibutuhkan bagi pengembangan prestasi mereka dan juga peningkatan suasana belajar di kelas. 26

11 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. (Jakarta: Grasindo, 2006). Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru, Kepala Sekolah, Pengawas, dan Penilai. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Darmodjo & Kaligis. Ilmu Alamiah Dasar. (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004) Kimball. Biologi Jilid 1,2,3. (Jakarta: Erlangga, 2003) Kolb, David A. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. (Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J., 1984). Martin. Biology. (Southbank: Thompson & Brokes/ Cole, 2005). Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Nader, S.S. Biology. (Boston: Mc. Graw Hill, Inc., 2004). Neufeldt, Victoria A. Webster s New World College. (New York: MacMillan, 1996). Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan: Teori dan Praktik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1994). Raves, P.H. Biology, Edisi Ketujuh. (Boston: Mc. Graw Hill, Inc., 2005). Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008). Semiawan, Pendekatan Ketrampilan Proses. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992). Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2002). Sudiana, Yayan. Ensiklopedi Populer Anak. (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2004). Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001). Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Jakarta: CV. Alfabeta, 2003). Suroso AY, dkk. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. (Jakarta: Tarity Samudra Berlian, 2003). Syukur, Abdul. Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005). Purves, W.K, and Helier. Life: The Science of Biology. (Sunderland: Sinaver Assosiates, Inc., 2004). 27

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) BAGI SISWA KELAS VIII B SMPN 3 TULUNG KLATEN SMESETER

Lebih terperinci

RESPON TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGAN

RESPON TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGAN RESPON TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2008 Bagaimana tumbuhan memberi

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap. Peta Konsep Proses fotosintesis Reaksi terang Reaksi gelap Fotosintesis Faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis Air (H 2 O Karbondioksida (CO 2 Cahaya matahari Suhu Oksigen (O 2 Kata Kunci fotosintesis

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. gerak esionom gerak taksis gerak endonom gerak tropisme gerak nasti. 136 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Fototropisme.

Peta Konsep. Kata Kunci. gerak esionom gerak taksis gerak endonom gerak tropisme gerak nasti. 136 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Fototropisme. Peta Konsep Tropisme Fototropisme Esionom Taksis Geotropisme Hidrotropisme Tigmotropisme Kemotropisme Fototaksis Kemotaksis Gerak pada tumbuhan Nasti Endonom = otonom = spontan Seismonasti Niktinasti Fotonasti

Lebih terperinci

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK ABSTRAK Istikhomah: Meningkakan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII 1 Menggunakan Model Pembelajaran Aktif ( Active Learning) dengan Metode Eskperimen Pada Materi Perolehan Nutrisi Tumbuhan Hijau (Fotosintesis)

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Suci Selvia¹, A. Wahab Abdi 2, M. Yusuf

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MINIATUR HEWAN PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN 3 PALAR, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan

Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan Bab 3 Tujuan Pembelajaran Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan; mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 35 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088 PENERAPAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I SD N 02 KARANGBANGUN KECAMATAN MATESIH TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

7 Fotosintesis, Gerak,

7 Fotosintesis, Gerak, Bab 7 Fotosintesis, Gerak, dan Hama Penyakit pada Tumbuhan Sumber: Encarta 2005 Gambar 7.1 Tumbuhan hijau Peta Konsep Coba kamu bayangkan apa yang terjadi jika tidak ada tumbuhan? Tentunya tidak akan ada

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan penulis untuk mulai mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama satu bulan, mulai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi

Lebih terperinci

Oleh: ENTIN SUPRIHATIN Guru Sekolah Dasar Heuleut. Kata Kunci: Hasil Belajar, pendekatan contextual teaching and learning

Oleh: ENTIN SUPRIHATIN Guru Sekolah Dasar Heuleut. Kata Kunci: Hasil Belajar, pendekatan contextual teaching and learning PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN HEULEUT TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: ENTIN SUPRIHATIN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR Erdina Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan eradina583@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PECAHAN PADA SISWA KELAS III SEMESTER GENAP DI SDN PETUNG 02 SUMBERBARU JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Siti Rahayu 23 Abstrak. Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB ABSTRAK

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB   ABSTRAK D033 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS VIII-5 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Aursati Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: VIVI AFRILIA SARI NIM AIDI09131

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: VIVI AFRILIA SARI NIM AIDI09131 ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SDN NO. 170/I KEHIDUPAN BARU Oleh: VIVI

Lebih terperinci

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta. UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KASIHAN Reny Tri Setia Ningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar tahun pelajaran

Lebih terperinci

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yang berfokuskan kepada situasi kelas, yang lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Pembina Toli-Toli Pada Pokok Bahasan Fungsi Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dan Edutainment Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 3003 Dhani, R DESEMBER 2015 Halaman: 247-255 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B

Lebih terperinci

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE EFFECT OF APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS IN COST STRUCTURE

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 9. GERAK PADA TUMBUHANLATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 9. GERAK PADA TUMBUHANLATIHAN SOAL 1. Contoh gerak kemotaksis adalah... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 9. GERAK PADA TUMBUHANLATIHAN SOAL Menutupnyadaun putri malu Gerak gamet pada tumbuhan lumut Gerak akar menuju pupuk Tumbuhnya akar kepala

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN PENERAPAN PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) DALAM PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 2 BATULAYAR Syifaul Gummah 1, Saiful Prayogi 2, Sukainil

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS Setiawati, Benedictus Kusmanto Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh : Nura, Aminuddin P.Putra, St. Wahidah Arsyad

ABSTRAK. Oleh : Nura, Aminuddin P.Putra, St. Wahidah Arsyad ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 21 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Oleh : Nura,

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 1 BILAH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : SRI

Lebih terperinci

Persada, 1996), hlm.10. Rosdakarya, 2009), hlm. 13. hlm Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1996), hlm.10. Rosdakarya, 2009), hlm. 13. hlm Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan mengajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah Dasar Negeri 165 Pekanbaru yang berjumlah 38 orang siswa, dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa sebanyak 13 orang yang terbagi

Lebih terperinci

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 10 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS II SDN 2 BARUHARJO

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran langsung. PENDAHULUAN Hasil belajar peserta didik di hampir setiap lembaga pendidikan masih banyak yang

Kata kunci : Pembelajaran langsung. PENDAHULUAN Hasil belajar peserta didik di hampir setiap lembaga pendidikan masih banyak yang UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SMP NEGERI 1 BELITANG MADANG RAYA TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 ( Penelitian

Lebih terperinci

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI PENTINGNYA KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI Mhd. Jamil Sutarni Guru SDN 135/V Makmur Jaya Tanjung Jabung Barat, Jambi Abstrak: Setiap

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA SD NEGERI BANYUBIRU 1 NGAWI TAHUN AJARAN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model experiental learning Kolb. Ebbut (1985) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SENYAWA TURUNAN

Lebih terperinci

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI ANNOUNCEMENT DI KELAS IX A SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 9. GERAK PADA TUMBUHANLatihan Soal 9.2. fotonasti. kemonasti. geonasti. tigmonasti

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 9. GERAK PADA TUMBUHANLatihan Soal 9.2. fotonasti. kemonasti. geonasti. tigmonasti SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 9. GERAK PADA TUMBUHANLatihan Soal 9.2 1. Menutupnya daun putri malu kita sentuh adalah contoh gerak tumbuhan... fotonasti kemonasti geonasti tigmonasti Kunci Jawaban : D Tigmonasti

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Bulukerto Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014 Ferika Handsayani Email: Ferika.handayani@yahoo.com

Lebih terperinci

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE STAD PADA MATERI GERAK LURUS

Lebih terperinci

IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK

IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SDN I BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA IRAWATI (Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

pengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau

pengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau MAKALAH PRAKTIKUM BIOLOGI pengaruh cahaya terhadap tumbuhan kacang hijau TO: SULASFRI, S.Pd NAMA KELOMPOK: ASEP ASTRIANTO (31) BAGUS MASITTO PUTRA (04) 1 SMA NEGERI 1 SEKARAN ( pengaruh cahaya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06. Alamat Jalan Imam Bonjol 24 Salatiga, Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN ML. Dri Handayani 1) Wahyu Wulan Wardani 2) 1) SMP N 1 Kasihan, 2) Universitas

Lebih terperinci

Kelas VIII Gerak pada Makhluk Hidup. Semester I

Kelas VIII Gerak pada Makhluk Hidup. Semester I Kelas VIII Gerak pada Makhluk Hidup Semester I Daftar Isi www.themegallery.com Topik-topik yang akan dipelajari di bab Gerak pada Makhluk Hidup dan Benda antara lain: Gerak pada Tumbuhan Gerak pada Hewan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode Learning Starts With A Question untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII A SMP Negeri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI COURSE REVIEW HORAY (PTK pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS 14 PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS Nur Hasanah Ridlwan 1 1 Pengajar di SMP Negeri 1 Sidayu Email: nungqonik@gmail.com Abstract Tujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA Epi Desmita¹, Nurharmi 2, Edrizon

Lebih terperinci

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

40 Media Bina Ilmiah ISSN No 40 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUBUH DAN KEGUNAANNYA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS 1 SEMESTER I SDN 1 CAKRANEGARA TAHUN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI SMK N 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Efin Nur Widiastuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP MURNIYATI Guru SMP Negeri 3 Dumai mmurniyati7@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII/D SMP N 1 KRETEK BANTUL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I MATA PELAJARAN : IPA KELAS : 5 SEMESTER : 1 SD NEGERI NGABLAK 04 KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I MATA PELAJARAN : IPA KELAS : 5 SEMESTER : 1 SD NEGERI NGABLAK 04 KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI 42 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I MATA PELAJARAN : IPA KELAS : 5 SEMESTER : 1 SD NEGERI NGABLAK 04 KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI 43 SILABUS PEMBELAJARAN I No Satuan Pendidikan Mata Pelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek 130 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 2 WATULIMO TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPA MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Jeffry Gagah Satria Frigatanto PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 03 BANTARBOLANG KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh : Ari Pramono Guru SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi ABSTRAK

Oleh : Ari Pramono Guru SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi ABSTRAK Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Kimia Materi Kimia Unsur Dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Siswa Kelas XII IA-3 SMA Negeri 1 Jogorogo Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh : Ari Pramono Guru SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut John Elliot yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud

Lebih terperinci

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 16 YOGYAKARTA Windri Suci Setiawati Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRAK MODEL ARIES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA

ABSTRAK MODEL ARIES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA ABSTRAK MODEL ARIES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA Cornelia Pary, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon, 085243270658, E-mail: cornelia_pary@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

Tugiyati* ) SMAN 1 Karangrayung. Abstrak

Tugiyati* ) SMAN 1 Karangrayung. Abstrak PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM TRANSPORTASI MELALUI MODEL STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) BAGI SISWA XI IPA 1 SEMESTER GANJIL DI SMA NEGERI 1 KARANGRAYUNG TAHUN

Lebih terperinci