Kata Kunci : Perencanaan Saluran Transmisi, Etap 12.6.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Perencanaan Saluran Transmisi, Etap 12.6."

Transkripsi

1 PERENCANAAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 36 kv PADA PT PAMA 1 KALIMANTAN TENGAH,, ¹Mahasiswa, Pembimbing I², Pembimbing II³ Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi industri Universitas Bung Hatta alqadri195@gmail.com Intisari - Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat diiringi dengan konsumsi energi listrik yang meningkat. Oleh karena itu perlu langkah semaksimal mungkin untuk memenuhi hal tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu merencanakan saluran transmisi dari pembangkit agar energi listrik dapat tersalur secara maksimal. Pada penelitian ini direncanakan pembangunan transmisi dari PLTU Puruk Cahu menuju puncak beban PT PAMA Kalimantan Tengah dengan panjang saluran 100 km. Dari penelitian ini diperoleh dasar peralatan penyaluran melalui jaringan udara transmisi. Saluran udara transmisi tersebut menggunakan tegangan 36 kv terdiri dari 1000 menara transmisi dengan jarak antar gawang rata - rata 100 m. Konduktor yang digunakan adalah AAAC (All Aluminium Alloy conductor) dengan ukuran 40 mm, andongan yang timbul 1,3 cm. Sedangkan drop tegangan maksimal 1,98% dan losess pada saluran selama satu bulan sebesar 11340,65 W. Kata Kunci : Perencanaan Saluran Transmisi, Etap 1.6. Abstract - Electrical energy is very important role in human life. Rapid population growth is accompanied by increased electricity consumption. Therefore it is necessary steps as much as possible to meet it. One of the steps is to plan the transmission line from the plant so that the electrical energy can be channeled optimally. In this study planned the construction of transmission from Puruk Cahu power plant to the peak load of PT PAMA Central Kalimantan with a channel length of 100 km. From this research is obtained the basic of distribution equipment through air transmission network. The air transmission line uses a 36 kv tension comprising 1000 transmission towers with an average goal-spacing of 100 m. The conductor used is AAAC (All Aluminum Alloy conductor) with size 40 mm, raised 1.3 cm. While the maximum voltage drop of 1.98% and losses in the channel for one month of W. 1

2 Keywords: Transmission Channel Planning, Etap 1.6. I. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energy listrik. Apalagi dengan merebaknya fenomena pemadaman listrik diberbagai daerah di Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Tengah khususnya. Hal ini, dengan tegas menunjukkan bahwa adanya ketidak optimalan PT PLN dalam mengelola pasokan ketersediaan listrik bagi pelanggan (masyarakat) di Kalimantan Tengah. Oleh karena itu PT PAMA yang sejalan dengan program pemerintah daerah Kalimantan Tengah yaitu program Kalteng Terang PT Pama Persada Nusantara melalui anak perusahaannya PT Energia Prima Nusantara membuat pembangkit mulut tambang yang memiliki kapasitas x 18 MW yang mana listrik tersebut digunakan untuk kebutuhan internal PAMA Group dan kelebihan listrik tersebut dikirim ke Gardu Induk PLN di Puruk Cahu yang nantinya akan disalurkan ke pelanggan (masyarakat). Untuk memenuhi kebutuhan internal PAMA Group, listrik tersebut akan disalurkan menggunakan jaringan Transmisi 36 kv. Khusus untuk tegangan 36 kv dalam praktek saat ini disebut sebagai saluran udara tegangan tinggi (SUTT). Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah tegangan listrik ke gardu induk (GI) PAMA, lalu diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi tegangan menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah tegangan menengah 0 kv. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer atau jaringan tegangan menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardugardu distribusi menjadi tegangan rendah, yaitu tegangan 380/0 volt, lalu disalurkan melalui jaringan tegangan rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN. Pelanggan-pelanggan dengan daya tersambung besar tidak dapat dihubungkan pada jaringan tegangan rendah, melainkan dihubungkan langsung pada jaringan tegangan menengah, bahkan ada pula pelanggan yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung dari besarnya daya tersambung. Setelah melalui jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah dan sambungan rumah (SR), maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan kwh meter II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik ( power station) seperti

3 PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTG kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang berada di pusat listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi kebanyakan mempunyai tegangan 30 kv, 66 kv, 150 kv dan 500 kv. Khusus untuk tegangan 500 kv dalam prakteknya sering disebut tegangan ekstra tinggi. Setelah melalui saluran transmisi maka tenaga listrik sampai ke gardu induk ( sub station ) untuk diturunkan menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer yang bertegangan 6 kv, 1 kv atau 0 kv. Yang terakhir di sebutkan adalah yang cenderung di gunakan di Indonesia. Jaringan setelah keluar dari gardu induk biasa di sebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara pusat listrik dan gardu induk biasa disebut jaringan transmisi, baik saluran transmisi atau pun saluran distribusi ada yang berupa saluran udara dan ada yang berupa kabel tanah. Setelah melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu gardu distribusi menjadi tegangan rendah atau jaringan distribusi sekuder dengan tegangan 380 V atau 0 V. Melalui jaringan tegangan rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah rumah pelanggan (konsumen) melalui sambungan rumah hingga ke alat pengukur dan pembatas di rumah rumah pelanggan atau biasa di sebut kwh Meter. B. Konsep Perencanaan Jaringan Transmisi Perencanaan saluran udara tegangan tinggi terdiri dari : a. Survey, pengukuran dan pemetaan rute dari saluran. b. Pengujian tanah tempat menaramenara, dan berdasarkan keadaan tanah setempat direncanakan pondasi menara. c. Perencanaan dari menara beserta traversnya. d. Penentuan dari jarak-jarak antara kawat-kawat. e. Pemilihan dari kawat (konduktor) yang ekonomis. f. Penentuan jumlah isolator. g. Perhitungan tegangan tarik dan andongan (sag and tensioncalculation) dari kawat yang dibentang. Pusat-pusat listrik tenaga itu umumnya terletak jauh dari tempat-tempat dimana tenaga listrik itu digunakan atau pusat-pusat beban (load centers), karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-kawat atau 3

4 saluran transmisi kemudian dengan menggunakan transformator daya tegangan yang tadinya rendah yaitu 6 kv sampai 4 kv ditingkatkan ke tegangan yang lebih tinggi hingga 30 kv sampai 500 kv (bahkan di negara maju sampai 1000 kv). C. Komponen Utama Jaringan Transmisi a. Menara transmisi. Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang dapat berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu. Tiang baja, beton atau kayu umumnya digunakan pada saluran-saluran dengan tegangan kerja relatif tinggi dan extra tinggi digunakan menara baja. Menara baja dibagi sesuai dengan fungsinya, yaitu : menara dukung, menara sudut, menara ujung, menara percabangan dan menara transposisi. Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah. Suatu menara atau tower listrik harus kuat terhadap beban yang bekerja padanya, antara lain yaitu: - Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan). - Gaya tarik akibat rentangan kawat. - Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower. Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara / tower listrik dibagi atas 4 jenis, yaitu: 1. Lattice tower. Tubular steel pole 3. Concrete pole 4. Wooden pole Gambar.1 Jenis-jenis menara jaringan distribusi 4

5 (a) (b) Gambar. (a) Lattice tower, (b) Tubular steel pole Tower harus kuat terhadap beban yang bekerja padanya yaitu: Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan) Gaya tarik akibat rentangan kawat Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower Menurut fungsinya menara jaringan distribusi di klasifikasikan sebagai berikut: 1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil. 3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan. 4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar dari pada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan. 5. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi. 6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing. 7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran 5

6 transmisi yang berbeda tegangan operasinya. Menurut susunan/konfigurasi kawat fasa tower dikelompokkan atas: Jenis delta digunakan pada konfigurasi horizontal/mendatar. Jenis piramida digunakan pada konfigurasi vertikal/tegak Jenis zig-zag yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower b. Komponen-komponen Menara / Tower listrik. 1. Pondasi, adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kakitower (stub) dengan bumi. Jenis pondasi tower beragam menurut kondisi tanah tempat tapak tower berada dan beban yang akan ditanggung oleh tower. Pondasi tower yang menanggung beban tarik dirancang lebih kuat/besar dari pada tower tipe suspension.. Stub, bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. Pemasangan stub paling menentukan mutu pemasangan tower, karena harus memenuhi syarat yaitu jarak antar stub harus benar, sudut kemiringan stub harus sesuai dengan kemiringan kaki tower, dan level titik hubung stub dengan kaki tower tidak boleh beda mm (milimeter) 3. Leg, adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya. Pengurangan leg ditandai: -1 ; -; -3 dan Penambahan leg ditandai: +1; +; Common Body, badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan atau pengurangan. Super structure, badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta tidak dikenal istilah super structure namun digantikan dengan K frame dan bridge. 6

7 5. Cross arm, bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi empat. 6. K frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. K frame tidak dikenal di tower jenis pyramid. 7. Bridge, penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida. 8. Rambu tanda bahaya, berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI. Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah, dipasang disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar. 9. Rambu identifikasi tower dan penghantar / jalur, berfungsi untuk memberitahukan identitas tower seperti: Nomor tower, Urutan fasa, Penghantar / Jalur dan Nilai tahanan pentanahan kaki tower. 10. Anti Climbing Device (ACD), berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk naik ke tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya. 11. Step bolt, baut panjang yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari tower. 1. Halaman tower, daerrencana pemerintah untuk meningkatan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi tampaknya merupakan suatu rencana yang patut didukung oleh semua pihak. 7

8 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini secara rinci peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai berikut : Sumber bahan Penelitian terbagi menjadi dua yaitu : Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama). Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Software Etap adalah suatu software yang mendukung sistem tenaga listrik. software ini mampu bekerja dalam keadaan offline maupun online. offline untuk melakukan simulasi tenaga listrik, online untuk pengelolaan data realtime atau digunakan untuk mengendalikan sistem secara realtime. Fitur didalamnya pun beragam, antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa aliran daya pada pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi. Alur Penelitian Alur penelitian yang dilakukan adalah : a. Identifikasi masalah Untuk lebih awal perlu dilakukan identifikasi masalah apa yang timbul sehingga penulis mengangkat judul studi komparatif secara teknis perencanaan jaringan transmisi 36 kv. b. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teorema-teorema yang mendukung dalam pemecahan masalah yang diteliti. Teoremateorema tersebut didapat baik dari jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun dari bukubuku referensi yang mendukung penelitian ini. Selain itu, studi literatur dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diinginkan. c. Observasi, yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian yang didapatkan dari lapangan. Data-data tersebut didapat dari hasil survey yang dilakukan di PT. PAMA kalimantan tengah. d. Diskusi, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen di Jurusan Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta dan juga pembimbing di PT. PAMA, dan pihak-pihak lain yang dapat 8

9 membantu terlaksananya penelitian ini. e. Pengolahan data, Semua data-data lapangan dan data yang dikumpulkan diolah dan dilakukan analisa untuk studi kasus teknis pada perencanaan jaringan transmisi. Untuk metoda pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik penelitian kuantitatif dari data yang didapat. Serta dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan langsung dari sumbernya. Langkah Penelitian Langkah-langkah yang sistematis dalam penelitian harus diperhatikan. Hal tersebut berguna untuk memberikan arahan untuk mempermudah pemahaman tujuan yang ingin dicapai dalam proses penelitian. Langkah-langkah penelitian tersebut digambarkan pada diagram alir penelitian dibawah ini : Mulai Pengambilan Data Di Lapangan Verifikasi Data Lengkap Melakukan Analisa Secara Manual Melakukan Simulasi menggunakan Software ETAP Lakukan Analisis Dan Pembahasan Hasil Pembuatan Laporan Selesai Gambar 3.1. Flowchart Metode Penelitian 9

10 IV. DESKRIPSI SISTEM DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Penelitian Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energi listrik. Oleh karena itu PT Energia Prima Nusantara membuat pembangkit mulut tambang yang memiliki kapasitas x 18 MW yang mana listrik tersebut digunakan untuk kebutuhan internal PAMA Group. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan mendistribusukan listrik ke berbagai Daerah secara merata. Salah satu bagian yang mengambil peranan penting dalam pendistribusian tersebut adalah pembuatan saluran transmisinya. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan penyaluran energi listrik yaitu melalui saluran transmisi (SUTT) yang direncanakan akan menyalurkan tegangan sebesar 36 kv sepanjang ± 100 km. Sebelum pembangunan saluran transmisi diatas dilakukan, tentu saja harus memperhatikan hal -hal yang mempengaruhi perancangan peralatan tegangan tinggi (transmisi) yang nantinya digunakan dalam proses penyaluran energi listrik misalnya kondisi tanah di lokasi titik-titik tower, jarak antar kawat-kawat (konduktor), pemilihan kawat (konduktor) yang ekonomis, jumlah isolator, perhitungan tegangan tarik andongan dari kawat yang dibentang, pentanahan kaki tower transmisi dan penentuan kawat pelindung petir. Sehingga hasil yang diharapkan dari perencanaan peralatan tegangan tinggi adalah dapat menghasilkan proses penyaluran energi listrik yang efektif dan efisien. 4.. Pengumpulan Data Berikut ini data yang didapatkan setelah melakukan penelitian di PT PAMA dan diperoleh data sebagai berikut: Data-data Sistem a. Data Generator PLTU memiliki unit generator sebagai pembangkit dengan kapasitas 18 MW. Name plate generator : Output yang jelas : 1176 kva Nilai daya : kw Tegangan terukur : 10,5 kv Arus terukur saat ini : A Faktor daya : 0,85 Nilai frekuensi : 50 Hz Kecepatan terukur : 3000 r / menit Tempretur udara udara : 40 Ketinggian : <1000 m Arus eksitasi tanpa beban : A Tegangan eksitasi tanpa beban : 4V 10

11 Nilai arus eksitasi : 30,4 A Nilai tegangan eksitasi : 133,6 V Rasio sirkuit pendek : 0,71 b. Data Transformator Perencanaan jaringan transmisi menggunakan jenis transformator yaitu transformator step up dan step down. Nampe plate transformator step up. Merk : Schneider Tahun : 017 Kapasitas : 5 MVA Frekuensi : 50 Hz Sistem pendingin : ONAN Vektor group : Rating tegangan: 10./150kV Pentanahan : Nampe plate transformator step down. Merk : Schnenider Tahun : 017 Kapasitas : 5 MVA Frekuensi : 50 Hz Sistem pendingin : ONAN Vektor group : Rating tegangan: 150/36 kv Pentanahan : c. Single Line Diagram Gambar 4.1 Single Line Diagram d. Data Denah Dan Lokasi Perencanaan Jaringan Transmisi Gambar 4. Denah dan lokasi Perencanaan Jaringan Transmisi 36 kv Dalam bab ini akan dibahas tentang hal-hal yang perlu direncanakan pada saluran transmisi PT PAMA dengan tegangan kerja yang digunakan sebesar 36 11

12 kv dengan jarak diukur berdasarkan peta total jarak tempuh transmisi adalah 100 km Perhitungan dan analisa A. Perencanaan Menara Jenis menara yang digunakan pada perencanaan ini adalah jenis menara Steel Pole. Tubular Steel Pole merupakan tower listrik yang berbentuk pipa-pipa dengan diameter berbeda yang saling disambung. Gambar 4.3 Menara Transmisi Steel Pole Single Circuit Gambar 4.4 Menara Transmisi Steel Pole Double Circuit B. Jumlah Menara Untuk menentukan berapa jumlah menara yang akan digunakan dalam perencanaan jaringan transmisi menggunakan perhitungan berdasarkan persamaan 3-7 : Diketahui total jarak tempuh saluran transmisi adalah 100 km dan tegangan kerja yang digunakan adalah 36 kv, jarak antar gawang yang digunakan ratarata 100 m. Jadi, jumlah menara yang dibutuhkan adalah : = = 1000 menara C. Konduktor Untuk mengetahui ukuran dan tipe konduktor transmisi terlebih dahulu 1

13 harus mengetahui berapa besar arus yang mengalir. Berdasarkan persamaan 3-8 maka menggunakan rumus : Daya yang dialirkan yang digunakan 5 MVA 0,8 % = kva Rating arus = E. Andongan Simetris Andongan simetris adalah andongan yang jarak dan tinggi menara transmisi sama. Berdasarkan persamaan 3-9 maka perhitungan rumus andongan simetris adalah : Arus yang mengalir pada saluran transmisi sebesar 400 A maka dipilih konduktor AAAC 40 mm. D. Isolator Isolator yang digunakan adalah jenis String Set 70 kn. Dengan 4 piringan isolator. Satu piringan mempunyai kekuatan tegangan 0 kv. Panjang konduktor = 100,13 m Tidak Simetris Andongan tidak simetris adalah andongan yang tinggi menara transmisi berbeda. Berdasarkan persamaan 3-10 maka perhitungan rumus andongan tidak simetris adalah : H = 5 m (beda tinggi) Gambar 4.5 Isolator String set 70 kn Diameter pin isolator 16 mm, jarak rambat minimum 30 mm, tegangan impulse kering nya 100 kv. ( ) 13

14 Panjang konduktor = 110,3 m Perhitungan andongan akibat pengaruh tekanan angin Berdasarkan persamaan 3-11 dan 3-1 maka perhitungan rumus andongan akibat pengaruh tekanan angin adalah : Berat total kawat Andongan Andongan Perhitungan andonan akibat pengaruh temperature Berdasarkan persamaan 3-13, 3-14, 3-15, 3-16 maka perhitungan rumus andongan akibat pengaruh temperature adalah Suhu = F. Analisa Drop Voltage dan Losses Menggunakan Load Flow Analysis pada Etap 1.6 Perhitungan drop voltage dan losses dalam perencanaan jaringan transmisi ini adalah melakukan perhitungan losses dan drop tegangan pada masing masing beban yang ada pada PT PAMA. Adapun bus-bus yang dihitung : 14

15 1. Gardu Mess Pama Asmi. CPP Asmin 3. Gardu Port Paring Lahung 4. GI Desa Buhut 5. GI Bus Pama Top Buhut 6. GI Workshop Top Gambar 4.6 Hasil Runing Losses Single Line Diagram Sistem 36 kv PT PAMA Menggunakan Etap 1.6 Perhitungan losses dan drop tegangan dituangkan dalam bentuk tabel report dari Load Flow Report Manager pada Etap 1.6 untuk mempermudah menentukan nilai dari losses dan drop tegangan. Hasil Runing Load Flow Report Manager (Losses) Analysis Etap 1.6 : Analisa drop voltage dan losses pada beban A Beban A1 Tahanan konduktor stranded Tabel 4.3 Analysis Load Flow 15

16 r k n 0,03663 r1 R (1 k) N 0, (1 0,018315) 4, ,6498 Tahanan stranded konduktor Losses pada beban A1 Berdasarkan persamaan 3-8 dan 3-18 maka perhitungan losses adalah : 1,34 MW 134 kw I 3, 3109 A ,85 5,938 P 3,3109.0,6498 r k n 0, , P 543,3696.0,6498 P 143, 98W r1 R (1 k) N 4,09 (1 0,018315) 0, Drop tegangan pada beban A1 Losses pada beban A Berdasarkan persamaan 3- Berdasarkan persamaan maka perhitungan drop dan 3-18 maka perhitungan tegangan adalah : losses adalah : Vd 1,73.3,3109.,7.(0,07.0,85 0,161.0,5) 1,503 MW 1503kW I 8, A ,85 5,938 Vd 108,8837(0,0595 0,0837) Vd 108,8837.0,143 Vd 15, V 0,01559 % Vd x100 0,04% 36 Beban A P 8, P 174, 067W.0,1594 Drop tegangan pada beban A 16

17 Berdasarkan persamaan 3- Losses pada beban B1 17 maka perhitungan drop Berdasarkan persamaan 3-8 tegangan adalah : dan 3-18 maka perhitungan Vd 1,73.8, ,.(0,07.0,85 0,161.0,5) losses adalah : 0,34 MW 34kW I 4, 407 A Vd 108,0588(0,0595 0,0837) ,85 5,938 Vd 108,0588.0,1496 Vd 16, 1656V 0, % Vd x100 0,04% 36 Analisa drop voltage dan losses pada beban B Beban B1 Tahanan stranded konduktor P 4,407 P 16, 563W.6,47755 Drop tegangan pada beban B1 Berdasarkan persamaan 3-17 maka perhitungan drop tegangan adalah : Vd 1,73.4, (0,07.0,85 0,161.0,5 Vd 341,7647.0,1496 Vd 75, 5041V 0,0755 % Vd x100 0,% 36 Beban B Tahanan stranded konduktor r k n 0, , r1 R (1 k) N (1 0,018315) 10, ,

18 Tahanan stranded konduktor r k n 0, , r1 R (1 k) N (1 0,018315) 108, ,79054 Losses pada beban B Berdasarkan persamaan 3-8 dan 3-18 maka perhitungan losses adalah : 0,935 MW 935kW I 17, 6617 A ,85 5,938 r k n 0, , P 17,6617 P 1806, 37W.5,79054 Drop tegangan pada beban B Berdasarkan persamaan 3-17 maka perhitungan drop tegangan adalah : Vd 1,73.17, (0,07.0,85 0,161.0,5) Vd 180,777.0,1496 Vd 69, 696V 0,69 % Vd x100 0,7% 36 r1 108,0414 R (1 k) (1 0,018315) 5,79054 N 19 Losses pada beban B3 Berdasarkan persamaan 3-8 dan 3-18 maka perhitungan losses adalah :,MW 00 kw I 41, A ,85 5,938 P 41,55805 P 10000, 6767W.5,79054 Drop tegangan pada beban B3 Beban B3 18

19 Berdasarkan persamaan 3-17 maka perhitungan drop tegangan adalah : Vd 1,73.41, (0,07.0,85 0,161.0,5) Vd 441,8301.0,1496 Vd 634, 5778V 0,634 % Vd x100 1,76% 36 Analisa drop voltage dan losses pada beban C Beban C Tahanan stranded konduktor Berdasarkan persamaan 3-8 dan 3-18 maka perhitungan losses adalah :,15MW 15 kw I 41, 8414 A ,85 5,938 P 41,8414 P 11340, 65W.6,47755 Drop tegangan pada beban B1 Berdasarkan persamaan 3-17 maka perhitungan drop tegangan adalah : Vd 1,73.41, (0,07.0,85 0,161.0,5) Vd ,1496 Vd 714, 7067V 0,7147 % Vd x100 1,98% 36 r k n 0, , r 10,8599 (SUTT) PT PAMA dengan sistem 1 R (1 k) (1 0,018315) 6,47755 N 19 penyaluran listrik dengan tegangan Losses pada beban B1 19 V. Kesimpulan 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perencanaan saluran udara tegangan tinggi pada PT PAMA dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Saluran Udara Tegangan Tinggi 36 kv melalui kawat hantaran udara direntang diatas tiang konstruksi.

20 . Konstruksi tiang yang dipakai adalah jenis tiang steel pole panjang tiang rata-rata 17 m dan jarak antar tiang rata-rata 100 m. 3. Jenis kawat penghantar yang digunakan adalah kawat konduktor jenis AAAC dengan penampang 40 mm, dengan kuat hantar Arus 510 Ampere. 4. Andongan yang timbul pada tiang sama tinggi 1,3 cm, andongan yang timbul pada tiang beda tinggi 103 cm, andongan yang timbul akibat pengaruh tekanan angin 7 cm. 5. Drop tegangan maksimal 1,98% 5. Saran dan losess pada saluran sebesar 11340,65 W. Mengingat terbatasnya waktu dan biaya yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menyarankan kepada pembaca yang berminat dalam hal ini : 1. Dalam perencanaan ini dapat dilanjutkan untuk pembangunan merencanakan trafo distribusi, jaringan tegangan rendah yang akan diperlukan untuk melayani pada calon konsumen dalam jangka waktu jangka panjang ( ± 30 tahun). Karena masalah pemadaman atau gangguan listrik umumnya terjadi pada jaringan, maka diharapkan saat setiap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan SOP dan waktu yang telah dijadwalkan dengan berkodinasi kepada pengawas lapangan guna untuk menghindari lamanya pemadaman dan kecelakaan kerja. Daftar Pustaka 1. Arfita Yuana Dewi Rachman, Fauzan (01), jurnal skripsi : Perencanaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 0 kv.. Widen Lukmantono, Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng (006), jurnal skripsi: Studi Perencanaan Saluran Transmisi 150 Kv Bambe Incomer. 3. Fery Fivaldi, Ir. Yani Ridal, MT, Ir. Cahayahati, M.T, (014) jurnal skripsi : Perencanaan Saluran Udara Transmisi Tegangan Tinggi Aplikasi Tanjung Jabung - Sabak Jambi. 4. Hari Anna Lastya, (016), jurnal skripsi : Analisa Pengaruh Eksternal Dan Internal Terhadap Andongan Dan Tegangan Tarik Pada Saluran Transmisi 150 Kv. 5. DR. A. Arismunandar, DR. S. Kuwahara, (004), buku : Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II. 6. &Twisted.pdf 0

21 Biodata penulis Nama lengkap AL QADRI Lahir di Bukittinggi, Tempat tinggal di Alai Barat No 08 Padang Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN 4 korong gadang pada tahun 000. sampai 006, kemudian melanjutkan ke Sekolah menengah pertama di SMP 8 Padang pada tahun 006 sampai 009, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah kejuruan di SMKN 8 Padang pada tahun 009 sampai 01, kemudian melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi di Universitas Bung Hatta Padang Pada tahu 013 sampai 017 dengan jurusan Teknik Elektro. 1

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009 DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009 Tegangan listrik Tegangan atau beda potensial antara dua titik, adalah usaha yang dibutuhkan untuk membawa muatan satu coulomb dari

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI Fery Fivaldi 1, Ir. Yani Ridal, MT, Ir, Cahayahati, M.T 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER Widen Lukmantono NRP 2209105033 Dosen Pembimbing Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir.Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik)

Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik) Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik) Oleh : Kelompok 11 Joko Pramono Montario Chandra Buwono Zamrudi Secara Umum Terdiri dari : Sistem Tenaga Listrik 1. Pusat Pembangkit Listrik

Lebih terperinci

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

Bab 4 SALURAN TRANSMISI Bab 4 SALURAN TRANSMISI TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI Bab 3 SALURAN TRANSMISI TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH

Lebih terperinci

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI Bab 3 SALURAN TRANSMISI TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH

Lebih terperinci

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh : MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Pramudya Nur Perdana 1 ; Bambang Winardi, S.T., M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro ISSN

Jurnal Teknik Elektro ISSN STUDI ANALISIS PERBANDINGAN RUGI DAYA PADA TITIK SAMBUNG PIERCHING CONNECTOR DENGAN LINE TAP CONNECTOR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH 220 V DI PT. PLN (PERSERO) RAYON LAMONGAN Ulul Ilmi *), Arief Budi Laksono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)

Lebih terperinci

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV (Desa Pauh Kec. Bonai Darussalam Kab. Rokan Hulu Prov. Riau) Hengki Pradinata 1 *, Ir. Ija Darmana, M.T. 1,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2 Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 286 9479 STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 2 KV Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2 1,2 Program Studi

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2 ISSN : 286 9479 STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 2 KV Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu

Lebih terperinci

OLEH: AHMAD PTE (S1)

OLEH: AHMAD PTE (S1) TUGAS PERALATAN SISTEM TENAGA LISTRIK Jenis-Jenis Tiang dan Penopang pada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 0 kv OLEH: AHMAD 050404 PTE (S) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Hendra Rudianto (5113131020) Pryo Utomo (5113131035) Sapridahani Harahap (5113131037) Taruna Iswara (5113131038) Teddy Firmansyah (5113131040) Oleh : Kelompok

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Tenaga Listrik : Sekumpulan Pusat Listrik dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 1 BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik ke konsumen (beban), merupakan hal penting untuk

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI Nama kelompok 1 : Ridho ilham 2016330024 Romi eprisal 2015330008 Yuri ramado 2015330005 Rawindra 2015330007 A. KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI Sistem penyaluran tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

Lebih terperinci

Oleh : Arfita Yuana Dewi Rachman 1), Fauzan 2)

Oleh : Arfita Yuana Dewi Rachman 1), Fauzan 2) PERENCANAAN SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 kv PADA KOMLEK PERKEBUNAN AMP ( Agra Masang Perkasa ) Bawan Lubuk Basung Oleh : Arfita Yuana Dewi Rachman 1), Fauzan 2) 1) Dosen Teknik Elektro, 2)

Lebih terperinci

No Kode :../Profesional/ / /2018

No Kode :../Profesional/ / /2018 No Kode :../Profesional/ / /2018 MODUL 4 KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH Penulis: 1. Drs. Hambali, M.Kes 2.Rahmat Hidayat, M.PdT PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PENEMPATAN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) TERHADAP BEBAN (Aplikasi: Bandara Internasional Minang Kabau)

ANALISIS DAMPAK PENEMPATAN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) TERHADAP BEBAN (Aplikasi: Bandara Internasional Minang Kabau) NLISIS DMPK PENEMPTN LT PENGUKUR DN PEMBTS (PP) TERHDP BEBN (plikasi: Bandara Internasional Minang Kabau) Yayan Syarwi 1, Yani Ridal 1, Cahayahati 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir Skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi literatur, yaitu langkah pertaman yang

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN

Lebih terperinci

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks Sistem Tenaga Listrik 4 sks TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA

ANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA ANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA LAPORAN AKHIR Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI GI INDUSTRI GI MANGGAR SARI GI KARANG JOANG PADA SISTEM MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

ANALISIS HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI GI INDUSTRI GI MANGGAR SARI GI KARANG JOANG PADA SISTEM MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR ANALISIS HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI GI INDUSTRI GI MANGGAR SARI GI KARANG JOANG PADA SISTEM MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum 4.1.1 Profil Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 07

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Rujukan penelitian yang pernah dilakukan untuk mendukung penulisan tugas akhir ini antara lain: 1. (Arif Putra Utama, 2014) melakukan penilitian

Lebih terperinci

Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik)

Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik) MAKALAH Teknik Tenaga Listrik Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik) Disusun oleh : Kelompok 11 Joko Pramono 0806366005 Montario Candra Buwono 0806366094 Zamrudi 0806366535 Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU Muhammad Radil, Riad Syech, Sugianto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Daya Listrik Bertegangan 150 KV dan Berkapasitas 35 MVA di Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur

Perancangan Sistem Transmisi Daya Listrik Bertegangan 150 KV dan Berkapasitas 35 MVA di Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Oktober 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.4 Perancangan Sistem Transmisi Daya Listrik Bertegangan 150 KV dan Berkapasitas 35 MVA

Lebih terperinci

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 29-36

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 29-36 P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 29-36 ANALISIS KERUGIAN DAYA PADA SALURAN

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA Bayu Pradana Putra Purba, Eddy Warman Konsentrasi

Lebih terperinci

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI

PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI Tedy Ferdian 1, Yosafat Aji Pranata 2, Ronald Simatupang 3 1 Alumnus Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha 2, 3 Dosen

Lebih terperinci

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 0 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI Erhaneli (1), Aldi Riski () (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro () Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014 DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PENYULANG MERAK PT. PLN RAYON KENTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6

ANALISA RUGI-RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PENYULANG MERAK PT. PLN RAYON KENTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6 ANALISA RUGI-RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PENYULANG MERAK PT. PLN RAYON KENTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6 Laporan Akhir Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

KOKO SURYONO D

KOKO SURYONO D ANALISIS DROP TEGANGAN SALURAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG WONOGIRI 8 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY 42 UNIT 4 PERBAIKAN UNJUK KERJA SALURAN DENGAN SISTEM INTERKONEKSI A. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi switch pada jaringan interkoneksi b. Mengetahui setting generator dan interkoneksinya dengan

Lebih terperinci

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN Analisis Jatuh Pada Penyulang 20 kv Berdasarkan pada Perubahan Beban (Studi Kasus Penyulang Penfui dan Penyulang Oebobo PT. PLN Persero Rayon Kupang) Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla, Rendi A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang A II ITEM ALUAN TANMII ( 2.1 Umum ecara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui

Lebih terperinci

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000 ABSTRAK Salah satu teknik untuk memperbaiki jatuh tegangan adalah dengan pemasangan (DG) Distributed Generation. Salah satu teknologi Distributed Generation yang ada di Bali adalah PLTS Kubu Karangasem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DESKRIPSI SISTEM TENAGA LISTRIK Energi listrik dari tempat dibangkitkan hingga sampai kepada pelanggan memerlukan jaringan penghubung yang biasa disebut jaringan transmisi atau

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik sangatlah besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal 17-26 PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Di PT PLN (PERSERO) AREA BANGKA Lisma [1], Yusro Hakimah [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung

Lebih terperinci

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Sistem Distibusi Tenaga Listrik Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II 10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI Oleh Senando Rangga Pitoy NIM : 12 023 030 Dosen Pembimbing Deitje Pongoh, ST. M.pd NIP. 19641216 199103 2 001 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI AKIBAT KETIDAKEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARU NETRAL DAN LOE PADA TRANFORMATOR DITRIBUI Moh. Dahlan 1 email : dahlan_kds@yahoo.com surat_dahlan@yahoo.com IN : 1979-6870 ABTRAK Ketidakseimbangan beban pada

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN TUGAS AKHIR - RE 1599 STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN ARIMBI DINAR DEWITA NRP 2202 109 044 Dosen Pembimbing Ir.Soedibyo, MMT. I Gusti Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET

BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET SUTET atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi merupakan media pendistribusian listrik oleh PLN berupa kabel dengan tegangan listriknya dinaikkan hingga mencapai 500kV

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA CARA PERAWATAN DAN PENGAMANAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) DI PT PLN (PERSERO) APP CAWANG Disusun Oleh : Mochamad Matiji (14411528) JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

2. PERSYARATAN PESERTA

2. PERSYARATAN PESERTA BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN (PDKB) TT/TET : JUNIOR ENGINEER PELAKSANA PDKB TT/TET

Lebih terperinci

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan peralatan dan komponen - komponen listrik, seperti generator,

Lebih terperinci

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6 Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6 Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan terdapat jatuh tegangan (voltage drop) yang besarnya sebanding dengan panjang saluran. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR 3.1 Konsep Dasar Sistem Tenaga Listrik Suatu system tenaga listrik secara sederhana terdiri atas : - Sistem pembangkit -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir akhir ini di PT. PLN (Persero) RAYON RATAHAN seringkali di dapati gangguan atau pemadaman yang tidak direncanakan yang membuat lampu sering padam kebanyakan penyebabnya

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN UMUM [1] Suatu sistem tenaga listrik yang lengkap mengandung empat unsur Pertama, pembangkit tenaga listrik. Kedua, transmisi, lengkap dengan gardu induk. Karena

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT.

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci