BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang menjelaskan adanya hubungan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajer (agen). Teori keagenan ini terkadang menimbulkan masalah, hal tersebut dapat terjadi karena para pelaku yang terlibat dalam hubungan ini memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan masing-masing berusaha untuk memenuhi kepentingannya sendiri, sehingga permasalahan tersebut menimbulkan terjadinya konflik kepentingan. Pemegang saham memiliki kepentingan untuk memperoleh tingkat pengembalian atas investasinya dalam bentuk dividen dengan jumlah yang besar secepat mungkin, sedangkan manajer selaku pengelola perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan kompensasi dan bonus atas kinerjanya sebesar mungkin. Pemilik perusahaan menilai kinerja manajer dalam menghasilkan laba melalui laporan keuangan yang dibuat oleh manajer, sebaliknya manajer berusaha memenuhi tuntutan pemegang saham dengan mengahasilkan laba yang tinggi sehingga bisa memperoleh kompensasi yang diinginkan. Pada kenyataannya, laporan keuangan yang dibuat oleh manajer tidak selamanya menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal tersebut dilakukan oleh manajer agar tujuannya mendapatkan kompensasi bisa tercapai. Guna 12

2 mencegah segala bentuk kecurangan maupun kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus diperiksa oleh auditor eksternal. Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh auditor eksternal diharapkan dapat dijadikan dasar dalam mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Mekanisme kelembagaan antara auditor dan manajer sering menimbulkan masalah keagenan (Gavious, 2007). Pada satu sisi manajer menunjuk auditor untuk melakukan audit, namun di sisi lain manajer membayar jasa audit yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk. Pada akhirnya mekanisme kelembagaan tersebut membuat auditor bergantung kepada kliennya dan akan berdampak pada independensi yang dimiliki oleh auditor (Indra, 2014). Lebih lanjut lagi Indra (2014) mengungkapkan bahwa auditor dituntut untuk memenuhi keinginan klien demi menjaga perikatan antara auditor dengan klien di masa mendatang. Keadaan seperti inilah yang nantinya akan menimbulkan konflik kepentingan dalam diri auditor tersebut Pendekatan Kontinjensi Menurut Harjanto (2014), teori kontinjensi menyatakan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen yang dapat diterapkan secara universal yang bisa digunakan oleh semua organisasi dalam berbagai situasi. Keefektifan penerapan sebuah sistem bergantung kepada kesesuaian antara sistem tersebut dengan lingkungan dimana sistem tersebut diterapkan dan sistem akuntansi yang tepat tergantung pada keadaan khusus dimana organisasi tersebut berada (Otley, 1980). Prinsip akuntansi manajemen akan 13

3 selalu berusaha untuk mengadopsi sistemnya untuk lebih berguna dalam kondisi tertentu, dikarenakan usaha untuk mengidentifikasi variabel kontinjensi yang paling penting dan menduga efeknya terhadap desain sistem pengendalian sangat diperlukan (Purwati dan Siti, 2006). Purwati dan Siti, 2006 lebih lanjut beranggapan bahwa sistem akuntansi manajemen tergantung pada faktor-faktor situasional yang ada dalam setiap keadaan. Penelitian-penelitian akuntansi manajemen, pendekatan kontinjensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem pengendalian manajemen lebih efektif. Desain sistem pengendalian dan perencanaan adalah keadaan khusus yang tidak ada ketentuan umum mengenai apa yang seharusnya dilakukan dalam situasi khusus tersebut dan ada ketidakpastian atau kontinjensi (contingency) dari aktivitas dan teknik yang membangun sistem pengendalian dan sistem perencanaan suatu organisasi. Pendekatan kontijensi memberi dukungan perlunya memfokuskan pada perubahan. Tidak ada satu aturan hukum yang memberi solusi terbaik untuk setiap waktu, tempat semua orang atau situasi. Pendekatan universal ini muncul sebagai akibat dari adanya perkembangan dalam pendekatan manajemen ilmiah, yang memiliki tujuan untuk mencari formulasi terbaik dalam proses produksi suatu perusahaan. Sebuah sistem pengendalian manajemen pada kenyataannya juga dapat diaplikasikan untuk beberapa perusahaan yang mempunyai karakteristik dan skala usaha yang hampir sama. Berangkat dari kenyataan itu Purwati dan Siti (2006) mengatakan, maka sebuah teori kontinjensi dalam pengendalian manajemen terletak di antara dua ekstrim. 14

4 1) Berdasarkan teori kontinjensi maka pengendalian manajemen akan bersifat situation specific model atau sebuah model pengendalian yang tepat akan sangat dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi. 2) Adanya kenyataan bahwa sebuah sistem pengendalian manajemen masih dapat digeneralisir untuk dapat diterapkan pada beberapa perusahaan yang berbedabeda. Beberapa penelitian sebelumnya mengidentifikasikan hasil yang saling bertentangan mengenai hubungan antara independensi dan akuntabilitas dengan kualitas audit. Penelitian lainnya menunjukan hasil yang tidak konsisten antara satu dengan yang lainnya maka dapat digunakan pendekatan kontijensi untuk merekonsiliasi perbedaan dari penelitian tersebut (Govindarajan, 1986). Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya pendekatan variabel-variabel yang dapat bertindak sebagai faktor pemoderasi yang mempengaruhi hubungan antara independensi dan akuntabilitas terhadap kualitas audit. Penelitian ini disiplin kerja akan digunakan sebagai pemoderasi dalam faktor kontinjensi Kualitas Audit Menurut Enofe et al. (2013), audit adalah pemeriksaan audit independen atas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah dipersiapkan oleh manajemen perusahaan. Proses pemeriksaan tersebut mengungkapkan pendapat profesional apakah laporan keuangan menunjukkan pandangan yang benar dan adil dari posisi perusahaan 15

5 di akhir masa periode keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan profesional yang relevan. Menurut DeAngelo (1981) bahwa kualitas audit terdiri dari dua komponen hal tersebut juga digunakan oleh AAA Financial Accounting Standard Committee, 2000 yaitu: mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) auditor akan menemukan pelanggaran tergantung pada kompetensi auditor dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien tergantung pada independensi auditor, oleh karena itu kualitas audit yang baik harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi. Ini bertujuan agar pihak auditor bisa mengontrol saat pertama kali pelaksanaan audit, kemudian memberikan hasil yang memadai terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Penurunan kualitas audit dimasa singkat dikarenakan kurangnya kompetensi atau hilangnya independensi, sementara kehilangan kualitas dalam audit masa yang panjang kemungkinan besar karena hilangnya independensi. Hay dan Knechel (2010) serta dikutip oleh Idowu dan Gabriel (2013), audit bisa dikategorikan sebagai jenis kepercayaan yang baik dikarenakan auditor menambah kredibilitas perusahaan laporan keuangan dengan mengungkapkan pendapat tentang representasi yang benar dan adil, tetapi hanya sejauh pengguna laporan keuangan menganggap bahwa pendapat itu berharga. Kesimpulannya pengertian kualitas audit dalam penelitian ini adalah suatu posisi kejadian-kejadian yang dialami seorang auditor yang menemukan dan melaporkan ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan dengan standar yang berlaku. 16

6 2.1.4 Independensi Independensi dilihat dari sudut pandangnya memiliki pengertian yang berbedabeda akan tetapi memiliki intisari yang sama yaitu tidak memiliki sikap memihak. Independensi merupakan ukuran kredibilitas pendapat yang diberikan oleh auditor. Poin penting dalam independensi yaitu tidak mementingkan diri sendiri dan bertentangan dengan objektivitas dan integritas (Mulyadi, 2002). 1) Objektivitas yaitu sikap yang adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. 2) Integritas yaitu bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Independensi menurut Arens et al. (2008:111) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Tiga aspek independensi terdiri dari (Halim, 2008:50). 1) Independen dalam fakta (independent in fact) bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit. 2) Independensi dalam penampilan (independen in appearance) adalah hasil dari interprestasi lain atas independensi ini. 17

7 3) Independensi dari sudut keahlian (independence in competence) yaitu independen yang berkaitan dengan kompetensi atau kemampuan yang dimiliki auditor dalam melaksanakan serta menyelesaikan tugasnya. Penelitian yang dilakukan oleh (Lavin, 1976) dalam Alim, dkk. (2007) menjelaskan lebih mendalam konsep independensi dalam hal hubungan antara klien dan auditor melalui pengamatan pihak ketiga. Banyaknya penelitian mengenai independensi menunjukkan bahwa variabel independensi merupakan variabel penting bagi auditor untuk mejalankan profesinya. Sikap independen dapat mendukung auditor dalam mengumpulkan bukti sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Independesi merupakan cerminan bahwa auditor tersebut memang memiliki kualitas dalam dirinya, hal tersebut melekat pada individu auditor. Auditor menunjukan independensinya untuk kredibilitas dalam pendapatnya Akuntabilitas Akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya (Supardi dan Mutakin, 2007). Lingkungan disini maksudnya adalah lingkungan atau tempat seseorang melakukan aktivitas atau pekerjaannya yang dapat mempengaruhi keadaan di sekitarnya. Peran dan tanggungjawab auditor diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh IAI ataupun Statement on Auditing Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board (ASB), adalah sebagai berikut. 18

8 1) Tanggungjawab mendeteksi dan melaporkan kecurangan (fraud), kekeliruan, dan ketidakberesan (SPAP Seksi 316). 2) Tanggungjawab mempertahankan sikap independensi dan menghindari konflik (SPAP Seksi 220). 3) Tanggungjawab mengkomunikasikan informasi yang berguna tentang sifat dan hasil proses audit (SPAP Seksi 341). 4) Tanggungjawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien (SPAP Seksi 317). Akuntabilitas pada penelitian Singgih dan Icuk (2010) mengukur akuntabilitas dengan tiga faktor yaitu. 1) Motivasi, merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Terkait dengan akuntabilitas, seseorang dengan akuntabilitas tinggi akan memiliki motivasi yang tinggi pula dalam mengerjakan sesuatu. 2) Pengabdian pada profesi, dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki, serta keteguhan untuk tetap melaksanakan suatu pekerjaan. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Totalitas inilah yang menjadi tanggung jawab dan komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, kemudian baru materi. 3) Kewajiban sosial, merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh, baik oleh masyarakat maupun profesional karena 19

9 adanya pekerjaan tersebut. Jika auditor menyadari betapa besar perannya, maka ia akan memiliki keyakinan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan penuh tanggungjawab, sehingga ia merasa berkewajiban untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan juga profesinya. Menurut Mardisar dan Sari (2007), seseorang dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh supervisor/ manajer/ pimpinan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki akuntabilitas rendah. Auditor wajib memiliki kecermatan serta seksama dalam memeriksa laporan keuangan maka dari itu perlunya akuntabilitas (tanggungjawab) yang dimiliki auditor bertujuan untuk mewajibkan auditor agar cermat dan seksama agar hasil yang dibuat bisa dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan Disiplin Kerja Hasibuan (2011) menyebutkan bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan sadar akan tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Menerima sangsi atau hukuman jika melanggar tugas dan wewenang adalah salah satu cara meningkatkan kesadaran dalam diri seseorang. Memiliki sikap disiplin bermanfaat mendidik auditor untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, 20

10 sehingga menghasilkan kinerja yang baik, dan berdampak terhadap reputasi organisasi yang disiplin pegawainya tinggi. Menurut Terry (1993), disiplin merupakan alat penggerak karyawan. Pekerjaan dapat berjalan dengan lancar apabila kedisiplinan mampu diperlihatkan oleh semua karyawan. Tanggapan Terry kurang setuju jika disiplin hanya dihubungkan dengan halhal yang kurang menyenangkan (hukuman), karena sebenarnya hukuman merupakan alat paling akhir untuk menegakkan disiplin. Disiplin dalam arti sempit, biasanya dihubungkan dengan hukuman. Padahal sebenarnya menghukum seorang karyawan hanya merupakan sebagian dan persoalan disiplin. Kejadiaan penghukuman jarang terjadi bilamana usaha-usaha pendekatan secara konstruktif mengalami kegagalan (Reza, 2014). Tingkat disiplin kerja di setiap individu pasti memiliki perbedaan dan setiap individu pasti pernah melakukan kesalahan dalam penugasannya baik itu sengaja maupun tidak. Salah satu penyebab kesalahan terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada sehingga terjadi tindakan indisipliner. Tindakan indisipliner sebaiknya dilakukan apabila upaya pendidikan yang diberikan telah gagal. Sanksi indisipliner mengarahkan ke sanksi moral yang bertujuan untuk memperbaiki perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti, harus dilakukan secara adil dan bijaksana. Pemberian orientasi atau pembekalan kepada pegawai akan peraturan yang harus ditaati meminimalisir kesalahan yang terjadi, sebab tidak ada manusia yang sempurna (Wicaksana, 2015). Perlunya penerapan disiplin yang berasal 21

11 dari akar kata disciple yang berarti belajar, dalam hal ini setiap individu diarahkan untuk melatih diri dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya ketaatan peraturan harus segera diatasi dan dilakukan oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi. Melemahnya disiplin kerja dalam organisasi akan secara langsung memengaruhi moral pegawai maupun terhadap pelayanan yang diberikan. Penurunan tersebut akan memengaruhi independensi, akuntabilitas auditor, dan bahkan kinerja dari auditor yang berdampak pada kualitas audit. Kehilangan disiplin pada kinerja auditor juga akan menghilangkan kepercayaan publik. 2.2 Hipotesis Penelitian Pengaruh Independensi Auditor pada Kualitas Audit Bagi Akuntan Publik, independensi artinya tidak mudah dipengaruhi karena melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum yang disebutkan dalam Standar Auditing Seksi 220 (SPAP, 2011) (Yunita dan Leny, 2014). Independensi juga tindakan kejujuran dalam diri auditor yang mempertimbangkan fakta dan pertimbangan yang objektif yang tidak memihak dalam memberikan pendapat dan merumuskannya, maka hasil audit akan sesuai dengan fakta dan tanpa adanya pengaruh dari luar (Mulyadi, 2002:26). Penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mendukung kualitas audit adalah adanya independensi dalam diri auditor. Christiawan (2002) juga mengungkapkan jika independensi hilang dari 22

12 dalam auditor maka hasil laporan keuangan yang diaudit akan sama saja dengan laporan keuangan yang tidak diaudit. Memperhatikan kualitas yang dihasilkan sangat penting bagi auditor dan harus selalu dijaga agar pihak-pihak berkepentingan mempercayai dan yakin akan kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian Wiratama dan Budiartha (2015), Agustin (2013), Singgih dan Icuk (2010), Tepalagul and Ling (2015), Francis (2004), dan Ardini (2010) memiliki hasil penelitian yang sama yaitu independensi berpengaruh positif pada kualitas audit. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu: H1: Independensi auditor berpengaruh positif pada kualitas audit Pengaruh Akuntabilitas Auditor pada Kualitas Audit Singgih dan Icuk (2010) menyatakan bahwa akuntabilitas auditor yang terdiri dari motivasi, pengabdian pada profesi, dan kewajiban sosial memiliki hubungan positif dengan kualitas audit. Umumnya motivasi dalam diri seseorang merupakan dorongan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, pengabdian kepada profesi adalah komitmen seseorang agar tetap profesioanal dan bertanggungjawab akan kewajibannya, serta kewajiban sosial merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesional karena pekerjaan tersebut (Harjanto, 2014). Mardisar dan Sari (2007) menyebutkan tanggungjawab (akuntabilitas) auditor dalam melaksanakan audit akan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Lebih 23

13 lanjut lagi Mardisar dan Sari menyatakan bahwa seseorang dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh supervisor/manajer/pimpinan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki akuntabilitas rendah. Standar audit mengatakan auditor independen harus melaksanakan tugasnya dengan cermat dan seksama. Menurut Ardini (2010), kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggungjawab setiap petugas audit yang bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik. Kecermatan dan keseksamaan merupakan tanggungjawab setiap auditor kepada klien, rekan seprofesi, dan tanggungjawab terhadap praktik lain. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kennedy (1993), Cloyd (1997) dan Mardisar dan Sari (2007) dalam pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil kerja auditor disimpulkan bahwa akuntabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit serta diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Icuk (2010) serta Wiratama dan Budiartha (2015) yang menyatakan akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H2: Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 24

14 2.2.3 Disiplin Kerja Auditor Memoderasi Pengaruh Independensi pada Kualitas Audit Independensi Akuntan Publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi Akuntan Publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Apabila seorang Akuntan Publik diketahui kehilangan independensi maka dalam penilaiannya terhadap opini yang diberikan atas laporan keuangan tidak akan memberikan tambahan kegunaan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993). Independensi merupakan kode etik yang harus dimiliki oleh setiap auditor, maka setiap KAP yang memiliki auditor dengan disiplin yang tinggi akan kepatuhan terhadap kode etik Akuntan Publik cenderung tidak mudah dipengaruhi oleh pihak lain (independensi). Hal ini diperkuat pada pernyataan Rivai (2004) yaitu disiplin kerja adalah suatu alat untuk merubah sikap seseorang agar bisa mentaati, menghormati peraturan-peraturan yang berlaku, serta mengingatkan pegawai akan rambu-rambu organisasi. Penelitian yang dilakukan Silalahi dan khaira (2014), mengatakan disiplin kerja sangat berhubungan dengan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan dengan efektif dan efisien dengan didasarkan pada keinginan yang kuat dalam arti penuh dedikasi dan tanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Auditor yang memiliki disiplin yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik, itu dikarenakan auditor mampu menyelesaikan audit secara tepat waktu, kepatuhan terhadap peraturan serta ketelitian dalam proses audit mampu ia kerjakan dengan baik. 25

15 Hasil kinerja yang dilakukan oleh auditor secara tidak langsung akan menentukan kualitas audit yang dihasilkan. Ketaatan seorang auditor akan norma-norma atau kode etik Akuntan Publik yang berlaku di perusahaan menimbulkan pandangan bahwa auditor tersebut memiliki independensi yang kuat. Kuatnya independensi auditor akan memperkuat kualitas audit yang dihasilkan. Pengertian di atas diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofie (2014), Ardini (2010), dan Carcello dan Nagy (2004) yang mendapatkan hasil bahwa independensi berpengaruh positif pada kualitas audit. Maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu. H3: Disiplin kerja auditor memperkuat pengaruh independensi auditor pada kualitas audit Disiplin Kerja Auditor Memoderasi Pengaruh Akuntabilitas pada Kualitas Audit Kepribadian yang dimiliki seseorang tentunya berbeda-beda itu juga akan membedakan kemampuan dan pengetahuan seorang auditor. Hal tersebut didukung dengan adannya penelitian dari Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007), perbedaan pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Tingkat penyelesaian perkerjaan seorang auditor bergantung pada tanggungjawab yang dimiliki. Akuntabilitas merupakan bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya (Tetclock, 1987). Rasa tanggungjawab atau akuntabilitas merupakan 26

16 suatu keadaan yang dirasakan oleh auditor bahwa pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur dan standar Akuntan Publik sehingga dapat dipertanggungjawabkan mengenai kesimpulan yang dibuat untuk pihak-pihak yang berkepentingan baik langsung maupun tidak langsung. Auditor dituntut untuk mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya dengan cara menjaga dan mempertahankan akuntabilitas (Reni, 2014). Kesepakatan yang dibuat dalam penyelesaian audit laporan keuangan tidak lepas dari beban atau tekanan waktu yang dipikul oleh seorang auditor. Auditor harus menyelesaikan pekerjaan auditnya sesuai dengan kesepakatan. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan serta auditor dituntut untuk menjadi disiplin. Penilitian Bustami (2013) menyatakan bahwa akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit serta didukung dengan adanya penilitian dari Wiratama dan Budiatha (2015) yang menunjukan hal yang sama. Merujuk pada beberapa penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja dapat meningkatkan pengaruh akuntabilitas pada kualitas audit. Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan hipotesis: H4: Disiplin kerja auditor memperkuat pengaruh akuntabilitas auditor pada kualitas audit. 27

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan (principal) dan manajer (agent). Menurut Einsenhardt (1989) teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan (principal) dan manajer (agent). Menurut Einsenhardt (1989) teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu diperlukan pihak ketiga (akuntan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). tanggungjawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). tanggungjawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mazsalah Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat kehandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor adalah pihak yang diyakini berperan sangat penting dalam bidang yang terkait dengan keuangan. Auditor bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya persaingan yang terjadi antar entitas dalam berbagai sektor industri. Entitas bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan suatu perusahaan, setiap perusahaan ingin terlihat baik dari perusahaan lain. Laporan keungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen & Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama dalam Era Globalisasi saat ini, membuat persaingan para pebisnis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan. Jasa akuntan publik sering digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai kinerja auditor yang dapat dijadikan sebagai referensi peneliti dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Agensi (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan mengenai hubungan agensi dengan menggunakan metamorfosa dari sebuah kontrak. Agensi teori bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang sahamnya diperdagangakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing Mulyadi (2011: 9) mengartikan auditing sebagai suatu proses sistematik untuk memeroleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak keselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga perusahaan harus semakin

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang 1 BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan di dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: Legal Framework Akuntan > Prinsip Etika Akuntan KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Pemberlakuan dan Komposisi Pendahuluan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak, BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, dan seiring dengan berkembangnya ekonomi di suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin kompleks khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan informasi yang menyesatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Audit dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang mendasari hubungan atau kontak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2002). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Profesionalisme Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak memihak terhadap informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan global. Bersamaan dengan kemampuan mereka menciptakan dan menawarkan seluruh rentang instrument

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang berguna dalam pengambilan keputusan untuk penggunanya. Sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal dari pemilik tetapi modal dari masyarakat. Perusahaan yang membutuhkan modal dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada kepercayaan publik. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan bisnis saat ini telah menciptakan suatu kompetisi antar perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi yang dapat bertahan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Audit 2.1.1 Pengertian Kualitas Audit Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan kualitas sebagai kemungkinan dimana or akan menemukan dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya usaha-usaha dalam berbagai bidang menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Manajemen perusahaan bersaing merebut perhatian para investor agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada perusahaan go public yang harus memberikan informasi berupa laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi seorang akuntan publik merupakan salah satu profesi kepercayaan bagi para pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah kreditor, investor, pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mewujudkan perekonomian yang modern, para pimpinan atau manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan evaluasi data serta informasi yang diperlukan guna mengurangi ketidaksesuaian informasi antara manajer dan pemegang saham,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas, BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor eksternal adalah seorang profesional auditor yang melakukan audit pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan Membutuhkan Kajian Teori Sebagai Berikut: 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency Theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi yang berlandaskan kepercayaan dari masyarakat yang berperan penting dalam melakukan audit laporan keuangan suatu organisasi.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : DHITA MILASARI B

Disusun Oleh : DHITA MILASARI B PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa kasus keuangan yang terjadi di perusahaan besar baik di dalam maupun diluar negeri manjadikan kualitas audit untuk tetap diperhatikan. Kasus Enron

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan global. Keberadaan dan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL Piagam Audit Internal 1 I. Dasar Pembentukan Dasar pembentukan Piagam Audit Internal berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.56/POJK.04/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha semakin meningkat seiring dengan kompleksnya jenis industri. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu manajer dengan pemilik modal dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang unik. Auditor dibayar oleh klien (perusahaan) tetapi bertanggung jawab pada publik khususnya pengguna laporan keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Informasi akuntansi tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang auditor disamping memiliki pemahaman mengenai akutansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Audit 2.1.1.1 Pengertian Audit Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut: Auditing is accumulation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak yang berkepentingan akan laporan keuangan yaitu menyajikan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing Seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah, Kode Etik Akuntan merupakan salah satu faktor penting dalam profesi akuntan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik dianggap sangat penting karena fungsi dari profesi akuntan publik adalah untuk memberikan keyakinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan untuk pemakai informasi keuangan. Berkembangnya profesi akuntan publik di suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori Agensi (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan konflik yang terjadi antara pihak manajemen perusahaan selaku agen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan dapat melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat

Lebih terperinci

BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar

BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE 2.1. Kualitas Audit Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Audit secara umum memiliki unsur penting yang diuraikan Mulyadi (2009:9) yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh para pengelola perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak STANDAR AUDITING DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak Standar Profesional Akuntan Publik merupakan standar auditing yang menjadi kriteria atau pedoman kerja minimum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Dasar Teori Teori Agensi (Agency Theory) Agency teory (teori keagenan) membahas mengenai perbedaan kepentingan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Dasar Teori Teori Agensi (Agency Theory) Agency teory (teori keagenan) membahas mengenai perbedaan kepentingan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Agency teory (teori keagenan) membahas mengenai perbedaan kepentingan yang dapat muncul antara principal dan agent (Putra Astika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa akuntan publik yang diberikan bagi pemakai informasi keuangan dalam suatu perusahaan. Dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

Lebih terperinci