PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RASIO KEUANGAN DAN CASH POSITION TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RASIO KEUANGAN DAN CASH POSITION TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN"

Transkripsi

1 PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RASIO KEUANGAN DAN CASH POSITION TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Arif Wahyudi Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of good corporate governance, financial ratio and cash position to the dividend policy. Good corporate governance variables consist of managerial ownership and institutional ownership. Financial ratio variables which are used in this research are profitability (ROA), Liquidity (CR), and Leverage (DER). This research has found some evidences that managerial ownership, institutional ownership, profitability, liquidity, leverage, and cash position simultaneously have significant influence to the dividend policy. The result of research shows that managerial ownership, institutional ownership, profitability variables partially have influence to the dividend policy. While, liquidity, leverages, and cash position variables have no influence to the dividend policy. Keywords: Corporate Governance, Financial Ratio, Cash Position ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh good corporate governance, rasio keuangan dan cash position terhadap kebijakan dividen. Variabel good corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Variabel rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan leverage (DER). Penelitian ini menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan intitusional, profitabilitas, likuiditas, leverage dan cash position secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menunjukan secara parsial bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan variabel likuiditas, leverage dan cash position tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kata kunci : Corporate Governance, Rasio Keuangan, Cash Position PENDAHULUAN Saat ini perusahaan dituntut untuk dapat mengelola keuntungan atau laba yang diperoleh secara tepat dan optimal. Keberlangsungan perusahaan dimasa yang akan datang ditentukan oleh besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Laba perusahaan dapat digunakan untuk dua hal, yaitu untuk diinvestasikan kembali dalam bentuk laba ditahan atau dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui kebijakan ini perusahaan memberikan sebagian dari keuntungan bersih kepada pemegang saham secara tunai. Pertimbangan manajemen sangat diperlukan karena besar kecilnya

2 dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan. Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Wijayanti dan Supatmi (2009:145) menunjukkan bahwa Corporate Governance berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen yang diukur melalui Dividend Payout Ratio. Artinya, semakin kuat CG yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga semakin tinggi kebijakan dividen yang ditetapkan dan semakin tinggi pula Dividend Payout Ratio-nya. Namun, dalam penelitian Dewi (2008) menemukan bahwa tidak ada pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. Perusahaan dengan kepemilikan saham oleh managerial, kepemilikan saham oleh institusional yang semakin tinggi akan menurunkan kebijakan dividen. Good corporate governance yang baik dapat memberikan insentif yang baik bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham dengan harus memfasilitasi pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumber daya dengan lebih efisien. Dalam penelitian ini indikator good corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional. Perusahaan yang menerapkan good corporate governance akan lebih dipercayai kreditor maupun investor. Semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen sebagai pengelola perusahaan mengetahui informasi internal yang lebih banyak sehingga mempunyai kewajiban untuk memberikan sinyal positif mengenai kondisi perusahaan kepada pemegang saham. Rasio suatu perusahaan dapat dianalisa dari laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan secara berkala. Hanafi dan Abdul (2005:85) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang melakukan dengan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang dengan mengetahui tingkat keuntungan perusahaan. Profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan, karena profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Oleh karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Hanafi dan Abdul (2005:79) mengatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Posisi kas atau likuiditas merupakan pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Arilaha (2009:81) mengatakan perusahaan yang leverage operasi atau keuangan tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Struktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh utang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. Perusahaan yang memiliki rasio utang lebih besar seharusnya membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban. Hasil penelitian Arilaha (2009) menemukan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen, besar kecilnya laba perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya pembagian dividen. sedangkan likuiditas dan leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

3 Cash Position merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan menetapakn besarnya dividen. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah posisi kas. Perusahaan yang memiliki posisi kas kuat, semakin besar pula kemampuan untuk membayar dividen. Namun hal tersebut tidak dapat dijadikan patokan dasar dalam penentuan besaran dividen karena untuk meningkatkan likuiditas yang dalam hal ini adalah posisi kas, perusahaan harus menurunkan dividend payout ratio. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional serta rasio keuangan yang diukur dengan profitabilitas, likuiditas, leverage dan cash position terhadap kebijakan dividen. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Agensi Teori ini menyatakan bahwa hubungan keagenan timbul salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Principal adalah pemegang saham atau investor sedangkan agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan utilitas, maka diyakini agent akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal tetapi sering ada konflik antara manajemen dan pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Agency theory menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga profesional (disebut agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari-hari. Tujuan dari dipisahkanya pengelolaan dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seefisien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga-tenaga profesional (Sutedi, 2011:13). Konflik keagenan yang terjadi dalam perusahaan pada hubungan antara : (1) pemegang saham dan manajer, (2) manajer dan kreditor, (3) manajer, pemegang saham dan kreditor (Brigham dan Gapenski, 2000). Pemegang saham menginginkan laba dibagikan dalam bentuk dividen dan kepentingan manajer menginginkan laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Pengertian Kebijakan Dividen Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Dividen adalah laba yang diberikan emiten pada para pemegang saham. Sunariyah (2004:48) mendefinisikan dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin. Dapat disimpulkan bahwa dividen adalah pembagian laba yang diterima investor atas sejumlah saham yang dimilikinya baik berupa kas, aktiva lain, wesel atau surat hutang lainnya. Karena dividen merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan diterapkan dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham. Brigham dan Houston (2004:95) mengatakan dividen yang dibagikan bisa berupa : (1) Cash dividend (Dividen tunai), dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pada umumnya cash dividend lebih disukai oleh para

4 pemegang saham dan lebih sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen yang lain, (2) Stock dividend (Dividen saham), dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham, bukan dalam bentuk uang tunai, (3) Property dividend (Dividen barang), dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang (aktiva selain kas), (4) Script dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (script) janji hutang. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka pendek kepada pemegang script, (5) Liquidating dividend, adalah dividen yang dibagikan berdasarkan pengurangan modal perusahaan bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Kebijakan dividen yang diambil perusahaan, sangat bergantung pada berbagai faktor yang terjadi, baik itu yang terjadi di dalam perusahaan maupun yang terjadi di luar perusahaan. Husnan dan Pudjiastuti (2011:305) menyatakan bahwa kebijakan dividen perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : (a) Tidak benar bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen sebesar-besarnya. Apabila dana yang diperoleh dari operasi perusahaan bisa dipergunakan dengan menguntungkan, dividen tidak perlu dibagikan terlalu besar, (b) Karena ada keengganan untuk menurunkan pembayaran dividen per lembar saham, ada baiknya kalau perusahaan menentukan dividen dalam jumlah yang tidak terlalu besar, (c) Apabila memang perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan, lebih baik perusahaan mengurangi pembayaran dividen daripada menerbitkan saham baru, (d) Dalam keadaan tidak terdapat biaya transaksi, tambahan kekayaan karena kenaikan harga saham sama menariknya dengan tambahan kekayaan karena pembayaran dividen. Kalau tidak ada faktor pajak, menerima dividen akan lebih menguntungkan daripada memperoleh capital gains, (e) Karena pemodal juga membayar pajak penghasilan, maka bagi pemodal yang sudah berada dalam tax bracket yang tinggi (di Indonesia tertinggi adalah 35 persen), mungkin akan lebih menyukai untuk tidak menerima dividen (karena harus segera membayar pajak) dan memilih menikmati capital gains. Good Corporate Governance Good corporate governance adalah sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholders value) serta mengalokasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan seperti kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas (Nogi, 2003:11) Shleifer dan Vishny (1997) dalam Trihapsari (2006) juga menyatakan bahwa Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwa suplier keuangan, misalnya pemegang saham dan pemberi pinjaman (bondholders), dari perusahaan memperoleh pengembalian (return) dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer, atau dengan kata lain, bagaimana supplier keuangan perusahaan melakukan kontrol terhadap manajer. Selain itu juga dijelaskan bahwa perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance akan lebih dipercaya kreditor maupun investor sehingga sahamnya lebih likuid dan harga saham bisa semakin meningkat. Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa good corporate governance merupakan suatu aturan yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien dan struktur hubungan antara pihak manajemen dengan pihak stakeholders dalam mempertanggungjawabkan pengelolaannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Asas Good Corporate Governance Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas good corporate governance diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas good corporate governance

5 yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders). Kelima asas tersebut berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) yaitu : 1. Transparansi (Transparency) Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundangundangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. 2. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3. Responsibilitas (Responsibility) Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. 4. Independensi (Independency) Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate governance. 5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Kepemilikan Manajerial Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa seiring meningkatnya kepemilikan manajerial akan menyelaraskan kepentingan manajer dengan kepentingan pemegang saham. Sehingga terdapat insentif bagi manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan ketika kepemilikan manajerialnya meningkat. Hal ini akan efektif untuk mengontrol insentif manajer yang meningkat. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh manajer yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Kepemilikan managerial dapat diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh direksi dan manager dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Nuringsih, 2005). Jika manajer yang berkepentingan sekaligus sebagai pemegang saham (kepemilikan manajerial), manajer cenderung akan lebih bisa menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Ketika kepemilikan manajerial terjadi, pemegang saham sekaligus manajer ini secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan dengan menetapkan persentase kepemilikan manajerial yang besar, akan membayarkan dividen dalam jumlah yang besar sedangkan pada persentase kepemilikan manajerial yang kecil, akan cenderung menetapkan dividen dalam jumlah yang kecil. Manajer pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat (asymetri information) berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibandingkan investor luar.

6 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh investor institusi dari luar perusahaan. Institusi yang dimaksud adalah semua pihak yang berbentuk lembaga baik swasta, pemerintah dan asing yang mempunyai saham di perusahaan tersebut. Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manager, yaitu manager melakukan laba secara oportunis untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya (Scott, 2000) dalam Dewi (2008). Menurut Wahidahwati (2002), kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan institusi lainnya. Kepemilikan institusional diukur dari persentase antara saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan banyaknya saham yang beredar, dengan kriteria persentase lebih dari 5%, mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen (Machmud dan Djakman, 2008). Rasio Keuangan Secara umum Rasio dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, atau prestasi yang diperlihatkan. Rasio perusahaan yang baik sangat berpengaruh terhadap masa depan perusahaan, kemudahan perusahaan dalam memperoleh kreditur dan juga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan modalnya Definisi rasio keuangan menurut Harahap (2008:297) adalah Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Profitabilitas Profitabilitas atau keuntungan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh ROA. Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Asset yang diperoleh dengan cara earnings after tax yang diperoleh perusahaan dibagi dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Nuringsih, 2005) Likuiditas Menurut Arilaha (2009) Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi melalui sejumlah kas yang dimiliki perusahaan. Rasio Likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, yang merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan jumlah hutang lancar. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar posisi kas semakin besar juga kemampuan untuk membayar dividen Leverage Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt equity ratio (DER). Leverage digambarkan untuk melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Darminto (2008) mengatakan bahwa pendanaan perusahaan melalui hutang erat kaitannya dengan struktur modal dan hutang dalam hal ini leverage merupakan sumber pendanaan eksternal untuk membiayai kegiatan perusahaan. Leverage dapat dipahami sebagai penaksiran dari resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya leverage yang semakin besar menunjukan resiko investasi yang semakin besar pula. Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki resiko leverage yang lebih kecil.

7 Cash Position Cash position dari suatu perusahaan merupakan faktor yang terpenting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash out flow, maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuan untuk membayar dividen (Riyanto, 2001:267). Menurut Sudarsih (2002:79) cash position merupakan rasio kas akhir tahuun dengan earning after tax. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang lebih kuat maka akan semakin besar kemampuan untuk membayarkan dividen, hal ini disebabkan karena posisi kas merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen, sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen. Pengembangan Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah: Kepemilikan manajerial adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan dan mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam perusahaan. Penelitian yang dilakukan Nuringsih (2005) menyebutkan bahwa kepemilikan managerial memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang jumlahnya lebih besar mempunyai kinerja investasi yang lebih baik daripada perusahaan dengan kepemilikan manajerial kecil. Manajer yang bertindak sebagai pengelola perusahaan mengetahui informasi internal yang lebih banyak dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik, maka manajer mempunyai kewajiban untuk memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Salah satu bentuk sinyal yang diberikan selain pengungkapan informasi akuntansi melalui laporan keuangan, yaitu dengan dilakukannya pengumuman dividen. H1 = Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen Kepemilikan institusional diukur dari persentase antara saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan banyaknya saham yang beredar, dengan kriteria persentase lebih dari 5%, mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen (Machmud dan Djakman, 2008). Peran pihak institusi memengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Penelitian Dewi (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen karena semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan. H2 = Kepemilkan Institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen Profitabilitas mutlak diperlukan karena profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan dividen akan dibagi apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Jika laba yang diperoleh kecil, maka dividen yang akan dibagikan juga kecil. Diharapkan dengan adanya penilaian kinerja dengan profitabilitas dapat menjadi sinyal bagi para investor untuk membuat keputusan investasi pada perusahaan yang memiliki kinerja baik. H3 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen Likuiditas mempengaruhi kebijakan dividen dikarenakan likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum perusahaan mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Karena dividen bagi perusahaan merupakan arus kas keluar, maka

8 semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang banyak mendapatkan laba belum tentu memiliki kas yang memadai, karena dividen dibayar dengan kas maka untuk dapat membayar dividen harus memiliki kas yang memadai. Hal inimenunjukkan bahwa posisi likuiditas langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.penelitian tentang pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen dilakukan oleh Sumarto (2007) mengungkapkan bahwa variabel current ratio berpengaruh signifikanterhadap dividend payout ratio. H4 = Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage). Leverage digambarkan untuk melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula. Perusahan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang lebih kecil. Perusahaan yang memiliki rasio utang lebih besar seharusnya membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban. Menurut Arilaha (2009) utang jangka diikat oleh sebuah perjanjian utang untuk melindungi kepentingan kreditor. Kreditor biasanya membatasi pembayaran dividen, pembelian saham beredar dan penambahan utang untuk menjamin pembayaran pokok utang dan bunga. H5 = Leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen Cash position merupakan rasio kas akhir tahun dibagi dengan earnings after tax. Posisi kas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividenyang akan dibayarkan kepada para pemegang saham, karena itu dividen merupakan cash outflow, maka makin kuat posisi kas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Riyanto, 2001:267). Menurut Marlina (2009) pembayaran dividen tunai merupakan arus cash keluar yang tentu saja memerlukan tersedianya cash yang cukup atau posisi likuiditas harus terjaga sehingga walaupun perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan beban hutang beserta bunga yang rendah namun juga tidak didukung oleh posisi cah yang kuat maka kemampuan pembayaran dividen rendah H6 = Cash position berpengaruh positif terhadap kebijaka dividen METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode , (2) Perusahaan tersebut menyajijakn laporan keuangan berturut-berturut selama 6 tahun-turut dari tahun , (3) Perusahaan yang membagikan dividen pada kurun waktu Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Terikat (Dependen) Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen.

9 Kebijakan dividen diukur dengan menggunakan indikator devidend payout ratio (DPR). Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Dimana datanya diambil dari Indonesian Capital Market Directory dan website Bursa Efek Indonesia (BEI). Kebijakan dividen diperoleh dengan membandingkan antara Dividen per share dan Earnings per share (Nuringsih, 2005). Dividend Payout Ratio DPR = X 100% Earnings per Share Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance, rasio keuangan, dan cash position. Good corporate governance diukur dengan menggunakan dua komponen yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Sedangkan rasio keuangan diukur dengan rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio leverage. 1. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan persentase (%) jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yaitu manajer dan direksi dibagi dengan total jumlah lembar saham yang beredar. 2. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor institusional. Investor institusional mencakup bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, perseroan terbatas dan lembaga keuangan lainnya. Kepemilikan institusional dinyatakan dalam persentase (%) yang diukur dengan membandingkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan total jumlah lembar saham yang beredar. 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Return On Assets. Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Asset yang diperoleh dengan cara earnings after tax yang diperoleh perusahaan dibagi dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Nuringsih, 2005). Laba bersih setelah pajak ROA = X 100% Total asset 4. Likuiditas Menurut Arilaha (2009) rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, yang merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan jumlah hutang lancar. Current Ratio = Dividend Payout Ratio Earnings per Share X 100% 5. Leverage Leverage merupakan pengukuran besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang-hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham

10 ataupun dari inverstor. Leverage suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan tersebut likuidasi pada suatu waktu. Total hutang DER= X 100% Total aktiva 6. Cash position Cash position merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayar kepada para pemegang saham. Cash Position dihitung dengan cara membagi antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak (Sudarsi 2002: 4). Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividend. Saldo kas akhir X Cash position = Laba bersih setelah pajak 100% Teknik Analisis Data Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi hubungan antara karakteristik GCG, rasio keuangan dan cash position dengan kebijakan dividen perusahaan. Adapun persamaan untuk untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= a + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 + b 4X 4 + b 5X 5 + b 6X 6 + e Keterangan : Y = Kebijakan dividen a = Konstanta X 1 = Kepemilikan manajerial X 2 = Kepemilikan institusional X 3 = Profitabilitas X 4 = Likuiditas X 5 = Leverage X 6 = Cash Position B = Koefisien regresi variabel e = error HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, leverage dan cash position.

11 Tabel 1 Pengujian Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minim um Maxim um DPR KEPMNJ KEPINST ROA CR E DER CP E Sumber : Olah data SPSS 16 Tabel 1 menunjukan bahwa mean dari kebijakan dividen (DPR) sebesar Rata-rata kepemilikan manajerial diketahui sebesar 0,18, sedangkan kepemilikan institusional sebesar 71,24. Variabel rasio keungan yang diukur dengan profitabilitas menunjukan rata-rata sebesar 10,31, rata-rata, likuididas menunjukan rata-rata sebesar 1,98 dan leverage dengan rata-rata 45,91. Sedangkan cash position menunjukan rata-rata sebesar 1,60. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas. Hal ini didukung dengan tampilan grafik histogram yang menunjukan pola distribusi normal. b) Uji Multikolinieritas Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai tolerance dari variabel KEPMEN,KEPINST,ROA,CR,DER dan CP lebih besar dari 0,10 sedangkan nilai VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolinieritas, dengan kata lain dapat dipercaya dan obyektif. c) Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat probabilitas signifikasi variabel independen < 0,05 atau 5% pada gambar diatas menunjukan tidak ada pola yang jelas atau menyebar, titiktitik penyebaran berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. d) Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Dari hasil tersebut menunjukan angka Durbin Watson sebesar 1,839. Nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. UJI F (Simultan) Uji koefisien regresi simultan digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersamasama (simultan) terhadap variabel independen. Berikut hasil pengujian terhadap uji F.

12 Model 1 Regressio n Sum of Squares Tabel 2 Hasil Uji F ANOVA b Df Mean Square F Sig a Residual Total a. Predictors: (Constant), CP, DER, KEPMNJ, ROA, KEPINST, CR b. Dependent Variable: DPR Sumber : Olah data SPSS.16 Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan angka F hitung sebesar 5,066 dengan sig 0,000. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar α = 0,05, maka H0 berhasil ditolak dan H1 berhasil diterima. Penolakan H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig 0,000 kurang dari α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan cash position secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen Analisis Regresi Linier Berganda Analisis linier berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak dalam penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan hasil analisis regresi linier berganda Tabel 3 Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardi zed Coefficie nts Beta T Sig. 1 (Constant ) KEPMNJ KEPINST ROA CR DER CP a. Dependent Variable: DPR Sumber : Olah data SPSS.16 Berdasarkan tabel diatas dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut: DPR = ,352 KEPMNJ + 0,166 KEPINST + 0,762 ROA 0,002 CR DER + 0,010 CP

13 Hasil persamaan menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan cash position memiliki koefisien positif. Hal ini berarti bahwa peningkatan proporsi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan cash position perusahaan akan meningkatkan pengungkapan kebijakan dividen. Sedangkan likuiditas dan leverage memiliki koefisien negatif Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Pertama H 1 = Kepemilikan Manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui nilai t sebesar 4,317 dengan signifikansi sebesar 0,000 (berada lebih kecil dari α = 0,05) sehingga hipotesis pertama berhasil menolak H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini memiliki makna bahwa dengan tingkat kepemilikan manajerial yang semakin tinggi, maka semakin tinggi kebijakan dividen. Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan laba perusahaan sehingga juga dapat meningkatkan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Uji Hipotesis Kedua H 2 = Kepemilikan Institusional mempuyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan tabel 3 diketahui nilai t sebesar 1,748 dengan signifikansi sebesar 0,084 (berada lebih kecil dari α = 0,10) sehingga hipotesis kedua berhasil menolak H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen adalah kepemilikan institusional. Adanya kepemilikan institusional disuatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan. Semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin besar kekuatan suara atau dorongan dari institusional untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kebijakan dividen. Uji Hipotesis Ketiga H 3 = Profitabilitas mempuyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui nilai t sebesar 3,230 dengan signifikansi sebesar 0,002 (berada lebih kecil dari α = 0,05) sehingga hipotesis ketiga berhasil menolak H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas menunjukan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin besar profitabilitas mensinyalir bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat karena tingkat kembalian investasi (return) yang semakin besar, maka meningkatnya profitabilitas juga akan meningkatkan pendapatan dividen terutama dividen kas. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mampu menghasilkan laba yang besar akan cenderung memberikan sinyal yang positif bahwa perusahaan akan membayar dividen lebih besar kepada pemegang saham. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan

14 cara setiap peningkatan porsi laba yang dibagi sebagai dividen dan juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan. Semakin tinggi nilai profitabilitas yang didapat maka akan semakin tinggi kebijakan dividen. Karena profitabilitas yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Uji Hipotesis Keempat H 4 = Likuiditas mempuyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui nilai t sebesar -0,132 dengan signifikansi sebesar 0,895 (berada lebih besar dari α = 0,05) sehingga hipotesis keempat berhasil menerima H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan pada kondisi ekonomi yang belum menentu, sehingga likuiditas tidak digunakan untuk membayar dividen tetapi dialokasikan pada pembelian aktiva tetap guna memanfaatkan kesempatan investasi. Sedangkan tanda koefisien negatif menunjukkan bahwa pada tingkat penggunaan utang jangka pendek yang tinggi, perusahaan cenderung membayar dividen rendah. Dengan keputusan ini perusahaan masih memiliki laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan menutup utang, sehingga berdampak positif bagi kreditor karena kepentingan mereka tetap diperhatikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pada perusahaan dengan utang rendah cenderung akan membayar dividen besar karena tidak memiliki beban bunga tinggi sehingga keuntungan dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Uji Hipotesis Kelima H 5 = Leverage mempuyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengujian hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui nilai t sebesar -0,050 dengan signifikansi sebesar 0,960 (berada lebih besar dari α = 0,05) sehingga hipotesis kelima berhasil menerima H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini berarti apabila kemampuan perusahaan dalam menggunakan hutang untuk membelanjai kebutuhan dana perusahaan mengalami peningkatan atau penurunan, maka kebijakan dividen tersebut tidak akan mengalami perubahan secara signifikan. Uji Hipotesis Keenam H 6 = Cash Position mempuyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengujian hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah cash position berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui nilai t sebesar 0,859 dengan signifikansi sebesar 0,393 (berada lebih besar dari α = 0,05) sehingga hipotesis keenam berhasil menerima H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukan bahwa asset atau kas yang dimiliki perusahaan mengalami peningkatan tiap tahunnya dimana akan berdampak kepada kegiatan operasional. Selain itu, laba bersih atau keuntungan yang terdapat pada laporan laba rugi ikut meningkat. Namun manajemen tidak membagikan dividen karena untuk membiayai aktiva tetap, meminjamkan dana ke pihak lain, pelunasan pokok utang, pembayaran bunga dan pembayaran lainnya. Oleh karena itu, laba bersih yang diperoleh akan menambah saldo laba pada neraca untuk tidak dibagikan sebagai dividen melainkan untuk membiayai pembelian, pelunasan dan pembayaran usahanya.

15 SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini menemukan bukti bahwa: (1) kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, (2) kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen, (3) profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, (4) likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, (5) leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, (6) cash position tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Keterbatasan Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah (1) Keterbatasan dalam hal pemilihan sampel. Dalam hal pemilihan sampel, penelitian ini hanya memakai perusahaan manufaktur dan hanya memakai kurun waktu 6 tahun ( ). Padahal tentu saja semua perusahaan dalam BEI memiliki kebijakan dividennya sendiri-sendiri, (2) Perusahaan yang membagikan dividen berturut-turut dalam beberapa tahun sangat sedikit, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 18 sampel, (3)Keterbatasan dalam pemilihan proksi yag dipakai maupun variabel independen. Variabel independen yang dipakai dalam penelitian terbatas pada 6 variabel, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, leverage dan cash position. Keenam variabel ini hanya dapat menjelaskan Adjusted R 2 sebesar 21,3% dari variabel dependen, yaitu kebijakan dividen. Ini berarti masih terdapat 78,7% hal lain yang dapat menjelaskan kebijakan dividen. Saran Dari hasil analisis tersebut di atas dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar dan melakukan penelitian dengan periode yang lebih panjang. Jumlah sampel yang lebih besar dengan periode yang lebih panjang akan memberikan hasil penelitian yang lebih baik, (2)Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kebijakan dividen, sebaiknya dapat menambah indikator seperti ROI, free cash flow, growth, dll dan (3) memperbesar sampel penelitian tidak hanya manufaktur tetapi pada sektor-sektor lainnya seperti perbankan, automotive dan lainnya. Karena antara kelompok perusahaan satu dengan kelompok lain mempuyai karakteristik pembagian dividen yang berbeda-beda. DAFTAR PUSTAKA Arilaha, M.A Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol:13. No.1: Brigham, E.F. and Gapenski, L.C. 2000, Intermediate Financial Management. The Dryden Press, New York. Brigham, E.F. dan L. F. Houston Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Erlangga. Jakarta. Darminto Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur modal, dan Struktur Kepemilikan Saham, terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.20. No.2 Dewi, S.C Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.10. No.1: Hanafi, M. dan H. Abdul Analisis Laporan Keuangan, edisi Kedua. UPP AMP YKPN. Yogyakarta Harahap, S. S Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

16 Husnan, S dan E. Pudjiastuti Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keenam. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Jensen, M.C. dan W. H. Meckling Theory of the Firm : Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure, Journal of Finance Economics 3, pp Komite Nasional Kebijakan Governance Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Komite Nasional Kebijakan Governance. Jakarta. Machmud, Novita dan C. D. Djakman Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun SNA XI. Pontianak. Marlina, L dan C. Danica Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol:2. No.1:1-6 Nogi, H Mengelola Kredit Berbasis : Good Corporate Governance. Balairung & Co. Yogyakarta. Nuringsih, K Analisis Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kebijakan Hutang, ROA, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 2, No. 2: Riyanto, B Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Sudarsih, S Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi devidend Payout Ratio pada Industri Perrbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta. Jurnal bisnis dan ekonomi Sumarto Anteseden dan Dampak dari Kebijakan Dividen beberapa perusahaan manufaktur. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis. Vol.7. no.1. Sunariyah Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sutedi, A Good Corporate Governance. Sinar Grafika, Edisi Kesatu. Sinar Grafika. Jakarta Trihapsari, E Analisis Korelasi antara Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan Manajemen Laba pada Emiten di Bursa Efek Jakarta. Disertasi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang Wahidahwati Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang perusahaan : Sebuah perspektif theory agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.5, No.1:1-12. Wijayanti, S. dan Supatmi Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.XV, No.2:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa hubungan keagenan timbul salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai hubungan maupun pengaruh dari good corporate governance dan kinerja keuangan terhadap kebijakan dividen, diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laba perusahaan dapat digunakan untuk dua hal, yaitu untuk diinvestasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laba perusahaan dapat digunakan untuk dua hal, yaitu untuk diinvestasikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan dituntut untuk dapat mengelola keuntungan atau laba yang diperoleh secara tepat dan optimal. Keberlangsungan perusahaan dimasa yang akan

Lebih terperinci

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Raja Saul Marto Hendry Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhanbatu ABSTRACT Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia memiliki peran

Lebih terperinci

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PENGARUH ROA DAN DER TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Zuhafni ST Perpatih Dosen Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel

Lebih terperinci

Nurlaila

Nurlaila PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Email: nurlailae71@gmail.com Dwi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2009 2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN 1 PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Soimah Munawaroh Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Bab ini akan menguraikan dan membahas mengenai tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dividen Dividen menurut Riyanto (2008:265) adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Agency Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagaian lagi akan ditahan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan bidang keuangan yang harus selaras dan serasi dengan memaksimalisasi keuntungan suatu perusahaan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan berbagai kekayaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber dana. Perolehan sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR Arif Siswanto Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Dividen merupakan laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANA AAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GROWTH, SALES GROWTH, CURRENT RATIO

ANALISIS PENGARUH GROWTH, SALES GROWTH, CURRENT RATIO ANALISIS PENGARUH GROWTH, SALES GROWTH, CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI LQ45 TAHUN 2012-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah 35 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Sampel dalam penelitian adalah industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2013 yang sudah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode 2010-2014 yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi (CPA/BVA), Keputusan Pendanaan (DER), Kebijakan Dividen (DPR),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan deviden merupakan kebijakan suatu perusahaan mengenai pembagian kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, 2002 532). Kebijakan dividen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124). BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam memfasilitasi kegiatan perekonomian suatu negara. Pasar modal memberikan sarana utama dalam mempertemukan investor sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Free Cash Flow (Aliran kas Bebas) Arti sederhana dari free cash flow atau arus kas bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang

Lebih terperinci

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan Subsektor Bank Periode 2008-2012) Latar Belakang Sejak terjadinya

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR ISSN : 2302 8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709-716 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Putu Yunita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM. ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO TOTAL ASSETS (DTA), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Pada dasarnya obyek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam sebuah penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, membahas masalah yang sama, namun berbeda. Penelitian yang menjadi acuan adalah

Lebih terperinci

Bagus et al, Pengaruh likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Deviden...

Bagus et al, Pengaruh likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Deviden... 1 Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Deviden (Studi Empiris pada Perusahaan Automotive and Components yang Listed di BEI) (The Effect Of Liquidity, Leverage and Profitability

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hal yang berhubungan dengan analisis data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data yang

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Isfenti Sadalia dan Khalijah Staf Pengajar FE USU Abstract: The purpose of this research is to

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Dividen Dividen merupakan laba yang dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau sebagai pembiayaan investasi di masa depan (Mawarni dan Ratnardi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur Modal a. Agency Theory Pearce dan Robinson (2009), mendefinisikan bahwa teori keagenan merupakan sekelompok gagasan mengenai pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Teori Yang Relevan Dengan Kebijakan Deviden Menurut Brigham dan Houston (2001:14) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING AMANDA WONGSO E-mail: amanda_wongso@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek / Objek Perusahaan Perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014. B. Tehnik Pengambilan Sampel Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia dipengaruhi oleh aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran dengan memperoleh pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian mengenai kebijakan dividen sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013) yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode ) ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode 2007-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010 Semuel Edwin Allein Mandagi Business School UPH Surabaya Surabaya, Indonesia Sea_mandagi@yahoo.com

Lebih terperinci

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 2011) Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ), 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian a. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan memberikan modal usaha dalam bentuk saham yang digunakan untuk menjalakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara sendirisendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah ISSN: 2597-3991 AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Volume 1, Nomor 1, 2017 Pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen: Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Nadiya Rofiqoh Nadiya_Rofiqoh@yahoo.com Kurnia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham secara tunai dan menentukan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return to Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total

Lebih terperinci