ANALISIS BIAYA PENYAKIT STROKE ISKEMIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BIAYA PENYAKIT STROKE ISKEMIK"

Transkripsi

1 p-issn: e-issn: Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi ANALISIS BIAYA PENYAKIT STROKE ISKEMIK COST ANALYSIS OF ISCHEMIC STROKE DISEASE Ferdy Firmansyah 1), Tri Murti Andayani 1), Rizaldy T. Pinzon 2) 1) Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2) Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta ABSTRAK Stroke iskemik merupakan suatu gejala klinis yang disebabkan oleh suplai darah yang tidak memadai ke otak. Cost of Illness (COI)dapat digunakan untuk menghitung biaya penyakit stroke iskemik pada suatu periode. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik pasien terhadap biaya riil; dan mengetahui komponen biaya, rata-rata biaya, dan total biaya penyakit pasien. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional study berdasarkan perspektif rumah sakit dengan pendekatan bottom up. Pengambilan data dilakukan dengan melihat rekam medik pasien yang memenuhi kriteria inklusi selama periode Oktober 2014-September 2015 di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Subyek penelitian terdiri dari 145 pasien rawat inap dan 83 pasien rawat jalan. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat adalah total biaya penyakit, dan variabel bebas adalah usia, jenis kelamin, komorbid, komplikasi, lama dan kelas rawat inap. Analisis data menggunakan mann-whitney, kruskal-wallis, dan regression linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien rawat jalan tidak terdapatpengaruh yang signifikan pada variabel usia dan jenis kelaminterhadaptotal biayariil (p>0,05). Pada pasien rawat inap terdapatpengaruh yang signifikan padavariabel lama dankelasperawatan terhadaptotal biayariil(p<0,05).total biaya penyakit stroke iskemik berdasarkan perspektif Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dalam periode 1 tahun dengan metode pembayaran Fee for Service sebesar Rp yang merupakan penjumlahan dari total biaya riil pasien rawat jalan sebesar Rp dengan rata-rata Rp dan total biaya riil pasien rawat inap sebesar Rp dengan rata-rata Rp Biaya komponen terbesar terdapat pada kelompok biaya obat dan barang medik. Kata kunci: COI, stroke iskemik, Bethesda ABSTRACT Ischemic stroke is a clinical symptom caused by inadequate blood supply to the brain. Cost of Illness (COI) can be used to calculate the cost of ischemic stroke in a period. The purpose of this study was to determine differences of patient characteristic of the real costs; and find out components of cost, average cost, and total cost of illness of the patient. This study was a non-experimental analytical study withmnj cross sectional approach based on the perspective of the hospital by using a bottom up approach. Data retrieval is done by looking at the medical records of patients who met the inclusion criteria during the period October 2014 to September 2015 at Bethesda Hospital Yogyakarta. The subjects of the study consisted of 245 inpatients and 148 outpatients. The dependent variable in this study was the total cost of illness, and the independent variables were age, sex, comorbidities, complications, length and class of hospitalization and payment method. Data was analyzed usingmannwhitney, kruskal-wallis, andmultiple linear regression. The results showedthatin outpatientsnosignificant influenceon the variablesof age and genderof thetotalreal cost(p>0.05). Inhospitalized patientsa significant influenceonthe old variableandclassto the totalreal costof care(p<0.05). Total cost ofischemicstrokebased on the perspectiveof Bethesda Hospitalin Yogyakartain a periodof 1 yearwithpayment methodfeefor ServiceRp whichis the sumof thetotalreal cost ofoutpatientrp with an average ofrp and thetotalreal costof inpatientrp with an average ofrp Thecomponent costscontainedin the groupcost of medicines andmedicalitem. Keywords: COI, ischemic stroke, Bethesda PENDAHULUAN Kejadian stroke lebih banyak terjadi pada stroke iskemik (87%) dibandingkan stroke perdarahan (13%)di Amerika Serikat (Dipiro dan Wells, 2015). Kejadian stroke iskemik di rumah KORESPONDENSI: Ferdy Firmansyah, S.Farm., Apt. Magister Manajemen Farmasi,Universitas Gadjah Mada Jl. Sekip Utara Yogyakarta ferdyfirmansyah@mail.com sakit Bethesda Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2014 dengan persentase terbesar pada tahun 2014 sebesar 81,43% (Pinzon, et.al, 2016). Kejadian stroke iskemik lebih banyak pada pria dibandingkan wanita (Truelsen, et.al, 2006). Tingginya kejadian stroke iskemik dapat menyebabkan munculnya berbagai komplikasi seperti stress ulcer, urinary tract infection, pneumonia, dan dekubitus (Rasyid, et.al, 2014). Selain komplikasi, stroke iskemik juga memiliki faktor resiko. Faktor resiko stroke 27

2 Volume 6 Nomor 1 Maret 2016 diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia dan jenis kelamin, faktor resiko yang dapat diubah dan terdokumentasi dengan baik seperti hipertensi, diabetes, dan atrial fibrilasi, dan faktor resiko yang dapat diubah namun kurang terdokumentasi dengan baik seperti migrain dan penyalahgunaan obat-obatan (Goldstein, et.al, 2011). Pengelolaan faktor resiko stroke iskemik dengan baik dapat menurunkan kejadian stroke berulang dari 68% menjadi 24% dengan pemberian terapi antiplatelet, antihipertensi, antidislipidemia, dan antihiperglikemi. Pasien yang tidak menggunakan antihipertensi akan beresiko lebih besar terkena serangan stroke iskemik berulang dibandingkan pasien yang menggunakan terapi antihipertensi (Karuniawati, et.al, 2015). Salah satu manajemen stroke iskemik adalah manajemen faktor resiko hipertensi. Penurunan tekanan darah pada pasien stroke iskemik berpotensi menurunkan risiko terjadinya edem otak, perdarahan, dan mencegah kejadian vaskular lebih lanjut denganpemberian terapi antihipertensi tunggal maupun kombinasi (Sedjatiningsih, et al., 2012). Pengelolaan faktor risiko stroke iskemik yang kurang baik akan memberikan dampak pada biaya perawatan pasien di rumah sakit.tingginya biaya yang diperlukan untuk pasien stroke iskemik perlu dilakukan suatu evaluasi analisis biaya penyakit. Cost of Illnes (COI) mampu mengidentifikasi dan mengestimasi biaya keseluruhan dari penanganan suatu penyakit pada populasi yang sudah ditentukan (Segel, 2006). Menurut penelitian di Malaysia tahun 2012, faktor utama yang berpengaruh terhadap biaya penyakit stroke adalah usia (Nur dan Salong, 2012). Penelitian di Singapura menyebutkan bahwa usia memberikan pengaruh terhadap biaya riil penyakit stroke. Selain itu, lama perawatan juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biaya perawatan pasien stroke iskemik di rumah sakit (Chow, et.al, 2010). Penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode Januari-Juni 2014 menyebutkan bahwa biaya stroke iskemik rawat jalan berbeda signifikan bila ditinjau dari faktor usia dan jenis kelamin. Biaya pasien stroke iskemik rawat inap berbeda signifikan bila ditinjau dari faktor usia, kelas dan lama perawatan, serta komorbid (Purbaningsih, 2015).Penelitian Damayanti di RSUP Dr. Sardjito menyebutkan bahwa kategori biaya yang digunakan dalam analisis Cost Of Illnespasien stroke iskemik rawat inap yaitu direct medical costs dan direct non medical costs. Rata-rata biaya obat pada pasien stroke iskemik adalah Rp dengan rata-rata terapi total pada pasien stroke iskemik adalah Rp (Damayanti, 2010).Penelitian yang ingin dilakukan menggunakan subyek yaitu pasien stroke iskemik rawat inap per satu kali episode dan rawat jalan per satu kali kunjunganpada periode Oktober 2014-September 2015, jenis penelitian menggunakan rancangan penelitian analitik non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study berdasarkan perspektif rumah sakit dengan cara bayar Fee for Service(FFS). Selain itu, perbedaan juga terletak pada lokasi penelitian yang akan dilakukan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang memiliki unit stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik pasienstroke iskemik rawat jalan (usia dan jenis kelamin) terhadap biaya riil; mengetahui pengaruh karakteristik pasien stroke iskemik rawat inap (usia, jenis kelamin, komorbid, komplikasi, lama dan kelas perawatan) terhadap biaya riil; dan mengetahui komponen biaya, rata-rata biaya, serta total biaya penyakit pasien stroke iskemik rawat jalan dan rawat inap di RS Bethesda Yogyakarta. METODE Jenis penelitian ini adalah menggunakan rancangan penelitian analitik non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional study menurut perspektif rumah sakit. Biaya yang diperhitungkan hanya biaya medik langsung dengan menggunakan pendekatan bottom up. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder melalui rekam medik, kemudian dilakukan seleksi pasien berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien dengan diagnosis utama stroke iskemik dengan cara bayar Fee for Service, memiliki data rekam medik 28

3 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi dan pembiayaan lengkap pada periode Oktober 2014-September 2015, pasien dengan serangan pertama stroke iskemik kurang dari 24 jam untuk pasien rawat inap, dan pasien stroke iskemik kunjungan pertama untuk pasien rawat jalan. Kriteria eksklusi adalah pasien rujukan dari rumah sakit lain dan dirujuk ke rumah sakit lain. Pada penelitian ini variabel terikat adalah total biaya penyakit stroke iskemik rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Variabel bebas untuk pasien rawat jalan adalah usia dan jenis kelamin. Variabel bebas untuk pasien rawat inap adalah usia, jenis kelamin, komorbid, komplikasi, lama rawat inap, dan kelas rawat inap. Besar populasi yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 83 pasien rawat jalan dan 145 pasien rawat inap pada periode periode Oktober 2014-September Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif untuk komponen biaya, rata-rata biaya, dan total biaya penyakit stroke iskemik. Analisis untuk melihat perbedaan karakteristik dilakukan dengan metode Mann-Whitney untuk uji beda 2 kelompokdan Kruskal-Wallis untuk uji beda lebih dari 2 kelompok. Hal ini bertujuan untuk melihat variabel yang berbeda signifikan (p<0,05). Dan analisis regresi linier untuk melihat karakteristik pasien yang paling berpengaruh terhadap total biaya penyakit stroke iskemik. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Karakteristik Pasien Rawat Jalan terhadap Biaya Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel I, dapat terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua variabel, baik pada variabel usia dengan nilai p=0,673 maupun jenis kelamin dengan nilai p=0,367.hal ini dapat juga dilihat dari nilai rata-rata pada setiap variabel karakteristik pasien, secara deskriptif tidak terdapat perbedaan yang cukup besar antara masing-masing variasi kelompok. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapat dilakukan analisis regresi linier, karena tidak terdapat variabel yang berbeda signifikan. Pada pasien rawat jalan dengan metode pembayaran Fee for Service di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta menunjukkan bahwa variabel usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap total biaya riil pasien. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Damayanti dan Purbaningsih yang menyebutkan bahwa jenis kelamin pada pasien stroke iskemik tidak memberikan hasil yang berbeda signifikan dengan total biaya riil pasien dengan nilai p>0,05. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh variasi kondisi kesehatan pasien antara pasien laki-laki dan perempuan pada periode penelitian tersebut hampir sama (Damayanti, 2010);(Purbaningsih, 2015). Karakteristik usia pada penelitian ini tidak signifikan (p>0,05), berbeda halnya dengan penelitian Purbaningsih yang menyebutkan bahwa usia memberikan hasil yang berbeda pada setiap variasi kelompok stroke iskemik rawat jalan. Hal ini dapat disebabkan karena pasien stroke iskemik rawat jalan memiliki variasi kondisi tingkat keparahan yang hampir sama pada setiap variasi kelompok. Pada penelitian Purbaningsih terjadi peningkatan nilai rata-rata setiap variasi kelompok usia, sedangkan pada penelitian ini dapat dilihat secara deskriptif pada masing-masing variasi kelompok memiliki jumlah rata-rata yang tidak meningkat dan relatif tidak memiliki rentang nilai yang lebar. Hasil penelitian pada tabel II menunjukkan bahwa kejadian stroke lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki namun tidak terdapat perbedaan biaya yang signifikan antara jenis kelamin laki-laki dan wanita. Insidensi kejadian stroke pada laki-laki lebih tinggi 33% dibanding perempuan dengan prevalensi kejadian 41% (Appelros, et.al, 2009). Setelah dilakukan analisis bivariat, maka didapatkan variabel bebas yang memiliki perbedaan terhadap total biaya riil adalah variabel komorbid, lama dan kelas perawatan (p<0,05). Lama perawatan penyakit stroke dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit, dimana jumlah faktor komorbid yang menyertai dapat menjadi salah satu indikasi tingkat keparahan penyakit pasien tersebut (Chang, et.al, 2002). Berdasarkan penelitian di RSUP Dr. Sardjito pada pasien stroke iskemik rawat inap variabel yang berbeda signifikan terhadap biaya (p<0,05) adalah variabel komorbid, kelas dan lama perawatan (Purbaningsih, 2015). Variabel lama rawat inap 29

4 Volume 6 Nomor 1 Maret 2016 memiliki nilai rata-rata total biaya yang jauh pada tiap kelompok perawatan. Berdasarkan hasil penelitian pada nilai rata-rata total biaya dapat dilihat bahwa semakin lama pasien melakukan perawatan di rumah sakit, maka akan menyebabkan semakin tingginya biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Karakteristik Pasien Usia (tahun) Tabel I. Hasil Uji Karakteristik Pasien Rawat Jalan di RS Bethesda Yogyakarta Jumlah Subyek Variasi Kelompok Jumlah Rata-rata 2 < > Jenis Kelamin 42 Laki-laki Perempuan Pengaruh Karakteristik Pasien Rawat Inap terhadap Biaya Karakteristik Pasien Usia (tahun) Tabel II. Hasil Uji Karakteristik Pasien Rawat Inap di RS Bethesda Yogyakarta Jumlah Pasien Variasi Kelompok Jumlah Rata-rata 5 < > Jenis Kelamin 78 Laki-laki Komorbid Komplikasi Lama Perawatan (hari) 67 Perempuan Tanpa komorbid komorbid komorbid > 2 komorbid Tanpa komplikasi komplikasi komplikasi < > Kelas Perawatan 28 Kelas III P (sig) 0,673 0,367 P (sig) 0,899 0,372 0,042 0,259 0, Kelas II Kelas I Kelas Utama ,000 30

5 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Variabel komorbid memiliki nilai p<0,05. Perbedaan jumlah komorbid akan menyebabkan perbedaan biaya yang ditimbulkan. Pada penelitian ini, dilihat secara deskriptif nilai rataratanya tidak terjadi peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah komorbid. Hal ini disebabkan karena variasi tingkat keparahan setiap komorbid berbeda antara komorbid satu dengan komorbid lainnya, pasien dengan jumlah komorbid 2 memiliki rata-rata total biaya yang paling besar. Kemungkinan jenis komorbid pada kelompok ini memiliki tingkat keparahan yang berat sehingga memerlukan perawatan dan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan kelompok komorbid lainnya. Kelas perawatan memberikan hasil yang berbeda pada penelitian (p<0,05). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada tabel II, terjadi peningkatan pada pasien dengan kelas perawatan III, II, ke utama. Namun, tidak terjadi peningkatan pada kelas perawatan I. Hal ini disebabkan karena jumlah pasien pada kelas perawatan I yang hanya terdiri dari satu pasien, sehingga tidak dapat menggambarkan kejadian yang sebenarnya. Berdasarkan analisis ini, maka dilanjutkan dengan analisis multiple regression linier untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap total biaya riil. Berdasarkan analisis regresi linierpada tabel III, variabel yang berpengaruh besar terhadap total biaya riil pasien adalah lama dan diikuti kelas perawatan (p<0,05). Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel (B), koefisien korelasi (R) dan R-Square. Variabel lama perawatan dan total biaya riil memiliki hubungan yang kuat ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,768. Variabel lama perawatan mampu menjelaskan variasi total biaya riil sebesar 58,90% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang berada diluar model penelitian seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, ataupun kondisi jantung pasien.secara keseluruhan variabel lama dan kelas perawatan mampu menjelaskan variasi total biaya riil sebesar 71,00% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang berada diluar model penelitian. Hubungan antara variabel lama dan kelas perawatan dengan total biaya riil pasien adalah sangat kuat yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,843. Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel III, maka didapatkan persamaan: Total Biaya = ,293 kelas perawatan lama perawatan Penelitian yang dilakukan Feladita menyatakan bahwa kelas dan lama perawatan pasiendi rumah sakit berpengaruh terhadap total biaya terapi (Feladita, 2014). Hasil ini didukung oleh penelitian pada tahun 2013 yang menyebutkan bahwa lama perawatan pasien stroke di rumah sakit berpengaruh terhadap biaya riil pasien rawat inap (Huang, et.al, 2013). Berdasarkan hasil analisis, variabel lama perawatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap total biaya riil dengan korelasi positif. Hal ini berarti bahwa semakin lama perawatan pasien stroke iskemik, maka akan semakin besar total biaya riil yang dikeluarkan pasien. Tabel III. Hasil Analisis Regresi Linier Pasien Stroke Iskemik Rawat Inap di terhadap Biaya Riil di RS Bethesda Yogyakarta Karakteristik Pasien B p R R-Square Komorbid 1,047 0, Kelas Perawatan 1,293 0,000 0,843* 0,710* Lama Perawatan 1,815 0,000 0,768 0,589 Keterangan : * = Prediktor (lama dan kelas perawatan) 31

6 Volume 6 Nomor 1 Maret 2016 Karakteristik kelas perawatan berpengaruh terhadap total biaya riil pasien stroke iskemik rawat inap di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta (Purbaningsih, 2015). Variabel kelas perawatan memiliki nilai p=0,000 yang menandakan bahwa kelas perawatan berpengaruh terhadap total biaya riil. Berdasarkan nilai pada analisis, terdapat korelasi positif yang memiliki makna bahwa semakin tinggi kelas perawatan pasien, maka akan diikuti dengan meningkatnya total biaya riil pasien. Total Biaya Penyakit Stroke Iskemik Total biaya penyakit stroke iskemik berdasarkan perspektif Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dalam periode 1 tahun dengan metode pembayaran Fee for Serviceadalah Rp yang merupakan penjumlahan dari total biaya riil pasien rawat jalan sebesar Rp dengan rata-rata Rp dan total biaya riil pasien rawat inap sebesar Rp dengan rata-rata Rp Komponen biaya pasien rawat jalan dapat terlihat pada tabel IV yang terdiri dari 3 komponen, biaya obat dan barang medik, biaya jasa pelayanan medik dan RS, serta biaya penunjang medik. Menurut penelitian Saka di London menyebutkan bahwa biaya rawat jalan menghabiskan 6,85% dari total biaya penyakit stroke iskemik dan sebanyak 5,63% diantaranya untuk biaya pengobatan (Saka, et.al, 2009). Pada penelitian ini, komponen rawat jalan menghabiskan biaya 3,37% dari total biaya penyakit stroke iskemik di RS Bethesda Yogyakarta. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian Saka, dikarenakan penelitian ini dilakukan menggunakan perspektif Rumah Sakit, sedangkan penelitian di London menggunakan perspektif sosial. Perspektif RS hanya menghitung biaya medik, sedangkan perspektif sosial selain biaya medik juga menghitung biaya non medik. Pada penelitian ini pasien stroke iskemik rawat jalan memiliki rata-rata sebesar Rp yang terdiri dari 83 pasien. Penelitian yang dilakukan Purbaningsih menyebutkan bahwa pasien stroke iskemik rawat jalan memiliki nilai ratarata sebesar Rp Rendahnya nilai ratarata inidapat disebabkan karena faktor usia dan tingkat keparahan. Nilai rata-rata usia pasien di RSUP Dr. Sardjito meningkat seiring dengan kenaikan usia pada variasi kelompoknya, begitu juga dengan tingkat keparahannya (Purbaningsih, 2015). Penelitian Purbaningsih menunjukkan bahwa komponen biaya obat dan barang medik memiliki persentase terbesar dibanding komponen biaya lainnya yaitu sebesar 54,80%. Berdasarkan tabel IV, biaya obat dan barang medik merupakancost driven dari pasien stroke iskemik rawat jalanyang menghabiskan biaya sebesar Rp (77,72%).Dari hasil perhitungan nilai standar deviasi terbesar juga didapat pada komponen biaya ini. Hal ini dikarenakan adanya variasi yang besar dari biaya obat antara satu pasien rawat jalan dengan pasien rawat jalan lainnya. Variasi biaya yang besar ini berhubungan juga dengan beragamnya jumlah dan jenis obat yang digunakan oleh setiap pasien dikarenakan setiap pasien stroke iskemik tidak hanya memerlukan pengobatan utama untuk penyakit stroke iskemik, tetapi juga pengobatan untuk mengatasi berbagai komorbid dan komplikasinya. Tabel IV. Perbandingan Komponen Biaya Pasien Stroke Iskemik Rawat Jalan Berdasarkan Metode Pembayaran Komponen Biaya Fee for service n Total Biaya Rata-rata Persen (%) Biaya Obat dan Barang Medik ,72 Biaya Jasa Pelayanan Medik dan RS ,00 Biaya Penunjang Medik ,28 TOTAL

7 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Tabel V. Perbandingan Komponen Biaya Pasien Stroke Iskemik Rawat Inap Berdasarkan Metode Pembayaran FFS (n=145) Komponen Biaya Total Biaya Fee for service Rata-rata Persen (%) Biaya Obat dan Barang Medik ,98 Biaya Jasa Pelayanan Medik ,62 Biaya Tindakan Medik ,14 Biaya Penunjang Medik ,11 Biaya Rumah Sakit ,32 Biaya Kamar ,83 TOTAL Berdasarkan tabel V, biaya pasien rawat inap memiliki rata-rata sebesar Rp yang terjadi pada 149 pasien. Nilai rata-rata ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Purbaningsih yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebesar Rp pada pasien stroke iskemik rawat inap. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan biaya yang signifikan dalam hal pelayanan dan perawatan antara pasien stroke iskemik rawat inap di RS Bethesda Yogyakarta maupun di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian Purbaningsih menunjukkan bahwa komponen biaya terbesar terdapat pada komponen biaya obat dan barang medik dengan persentase terbesar 45,80% (Purbaningsih, 2015). Penelitian Saka juga menyebutkan bahwa biaya obat memiliki persentase yang besar dibandingkan komponen biaya lainnya (Saka, et.al, 2009). Berdasarkan tabel V, biaya obat dan barang medikmerupakan kelompok biaya yang menghabiskan 35,98% dari total biaya riil pasien. Hal ini menunjukkan bahwa komponen ini merupakan cost driven dari pasien stroke iskemik rawat inap. Dilihat dari nilai rata-ratanya, komponen ini memiliki rata-rata terbesar dibandingkan komponen biaya lainnya yaitu sebesar Rp Berdasarkan penelitian Damayanti, nilai rata-rata komponen biaya obat dan barang medik pasien stroke iskemik rawat inap adalah Rp Rendahnya nilai ratarata pada penelitian Damayanti dapat disebabkan karena subyek penelitian tidak hanya terdiri dari pasien dengan cara bayar FFS, namun juga terdapat pasien dengan cara bayar PPS (Damayanti, 2010). Perbedaan nilai rata-rata ini dapat juga disebabkan karena banyaknya variasi jumlah dan jenis obat yang digunakan tiap pasien pada satu kali episode perawatan rawat inap. KESIMPULAN Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara statistikpada variabel usia dan jenis kelamin terhadaptotal biayariilpasien stroke iskemik rawat jalan (p>0,05). Terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel lama rawat inap dan kelas perawatan terhadaptotal biaya riil pasien stroke iskemik rawat inap (p<0,05). Total biaya penyakit stroke iskemik dengan pembayaran Fee for service adalah Rp yang merupakan penjumlahan dari total biaya riil pasien rawat jalan sebesar Rp dengan rata-rata Rp dan total biaya riil pasien rawat inap sebesar Rp dengan rata-rata Rp Biaya komponen terbesar terdapat pada kelompok biaya obat dan barang medik. 33

8 Volume 6 Nomor 1 Maret 2016 DAFTAR PUSTAKA Appelros, P., Stegmayr, B., danterent, A., Sex Differences in Stroke Epidemiology: A Systematic Review. American Heart Association, 40: Chang, K.-C., Tseng, M.-C., Weng, H.-H., Lin, Y.- H., Liou, C.-W., dan Tan, T.-Y., Prediction of Length of Stay of First- Ever Ischemic Stroke. American Stroke Association, 33: Choe, W.L., Tin, A.S., dan Meyyappan, A.,. 2010, Factor Influencing Costs of Inpatient Ischaemic Stroke Care in Singapura. SingHealth Centre for Health Services Research, 19: 283. Damayanti, 'AnalisisBiayaTerapiPasien Stroke RawatInap di RSUP Dr. SardjitoTahun 2007', Tesis, UniversitasGadjahMada, Yogyakarta. Dipiro, J.T., Robert, L.T., Gary, C.Y., Gary, R.M., Barbara, G.W., dan Posey, L.M., Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Seventh edition. ed. McGraw Hill, New York. Diringer, M.N., Edwards, D.F., Mattson, D.T., Akins, P.T., Sheedy, C.W., Hsu, C.Y., dkk., Predictors of Acute Hospital Costs for Treatment of Ischemic Stroke in An Academic Center. American Heart Association, 30: Feladita, N., 'AnalisisBiayaTerapi Stroke HemoragiPadaPasienRawatInap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta November ', Tesis,UniversitasGadjahMada, Yogyakarta. Goldstein, L.B., Bushnell, C.D., Adams, R.J., Appel, L.J., Braun, L.T., Chaturvedi, S., dkk., Guidelines for the Primary Prevention of Stroke: A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke, 42: Huang, Y.-C., Hu, C.-J., Lee, T.-H., Yang, J.-T., Weng, H.-H., Lin, L.C., dkk., The Impact Factors on the Cost and Length of Stay among Acute Ischemic Stroke. Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases, 22: Karuniawati, H., Ikawati, Z., dan Gofir, A., 2015, Pencegahan Sekunder untuk Menurunkan Kejadian Stroke Berulang Pada Stroke Iskemik,Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi,5: Nur, M. Dan Sulong, S., Direct medical cost of stroke: findings from a tertiary hospital in Malaysia. Medical Journal Malaysia, 67: Pinzon, T., Adnyana, K.S., dansanyasi, R.D., ProfilEpidemiologi Stroke : GambaranTentangPolaDemografi, FaktorResiko, GejalaKlinik, dan LuaranKlinisPasien Stroke. BethaGrafika Yogyakarta, Yogyakarta, Purbaningsih, S., 'Cost of IllnesPasien Stroke di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta', Tesis, UniversitasGadjahMada, Yogyakarta. Rasyid, Misbach, J., dan Harris, S., Stroke : KomplikasiMedis& Tata Laksana. BadanPenerbit FKUI, Jakarta, Saka, O., McGuire, A., dan Wolfe, C., Cost of stroke in the United Kingdom. Age and Ageing, 38: Segel, J.E., Cost of Illness Studies-A Primer. RTI International, RTI-UNC Center of Excellence in Health Promotion Economics. Sedjatiningsih, W., Ikawati, Z., dan Gofir, A., 2012, Pengaruh Pemberian Obat Antihipertensi terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Stroke Iskemik Akut yang Menjalani Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Jurnal Manajemen Pelayanan Farmasi, 2: Truelsen, T., Piechowski-Jozwiak, B., Bonita, R., Mathers, C., Bogousslavsky, J., danboysen, G., Stroke incidence and prevalence in Europe: a review of available data. European Journal of Neurology, 13:

COST OF ILLNESS PASIEN STROKE

COST OF ILLNESS PASIEN STROKE Submitted: 13-05-2015 Accepted : 13-06-2015 Published : 30-06-2015 p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi COST OF ILLNESS PASIEN STROKE COST OF ILLNESS OF STROKE PATIENT

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke merupakan gangguan aliran darah pada suatu bagian otak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke merupakan gangguan aliran darah pada suatu bagian otak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan aliran darah pada suatu bagian otak yang disebabkan oleh adanya bekuan (gumpalan) maupun pendarahan. Suplai darah berkurang atau tidak ada

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PENYAKIT STROKE PERDARAHAN DI RUMAH SAKIT

ANALISIS BIAYA PENYAKIT STROKE PERDARAHAN DI RUMAH SAKIT p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi ANALISIS BIAYA PENYAKIT STROKE PERDARAHAN DI RUMAH SAKIT ANALYSIS OF HEMORRHAGE STROKE DISEASE AT HOSPITAL Irfanianta Arif Setyawan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara fokal maupun global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir kematian, tanpa

Lebih terperinci

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Arya Widyatama 1, Imam Rusdi 2, Abdul Gofir 2 1 Student of Medical Doctor, Faculty of Medicine,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK

PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK Submitted : 21 Maret 2014 Accepted : 25 Juni 2014 Published : 30 Desember 2014 p-issn : 2088-8139 e-issn : 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN

Lebih terperinci

EVALUASI PENYEBAB DAN PENATALAKSANAAN TERAPI PADA KASUS KERACUNAN SERTA ANALISIS BIAYA

EVALUASI PENYEBAB DAN PENATALAKSANAAN TERAPI PADA KASUS KERACUNAN SERTA ANALISIS BIAYA Submitted : 21 Maret 2014 Accepted : 25 Juni 2014 Published : 30 Desember 2014 p-issn : 2088-8139 e-issn : 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi EVALUASI PENYEBAB DAN PENATALAKSANAAN TERAPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar di dunia. Stroke adalah gangguan fungsi otak fokal maupun secara menyeluruh yang terjadi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA RIIL TERHADAP TARIF INA-CBG s PENYAKIT STROKE ISKEMIK DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

PERBANDINGAN BIAYA RIIL TERHADAP TARIF INA-CBG s PENYAKIT STROKE ISKEMIK DI RS BETHESDA YOGYAKARTA p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 PERBANDINGAN BIAYA RIIL TERHADAP TARIF INA-CBG s PENYAKIT STROKE ISKEMIK DI RS BETHESDA YOGYAKARTA COMPARISON OF REAL COSTS AGAINST THE PRICE OF INA-CBG's ISCHEMIC STROKE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap stabil selama beberapa dekade terakhir, yaitu >650.000 kasus baru didiagnosis setiap

Lebih terperinci

COST OF ILLNESS PASIEN HEMOFILIA A DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA. Abstrak

COST OF ILLNESS PASIEN HEMOFILIA A DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA. Abstrak COST OF ILLNESS PASIEN HEMOFILIA A DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Umi Nafisah Program Studi Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta Jl. KH. Samanhudi 31, Mangkuyudan, Surakarta Abstrak Hemofilia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medication error merupakan masalah yang cukup pelik dalam pelayanan kesehatan. Di Amerika Serikat, medication error diperkirakan membahayakan 1,5 juta pasien

Lebih terperinci

ANALISIS LAMA RAWAT DAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA SISTEM PEMBAYARAN INA DRG DAN NON INA DRG DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

ANALISIS LAMA RAWAT DAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA SISTEM PEMBAYARAN INA DRG DAN NON INA DRG DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA ANALISIS LAMA RAWAT DAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA SISTEM PEMBAYARAN INA DRG DAN NON INA DRG DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah medis yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Diperkirakan 1 dari 3 orang akan terserang stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke (Nufus, 2012). Stroke menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke tertinggi di Asia. Jumlah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

Prosiding Farmasi ISSN:

Prosiding Farmasi ISSN: Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X di Kota Bandung Periode Juli- Desember 2015 Prevalence of Prolanis Patiens Hypertension Clinic X in Bandung City Period

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA TERAPI STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

ANALISIS BIAYA TERAPI STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA ANALISIS BIAYA TERAPI STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA Faridah Baroroh, Lailla Affianti Fauzi Universitas Ahmad Dahlan Email : ida_br@yahoo.com ABSTRAK Stroke

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS TERHADAP BIAYA TERAPI

HUBUNGAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS TERHADAP BIAYA TERAPI Submitted : 12 Agustus 2015 Accepted : 31 Agustus 2015 Published : 30 September 2015 p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi HUBUNGAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS TERHADAP

Lebih terperinci

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG INTISARI SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG s SERTA HUBUNGAN BIAYA RAWAT INAP TERHADAP BIAYA RILL DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Ary Kurniawan

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com

Lebih terperinci

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif (non eksperimental). Pengambilan data dilakukan menggunakan metode retrospektif kemudian dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian... DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Lembar Persetujuan... ii Penetapan Panitia Penguji... iii Kata Pengantar... iv Pernyataan Keaslian Penelitian... v Abstrak... vi Abstract...... vii Ringkasan.... viii Summary...

Lebih terperinci

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI Prof. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang berlangsung selama (minimal) 24 jam atau lebih, ada keterlibatan

Lebih terperinci

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 - DESEMBER 2014 Fitriana Andiani, 2015 : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 Ezra Endria Gunadi, 2011 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., MS Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang sangat kompleks, yang ditandai dengan sindrom heterogen seperti pikiran kacau dan aneh, delusi, halusinasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011 Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011 Oleh : Raisa Khairuni 100100115 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke. Background: Dysphagia is a commonly morbidity after stroke, the presence of dysphagia has been associated with increased risk for pulmonary complication and even mortality.there is is emerging evidence

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan dengan pendekatan retrospektif melalui penelusuran terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302-2493 ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Lilis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt.

Lebih terperinci

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012 Gambaran Penderita di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012 Fortunata, July Ivone, Dedeh Supantini Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan diwajibkan melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatannya dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Herlyanie 1, Riza Alfian 1, Luluk Purwatini 2 Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit

Lebih terperinci

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI) DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI) Dyah Surya Kusumawati (Prodi S1 Keperawatan) Stikes Bhakti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan stroke, dimana didapatkan data 6 juta orang meninggal dunia, dan 5 juta lainnya mengalami cacat permanen.

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro ANALISIS DESKRITIF LAMA PERAWATAN, KARAKTERISTIK PASIEN DAN PEMBIAYAAN PADA KASUS HEMATOLOGI DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI PASIEN BPJS NON PBI PADA TAHUN 2015 DI RSUP DR KARIADI SEMARANG Dwi Ratna Yuliyanti

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua, sedangkan di United States, stroke merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011 ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011 Hilman Ramdhani, 2011. Pembimbing I : H. Edwin Setiabudi,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit tidak menular (non communicable diseases) diprediksi akan terus mengalami peningkatan di beberapa negara berkembang. Peningkatan penderita penyakit

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO FAUZIAH PRASTIWI 2443011016 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global

Lebih terperinci

Pengaruh Umur dan Penyakit Penyerta... (Imaniar Noor Faridah, dkk) 187

Pengaruh Umur dan Penyakit Penyerta... (Imaniar Noor Faridah, dkk) 187 Pengaruh Umur dan Penyakit Penyerta... (Imaniar Noor Faridah, dkk) 187 PENGARUH UMUR DAN PENYAKIT PENYERTA TERHADAP RESIKO INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN BEDAH GASTROINTESTINAL THE INFLUENCE OF AGE AND

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi. INTISARI GAMBARAN PELAYANAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI OBAT ANTIHIPERTENSI DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Halimatus Sa diah 2 ; Ratih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke masih menjadi perhatian dunia karena angka kematiannya yang tinggi dan kecacatan fisik yang ditimbulkannya. Berdasarkan data WHO, Stroke menjadi pembunuh nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009). A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh. Jumlah penderita penyakit hipertensi di dunia hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa.

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.

Lebih terperinci

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No. PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE 10 APRIL 30 MEI 2015 Halisah 1, Riza Alfian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM INTISARI SELISIH TARIF PAKET INA-CBGs DENGAN BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM Noormila Sari 1 ; Ratih Pratiwi Sari

Lebih terperinci

GAMBARAN DAN ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI

GAMBARAN DAN ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI GAMBARAN DAN ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : FITRIA NILA SISTHA K 100080171 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia (Mansjoer, 2000). Serangan otak ini merupakan kegawatdaruratan medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan

Lebih terperinci

AZIMA AMINA BINTI AYOB

AZIMA AMINA BINTI AYOB Kejadian Anemia Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Rawat Jalan dan Ruang Rawat Inap Divisi Endokrinologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik, Medan Pada Tahun 2011-2012 AZIMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengkaji analisis biaya pada pasien rawat inap yang terdiagnosa kegagalan jantung dengan atau tanpa penyakit penyerta di RS Yogyakarta tahun 2015. Sampel yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian karena stroke sampai saat ini masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada tahun 2008 ada 6,2 juta kematian karena stroke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian 1. Gambaran karakteristik Pasien Hasil penelitian diperoleh jumlah subjek sebanyak 70 pasien. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN 20062009 COST ANALYSIS AND MALARIA THERAPY FOR HOSPITALIZED PATIENT IN

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 Yanuarita Dwi Puspasari, 2009. Pembimbing I : July Ivone, dr., MS Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan suatu observasional

Lebih terperinci

Analisis Length Of Stay (Los) Berdasarkan Faktor Prediktor Pada Pasien DM Tipe II di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Analisis Length Of Stay (Los) Berdasarkan Faktor Prediktor Pada Pasien DM Tipe II di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional) Vol. No November 07 ISSN 54-0644 (Print) Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo Analisis Length Of Stay (Los) Berdasarkan Faktor Prediktor Pada Pasien DM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang terjadi akibat penyakit kardiovaskular. Kelainan terjadi pada pembuluh darah di otak dan bersifat fokal. Stroke merupakan

Lebih terperinci

COST OF ILLNESS DARI CHRONIC KIDNEY DISEASE DENGAN TINDAKAN HEMODIALISIS

COST OF ILLNESS DARI CHRONIC KIDNEY DISEASE DENGAN TINDAKAN HEMODIALISIS Submitted : 12 Agustus 2015 Accepted : 31 Agustus 2015 Published : 30 September 2015 p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi COST OF ILLNESS DARI CHRONIC KIDNEY DISEASE

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG RUTH AGUSTINA R. 2443009171 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci