BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PT DJARUM (KASUS PROGRAM TML 2010 PT DJARUM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PT DJARUM (KASUS PROGRAM TML 2010 PT DJARUM)"

Transkripsi

1 51 BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PT DJARUM (KASUS PROGRAM TML 2010 PT DJARUM) 5.1. Pandangan PT Djarum terhadap CSR PT Djarum mengimplementasikan program CSR disebabkan adanya keinginan dari perusahaan untuk melakukan kegiatan sosial, lingkungan dan kemasyarakatan. Apabila dikaitkan dengan teori Wibisono (2007) mengenai pandangan perusahaan, maka PT Djarum memiliki pandangan terhadap CSR, yaitu adanya dorongan tulus dari dalam (internal driven) karena PT Djarum menempatkan CSR sebagai bagian dari Nilai Inti Budaya Perusahaan. Selain itu, juga program CSR PT Djarum sebenarnya telah dilaksanakan sejak tahun 1969 yang dimulai dengan Djarum Bakti Olahraga berupa beasiswa bagi atlet bulutangkis. Djarum Bakti Lingkungan juga turut serta dalam menghijaukan Kabupaten Kudus. Menurut Bapak MA selaku Public Affairs PT Djarum, PT Djarum berupaya agar setiap karyawan mengimplementasikan tanggung jawab sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini terutama dilakukan di lingkungan pabrik dan kantor pusat PT Djarum sehingga PT Djarum selalu mengimplementasikan program CSR kepada masyarakat di sekitar pabrik dan kantor pusat PT Djarum yang kemudian merambah ke daerah-daerah sekitarnya yang lebih luas. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Bapak MA selaku Public Affairs PT Djarum. Dalam melaksanakan usahanya, PT Djarum berkomitmen untuk selalu memperhatikan kepentingan sosial dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Kegiatan CSR selaras dengan Nilai Inti Budaya Perusahaan yakni mengenai Tanggung Jawab Sosial, yaitu peka dan peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam kehidupan berbisnis. CSR PT Djarum sebenarnya telah berjalan sejak tahun 1969 dengan memberikan

2 52 beasiswa kepada atlet bulutangkis kemudian dilanjutkan dengan program penghijauan di Kota Kudus. (Bapak MA, 35 tahun) 5.2. Model Program CSR PT Djarum Model program CSR yang diterapkan PT Djarum apabila dikaitkan dengan model pogram CSR yang diungkapkan oleh Saidi dan Abaidin (2004) dalam Suharto (2006) masuk ke dalam model keterlibatan langsung. Model program CSR yang digunakan PT Djarum dilakukan secara self managing. PT Djarum melakukan sendiri program CSR tersebut secara langsung dengan menugaskan Public Affairs PT Djarum. Program-program CSR yang telah dilaksanakan PT Djarum dikelola oleh Public Affairs PT Djarum secara langsung dengan melakukan tahapan-tahapan program CSR mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pelaporan. Program-program CSR PT Djarum yang akan dilakukan pada tahun tertentu, telah direncanakan sebelumnya oleh Public Affairs PT Djarum terutama program tahunan yang setiap tahunnya selalu dilaksanakan dengan perbaikan-perbaikan dari hasil evaluasi pada program sebelumnya. Kelebihan dari model keterlibatan langsung ini adalah pelaksanaan program CSR dapat lebih sesuai dengan maksud dan tujuan dari PT Djarum, lebih mudah dikontrol dan dimonitor oleh Public Affairs PT Djarum, serta PT Djarum dapat belajar langsung merancang program CSR. Hal ini selaras dengan informasi yang diungkapkan oleh Bapak MA selaku Public Affairs PT Djarum. Dari dulu kegiatan CSR Djarum selalu dilakukan oleh orang-orang Djarum langsung dan Djarum tidak pernah membuat yayasan dan tidak bergabung dengan yayasan manapun. Kegiatan CSR Djarum selalu direncanakan dan dilakukan oleh orang Djarum sendiri sampai tahap

3 53 pelaporan hasil. Ada evaluasi kegiatan untuk perbaikan kegiatan yang dilakukan selanjutnya. (Bapak MA, 35 tahun) Salah satu program CSR PT Djarum, yaitu program TML yang dikelola secara langsung oleh Public Affairs PT Djarum. PT Djarum dalam melaksanakan program TML melibatkan Beswan Djarum, yaitu penerima beasiswa PT Djarum yang merupakan program dari Djarum Bakti Pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Djarum dengan melibatkan Beswan Djarum dalam setiap program CSR PT Djarum. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan program TML 2010 dapat berjalan lebih efektif dan juga dapat turut berpartisipasi mensukseskan pelaksanaan program. Namun, pada pelaksanaan program, tetap dikontrol dan dimonitor langsung oleh Public Affairs PT Djarum. Selanjutnya dibahas mengenai salah satu program CSR yang dijalankan PT Djarum, yaitu program TML PT Djarum Sejarah Program TML PT Djarum Program TML PT Djarum merupakan pengembangan dari program TAML yang pertama kali dilaksanakan pada tahun Program ini diadakan dua kali dalam setahun setiap enam bulan sekali pada musim hujan dengan memfokuskan pada anak usia sekolah untuk melestarikan lingkungan dengan menanam pohon. Gagasan tersebut timbul sebagai rasa tanggung jawab terhadap kesinambungan dan kelestarian sumber daya alam, serta lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Awalnya sasaran program hanya fokus kepada anak-anak Sekolah Dasar (SD) kemudian berkembang menjadi anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah

4 54 Menengah Atas (SMA). Materi yang diberikan adalah pelestarian lingkungan, mengenal biji-bijian, merawat bibit kemudian praktek penanaman di lapangan. Masing-masing pohon yang telah ditanam diberi nama penanam pohon tersebut sehingga jika pohon tersebut tumbuh dapat diketahui siapa yang menanam pohon tersebut. Hal ini merupakan metode untuk menanamkan kebanggaan dan ikut serta dalam menjaga lingkungan. Program TAML berkembang menjadi program TML yang sudah dimulai sejak tahun Program TML adalah program penghijauan yang difokuskan di Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus dengan tanaman penghijauan maupun tanaman produktif. Hal ini diharapkan bisa mempertahankan kawasan resapan air bagi Kabupaten Kudus untuk mengurangi bencana banjir dan longsor. Penanaman dilakukan di akhir musim penghujan karena tekstur tanah yang akan ditanami masih gembur sehingga mudah untuk ditanami dan setelah bibit ditanam akan mendapat air yang cukup dari air hujan. Lokasi Program TML difokuskan di Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus dengan desa yang berbeda setiap tahunnya. Jenis dan jumlah bibit yang diberikan juga disesuaikan dengan kebutuhan penduduk terhadap tanaman tertentu dan tergantung dari luas lahan yang akan ditanam sehingga tidak semua jenis tanaman diberikan pada setiap program TML dengan jumlah yang berbeda-beda. Diagram jumlah bibit yang diberikan dalam program TML dapat dilihat pada Gambar 6. PT Djarum telah mengadakan Program TML mulai 2006 yang terletak di Desa Soco, Kecamatan Dawe dengan menanam bibit tanaman penghijauan dan tanaman produktif. Kemudian pada 2007 penanaman difokuskan di Desa Ternadi,

5 55 Kecamatan Dawe dengan menanam bibit. TML 2008 juga masih difokuskan di Desa Ternadi, Kecamatan Dawe dengan menanam bibit sebanyak bibit. Pada 2009, program TML mulai diadakan dua kali dalam setahun karena adanya evaluasi dari tahun lalu agar program ini dapat berjalan lebih efektif. Maka, TML 2009 dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Januari dan bulan November di musim penghujan. Pada bulan Januari, TML 2009 dilaksanakan di Desa Kuwukan, Kecamatan Dawe dengan menanam bibit. Kemudian dari evaluasi TML 2009 di Desa Kuwukan, diperlukan penyempitan area agar lebih fokus dalam penanaman dari area desa menjadi area yang lebih sempit yaitu dusun. Maka, TML 2009 pada bulan November dilaksanakan di Dusun Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog dengan menanam bibit. Pada 2010, program TML difokuskan kembali di Desa Soco dengan area penanaman yang lebih sempit yaitu di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe dengan menanam bibit sebanyak bibit. Program TML 2010 ini dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan dalam melaksanakan program CSR. Gambar 6 Diagram Batang Jumlah Bibit yang Diberikan Program TML

6 Tahapan Program TML 2010 PT Djarum Program TML 2010 dilakukan melalui tahapan-tahapan program CSR menurut Wibisono (2007) yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pelaporan. Program ini terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun berdasarkan hasil evaluasi program TML sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan tahapan program TML 2010 mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga sampai pada tahap pelaporan Tahap Perencanaan Program TML 2010 PT Djarum Program TML 2010 dimulai melalui tahap awal dalam membuat suatu program yaitu tahapan perencanaan program. Tahap perencanaan ini merupakan perbaikan dari hasil evaluasi program TML sebelumnya pada 2009 karena tahapan program ini membentuk siklus yang selalu berkait satu sama lain. Setelah evaluasi program sebelumnya maka akan ada perbaikan dari hasil evaluasi tersebut pada tahap perencanaan program selanjutnya untuk mendapatkan program yang lebih baik.

7 57 Tahap perencanaan ini membutuhkan rencana yang matang sehingga diharapkan pada tahap pelaksanaan dapat terlaksana dengan baik dan lancar sehingga tujuan utama dilaksanakannya program tersebut dapat tercapai. Program TML ini dilaksanakan dengan melibatkan tiga stakeholders. Stakeholders, pertama adalah pemerintah, yaitu Pemerintah Desa Soco yang berperan sebagai perantara antara program yang dijalankan oleh PT Djarum dengan warga Desa Soco. Kemudian yang kedua, adalah pihak swasta, yaitu PT Djarum sebagai pelaksana program TML Kemudian yang ketiga, adalah masyarakat yang terdiri dari warga Desa Soco dan mahasiswa sebagai panitia yang berasal dari Beswan Djarum dan mahasiswa sebagai peserta program TML. Stakholders yang terlibat pada program TML 2010 terlihat pada Gambar 7. Gambar 7 Stakeholders yang Terlibat pada Program TML 2010 PEMERINTAH SWASTA MASYARAKAT Untuk menjalankan program TML 2010, diperlukan enam langkah dalam tahap perencanaannya, sebagai berikut: 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan merupakan langkah awal yang dilakukan pada tahap perencanaan. Hal ini dilakukan untuk mencari daerah yang tepat dijadikan sebagai sasaran dalam program TML Daerah yang menjadi sasaran

8 58 program TML adalah desa di Kawasan Gunung Muria yang rawan longsor dan banjir. Pada 2006, program TML telah dilaksanakan di Desa Soco namun karena lahan kritis di Desa Soco terlalu luas sehingga tidak dapat dijangkau oleh program TML Atas pertimbangan tersebut, maka program TML 2010 difokuskan kembali ke Desa Soco dengan fokus penanaman di Dusun Ngeduk. Berdasarkan hasil observasi lapang didapatkan data bahwa Desa Soco yang terletak di Kecamatan Dawe merupakan Kawasan Gunung Muria. Lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran 11. Desa Soco termasuk ke dalam deretan dari Gunung Muria dari arah barat sampai ke timur. Dusun Kambangan terdapat di Desa Menawan, Kecamatan Gebog terdapat dibagian barat deretan Gunung Muria kemudian masuk ke Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog yang merupakan puncak tertinggi. Kemudian ke arah timur terdapat Desa Soco, Kecamatan Dawe kemudian masuk ke Desa Ternadi, Kecamatan Dawe. Menuju ke timur lagi masuk ke Desa Colo, Kecamatan Dawe dan di bagian paling timur terdapat Desa Kuwukan, Kecamatan Dawe. Hal ini terlihat pada Gambar 8. Desa Soco memiliki tiga dusun, yaitu Dusun Sikrangkang, Dusun Krajan dan Dusun Ngeduk yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun (Kadus). Secara keseluruhan desa ini ditempati oleh KK (Kepala Keluarga) dengan perincian sebagai berikut: 1. Dusun Sikrangkang terdapat 330 KK (Kepala Keluarga) 2. Dusun Krajan terdapat 360 KK (Kepala Keluarga) 3. Dusun Ngeduk terdapat 340 KK (Kepala Keluarga)

9 59 Pada observasi lapang juga dicari lokasi penanaman yang tepat yaitu lahan kritis milik warga. Dari data profil Desa Soco didapatkan data luas lahan di Desa Soco sebesar ha. Lokasi yang ditanami dalam program TML ini difokuskan di Dusun Ngeduk yang terdapat di bagian atas Desa Soco. Luas lahan yang ditanami di Dusun Ngeduk difokuskan pada 3,8 ha lahan kritis dari 2000 ha lahan kosong. 2. Wawancara Ringan dengan Petani Selain observasi lapang, pada tahap perencanaan program TML 2010 juga dilaksanakan wawancara ringan dengan para petani yang sedang bekerja di sawah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon para petani terhadap program TML yang diadakan PT Djarum di desa mereka. Wawancara ringan ini dilakukan juga untuk mengetahui jenis bibit apa saja yang diinginkan warga dan cocok ditanam di daerah tersebut. Hal ini dilakukan dalam rangka pendekatan dengan warga desa sekaligus sosialisasi kepada beberapa petani tentang program TML Kunjungan ke Perangkat Desa (Penjajagan) Panitia TML 2010 juga melakukan kunjungan ke perangkat desa untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman mengenai program TML 2010 yang akan dilaksanakan di desa tersebut. Perangkat desa tersebut terdiri dari Kepada Desa dan Kepala Dusun berserta perangkatnya. Hal ini dilakukan untuk dapat melakukan pendekatan kepada para pemangku kepentingan sehingga mereka diharapkan dapat menyampaikan program yang akan dilakukan PT Djarum di Desa Soco kepada warga desa. Program ini tidak akan berhasil tanpa dukungan

10 60 dari warga desa sehingga diperlukan para pemangku kepentingan sebagai orang yang dipercaya dan diikuti warga desa. 4. Presentasi Hasil Survei Lapangan Hasil dari survei lapangan yang terdiri dari observasi lapang, wawancara ringan dengan petani dan kunjungan ke perangkat desa dipresentasikan dalam rapat internal Public Affairs PT Djarum. Rapat internal tersebut membahas semua perencanaan program TML dengan mempertimbangkan program-program TML yang telah dilaksanakan sebelumnya sehingga mendapatkan hasil program yang lebih baik dari tahun sebelumnya. 5. Persetujuan Lokasi Penanaman dan Konsep Program TML 2010 Setelah melalui beberapa langkah dalam tahap perencanaan, maka didapatkan persetujuan lokasi penanaman dan konsep program TML Lokasi penanaman ditetapkan di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Konsep dari program TML 2010 mengangkat tema Aksiku Lestarikan Alam. Tema tersebut dipilih karena pada tahun ini lebih ditekankan kepada aksi yang benar-benar kongkrit untuk menanam pohon dengan tujuan melestarikan alam. Kemudian yang membedakan antara TML 2010 dengan TML pada tahun sebelumnya adalah pada TML 2010 ini semua bibit ditanam langsung 100 persen oleh peserta yang dibantu oleh masyarakat Desa Soco. Penanaman bibit dilaksanakan dua kali karena banyaknya jumlah bibit yang ditanam di lokasi. Penanaman pertama yang disebut dengan Pra Acara, dilaksanakan pada 15 dan 16 Februari 2010 yang berlokasi disepanjang turus jalan masuk Desa Soco yang

11 61 dilakukan oleh panitia bersama dengan sebagian masyarakat Desa Soco. Penanaman kedua yang disebut Acara Inti dilaksanakan pada 20 dan 21 di lokasi pekarangan dan lahan kritis Desa Soco yang dilakukan oleh mahasiswa se- Kabupaten Kudus bersama dengan masyarakat Desa Soco. Sebelum Acara Inti, diadakan Malam Rembug yaitu malam rembug lingkungan dan rapat penegasan bersama warga desa. 6. Pengajuan Proposal Kegiatan Setelah melalui tahapan di atas, proposal program TML 2010 sesuai dengan lokasi penanaman dan konsep program yang telah disetujui dan disepakati bersama. Tujuan diadakannya program TML PT Djarum berdasarkan tahapan perencanaan, yaitu sebagai berikut: 1. Menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan. 2. Menjadikan Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus yang asri dan tetap lestari. 3. Membantu menghijaukan lahan masyarakat Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus. 4. Membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. 5. Membantu kemandirian masyarakat dalam mengelola lahan sendiri. 6. Merupakan gerakan kongkrit untuk mengatasi tanah longsor, banjir dan erosi khususnya Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus. Setelah tahap perencanaan dilaksanakan dengan matang dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tahap implementasi. Tahap implementasi merupakan tahap yang

12 62 paling penting dalam suatu program karena tahap implementasi merupakan tahap inti suatu program yang dijalankan Tahap Implementasi Program TML 2010 PT Djarum Tahap implementasi merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap perencanaan. Tahap implementasi merupakan realisasi yang sudah direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap implementasi menurut Wibisono (2007) dibagi menjadi tiga langkah utama, yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi. Langkah yang pertama dalam tahap implementasi adalah sosialisasi program. Sosialisasi program menurut Wibisono (2007) diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai aspek yang terkait dengan implementasi program CSR. Sosialisasi dalam program TML 2010 dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pembentukan Panitia TML 2010 Pembentukan panitia TML 2010 dilakukan agar program TML ini dapat berjalan dengan efektif. Public Affairs PT Djarum membentuk suatu tim khusus sebagai panitia TML 2010 yang diambil dari para Beswan Djarum dengan melakukan pemberdayaan kepada para Beswan tersebut untuk menambah pengalaman dalam mengelola suatu program CSR. Panitia tersebut langsung berada di bawah pengawasan Public Affairs PT Djarum sehingga dalam implementasinya, program ini akan didukung penuh oleh seluruh komponen perusahaan. Dengan demikian, dalam perjalanan program tidak ada kendala yang serius yang dialami oleh penyelenggara.

13 63 2. Mengkomunikasikan Program melalui Media Publikasi Hal yang harus dilakukan pertama kali oleh panitia TML 2010 adalah mengkomunikasikan program TML 2010 melalui media publikasi. Program TML 2010 ini perlu dikomunikasikan kepada masyarakat terutama kepada sasaran program, yaitu mahasiswa. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat berpartisipasi dalam program ini sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar. Media publikasi ini digunakan sebelum program berlangung untuk mempublikasikan program TML Media publikasi ini dilakukan melalui lima bentuk yaitu: 1. Melalui pamflet yang disebarkan di seluruh universitas se-kabupaten Kudus dan ditempelkan dibeberapa tempat strategis, seperti warung makan, papan pengumuman, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan mahasiswa berada di tempat tersebut. Pamflet tersebut berisi gambaran umum program, pendaftaran peserta, persyaratan, pengumuman peserta yang berhak menerima dan mengikuti, fasilitas, tempat kumpul, contact person dan lain-lain. Contoh pamflet TML 2010 terdapat pada Gambar Melalui spanduk yang dipasang di dua universitas besar di Kabupaten Kudus yaitu di Universitas Muria Kudus (UMK) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) serta di tempat strategis lainnya seperti di perempatan jalan dan jalan masuk menuju Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Spanduk tersebut berisi gambaran umum program, pendaftaran peserta, persyaratan, pengumuman peserta yang berhak menerima dan mengikuti, fasilitas, tempat kumpul, contact person dan lain-lain. Contoh spanduk TML 2010 terdapat pada Gambar 12.

14 64 3. Melalui facebook TML dengan alamat Facebook merupakan media publikasi yang sedang marak, cepat dan mudah diakses saat ini sehingga sangat efektif mempublikasikan program TML Melalui undangan untuk mengirimkan perwakilannya sebagai peserta program TML yang diberikan kepada beberapa universitas di Kabupaten Kudus. 5. Word of mount yaitu publikasi yang dilakukan dari orang per orang dan cara ini lebih efektif untuk menyebarluaskan program TML terutama kepada mahasiswa se-kabupaten Kudus. 3. Membagikan Undangan dan Pendaftaran Peserta Peserta program TML 2010 adalah mahasiswa perguruan tinggi di Kabupaten Kudus, maksimal semester 4 dan membawa foto kopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Peserta TML 2010 adalah mahasiswa karena dianggap sebagai elemen masyarakat yang lepas dari kepentingan-kepentingan tertentu sehingga masih murni sebagai gerakan sosial. Persyaratan dari peserta TML adalah mahasiswa semester empat karena masih di awal masa pembelajaran di universitas tentang tanggung jawab sosial dalam menjaga lingkungan dan jika semester akhir akan disibukkan dengan tugas akhir. Hal ini selaras dengan hasil wawancara bersama Ketua TML 2010 Bapak MTR. Mahasiswa itu masih murni dari kepentingan-kepentingan seperti politik, bisnis dan lain-lain jadi masih murni gerakan sosial dari dalam hati mereka. Kami membatasi hanya sampai semester empat karena kalau semester empat keatas sudah sibuk dengan kuliah, kalau semester-semeter awal masih perlu pembelajaran tentang tanggung jawab sosial dalam menjaga lingkungan, kalau semester akhir sudah sibuk dengan skripsi. (Bapak MTR, 31 tahun)

15 65 Selain itu, menurut Bapak MTR, program TML 2010 ini keanggotaannya ditekankan pada aspek volentire quality artinya keterlibatan peserta harus diuji dengan kesungguhan dan keseriusan untuk mewujudkan niat baik yaitu mendukung masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari ancaman bencana alam, seperti tanah longsor, kesulitan air bersih, banjir dan lain sebagainya. Mahasiswa tersebut dapat menjadi peserta program TML 2010 dengan tiga cara, yaitu mendaftar melalui facebook secara online, dapat memenuhi undangan yang telah disebarkan ke universitas-universitas yang ada di Kabupaten Kudus atau datang langsung ke sekretariat TML 2010 di Pusat Penghijauan Tanaman, Desa Kaliputu, Kabupaten Kudus. Kemudian mereka juga disyaratkan membuat tulisan dengan tema Gagasan Penghijauan di Kudus yang dapat dikirim via facebook atau datang langsung ke sekretariat TML Dengan adanya beberapa cara untuk mendaftar, diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah mendaftar program tersebut. Seperti melalui facebook dengan akses yang mudah jika tidak mendapatkan undangan atau tidak bisa datang langsung ke sekretariat. Persyaratan untuk membuat tulisan juga diberlakukan agar peserta TML bisa lebih peka terhadap lingkungan melalui tulisan dengan tema yang sesuai dengan tujuan dari program TML, yaitu gagasan mengenai penghijauan terutama di Kabupaten Kudus sehingga diharapkan mahasiswa bisa lebih aktif dan kreatif menyumbangkan gagasan-gagasan baru untuk memelihara lingkungan

16 66 khususnya Kabupaten Kudus serta dapat menjadi inspirasi baru bagi perbaikan program TML ke depan. Setelah mendaftar dan mengajukan tulisan, panitia menyeleksi mahasiswa yang mendaftar karena yang ditargetkan sebanyak 250 peserta. Mahasiswa yang lolos seleksi adalah mahasiswa yang sesuai dengan persyaratan dan membuat tulisan dengan tema Gagasan Penghijauan di Kudus yang bagus dan menarik. Pengumuman peserta yang diterima dan berhak mengikuti program diumumkan via facebook. Kemudian peserta yang telah lolos seleksi tersebut wajib melakukan validasi data untuk memastikan kesediaan peserta dapat mengikuti semua rangkaian acara yang telah ditentukan dan memberitahukan persiapan yang diperlukan pada Acara Inti, yaitu tanggal 20 dan 21 Februari Langkah yang kedua dalam tahap implementasi adalah pelaksanaan program. Pelaksanaan program TML 2010 terdiri dari tiga rangkaian acara yaitu sebagai berikut: 1. Pra Acara (15 dan 16 Februari 2010) Pra Acara merupakan acara penanaman bibit awal yang dilakukan oleh panitia berserta sebagian warga desa di sepanjang turus jalan desa. Hal ini dilakukan karena jumlah bibit yang cukup banyak untuk ditanam yaitu, bibit petai dan 150 bibit termbesi sehingga total jumlah bibit sebanyak bibit tanaman. Pemilihan jenis tanaman ini merupakan hasil koordinasi antara panitia dengan warga Desa Soco. Jenis tanaman dibagi menjadi dua, yaitu jenis tanaman produktif, yaitu petai dan jenis tanaman penghijauan, yaitu trembesi yang berguna

17 67 untuk mencegah erosi dan longsor karena mempunyai akar yang besar dan kokoh. Jenis dan jumlah bibit tanaman dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan Jumlah Bibit yang Diberikan di Desa Soco No. Jenis Bibit Tanaman Jumlah (bibit) Petai Trembesi Total Kegiatan penanaman dilakukan di turus jalan sepanjang Dusun Ngeduk, Desa Soco sejumlah 150 bibit trembesi yang ditanam oleh panitia bersama perwakilan warga dan dilaksanakan pembagian sebagian bibit-bibit petai kepada warga sebanyak bibit petai. Masing-masing KK (Kepala Keluarga) mendapatkan ± 20 bibit tanaman yang disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Penanaman dilakukan dengan memberi tanda (ajir) yang telah diberi cat warna biru (warna corporate PT Djarum) yang akan dilakukan pada hari berikutnya. Pemberian ajir ini selain berfungsi sebagai penyangga tanaman, juga berfungsi sebagai penanda agar dalam tahap evaluasi berikutnya dapat lebih mudah dikenali dan mudah untuk mengukur tumbuhnya tanaman. Pada hari selanjutnya, dilakukan kegiatan pemberian tanda (ajir) di lahan warga yang sudah ditanami bibit trembesi dan dilakukan juga penanaman bibit petai sejumlah bibit. Pada hari itu juga melaksanakan kegiatan pembagian tanda (ajir) kepada warga untuk di tancapkan di lahan-lahan kritis yang ditanami pada Acara Inti, yaitu pada 20 dan 21 Februari Malam Rembug (19 Februari 2010)

18 68 Acara malam rembug lingkungan dan rapat penegasan dihadiri oleh pihak PT Djarum sebagai penyelenggara program, para tokoh pemerhati lingkungan, perangkat desa yang diwakili oleh Kepala Desa Soco dan Kepada Dusun Ngeduk, serta masyarakat Desa Soco yang bertempat di Gedung SD Ngeduk, Desa Soco. Pihak PT Djarum menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya program ini. Para pemerhati lingkungan diwakili oleh dosen dari Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus (UMK) dan perwakilan dari Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Kabupaten Kudus. Para pemerhati lingkungan ini memaparkan mengenai pentingnya penghijauan di daerah atas sebagai penyangga air agar daerah bawah tidak terkena banjir. Mereka juga menyampaikan tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan fungsi hutan antara lain dapat mencegah erosi dan banjir pada saat musim hujan, serta tetap menyediakan air pada saat musim kemarau. Selain menerangkan tentang fungsi hutan para pemateri juga mengajak kepada warga Dusun Ngeduk, Desa Soco untuk tetap rukun dan guyub dalam bermasyarakat karena dengan inilah masyarakat dapat bersama-sama membangun desanya. Acara ini diadakan dengan mengundang warga Dusun Ngeduk, Desa Soco agar mereka mengetahui maksud dan tujuan dari program TML 2010, serta masyarakat mampu bersinergi bersama-sama untuk menjaga lingkungannya dan mengerti, serta memahami masalah lingkungan yang dihadapi pada akhirnya akan mampu menjaga lingkungannya secara mandiri. Karena keterbatasan fasilitas, seperti listrik dan tempat yang kurang mamadai, maka LCD yang telah disediakan oleh panitia tidak bisa digunakan. Pembicara hanya berbicara dengan

19 69 menggunakan penekanan-penekanan pada materi yang dianggap penting tanpa menggunakan media visual sehingga ada beberapa warga yang kurang memperhatikan. Secara keseluruhan, acara ini berlangsung dengan santai, penuh keakraban dan di akhir acara terdapat diskusi antara masyarakat desa dengan pihak PT Djarum, para tokoh pemerhati lingkungan dan perangkat desa. 3. Acara Inti (20 dan 21 Februari 2010) Acara inti TML 2010 yang diadakan pada 20 dan 21 Februari 2010 diikuti oleh 250 peserta yang berasal dari lima universitas se-kabupaten Kudus yaitu Universitas Muria Kudus (UMK), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Sekolah Tinggi Kesehatan Cendikia Utama (Stikes Cendikia Utama), Sekolah Tinggi Kesehatan Muhammadiyah (Stikes Muhammadiyah) dan Akademi Bidan Pemerintah Daerah (Akbid Pemda). Tabel 2 memperlihatkan rincian peserta yang mengikuti program TML 2010 berdasarkan asal universitas peserta. Tabel 2 Jumlah Peserta TML 2010 No. Universitas Jumlah (peserta) UMK STAIN Stikes Cendikia Utama Stikes Muhammadiyah Akbid Pemda Total Para peserta berkumpul di Pusat Pembibitan Tanaman, Desa Kaliputu yang diawali dengan diskusi lingkungan dengan materi yang disampaikan oleh pihak PT Djarum dan pihak Penghijauan PT Djarum adalah sebagai berikut:

20 70 Kondisi lingkungan Kabupaten Kudus saat ini. Peran Kawasan Gunung Muria dalam menjaga lingkungan Kabupaten Kudus secara umum. Peran dan dampak penghijauan dalam menjaga lingkungan. Cara menanam tanaman yang benar. Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta melalui tanya jawab dan yang bertanya mendapatkan hadiah dari Djarum Bakti Lingkungan. Setelah diskusi lingkungan, pada siang hari para peserta diajak menuju lokasi TML 2010 yang berada di Dusun Ngeduk, Desa Soco yang dibagi menjadi sebelas kelompok. Setelah para peserta sampai di lokasi, para peserta diajak menuju lokasi tanam dengan tujuan para peserta melakukan penanaman yang didampingi oleh masyarakat sekitar. Setelah itu, kemudian para peserta dengan dikoordinasi oleh ketua kelompok masing-masing menuju ke lokasi penginapan di rumah penduduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan agar mahasiswa dapat menjalin komunikasi dan menciptakan suasana keakraban dengan warga. Hal ini selaras dengan pernyataan Ketua TML 2010 Bapak MTR. Peserta diharapkan mampu berkomunikasi dengan warga biar gak terkesan eksklusif. Makanya kenapa nginep di rumah warga biar lebih memberikan suasana keakraban sama warga. (Bapak MTR, 31 tahun) Para peserta berkumpul di Gedung SD Ngeduk, Desa Soco untuk menghilangkan rasa jenuh dengan mengadakan acara malam keakraban, yaitu

21 71 dengan menunjukkan kreasi seni dari masing-masing kelompok dan makan malam bersama. Acara ini dilakukan untuk menjalin keakraban antar peserta dan melepas lelah setelah satu hari penuh melakukan penanaman. Acara berlangsung sangat akrab dan meriah ditemani dengan makanan-makanan khas Desa Soco seperti ubi rebus, kacang rebus, petai rebus dan kopi tubruk. Acara pembukaan yang diikuti semua masyarakat Desa Soco yang dibuka secara simbolis dari pihak PT Djarum kepada Kepala Dusun. Kegiatan yang dilakukan adalah melanjutkan penanaman pada hari sebelumnya dengan menanam 1300 bibit tanaman petai dilahan kritis milik warga yang dilakukan oleh semua peserta, panitia dibantu sebagian warga. Setiap mahasiswa menanam 5-6 bibit petai. Penanaman dilakukan secara serempak antara peserta dan warga di lokasi yang telah ditentukan. Contoh mahasiswa yang sedang menanam terdapat pada Gambar 28. Setelah acara penanaman selesai dilanjutkan dengan kegiatan lomba kreasi peserta di jalan dekat lahan kritis milik warga. Pada acara ini semua peserta menampilkan aksinya sesuai dengan kelompok masing-masing. Setelah selesai menanam, lalu peserta kembali ke pos sekretariat untuk makan siang. Acara pamitan dengan warga Desa Soco yang dilanjutkan dengan perjalanan kembali ke Pusat Pembibitan Tanaman, Desa Kaliputu. Disana dilakukan acara penyampaian kesan dan pesan panitia dengan peserta. Acara terakhir, adalah penutupan acara yang dilakukan oleh Ketua TML 2010 sekaligus pembagian sertifikat.

22 72 Langkah yang ketiga dalam tahap implementasi adalah internalisasi program. Internalisasi program menurut Wibisono (2007) mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di seluruh proses bisnis perusahaan. Internalisasi program CSR hubungannya dengan citra perusahaan dapat dilihat sebagai berikut: 2. Landasan diadakannya program CSR bertujuan untuk membentuk citra perusahaan yang positif telah diinternalisasikan pada misi perusahaan yang kedua yaitu penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan. 3. CSR PT Djarum ini telah diinternalisasikan dalam Nilai Inti Budaya Perusahaan. Sehingga upaya penerapan CSR PT Djarum telah menjadi bagian strategi karena telah ada dorongan tulus dari dalam (internal driven). 4. CSR PT Djarum juga diinternalisasikan sebagai target dalam tugas dan fungsi Public Affairs PT Djarum yang ke empat. 5. Program TML sendiri yang merupakan salah satu program CSR PT Djarum telah diinternalisasikan dari tahun ke tahun sejak tahun Program ini telah berjalan selama empat tahun dengan menerapkan hasil evaluasi pada perencanaan program selanjutnya. Hal ini dapat memberikan perbaikan-perbaikan untuk menghasilkan program yang lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh stakeholders yang bersangkutan. Setelah melalui tiga langkah pada tahap implementasi, maka program TML 2010 ini masuk ke dalam tahap evaluasi yang merupakan tahap penilaian terhadap program secara keseluruhan mulai dari perencanaan hingga implementasi Tahap Evaluasi Program TML 2010 PT Djarum

23 73 Menurut Wibisono (2007), tahap evaluasi perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan program CSR. Setiap program CSR yang dilakukan PT Djarum melewati tahap evaluasi setelah adanya implementasi program. Evaluasi program tersebut dapat membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan situasi, serta tujuan perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan berdasarkan rekomendasi yang diberikan. Evaluasi pada tahap pelaksanaan program TML 2010 didapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan ketua program TML Hasil dari evaluasi tersebut mencakup kelebihan, kekurangan dan kendala program, sebagai berikut: Kelebihan dari program TML 2010 adalah: 1. Mampu mensinergikan seluruh elemen masyarakat dari warga desa, pemerhati lingkungan, perangkat desa, PT Djarum, mahasiswa hingga panitia pelaksana program TML Lebih fokus kepada satu daerah yang lebih, sempit yaitu dusun sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal. 3. Merupakan langkah nyata dengan melakukan penanaman langsung di lahan kritis. 4. Ditanam di lahan milik warga sehingga diharapkan warga mau menerima dan merawat tanaman tersebut. Kekurangan program TML 2010 adalah: 1. Belum bisa menghadirkan warga secara keseluruhan pada saat penanaman karena warga desa tidak bisa meluangkan waktunya setiap hari.

24 74 2. Tahap evaluasi pada TML 2009 belum maksimal karena kekurangan sumber daya manusia dan kurangnya koordinasi. Pada TML 2010 akan dibuat jadwal untuk agenda evaluasi pasca TML Kendala yang dihadapi dalam implementasi program TML 2010 adalah: 1. Komunikasi dengan warga desa yang kurang efektif dan menyeluruh sehingga perlu adanya pendekatan ke warga desa lebih awal. 2. Tempat yang curam, tinggi dan lokasi yang jauh karena berada di Kawasan Gunung Muria. 3. Transportasi berupa mobil yang tidak bisa dijangkau sehingga peserta harus jalan kaki untuk bisa sampai ke lokasi. Berdasarkan kekurangan program TML 2010 dari hasil wawancara di atas, yaitu tahap evaluasi pada TML 2009 belum maksimal karena kekurangan sumber daya manusia dan kurangnya koordinasi, sehingga perlu dilakukan tahap evaluasi program TML 2010 yang lebih efektif. Tahap evaluasi program TML 2010 dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke Dusun Ngeduk, Desa Soco dan bertemu dengan warga, serta perangkat desa untuk mengetahui perkembangan bibit yang telah ditanam di Dusun Ngeduk, Desa Soco setiap bulannya. Panitia dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari sekitar empat orang yang diberi tanggung jawab mengevaluasi sekali dalam setiap bulan. Pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari penanda berupa bambu (ajir) yang telah diberi tanda berupa cat berwarna biru (warna corporate PT Djarum). Jika pertumbuhannya baik, maka akan lebih tinggi dari cat berwarna biru pada bambu. Setiap evaluator membawa daftar evaluasi yang harus diisi dan ditandatangani oleh warga dan perangkat desa sebagai bukti

25 75 telah melakukan evaluasi. Kemudian hasil evaluasi tersebut dilaporkan kepada Ketua TML 2010 setiap bulannya. Diharapkan evaluasi ini dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan sehingga dapat mengetahui sejauh mana efektifitas program TML Evaluasi tersebut sejauh ini telah dilaksanakan sebanyak satu kali pada tanggal 30 Maret Hasil evaluasi ke tempat penanaman program TML 2010 yang telah dilaksanakan adalah semua tanaman yang telah ditanam mulai tumbuh dengan baik, tidak ada yang dicabut, namun ada beberapa bambu penanda yang terlepas dari tanaman trembesi di sepanjang turus jalan masuk ke Dusun Ngeduk, Desa Soco Tahap Pelaporan Program TML 2010 PT Djarum Pelaporan program TML 2010 dilakukan dengan dua cara, yaitu secara internal dan eksternal. Pelaporan yang dilakukan secara internal, yaitu dengan membuat laporan pertanggungjawaban panitia kepada PT Djarum dan presentasi kemudian membahas evaluasi untuk perbaikan program TML selanjutnya. Selain dilakukan secara internal, tahap pelaporan juga dilakukan secara eksternal. Tahap pelaporan ini dilakukan melalui media berita yang ditujukan kepada masyarakat luas. Media berita merupakan sarana yang paling penting dalam pembentukan citra perusahaan. Program TML 2010 ini diberitakan baik di media internal maupun media eksternal. Program TML 2010 terbit di media internal PT Djarum yang bernama Warta Keluarga Djarum edisi No. 32/VII/2010.

26 76 PT Djarum selalu membina hubungan baik dengan wartawan sehingga program TML ini juga dimuat di Harian Radar Kudus pada tanggal 21 dan 22 Februari Kegiatan TML 2010 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010 dimuat pada tanggal 21 Februari 2010 yang berjudul Bikin Karya Tulis dan Praktik Langsung Penghijauan. Artikel ini berisi bagaimana proses peserta dapat mengikuti program TML dengan melalui beberapa persyaratan dan salah satunya adalah membuat karya tulis tentang lingkungan. Kegiatan TML 2010 pada tanggal 21 Februari 2010 juga dimuat di Harian Radar Kudus pada tanggal 22 Februari Artikel tersebut berjudul Tanam Bibit di Desa Soco yang berisi kegiatan penanaman di Desa Soco. Kedua berita ini bernada positif sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan untuk selalu melestarikan lingkungan melalui program CSR

BAB VI CITRA PERUSAHAAN

BAB VI CITRA PERUSAHAAN 77 BAB VI CITRA PERUSAHAAN 6.. Karakteristik Responden Responden merupakan peserta TML 2 yang berasal dari mahasiswa se- Kabupaten Kudus sebanyak 72 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 42 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di setiap perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta. PR

BAB I PENDAHULUAN. penting di setiap perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta. PR 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Public Relations atau yang biasa disingkat PR merupakan salah satu aspek penting di setiap perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta. PR muncul

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. memaksimalkan potensi wisata. Tahap-tahap partisipasi yang dilakukan

BAB VII PENUTUP. memaksimalkan potensi wisata. Tahap-tahap partisipasi yang dilakukan BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini berupa pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dan strategi masyarakat untuk memaksimalkan potensi wisata yang ada didaerahnya. Pengelolaan yang

Lebih terperinci

TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 48 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA UNTUK KEGIATAN PENANAMAN MASSAL DALAM RANGKA PROGRAM GREEN SCHOOL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun Stakeholders perusahaan Djarum, PT. Djarum melakukan beberapa strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun Stakeholders perusahaan Djarum, PT. Djarum melakukan beberapa strategi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan rokok Djarum Kudus merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar diindonesia. Di dalam melakukan proses kesejahteraan masyarakat sekitar maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan 252 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Perairan Sagara Anakan memiliki potensi yang besar untuk dikelola, karena berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut, lapangan kerja, transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk

Lebih terperinci

Strategi 3: Mencegah erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan banjir di wilayah pemukiman penduduk Mengurangi Dampak Erosi Daratan/Lahan Pertanian

Strategi 3: Mencegah erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan banjir di wilayah pemukiman penduduk Mengurangi Dampak Erosi Daratan/Lahan Pertanian Hasil yang diharapkan Taraf hidup masyarakat meningkat Anak putus sekolah berkurang Pengangguran di dalam desa berkurang Indikator Pendapatan nelayan, petani dan masyarakat lainnya Data jumlah anak putus

Lebih terperinci

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Oleh : ERINA WULANSARI [ ] MATA KULIAH TUGAS AKHIR [PW 09-1333] PENELITIAN TUGAS AKHIR Oleh : ERINA WULANSARI [3607100008] PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 A. Dasar Pemikiran Tanggal 10 Juli 2017, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1. Kesimpulan Bertitik tolak pada permasalahan dan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Pertama, partisipasi

Lebih terperinci

PENNGHIJAUAN DI DESA SEPAKAT BERSATU KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO

PENNGHIJAUAN DI DESA SEPAKAT BERSATU KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO PENNGHIJAUAN DI DESA SEPAKAT BERSATU KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO Muzir, Minda lestari, Fajariyanto dan Ayu Arista Mahasiswa Universitas Muara Bungo ABSTRAK Penghijauan adalah salah satu kegiatan

Lebih terperinci

PENGHARGAAN ADIUPAYA PURITAMA KELOMPOK INDIVIDU/ORGANISASI TAHUN 2009

PENGHARGAAN ADIUPAYA PURITAMA KELOMPOK INDIVIDU/ORGANISASI TAHUN 2009 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGHARGAAN ADIUPAYA PURITAMA KELOMPOK INDIVIDU/ORGANISASI TAHUN 2009 A. Formulir Nominasi Dalam rangka Peringatan Hari Perumahan Nasional, Kementerian

Lebih terperinci

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh)

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh) Judul Pelaksana Fokus Area Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh) Mitigasi Berbasis Lahan Kerangka Presentasi

Lebih terperinci

Gambar Logo Forum Hijau Bandung

Gambar Logo Forum Hijau Bandung Kota Bandung memiliki potensi menjadi kota lestari, kota yang dibangun oleh manusia kota yang berinisiatif dan bekerja sama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama. Kota lestari dibangun dengan menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations atau PR saat ini sudah banyak digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations atau PR saat ini sudah banyak digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Public Relations atau PR saat ini sudah banyak digunakan pada perusahaan besar. Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

Seorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan

Seorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan Rappler.com Seorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan Ari Susanto Published 12:00 PM, August 23, 2015 Updated 4:48 AM, Aug 24, 2015 Selama 20 tahun, Sadiman mengeluarkan uangnya sendiri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

MODUL PANDUAN Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA/SMK Sederajat INDONESIA DALAM DUNIA ELEKTRONIKA

MODUL PANDUAN Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA/SMK Sederajat INDONESIA DALAM DUNIA ELEKTRONIKA MODUL PANDUAN Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA/SMK Sederajat INDONESIA DALAM DUNIA ELEKTRONIKA Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini begitu banyak perubahan baik dalam kalangan masyarakat umum ataupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara Terhadap Public Relation Manager di Lorin Solo Hotel

LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara Terhadap Public Relation Manager di Lorin Solo Hotel LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Terhadap Public Relation Manager di Lorin Solo Hotel Tanggal 15 Juni 2013 (Pra Penelitian) 1. Mengapa Public Relation memilih menggunggulkan program CSR? Jawab : Corporate Social

Lebih terperinci

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa 96 J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa Sejumlah sarana disediakan Prodi untuk memelihara interaksi dosen-mahasiswa baik untuk urusan akademik maupun non-akademik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR : P.9/PDASHL-SET/2015 NOMOR : 403/D/DN/2015 TENTANG

Lebih terperinci

mereka bekerja di proyek pertambangan migas tersebut.

mereka bekerja di proyek pertambangan migas tersebut. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perusahaan Exxon Mobil melaksanakan program CSR berfokus pada tiga pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi. Salah satu program pilar pengembangan ekonomi

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG GERAKAN MENANAM DAN MEMELIHARA POHON DI JAWA TIMUR UNTUK PENYELAMATAN BUMI GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 1. PENDAHULUAN Program TFCA- Sumatera merupakan program hibah bagi khususnya LSM dan Perguruan Tinggi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang sedang berkembang, dan untuk semua itu perlu diperhatikan kesejahteraan dari masyarakatnya. Banyak usaha yang telah dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2006 memberikan konsekuensi pada perlunya penyediaan perumahan yang layak huni

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV RANCANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV RANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 TAHAPAN RISET Dalam tahapan riset dilakukan dengan survei lokasi yakni di daerah Gedawang. Selanjutnya pernyataan diberikan kepada responden dalam rentang usia 15-50

Lebih terperinci

MANAGEMENT COMPETITION

MANAGEMENT COMPETITION MANAGEMENT COMPETITION DESKRIPSI ACARA Management Competition 2012 ( MC 2012) merupakan kompetisi manajemen tingkat nasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM), Fakultas

Lebih terperinci

Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata

Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Lampiran 1 Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata No Tujuan A. Menemukan gambaran model pembinaan yang selama ini digunakan untuk B. membina sekolah Adiwiyata, yaitu mulai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI. Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta

MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI. Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta ABSTRAK : Arah kebijakan pembangunan hutan rakyat diarahkan pada wilayah-wilayah prioritas

Lebih terperinci

MODUL BABAK PERTAMA INDUSTRIAL INSPIRING COMPETITION TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012

MODUL BABAK PERTAMA INDUSTRIAL INSPIRING COMPETITION TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 MODUL BABAK PERTAMA INDUSTRIAL INSPIRING COMPETITION TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236 Ruang S-110, Telp.

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil Penelitian Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan

BAB 4. Hasil Penelitian Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan BAB 4 Hasil Penelitian 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan pada PT. Sinar Putih

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA Program Konservasi DAS Ayung. Oleh Tim JANMA [TYPE THE COMPANY ADDRESS]

LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA Program Konservasi DAS Ayung. Oleh Tim JANMA [TYPE THE COMPANY ADDRESS] LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA 2013 Program Konservasi DAS Ayung Oleh Tim JANMA 2013 [TYPE THE COMPANY ADDRESS] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAS Ayung sebagai sungai terbesar

Lebih terperinci

Merencanakan Pameran Seni Rupa

Merencanakan Pameran Seni Rupa Merencanakan Pameran Seni Rupa Posted By Nanang Ajim Posted On 2:58 PM With No Comments Print Pameran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman baik secara perorangan maupun kelompok

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN. 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan

VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN. 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan Berdasrkan Tim Studi PES RMI (2007) program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) DAS Brantas melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional (TN) Gunung Merapi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar

Lebih terperinci

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat Denny Antyo Hartanto, S.Sn., M.Sn. Abstract Banyak orang tidak mengetahui tentang benda cagar budaya. Cagar budaya ada banyak hal dan ragamnya, tetapi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan kawasan hutan di Jawa Timur, sampai dengan saat ini masih belum dapat mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 41

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam berupa hutan merupakan salah satu kekayaan alam yang memiliki nilai sangat strategis. Meskipun sumberdaya alam ini termasuk kategori potensi alam

Lebih terperinci

Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally

Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally Apa itu Live Your Passion Rally? Setiap kuartal, Live Your Passion Rally membuat ribuan member Young Living dan calon member Young

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara usia sekolah mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi harus

BAB I PENDAHULUAN. Negara usia sekolah mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Dasar Negara Indonesia telah mengamanatkan tentang upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa setiap warga Negara usia sekolah

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA

BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA 4.1 Proses Penyusunan Rencana Jangka Menengah (RPJMDes) Indonesia dan Proses Penyusunan Pelan Tindakan (PTD) Malaysia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk. sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk. sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebuah perusahaan atau badan usaha memiliki kegiatan bisnis dalam menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Negeri Kendal MTs Negeri Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan formal setingkat pendidikan menengah yang berada di Kendal. Berdirinya MTs

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 106 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS UNTUK GERAKAN REHABILITASI LAHAN KRITIS TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

A. Tema Kegiatan Kegiatan ini bertemakan Bisa Karena Biasa: Penguatan Bahasa, Sastra dan Budaya di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

A. Tema Kegiatan Kegiatan ini bertemakan Bisa Karena Biasa: Penguatan Bahasa, Sastra dan Budaya di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS LOMBA CINTA BAHASA INDONSEIA TINGKAT SMA/SMK/MA SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 A. Tema Kegiatan Kegiatan ini bertemakan Bisa Karena Biasa: Penguatan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2094,2014 KEMENDAGRI. Desa. Pembangunan. Pedoman. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.03/MENHUT-V/2004 TANGGAL : 22 JULI 2004 BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON OLEH PESERTA DIDIK, PENDIDIK, DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 207 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk/jenis kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di dalam sebuah keluarga maupun di lingkungan formal. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu yang terlihat oleh

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional

Olimpiade Sains Nasional MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Olimpiade Sains Nasional PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL 1.1 Permasalahan Berdasarkan survey dan observasi lapangan serta wawancara yang telah dilakukan kepada perangkat Desa khususnya Kepala Desa dan warga sekitar

Lebih terperinci

PROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi :

PROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi : PROFIL TOKOH Ully Sigar Rusady merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup. Ully Sigar Rusady lahir di Garut pada tanggal 4 Januari 1952. Pekerjaan dan pengalaman Ully

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan 161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan tahap akhir dalam penulisan karya ilmiah. Dalam bagian ini akan dipaparkan kesimpulan dan beberapa rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

AKU BANGGA MENJADI PETANI. 1. Topik Lomba Menggambar untuk tingkat SD dan SMP a. Petani Yang Rajin b. Bangganya menjadi Petani

AKU BANGGA MENJADI PETANI. 1. Topik Lomba Menggambar untuk tingkat SD dan SMP a. Petani Yang Rajin b. Bangganya menjadi Petani Adu Kreasi Berhadiah total 208 juta rupiah LATAR BELAKANG Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi penyusutan lahan pertanian rakyat hingga mencapai 1,1 juta ha. Hingga kondisi tersebut berpengaruh pada produksi

Lebih terperinci

PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA /SEDERAJAT TEMA KARYA TULIS REMAJA SEBAGAI PELOPOR MASYARAKAT SEHAT

PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA /SEDERAJAT TEMA KARYA TULIS REMAJA SEBAGAI PELOPOR MASYARAKAT SEHAT PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA /SEDERAJAT TEMA KARYA TULIS REMAJA SEBAGAI PELOPOR MASYARAKAT SEHAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017 A. PENDAHULUAN Peningkatan

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1170, 2015 BNPP. Garda Batas RI. Pembinaan. Pedoman. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGUATAN KESETIAKAWANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGUATAN KESETIAKAWANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGUATAN KESETIAKAWANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI 04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang BAB V ANALISIS DATA Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan pada bab IV, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data berdasarkan teori. Teknik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN KAJIAN PERAN FAKTOR DEMOGRAFI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA Kajian Peran Faktor Demografi dalam Hubungannya Dengan

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG

ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kegiatan CSR yang baik dan sukses dilapangan dimulai dari manajemen CSR yang baik dapat tercermin melalui manajemen relasi yang memadai dan efektif pada setiap

Lebih terperinci