PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PRAKTEK LAPANGAN MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KOTA PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PRAKTEK LAPANGAN MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KOTA PADANG"

Transkripsi

1 PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PRAKTEK LAPANGAN MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KOTA PADANG Oleh: Mikkey Anggara Suganda (Dosen Universitas PGRI Palembang) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SMA Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriftive. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pamong mata pelajaran penjasorkes yang ada di SMA Negeri Kota Padang. Sampel yang diambil dengan teknik total sampling, sebanyak 24 orang guru pamong. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa sub variabel kegiatan awal dalam pembelajaran penjasorkes diperoleh tingkat capaian sebesar 81% pada kategori baik sekali, dan untuk sub variabel kegiatan inti diperoleh tingkat capaian sebesar 85% berada pada kategori baik sekali, sedangkan untuk sub variabel akhir diperoleh tingkat capaian sebesar 83% berada pada kategori baik sekali, artinya secara keseluruhan persepsi guru pamong SMA Negeri Kota Padang baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran penjasorkes. Disarankan kepada guru pamong dan mahasiswa dalam pembelajaran lebih ditingkatkan. Kata Kunci: Persepsi Guru Pamong, Keterampilan Mengajar Mahasiswa PPL CLASSROOM TEACHERS PERCEPTIONS TOWARD PRACTITIONERS IN PENJASORKES SUBJECT AT SMAN PADANG Abstract This study aims to determine how is the perception of teacher toward practitioners skills in teaching penjasorkes at SMAN Padang. This research is descriptive. The population in this study was all teachers of penjasorkes in SMAN Padang. Samples were taken with a total sampling, as many as 24 teachers. Based on the analysis of data shows that the sub-variables early in the learning activities penjasorkes obtained achievement level of 81% in the category of "very well", and the sub variable core activity obtained at 85% level of achievement in the category "very well", while for sub-variables obtained final achievement level of 83% is in the category "very well", meaning that the overall perception of the teacher SMA Padang well. Once the students practice in the field of learning penjasorkes. It is Suggested to the teachers and students to increase learning quality. Keywords: Classroom Teachers Perceptions, Practitioners In Penjasorkes 74

2 Persepsi Guru Pamong terhadap...(mikkey Anggara Suganda) A. PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembangunan bangsa secara keseluruhan dan bertujuan dalam mengembangkan aspek-aspek kehidupan terutama dalam masa reformasi yang serba trasnsparan seperti sekarang ini. Pendidikan pada dasarnya bertujuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang sasarannya adalah upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti memasukkan mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) di dalam kurikulum sekolah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan terwujudnya masyarakat adil dan makmur, serta meningkatkan kualitas manusia, sebab pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjujung tinggi hak azazi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan amat dituntut tanggung jawabnya. Dalam perkembangan kehidupan dewasa ini, tugas guru tampaknya semakin hari semakin berat. Guru selalu dituntut untuk mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan bidang keahliannya sehingga dapat meningkatkan martabat guru. Salah satu permasalahan pokok dunia pendidikan adalah pengajaran. Kegiatan pengajaran akan melibatkan berbagai komponen antara lain guru, peserta didik, dan faktor pendukung lainnya. Bila salah satu komponen tidak berfungsi dengan baik, maka kegiatan pengajaran akan terganggu sehingga pencapain tujuan pendidikan tidak akan tercapai. 75

3 Guru sebagai salah satu komponen yang bertanggung jawab atas pencapaian pendidikan, keberadaan guru di sekolah sangat menentukan. Guru yang profesional harus mampu melibatkan anak didiknya secara fisik, mental dan emosional dalam pembelajaran. Pembelajaran bertujuan mengembangkan potensi siswa agar dapat mencapai tujuan yang di harapkan. Zalfendi (2010:123) mengemukakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru olahraga melipitu 3 aspek, a) kompetensi pribadi, memiliki pribadi terpuji dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangs. b) kompetensi profesional, kemampuan akademik yang dimiliki oleh tenaga kependidikan terpadu secara serasi dengan kemampuan teknis yang diperlukan dalam jabatannya. C) kompetensi kemasyaraktan, bahwa tenaga kependidikan harus mampu membina dan mengembangkan interaksi sosial. Berdasarkan beberapa kompetensi yang telas dijelaskan di atas, pada saat pelaksanaan praktek tersebut guru pamong mempunyai suatu persepsi terhadap keterampilan mahasiswa praktek lapangan penjasorkes. Keterampilan mengajar kegiatan awal, keterampilan mengajar kegiatan inti, keterampilan mengajar kegiatan akhir, keterampilan mengajar menggunakan media, keterampilan interaksi belajar mengajar, motivasi terhadap pembelajaran penjasorkes, perilaku (disiplin, tanggung jawab, penampilan dan cara komunikasi). Untuk memiliki keterampilan yang baik, mahasiswa praktek penjasorkes perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan secara profesional didalam pembelajaran. Mahasiswa praktek penjasorkes dituntun bekerja secara teratur, konste dan kreatif dalam mengahadapi pekerjaannya. Kemudian masih simpang siurnya peadangan guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek mata pelajaran penjasorkes. Hal ini disebabkan menurut beberapa pendapat guru, misalnya guru pamong SMA Negeri 7 Padang, Drs. Masri M.Pd yang selaku guru tetep dan mengajar mata pelajaran penjasorkes mengatakan Mahasiswa praktek lapangan belum mampu untuk memulai pembelajaran, masih banyak mahasiswa praktek lapangan yang belum menguasai materi yang akan diajarkan dan pengelolaan kelas yang sangat kurang 76

4 Persepsi Guru Pamong terhadap...(mikkey Anggara Suganda) terkendali, baik pembelajaran yang dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Apabila pandangan atau tanggapan guru pamong terhadapan keterampilan mengajar mahasiswa praktek mata pelajaran penjasorkes baik (Positif) maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai dan dibantu oleh faktorfaktor lainnya. Begitu juga pandangan atau tanggapan guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek mata pelajaran penjasorkes itu tidak baik (Negatif) tentu tujuan pembalajaran tidak tercapi. Pandangan atau tanggapan guru pamong berbeda-beda karena banyak faktor-faktor antara lain, guru pamong melihat keterampilan mahasiswa praktek dalam melaksanakan pembelajaran, mahasiswa praktek sering melalaikan tugas, kurang disiplin, kurang sesuai dengan program semester dengan apa yang ada disilabus, tidak membuat RPP sebelum mengajar, tidak adanya ujian ulang bagi nilai yang tidak mencukupi standar yang telah ditentukan. Diantara faktor-faktor tersebut, yang harus diperhatikan adalah faktor keterampilan mahasiswa praktek penjasorkes dalam melaksanakan pembelajaran, sebab di dalam pembelajaran terdapat bermacam-macam perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh cara mahasiswa praktek penjasorkes mengajar dan pengetahuan yang dimiliki. Dalam rangka meningkatkan mutu guru, maka usaha yang dianggap efektif oleh para ahli adalah melalui pembinaan calon guru. Masing-masing calon guru dibekali dengan berbagai pengalaman, baik secara teoritis maupun prkatis. Pengalaman praktis diperoleh sewaktu mahasiswa prkatek penjasorkes mengikuti mata kuliah kependidikan seperti profesi kependidikan, pengantar pendidikan, telaah kurikulum, dan micro teaching. Universitas Negeri Padang sebagai salah satu lembaga pendidikan telah mencantumkan mahasiswa praktek lapangan kependidikan dalam suatu kegiatan kurikuler yang wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa program kependidikan. Itulah sebabnya dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP: 1) dijelaskan: pedoman pengalaman lapangan kependidikan (PPLK) adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka menerapkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik, 77

5 profesional., kepribadian dan sosial yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan dengan segala aspeknya (kependidikan) yang dialami secara nyata di sekolah latihan. Mahasiswa praktek harus menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang calon guru, baik keterampilan mengajar maupun keterampilan non mengajar yang terintergrasi secara utuh dalam situasi yang sebenarnya. Ada beberapa peran yang menjadi tanggung jawab baik dosen pembimbing, guru pamong dan mahasiswa praktek lapangan: 1. Dosen pembimbing Dosen pembimbing adalah dosen di Fakultas yang ditugasi untuk membimbing mahasiswa praktek lapangan, yang menjadi peran dosen pembimbing dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP, 2010:3) dijelaskan : 1) Mengadakan pertemuan konsultasi disekolah latihan, 2) Membantu memecahkan masalah yang dialami mahaiswa, 3) Memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan, 4) Membimbing penulisan dan laporan mahasiswa, 5) Menerima buku evaluasi dan laporan mahasiswa dari pamong dan menyerahkan ke UPPL, 6) Mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan masalah-masalah yang ditemui, 7) Menghadiri dan menilai ujian akhir mahsiswa di sekolah latihan. Dosen pembimbing mempunyai peran yang penting bagi mahasiswa praktek lapangan, yang tentunyasebagai tempat bimbingan dan pembinaan bagi mahasiswa praktek lapangan dalam pelaksanaan pembelajaran praktek disekolah latihan nantinya. 2. Guru Pamong Guru pamong adalah guru disekolah latihan yang ditugasi untuk membimbing mahasiswa praktek lapangan selama mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah latihan, yang menjadi peran guru pamong dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP, 2010: 5) di jelaskan: 1) Menjelaskan kepada mahasiswa tugas-tugas seorang guru, 2) Memperkenalkan mahasiswa kepada siswa disekolah latihan, 3) memberi 78

6 Persepsi Guru Pamong terhadap...(mikkey Anggara Suganda) penjelasan kepada mahasiswa tentang masalah-masalah rutin dalam kelas, peraturan-peraturan dalam kelas dan sebagainya, 4) memberi penjelasan kepada mahasiswa tentang alat-alat pengajaran (media pendidikan), sumber-sumber belajar yang ada disekolah, serta pemakaian dan penggunaannya, 5) menyediakan dan memepersiapkan kelas untuk mahasiswa yang akan melakukan praktek mengajar (jumlah jam untuk praktek mengajar mahasiswa minimal 6 (enam) kali pertemuan/tatap muka setiap minggu, 6) meberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam perencanaan dan pelaksanaan praktik mengajar, 7) mendiskusikan masalah-masalah dalam bimbingan, 8) mencatat kemajuan latihan di dalam buku evaluasi, 9) menguji dan menilai kegiatan mengajar dan kependidikan lainnya yang telas dilaksanakan mahasiswa serta mencatat hasilnya pada buku evaluasi, 10) menyerahkan buku evaluasi kepada dosen pembimbing. Guru pamong mempunyai peran yang penting di sekolah latihan, yang tentunya sebagai tempat bimbingan dan pembinaan bagi mahasiswa praktek lapangan dalam pelaksanaan pembelajaran praktek lapangan di sekolah. 3. Mahasiswa praktek lapangan a. Mahasiswa praktek lapangan Mahasiswa praktek lapangan adalah mahasiswa sebagai calon guru yang mengikuti PPLK dan telah mendaftarkan diri sebagai peserta PPLK. Mahasiswa praktek lapangan juga diwajibkan mengikuti kegiatan pembekalan pelatihan, materi pelatihan antara lain terdiri dari kompetensi dan kode etik guru Indonesia, pengertian, ruang lingkup, pelaksanaan di sekolah, sistem bimbingan dan evaluasi serta program kegiatan PPLK. Setelah mahasiswa praktek lapangan mengikuti dan lulus kegiatan pembekalan maka mahasiswa praktek lapangan dinyatakan lulus kegiatan pembekalan maka mahasiswa praktek lapangan dinyatakan sudah mampu dan bersedia ditempatkan dimana saja pada sekolah mitra, kemudian mahasiswa praktek lapangan juga harus mengikuti kegiatan terbimbing, mandiri dan ujian kegiatan di sekolah mitra. b. Tujuan mahasiswa praktek lapangan 79

7 Dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP:1) dijelaskan: PPLK bertujuan untuk melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan menggunakan ilmu yang dipelajarinya, baik kegiatan megajar maupun tugastugas non-mengajar. Menekankan kepada pembinaan kemampuan dasar calon guru dan pemberian pengalaman nyata pada mahasiswa mengenai keadaan sesungguhnya dilapangan. Menurut Wardani (1994:6) tujuan yang ingin dicapai dengan adanya PPLK yaitu mempersiapkan calon guru agar: a) Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, serta akademik sosial sekolah tempatnya bertugas kelak, b) mampu menyusun pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa yang diajarkan, c) mampu menyiapkan dan mengatur fasilitas fisik yang diperlukan dalam mengajar, e) mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata disekolah dibawah bimbingan para pembimbing, f) mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara dan terintegrasi dalam situasi nyata disekolah mandiri, g) mampu menarik pelajaran dan pengahayatan dan pengalamannya selama latihan melalui refleksi, h) mampu berintergrasi dengan teman sejawat atau kelompok profesional keguruan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keguruan. Dengan beberapa tujuan di atas, diharapkan mahasiswa praktek lapangan penjasorkes yang akam melaksanakan progran pengalaman lapangan kependidikan mempunyai gambaran yang jelas akan tugas-tugas yang dijalaninya selama program pengalaman lapangan kependidikan. Dalam praktek calon guru bukan hanya berkesempatan menerapkan pengalaman teoritis dan praktek saja, tetapi juga akan memperoleh pengalamanpengalaman baru yang tidak mungkin didapatkan dalam teoritis dan praktek, mahasiswa praktek penjasorkes melengkapi kemampuan profesi yang dimikinya. Dalam melaksanakan pelatihan calon guru akan memperoleh bimbingan dan pamongan. Bimbingan diberikan oleh suvervisor Universitas Negeri Padang dan pamongan akan diberikan oleh (guru yang ditunjuk sebagai guru pamong sekolah) dari sekolah latihan. 80

8 Persepsi Guru Pamong terhadap...(mikkey Anggara Suganda) Berdasarkan pengamatan penulis terlihat kenyataannya dan informasi kurang baiknya persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan penjasorkes, disebabkan karena kurangnya kemampuan mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan pembelajaran. Maka oleh sebab itu penulis tertarik dengan persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang. Penulis angkat sebagai judul penelitian karena penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan bidang studi penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang. Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, amak msalah dalam penelitian in dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah guru pamong memiliki persepsi yang baik terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam keterampilan mengajar kegiatan awal? 2. Apakah guru pamong memiliki persepsi yang baik terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam keterampilan mengajar kegiatan inti? 3. Apakah guru pamong memiliki persepsi yang baik terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam keterampilan mengajar kegiatan akhir? Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan awal? 2. Untuk mengetahui persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan inti? 3. Untuk mengetahui persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan akhir? B. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai situasi-situasi atau gejala-gejala dari suatu objek. Hal ini sesuai dengan Arikunto (1998:7) penelitian deskripsif adalah penelitian yang tidak bermaksud menguji 81

9 hipotesis tertentu, gejala atau keadaan. Dengan demikian penelitian ini hanya akan menggunakan ataupun menggambarkan suatu gejala semata. 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November s/d Desember 2010, dan tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kota Padang. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pamong SMA Negeri di Kota Padang yang berjumlah sebanyak 24 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel bertikut ini. Tabel 1. Populasi penelitian No Guru Pamong Jumlah 1 SMAN 02 Jln. Musi 3 orang 2 SMAN 03 Jln. Gajah Mada 3 orang 3 SMAN 04 Jln. Lingkar Jati 3 orang 4 SMAN 05 Jln. Balai Baru 2 orang 5 SMAN 06 Jln. Sutan Sahril 1 orang 6 SMAN 07 Jln. Bunga Tanjung 3 orang 7 SMAN 08 Jln. Adinegoro km 18 3 orang 8 SMAN 09 Jln. Pasar Baru 1 orang 9 SMAN 10 Jln. Situjuh 2 orang 10 SMAN 13 Jln. Tanjung Aur 3 orang Jumlah 24 orang 3. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer dengan melakukan penyebaran angket kepada responden yang menjadi objek penelitian, sedangkan data skunder sebagai 82

10 Persepsi Guru Pamong terhadap...(mikkey Anggara Suganda) penunjang data primer yang dikumpulkan dar dokumentasi yang di Kota Padang. Angket yang disusun dengan menggunakan kategori yang dikemukan Ridwan (2002:17) yaitu: penelitian yang mengguanakan Skala Guttman apabila ingin mendapatkan jawaban jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu pertanyaan yang ditanyakan. 2. Sumber data Sesuai dengan jenis data maka sumber data yang diperoleh dari Guru Pamong SMAN yang berada di Kota Padang. Data yang diperoleh ini adalah data langsung dari responden melalui penyebaran angket. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan berupa statistik persentase, Nasution (1995:24) menyatakan "bila semua penelitian bertujuan untuk menggambarkan/menentukan suatu sebagaimana adanya suatu objek dengan teliti maka teknik analisis yang dibutuhkan perhitungan persentase. Sebagai berikut: P = x 100% Keterangan; P: Persentase jawaban f: Frekuensi n: Jumlah sampel Adapun untuk menentukan bagaimana persepsi guru pamong terhadap keterampilan mahasiswa praktek lapangan penjasorkes, dengan menggunakan kategori yang dikemukakan Arikunto (1998: 155) sebagai berikut: Baik sekali = 80% - 100% Baik = 61% - 80 % Cukup = 41% - 60% Kurang baik = 21% - 40% Tidak baik = 0% - 20 % 83

11 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a) Variabel kegiatan awal Persepsi guru pamong terhadap sub variabel kegiatan awal mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri Kota Padang, dengan mengajukan 15 item pertanyaan yang disebarkan kepada 24 orang guru pamong yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban YA adalah sebesar 293 (81%) dan jumlah total jawaban TIDAK adalah sebesar 67 (19%) Dengan demikian diperoleh tingkat capaian persepsi guru pamong terhadapan kegiatan awal di dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang adalah sebesar 81%. b) Variabel kegiatan inti Persepsi guru pamong terhadap sub variabel kegiatan inti mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri Kota Padang, dengan mengajukan 11 item pertanyaan yang disebarkan kepada 24 orang guru pamong yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban YA adalah sebesar 225 (85%) dan jumlah total jawaban TIDAK adalah sebesar 39 (15%). Dengan demikian diperoleh tingkat capaian persepsi guru pamong terhadapan kegiatan awal di dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang adalah sebesar 85%. c) Variabel kegiatan akhir Persepsi guru pamong terhadap sub variabel kegiatan inti mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri Kota Padang, dengan mengajukan 4 item pertanyaan yang disebarkan kepada 24 orang guru pamong yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban YA adalah sebesar 80 (83%) dan jumlah total jawaban TIDAK adalah sebesar 16 (17%). 84

12 Persepsi Guru Pamong terhadap...(mikkey Anggara Suganda) Dengan demikian diperoleh tingkat capaian persepsi guru pamong terhadapan kegiatan awal di dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang adalah sebesar 83%. 2. Pembahasan Berdasarkan pertanyaan penelitian yang pertama yaitu bagaimana persespsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes dalam kegiatan awal di SMA Negeri kota? Berpedoman pada hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan kegiatan awal dalam pembelajaran penjasorkes adalah baik sekali. Hal ini terbukti dari tingkat capaian jawaban yang diberikan dari 24 orang guru pamong tersebut sebesar 81%. Menurut Arikunto (1989: 155) 81%-100% berada pada klasifikasi baik sekali. Kegiatan awal yang dimaksud disini adalah kegiatan guru sebekum melakukan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah dalam proses pembelajaran/tahap persiapan, sehingga dengan adanya kegiatan awal mahasiswa praktek lapangan akan dapat mengelola kelas dengan baik. Hal ini berarti mahasiswa praktek lapangan baik sekali dalam melaksanakan kegiatan awal dalam pembelajaran penjasorkes. Kemudian pertanyaan penelitian yang kedua yang diajukan adalah bagaimana persespsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes dalam kegiatan inti di SMA Negeri kota? Berpedoman pada hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan kegiatan inti dalam pembelajaran penjasorkes adalah baik sekali. Hal ini terbukti dari tingkat capaian jawaban yang diberikan dari 24 orang guru pamong tersebut sebesar 85%. Menurut Arikunto (1989:155) 81%-100% berada pada klasifikasi baik sekali. Dari uraian diatas, dijelaskan bahwa mahasiswa praktek lapangan di SMA Negeri Kota Padang, dalam melaksanakan kegiatan inti dalam pembelajaran penjasorkes baik sekali. Kegiatan inti adalah interkasi yang terjadi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, kegiatan inti juga 85

13 merupakan tahap pelaksanaan pengajaran. Dengan demikian dapat dikatakan mahasiswa praktek lapangan dalam menyampaikan materi pembelajaran, memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran, penguasaan materi, pengelolaan kelas dan mampu mendemontrasikan materi pembelajaran penjasorkes dengan baik. Selanjutnya pertanyaan penelitian yang ketiga yaitu bagaimana persespsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes dalam kegiatan akhir di SMA Negeri kota? Berpedoman pada hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan kegiatan akhir dalam pembelajaran penjasorkes adalah baik sekali. Hal ini terbukti dari tingkat capaian jawaban yang diberikan dari 24 orang guru pamong tersebut sebesar 83%. Menurut Arikunto (1989:155) 81%-100% berada pada klasifikasi baik sekali. Dari uraian di atas, bahwa mahasiswa praktek lapangan memiliki keterampilan melaksanakan kegiatan akhir dalam pembelajaran penjasorkes. Kegiatan akhir yang dimaksud disni adalah kegiatan mahasiswa praktek lapangan sebagai calon guru guru, setelah melakukan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengevaluasi pembelajaran. Menurut Wahjodi (2001:11) evaluasi merupakan proses pembelajaran pada dasarnya memfokuskan bagaimana guru dapat mengetahui efektivitas hasil pengajaran yang telah dilakukan. Melalui evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai tertentu yang bersifat kualitatif. Berdasarkan temuan hasil penelitian tentang persepsi atau pendangan guru pamong di SMA Negeri Kota Padang terhadap mahasiswa praktek lapangan baik sekali, dalam hal keterampilan mengajar, baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dalam penmbelajaran penjasorkes. Artinya mahasiswa paham dan mengerti dalam memberikan pembelajaran penjasorkes, sehingga guru pamong memberikan persepsi atau pandangan yang baik sekali. 86

14 Persepsi Guru Pamong terhadap...(mikkey Anggara Suganda) D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a) Sub variabel kegiatan awal diperoleh tingkat capaian sebesar 81%. Artinya guru pamong di SMA Negeri Kota Padang mempunyai persepsi baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangam dalam kegiatan awal pembelajaran penjasorkes. b) Subvariabel kegiatan inti diperoleh tinkat capaian sebesar 85%. Artinya guru pamong di SMA Negeri Kota Padang mempunyai persepsi baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan awal pembelajaran penjasorkes. c) Sub variabel kegiatan akhir diperoleh 83%. guru pamong di SMA Negeri Kota Padang mempunyai persepsi baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan awal pembelajaran penjasorkes. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saransaran yang dapat ditujukan kepada: a) Mahasiswa yang melaksanakan praktek disekolah agar lebih mempersiapkan diri, terutama pemahaman dan pengertian konsep dalam proses pembelajaran penjasorkes. b) Guru pamong agar lebih dapat meningkatkan kerjasama dalam bimbingan kepada mahasiswa praktek lapangan sebagai calon gurupenjasorkes nantinya, serta diberikan bekal pengalaman tentang pembelajaran. c) UPPL Universitas Negeri Padang agar lebih memperhatikan kebutuhan mahasiswa praktek lapangan dalam hal pembekalan yang berguna nantinya bagi mahasiswa di lapangan. 87

15 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta. Nasution, S Diktat Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Riduwan, (2002). Skala Pengukuran Varibel-Variabel Penelitian. Bandung: CV. Alvabeta UNP Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan Mahasiswa. UNP: Padang Wardani dan Anah Suhaenah Suparno Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta: Depdikbud. Zalfendi, Hendri Neldi Analisis Kurikulum dalam Pembelajaran Penjasorkes. Padang: Sukabumi Press. 88

PERSEPSI MAHASISWA PPLK TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG TERHADAP BIMBINGAN GURU PAMONG

PERSEPSI MAHASISWA PPLK TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG TERHADAP BIMBINGAN GURU PAMONG PERSEPSI MAHASISWA PPLK TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG TERHADAP BIMBINGAN GURU PAMONG Andriani Utami 1, Azwar Inra 2, Iskandar G. Rani 3 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Usman (2005. h, 31) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk mengembangkan dan membangun

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 1/2017) 90-97 91 KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG Oleh Nia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja, akan tetapi proses

Lebih terperinci

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3 Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen dalam Proses Belajar Mengajar, Kepercayaan Diri dan Motivasi Belajar Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional Indonesia pada hakikatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa sasaran pembangunan di Indonesia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya persaingan dunia yang semakin ketat mengharuskan perbaikan kualitas sistem pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun. Perbaikan sistem pendidikan tak lepas

Lebih terperinci

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 2, Juni 2014 435 PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA SELAMA MENGIKUTI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK) MENURUT PERSEPSI GURU PAMONG MAHASISWA

Lebih terperinci

Widya Miftahul Sholeha, Umi Chotimah, Kurnisar Universitas Sriwijaya

Widya Miftahul Sholeha, Umi Chotimah, Kurnisar Universitas Sriwijaya PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DI SMP DAN SMA/SMK SE-KABUPATEN OGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi merupakan sebagai bagian integral dari kehidupan bangsa dan Negara. Selain itu, memegang peranan dalam mengisi kehidupan bangsa dan negara

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 1/2017) 10-21 10 PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh Arisman Universitas PGRI Palembang

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia, yakni masalah pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG JURNAL Noflisa Setia Karnela 11090264 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak individu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

Disusun oleh : Putri Setya Wardani A

Disusun oleh : Putri Setya Wardani A BIMBINGAN GURU PAMONG DAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU TERHADAP PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2006 FKIP UMS TAHUN 2010 Diajukan Untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Rahmatiah33makassar@gmail.com

Lebih terperinci

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani 59 Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 60-63 PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA SISWA SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

PENGARUH MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PPL FKIP UNS SURAKARTA

PENGARUH MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PPL FKIP UNS SURAKARTA PENGARUH MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PPL FKIP UNS SURAKARTA Dea Natalia Saputri. *) Siswandari 1 ) Ngadiman 2 ) *Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tempat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan suatu sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar 2 3 Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar Ayu Prastika Dewi 1, Elida 2, Wiwik Gusnita 2 Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh setiap orang dan merupakan suatu kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL Hijir Kurniati1, Muslim1, Hendrizal1 1Program Pancasila The Educational and citizenship

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 11/02/2013 Direvisi 01/03/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 120-124

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto, 1993:238). Kompetensi profesional

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: NOFRINDO SANDRA NIM. 18786 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional/Sisdiknas pasal 2 (dalam Sardiman, 1990: 59) berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN,, dan 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta 2) Dosen Program

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP 444 FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP Adriana Pebriari 1, Zulfa Eff Uliras 2, Oktaviani 2 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT Universitas Negeri

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU-GURU PENJAS ORKES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SESUAI KURIKULUM KTSP DI SMA NEGERI KOTA PARIAMAN JURNAL

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU-GURU PENJAS ORKES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SESUAI KURIKULUM KTSP DI SMA NEGERI KOTA PARIAMAN JURNAL 1 STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU-GURU PENJAS ORKES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SESUAI KURIKULUM KTSP DI SMA NEGERI KOTA PARIAMAN JURNAL OLEH : ALFIQROAM KUMAR NPM: 121001341126 KONSENTRASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PAMONG TENTANG KOMPETENSI MAHASISWA TATA RIAS DAN KECANTIKAN DALAM PELAKSANAAN PPLK PADA SMK DI SUMBAR SYOFIA MELISA PUTRI

PERSEPSI GURU PAMONG TENTANG KOMPETENSI MAHASISWA TATA RIAS DAN KECANTIKAN DALAM PELAKSANAAN PPLK PADA SMK DI SUMBAR SYOFIA MELISA PUTRI PERSEPSI GURU PAMONG TENTANG KOMPETENSI MAHASISWA TATA RIAS DAN KECANTIKAN DALAM PELAKSANAAN PPLK PADA SMK DI SUMBAR SYOFIA MELISA PUTRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan SDM melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM BIDANG KURIKULUM DI SD NEGERI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM BIDANG KURIKULUM DI SD NEGERI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM BIDANG KURIKULUM DI SD NEGERI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO Sumartini Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: prasarana dan sarana, dana,

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan OLEH

JURNAL. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan OLEH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI DHARMA PENDIDIKAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan pada hakikatnya adalah salah suatu proses pembinaan sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek pribadi peserta

Lebih terperinci

Nadia Fitri Yani Adiyalmon, S.Ag, M.Pd Marleni, S.Pd Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Nadia Fitri Yani Adiyalmon, S.Ag, M.Pd Marleni, S.Pd Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Peranan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat (Studi Tentang Kesiapan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa PPL Untuk Praktek Mengajar) Di SMA N Se-Kabupaten Dharmasraya Nadia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang pundamental dalam pembangunan suatu bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi siswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai kehidupan manusia. Di dalam pengembangan nilai Ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui pendidikan yang baik sebuah Negara dapat berkembang

Lebih terperinci

FACTOR AFFECTING THE IMPLEMENTATION OF CLASS MANAGEMENT EDUCATIONAL PROGRAM STUDENTS FIELD EXPERIENCE (PPLK)

FACTOR AFFECTING THE IMPLEMENTATION OF CLASS MANAGEMENT EDUCATIONAL PROGRAM STUDENTS FIELD EXPERIENCE (PPLK) FACTOR AFFECTING THE IMPLEMENTATION OF CLASS MANAGEMENT EDUCATIONAL PROGRAM STUDENTS FIELD EXPERIENCE (PPLK) An Nisaa Defi*, Zulfa Eff Uli Ras**, Iskandar G.Rani*** Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah mengupayakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun Oleh: Nama : M. Alghozaly. H NIM : 1102409023 Prodi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI

Lebih terperinci

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT EVALUASI PENAMBAHAN JUMLAH SKS (PRAKTIKUM) MATA KULIAH BIOTEKNOLOGI PADA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal yang penting bagi setiap orang. Pendidikan dianggap sebagai suatu kebutuhan yang wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. mencapai pendidikan yang baik tersebut diperlukan beberapa aspek diantaranya kurikulum yang

BAB I PNDAHULUAN. mencapai pendidikan yang baik tersebut diperlukan beberapa aspek diantaranya kurikulum yang BAB I PNDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu fakor terpenting dalam menentukan maju atau tidaknya suatu negara. Suatu Negara dikatakan maju jika memiliki kualitas pendidikan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung 1 2 Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung By: *Student ** lecturers Fita Nurwahyuni * Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd ** Yasrial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan memegang peranan penting dalam mengupayakan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAJARAN MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP PRESTASI PPL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGARUH PENGAJARAN MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP PRESTASI PPL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2008/2009 0 PENGARUH PENGAJARAN MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP PRESTASI PPL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia. Pembangunan yang dimaksud disini adalah pembangunan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi* PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN Disusun Oleh Nama : Nila Puspitasari NIM : 3201409007 Prodi : Pendidikan Geografi JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan

Lebih terperinci

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions Persepsi (Wahyu Eko Martanto) 1 PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI SMK N 2 KLATEN STUDENT PERCEPTION OF LEARNING IMPLEMENTATION OF CONSTRUCTION ENGINEERING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Hadi UPTD Dikpora Kecamatan Palang Kabupaten Tuban E-mail: rswjyhadi@gmail.com Abstract: The purpose of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena merupakan salah satu aspek utama dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL 1 Persepsi Kepala Sekolah... (Anggita Nilam Sari) PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL Disusun Oleh: Anggita Nilam Sari 12416241049 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan manusia, karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

Lebih terperinci

Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1

Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1 DESKRIPSI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA PPL- 1 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Oleh: 1. Sri Nunung Mahasiswa Program Studi Fisika 2. Dr. Fitryane Lihawa M.Si Dosen Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Hadi UPTD Dikpora Kecamatan Palang Kabupaten Tuban E-mail: rswjyhadi@gmail.com Abstract: The purpose of

Lebih terperinci

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, MINAT BELAJAR, DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAJARAN EKONOMI DI KELAS X PEMASARAN SMK N 4 PADANG E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci