Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1"

Transkripsi

1 DESKRIPSI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA PPL- 1 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Oleh: 1. Sri Nunung Mahasiswa Program Studi Fisika 2. Dr. Fitryane Lihawa M.Si Dosen Universitas Negeri Gorontalo 3. Citron S Payu S.Pd,M.Pd Dosen Universitas Negeri Gorontalo Alamat: Jalan Jendral Sudirman no.6 Gorontalo KP ung.ac.id ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo, pada mahasiswa Fisika Angkatan yang memprogramkan mata kuliah PPL-1, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan keterampilan dasar mengajar mahasiswa fisika pada PPL 1, penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan.sampel dari penelitian ini diambil dengan cara pembagian kelompok masing-masing bimbingan PPL-1 yang terbagi atas 5 kelompok dengan 30 mahasiswa yang memprogram PPL 1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dari pedoman PPL 1. Hasilnya menunjukan penguasaan keterampilan mahasiswa yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran memiliki skor sangat baik 73%, keterampilan bertanya memiiliki skor sangat baik 67%, keterampilan menjelaskan memiliki skor tertinggi sangat baik 53% Keterampilan melakukan variasi memiliki skor sangat baik 73%, keterampilan memberi penguatan memiliki skor sangat baik 67%,keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil memiliki skor tertinggi cukup 80%,keterampilan mengelolah kelas memiliki skor sangat baik 50%. keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan pencapaian skor tertinggi kategori cukup 60%. Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1 I. PENDAHULUAN Pelaksanaan pendidikan di Indonesia selalu mengacu pada tujuan pendidikan neasional yang arahnya untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia serta masyarakat yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani serta berkepribadian yang mantap dan mandiri. Pendidikan mempunyai peran penting dalam perjalanan kehidupan manusia, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena 1

2 hanya melalui sektor pendidikan dapat diciptakan manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam berbagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari akan hal tersebut, maka jalur yang tepat untuk penyiapan dan penigkatan sumber daya manusia adalah jalur pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh antara lain melalui sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, tenaga pendidik atau guru merupakan salah satu komponen aktif dari sub sistem pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. Guru merupakan unsur terpenting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu, peranan dan kedudukan guru dalam peningkatan mutu pendidikan perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh. Dalam melaksanakan tugas utama sebagai pendidik, seorang guru harus mampu menguasai berbagai keterampilan mengajar sebagai bagian dari perilaku kompetensi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Mempersiapkan calon guru yang profesional, maka dalam kurikulum Lembaga Pendidkan Tenaga Keguruan (LPTK) telah menyajikan berbagai bentuk ilmu pendidikan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan praktek kependidikan. Kurikulum di Universitas Negeri Gorontalo jurusan pendidikan fisika mewajibkan para mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah Program Pengalaman Lapangan (PPL). Program Pengalaman Lapangan merupakan muara dari segala kegiatan proses belajar mengajar mahasiswa yang memilki program kependidikan. Sebelum melakukan PPL para mahasiswa telah memperoleh pengetahuan bidang studi dan PBM yang sangat lengkap. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) diselenggarakan dalam dua tahap yaitu praktek pengalaman lapangan bentuk microteaching yang dilaksanakan di kampus dan praktek pengalam lapangan di sekolah.praktek pengalaman lapangan dalam bentuk microteaching dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru yang memenuhi kualifikasi berdasarkan ketentuan lembaga pendidikan tenaga keguruan 2

3 Melalui cara ini, mahasiswa calon guru dapat mempersentasikan praktek mengajar dihadapan dosen pembimbing dan teman-temannya. Dengan ini mahasiswa dapat mencoba satu atau beberapa dalam 8 jenis keterampilan dasar mengajar yang diharapkan dapat dikuasai dan dimiliki oleh mahasiswa calon guru kelak. Kedelapan jenis keterampilan dasar merupakan dasar dan pedoman bagi mahasiswa calon guru dalam mengelolah proses belajar mengajar didalam kelas. Disamping itu juga merupakan dasar teoritis bagi guru untuk melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL-II) di sekolah. Kenyataanya, sebelum melakukan PPL-I mahasiswa sangat takut untuk mengajar, namun apabila mahasiswa telah melaksanakan PPL-I yaitu mengajar pada teman-teman satu kelompok dan dosen pembimbing maka mahasiswa akan menjadi terbiasa, apalagi bila mahasiswa bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan menerapkan keterampilan dasar mengajar dengan baik maka proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada PPL-I akan berjalan dengan lancar. Apabila mahasiswa memahami dengan baik keterampilan dasar mengajar, dan dapat melaksanakannya dalam proses belajar mengajar pada saat PPL-I maka pada saat melaksanakan PPL-II mahasiswa dijamin akan bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik sesuai dengan tuntutan pendidikan sekarang. Jadi sebagai mahasiswa khususnya sekarang yang akan melaksanakan PPL-I dapat memahami tentang keterampilan dasar mengajar dan dapat mengaplikasikan dalam proses belajar mengajar yang secara nyata. Berdasarkan kenyataan yang telah dipaparkan diatas, untuk lebih mengetahui tentang deskripsi tentang keterampilan dasar mengajar pada mahasiswa maka peneliti akan melaksanakan penelitian tentang Deskripsi Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL I Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo II. KAJIAN TEORITIK Praktek Pengalaman Lapangan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program dalam lembaga pendidikan prajabatan guru yang dirancang khusus dan sedemikian rupa guna menyiapkan mahasiswa calon guru agar dapat 3

4 menguasai keterampilan dan kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dengan demikian setelah berhasil dalam menyelesaikan pendidikan tinggi, mereka siap mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai guru. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan akademik yang bersifat intrakurikuler yang mencakup pengenalan lapangan, latihan mengajar dan tugas- tugas kependidikan lainnya secara terbimbing, terarah, dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan tenaga profesional dalam bidang kependidikan. Karena PPL merupakan keterpaduan antara teori dan praktek pelaksanaannya merupakan muara penguasaan mahasiswa kurikuler (Anonim, 1998:4). Dipandang dari segi kurikulum PPL adalah suatu program mata kuliah proses belajar mengajar yang dipersyaratkan dalam pendidikan prajabatan guru. Oleh karena itu praktek keguruan sangat penting sebagai upaya dan langkah dalam pembentukan kompetensi yang bersifat profesional. Seorang guru dalam melakukan aktifitas dan kegiatan pembelajaran di sekolah maka lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru, perlu mengelolah Program Pengalaman Lapangan PPL dengan sebaik mungkin. Praktek Pengalaman Lapangan dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru agar memiliki atau menguasai kemampuan keguruan yang terpadu secara utuh, sehingga setelah mahasiswa calon guru tersebut menjadi guru, maka mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawab secara profesional. Tujuan Praktek Pengalaman Lapangan Adapun tujuan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) secara umum adalah untuk melatih mahasiswa sebagai calon guru agar memiliki kemampuan memperagakan kinerja dalam situasi nyata, baik dalam kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya. Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan sangatlah efektif dan bermanfaat dalam pembinaan calon guru yang nantinya akan dipersiapkan untuk menjadi tenaga pendidik. Manfaat Pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Belajar menguasai kelas yang berarti belajar menjadi pemimpin dalam masyarakat nantinya. Kemudian Dengan adanya kegiatan program PPL, 4

5 mahasiswa berusaha menambah wawasan, banyak mencari dan membaca bukubuku yang berkaitan dengan materi pendidikan yang akan disampaikan. Tahap-Tahap Pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan Sistem kompetensi yaitu meliputi latihan mengajar serta melaksanakan tugas-tugas kependidikan lainnya yang mempunyai jenis-jenis tahapan seperti berikut. 1. Praktek Pengalaman Lapangan I (micro teaching) 2. Praktek Pengalaman Lapangan II ( di sekolah) Keterampilan Dasar Mengajar Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajran yang kreatif dan menyenangkan, maka diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya adalah keteranmpilan membelajarkan atau keterampilan dasar mengajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas, sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan Gazali (dalam Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa teaching is the guidance of learning. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Howard (dalam Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge. Intyre (dalam Slameto, 2010:33) memberikan definisi mengajar adalah aktifitas personal yang unik, dalam mengajar dapat membuat kesimpulankesimpulan umum yang tidak berguna, keberhasilan dan kejatuhannya samarsamar, dan sukar diketahui juga berlangsungnya tekhnik belajar yang tidak tepat untuk dijelaskan. Kemungkinan lain yang yang dapat diamati ialah membeikan model teori dan teknik asessment yang sesuai, dan banyak aspek mengajar yang 5

6 dilukiskan dengan cara yang dibimbing oleh hal-hal praktis, pribadi guru banyak berbicara. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Keterampilan mengajar guru merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik dengan berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah.ada beberapa jenis keterampilan mengajar sebagaimana dikemukakan oleh wingkel (dalam Uno 2010:168) antara lain: (1) keterampilan memberikan penguatan (2) keterampilan menjelaskan, (3) keterampilan bertanya,(4) keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Turner (dalam usman,2010:74) mengemukakan 8 keterampilan mengajar yang di tambahkan lagi yaitu (5) keterampilan mengadakan variasi, (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,(7) keterampilan megelolah kelas,(8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. III. METODE PENULISAN Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 pada mahasiswa semester 6 yang terdaftar program matakuliah PPL-1. Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan keterampilan mengajar mahasiswa PPL-I di jurusan Fisika. Untuk itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan dasar mengajar mahasiswa PPL-I di jurusan Fisika,untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan 6

7 data dengan menggunakan metode observasi. Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala dan fenomena yang ada pada objek penelitian IV. HASIL PENELITIAN Setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap penerapan keterampilan dasar mengajar bagi mahasiswa PPL-1 jurusan pendidikan fisika, dalam hal ini keterampilan mengajar yang digunakan yaitu ada 8 keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, keterampilan memberikan variasi, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Kedelapan keterampilan dasar mengajar ini merupakan deskripsi hasil analisis dan data selama penelitian berlangsung, Data hasil penelitian setelah dianalisis, akan disajikan dalam bentuk histogram berdasarkan indikator atau komponen-komponen keterampilan dasar mengajar. Berdasarkan hasisl analisis data dengan menggunakan instrument penilaian keterampilan dasar mengajar diperoleh persentase kualitas keterampilan dasar mengajar mahasiswa tiap komponen Ketercapaian nilai keterampilan dasar mengajar mahasiswa pada tiap keterampilan dasar mengajar Untuk mendeskripsikan banyaknya mahasiswa yang bisa melaksanakan 8 keterampilan dasar mengajar kemudian kekurangan dan kelebihan dari ke 8 keterampilan dasar mengajar dapat dilihat dengan persentase ketercapaian mahasiswa dari ke 8 keterampilan dasar mengajar yang telah dihitung sebagai berikut. berdasarkan 8 komponen keterampilan dasar mengajar yang telah diamati yaitu: Dari uraian ketercapaian persentase mahasiswa dalam melaksanakan PPL 1 untuk penerapan 8 keterampilan dasar mengajar dapat dilihat hasil ketercapian yaitu terdapat 5 keterampilan yang memiliki kategori sangat baik yaitu pada 1). keterampilan membuka dan menutup pelajaran memiliki skor sangat baik 73%, 2) Keterampilan bertanya memiiliki skor sangat baik 67%, 3). keterampilan menjelaskan memiliki skor tertinggi sangat baik 53% 4). Keterampilan 7

8 melakukan variasi memiliki skor sangat baik 73%, 40. Keterampilan memberi penguatan memiliki skor sangat baik 67%, 5). Keterampilan mengelola kelas memiliki skor sangat baik 50%. Dan hasil ketercapaian mahasiswa yang memiliki kategori cukup terdapat pada 2 keterampilan dasar mengajar yaitu 1). Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil memiliki skor tertinggi cukup 80% 2).keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan pencapaian skor tertinggi kategori cukup 60%.jadi perlu peningkatan pemahaman dari mahasiswa tentang keterampilan dasar mengajar agar ke 8 keterampilan dasar mengajar dapat diterapkan pada saat PPL 2 dengan baik. Kekurangan dan kelebihan dari kedelapan keterampilan dasar mengajar mahasiswa PPL-1 Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan dasar mengajar mahasiswa PPL-1 di jurusan Fisika masih terlihat kekurangankekurangan dan kelebihan yang harus diperbaiki oleh mahasiswa maupun dosen pembimbing yang selama membimbing mahasiswa melaksanakan PPL-1 sampai dengan pelaksanaan PPL-2 di sekolah-sekolah. Tiap keterampilan memiliki komponen-komponen yang harus dicapai selama pelaksanaan pembelajaran untuk penilaian 8 keterampilan dasar mengajar. Pada penelitian ini keterampilan yang sudah sangat baik pencapaiaannya yaitu terdapat 6 keterampilan dasar mengajar yaitu 1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, pada keterampilan ini tiap-tiap komponen keterampilan mahasiswa sudah tercapai dengan kategori sangat baik dan kategori baik,mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan dasar mengajar membuka dan menutup pelajaran sesuai dengan 7 komponen yang ada dan nilai hasil pencapaian mahasiswa untuk keterampilan membuka dan menutup pelajaran pada kategori sangat baik mencapai 47% dan baik 33% lebih besar dari pada pencapaian pada kategori cukup mencapai 20%,yang ke 2) keterampilan bertanya pencapaian persentase untuk keterampilan bertanya rata-rata sudah sangat baik dan baik, mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan bertanya sesuai dengan 4 komponen yang ada, dan hasil penelitian pada pencapaian nilai mahasiwa untuk keterampilan bertanya pada kategori sangat baik 53% dan cukup 40% memiliki persentase yang hampir sama besar. Jadi pada keterampilan ini masih perlu 8

9 banyak peningkatan lagi karena mahasiswa masih memilki kekurangan dalam menguasai keterampilan bertanya, dan pada keterampilan bertanya ini juga telah memiliki kelebihan karena pencapaian kategori sangat baik lebih besar dari pada pencapaian kategori baik dan cukup. 3) keterampilan menjelaskan, pencapaian persentase untuk keterampilan menjelaskan rata-rata sudah sangat baik mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan menjelaskan sesuai dengan 8 komponen yang ada pada keterampilan menjelaskan dan hasil penelitian pada pencapaian nilai mahasiwa untuk keterampilan menjelaskan,pada kategori sangat baik memiliki persentase 53% yang tinggi dibandingkan pencapaian nilai persentase baik mencapai 23% dan cukup 23%. Jadi pada keterampilan ini pencapaian mahasiswa sudah baik namun kekurangan dari mahasiswa yang memilki kategori cukup harus diperbaiki lagi agar pencapaian pada keterampilan bertanya tidak terdapat lagi kekurangan, dan pada keterampilan bertanya ini juga memiliki kelebihan yaitu pencapaian kategori sangat baik lebih besar dari pencapaian kategori baik dan cukup.4), keterampilan variasi pencapaian persentase untuk keterampilan variasi rata-rata sudah sangat baik mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan variasi sesuai dengan 9 komponen keterampilan variasi dan hasil penelitian pada pencapaian nilai mahasiwa untuk keterampilan memberikan variasi, pada kategori sangat baik memiliki persentase 73% yang tinggi dibandingkan pencapaian nilai persentase baik mencapai 17% dan cukup 10%. Jadi pada keterampilan variasi pencapaian mahasiswa sudah baik dan sangat sedikit nampak kekurangan pada keterampilan variasi, pada keterampilan memberikan variasi memiliki sangat banyak kelebihan karena pencapaian persentase sangat baik lebih besar dari pada kategori baik dan cukup.5), keterampilan memberi penguatan pencapaian persentase untuk keterampilan memberi penguatan rata-rata sudah sangat baik dan baik, mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan memberikan penguatan sesuai dengan 3 komponen yang terdapat pada keterampilan memberikan penguatan dan hasil penelitian pada pencapaian nilai mahasiwa untuk keterampilan memberikan penguatan yaitu pada kategori sangat baik 67% dan baik 20 % dan kategori cukup 13% pada keterampilan memberikan penguatan 9

10 masih terdapat kekurangan yaitu dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa masih memilki persentase kategori cukup jadi pada keterampilan memberikan penguatan masih perlu adanya perbaikan bagi mahasiswa dan dosen agar kekurangan-kekurangan pada keterampilan memberikan penguatan berkurang, dan kelebihan untuk keterampilan memberikan penguatan yaitu dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa kategori sangat baik memiliki persentase lebih besar di bandingkan kategori baik, cukup, kurang dan sangat kurang. 6), keterampilan mengelola kelas pencapaian persentase untuk keterampilan mengelola kelas ratarata sudah sangat baik mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan mengelola kelas sesuai dengan 6 komponen-komponen keterampilan mengelola kelas,dan hasil penelitian pada pencapaian nilai mahasiwa untuk keterampilan mengelola kelas,pada kategori sangat baik memiliki persentase 50% yang tinggi dibandingkan pencapaian nilai persentase baik mencapai 17% dan cukup 33%.Jadi pada keterampilan mengelola kelas pencapaian keterampilan mahasiswa sudah baik namun masih nampak kekurangan pada keterampilan mengelolah kelas dapat dilihat pada hasil penelitian ketercapaian kategori cukup memilki jumlah yang besar, jadi masih perlu banyak peningkatan pada keterampilan mengelolah kelas dan untuk kelebihan pada keterampilan mengelolah kelas dapat dilihat dari hasil pencapaian mahasiswa memilki kategori pencapaian sangat baik lebih besar daripada kategori baik,cukup,kurang dan sangat kurang. Untuk 2 keterampilan dasar mengajar yang masih memilki kategori pencapaian cukup dan harus banyak perlu perbaikan dari mahasiswa maupun dosen pembimbing PPL-1 yaitu 1), keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, pencapaian persentase untuk keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil rata-rata sudah baik mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil sesuai dengan 7 komponen keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, dan hasil penelitian pada pencapaian nilai mahasiwa untuk keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil pada kategori sangat baik memiliki persentase 13% pencapaian nilai persentase baik mencapai 7% dan cukup 80%. Jadi pada keterampilan ini pencapaian mahasiswa sangat 10

11 kurang sehingga pada keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil memiliki kategori kekurangan didalam 8 keterampilan dasar mengajar, jadi pada keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil masih perlu banyak perbaikan dan pemahaman yang besar bagi mahasiswa agar bisa berkembang pada keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil dan pencapaian persentase bisa lebih besar dari keterampilan dasar mengajar yang lainnya. Untuk kelebihan pada keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil tidak nampak karena persentase pencapaian kategori sangat baik dan baik memiliki ketercapaian kategori sangat rendah. 2), keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, pencapaian persentase untuk keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan rata-rata sudah baik mahasiswa sudah bisa melaksanakan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan 4 komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, dan untuk hasil penelitian pada pencapaian nilai mahasiwa untuk keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan kategori sangat baik memiliki persentase 30% pencapaian nilai persentase baik mencapai 10% dan cukup 60%. Jadi pada keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan pencapaian mahasiswa sangat kurang sehingga pada keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan memiliki kategori kekurangan sama dengan keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil didalam 8 keterampilan dasar mengajar, jadi pada keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan masih perlu banyak perbaikan bagi mahasiswa agar pencapaian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan bisa lebih baik dan bisa sama hasil keteracapaian persentase dengan keterampilan dasar mengajar yang lainnya, dan untuk penerapannnya nanti pada saat melaksanakan PPL-2. Untuk kelebihan pada keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan masih dapat dilihat yaitu pencapaian kategori sangat baik masih memilki nilai yang besar dibandingkan dengan nilai pencapaian kategori sangat baik untuk keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil. 11

12 V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan dasar mengajar mahasiswa PPL-1 jurusan pendidikan fisika dalam melakasanakan kegiatan PPL dilihat dari penguasaan keterampilan mahasiswa mengajar dapat dilihat hasil ketercapian yaitu terdapat 6 keterampilan yang memiliki kategori sangat baik yaitu pada (1). keterampilan membuka dan menutup pelajaran memiliki skor sangat baik 73%, (2) Keterampilan bertanya memiiliki skor sangat baik 67%, (3). keterampilan menjelaskan memiliki skor tertinggi sangat baik 53% (4). Keterampilan melakukan variasi memiliki skor sangat baik 73%, (5). Keterampilan memberi penguatan memiliki skor sangat baik 67%, (6). Keterampilan mengelola kelas memiliki skor sangat baik 50%. Dan hasil ketercapaian mahasiswa yang memiliki kategori cukup terdapat pada 2 keterampilan dasar mengajar yaitu (1). Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil memiliki skor tertinggi cukup 80% (2).keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan pencapaian skor tertinggi kategori cukup 60%. Saran 1).Untuk mahasiswa agar lebih menguasai dan Memperhatikan 8 keterampilan dasar mengajar, karena itu merupakan modal paling utama dalam program PPL 2 di sekolah-sekolah 2). Kiranya dosen pembimbing PPL 1 dapat lebih menekankan kepada mahasiswa PPL 1 untuk menguasai 8 keterampilan dasar mengajar agar praktek mengajar lebih baik lagi, DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Asmani, Jamal Ma mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif Jogjakarta:Diva Press Buchari,Alma Guru Propesional.(Menguasai Metode Dan Terampil Mengajar) Bandung : Alfabeta 12

13 Mulyasa Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya Tim penyusun.2013 Pedoman PPL Universitas Negeri Gorontalo,Gorontalo, Lembaga Pengembangan Pendidikan Dan Pembelajaran Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, Dan R & D). Bandung: Alfabeta Syaiful,Bahri Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis ). Jakarta: Rineka Cipta Uno,Hamzah Orientasi Baru Dalam Psiokologi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi aksara Usman,Uzer Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan merupakan masalah yang menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai kehidupan manusia. Di dalam pengembangan nilai Ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 29-35, 2015 PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Usman (2005. h, 31) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Di mana pun di dunia ini terdapat masyarakat, dan di sana pula terdapat pendidikan. Meskipun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Keterampilan merupakan kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Keterampilan merupakan kemampuan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Keterampilan Mengajar Guru a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi merupakan sebagai bagian integral dari kehidupan bangsa dan Negara. Selain itu, memegang peranan dalam mengisi kehidupan bangsa dan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan dapat menjamin perkembangan dan keberlangsungan hidup suatu bangsa, oleh karena itu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan

Lebih terperinci

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014 MICRO TEACHING ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014 Apri Nuryanto Email : apri_nuryanto@ uny ac.id MANUSIA...? MANUSIA...? GURU GURU Adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tentu harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesutu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan bangsa pendidikan juga harus semakin berkembang. Pemerintah Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman serta dapat berbuat sesuatu dengan apa yang telah dipelajarinya.

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman serta dapat berbuat sesuatu dengan apa yang telah dipelajarinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab dengan belajar manusia akan memperoleh pengetahuan, pengertian, dan pemahaman serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si 1 Dr. Suwatno, M.Si. Drs. Ade Sobandi, M.Si. Rasto, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan tentang dasar, fungsi dan tujuan sisdiknas yaitu sebagai berikut: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadipribadi yang bertakwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK 189 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK Akhmad F. Amar 1, Dadang Hidayat 2, Amay Suherman 3 Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 7/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran A. Kajian Teori 1. PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Menurut buku panduan PPL FKIP UNPAS (2017, h. 1) PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan kegiatan akademik

Lebih terperinci

Materi Workshop. Pengenalan dan Standarisasi Laboratorium Microteaching Pendidikan Kimia. Oleh : Rr. Lis Permana Sari, M.Si.

Materi Workshop. Pengenalan dan Standarisasi Laboratorium Microteaching Pendidikan Kimia. Oleh : Rr. Lis Permana Sari, M.Si. Materi Workshop Pengenalan dan Standarisasi Laboratorium Microteaching Pendidikan Kimia Oleh : Rr. Lis Permana Sari, M.Si. Disampaikan pada Workshop di FMIPA UII Sabtu, 2 Mei 2015 PENDAHULUAN Sebagai LPTK,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang utama bagi setiap bangsa, bahkan dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan serta

Lebih terperinci

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Mahasiswa Peserta PPL FKIP Universitas Kanjuruhan Malang

Analisis Kinerja Mahasiswa Peserta PPL FKIP Universitas Kanjuruhan Malang Analisis Kinerja Mahasiswa Peserta PPL FKIP Universitas Kanjuruhan Malang Choirul Huda & Udik Yudiono Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja mahasiswa ketika melaksanakan PPL mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dapat dilaksanakan secara berhasil bila upaya pembangunan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan pada hakikatnya adalah salah suatu proses pembinaan sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek pribadi peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional Indonesia pada hakikatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa sasaran pembangunan di Indonesia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan dapat membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah lama memprogramkan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan Madrasah Ibtidaiyah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja guna meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan tertentu ke suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang pembangunan, karena pendidikan

Lebih terperinci

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013 ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013 Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan Negara.

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia, yakni masalah pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar dan penting bagi pembangunan suatu negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban umat manusia. Melalui pendidikanlah pembentukan watak dan peneguhan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini berkembang cukup maju dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 BOJA. Disusun oleh: Nama : Ratna Rakhmawati NIM : Program Studi : Pendidikan Fisika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 BOJA. Disusun oleh: Nama : Ratna Rakhmawati NIM : Program Studi : Pendidikan Fisika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 BOJA Disusun oleh: Nama : Ratna Rakhmawati NIM : 4201409020 Program Studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa adalah pendidikan. Pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan karakter terutama dalam peningkatan prestasi peserta didik. Pendidikan bukanlah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di sekolah memegang peranan yang sangat penting, hal ini dapat dipahami bahwasanya tidak ada manfaat suatu sekolah bilamana tidak ada proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan. Di jaman sekarang pendidikan adalah bekal hidup yang paling berharga. Seseorang dengan pendidikan tinggi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era global ini pendidikan masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAJARAN MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP PRESTASI PPL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGARUH PENGAJARAN MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP PRESTASI PPL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2008/2009 0 PENGARUH PENGAJARAN MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP PRESTASI PPL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto, 1993:238). Kompetensi profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB [ PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang dialami dalam kehidupan. manusia yang berlangsung secara terns menerus dimanapun manusia itu

BAB [ PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang dialami dalam kehidupan. manusia yang berlangsung secara terns menerus dimanapun manusia itu BAB [ PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang dialami dalam kehidupan manusia yang berlangsung secara terns menerus dimanapun manusia itu tinggal seperti yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pentingnya pendidikan, baik bersifat formal maupun non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Suwatno, A. Sobandi, Rasto 1 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) tingkat implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap manusia karena pendidikan memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI BUNYI DI SMP DI KOTA GORONTALO

DESKRIPSI KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI BUNYI DI SMP DI KOTA GORONTALO DESKRIPSI KARAKTER SISWA PADA PEELAJARAN SAINS MATERI BUNYI DI SMP DI KOTA GORONTALO 1. Sukmawati Saleh Mahasiswa Program Studi Fisika 2. Dr. Nawir Sune, M.Si Dosen Universitas Negeri Gorontalo 3. Nova

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunia dan nikmat-nya sehingga Buku Pedoman Panduan Pengajaran Mikro ini dapat tersusun dan terselesaikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan terwujudnya pendidikan nasional yang berkualitas tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah pendewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa, jika pendidikan tidak berjalan dengan semestinya maka pembangunan tidak akan terlaksana, atau bahkan dapat

Lebih terperinci