BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
|
|
- Suryadi Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Saifudin, 2002). Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005). commit 8 to user
2 9 2. Istilah dalam Kehamilan Tabel 2.1. Daftar Istilah dalam Kehamilan No. Istilah Definisi 1. Gravida Seorang ibu yang sedang hamil 2. Primigravida Seorang ibu yang sedang hamil untuk pertama kali 3. Multigravida Seorang ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5 kali 4. Para Seorang ibu yang melahirkan bayi dan mampu hidup di luar kandungan. 5. Nulipara Seorang ibu yang belum pernah melahirkan bayi untuk pertama kali. 6. Primipara Seorang ibu yang pernah melahirkan bayi hidup untuk 7. Multipara Seorang ibu yang pernah melahirkan bayi beberapa (Prawirohardjo, 2008). B. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan kali Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what. Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan dapat diakui secara universal, maka terbentuklah ilmu, atau lebih sering disebut ilmu pengetahuan. Ilmu (science) bukan hanya sekedar menjawab what, melainkan juga akan menjawab pertanyaan why dan how (Notoatmodjo, 2010).
3 10 2. Tingkat Pengetahuan Notoatmodjo (2007) mengemukakan, pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu (Know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan sebagainya. b. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4 11 d. Analisis (Analysis) Analisis merupkaan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur Umur berpengaruh terhadap daya tangkap dan penalaran pola pikir seseorang. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2001).
5 12 b. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia. Menurut Crow dalam Tafsir (2005), pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses belajar. Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Hurlock, 2002) c. Pekerjaan Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja pada umumnya menyita waktu, ibu yang bekerja mempunyai kesibukan yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan (Nursalam 2001). d. Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Nursalam, 2003).
6 13 e. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap dalam memperoleh informasi (Wawan, 2006). 4. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: a. Pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay b. Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan objektif karena pertanyaanpertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan
7 14 pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Wawan, 2006). Menurut Arikunto (2006), kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu : a. Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuesioner yang benar % b. Tingkat pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 56-75% c. Tingkat pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kuesioner yang benar <56% C. Tanda Bahaya Kehamilan 1. Definisi Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu dan janin (Kabakyenga, 2011). 2. Jenis-Jenis Tanda Bahaya Kehamilan a. Perdarahan pervaginam Tidak selamanya kehamilan berjalan mulus. Sering kali dijumpai wanita hamil yang mengalami perdarahan, baik pada kehamilan muda ataupun menjelang cukup bulan (Huliana, 2001) Perdarahan pada trimester I ada yang merupakan hal fisiologis yang disebut tanda Hartman, yaitu perdarahan pervaginam akibat proses nidasi blastosis
8 15 ke endometrium yang menyebabkan perlukaan. Perdarahan yang fisiologis ini berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan (Mansjoer, 2001). Namun, perdarahan pada trimester I juga dapat merupakan hal yang patologis. Pada awal kehamilan, perdarahan yang patologis atau tidak normal adalah perdarahan yang merah, banyak, disertai rasa nyeri, yang merupakan tanda dari aborsi, kehamilan ektopik ataupun mola hidatidosa. Perdarahan pada trimester II sering dihubungkan dengan adanya komplikasi lambat dalam kehamilan, seperti partus prematurus, pertumbuhan janin terhambat, solusio plasenta, plasenta previa dan mola hidatidosa (Larsen, 2013). Perdarahan pada trimester II ini berbahaya karena akan mengancam keselamatan ibu dan janin. Perdarahan pada trimester III perlu diperhatikan, apakah perdarahannya merupakan perdarahan patologi atau perdarahan karena inpartu. Jika perdarahan merupakan tanda persalinan atau keadaan inpartu, maka perdarahan ini normal. Pada keadaan inpartu, biasanya darah bercampur lendir, sebagai akibat dari terlepasnya lendir penutup serviks. Tetapi jika perdarahan ini belum masuk tanda-tanda inpartu, keadaan ini berbahaya karena perdarahan disebabkan oleh plasenta previa dan solusio palsenta. Perdarahan trimester III disebut perdarahan antepartum, yaitu perdarahan pervaginam yang terjadi setelah 29 minggu atau lebih (Yoseph, 2009). Semua perdarahan yang terjadi pada ibu hamil harus terdiagnosa dengan baik dan jika terjadi
9 16 keadaan patologi harus bisa terdeteksi lebih dini untuk menyelamatkan ibu dan janin (Smith, 2006). b. Sakit kepala yang hebat Wanita yang hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat merupakan tanda bahaya kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sebagai berikut : 1) Sakit kepala hebat 2) Sakit kepala menetap 3) Tidak hilang dengan istirahat. Kadang kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa pengelihatannya menjadi kabur atau terbayang bayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsi (Kusmiyati, 2008). Akibat dari preeklamsi adalah persalinan preterm dan bisa berlanjut eklamsi bila tidak terdeteksi sedini mungkin. Sehingga keadaan sakit kepala yang hebat ini juga merupakan tanda bahaya kehamilan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin (Dixit, 2011). c. Penglihatan kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur,
10 17 dapat menjadi tanda preeklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang (Dixit, 2011). Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003). d. Bengkak (oedema) pada wajah dan tangan Odema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Odema merupakan salah satu trias adanya preeklamsi. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu diwaspadai, karena dapat menimbulkan preeklamsi (Uzan, 2011) Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
11 18 Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius apabila ditandai dengan tanda-tanda berikut ini : 1) Jika muncul pada muka dan tangan 2) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat 3) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain-lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsia (Pusdiknakes, 2003) e. Keluar cairan pervaginam Keluarnya cairan pervaginam pada keadaan inpartu adalah hal yang normal. Tetapi jika keluarnya air ketuban yang merembes atau mengalir dari vagina tanpa ada kontraksi pada kehamilan belum cukup bulan dapat menyebabkan infeksi kehamilan atau persalinan. Kondisi ini dinamakan ketuban pecah dini (Huliana, 2001). Ketuban pecah dini akan menghambat proses persalinan dan bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim (Hani, 2010).
12 19 f. Nyeri abdomen yang hebat Jika ibu hamil mengeluh nyeri perut yang hebat dan menetap, hal ini merupakan tanda terjadinya kehamilan ektopik, aborsi dan solusio plasenta (Kusmiyati, 2008). Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik. Apabila terjadi ruptur dinding tuba pada kehamilan ektopik ini, nyeri perut dan disertai perdarahan, bisa menyebabkan penderita pingsan dan syok. Pada penderita aborsi, nyeri abdomen juga dirasakan, tetapi nyeri pada penderita aborsi tidak begitu hebat pada penderita kehamilan ektopik. Sehingga terjadinya nyeri abdomen pada waktu hamil mengindikasikan adanya tanda kehamilan ektopik, abortus dan solusio plasenta (Nilsson, 2014). g. Gerakan janin yang berkurang Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada usia kehamilan minggu. Ibu mulai merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal (Dewi, 2011). Gerakan bayi akan lebih terasa saat ibu berbaring atau istirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Pada trimester III, gerakan janin sudah bisa dirasakan ibu. Total gerakan janin pada trimester III mencapai 20 kali perhari, termasuk kategori batas normal. Tanda dan gejala patologinya gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam atau total gerakan janin kurang dari 10 kali perhari, hal ini merupakan keadaan patologi. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dapat mengindikasikan terjadinya IUFD (Intra Uterine Fetal
13 20 Death). Sebaiknya jika mengalami tanda dan gejala patologi, segera periksa ke tenaga kesehatan (Kusmiyati, 2008). h. Selaput kelopak mata pucat Konjungtiva pucat merupakan salah satu tanda anemia. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Menurut penyelidikan Hoo Swie Tjiong, frekuensi anemia dalam kehamilan sebesar 18,5%, pseudoanemia 57,9% dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%; Hb rata-rata 12,3g/ml dalam trimester I, 11,3 g/100 ml dalam trimester II, dan 10,8 g/100 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan bertambahnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula. Cara pencegahannya adalah dengan minum tablet zat besi. Selain itu mengkonsumsi lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin (Prawirohardjo, 2008) i. Mual dan muntah yang berlebihan Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Lee, 2011).
14 21 Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Pada satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan (Niebyl, 2014). Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit. Cara meringankan atau mencegah mual muntah yaitu dengan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, sehingga terjadi adaptasi aliran darah ke otak. Dianjurkan juga untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berlemak serta yang berbau menyengat sebaiknya dihindari (Prawirohardjo, 2008). j. Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
15 22 menurunkan suhu (Saifuddin, 2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Minassian, 2013). k. Kejang Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Gillon, 2014). 3. Faktor Risiko Persalinan Angka kematian ibu yang masih tinggi di Indonesia disebabkan karena banyak sekali faktor-faktor penyulit yang dapat menyebabkan terjadinya keadaan berbahaya bagi kehamilan dan persalinan. Faktorfaktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari si ibu itu sendiri. Faktor-faktor ini biasanya disebut dengan istilah empat terlalu (4T) yang dapat mengakibatikan persalinan berisiko tinggi. Diantaranya terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (perbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak).
16 23 Faktor eksternal atau faktor di luar kondisi ibu. Faktor-faktor ini dikenal dengan istilah tiga terlambat (3T). Pertama, terlambat mengetahui adanya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah. Kedua, terlambat mengambil keputusan, yang akhirnya terlambat ke rumah sakit. Faktor keterlambatan ini dapat pula terjadi karena kondisi ekonomi dan letak geografis yang tidak strategis. Bagi orang-orang yang tinggal di tempat terpencil. Kemungkinan jarak ke Puskesmas atau Rumah Sakitnya perlu ditempuh dalam waktu lebih lama. Apalagi jika harus menyewa kapal misalnya. Selain tentunya butuh dana besar untuk biaya persalainan. Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. Dikarenakan sudah terlambat sampai di tempat rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang (Depkes RI, 2013). D. Antenatal Care (ANC) 1. Pengertian a. Antenatal care : Pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2008) b. Antenatal care : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan
17 24 upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Ganjoei, 2011) c. Antenatal care adalah kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak dengan tenaga kesehatan baik di posyandu, pondok bersalin desa, maupun kunjungan rumah yang terdapat ibu hamil (Depkes RI, 2011). 2. Tujuan ANC Menurut Depkes RI (2010), tujuan pelaksanaan pelayanan antenatal yaitu: a. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta janin c. Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi e. Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan pemberian ASI ekslusif
18 25 f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan tumbuh kembang bayi. 3. Manfaat ANC a. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin sehingga kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki. b. Memperoleh pelayanan 7 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus Toxoid, Tablet Fe, Tes terhadap PMS, Temu wicara ) dan pelayanan lainnya. c. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana yang meliputi berbagai hal seperti : 1) Perawatan diri selama hamil 2) Kebutuhan makanan 3) Penjelasan tentang kehamilan 4) Persiapan persalinan 5) Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan 6) Penyuluhan keluarga berencana (Depkes RI, 2013) 4. Jadwal Pemeriksaan ANC Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu di pantau jika terjadi penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya.
19 26 Menurut Manuaba (2010), pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan d. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin. Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan distribusi sebagai berikut: a. Minimal satu kali pada trimester I (K1) b. Minimal satu kali pada trimester II (K2) c. Minimal dua kali pada trimester III (K3 dan K4) ( Depkes RI, 2011). Menurut Mufdlilah (2009), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7-9) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut: a. Kunjungan 1 (0-12 minggu) dan kunjungan II (12-24 minggu) Pada kunjungan ini yang dilakukan: 1) Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertrik dan ginekologi.
20 27 2) Pemeriksaan fisik: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lainlain. 3) Pemeriksaan obstetrik: usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar. 4) Pemeriksaan laboratorium: urine lengkap, darah (haemoglobin, leukosit, golongan darah, Rhesus, dan gula darah). 5) Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). 6) Penilaian resiko kehamilan. 7) KIE pada ibu hamil tentang kebersihan diri dan gizi ibu hamil 8) Pemberian imunisasi TT 1. b. Kunjungan III (28-32 minggu) Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin, kelainan atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Anamnesis meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu. 2) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan lagi). 3) Pemeriksaan dengan USG: Biometri janin (besar dan usia kehamilan), aktifitas janin, cairan ketuban dan letak plasenta, serta keadaan plasenta.
21 28 4) Penilaian risiko kehamilan 5) KIE tentang perawatan payudara 6) Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu. c. Kunjungan IV (34 minggu) Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium ulang. Kegiatannya adalah: 1) Anamnesis keluhan dan gerakan janin 2) Pengamatan gerak janin 3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaan panggul dalam bagi kehamilan pertama) 4) Penilaian resiko kehamilan 5) Pemeriksaan laboratorium ulang: hemoglobin, hematokrit dan gula darah 6) Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi d. Kunjungan V (36 minggu), kunjungan VI (38 Minggu), dan kunjungan VII (40 minggu) Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan yang secara klinis: 1) Anamnesis meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan. 2) Pemeriksaan laboratorium ulang (hemoglobin dan gula darah) 3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik 4) Penilaian resiko kehamilan 5) USG ulang
22 29 6) KIE tentang senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan persalinan 7) Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester III. 8) Penyuluhan mengenai gizi seimbang selama kehamilan e. Kunjungan VIII (41 minggu) dan kunjungan IX (42 minggu) Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Anamnesis meliputi keluhan dan lain-lain 2) Pengamatan gerak janin 3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik 4) Pemeriksaan USG, yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin sehubungan dengan timbulnya kontraksi. 5) Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan rencana untuk melahirkan. Berdasarkan uraian diatas berikut ini akan digambarkan jadwal/ frekuensi antenatal care sebagai berikut:
23 30 Tabel 2.2. Frekuensi / Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Minimal Frek Optimal Frek Ideal Frek Triwulan I 1 Kehamilan 1-12 minggu 1 Sejak haid terlambat 1 bulan 1 kehamilan 12-2 kehamilan minggu minggu (1 bulan 1x) Triwulan 1 kehamilan 28-2 kehamilan II 32 minggu minggu (1 kali tiap 2 2 kehamilan 32-3 minggu) Triwulan 40 minggu kehamilan > 37 5 III kehamilan minggu 2 minggu (1 kali tiap minggu) Total (Mufdlilah, 2009)
24 31 E. Kerangka Pemikiran Ibu Hamil primigravida Faktor yang mempengaruhi : a. Umur b. Pendidikan c. Pekerjaan d. Lingkungan e. Sosial budaya Tingkat pengetahuan : 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi Keterangan : Tanda-tanda bahaya kehamilan : 1. Perdarahan pervaginam = Diteliti 2. Sakit kepala hebat 3. Penglihatan kabur = Tidak diteliti 4. Bengkak pada wajah dan ekstremitas 5. Keluarnya cairan pervaginam = Berpengaruh 6. Nyeri abdomen hebat 7. Gerakan janin berkurang 8. Konjungtiva pucat 9. Mual muntah berlebihan 10. Demam tinggi 11. Kejang Kepatuhan melaksanakan ANC : 1. Cakupan K1 dan K4 2. Cakupan pelayanan 7T (timbang, tensi, tinggi fundus uteri, tetanus toxoid, tablet Fe, tes terhadap PMS, temu wicara) Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dan Kepatuhan Melaksanakan ANC
25 32 F. Hipotesis Ada hubungan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan kepatuhan melaksanakan ANC pada ibu hamil primigravida di Puskesmas Sleman, Yogyakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS S1 Keperawatan 3A Tahun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran
Lebih terperinciDeteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas SELAMA KEHAMILAN Ada 6 (enam) tanda bahaya dalam masa periode antenatal 1. Perdarahan pervagina 2. Sakit kepala
Lebih terperinciINFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN
KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN Oleh : Anik Sulistiyanti 1, Sunarti 2 AKBID Citra Medika Surakarta Email : anick_yo@ymail.com ABSTRAK Komplikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ante Natal Care Pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga professional kepada ibu selama kehamilan (PWS KIA, 1998). Menurut
Lebih terperinciKehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013
Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan. Tujuan ANC menurut Manuaba (2009) adalah :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Antenatal Care (ANC) 1. Pengertian ANC Menurut Prawirohardjo (2002), ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu
Lebih terperinciPerawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung yang terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal
Lebih terperinciKOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta
KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap
Lebih terperinciTANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -
Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu indikator terpenting untuk menilai keberhasilan kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi dapat tercermin dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium Development Goals (MDGs) salah satunya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu tertinggi dibandingkan negara-negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir untuk persiapan dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.1.1 Definisi Antenatal Care Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir untuk persiapan dalam menghadapi persalinan (Manuaba, 2009). Antenatal care adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan LTA Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Kehamilan Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kehamilan 10 Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi sampai lahirnya janin (Prawirohardjo, 2002).
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Kehamilan a. Pengertian Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Prawirohardjo, 2002). Menurut Federasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persalinan Sectio caesaria Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).(william,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di dunia ini sekitar 500.000 ibu meninggal karena proses kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% diantaranya di negara yang sedang berkembang, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri
Lebih terperinciB. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berat Bayi Lahir (BBL) Berat bayi lahir adalah hasil penimbangan bayi dalam 24 jam pertama kehidupan yang dinyatakan dalam gram. 4) Seorang bayi mulai menyesuaikan diri terhadap
Lebih terperinciPENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL. Asuhan antenatal adalah : Asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum kelahiran. (Depkes, 2003).
ASUHAN ANTENATAL PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL Asuhan antenatal adalah : Asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum kelahiran. (Depkes, 2003). Tujuan asuhan antenatal : Memantau kemajuan kehamilan Mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu janin yang viabel, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia Ibu Bersalin a. Definisi Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunya hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Antenatal Care 2.1.1. Defenisi Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ASUHAN IBU HAMIL KUNJUNGAN AWAL / PERTAMA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE Disahkan oleh Sukmawati, S.ST Dibuat oleh Junitha Ch.G.Kereh, S.ST,M.Kes Kepala Puskesmas Gogagoman Unit Pelayanan KIA/KB STANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mulai dari kehamilan, persalinan bayi baru lahir dan nifas yaang secara berurutan berlangsung secara fisisologis dan diharapkan ibu pasca melahirkan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklampsi 1. Pengertian Preeklampsia sejak dahulu didefinisikan sebagai trias yang terdiri dari hipertensi, proteinuria, dan edema pada wanita hamil. Eklampsia adalah kejang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian Maternal merupakan kematian seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Kehamilan sebagai hal yang fisiologis akan dapat menjadi patologis jika terdapat kelainankelainan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke dunia luar ( Wiknjosastro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan bukanlah suatu nilai akhir melainkan lebih merupakan nilai instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari tercapainya tujuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Suatu program yang disusun berdasarkan hasil perencanaan dengan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Implementasi Suatu program yang disusun berdasarkan hasil perencanaan dengan menempuh langkah langkah pokok, serta mencapai tujuan yang diharapkan (Djamarah, 2006 ).Adapun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal
Lebih terperinciBAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Perubahan fisiologis alami yang terjadi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014
77 KUESIONER PENELITIAN SETELAH UJI VALIDITAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014. Responden :... (Diisi peneliti) Petunjuk pengisian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Elvi Nola Gerungan 1, Meildy Pascoal 2, Anita Lontaan 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap
BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap wanita, menurut Depkes RI kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa ini ibu harus
Lebih terperinciASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH
ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang kompleks. Selama masa kehamilan kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah mual dan muntah (Tiran, 2007).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan salah satu masa penting dalam kehidupannya dan sampai pada kelahiran bayi dalam kandungnya. Pada proses kehamilan terjadi perubahan
Lebih terperinciKuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016
112 Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016 Nama Responden : 1. Faktor Internal
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas analisa hasil penatalaksanaan studi kasus dengan harapan untuk memperoleh gambaran secara nyata dan sejauh mana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatkan kesehatan ibu adalah salah satu dari tujuan Millenium Development Goals ( MDGs ) yang diadopsi oleh komunitas internasional pada tahun 2000. Di bawah
Lebih terperinciIndah Retnowati & Asih Dwi Astuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK
HUBUNGAN PENERAPAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA Indah Retnowati & Asih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia Pada Kehamilan Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar
Lebih terperinciPEMERIKSAAN OBSTETRI
Nama : Inggrid Camelia Nim : 22010110110105 PEMERIKSAAN OBSTETRI PENGERTIAN Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI KOMPLIKASI KEHAMILAN DI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2008 I. Karakteristik Responden 1.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA NIKEN ANDALASARI Pengertian Eklampsia Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia memburuk menjadi kejang (Helen varney;
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Kunjungan ibu hamil adalah pertemuan (kontak) antara ibu hamil dan
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kunjungan K-4 2.1.1. Definisi Kunjungan ibu hamil adalah pertemuan (kontak) antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. haid terakhir (Prawirohardjo, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kunjungan Antenatal Care 1. Pengertian Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9
Lebih terperinci