I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting karena menghasilkan beras yang menjadi sumber bahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting karena menghasilkan beras yang menjadi sumber bahan"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting karena menghasilkan beras yang menjadi sumber bahan makanan pokok, seperti di Indonesia padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok seharihari. Konsumsi beras di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 139 kg/ kapita/ tahun dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa, sehingga konsumsi beras nasional pada tahun 2011 mencapai 34 juta ton (BPS, 2011). Kebutuhan beras akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Di Indonesia luas panen padi mencapai ,00 ha dengan produksi ,00 Ton (BPS, 2013). Luas panen padi terus menurun akibat adanya alih fungsi lahan pertanian yang menyebabkan produksi juga menurun, sedangkan penduduk Indonesia terus meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat. Apabila ini terus terjadi maka dapat menyebabkan kelangkaan pangan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman dapat diartikan sebagai seni dan ilmu yang mempelajari adanya pertukaran dan perbaikan karakter tanaman yang diwariskan pada suatu populasi baru dengan sifat genetik yang baru. Pemuliaan tanaman umumnya mencakup tindakan penangkaran, persilangan, dan seleksi (Nuraida, 2012). Tindakan penangkaran meliputi eksplorasi, peremajaan dan karakterisasi. Karakterisasi untuk mengetahui sifat-sifat tetua yang akan digunakan sebagai sumber bahan genetik perlu dilakukan sebelum persilangan. Informasi keragaman genetik diperlukan para pemulia untuk mengembangkan tanaman. Selain itu keragaman genetik juga diperlukan untuk mempertahankan produksi tanaman dan perakitan tanaman yang tahan cekaman biotik maupun abiotik (Situmeang, 2013). Banyaknya kultivar padi menyebabkan kesulitan untuk membedakannya, sehingga diperlukan suatu pengelompokan kultivar tersebut. Ciri morfologi yang sering digunakan sebagai pembeda kultivar padi adalah tinggi tanaman, jumlah 1

2 anakan produktif, warna batang, warna daun, permukaan daun, jumlah gabah per malai, bentuk gabah, warna gabah, dan permukaan gabah. Setiap kultivar padi lokal memiliki persamaan ataupun perbedaan ciri/ karakter. Adanya persamaan ataupun perbedaan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara kultivar-kultivar padi (Irawan dan Purbayanti, 2008). Pada akhir tahun 1960-an, usaha pertanian padi di beberapa negara kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia banyak mengalami perubahan akibat introduksi varietas padi unggul (High Yielding Rice Varieties = HYVs), yang merupakan salah satu program dari revolusi hijau. Pada masa revolusi hijau banyak diintroduksi varietas unggul yang memiliki daya hasil tinggi. Selain memberikan dampak positif, revolusi hijau juga memberikan dampak negatif, antara lain punahnya varietas padi lokal secara masal, pencemaran air dan tanah, serta kerusakan kesuburan tanah. Seperti dikatakan Iskandar (2001) di Indonesia tercatat lebih dari kultivar padi lokal atau tradisional yang biasa ditanam petani. Adanya program revolusi hijau yang mengintroduksikan varietas padi unggul, keanekaragaman padi lokal menurun secara drastis. Para petani mulai menanam varietas unggul dan varietas lokal banyak yang sudah tidak ditanam lagi. Penggunaan varietas baru pada pertanian komersial menggantikan kultivar tradisional mengakibatkan berkurangnya keragaman genetik kultivar lokal, sehingga informasi penting seperti produksi hasil berbagai kultivar juga menghilang. Peningkatan keragaman genetik merupakan hal yang penting karena dapat meningkatkan kesempatan untuk pengembangan spesies lebih lanjut, karena itu untuk mengatasi hilangnya keragaman genetik perlu adanya suatu metode yang tepat agar tidak terjadi kehilangan maupun penurunan keragaman genetik pada tanaman. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan pengumpulan plasma nutfah dan data koleksi (Situmeang, 2013). Tahapan pengelolaan plasma nutfah yaitu eksplorasi, peremajaan, karakterisasi, koreksi dan pemanfaatan. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengumpulkan sumber gen. Peremajaan merupakan kegiatan meremajakan kembali benih atau bahan tanam agar bisa ditanam kembali. 2

3 Karakterisasi yaitu proses pegamatan yang bertujuan untuk mengetahui karakter yang dimiliki suatu tanaman. Pemanfaatan merupakan kegiatan penggunaan plasma nutfah sebagai bahan dalam pemuliaa tanaman. Di Daerah Istimewa Yogyakarta luas panen padi mencapai ha dengan produksi Ton (BPS, 2013). Pada beberapa daerah masih ada beberapa petani yang masih menanam kultivar lokal. Kultivar-kultivar tersebut dapat digunakan sebagai sumber bahan genetik dalam proses pemuliaan tanaman untuk memperbaiki sifat agar produksi dapat meningkat. Pendataan tentang kultivar tersebut sangat penting untuk mendapatkan berbagai informasi sehingga perlu dilakukannya karakterisasi agar diketahui deskripsi tentang kultivar tersebut. Deskripsi tentang suatu kultivar dapat mempermudah untuk mengetahui informasi apabila suatu kultivar tersebut akan digunakan sebagai sumber bahan genetik dalam proses pemuliaan tanaman. 1.2 Tujuan Mengetahui karakter morfologi 20 kultivar padi lokal yang ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.3 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah mengetahui karakterkarakter morfologi beberapa kultivar padi lokal Daerah Istimewa Yogyakarta dan mengetahui deskripsi masing-masing kultivar yang dapat digunakan untuk koleksi plasma nutfah padi. Hasil karakterisasi diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan dalam program pemuliaan tanaman dan budidaya padi. 3

4 II. TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Sejarah Padi merupakan tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 7000 tahun lalu. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam (Suparyono dan Setyono, 1993). Saat ini padi tersebar luas di daerah Tropika dan Subtropika seperti Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Prades India sekitar SM. Di daerah asalnya banyak terdapat varietas padi yang diusahakan maupun yang tumbuh liar. Menurut penyelidikan yang banyak dilakukan padi yang banyak dibudidayakan yaitu Oryza sativa L. yang merupakan hasil perkawinan silang yang berlangsung berkali-kali antara banyak sekali padi liar. Di Jawa tanaman ini telah dibudidayakan orang jauh sebelum bangsa Hindu datang ke Indonesia. Di Indonesia padi disebut dewi sri yang sejajar dengan dewa-dewa lain yang dihormati. Pada awal dan akhir musim tanam sering diadakan upacara-upacara ritual yang menggambarkan bahwa padi sangat dihormati (Suparyono dan Setyono, 1993). Di Indonesia jenis padi yang banyak diusahakan yaitu padi bulu dan padi cereh. Perbedaan antara padi bulu dan padi cereh yang mudah terlihat ialah ada tidaknya ekor pada gabahnya (Soemartono et al., 1981). Negara produsen padi terkemuka adalah Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%) dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (5-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total yang diperdagangkan dunia), diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan dunia) diikuti Bangladesh (4%) dan Brazil (3%). Data lima daerah penghasil padi terbesar di Indonesia adalah Indramayu ton/ tahun, Karawang ton/ tahun, Subang

5 ton/ tahun, Sukabumi ton/ tahun, dan Tasikmalaya ton/ tahun (Indranegara, 2012). 2.2 Morfologi Padi Padi merupakan keluarga padi-padian dengan batang beruas-ruas yang dalamnya berongga. Tanaman ini memiliki tinggi 1-1,5 meter. Pada tiap buku batang tumbuh daun berbentuk pita dan berpelepah. Dari tiap buku tumbuh tunas yang nantinya dapat tumbuh menjadi anakan dan dari tiap batang dapat tumbuh bunga yang nantinya akan menjadi bulir-bulir padi (Soemartono et al., 1981). Pada dasarnya padi terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif yaitu organ-organ tanaman yang berfungsi mendukung atau menyelenggarakan proses pertumbuhan, termasuk dalam bagian ini adalah akar, batang dan daun. Fase generatif diawali dengan fase primordial bunga, termasuk dalam bagian generatif yaitu malai, bunga dan gabah atau buah padi (Suparyono dan Setyono, 1993). Akar tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi dan air serta untuk pernafasan. Padi adalah tanaman berakar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama (primer). Akar lain yang tumbuh di dekat buku disebut akar seminal (Suparyono dan Setyono, 1993). Semakin hari pertumbuhan akar serabut semakin banyak. Akar-akar tersebut akan berkembang dan menyerap hara dalam tanah sampai kedalaman ± 25 cm, sedalam tanah yang diolah. Selain akar utama terdapat akar cabang dan akar rambut. Akar cabang keluar dari akar-akar induk dan akar ini panjang-panjang. Selain itu terdapat pula bulu akar yang panjangnya 1-2 mm (Soemartono et al., 1981). Batang padi terdiri dari beberapa ruas yang dibatasi oleh buku. Pada awal pertumbuhan ruas batang masih bertumpukan dan mulain memanjang setelah memasuki fase reproduktif. Ruas yang terpanjang adalah ruas yang teratas dan panjangnya berangsur-angsur menurun sampai keruas yang terbawah dekat 5

6 permukaan tanah. Dari buku pada batang utama akan tumbuh anakan primer. Anakan mulai tumbuh setelah tanaman padi memiliki 4 atau 5 daun (Ismunadji et al., 1988). Daun padi tumbuh pada buku-buku batang dengan susunan berseling. Pada tiap buku batang tumbuh satu daun yang terdiri dari pelepah daun, helai daun, telinga daun (uricle), dan lidah daun (ligula). Pelepah daun berbentuk pita yang menggulung menjadi silinder yang membungkus semua bagian dari tunas muda. Helaian daun datar, dan lebih panjang dari selubung di semua daun kecuali daun kedua. Lidah daun biasanya berwarna putih, berbentuk segitiga kecil yang terlihat seperti kelanjutan dari pelepah daun, terletak di dasar helai daun, sekitar persimpangan antara pelepah daun dan helaian daun. Sepasang telinga daun berbulu terletak di persimpangan (kanan dan kiri) antara pelepah dan helaian daun. Adanya telinga daun sering digunakan sebagai acuan yang mudah untuk membedakan kultivar tanaman padi. Beberapa kultivar padi ada yang tidak memiliki lidah daun dan telinga daun. Manfaat lidah daun yaitu untuk menahan air agar tidak masuk dalam pelepah daun. Pada awal pertumbuhannya tanaman padi memiliki sekitar 8-18 daun pada batang utama (Yoshida, 1981). Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer. Pada buku pangkal malai umumnya hanya muncul satu cabang primer dan dari cabang primer tersebut akan muncul lagi cabang-cabang sekunder. Pada malai inilah tumbuh bunga yang nantinya akan menjadi biji. Bunga padi berkelamin dua dan memiliki enam buah benang sari dengan tangkai sari pendek dan dua kantung serbuk di kepala sari. Bunga padi juga mempunyai dua tangkai putik dengan dua kepala putik yang berwarna putih atau ungu. Sekam mahkotanya ada dua dan yang bawah disebut lemma sedang yang atas disebut palea. Pada dasar bunga terdapat dua daun mahkota yang berubah bentuk dan disebut lodicula. Bagian ini sangat berperan dalam pembukaan palea. Bunga padi bersifat majemuk yaitu ibu tangkai bunga bercabangcabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir. Terbukanya bunga berturut-turut dari atas ke bawah. Pada waktu terbuka, sekam terbuka dengan sudut maksimum 35 0 dan pada saat itu kepala putik terkuak keluar. Bunga terbuka selama menit. Dalam keadaan biasa bunga terbuka 6

7 antara pukul 11 sampai 12 siang. Persarian dapat berlangsung dengan baik pada hari kering dan cuaca terang. Tepung sari dapat terbang terbawa angin, sehingga dapat memungkinkan terjadinya perkawinan silang (Soemartono et al., 1981). Kemungkinan terjadi perkawinan silang pada padi 5%. Gabah tersusun atas dua komponen utama yaitu kariopsis padi dan struktur pembungkus. Kariopsis padi yakni bagian yang dapat dimakan sedangkan struktur pembungkus yaitu kulit gabah atau sekam. Kariopsis padi umumnya dikenal sebagai beras atau beras pecah kulit yang merupakan benih tunggal yang bergabung dengan dinding telur (perikarp) menjadi biji. Lembaga atau embrio beras sangat kecil dan terdapat pada sisi ventral dari beras (kariopsis). Sekam terdiri atas dua bentuk daun yaitu sekam kelopak/ lemma dan sekam mahkota/ palea (Ismunadji et al., 1988). Lemma yaitu bagian bunga floret yang berurat lima dan keras yang sebagian menutupi palea. Palea yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas dengan lemma (Suharno, 2005). Berdasarkan morfologi tersebut tanaman padi diklasifikasikan (Siregar, 1981): Divisi : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Poales Familia : Gramineae Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa, L. 2.3 Fase Pertumbuhan Tanaman Padi Fase pertumbuhan padi dibagi menjadi tiga periode yaitu (Soemartono et al., 1981): 1. Periode vegetatif (lamanya hari): tahap Periode reproduktif (lamanya 30 hari): tahap Periode pemasakan ( lamanya 25 sampai 35 hari): tahap

8 Tiga fase pertumbuhan tersebut dapat diuraikan mejadi 10 tahapan pertumbuhan yaitu (Makarim dan Suhartatik, 2007): 1. Tahap 0: benih berkecambah sampai muncul ke permukaan. Berlangsung selama 2-3 hari. 2. Tahap 1: Pertunasan atau bibit, yaitu sejak benih berkecambah, tumbuh menjadi tanaman muda hingga hampir keluar anakan pertama. 3. Tahap 2: Pembentukan anakan, berlangsung selama pembentukan anakan sampai tercapai anakan maksimum. 4. Tahap 3: Pemanjangan batang, terjadi sebelum pembentukan malai atau pada tahap akhir pembentukan anakan. 5. Tahap 4: Pembentukan malai sampai bunting. 6. Tahap 5: Heading (keluarnya bunga atau malai). Tahap ini ditandai dengan munculnya ujung malai dari pelepah daun bendera. Dalam suatu rumpun fase ini memerlukan waktu hari. 7. Tahap 6: Pembungaan (Antesis), dimulai ketika benang sari bunga paling ujung pada tiap cabang malai sudah keluar dari bulir dan terjadi pembuahan. Pada umumya anthesis terjadi pada pukul dan persarian akan selesai 5-6 jam setelah anthesis. Tepung sari yag jatuh ke kepala putik segera berkecambah dalam 3 menit dan meghasilkan pipa tepung sari yang akan mencapai kantong janin melalui pintu mikropil. Dalam waktu 30 menit setelah persarian, 1 gamet jantan bersatu dengan 2 inti kutub sel telur menghasilkan endosperm dengan jumlah kromosom 3n. Persaria gamet jantan yang satu lagi bersatu degan 1 inti kutub sel telur membentuk 1 sel telur 2n. Dalam satu malai, semua bunga memerlukan 7-10 hari utuk anthesis. Anthesis terjadi 25 hari setelah bunting. 8. Tahap 7: Gabah matang susu. Pada tahap ini gabah mulai terisi dengan cairan kental berwarna putih susu. 9. Tahap 8: Gabah ½ matang. Pada tahap ini isi gabah berubah menjadi gumpalan lunak. Gabah pada malai mulai menguning. 10. Tahap 9: Gabah matang penuh. Gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. Daun mulai menguning. 8

9 2.4 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Padi Petumbuhan tanaman padi dimulai dari fase perkecambahan. Pada fase tersebut lembaga dan endosperm sangat berperan penting. Endosperm yang terdiri dari pati, protein, dan lemak sangat penting sebagai penyedia makanan yang dibutuhkan dalam perkecambahan benih. Lembaga akan berkembang menjadi akar dan tunas. Pertumbuhan lembaga bergantung suhu, tersedianya air dan udara. Perendaman menjadi proses yang sangat penting karena air merupakan kebutuhan pertama dari benih untuk berkecambah. Dengan adanya air proses metabolisme dalam benih untuk awal pertumbuhan akan terjadi. Perendaman tidak boleh dilakukan terlalu lama, cukup 24 jam karena benih membutuhkan oksigen untuk berkecambah. Kondisi lingkungan hangat diperlukan untuk meningkatkan aktifitas metabolisme di dalam benih yang selanjutnya dapat meningkatkan pertumbuhan benih. Pemeraman diperlukan untuk mempertahankan agar benih tetap hangat, meningkatkan pertumbuhan lembaga dan menghasilkan perkecambahan yang seragam (Vergara, 1990). Pada saat pindah tanam kedalaman air harus sangat diperhatikan. Penggenangan yang dalam mengakibatkan pertumbuhan akar tidak baik, dan bibit menjadi tinggi akibat kurangnya udara dalam tanah. Keadaan tanah yang baik yaitu macak-macak (tanah basah megandung air tetapi tidak menggenang). Tanaman dapat tumbuh lebih cepat pada suhu hangat. Suhu dingin dapat membuat daun menjadi kekuningan. Bibit juga memerlukan cahaya matahari yang cukup. Kurangnya cahaya menyebabkan bibit menjadi lemah karena tanaman tidak dapat memproduksi cukup makanan. Jumlah anakan per tanaman meningkat dengan bertambahnya jarak antar tanaman karena ruang gerak yang semakin bebas. Jumlah anakan lebih banyak dihasilkan pada waktu musim penghujan. Penambahan pupuk nitrogen juga dapat menambah produksi anakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah anakan yaitu varietas, jarak tanam, waktu tanam, dan pupuk (Vergara, 1990). Daerah yang cocok untuk tanaman padi sangat bervariasi (mulai dari 53 0 lintang utara sampai lintang selatan mulai dari daerah pantai, 0 sampai 9

10 ketinggian 2400 m dpl (Suparyono dan Setyono, 1993). Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 23 0 C. Rata rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/ bulan atau mm/ tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau, produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun, karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian tempat m dpl dengan temperatur C sedangkan didataran tinggi m dpl dengan temperatur C. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Keasaman tanah yang dikehendaki tanaman padi adalah antara ph 4,0 7,0 (Kementrian Riset dan Teknologi, 2008). 2.5 Manfaat Padi Padi merupakan tanaman yang menghasilkan beras. Padi merupakan sumber makanan pokok hampir 40% dari populasi penduduk dunia dan makanan utama dari penduduk Asia Tenggara (Grubben dan Partohardjono, 1996). Beras adalah bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Sejak Indonesia merdeka pemakaian beras sebagai bahan makanan pokok semakin meluas. Orang-orang yang sebelumnya biasa makan jagung, sagu atau gaplek banyak yang beralih makan nasi. Oleh sebab itu beras memegang peranan penting dalam bidang ekonomi karena secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi situasi bahan konsumsi lain. Apabila harga beras naik maka harga bahan konsumsi lain juga akan naik. Beberapa alasan padi lebih disukai (Suparyono dan Setyono, 1993): 1. Tidak membosankan 2. Cepat dan mudah dipersiapkan 3. Sangat fleksibel untuk dikombinasikan dengan bahan makanan lain. 4. Tidak mengandung senyawa yang bersifat merugikan. 10

11 5. Padi merupakan tanaman yang unik. Tanaman ini ada yang dapat hidup dalam genangan maupun lahan darat. Tanaman ini dapat hidup dalam genangan karena adanya tabung dalam daun, batang dan akar. Tabung ini memungkinkan udara dapat bergerak dari daun ke akar sehingga akar tetap memiliki persediaan udara yang cukup untuk respirasi normal. Beras memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena dapat memenuhi beberapa zat yang dibutuhkan oleh tubuh.kandungan dalam setiap 100 gram beras yaitu energi kj (365 kcal), Karbohidrat 79 g, serat pangan 1,3 g, lemak 0,66 g, protein 7,13 g, air 11,62g, Thiamine (Vit.B 1 ) 0,070 mg (5%), Riboflavin (Vit.B 2 ) 0,049 mg (3%), Niacin (Vit. B 3 ) 1,6 mg (11%), Pantothenic acid (B 5 ) 1,014 mg (20%), Vitamin B mg (13%), Folate (Vit. B 9 ) 8 g (2%), Calcium 28 mg (3%), Iron 0.80 mg (6%), Magnesium 25 mg (7%), Manganese 1,088 mg (54%), Phosphorus 115 mg (16%), Potassium 115 mg (2%), Zinc 1,09 mg (11%) (Anonim, 2013). Manfaat beras (Anonim, 2013): 1. Sebagai sumber karbohidrat 2. Bebas Kolesterol 3. Kaya mineral dan vitamin seperti niacin, vitamin D, kalsium, serat, zat besi, thiamine, dan riboflavin. 4. Mengurangi resiko tekanan darah tinggi. Nasi tidak banyak mengandung sodium, dan dianggap sebagai makanan terbaik untuk mereka yang menderita tekanan darah tinggi dan hipertensi. 2.6 Karakterisasi dan Kultivar Pengembangan varietas padi unggul menyebabkan jumlah padi lokal menurun karena jarang bahkan sama sekali tidak dibudidayakan lagi. Benih yang diperoleh dari hasil eksplorasi di beberapa daerah telah disimpan dalam waktu yang sangat lama dan dikhawatirkan akan mengalami penurunan viabilitas. Menurunya viabilitas dapat meyebabkan benih tidak tumbuh sehingga dapat punah. Oleh karena itu perlu 11

12 dilakukan peremajaan pada koleksi benih. Beberapa varietas padi lokal memiliki karakter yang dapat dikembangkan untuk merakit varietas unggul, untuk megetahui karakter tersebut perlu dilakukan karakterisasi. Karakterisasi penting dilakukan sebagai langkah awal pengumpulan informasi tentang karakter tanaman dan setelah dilakukan karakterisasi perlu dibuat deskripsi yang digunakan untuk memberikan informasi tentang karakteristik plasma nutfah yang nantinya dapat bermanfaat dalam usaha pemuliaan tanaman padi lokal (Wulandari, 2008). Pengelolaan plasma nutfah padi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dilakukan melalui kegiatan penelitian karakterisasi sifat agronomis, konservasi dan pengelolaan plasma nutfah padi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh koleksi benih yang telah teridentifikasi sifat-sifat morfologis dan agronomis penting, dengan viabilitas benih yang baik agar dapat dimanfaatkan oleh pemulia untuk merakit varietas padi yang mempunyai hasil tinggi serta spesifik lokasi. Plasma nutfah padi merupakan sumber keanekaragaman karakter tanaman padi yang memiliki potensi sebagai sumber keunggulan tetua dalam program perakitan varietas unggul baru. Keragaman plasma nutfah padi berupa koleksi varietas lokal, ras-ras yang beradaptasi di lingkungan spesifik, kultivar unggul yang telah lama dilepas dan bertahan di masyarakat, serta kultivar unggul yang baru dilepas dan galur-galur harapan yang tidak terpilih dalam pelepasan varietas (BB Padi, 2012). Kultivar adalah sekelompok tumbuhan yang apabila dibudidayakan untuk memperoleh keturunan akan tetap menurunkan ciri-ciri khas tumbuhan induknya seperti bentuk, rasa, buah, warna dan ciri khas lainnya. Diduga apabila kultivar berbeda, maka kandungan senyawa organik seperti protein dan vitamin E juga berbeda (Laila, 2008). Istilah kultivar juga ada dalam Pasal 10 Kode Internasional Tatanama Tanaman Budidaya tahun Pasal tersebut memberi batasan kultivar sebagai kumpulan atas unit tumbuh-tumbuhan yang dibudidayakan dan dibedakan secara nyata oleh karakter morfologis, fisiologis, sitologis, kimia, maupun sifat yang lain, dan jika diproduksi secara seksual maupun aseksual sifat tersebut masih dapat dipertahankan oleh keturunannya (Uki, 2012). 12

13 Dalam dunia pertanian, kultivar diartikan sebagai sekelompok tumbuhan yang telah dipilih/ diseleksi untuk suatu atau beberapa ciri tertentu yang khas dan dapat dibedakan secara jelas dari kelompok lainnya, serta tetap mempertahankan ciri-ciri khas ini jika diperbanyak dengan cara tertentu, baik secara seksual maupun aseksual. Dalam pembicaraan sehari-hari awam kerap kali menyebut kultivar sebagai varietas atau ras (ras lokal, landrace), meskipun sebenarnya masing-masing memiliki pengertian yang berbeda (Prassojo, 2012). Padi lokal merupakan plasma nutfah yang potensial sebagai sumber gen yang mengendalikan sifat penting pada tanaman padi. Keragaman genetik yang tinggi pada padi-padi lokal dapat dimanfaatkan dalam program pemuliaan padi secara umum. Identifikasi sifat-sifat penting yang terdapat pada padi-padi lokal perlu terus dilakukan agar dapat diketahui potensinya dalam program pemuliaan. Karakter morfologi yang sering digunakan sebagai pembeda varietas padi lokal adalah karakter batang (jumlah anakan, tinggi, tipe permukaan, warna permukaan, jumlah nodus, dan panjang internodus), daun (panjang dan warna lidah daun, panjang telinga daun, ukuran permukaan atas dan warna helaian daun, bunga (panjang malai, jumlah bulir, bentuk, ukuran, permukaan, warna permukaan, keadaan ujung permukaan, panjang tangkai dan warna tangkai bulir), gabah (bentuk, ukuran, permukaan, warna permukaan, keadaan ujung permukaan, ekor pada ujung permukaan, panjang tangkai, dan kerontokan gabah), beras (bentuk, ukuran, dan warna beras) (Sajak et al, 2009). Irawan dan Purbayanti (2008) menyatakan bahwa setiap kultivar padi lokal memiliki persamaan ataupun perbedaan ciri/ karakter. Adanya persamaan ataupun perbedaan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara kultivar-kultivar padi. Semakin banyak persamaan ciri, maka semakin dekat hubungan kekerabatannya. Sebaliknya, semakin banyak perbedaan ciri, maka semakin jauh hubungan kekerabatannya. Dari hasil penelitian Sajak (2008) disimpulkan sepuluh plasma nutfah padi lokal dari Tana Toraja Utara Sulawesi Selatan, memiliki karakter spesifik pada pengamatan morfologi. 13

14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan percobaan lapangan mulai bulan Oktober 2014 sampai Maret Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta bertempat di Jalan Stadion Maguwoharjo No 22, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 3.2 Alat dan Bahan Bahan yang digunakan yaitu 20 kultivar padi lokal yang merupakan koleksi dari BPTP Yogyakarta (Tabel 1), plastik, kertas label, kertas buram, tanah, dan pupuk. Alat yang digunakan adalah cangkul, alat tulis, kamera, timbangan analitik, jangka sorong, penggaris, busur, kaca pembesar, gembor untuk menyiram, dan pot (ember). 3.3 Tatalaksana Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pemilihan benih hingga panen, pengamatan dilaksanakan pada 3 tanaman sampel untuk setiap kultivar saat fase vegetatif dan fase generatif. Cara kerjanya meliputi: 1. Pemilihan benih: benih merupakan koleksi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang merupakan hasil observasi lapangan di beberapa lokasi empat kabupaten/ kota Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Sleman, Kota Yogyakarta, Bantul dan Gunung Kidul. Benih untuk persemaian dipilih benih-benih yang bernas sebanyak 20 benih untuk satu kultivar. 2. Perendaman benih: setelah dipilih benih yang bernas kemudian direndam agar air mampu masuk ke dalam benih dengan mudah dan merata sehingga benih mampu berkecambah. Benih direndam di dalam plastik klip selama 24 jam (Gambar 1). 14

15 Tabel 1. Daftar Kultivar Padi Lokal Daerah Istmewa Yogyakarta yang Digunakan. NOMOR NAMA KULTIVAR DAERAH DITEMUKAN KODE BPTP YK Rojo Lele Gebyok Bantul RGB BPTP YK Cempo Kenanga Gunung Kidul CK BPTP YK Mariti Merah Gunung Kidul MM BPTP YK Segreng Gunung Kidul SG BPTP YK Rojolele Genjah Sleman RLG BPTP YK Hitam Mujiono Sleman HM BPTP YK Merah Pepen Sleman MP BPTP YK Ho-Ing Batang Biru Sleman HBB BPTP YK Ho-Ing Inbuh Sleman HI BPTP YK Mentik Wangi Merata Yogya MW BPTP YK Rojolele Sleman dan Bantul RL BPTP YK Mutiara Sleman dan Bantul MT BPTP YK Jepang Sleman dan Bantul JP BPTP YK Cempo Merah Sleman dan Bantul CM BPTP YK Andel Hitam 1 Kulon Progo AH1 BPTP YK Andel Merah Kulon Progo AM BPTP YK Sentani Kulon Progo ST BPTP YK Sedani Sleman SD BPTP YK Mandala/Manggala Sleman MD BPTP YK Padi Hitam Bantul PHB Gambar 1. Perendaman benih. 3. Perlakuan benih: Setelah direndam selama 24 jam kemudian air dibuang dan benih diperlakukan menggunakan air hangat agar meningkatkan aktivitas di 15

16 dalam benih. Benih direndam menggunakan air hangat 40 0 C-50 0 C selama 15 menit. 4. Pemeraman benih: pemeraman ini diperlukan untuk mempertahankan agar benih tetap hangat, meningkatkan pertumbuhan lembaga, dan menghasilkan perkecambahan yang seragam. Pemeraman dilakukan dengan memasukkan benih yang telah diperlakukan air hangat ke wadah yang telah dipersiapkan (wadah dari kertas buram) dan dibiarkan kurang lebih 20 jam. 5. Persemaian: Persemaian dilakukan pada bak perkecambahan yang telah disiapkan seminggu sebelum semai dilakukan. Pada bak perkecambahan diisi dengan pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 yang telah diayak sebelumnya agar lebih halus. Dua bahan tersebut diaduk sampai rata kemudian dibasahi sampai basah benar. Media yang telah dicampur dimasukkan pada bak yang dasarnya telah diberi kertas koran agar air tidak cepat hilang. Setelah 1 minggu benih ditata rapi dan ditutup menggunakan serbuk kayu agar tetap lembab dan memudahkan kelak saat akan diambil untuk dipindah tanam. (A) Gambar 2. Persemaian. (A). Bak perkecambahan, (B). Sungkup persemaian. (B) 16

17 6. Persiapan media: media disiapkan kurang lebih 1 minggu sebelum pindah tanam. Media yang digunakan yaitu campuran tanah sawah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1. Setelah media tersebut dicampur rata kemudian media diisikan ke dalam pot (ember) berukuran tinggi 23 cm dan diameter rata-rata 26 cm dengan berat 8 kg per ember. Setelah pencampuran kemudian tanah dianalisis kandungan N, P, K dan ph tanahnya menggunakan PUTS (perangkat uji tanah sawah). Setelah dimasukkan kedalam ember dan didiamkan selama 1 hari kemudian di beri pupuk NPK dan digenangi. Tanah tersebut dikurangi airnya sampai macak-macak sebelum benih pindah tanam. Gambar 3. Persiapan media tanam 7. Pindah tanam: Pindah tanam dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari setelah semai. Setiap pot diisi 2 tanaman dan setiap kultivar 3 pot tanaman. Gambar 4. Pindah tanam. 17

18 8. Perawatan a. Penyiraman: penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan. b. Penyulaman: penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati. Hal ini dilakukan segera setelah diketahui ada tanaman yang mati sampai satu minggu setelah pndah tanam. c. Pengendalian gulma, hama dan penyakit: pengendalian disesuaikan pada kondisi lapangan, dilakukan apabila terjadi serangan. d. Pemupukan: pemupukan dilakukan dengan pupuk kandang dan NPK. Pupuk kandang diberikan pada awal persiapan media. Dosis pupuk ditentukan dari hasil analisis tanah menggunakan PUTS (perangkat uji tanah sawah). Pupuk NPK ( ) diberikan 3 kali yaitu 1/3 saat awal persiapan media, 1/3 saat tanaman berumur 30 hari dan 1/3 saat tanaman berumur 60 hari. Dosis pupuk NPK yaitu 150 kg/ha dengan tambahan KCl 75 kg/ha (BPTP, 2007). Contoh perhitungan untuk dosis NPK per pot yaitu: r ember = 13cm Luas pot = phi. r 2 = 3,14 x 13 x 13 = 530,66 cm 2 = 0,053 m 2 Kebutuhan pupuk = gram m 2 = 15 gram/ m 2 Kebutuhan pupuk per pot = 15 gram/ m 2 x 0,053 m 2 1 m 2 = 0,795 gram. Perhitungan dosis pupuk hanya menggunakan luas permukaan dari ember karena kedalaman ember masih pada kisaran tanah lapis olah (20-25 cm) yaitu 23 cm. Pupuk yang mengandung unsur N diberikan pada saat tanaman fase vegetatif karena dapat merangsang pertumbuhan vegetatif. Pupuk yang mengandung unsur P 18

19 berfungsi dalam pegangkutan energi hasil metabolisme dan merangsang pembungaan dan pembuahan. Pupuk yang mengandung unsur K berfungsi dalam proses fotositesa, pengangkutan asimilasi dan menigkatkan daya tahan /kekebalan terhadap peyakit. (A) (B) Gambar 5. Analisis tanah, (A). PUTS, (B). Hasil analisis tanah e. Pemasangan jaring: dilakukan pada saat malai mulai muncul untuk melindungi tanaman dari serangan burung. Gambar 6. Pemasangan jarring 9. Panen: panen dilakukan saat 85% tanaman sudah menguning dan mulai mengering. Biasanya saat tanaman telah berumur 120 hari atau lebih tergantung dengan jenisnya. Panen dilakukan dengan bantuan sabit. Pada penelitian ini 20 kultivar padi diamati secara morfologi meliputi (Komnas Plasma Nutfah, 2003): 1. Tinggi tanaman Pada fase vegetatif diukur mulai dari pangkal batang sampai ke ujung daun terpanjang dan dinyatakan dalam cm sedangkan saat tanaman pada fase generatif diukur dari pangkal batang sampai ujung malai dan dinyatakan dalam cm. 19

20 2. Panjang Batang Pengukuran dilakukan saat panen. Diukur dari bawah leher malai sampai pangkal batang dan dinyatakan dalam cm. 3. Panjang Daun Daun yang diukur yaitu daun ke 3 di bawah daun bendera dan dinyatakan dalam cm. 4. Lebar Daun Diukur bagian daun yang terlebar pada daun ke 3 di bawah daun bendera dan dinyatakan dalam mm. 5. Permukaan Daun Permukaan daun diraba dari ujung atas sampai ke pangkal daun dan diklasifikasikan berdasarkan keberadaan rambut pada permukaan daun. Kode: 1 = tidak berambut 2 = Sedang 3 = Berambut 6. Sudut Daun Bendera Sudut daun bendera merupakan sudut yang terbentuk antara daun bendera dengan poros malai utama. Kode: 1 = Tegak 3 = Sedang (± 45 0 ) 5 = Mendatar (± 90 0 ) 7 = Terkulai Gambar 7. Tipe Sudut daun bendera Sumber: Komnas Plasma Nutfah,

21 7. Warna Leher daun Kode: 1 = Hijau Muda 2 = Ungu 8. Warna Telinga Daun Kode: 1 = Putih (tidak berwarna) 2 = Bergaris ungu 3 = Ungu 9. Warna Buku Batang Diamati pada permukaan luar dari buku. Kode: 1 = Hijau 2 = Kuning emas 3 = Bergaris ungu 4 = Ungu 10. Warna Helaian Daun Kode: 1 = Hijau Muda 2 = Hijau 3 = Hijau Tua 4 = Ungu pada bagian ujung 5 = Ungu pada bagian pinggir 6 = Campuran ungu dengan hijau 7 = Ungu 11. Warna Pelepah Daun Kode: 1 = Hijau 2 = Bergaris ungu 3 = Ungu muda 4 = Ungu 12. Warna Lidah Daun Kode: 1 = Putih 2 = Bergaris Ungu 3 = Ungu 21

22 13. Bentuk Lidah Kode: 1 = Acute-Acuminate 2 = 2-cleft 3 = Truncate Gambar 8. Tipe Bentuk Lidah. Sumber: Komnas Plasma Nutfah, Jumlah Anakan: dihitung jumlah anakan yang muncul. Jumlah anakan yang dihitung merupakan jumlah aakan produktif. 15. Kemampuan Beranak Kode: 1 = Sangat banyak (> 25 anakan/tanaman) 3 = Banyak (20-25 anakan/ tanaman) 5 = Sedang (10-19 anakan/ tanaman) 7 = Sedikit (5-9 anakan/ tanaman) 9 = Sangat Sedikit (< 5 anakan/ tanaman) 16. Sudut Batang: ditentukan dari sudut yang terbentuk antara garis yang tegak lurus dengan tanaman dan batang tanaman. Kode: 1 = Tegak (< 30 0 ) 3 = Sedang (± 45 0 ) 5 = Terbuka (± 60 0 ) 7 = Terserak (>60 0 ) Gambar 9. Tipe Sudut Batang. Sumber: Komnas Plasma Nutfah,

23 17. Warna Ruas Batang Dilihat pada permukaan luar dari ruas batang bagian tengah. Kode: 1 = Hijau 2 = Kuning emas 3 = Bergaris ungu 4 = Ungu 18. Keluarnya Malai Dilihat dari kenampakan keluarnya malai dari ujung batang. Kode: 1 = Seluruh malai dan leher keluar 3 = Seluruh malai keluar dan sebagian leher keluar 5 = Malai hanya muncul sebatas leher malai 7 = Sebagian malai keluar 9 = Malai tidak keluar Gambar 10. Tipe Keluarnya malai Sumber: Komnas Plasma Nutfah, Panjang Malai Diukur mulai leher sampai ujung malai dan dinyatakan dalam cm. 20. Tipe malai Malai diklasifikasikan sesuai dengan model percabangan, sudut cabang utama dan kepadatan butir. 23

24 Kode: 1 = Kompak 3 = Antara kompak dan sedang 5 = Sedang 7 =Antara sedang dan terbuka 9 = Terbuka Gambar 11. Tipe malai. Sumber: Komnas Plasma Nutfah, Cabang Malai Sekunder Kode: 0 = Tidak Bercabang 1 = Sedikit 2 = Banyak (padat) 3 = Bergerombol 22. Umur Berbuga dan Umur Tanaman Gambar 12. Tipe Cabang malai sekunder. Sumber: Komnas Plasma Nutfah, Umur berbunga dihitung dari semai sampai tanaman berbunga (80% tanaman sudah berbunga) sedangkan umur tanaman dihitung dari semai sampai panen (85% butir gabah sudah matang). 24

25 23. Jumlah dan Berat Gabah Isi per Malai Jumlah gabah isi per malai dihitung dan ditimbang. 24. Fertilitas Gabah Fertilitas gabah diidentifikasi dengan menekan gabah menggunakan jari kemudian dicatat jumlah gabah yang bernas dan tidak bernas. Fertilitas gabah dihitung dari perbandingan gabah isi dengan keseluruhan gabah per malai dan dinyatakan dalam %. Kode: 1 = Sangat fertile (> 90%) 3 = Fertil (75-89%) 5 = Sebagian Steril (50-74%) 7 = Steril (<50%) 9 = Sangat steril (0%) 25. Kerontokan Malai digenggam dan ditarik dengan tangan dan dihitung presentase biji yang rontok. Kode: 1 = Sulit (< 1%) 3 = Agak sulit (1-5%) 5 = Sedang (6-25%) 7 = Agak mudah (26-50%) 9 = Mudah (51-100%) 26. Bulu Ujung Gabah Dilihat apakah pada ujung gabah berbulu atau tidak.gabah yang memiliki bulu < 5 mm merupakan gabah berbulu pendek. Kode: 0 = Tidak berbulu 1 = pendek dan hanya sebagian berbulu 5 = Pendek dan semua berbulu 7 = Panjang dan hanya sebagian berbulu 9 = Panjang dan semua berbulu 25

26 27. Panjang Bulu Gabah Panjang bulu diukur dari ujung sampai pangkal bulu gabah (apiculus) dan dinyatakan dalam mm. 28. Warna Bulu Ujung Gabah Kode: 0 = Tidak berbulu 1 = Kuning Jerami 2 = Kuning emas 3 = Coklat (Orange kecoklat-coklatan) 4 = Merah 5 = Ungu 6 = hitam 29. Warna Kepala Putik Warna putik diamati pada gabah yang sedang berbunga (antara pukul ) saat bunga terbuka. Kode: 1 = Putih 2 = Hijau muda 3 = Kuning 4 = Ungu muda 5 = Ungu 30. Warna Gabah Warna gabah dilihat dari warna palea dan lemma saat panen/ sudah kering. Kode: 0= Kuning jerami 1= Kuning emas dan garis-garis berwarna emas dengan latar kuning jerami 2= Bercak coklat pada latar kuning jerami 3= Garis-garis coklat pada latar kuning jerami 4= Coklat (orange kecoklatan) 5= Kemerahan sampai ungu muda 26

27 6= Bercak ungu pada latar kuning jerami 7= Garis ungu pada latar kuning jerami 8= Ungu 9= Hitam 10= Putih 31. Panjang Gabah Diukur mulai dari dasar gabah dibawah lemma steril sampai ujung gabah (apiculus) dari lemma dan palea fertile.pada kasus gabah berbulu, panjang biji diukur sampai pada titik yang setara dengan ujung apiculus. Kode: 1 = Sangat panjang (> 7,50 mm) 3 = Panjang (6,61-7,50 mm) 5 = Sedang (5,51-6,60 mm) 9 = Pendek (<5,51 mm) 32. Lebar Gabah Diukur pada jarak terlebar antara lemma dan palea dan dinyatakan dalam mm. 33. Bentuk Gabah Bentuk biji diukur dengan membandingkan panjang biji dan lebar biji. Kode: 1 = Ramping (> 3,0) 3 = Sedang (2,1-3,0) 5 = Lonjong (1,1-2,0) 9 = Bulat (<1,1) 34. Bobot 100 Butir 100 butir gabah bernas yang dikeringkan ditimbang dan dinyatakan dalam gram. 35. Panjang Beras Pecah Kulit Diukur setelah padi dikupas, sebelum digiling, diukur dari ujung sampai pangkal beras. Kode: 1 = Sangat panjang (> 7,50 mm) 27

28 3 = Panjang (6,61-7,50 mm) 5 = Sedang (5,51-6,60 mm) 7 = Pendek (< 5,5 mm). 36. Lebar Beras Pecah Kulit Lebar beras diukur pada bagian tengah beras dan dinyatakan dalam mm. 37. Bentuk Beras Pecah Kulit Bentuk beras diukur dengan membandingkan panjang beras dan lebar beras. Kode: 1 = Ramping (> 3,0) 3 = Sedang (2,1-3,0) 5 = Lonjong (1,1-2,0) 9 = Bulat (<1,1) 38. Warna Beras Diamati pada beras pecah kulit. Kode: 1 = Putih 2 = Coklat Muda 3 = Bercak-bercak kecil coklat 4 = Coklat 5 = Merah 6 = Ungu Bervariasi 7 = Ungu 28

29 Karakter- karakter tersebut dapat diamati pada beberapa fase pertumbuhan tanaman padi (Komnas plasma nutfah., 2003): Tabel 2. Waktu Pengamatan Fase Pertumbuhan Karakter yang Diamati Perkecambahan : Tidak ada pengamatan Bibit : Tinggi tanaman Anakan : warna lidah daun bentuk lidah daun Pemanjangan batang : warna leher daun, warna telinga daun, warna helaian daun Bunting : Warna pelepah daun Keluarnya malai : Kemampuan beranak, permukaan daun, sudut daun bendera, Pembungaan : warna kepala putik, umur berbunga Gabah matang susu : Panjang daun, lebar daun, jumlah anakan, Gabah 1/2 matang : Keluarnya malai, warna buku batang, sudut batang, warna ruas batang, bulu ujung gabah, warna bulu ujung gabah, panjang bulu Gabah matang penuh : Tinggi tanaman generatif, Panjang malai, tipe malai, cabang malai sekunder Panjang batang, Kerontokan, jumlah dan berat gabah isi per malai, fertilitas gabah, umur tanaman, panjang dan lebar gabah, bentuk gabah, warna gabah, panjang dan lebar beras pecah kulit, bentuk beras pecah kulit, warna beras, bobot 100 butir. Keterangan (Sudarmo, 1991) : 1. Perkecambahan: dari perkecambahan sampai timbulnya daun pertama, biasanya memakan waktu sekitar 3 hari. 29

30 2. Bibit: stadia ini lepas dari terbentuknya daun pertama sampai terbentuk anakan pertama, lamanya sekitar 3 minggu, atau sampai pada umur 24 hari. 3. Anakan: ketika jumlah anakan semakin bertambah sampai batas maksimum, lamanya sampai 2 minggu, atau saat padi berumur 40 hari. 4. Pemanjangan batang: lamanya sekitar 10 hari, yaitu sampai terbentuknya bulir, saat padi berumur 52 hari. 5. Bunting: stadia saat mulai terbentuknya bulir dan perkembangan bulir, lamanya sekitar 24 hari, saat padi sampai berumur 72 hari. 6. Keluarnya malai (Heading): Ditandai dengan munculnya malai dari pelepah daun bendera. Terjadi selama hari. Fase ini diartikan sama dengan pembungaan ditinjau dari segi hari kalender karena setelah malai muncul langsung terjadi pembungaan. 7. Pembungaan: lamanya 10 hari, saat mulai muncul bunga, polinasi, dan fertilisasi. 8. Fase matang susu: stadia biji berisi cairan menyerupai susu, bulir kelihatan berwarna hijau, lamanya sekitar 2 minggu, yaitu padi berumur 94 hari. 9. Fase pengisian/ gabah ½ matang: ketika biji yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh pertanaman kelihatan kekuningkuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu, saat tanaman berumur 102 hari. 10. Pematangan/ gabah matang penuh: biji berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning, bulir mulai merunduk, lama stadia ini sekitar 2 minggu, sampai padi berumur 116 hari. 3.4 Analisis Data Analisis gerombol (cluster hierarchical) dilakukan terhadap data hasil pengamatan dengan bantuan software SAS versi 9.1. Data yang didapatkan dari pengamatan distandarisasi terlebih dahulu karena satuan data tidak sama. Rumus yang digunakan adalah =STANDARDIZE(x, mean, standard_dev). Analisis gerombol ini untuk mengetahui kultivar mana saja yang dapat dikelompok- 30

31 kelompokkan menjadi satu golongan yang sama. Selain itu hasil pengelompokan dan karakterisasi dapat digunakan sebagai panduan untuk mengetahui deskripsi kultivarkultivar tersebut sehingga memudahkan apabila akan digunakan sebagai bahan sumber genetik dalam pemuliaan tanaman. Metode gerombol (cluster) yang digunakan adalah cluster hierarchical. Analisis cluster hierarchical sendiri adalah cara umum untuk mengelompokkan sebuah objek dalam grup yang mempunyai kemiripan yang sama satu dengan yang lain. Setelah dilakukan analisis gerombol digambarkan jarak antar gerombol dengan dendrogram untuk mempermudah melihat kultivar-kultivar yang dapat dikelompokkan. 31

KARAKTERISASI DUA PULUH PADI (Oryza sativa. L.) LOKAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KARAKTERISASI DUA PULUH PADI (Oryza sativa. L.) LOKAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Vegetalika Vol. 4 No. 3, 2015: 29-41 29 KARAKTERISASI DUA PULUH PADI (Oryza sativa. L.) LOKAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CHARACTERIZATION OF TWENTY LOCAL RICE (Oryza Sativa L.) IN YOGYAKARTA SPECIAL

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Lahan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Tanaman Tadi Sawah (Oryza sativa L.) Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Salisilat 1. Struktur Kimia Asam Salisilat Struktur kimia asam salisilat dan turunannya dapat dilihat pada Gambar 2 : Gambar 2. Struktur kimia asam salisilat dan turunannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika TINJUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Padi Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut terdiri dari akar primer yang muncul ketika benih berkecambah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica. 6 TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah Padi (Oryza sativa L.) berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumput-rumputan (Gramineae) yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Padi Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang dapat hidup dalam genangan air. Tanaman pangan lain seperti gandum, jagung kentang dan ketela rambat akan mati kalau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial); (2) reproduktif (primordial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas

TINJAUAN PUSTAKA. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Daun padi tumbuh pada buku-buku dengan susunan berseling. Pada tiap buku tumbuh satu daun yang terdiri dari pelepah daun, helai daun dan telinga daun (uricle) dan lidah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Menurut Aak (1990) klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut Kingdom Divisio Sub Divisio Class Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014). I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA HUSIN KADERI Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru Jl. Kebun Karet, Loktabat Banjarbaru RINGKASAN Percobaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Gramineae dan genus Oryza (Grist, 1959). Padi dapat tumbuh pada berbagai lokasi dan iklim yang berbeda.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan tanaman semusim yang mempunyai dua macam akar yaitu akar kecambah dan akar adventif. Akar adventif ini nantinya akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan.

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Tanaman padi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu bagian vegetatif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Padi (Oryza sativa L) Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang dibudidayakan dan merupakan sebagai tanaman pangan yang meliputi lebih kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan TINJUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai tetap dipandang penting oleh Pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional, karena komoditas ini mengandung protein nabati yang tinggi 38%, lemak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari sebuah akar tunggang yang terbentuk dari calon akar,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum 2.1.1. Klasifikasi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha telah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis Leguminosa yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L) termasuk dalam keluarga rumput rumputan. tanaman jagung (Zea mays L) dalam sistematika ( Taksonomi ) tumbuhan, kedudukan tanaman

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia (Marlina,2012), Batang pada tanaman padi beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong), biasanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi Padi merupakan tanaman yang termasuk ke dalam genus Oryza Linn. Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan, yaitu O. sativa Linn. dan O. glaberrima Steud.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terung Ungu 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Terung Ungu Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari Asia, terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Preparasi Serbuk Simplisia CAF dan RSR Sampel bionutrien yang digunakan adalah simplisia CAF dan RSR. Sampel terlebih dahulu dibersihkan dari pengotor seperti debu dan tanah.

Lebih terperinci