BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif Surakarta
|
|
- Djaja Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif Surakarta Globalisasi dan konektivitas menuntut kreativitas dan teknologi menjadi bekal utama dalam menggerakkan perekonomian, sementara dunia bergeser menjadi semakin dinamis dan kompleks. Konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi dikenal dengan ekonomi kreatif. Istilah Ekonomi Kreatif mulai dikenal secara global sejak munculnya buku The Creative Economy: How People Make Money from Ideas (2001) oleh John Howkins. Sedangkan industri kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber daya manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi. 1 Gambar 1 15 sub-sektor Industri Kreatif Sumber: diakses pada 23 Desember 2014 Sementara kontribusi Sumber Daya Alam pada perekonomian Indonesia semakin menurun, peran industri kreatif terus meningkat. Sektor industri kreatif di bidang musik, film, fesyen, arsitektur dan permainan memberikan kontribusi sebesar Rp 524 triliun pada GDP di tahun 2012, berdasarkan data dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2 Pemerintah Indonesia tengah memperkenalkan Surakarta, Bandung, Pekalongan, dan Yogyakarta sebagai kota kreatif untuk mendukung 1 Sumber: diakses 15 Januari Sumber: diakses pada 17 Oktober
2 perkembangan kota-kota tersebut dan memperkuat potensi pariwisata. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu pada waktu itu, mengajukan Surakarta sebagai creative city yang berbasis desain ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada Agustus Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mengidentifikasi lingkup industri kreatif mencakup 15 subsektor, antara lain: 4 1. Periklanan (Advertising) 2. Arsitektur 3. Pasar Barang Seni 4. Kerajinan (Craft) 5. Desain 6. Fesyen (Fashion) 7. Video, Film dan Fotografi 8. Permainan Interaktif (Game) 9. Musik 10. Seni Pertunjukkan (Showbiz) 11. Penerbitan dan Percetakan 12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (Software) 13. Televisi & Radio (Broadcasting) 14. Riset dan Pengembangan (R&D) 15. Kuliner Surakarta sebagai kota yang bangga akan tradisi dan kebudayaannya bertumbuh bersama sejarah, kesenian, dan gaya hidup yang menjadi daya tarik dari segi pariwisata. Industri kreatif sedang berkembang pesat sebagai wajah lain dari Surakarta tanpa meninggalkan tradisi dan budaya yang telah mengakar di masyarakat. Potensi industri kreatif ini mencakup subsektor desain, kerajinan, fesyen, seni pertunjukan, dan kuliner. 3 Sumber: diakses pada 17 Oktober Sumber: diakses pada 17 Oktober
3 Perkembangan Sektor Komersil dan Pariwisata Surakarta Indonesia merupakan destinasi investasi nomor dua di Asia versi Economist Corporate Network Asia Business Outlook Survey 2014, dan nomor empat dunia versi UNCTAD World Investment Prospect Investasi terbesar di bidang industri dan perumahan serta ruang retail (pusat belanja), merupakan dampak positif dari meningkatnya jumlah kalangan kelas menengah hingga elite (middle affluent) dari tahun ke tahun dengan daya beli tinggi. Menurut McKinsey Global Institute, pada tahun 2012, Indonesia memiliki 45 juta masyarakat kelas menengah yang mampu membelanjakan uangnya di luar kebutuhan pokok. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada peringkat 16 kekuatan ekonomi dunia. 5 Surakarta sendiri merupakan salah satu kota di Indonesia dengan pertumbuhan pesat, terutama di bidang ruang retail. Terdapat 4 pusat perbelanjaan tradisional terbesar, yaitu Pasar Gede, Pasar Triwindu (barang antik), Pasar Klewer (tekstil dan batik), dan Pasar Malam Ngarsopuro. Dan terdapat 7 pusat perbelanjaan modern terbesar, yaitu: Pusat Grosir Solo, Benteng Trade Center, Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, Hartono Mall, dan The Park. Sementara itu di sektor pariwisata, Surakarta merupakan salah satu dari sedikit kota di Indonesia yang menyambut hangat dan sigap berbenah saat ekonomi kreatif, industri kreatif, dan kota kreatif mulai dikembangkan di negeri ini sekitar 7-10 tahun silam. Pembenahan ini memiliki dampak dalam peningkatan jumah wisatawan yang berkunjung tiap tahunnya. Secara serius pemerintah menggarap pariwisata dibuktikan dengan penerimaan Indonesia Tourism Award 2009 untuk kategori Indonesia Best Destination. 6 Joko Widodo, walikota Surakarta pada waktu itu, berani memperkenalkan Surakarta sebagai kota MICE di berbagai kesempatan, salah satunya di World Heritage Cities Conference and Expo Pemerintah juga membentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah untuk meningkatkan citra pariwisata dan kunjungan wisatawan baik 5 Sumber: diakses pada 9 Maret Sumber: diakses 9 Maret
4 mancanegara maupun nusantara serta mengkoordinasikan kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di Kota Surakarta. 7 City Walk sebagai Wadah Industri Kreatif Kota Surakarta Industri kreatif yang memiliki peran besar dalam perkembangan Kota Surakarta, memerlukan sebuah wadah untuk mengembangkan dan memperkenalkan diri pada masyarakat dan wisatawan. Sebuah pusat perbelanjaan bertema industri kreatif dengan konsep city walk dapat menjadi wadah yang pas selaras dengan perkembangan sektor komersil dan pariwasata Kota Surakarta. Konsep city walk telah ada di jalur pejalan kaki sepanjang 7 km di jalan arteri primer Slamet Riyadi di Kota Surakarta, yang memiliki pepohonan rindang dan jalur pejalan kaki yang lebar. Kota Surakarta dikenal dengan kawasan pejalan kaki paling asyik di Indonesia dengan keberadaan jalur yang telah dibangun oleh pemerintah selama 5 tahun terakhir. Pejalan kaki dapat menemui berbagai kantor pemerintah dan swasta, serta destinasi wisata yang terletak di jalan arteri ini, seperti: Kampung Batik Kauman, Ngarsopura, Mangkunegaran, Museum Batik Kuno Nasional Danar Hadi, Museum Radya Pustaka, dan Taman Sriwedari, Stadion R Maladi dan Alun-alun Utara Solo. Sehingga dapat dikatakan jalan raya ini merupakan pusat Kota Surakarta. Gambar 2 Jalur Pejalan Kaki Slamet Riyadi Sumber : Pusat perbelanjaan dengan konsep city walk yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi ini dapat menyediakan ruang publik untuk memasarkan produk-produk hasil ekonomi 7 Sumber: diakses 9 Maret
5 kreatif, dengan memadukan event pariwisata dan seni budaya lokal sebagai modal dasar memasarkan ekonomi kreatif dengan potensi lokal Surakarta. Pendekatan Creative Cityscape Dalam perkembangannya, pusat perbelanjaan menjadi pusat keramaian dan pusat aktivitas sebuah kota. City Walk dirancang untuk mewadahi potensi kreatifitas Kota Surakarta dengan mengemas 15 subsektor industri kreatif dengan taraf internasional, sehingga mendukung bidang perekonomian dan pariwisata Kota Surakarta di persaingan global. Hal ini sesuai dengan visi dari Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2001 tanggal 13 Desember 2001, yaitu: "Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga. Di samping fungsi utamanya sebagai fasilitas perbelanjaan dan fasilitas rekreasi di pusat Kota Surakarta, City Walk ini dirancang untuk menjadi galeri industri kreatif yang tersebar di Kota Surakarta dan kabupaten sekitarnya. Pemusatan ini juga memiliki dampak positif untuk mengurangi kemacetan jalan karena pariwisata. Konsep industri kreatif ini juga dipadukan dengan konsep city landscape yang berperan menyediakan ruang publik dan ruang terbuka hijau di tengah padatnya pusat Kota Surakarta. Perancangan fungsi usaha dan fungsi sosial-budaya diintagrasikan dengan Transit Oriented Development Kawasan Purwosari diperkuat dengan konsep city walk Jalan Slamet Riyadi Rumusan Masalah Perumusan masalah yang difokuskan adalah permasalahan yang bersifat arsitektural. Permasalahan berdasarkan analisa penulis: Cara merancang City Walk dengan pendekatan creative cityscape yang memiliki fungsi utama pusat perbelanjaan, dapat diuraikan sebagai berikut: Memadukan konsep rancangan City Walk dengan lingkungan tapak site. Mengintegrasikan aspek creative dalam kegiatan dan pola perilaku dalam City Walk. 5
6 Merancang dan mengintegrasikan City Walk yang memadukan berbagai fungsi City Walk dalam satu site terhadap tata lansekap kota (cityscape) Tujuan dan Sasaran Tujuan penulisan adalah untuk merumuskan konsep rancangan City Walk yang terintegrasi dengan lingkungan menggunakan pendekatan creative cityscape sebagai bagian dari pengembangan Kota Surakarta sebagai kota kreatif. Sasaran penulisan adalah menjawab permasalahan umum tentang desain yang sesuai untuk sebuah City Walk yang bertema Industri Kreatif Kota Surakarta. Dengan pendekatan creative cityscape, desain dapat terintegrasi dengan tata kota yang telah ada, sehingga City Walk dapat berperan dalam perkembangan Kota Surakarta sebagai kota kreatif Metoda Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode pembahasan deskriptif dokumentatif yang dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam pengumpulan data, dilaksanakan dengan: Studi Literatur yaitu pengumpulan data dengan mengkaji bahan dari pustaka dan referensi. Data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan dan perancangan Observasi Lapangan yaitu melakukan pengumpulan data langsung di lapangan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa dokumentasi, pendataan, wawancara dan pengukuran. Hasil pengumpulan data akan dijadikan sebagai bahan dalam analisa studi kasus dan sebagai bahan dalam merancang konsep arsitektural. Konsultasi dan Diskusi yaitu kegiatan diskusi dan tanya jawab bersama dosen pembimbing dalam proses penyusunan kerangka pikir hingga perancangan konsep. Dengan adanya konsultasi dan diskusi diharapkan dapat memberikan wawasan yang jauh lebih luas guna menunjang proses perancangan Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Berupa pengantar yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, keaslian penulis, metode pembahasan, sistematika penulisan dan kerangka pemikiran 6
7 BAB 2 LANDASAN TEORI TIPOLOGI CITYWALK & PENDEKATAN CREATIVE CITYSCAPE Berupa dasar-dasar teori mengenai tipologi dan fungsi bangunan disertakan dengan analisa studi kasus berkaitan. Berupa dasar-dasar teori mengenai teori pendekatan dengan disertakan analisa studi kasus berkaitan. BAB 3 ANALISIS Berupa analisis makro dan mikro BAB 4 PERUMUSAN KONSEP RANCANGAN Berisikan perancangan City Walk dengan ketentuan dan pendekatan yang dibahas pada Bab 1, Bab 2, dan Bab Keaslian Penulisan Penulisan Pra Tugas Akhir ini membahas tentang perancangan City Walk di Kota Surakarta dengan pendekatan Creative Cityscape. Berikut adalah judul-judul penulisan lain untuk dapat dibandingkan dengan keaslian tulisan ini. Tabel 1 Judul Penulisan Terkait City Walk Judul Kode Penulis Tipologi Pemanfaatan Ruang Jalan Study Kasus City Walk Jalan Slamet Riyadi Surakarta City Walk Di Yogyakarta: Integrasi Fasilitas Komersil Dengan Ruang Terbuka Publik Dengan Pendekatan Arsitektur Landscraper City Walk Di Kawasan Das Brantas Kota Malang 0372T 3242S 2988S Hartanto, Tri Pradana, Ilham Putri, Hasari Dwihana Penerapan Konsep City Walk Pada Sekolah Mataram Sebagai Ruang Publik Komersial 2985S Asrarie, Fitri City Walk Di Kawasan Ketandan 2921S Rachmawati, Rr Coryna Yusi Pendekatan City Walk Pada Fasilitas Hiburan Dan Perbelanjaan Di Yogyakarta 2868S Apriyani, Metty 7
8 Penerapan Konsep City Walk Dalam Konteks Fungsi 2820S Sunario, Christina Restiani Kaliurang City Walk Alternatif Solusi Ruang Terbuka Komersial Yogyakarta 2774S Putra, Hatta Mustofa Adham Gejayan Digital City Walk 2708S Adriani, Nur Anisa Lempuyangan City Walk Rancangan Alternatif Ruang Terbuka Yogyakarta Citywalk Public Space Sebagai Actifity Generator Bagi Daya Tarik Pusat Komersil 2531S 3206S Nurdiana, Intisari Avriansyah, Riza Sumber: Perpustakaan Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada 8
9 1.7. Kerangka Berpikir Gambar 3 Kerangka Berpikir 9
BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan menjadikan segala sektor di Indonesia mengalami persaingan yang lebih ketat terutama sektor industri.
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN BELITUNG DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, industri memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Khususnya di Indonesia yang sering di bahas oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman saat ini yang ada di Indonesia telah banyak sekali pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi pengembangan industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Gambar 1.1 Gelombang Perekonomian Dunia. (sumber:
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Era Ekonomi Kreatif Kondisi ekonomi di Dunia saat ini telah memasuki era ekonomi gelombang ke- 4 yang dikenal dengan nama Era Ekonomi Kreatif.
Lebih terperinciminimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.
minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo. Perpustakaan Jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun di Kota Bandung dibandingkan dengan jumlah orang yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu untuk menggunakan kekreatifitasannya untuk menjadi lebih unggul dibandingkan para pesaing. John Howkins
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi, SE, MM yang dikutip dalam artikel koran Kedaulatan Rakyat 24 Agustus 2015, selain Yogyakarta mendapat predikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota pekalongan merupakan kota yang strategis secara geografis. Kota ini juga menjadi pusat jaringan jalan darat yang menghubungkan bagian barat dan timur Pulau Jawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk mencapai tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif adalah industri yang bermuara pada intelektualitas, ide, dan gagasan orisinil yang kemudian di realisasikan berdasarkan pemikiran insan kreatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, sektor ekonomi Indonesia mengalami perubahan. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor pertanian. Namun seiring
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini menginstruksikan: Kepada : 1. Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengertian Judul: MONUMEN BATIK SOLO di Surakarta Sebagai wahana edukasi, rekreasi dan pelestarian budaya batik serta landmark kota Solo sesuai dangan visi kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan pariwisata sebagai generator pertumbuhan ekonomi telah diketahui oleh insan pariwisata, sehingga harapan sektor pariwisata sebagai andalan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan banyaknya kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak terjadinya suatu kelangkaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga sebagai penghasil sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang pada saat ini merupakan kota bisnis yang sedang berkembang menuju kota metropolitan. Kota Semarang sebagai pusat pengembangan wilayah menunjang peranan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
Lebih terperinciPEKALONGAN BATIK CENTER
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PEKALONGAN BATIK CENTER DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH : LARISSA ANGESTIA SARI L2B
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari bisnis itu sendiri. Menurut Peter Drucker (1954) 2 fungsi dalam bisnis itu adalah marketing dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi negara merupakan suatu hal yang sangat penting karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih baik untuk dicapai sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran Era Pertanian ke Era Industrialisasi dan semakin majunya Era komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari seluruh pola pikir dalam
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA
PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA Sumarno Dwi Saputra Fakultas Ekonomi UNISRI Surakarta ABSTRAK Modal utama dalam menghadapi era globalisasi adalah keatifitas. Untuk membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo (Penekanan pada Aktivitas Kuliner)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo (Penekanan pada Aktivitas Kuliner) Pusat Rekreasi Area Car Free : Suatu bentuk kesatuan koordinasi yang merupakan induk dari
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonominya tercepat. Banyak sekali sektor yang menopang perekonomian Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang perkembangan ekonominya tercepat. Banyak sekali sektor yang menopang perekonomian Kota Solo, ada perdagangan, industri,
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN
IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1. Letak Administrasi Kota Surakarta Kota Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah dan dibatasi oleh empat Kabupaten di sekitarnya, yaitu Sukoharjo, Karanganyar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik sudah diakui masyarakat internasional sebagai warisan budaya Indonesia. Selain sebagai karya kreatif yang sudah berkembang sejak jaman dahulu serta sebagai hasil
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor termasuk industri, perdagangan,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab
Lebih terperinci1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Surakarta atau sering disebut dengan nama kota Solo adalah suatu kota yang saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas kota dengan berbagai strategi. Dan
Lebih terperinciPUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hasil karya rakyat bangsa yang sampai saat ini masih membuat dunia terkagum-kagum dan bahkan terpesona adalah Batik. Batik merupakan produk budaya Indonesia
Lebih terperinciMUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG
TA 107 ( Periode April September 2009 ) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Hotel memiliki beberapa klasifikasi tergantung dari sudut pandang tertentu. Hotel wisata yang menjadi judul penulisan ini sebenarnya berasal dari istilah tourist
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu sektor andalan perolehan devisa negara di Indonesia. Tercatat pada tahun 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 10,69 atau
Lebih terperinciBAGIAN 1 PENDAHULUAN
BAGIAN 1 PENDAHULUAN A. Judul Rancangan SENTRA KERAJINAN TERPADU PENERAPAN SOCIAL SUSTAINABILITY SEBAGAI DASAR PENDEKATAN PERANCANGAN Sentra : Pusat aktivitas kegiatan usaha dilokasi atau kawasan tertentu,
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU
GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan penting dalam perkembangan secara regional dan nasional. Solo dikenal sebagai salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan global dalam transformasi ekonomi, baik secara regional maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu dari era pertanian
Lebih terperinciPengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Bogor, 29 Desember 2015 1 Agenda 1. Potensi dan Tantangan Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri penting dan terbesar di dunia, banyak negara mulai menyadari pentingnya sektor pariwisata ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Judul Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul Ruang komunal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara. Hal ini akan menjawab tantangan permasalahan mendasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan kepariwisataan di Indonesia yang menjadi faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Pusat Seni Rupa Surakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Dalam memahami pengertian dari judul Pusat Seni Rupa Surakarta dengan pendekatan Sustainable architecture perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu pengertian dari masing-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada abad ke 14, bangsa Tionghoa mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai utara Jawa. Perpindahan ini merupakan akibat dari aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri
BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri internal manusia yang berkaitan dengan aspek orisinalitas, imajinasi, aspirasi, kecerdasan,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012
Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA DI JIEXPO KEMAYORAN,
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN dan SARAN
BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN 6.1 Kesimpulan A. Dari hasil Analisa Input Output 1. Dari analisa input output yang dilakukan, maka nilai Industri Kreatif di DKI Jakarta pada Tahun 2007 memberikan kontribusi
Lebih terperinciTaman Imaginasi Di Semarang 126/48
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memiliki kepadatan penduduk 1.739.989 jiwa pada data BPS bulan November tahun 2013. Kota Semarang memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah ekonomi di dunia tergambar sejak revolusi industri di Inggris antara tahun 1750-1850 masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin industri yang mampu menciptakan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Lebih terperinciSOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
Lebih terperinciMedan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kuliner semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi kuliner semakin lama semakin berkembang
Lebih terperinciStrategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1
Strategi Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Hasil kajian Tim Inisiasi ( taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dapat didefinisikan suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orangorang yang ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia
Lebih terperinciPASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR 111 Periode April September 2010 LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH DI KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG Disusun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciPEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR
Lebih terperinciHOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : AUDITYA DEWI NUGRAHENI
Lebih terperinciGambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan Lalulintas Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) commit to user. revitalisasi kawasan Braga BAB I - 1
Gambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan Lalulintas Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) BAB I - 1 Gambar 1.2Pub Scorpio, Buka Pada Malam Hari dan Kurang Terawat Secara Fisik Bangunan Sumber : Dokumentasi Pribadi
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL Oleh : Adisti Bunga Septerina I.0208090s FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciREVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pariwisata Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi DIY sendiri dikenal sebagai
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung, Bandung, 30 Juni 2012 Sabtu, 30 Juni 2012
Sambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung, Bandung, 30 Juni 2012 Sabtu, 30 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN KAWASAN TERPADU TRANS STUDIO
Lebih terperinci3 Industri Pengolahan , , ,1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pariwisata dunia berdampak positif terhadap perkembangan pariwisata di Indonesia. Indonesia menjadi salah satu destinasi tujuan wisata karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Redesain 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan padaa prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban ekonomi dunia terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN 2011-2031
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN 2011-2031 I. Penjelasan Umum... II. Pasal Demi Pasal Pasal 1 Angka 1 Angka 2 Angka
Lebih terperinciWEDDING CENTRE DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) WEDDING CENTRE DI SURAKARTA One Stop Wedding Service Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang terkenal dengan gudegnya, masyarakatnya yang ramah, suasana yang damai tentram, nyaman dapat dirasakan
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinciPENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surakarta merupakan salah satu kota pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Surakarta ini mengusung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Wajah kota Yogyakarta yang tampak seiring berkembangnya fasilitas komersial yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wajah kota Yogyakarta yang tampak seiring berkembangnya fasilitas komersial yang mewadahi kegiatan perdagangan kini telah mendapat sentuhan gaya hidup urban karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Pekalongan merupakan kota yang sangat strategis karena berada di jalur pantai utara, sehingga banyak orang yang melaluinya. Selain itu kota Pekalongan mempunyai
Lebih terperinci