PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 DI DESASALENRANG KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS
|
|
- Sudomo Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 DI DESASALENRANG KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS Siti Nur Rochimiwati 1, Zakaria 1, Aswita Amir. A 1, Yonansi Lembang Somba 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar Abstract Background: The provision of complementary feeding in children is one of the things related to food intake so that the child needs to be taken to prevent the incidence of poor nutrition or malnutrition among children. Provision of complementary feeding is not appropriate to the age, type, consistency or form of administration and the frequency and amount of complementary feeding can inhibit the growth of children optimally.therefore, it would be nice to prevent due to the provision of complementary feeding is not appropriate forchildren. Objective: This study aims to determine how the image giving complementary feeding and nutritional status of children aged 7-12 months in Desa Salenrang Kacamatan Bontoa Kabupaten Maros. Methods: This study is a descriptive study. Samples were children under the age of 7-12 months in the Desa Salenrang Kacamatan Bontoa Kabupaten Maros as many as 40 people were selected by purposive sampling. Data regarding the provision of complementary feeding were collected using interviews with the respondents (maternal samples) with a questionnaire instrument. Assessment of nutritional status was done manually with the anthropometric measurement of weight, body length and determine the age. Results: This study showed that the age of first administration of MP-ASI of 67.5% is not appropriate and 32.5% accordingly. Type granting complementary feeding, amounting to 40.0% local, 60.0% of the manufacturer. Consistency, of 55.0% pulp, 5.0% soft. The frequency and amount, of 67.5% 2 times, 32.5% 3 times. Nutritional status based on index weight/age, 92.5% of normal, less than 5.0%, 2.5% severe malnutrition. Nutritional status based on the index high/age at 95.0% of normal, 5.0% very short, based on the index weight/height, at 72.5% of normal, at 17.5% thin, very thin at 5.0% and fat by 5.0%. Suggestion: It is recommended that health workers provide counseling and demonstrate relevant provision of complementary feeding in children and to monitor the growth of children, especially for those who have problems of nutrition. Keywords: Nutritional Status, Giving complementary feeding PENDAHULUAN Undang-undang No.23 tahun 2004 tentang perlindungan anak menyebutkan bawah Pemerintah wajib memenuhi hak-hak anak, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya serta perlindungan demi kepentingan terbaik anak. Modal besar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Masalah gizi secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Asupan makanan (energi dan protein) dan penyakit infeksi merupakan penyebab langsung 38
2 masalah gizi, sedangkan penyebab tidak langsung adalah tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pola asuh, sosial budaya, ketersedian pangan, pelayanan kesehatan dan foktor lingkungan (Depkes RI, 2007). WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal yaitu memberikan air susu ibu segera kepada bayi dalam waktu 60 menit setelah bayi lahir, memberikan ASI secara eksklusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai bayi berusia 24 bulan atau lebih (DEPKES, 2006). Pemberian MP-ASI yang terlalu dini akan memengaruhi bayi untuk mengonsumsi ASI berkurang sehingga, jumlah ASI yang akan diproduksi juga ikut berkurang dan bayi akan berisiko mengalami gizi kurang. Pemberian MP-ASI harus diberikan pada waktu yang tepat, pemberian ASI terlebih dahulu baru diikuti oleh MP-ASI (Aritonang, 2004). Pemberian MP-ASI terlalu dini pada anak dapat menyebabkan gangguan perencanaan pada bayi seperti diare, konstipasi, muntah, dan alergi. Hal ini lebih sering terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI dan akan berpengaruh pada status gizi bayi tersebut. Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi nasional gizi lebih pada balita sebanyak 4,3%dan hal ini tidak melebihi gizi kurang sehingga peneliti lebih cenderung melihat gizi kurang dan gizi buruk. Disamping gizi lebih sebanyak 17,9% (gizi kurang dan gizi buruk) dan 13,3% yang tergolong kurus,serta 35,6% yang tergolong pendek. Sedangkan di Sulawesi Selatan jumlah balita yang mengalami masalah gizi sebanyak 25,0% balita yang tergolong kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk), sebanyak 12,0% yang kurus dan 38,9% yang pendek (Balitbangkes, 2010). Kabupaten Maros merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki masalah gizi tergolong tinggi yaitu sebanyak 16,8% balita tergolong kekurangan gizi, sebanyak 12,7% tergolong kurus dan sebanyak 27,8% tergolong pendek sehingga hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan (Balitbangkes, 2007). Ibu sangat berperan penting dalam upaya pemberian makanan bergizi untuk anak. Memburuknya gizi anak terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai pemberian MP- ASI kepada anak. Seperti di desa Salenrang banyak ibu memberikan MP-ASI dini kepada bayi karena kurang mendapatkan informasi, di tambah lagi pendidikan yang kurang. Di sisi lain pemberian MP-ASI dini banyak dilakukan oleh ibu-ibu di desa Salenrang kerena kebiasaan yang diterapkan dalam keluarga secara turun-temurun memberiakn MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan, dengan alasan ASI saja tidak cukup untuk memberi rasa kenyang bagi bayi. METODE PENLITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan deskriptif dan rancangan secara potong lintang (cross sectional study) yaitu untuk memperoleh gambaran pemberian MP-ASI dan status gizi bayi umur 7-12 bulan. di Desa Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Populasi yaitu seluruh bayi yang ada di Desa Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Sampel yaitu bayi yang berumur 7-12 bulan sebanyak 40 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data karakteristik responden dan pemberian MP-ASI dikumpulkan dengan cara wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri, menimbang berat badan dan panjang badan anak. Penimbangan berat badan menggunakan dacin dengan ketelitian 0,1 kg dan pengkuran panjang badan menggunakan papan fiksasi dengan ketelitian 0,1 cm. Data sekunder terdiri dari atas gambaran umum wilayah Desa Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Data karakteristik yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner selanjutnya akan diinput dalam master tabel pada komputer dan diolah menggunakan program komputer aplikasi SPSS. Status gizi berat badan menurut umur (BB/U) di hitung menggunakan z-scor berat badan menurut umur, status gizi tinggi badan menurut umur (TB/U) di hitung menggunakan z-scor tinggi badan menurut umur, dan status gizi berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) di hitung menggunakan z-score berdasarkan WHO-ANTRHO Data yang telah diolah dianalisis dengan pendekatan deskriptif, yaitu dengan menghitung distribusi frekuensi sesuai kriteria objektif masing-masing variabel. 39
3 HASIL PENELITIAN Umur Responden Tabel 01 Distribusi Umur Responden Umur Ibu Ayah (tahun) , , , , ,0 Berdasarkan Tabel 01 dapat diketahui bahwa umur ibu pada umumnya tahun sebanyak 37 orang (92,5%) dan umur ayah pada umumnya juga tahun sebanyak 27 orang (67,5%). Pekerjaan Responden Tabel 02 Distribusi Pekerjaan Responden Pekerjaan Ibu Ayah Ibu rumah tangga ,0 0 0 Karyawan swasta 0 0,0 6 15,0 Pedagang 0 0,0 1 2,5 Petani pemilik 0 0,0 1 2,5 Buruh 0 0,0 9 22,5 Nelayan 0 0,0 9 22,5 Sopir/tukang ojek 0 0, , ,0 Berdasarkan Tabel 02 dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu pada umumnya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 40 orang (100,0%) dan pekerjaan ayah pada umumnya sopir/tukang ojek sebanyak 14 orang (35,0%). Pendidikan Responden Tabel 03 Distribusi Pendidikan Responden Pendidikan Ibu Ayah Tidak tamat SD 11 27,5 4 10,0 Tamat SD 10 25,0 7 17,5 Tidak tamat SMP 4 10,0 8 20,0 Tamat SMP 5 12,5 8 20,0 Tidak tamat SMA 1 2,5 4 10,0 Tamat SMA 9 22,5 8 20,0 Perguruan tinggi 0 0,0 1 2, ,0 Berdasarkan Tabel 03 dapat diketahui pendidikan ibu pada umumnya tidak tamat SD sebanyak 11 orang (27,5%) dan pendidikan ayah tidak tamat SD hanya 4 orang (10,0%). Jenis Kelamin Anak Tabel 04 Distribusi Jenis Kelamin Anak Jenis Kelamin Laki-laki 21 52,5 Perempuan 19 47,5 Berdasarkan Tabel 05 dapat diketahui bahwa pada umumnya 19 orang (47.5%) anak berjenis kelamin laki-laki. Makanan/Minuman Saat Ini Tabel 06 Distribusi Makanan/Minuman Anak Saat ini Makanan/Minuman Anak Saat Ini MP-ASI lokal 16 40,0 MP-ASI lokal + ASI 6 15,0 MP-ASI lokal + susu formula 4 10,0 MP-ASI lokal + ASI + susu formula 3 7,5 MP-ASI pabrikan 7 17,5 MP-ASI pabrikan + ASI 2 5,0 MP-ASI pabrikan +s usu formula 2 5,0 Berdasarkan Tabel 06 dapat diketahui bahwa pada umunnya bayi diberikan MP-ASI lokal sebanyak 16 orang (40,0%). Data Umur Pertama Pemberian MP-ASI Umur pertama pemberian MP- ASI Sejak lahir 1 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan Grafik 01 Distribusi Umur Pertama Pemberian MP-ASI Berdasarkan grafik 01 dapat diketahui bahwa yang tertinggi pada umur 6 bulan 40
4 sebanyak 13 orang (32,5%) dan terendah sejak lahir sebanyak 1 orang (2,5%). Kategori Umur Pemberian MP-ASI Tabel 07 Distribusi Kategori Umur Pemberian MP-ASI Kategori Umur Pemberian MP-ASI Sesuai 13 32,5 Tidak sesuai 27 67,5 Berdasarkan Tabel 07 diketahui bahwa umur pemberian MP-ASI pada umumnya tidak sesuai (67,5%). Alasan Memilih Umur Pertama Pemberian MP-ASI Tabel 08 Distribusi Alasan Memilih Umur Pertama Pemberian MP-ASI Alasan Memilih Umur Pertama Pemberian MP-ASI ASI tidak cukup/tidak keluar 15 37,5 Sudah waktunya untuk 8 20,0 diberikan makanan Sesuai dengan ajuran tenaga 6 15,0 kesehatan Anak sudah mau makan 9 22,5 Ikut tetangga 1 2,5 Ibu sibuk bekerja 1 2,5 Berdasarkan Tabel 08 mengenai data alasan memilih umur pertama pemberian MP- ASI dapat diketahui pada umumnyakarena ASI tidak cukup/tidak keluar sebanyak 15 orang (37,5%). Jenis MP-ASI Yang Tabel 09 Distribusi Jenis MP-ASI yang Jenis MP-ASI yang Pertama MP-ASI local 16 40,0 MP-ASI pabrikan 24 60,0 diketahui pada umumnmya MP-ASI pabrikan sebanyak 24 orang (60,0%). Alasan Memilih Jenis MP-ASI Yang Pertama Tabel 10 Distribusi Alasan MemilihJenis MP-ASI yang Alasan Memilih Jenis MP-ASI Yang Mudah didapatkan dan 17 42,5 gampang membuatnya Lebih suka 4 10,0 Lebih terjamin gizinya,lebih 5 12,5 bersih dan sehat Takut anak kurang nafsu 1 2,5 makan Cocok untuk anak 7 17,5 bayi belum ada gigi dan cocok 2 5,0 untuk pencernaan bayi Suka melihat iklan di TV 1 2,5 Sudah menjadi kebiasaan 2 5,0 dalam keluarga Bisa dibuat sendiri dirumah 1 2,5 dan murah Berdasarkan Tabel 10 mengenai data alasan memilih jenis MP-ASI yang pertama diberikan dapat diketahui pada umumnya karena mudah didaptkand an gampang membuatnya untuk anak sebanyak 17 orang (42,5%). Jenis MP-ASI Lokal yang Tabel 11 Distribusi Jenis MP-ASI Lokal yang Jenis MP-ASI Yang Lokal Bubur/tepung beras 11 27,5 Buah pisang/buah lainnya 5 12,5 Total 16 40,0 Berdasarkan Tabel 11 mengenai data jenis MP-ASI lokal yang pertama diberikan dapat diketahui pada umumnya bubur/tepung beras sebanyak 11 orang (27,5%). Berdasarkan Tabel 09 mengenai data jenis MP-ASI yang pertama diberikan dapat 41
5 Jenis MP-ASI Pabrikan yang Pertama Tabel 12 Distribusi Jenis MP-ASI Pabrikan yang Jenis MP-ASI Yang Pabrikan Susu bubuk 1 2,5 Biskuit 9 22,5 Bubur tepung pabrikan 14 35,0 Total 24 60,0 Berdasarkan Tabel 12 mengenai data jenis MP-ASI pabrikan yang pertama diberikan dapat diketahui yang tertinggi bubur tepung pabrikan sebanyak 14 orang (35,0%) dan terendah susu bubuk sebanyak 1 orang (2,5%). Jenis MP-ASI yang Saat Ini Tabel 13 Distribusi Jenis MP-ASI Yang Saat Ini Jenis MP-ASI Yang Saat Ini Bubur dari tepung beras 2 5,0 Nasi 14 35,0 Buah pisang/buah lainnya 1 2,5 Bubur dari pabrik 11 27,5 Bubur tim 5 12,5 Bubur nasi 1 2,5 Biskuit dan susu formula 1 2,5 Bubur saring 5 12,5 Berdasarkan Tabel 13 mengenai data jenis MP-ASI yang diberikan saat ini dapat diketahui pada umumnyamakanan keluarga sebanyak 14 orang (35,0%). Konsistensi MP-ASI yang Pertama Tabel 14 Distribusi Konsistensi MP-ASI yang Konsistensi MP-ASI Yang Cair 16 40,0 Lumat 22 55,0 Lembik 2 5,0 Berdasarkan Tabel 14 mengenai data konsistensi MP-ASI yang pertama kali dapatdiketahui tertinggi konsistensi lumat sebanyak 22 orang (55,0%) dan terendah lembik sebanyak 2 orang (5,0%). Alasan Memilih Konsistensi MP-ASI yang Tabel 15 Distribusi Alasan Memilih Konsistensi MP-ASI Yang Alasan Memilih Konsistensi MP-ASI Yang Pertama Sesuai dengan lambung 15 37,5 anak Anak belum ada gigi 3 7,5 Agar mudah tertelan 15 37,5 Jika cair anak mual 2 5,0 Mudah dicerna anak 2 5,0 Bagus untuk anak 1 2,5 Ikut tetangga 1 2,5 Agar anak tidak cepat lapar 1 2,5 Berdasarkan Tabel 15 mengenai data alasan memilih konsistensi MP-ASI yang pertama kali diberikan dapat diketahui pada umumnya agar mudah tertelan dan agar mudah ditelan masing-masing sebanyak 15 orang (37.5%). Konsistensi MP-ASI yang Saat Ini Tabel 16 Distribusi Konsistensi MP-ASI yang Saat IniDi Desa Salenrang Konsistensi MP-ASI Yang Saat Ini Cair 2 5,0 Lumat 22 55,0 Lembik 7 17,5 Makanan keluarga 9 22,5 Berdasarkan Tabel 16 mengenai data konsistensi MP-ASI yang diberikan saat ini dapat diketahui yang tertinggi lumat sebanyak 22 orang (55,0%) dan terendah cair sebanyak 2 orang (5,0%). 42
6 Frekuensi MP-ASI yang Tabel 17 Distribusi Frekuensi MP-ASI yang Pertama Di Desa Salenrang Frekuensi MP-ASI Yang 2 kali 27 67,5 3 kali 13 32,5 Berdasarkan Tabel 17 mengenai data frekuensi MP-ASI yang pertama diberikan dapat diketahui pada umumnya 2 kali sebanyak 27 orang (67,5). Alasan Memilih Frekuensi MP-ASI yang Tabel 18 Distribusi Alasan Memilih Frekuensi MP-ASI yang Alasan Memilih Frekuensi MP- ASI Yang Sesuai dengan jadwal makan 4 10,0 keluarga Anak cepat lapar 6 15,0 Takut anak terlalu kenyang 4 10,0 Hanya membantu pemberian 2 5,0 ASI Sesuai dengan anjuran buku 1 2,5 KIA Cukup memenuhi kebutuhan 7 17,5 anak Anak sudah mau makan 1 2,5 Anak masih diberikan susu formula 4 10,0 Anak baru belajar untuk 8 20,0 makan Agar anak tidak cepat lapar 3 7,5 Berdasarkan Tabel 18 mengenai data alasan memilihh frekuensi MP-ASI yang pertama diberikan dapat diketahui pada umumnya anak baru belajar untuk makan sebanyak 8 orang (20,0%). Frekuensi MP-ASI yang Saat Ini Tabel 19 Distribusi Frekuensi MP-ASI yang Saat Ini Frekuensi MP-ASI Yang Saat Ini 2 kali 7 17,5 3 kali 32 80,0 4 kali 1 2,5 Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa frekuensi MP-ASI saat ini sebanyak 3 kali/hari (80.0%). Status Gizi Anak Status Gizi Berat Badan Menurut Umur Tabel 20 Distribusi Statsus Gizi Berat Badan Munurut Umur Status Gizi BB/U Gizi buruk 1 2,5 Gizi kurang 2 5,0 Gizi baik 37 92,5 Berdasarkan Tabel 20 mengenai data status gizi berat badan menurut umur pada umumnya status gizi baik sebanyak 37 orang (92,5%). Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur Tabel 21 Distribusi Statsus Gizi Panjang Badan Munurut Umur Status Gizi PB/U Sangat pendek 2 5,0 Normal 38 95,0 Berdasarkan Tabel 23 mengenai data status gizi panjang badan menurut umur pada umumnya normal sebanyak 38 orang (95,0%). 43
7 Status Gizi Berat Badan Menurut Panjang Badan Tabel 22 Distribusi Statsus Gizi Berat Badan Munurut Panjang Badan Status Gizi BB/PB Sangat kurus 2 5,0 Kurus 7 17,5 Normal 29 72,5 Gemuk 2 5,0 Berdasarkan Tabel 22 mengenai data status gizi BB/PB pada umunya normal sebanyak 29 orang (72,5%). PEMBAHASAN MP-ASI adalah pemberian makanan lain selain ASI sebagai makanan pendamping ASI yang diberikan kepada anak usia 6 sampai 24 bulan. MP-ASI yang baik dan tepat adalah MP-ASI yang dapat memenuhi kebutuhan gizi sehingga anak bisa tumbuh secara optimal dan diberikan secara bertahap sesuai dengan usia balita, mulai dari jenis lumat, lembik sampai diberikan makanan keluarga (Direktorat Bina Gizi, 2010). Hasil penelitian umur pertama pemberian MP-ASI dikategorikan menjadi 2 bagian sesuai dengan tidak sesuai, dan sebagian besar ibu memberikan MP-ASI tidak sesuai dengan umur pertama pemberian MP- ASI yaitu pada saat bayi telah berumur 6 bulan sebanyak 27 orang (67,5%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Esti Pelengka (2012) menyatakan umur pertama pemberian MP-ASI tidak sesuai dengan umur pertama pemberian MP-ASI sebanyak 9 orang (50,0%) dari 18 jumlah sampel. Jenis MP-ASI adalah berbagai bentuk makanan / minuman dan jenis bahan makanan yang diberikan sebagai MP-ASI yang merupakan pilihan ibu.secara umum terdapat dua jenis MP-ASI yaitu pertama MP-ASI pabrikan yang tersedia di toko-toko atau swalayan dalam bentuk kering atau mentah yang siap dipasarkan dan merupakan produk hasil teknologi yang sudah mengalami penambahan zat gizi mikro atau bahkan penambahan gula dan garam. Kedua MP-ASI lokal yang diolah sendiri oleh orang tua atau pengasuh anak dan diperoleh dari bahan pangan alami yang ada di daerah setempat dan lebih bagus untuk diberikan pada anak (Direktorat Bina Gizi, 2010). Hasil penelitian jenis MP-ASI yang pertama diberikan dapat diketahui pada umumnmya MP-ASI pabrikan sebanyak 24 orang (60,0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang diilakukan oleh Jayanti Giringan (2012) jenis pertama MP-ASI yang diberikan MP-ASI pabrikan sebanyak 8 orang (44,4%) dari 18 jumlah sampel. Hal ini disebabkan karena ibu merasa MP-ASI pabrikan lebih mudah dibuatkan untuk bayi. Hasil penelitian jenis MP-ASI yang diberikan saat ini dapat diketahui pada umumnya makanan keluarga sebanyak 14 orang (35,0%). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Esti Pelengka (2012) menyatakan judul jenis MP-ASI yang diberikan saat ini kepada bayi adalah makan keluarga sebanyak 27 orang (90,0%) dari 30 sampel. Konsistensi atau bentuk MP-ASI yang diberikan pada anak terdiri atas tiga kelompok umur yaitu pertama MP-ASI dalam bentuk lumat diberikan pada anak umur 6-8 bulan dan semua bahan makanan yang digunakan untuk membuat MP-ASI ini dihaluskan. Kedua MP- ASI dalam bentuk lembik diberikan pada anak umur 9-11 bulan dan semua bahan makanan yang digunakan untuk membuat MP-ASI ini dicincang. Ketiga MP-ASI dalam bentuk makanan keluarga yang diberikan pada anak umur bulan (Direktorat Bina Gizi, 2010). Hasil penelitian konsistensi MP-ASI yang pertama kali dapat diketahui pada umumnya konsistensi lumat sebanyak 22 orang (55,0%).Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jayanti Giringan (2012) konsistensi pertama pemberian MP-ASI bentuk lumat sebanyak 10 orang (55,5%) dari 18 jumlah sampel. Hal ini disebabkan karena banyak ibu yang memberikan MP-ASI pabrikan (bubur sun) kepada anak. Hasil penelitian konsistensi MP-ASI yang diberikan saat ini dapat diketahui yang tertinggi bentuk lumat sebanyak 22 orang (55,0%). Penelitian ini sejalan dengan Esti Pelengka (2012) konsistensi MP-ASI yang diberikan saat ini bentuk lumat sebanyak 18 orang (60%). Pemberian Makanan Pendamping ASI yang tepat biasanya 3 kali sehari karena frekuensi pemberian yang berlebihan atau diberikan lebih dari 3 kali sehari kemungkinan dapat mengakibatkan daire pada anak (Depkes RI, 2007). 44
8 MP-ASI dalam bentuk lumat diberikan 2-3 kali sehari sebanyak2-3 sdm secara bertahap, MP-ASI dalam bentuk lembik diberikan 3-4 kali sehari sebanyak ½ gelas/mangkuk/125 cc dan MP-ASI dalam bentuk makanan keluarga diberikan 3-4 kali sehari sebanyak ¾ gelas atau 200 cc (Direktorat Bina Gizi, 2010). Hasil penelitian frekuensi MP-ASI yang pertama diberikan dapat diketahui pada umumnya 2 kali sebanyak 27 orang (67,5%). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jayanti Giringan (2012) menyatakan frekuensi MP-ASI yang pertama 2 kali sebanyak 10 orang (55,5%) dari 18 jumlah sampel. Hasil penelitian frekuensi MP-ASI yang diberikan dapat diketahui saat ini 3 kali sebanyak 32 orang (80,0%) penelitian ini sejalan dengan Esti Pelengka (2012) menyatakan frekuensi MP-ASI yang diberikan saat ini 3 kali sebanyak 27 orang (90,0%) dari 30 sampel. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi dan penggunaan zatzat gizi yang dipengaruhi oleh aspek pola makan dan aspek sosial budaya seperti lingkungan, agama dan pendidikan (Almatsier, 2001). Hasil penelitian status gizi berat badan menurut umur pada umumnya status gizi baik sebanyak 37 orang (92,5%) dibandingkan dengan hasil penelitian Jayanti Giringan (2012) menyatakan status gizi baik berdasarkan BB/U sebanyak 13 orang (72,2%) dari 18 jumlah sampel. Hasil penelitian status gizi panjang badan menurut umur pada umumnya normal sebanyak 38 orang (95,0%). Penelitian ini sejalan dengan Esti Pelengka (2012) dengan menyatakan status gizi normal berdasarkan panjang badan menurut umur sebanyak 27 orang (90,0%) dari 30 sampel. Hasil penelitian status gizi berat badan menurut panjang badan yang tertinggi normal sebanyak 29 orang (72,5%) hasil penelitian ini sejalan Esti Pelengka (2012) menyatakan status gizi normal berdasarkan panjang badan menurut umur sebanyak 20 orang (66,6%) dari 30 sampel. KESIMPULAN 1. Umur perberian MP-ASI yang pertama diberikan ibu sebanyak 27 orang (67,5%) tidak sesuai dengan umur pertama pemberian MP-ASI yang dianjurkan. 2. Status gizi bayi 7-12 bulan dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dengan status gizi baik yaitu sebanyak 37 orang (92,5%). Status gizi panjang badan menurut umur (PB/U) baik/normal sebanyak 38 orang (95,0%) dan untuk status gizi berat badan menurut panjang badan (BB/PB) status normal sebanyak 29 (72,5%). SARAN 1. Bagi ahli gizi yang ada di Kecamatan Bontoa sebaiknya datang ke setiap dusun yang mengadakan posyandu dan melakukan konseling atau penyuluhan seperti konseling menyusui dan pemberian MP-ASI sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat meningkat. 2. Bagi tenaga kesehatan yang ada di wilayah Salenrang agar mendukung ibu untuk memberikan ASI Eksklusif dan MP-ASI lokal bagi anaknya tepat waktu. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Albar. (2004). Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Bagian Ilmu Kesehatan Anak; Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar Arianti Arifin Gambaran Pengetahuan Ibu Dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dan Status Gizi Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Bowong Cindea Kabupaten Pangkep. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Maksaar Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta; buku kedokteran EG Aritonang Irianton Kebiasaan Makan dan Gizi Seimbang. Yogyakarta Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan Laporan Nasional Riset kesehatan dasar tahun Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Balitbangkes.(2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia Balitbangkes.(2010). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia Depkes RI Permasalahan dalam Pemberian Makanan Bayi dan Anak Umur 0 24 bulan.. Depkes RI Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta; 45
9 Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. (2010). Pelatihan Konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Makassar; Direktorat Bina Gizi Masyarakat Esti Pelengka, Hubungan Pemberian MP-ASI Dengan Status Gizi Baduta Usia 6-24 Di Desa Marinding Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Makassar Fany L, Amir A, Dewi T Gizi Dalam Daur Kehidupan. Makassar. Politeknik Kesehatan Makassar. Gizimu.Wordpress.Com/2011/10/22/Pedoman- Pemberian-MP-ASI/(Diakses, 17 Juli 2014) Irianto K dan Waluyo K. (2004). Gizi dan Pola Hidup Sehat, cetakan pertama. Bandung; Yrama Widya Jayanti Studi Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi 0-6 bulan Dan Status Gizi Di Kelurahan Botang Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Makassar Suhardjo. (2009). Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Bogor; Penerbit Kanisius Supariasa, dkk, Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. 46
PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN TAROADA KABUPATEN MAROS
PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN TAROADA KABUPATEN MAROS Asmarudin Pakhri 1, Fahrizal R. Pangestu 2, Salmiah
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR Lydia Fanny, Sirajuddin Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciAbstract. : Time Provision of MP-ASI, energy intake, nutritional status.
GAMBARAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI RW 01 KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR 1 Thresia Dewi KB., 1 Hj.Fatmawaty Suaib 2 Ferianti
Lebih terperinciPENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN
Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi, Januari Juni PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA -4 BULAN Asmarudin Pakhri ), Lydia Fanny ), St. Faridah ) ) Jurusan Gizi Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan dengan
Lebih terperinciGAMBARAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI DESA BONTO BUNGA KABUPATEN MAROS
Media Gizi Pangan, Vol. XIX, Edisi, 0 GAMBARAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA - BULAN DI DESA BONTO BUNGA KABUPATEN MAROS Asmarudin Pakhri, Retno Sri Lestari, Fatmawaty
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup manusia dimulai sedini mungkin sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah
Lebih terperinciImmawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif
PENGARUH LAMA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOJATI KECAMATAN METRO BARAT Immawati Akper Dharma Wacana Metro ABSTRACT Background: Infant mortality rate
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS
HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS Hendrayati 1, Nadimin 1, Sirajuddin 1 Siti Uswatun Hasanah 2 1 Jurusan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BAYI 6-12 BULAN DI PUSKESMAS TUMINTING Tudus Gabriella Estrelita*, Shirley Kawengian*,Nova Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinciYelli Yani Rusyani 1 INTISARI
HUBUNGAN ANTARA WAKTU PENYAPIHAN, POLA PEMBERIAN MAKAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-60 BULAN DI DESA GARI, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012 Yelli
Lebih terperinciINFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :
HUBUNGAN ANTARA KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA REPAKING KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI Anik Kurniawati Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta E-mail: kurniawati_anik@yahoo.co.id
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J
ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Christy Tampi*, Nancy S.H Malonda*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciGAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009
GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009 Nadimin1) 1) Department of Nutritional Health Polytechnic
Lebih terperinciSecara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.
ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dimana dinamika korelasi antara faktor faktor resiko dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI DESA BONTO MARANNU
HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI DESA BONTO MARANNU Syerlia Darman, Lydia Fanny 2, Hj. Fatmawaty Suaib 2, Nadimin 2 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciHubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)
Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia 36 48 Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban) Relationship Between The Type And Frequency Of Eating
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN DAN MP- DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta) Atikah*, R. Djoko Nugroho**,Siti Fatimah P** * ) Mahasiswa Peminatan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010 Sri Syatriani 1) 1) Dosen STIK Makassar ABSTRACT Background: Nutritional status of infants is influenced by many
Lebih terperinciMona Sylvia J. Manullang¹, Albiner Siagian², Arifin Siregar²
GAMBARAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI BADUTA (BAYI 6-24 BULAN) YANG TELAH MENDAPATKAN MAKANAN TAMBAHAN TABURIA DI KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2012 Mona Sylvia J. Manullang¹,
Lebih terperinciHubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun
ARTIKEL PENELITIAN Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun The Correlation Giving Complementary Feeding Frequence with Children
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin
Lebih terperinciFREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA
FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA Siti Nur Rochimiwati 1, Aswita Amir 1, Ramlan Asbar 1, Riana Arfani Toro 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni, Jurusan Gizi,
Lebih terperinciKORELASI PERILAKU KADARZI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA TAHUN 2014
p-issn 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2015, 6(3):195-201 e-issn 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2015.6.3.195-201 Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
Jurnal e-biomedik (ebm), Volume, Nomor 2, Mei-Agustus 205 HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Maya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.
50 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 013 Hubungan Pengetahuan Ibu Els Ivi Kulas HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN USIA IBU DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PESAN-PESAN GIZI (PEMBERIAN MP-ASI) DI BUKU KIA DI DESA BULUSULUR KABUPATEN WONOGIRI Disusun Oleh : SRI REJEKI J 300 090 022
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Manjilala 1, Donna Inrivianthy 2, Fatmawaty Suaib 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru
Lebih terperinciPERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA
PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA Siti Handayani ¹, Sri Yatmihatun ², Hartono ³ Kementerian Kesehatan Politeknik
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG
HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG The Association Beetween Energy and Protein Intake with Nutritional Status of Under Five Children in Tamamaung Village
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR Mustamin 1, Abdullah Tamrin 1, Putri Anggraeny 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes,
Lebih terperinciSANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : 1978-8843 (PRINT) Vol. 09 No. 01, 2018 : 1-5 THE ROLE OF INTAKE OF ENERGY, PROTEIN AND PARENTING WITH NUTRITION STATUS OF AGE 12-24 MONTHS IN SOUTHERN
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM: 1212020028 Subject Pemberian makan, Status gizi, Balita Description
Lebih terperinciABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes
ABSTRAK PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI BAYI MENURUT ANTROPOMETRI KURVA STANDAR PERTUMBUHAN WHO DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2016 Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace
Lebih terperinciABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN
SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN ABSTRAK HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN (FOOD SECURITY) DENGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN
Lebih terperinciCatur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2, Juni 2017 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP BERAT BADAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS CLUWAK KABUPATEN PATI Catur Saptaning Wilujeng*,
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN
JURNAL KESEHATAN TERPADU () : 25-29 ISSN : 2549-8479 TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN *Ni Putu Eny Sulistyadewi (), dan Dylla Hanggaeni
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi dan ditentukan dari tingkat kesehatan masyarakatnya di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut ditentukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebab yang menonjol
Lebih terperinciJURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin
Lebih terperinciMETODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11
METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO ANITA ROSADI NIM.
HUBUNGAN POLA MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO ANITA ROSADI NIM. 11002140 Subject: Pola Makan, Balita, Status Gizi Description
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa bayi antara usia 6 24 bulan merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itu, masa ini merupakan kesempatan yang baik bagi orang tua untuk
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian, Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang Bekasi. Penelitian dilakukan pada bulan Agustusi 2012. Desain penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciNASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN
Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Saya Meiti Mahar Resy sebagai mahasiswi Universitas Esa Unggul akan melakukan penelitian Skripsi di RW 03 Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang Banten.
Lebih terperinciPANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI
PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014 1 Risa K. F. Sahalessy 2 Nova H. Kapantow 2 Nelly Mayulu 1 Kandidat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita masih menjadi masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara langsung disebabkan oleh asupan
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Pesyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciPOLA ASUH GIZI DAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA KERJA PUSKESMAS SIRAIT KECAMATAN NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2013
POLA ASUH GIZI DAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA KERJA PUSKESMAS SIRAIT KECAMATAN NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2013 (Nutritional Caring Pattern and Nutritional of 6 up to 12 Months
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersedian sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh, mental
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciGAMBARAN STATUS IMUNISASI, PENYAKIT INFEKSI, ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA SALENRANG
GAMBARAN STATUS IMUNISASI, PENYAKIT INFEKSI, ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 12 24 BULAN DI DESA SALENRANG Vera Arlinda 1, Sitti Sahariah Rowa 2, Hendrayati 2, Hj. Fatmawaty Suaib 2 1 Alumni
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciSTUNTING DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR
STUNTING DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Siti Nur Rochimiwati 1, Zakaria 1, Sitti Sahariah Rowa 1,Ipha Aprilia 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni, Jurusan Gizi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
Lebih terperinciDWI SULISTYORINI J
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Disusun
Lebih terperinciGAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI IBU NIFAS DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI IBU NIFAS DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR Lydia Fanny, Sirajuddin Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar Abstract Background:
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinciGAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
40 GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA Intan Nugroho 1, Budi Rahayu 1 1 Stikes Jen. A.Yani
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN
HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN Ahmad Faridi dan Rezanov Sagita Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciPROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG
PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG Dwi Novrianda Fakultas Keperawatan Universitas Andalas e-mail: dwinov_82@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang balita. Balita pendek memiliki dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlahnya. Untuk bayi 0-
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bayi memerlukan zat gizi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sejak masa janin berusia 4 bulan, lahir sampai berumur satu tahun (periode
Lebih terperinciKata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.
HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN PEMBERIAN EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Ridzka Cristina* Nova H. Kapantow, Nancy
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN
BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Status Gizi Pendidikan ibu Pekerjaan ibu Pendapatan keluarga Jumlah anggota keluarga Langsung Tidak Langsung Biokimia Klinis Antropometri
Lebih terperinciKEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain
KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU Zulkarnain STIKes Bhakti Husada Bengkulu Jl.Kinibalu 8 Kebun Tebeng BengkuluTelp (0736)23422 email : stikesbh03@gmail.com ABSTRACT Nutritional
Lebih terperinciPEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi
Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA
94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat
Lebih terperinciKarya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh:
HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai
Lebih terperinciMaria Kareri Hara. Abstract
PERILAKU ASUPAN NUTRISI BALITA BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN STATUS GIZI DARI BALITA KURANG GIZI YANG MENDAPAT PROGRAM PMT-P, PUSKESMAS KAWANGU SUMBA TIMUR Maria Kareri Hara Abstract Ekstra feeding for
Lebih terperinciSTATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO
STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO Agustian Ipa 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Background : Physical growth and maturation
Lebih terperinciMETODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2
17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat yang optimal. Sasaran yang akan dicapai, meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh, mental kuat dan
Lebih terperinciABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DI KELURAHAN MALEBER KOTA BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2011 JANUARI 2012 Annisa Denada Rochman, 2012. Pembimbing I : Dani
Lebih terperinciKata Kunci : Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Stunting, Anak Usia Bulan
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUWUK KECAMATAN LUWUK SELATAN KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH. Johan Pengan*,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan masalah gizi di Indonesia saat ini semakin kompleks. Masalah gizi yang sedang dihadapi Indonesia adalah masalah gizi ganda yaitu keadaan balita yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²
31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional study), dengan cara mengukur variabel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013 Citra Kusuma Wenry RL, 2014. Pembimbing : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAANAN BARU KECAMATAN MOTOLING BARAT Indri Tewu*, Maureen I. Punuh*,Rudolf B. Purba* *Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas
Lebih terperinciPERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT
PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT Oleh : Rahayu Setyaningsih 1 Tri Susilowati 2 Abstract Background.
Lebih terperinciTHE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK
THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS 013 1 Rini Rupida, Indriani 3 ABSTRACK Background : one of the important elements of health is
Lebih terperinciGAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.
GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 060870 MEDAN SKRIPSI Oleh ANGGI RARA NIM. 121021024 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Lebih terperinciSURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA
SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA Oleh: Triana Widiastuti 1, Luluk Hidayah 2, dan, Umu Lathifah 3 Dosen Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara, Jl.
Lebih terperinci